Panduan Ekspor Kopi ke Uni Eropa | APINDO Leaflet Kopi opt

» Label
Label harus terlihat, terbaca, tidak terhapus, dan dalam
bahasa jelas yang mudah dimengerti oleh konsumen.
Biasanya label dituliskan dalam bahasa resmi negara Eropa
di mana produk dipasarkan. Penggunaan istilah atau
ungkapan diperbolehkan jika mempermudah konsumen
untuk memahami.

» Non-legal requirements

1. Berikut adalah beberapa asosiasi kopi di Indonesia,
EU, dan internasional yang mungkin menjadi salah
satu target atau tujuan eksportir Indonesia untuk
mempermudah atau membuka jalan untuk ekspor
ke EU. Asosiasi menyediakan informasi terkait pasar
EU dan tambahan informasi spesifik mengenai hal-hal
yang perlu dipersiapkan untuk melakukan ekspor.

Non-legal requirements secara tidak langsung menjadi
regulasi resmi dan harus dipatuhi jika buyers (pembeli)
mensyaratkan sertifikasi tertentu. Sertifikasi-sertifikasi

internasional untuk kopi adalah ISO 9001, ISO 22000, BRC,
IFS, Global GAP, Rainforest Alliance, UTZ Certified, Organic,
Fair Trade, BSCI, SA 8000, 4C, ICO, Nespresso AAA, Starbucks
C.A.F.E Practices, CO2 Certification, Biodynamic Coffee,
Carbon Trust, SMBC, Demeter, Bird Friendly, dan lain-lain.
Tiap buyer di tiap negara menetapkan sertifikasi yang
berbeda, namun di tiap negara terdapat jenis sertifikasi
yang banyak digunakan. Di Jerman, misalkan, sertifikasi
Organic dan Fair Trade yang paling banyak digunakan.

w Specialty Coffee Association Indonesia (SCAI) Indonesia
w Association of Indonesia Coffee Exporter (AICE) Indonesia
w International Coffee Organization (ICO) - Internasional
w European Coffee Federation (ECF) – Eropa
w Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) - Eropa
w German Coffee Association - Jerman
w Trieste Coffee Association - Italia
w Belgian Coffee Association - Belgia
w Spanish Coffee Federation - Spanyol
w British Coffee Association – Inggris

w Dutch Coffee and Tea Association – Belanda

Regulasi lainnya yang penting untuk diketahui sekaligus
bisa dijadikan peluang dan strategi ekspor adalah tarif
dan value added taxes (VAT). Tarif yang dikenakan di setiap
negara untuk setiap produk (tiap HS Code) adalah sama. Tarif
yang diberlakukan merupakan skema perjanjian EU dengan
Indonesia melalui GSP (Generalised Scheme Preferential).

2. Useful link atau layanan online yang menyediakan
informasi yang cukup lengkap untuk melakukan
ekspor k e negara EU: Expor t Helpdesk EU
(www.exporthelp.europa.eu), CBI (www.cbi.
eu), dan SIPPO (www.sippo.ch).

» Tarif dan VAT

SYARAT EKSPOR KOPI INDONESIA

S


yarat kepabeanan yang harus dipenuhi untuk
melakukan ekspor kopi ke seluruh negara tujuan
adalah ETK (Eksportir Terdaftar Kopi) atau EKS
(Eksportir Kopi Sementara), SPEK (Surat Persetujuan Ekspor
Kopi), dan SKA (Surat Keterangan Asal).

Susunan Tim APINDO – EU ACTIVE:
Maya Safira (Project Manager)
Riandy Laksono (Lead Economist)
M. Rizqy Anandhika (Economist)
Sehat Dinati Simamora (Junior Economist)
Nuning Rahayu (Project Assistant)

Konten publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis
dan bukan pandangan, sikap, ataupun kebijakan resmi APINDO.
Publikasi APINDO-EU ACTIVE ini merupakan salah satu dokumen
yang dipublikasikan secara luas untuk menstimulasi kritik, saran, dan
diskusi lebih lanjut.


