4.Panel10 Chriswardani JKN 2016

JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL
DI RUMAH SAKIT TAHUN
2015
(STUDI KASUS DI RSUD KOTA
SEMARANG)

D I S A J I K A N PA D A KO N G R E S I N A H E A K E T I G A
Y O G YA K A R TA , 2 9 – 3 0 J U L I 2 0 1 6
C H R I S WA R D A N I
FKM

S

U N I V. D I P O N E G O R O

PENDAHULUAN
Mulai 1 Januari 2014 Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) diberlakukan di Indonesia yang ditandai
dengan operasionalisasi BPJS Kesehatan.
Tujuan JKN antara lain meningkatkan akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Utilisasi pelayanan yaitu kunjungan rawat jalan di
FKTP meningkat pesat dan BOR rumah sakit
juga meningkat.
Pada tahun kedua masih ditemui banyak masalah
implementasi JKN.
Dari berbagai diskusi seminar dan hasil penelitian
disimpulkan bahwa rumah sakit mempunyai
permasalahan yang cukup berat dan kompleks.

TUJUAN PENELITIAN
Mendeskripsikan permasalahan terkait
implementasi JKN di RSUD Kota
Semarang yang ditelaah dari :
- Aspek kepesertaan.
- Keuangan
- Pelayanan kesehatan
- Kelembagaan/ organisasi
dari hubungan kerjasama antara BPJS
Kesehatan dan RSUD Kota Semarang.


METODE PENELITIAN
Penelitian observasional dengan metode
kualitatif.
Variabel penelitian: kepesertaan, keuangan,
pelayanan kesehatan dan kelembagaan/
organisasi.
Informan utama : Direktur dan Kabid Pelayanan
RSUD Kota Semarang serta Kabid Pelayanan
BPJS Kesehatan KC Semarang.
Informan triangulasi : 10 orang pasien BPJS.
Data yang terkumpul diolah dengan metode
content analysis yang selanjutnya disajikan
secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN :
RSUD Kota Semarang adalah rumah sakit milik Pemkot
Semarang dengan tipe B, mempunyai 233 TT dan BOR
72,5%.Sekitar 76%- 8% pasien BPJS Kesehatan.
Pada tahun 2013 dibangun Gedung Irna klas III sebanyak

33 tempat tidur dalam ruang ber AC
Tahun 2015 dibangun lagi 4 kamar VIP.
Peningkatan kapasitas ruang ICU dan penambahan 2
kamar OK, tahun 2015 direncanakan akan ditambah 2
kamar OK lagi
RSUD merekrut dokter spesialis dan perawat baru,
termasuk menyekolahkan dokter umum tetap menjadi
spesialis obsgyn, penyakit dalam, anestesi, bedah saraf,
radiologi dan patologi anatomi serta mengaktifkan
kembali seorang dokter bedah digestif yang sudah
pensiun,

HASIL PENELITIAN :
Dana BLUD tahun 2015 sebesar Rp.4,5 milyar
sebagian dialokasikan untuk renovasi gedung
pelayanan paru dan jantung yang sebelumnya
mangkrak.
RSUD Kota Semarang menerima “limpahan” pasien
dari RSUP dr. kariadi terutama kasus paru,
jantung dan kanker.

Pada tahun 2015 SEP sudah mulai lancar dan atrian
sudah sangat berkurang.
Pasien BPJS yang non PBI banyak mengajukan naik
kelas karena selisih biaya yang harus dibayar
pasien tidak terlalu banyak. Karena itu bangsal
klas I dan VIP selalu penuh dan antri.

1. ASPEK KEPESERTAAN :
a). Sosialiasi ttg JKN dari BPJS Kesehatan kpd
peserta masih sangat kurang.
b). Jumlah kunjungan pasien meningkat pesat
baik rawat jalan maupun rawat inap.
b). Masyarakat cenderung tidak mengikuti
rujukan dari FKTP,
c). Rumah sakit terpaksa menanggung
pembiayaan bayi keluarga miskin yang baru
lahir atau pasien miskin yang belum satu
bulan terdaftar
(awal than 2016 bayi neonatus sudah dijamin
oleh BPJS Kesehatan).


2. ASPEK KEUANGAN
a). Pembayaran klaim BPJS sering terlambat
tetapi sejak awal 2015 relatif lancar.
b). Sebagian tarif INA CBG lebih rendah daripada
biaya riil terutama pada penyakit dengan
tindakan (terutama bedah).
c). Ketidaksinkronan penilaian verifikator, BPJS
Kesehatan dan tenaga medis sehingga
memancing perdebatan dan memperlambat
proses klaim.
d). jasa pelayanan kepada staf medis dan
perawat sesuai peraturan walikota yg sudah
cukup tinggi,

3. ASPEK PELAYANAN KESEHATAN:
a). Terjadi peningkatan jumlah kunjungan baik
rawat jalan maupun rawat inap membuat beban
kerja meningkat
b). Peningkatan pasien klas I padahal tempat tidur

klas III sudah ditambah.
c). Rujukan dari FKTP cukup besar sehingga
meningkatkan antrian pasien.
d). Ketidakpuasan terhadap jasa pelayanan
sebagian SDM khususnya tenaga medis,
e). Masyarakat belum paham peraturan sistem
rujukan.
f). Clinical Pathway (CP) secara bertahap telah
disusun.

4. ASPEK KELEMBAGAAN/ ORGANISASI
a). Sosialisasi JKN oleh BPJS kesehatan kepada
masyarakat dirasakan sangat kurang,
b). Peraturan-peraturan BPJS Kesehatan seringkali
berubah dan sosialisasinya sering terlambat
c). Peraturan Walikota Semarang terkait pemberian
jasa pelayanan SDM rumah sakit perlu ditinjau lagi,
d). Komunikasi dan koordinasi dgn BPJS Kesehatan
sudah berjalan tetapi masih hrs ditingkatkan untuk
solusi masalahnya.

e). Jamkesmaskot Semarang masih diperlukan
keberadannya untuk SKTM dan maskin belum
dijamin dua Jaminan tsb,

SARAN
1).Meningkatkan sosialisasi dan edukasi pada
masyarakat terkait BPJS Kesehatan,
2).Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan
rumah sakit untuk memecahkan masalah
bersama,
3).Daftar obat yang bisa diresepkan agar ditambah,
4).Utilization review dilakukan secara rutin,
5). INA CBG direvisi dan dilakukan penyesuaian
agar rumah sakit tak banyak dirugikan,
6). Penyempurnaan sistem on line billing,
7). Bayi neonatus agar dicakup dalam jaminan
kesehatan (per awal 2016 sudah dicakup oleh
BPJS Kesehatan)

SARAN

8).Meningkatkan peran Tim JKN di rumah sakit,
9). Meningkatkan kepuasan peserta BPJS dengan
tidak membedakan pasien BPJS dan pasien
umum
10), mengusulkan perubahan peraturan walikota
terkait jasa pelayanan SDM rumah sakit.
11). Peran Jamkesmaskot Semarang masih
diperlukan untuk pasien miskin yang blm
terdaftar di dua jaminan ini termasuk pasien
dgn SKTM.
 

R
E
T

A
IM

H

I
S
KA