Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Transmisi DWDM Pada Jaringan SDH (Studi Kasus : Penerapan Sistem DWDM dan SDH pada Jaringan Transmisi PT. XL Axiata tbk.)

SISTEM TRANSMISI DWDM PADA JARINGAN SDH
(Studi Kasus : Penerapan Sistem DWDM dan SDH pada
Jaringan Transmisi PT. XL Axiata tbk.)

Oleh :
Medi Kartika Putri
NIM : 612005020

Tugas Akhir
Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh
Ijasah sarjana Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2012

SISTEM TRANSMISI DWDM PADA JARINGAN SDH
(Studi Kasus : Penerapan Sistem DWDM dan SDH pada
Jaringan Transmisi PT. XL Axiata tbk.)


Oleh :
Medi Kartika Putri
NIM : 612005020
Skripsi ini telah diterima dan disahkan
sebagai salah satu syarat guna mencapai
SARJANA TEKNIK
dalam
Konsentrasi Teknik Telekomunikasi

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA

Disahkan oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II


Ir. Budihardja Murtianta, M.Eng

Hartanto Kusuma Wardana, M.T

Tanggal :

Tanggal :

ii

INTISARI

Kebutuhan akan layanan informasi saat ini meningkat cepat, dengan berbagai
tipe layanan yang beragam seperti voice, data, dan video. Hal itu mengakibatkan
munculnya permintaan pasar yang menuntut penyedia layanan telekomunikasi untuk
meningkatkan kapasitas dan kualitas dalam sistem transmisinya. Untuk dapat
memenuhi permintaan layanan tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem transmisi
dengan media yang memiliki kapasitas dan kualitas yang tinggi seperti serat optik.
Dalam studi pustaka ini dijelaskan sistem transmisi serat optik dengan menggunakan

Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) pada Synchronous Digital
Hierarchy (SDH) serta perhitungan power budget-nya dalam jaringan transmisi PT.
XL AXIATA Tbk.
Power budget (anggaran daya) digunakan untuk menghitung banyaknya rugirugi (loss) pada jalur transmisi serta untuk mempertahankan daya sinyal optik yang
diterima receiver agar lebih besar dari sensitivitas receiver tersebut. Perhitungan dan
analisis power budget ini sangat diperlukan dalam penerapan sistem tranmisi agar
dapat diperkirakan perlu atau tidaknya suatu penguat dalam suatu sistem komunikasi
serat optik.
Berdasarkan studi kasus pada jaringan transmisi PT. XL AXIATA Tbk.
didapat jarak transmisi maksimum antar sublink dengan memperhitungkan jumlah
sambungan, jumlah konektor dan loss margin dari sistem, adalah sebesar 131 km.
Pada jaringan transmisi serat optik Jakarta – Semarang – Surabaya diperlukan
pemasangan 2 buah penguat dikarenakan ada 2 buah sublink yang memiliki jarak
antar sublink lebih dari 131 km yaitu Purwakarta – Cirebon (160 km) dan Purwodadi
– Surabaya (245 km). Berdasarkan hasil perhitungan, penguat optik akan diletakkan
di kota Haurgelis yang berjarak sejauh 75 km dari kota Purwakarta, dan di kota
Bojonegoro, yang berjarak 115 rm dari Kota Purwodadi.

iii 
 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmatNya yang tidak pernah berkesudahan dalam kehidupan penulis, khususnya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi
ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak baik langsung maupun
tidak langsung, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1.

Ir. Budihardja Murtianta, M.Eng dan Hartanto Kusuma Wardana, M.T selaku
dosen pembimbing yang telah mengajar dan memberi banyak ilmu pada penulis
serta telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing penulis,
bahkan memberi dukungan dalam pengerjaan skripsi penulis.

2.

Bp. Handoko selaku dekan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro dan
Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.


3.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang
tercinta, Ayahanda Djati Eko Wibowo (alm) dan Ibunda Eko Sutarti yang
dengan segala pengorbanannya, doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka
kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini, serta adik-adik penulis Medi dan Pipit yang selalu

iv

menghibur dengan kelucuannya bahkan kenakalannya, terimakasih juga buat
doanya yang menguatkan dan mendukung.
4.

Semua dosen FTEK yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu, mereka
telah banyak memberi ilmu, membantu penulis selama penulis berkuliah.

5.


Mbak Tien dan Mas Witjak yang telah banyak membantu proses administrasi
selama penulis berkuliah.

6.

Sahabat penulis Arnis, Arina, Heri “Maz Bego”, Devina, Syaiful “Saipek” atas
semangat dan dukungannya, teman-teman 2005 atas kebersamaan dan
dukungannya selama penulis menselesaikan skripsi, dan semua teman-teman
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Kalian semua telah memberi
penulis begitu banyak kenangan yang berharga.

7.

Serta semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa sekeras apapun berusaha tentunya masih ada

keterbatasan dari skripsi ini. Untuk itu penulis senantiasa menerima komentarkomentar, saran yang positif ataupun kritik yang membangun dari para pembaca
untuk perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.


Salatiga, Desember 2011

Penulis

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… ii
INTISARI………………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………… xiv
DAFTAR SIMBOL…….………………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

1.1. Tujuan………………………………………………………………… 1
1.2. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
1.3. Batasan Tugas Akhir………………………………………………… 4
1.4. Sistematika Penulisan………………………………………………… 5

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK….…………………………… 8
2.1. Prinsip Kerja Sistem Transmisi Serat Optik ………………………… 8
2.2. Serat Optik ……….………………………………………………….. 12

vi

2.2.1. Prinsip Perambatan Cahaya dalam Serat Optik …..………. 12
2.2.2. Numerical Aperture ..……………………………………… 21
2.2.3. Serat Optik Ragam Tunggal ………….…………………… 24
2.3. Teknik Multiplexing………..………………………………………… 25
2.4. Dasar Sistem Transmisi...…..………………………………………… 27
2.4.1. Panjang Gelombang, Frekuensi, dan Spasi Kanal……….… 27
2.4.2. Optical Power and Loss…………….……………………… 30
2.4.3. Modulasi dan Demodulasi…….…………………………… 32


BAB III SISTEM TRANSMISI SDH…………………………………………….. 36
3.1. Komponen-Komponen Dasar SDH …….…………………………… 37
3.1.1. Container…… …………………………………………….. 37
3.1.2. Virtual Container ….……………………………………… 38
3.1.3. Tributary Unit ……………..……………………………… 38
3.1.4. Tributary Unit Group..……..……………………………… 38
3.1.5. Administrative Unit.………..……………………………… 39
3.1.6. Administrative Unit Group...……………………………… 39
3.1.7. STM-N……………………..……………………………… 39
3.2. Multiplexing SDH …………………………………………………… 39
3.3. Struktur Frame SDH……………….………………………………… 43
3.3.1. Section Overhead (SOH) …………………………………. 44
3.3.2. Path Overhead (POH) ……….……………………………. 47

vii

3.3.3. Payload ……………………………………………………. 50
3.3.4. Pointer …………………………………..………………… 50
3.4. Elemen Jaringan SDH…………………………..……………………. 51
3.4.1. Terminal Multiplexer……………..…..……………………. 51

3.4.2. Regenerator…………………………..……………………. 51
3.4.3. Add/Drop Multiplexer (ADM) …..…..……………………. 51
3.4.4. Digital Cross Connect………………..……………………. 52

BAB IV TEKNIK DWDM……………………………….……………………….. 53
4.1. Konsep Dasar WDM, DWDM dan TDM …………………………… 53
4.1.1. Time Division Multiplexing (TDM)..……………………… 53
4.1.2. Wavelength Division Multiplexing (WDM) dan Dense
Wavelength Division Multiplexing (DWDM)…………….. 54
4.2. Komponen-Komponen DWDM ...…………………………………… 56
4.2.1. Multiplexer……………….………………………………… 56
4.2.2. Transmitter………………………………………………… 57
4.2.3. Wavelength Converter………...…………………………… 58
4.3. Elemen Jaringan DWDM …………….……………………………… 59
4.3.1. Optical Line Terminal…..….……………………………… 59
4.3.2. Optical Add/Drop Multiplexer…………...………………… 59
4.3.3. Optical Cross Connect……..……………………………… 62
4.4. Penerapan Sistem DWDM dalam Jaringan Transmisi………...………63

viii


Bab V Studi Kasus Penerapan Sistem DWDM dan SDH pada Jaringan Transmisi PT.
XL Axiata tbk.……………… …………………………………………….. 67
5.1. Pengumpulan Data Jaringan Transmisi PT. XL Axiata tbk. ..……….. 67
5.2. Analisa Penerapan Sistem DWDM pada Jaringan Transmisi PT. XL
Axiata tbk. ….……………….……………………………………….. 75
Bab VI KESIMPULAN…………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 81

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 (a) Time Division Multiplexing (b) Wavelength Division Multiplexing 2
Gambar 2.1 Sistem Transmisi Sederhana

8

Gambar 2.2 Blok Diagram Sistem Komunikasi Menggunakan Serat Optik

9

Gambar 2.3 Kopler Cahaya ke Serat Optik

10

Gambar 2.4 Sinar datang, dipantulkan, dan diteruskan pada batas
diantara 2 medium

14

Gambar 2.5 Sinar dibiaskan menjauhi garis normal, jika n1 > n2

15

Gambar 2.6 Sinar dibiaskan mendekati garis normal, jika n1 < n2

15

Gambar 2.7 Spektrum Elektromagnetik untuk Telekomunikasi

16

Gambar 2.8 Rugi-rugi fiber pada spektrum 0,7-1,6 µm

17

Gambar 2.9 Medan listrik pada gelombang yang merambat pada arah z

18

Gambar 2.10 Pelemahan gelombang berjalan

20

Gambar 2.11 Penerima optis dengan detektor cahaya yang diletakkan pada
bidang fokus lensa : (a) Cahaya datang sejajar dengan sumbu
lensa (b) Cahaya datang dibiaskan di ujung permukaan detektor
(c) Cahaya datang dibiaskan di luar permukaan detektor

23

Gambar 2.12 Numerical Aperture (NA)

23

Gambar 2.13 Sinar datang dan perambatan didalam serat

24

Gambar 2.14 Bentuk rambatan cahaya pada Step Index Single Mode

25

x

Gambar 2.15 Multiplexing 3 Input

27

Gambar 2.16 Proses PCM

32

Gambar 3.1 Pembentukan Frame STM-N

40

Gambar 3.2 Struktur Frame SDH

44

Gambar 3.3 Section Overhead STM-1

46

Gambar 3.4 Struktur Byte POH VC-3 dan VC-4

48

Gambar 3.5 Struktur Byte POH VC-11 dan VC12

49

Gambar 4.1 (a) Time Division Multiplexing (b) Wavelength Division Multiplexing 54
Gambar 4.2 AWG

57

Gambar 4.3 OADM

60

Gambar 4.4 OADM tipikal

61

Gambar 4.5 PxP OXC dengan M panjang gelombang

63

Gambar 5.1. Topologi Jaringan Serat Optik DWDM Link Jakarta - Semarang

69

Gambar 5.2. Topologi Jaringan Serat Optik DWDM Link Semarang - Surabaya

69

Gambar 5.3 Peta Jaringan Serat Optik DWDM Link Jakarta – Semarang –
Surabaya

75

Gambar 5.4. Topologi Jaringan Serat Optik DWDM Link Jakarta –
Semarang – Surabaya

77

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Standar Bit Rate SDH

3

Tabel 2.1 Indeks bias beberapa jenis bahan

13

Tabel 2.2 Standar Frekuensi dengan Panjang Gelombang Bersesuaian

28

Tabel 2.3 Nilai Digital Tiap Segmen

34

Tabel 2.4 Nilai Digital Tiap Interval

35

Tabel 5.1 Jarak Serat Optik Jakarta – Semarang

68

Tabel 5.2 Jarak Serat Optik Semarang – Surabaya

68

Tabel 5.3 Parameter Perencanaan Jaringan Serat Optik Jakarta – Semarang

70

Tabel 5.4 Parameter Perencanaan Jaringan Serat Optik Semarang – Surabaya

71

Tabel 5.5 Jumlah Sambungan Serat Optik dan Jumlah Konektor

78

xii

DAFTAR SINGKATAN

3R

Reshape, Retime, Retransmit

ADM

Add / Drop Multiplexers

AIS

Alarm Indication Signal

ATM

Asynchronous Transfer Mode

AU

Administrative Unit

AUG

Administrative Unit Group

AWG

Array Waveguide Gratings

BER

Bit Error Rate

DFB

Distributed Feed Back

DWDM

Dense Wavelength Division Multiplexing

DXC

Digital Cross Connects

EDFA

Erbium Doped Fiber Amplifier

FBG

Fiber Bragg Gratings

ITU

International Telecommunication Union

ITU–T

International Telecommunication Union – Telecommunication
Standardization Sector

LED

Light Emitting Diode

LTE

Line Terminating Equipment

OADM

Optical Add/Drop Multiplexer

xiii

ODU

Optical Demultiplexed Unit

OEO

Optical to Electrical to Optical

OLT

Optical Line Terminal

OMU

Optical Multiplexed Unit

ONU

Optical Network Unit

ONT

Optical Network Termination

OXC

Optical Cross Connector

PDH

Plesiochronous Digitah Hierarchy

Pita C / C band

Pita Conventional / Conventional Band

Pita L / L band

Pita Long / Long Band

SDH

Synchronous Digital Hierarchy

SOH

Section Overhead

SONET

Synchronous Optical Network

STM

Synchronous Transfer Mode

STS

Synchronous Transport Signal

TDM

Time Division Multiplexing

TDMA

Time Division Multiple Access

TM

Terminal Multiplexer

TU

Tributary Unit

TUG

Tributary Unit Group

VC

Virtual Container

WDM

Wavelength Division Multiplexing

xiv

DAFTAR SIMBOL

Satuan
v (kecepatan)

m/s

c (kecepatan cahaya pada ruang hampa)

m/s

n (indeks bias medium)

-

θi (sudut datang)

derajat

θr (sudut pantul)

derajat

θt (sudut transmisi)

derajat

n1 (indeks bias daerah kedatangan)

-

n2 (indeks bias daerah transmisi)

-

θ (sudut penerimaan maksimum)

derajat

d (diameter permukaan photodetector)

meter

f (panjang fokus lensa)

meter

NA (Numerical Aperture)

-

n0 (indeks bias bahan diantara lensa dan photodetector)

-

θc (sudut kritis)

derajat

n1 (indeks bias sepanjang poros serat, pada pandu gelombang serat optik)

-

n2 (indeks bias di luar inti atau indeks selubung, pada pandu gelombang serat optik)

-

α0 (sudut yang dapat diterima)

derajat

∆f (lebar pita)

Hz

P (daya)

Watt
xv 

 

λ (panjang gelombang)

meter

v (frekuensi optik)

Hz

n (indeks bias medium)

-

n0 (indeks bias di ruang hampa)

-

xvi