4

INFORMASI PENTING

Publikasi ini merupakan rangkuman dari Market Brief
berjudul “Langkah dan Strategi Ekspor ke Uni Eropa:
Produk Kopi”. Untuk informasi lebih lanjut dapat
menghubungi Tim ACTIVE di [email protected]
atau kunjungi website www.apindo.or.id.
Publikasi ini ditulis oleh Sehat Dinati Simamora
( J u n i o r E c o n o m i s t ) d a n d a p a t d i h u b u n gi d i
[email protected]

CONTACT US

PANDUAN

EKSPOR KOPI
KE UNI EROPA
PENDAHULUAN


K

opi merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia setelah minyak bumi
dan gas, dan menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional. ICO
(2013) mencatat Indonesia sebagai negara eksportir kopi ketiga terbesar setelah Brazil dan
Vietnam. Potensi ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin mengingat Uni Eropa (EU) merupakan
importir kopi terbesar di dunia, menyerap hampir setengah produksi kopi dunia.
GAMBAR 1 n Tujuan Utama Ekspor Indonesia

Sumber: ITC (2013)

Data ekspor impor Indonesia-EU untuk
produk kopi memiliki karakteristik yang
unik. EU sebagai importir kopi terbesar,
merupakan tujuan utama ekspor Indonesia.
Namun, kondisi yang berbeda dengan
Indonesia jika dilihat dari sudut pandang
EU. Impor dari Indonesia hanya sebagian
kecil dari total impor EU, yakni 4,24%

pada tahun 2012. Kesenjangan ini jelas
menjadi dorongan untuk memperluas
pangsa pasar EU dan dapat terealisasi
melalui CEPA (Comprehensive Economics
Partnership Agreement) EU-Indonesia di
kemudian hari.

PRODUKSI DAN EKSPOR KOPI INDONESIA

J

enis kopi Indonesia pada umumnya adalah kopi robusta dengan daerah penghasil utama
Lampung, Bengkulu, Sulawesi Selatan dan kopi arabika dengan daerah penghasil Aceh,
Sumatera Utara, Toraja (Sulawesi Selatan), dan Jawa Timur. Produksi kopi Indonesia cukup
fluktuatif, namun menunjukkan rata-rata pertumbuhan yang cukup tinggi. Pertumbuhan tersebut
menjadi motivasi bahwa produksi kopi Indonesia masih dapat terus meningkat pada tahun berikutnya.

APINDO-EU ACTIVE Project
Gedung Permata Kuningan Lantai 10
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C,

Guntur – Setiabudi,
Jakarta 12980 – Indonesia

POTENSI PASAR KOPI EU

Telp. +62-21 8378 0824
Fax. +62-21 8378 0823, 8378 0746
Email: [email protected]
[email protected]
Website: www.apindo.or.id

Pasar kopi EU masih tergolong potensial, baik untuk kopi arabika maupun robusta. Banyak segmentasi
pasar yang dijabarkan untuk semakin mengenal pasar EU, baik berdasarkan letak geografis,
kualitas kopi, maupun berdasarkan tempat mengkonsumsi kopi. Segmentasi-segmentasi ini akan
memudahkan produsen untuk menentukan pasar yang ingin disasar berdasarkan kompetensi yang
dimiliki dan jenis kopi yang diproduksi.

E

U tidak memproduksi kopi, karena itu EU bergantung sepenuhnya pada impor dari negaranegara produsen kopi (negara berkembang), baik untuk konsumsi dalam negeri maupun

untuk diekspor kembali. Supplier utama EU adalah Brazil dan Vietnam.

1

GAMBAR 2 n Segmentasi Geografis Konsumsi Kopi di EU

Sumber: CBI (2014)

Segmentasi geografis
mengindik asik an preferensi
konsumen di negara-negara
EU. Pada Gambar 2 terlihat
bahwa kopi arabika cenderung
d i m i n at i d i E ro p a U t a ra ,
sedangkan jenis robusta lebih
diminati di Eropa Selatan.
K onsumsi yang cenderung
sedikit berada di kawasan Eropa
Timur, seperti Polandia, Rumania,
Slovakia, Bulgaria, dan Republik

Ceko. Negara-negara yang
terkenal sebagai konsumen
kopi adalah Jerman, Italia,
Inggris, dan Belgia.

Segmentasi kualitas kopi didasarkan pada pengelompokkan konsumen EU dapat berdasarkan
konsumsi kopi menurut kualitas. Secara umum, kopi dapat disegmentasi menjadi tiga kualitas,
yakni kualitas rendah (low end), menengah (middle range), dan tinggi (high end). Pembagian
kualitas ini didasarkan pada kelas (grade) kopi dan pasar yang disasar. Secara sederhana, terlihat
pada gambar berikut.

High-end

Middle range

• High quality
• Mix Robusta/Arabica
• Sold in supermarkets

Low-end


• Blended coffee, low quality
• Mainly Robusta
• Sold in supermarkets

Low-end

Middle

High-End

Jenis kopi

Robusta
Blended coffee

Robusta, Arabika
Mix

Arabika

Terbaik, kopi specialty

Kualitas

Rendah

Menengah-tinggi

Tinggi

Pemasaran

Supermarket

Supermarket

Specialty shop

Geografis

Eropa Utara

Sertifikasi

Konvensional

Eropa Selatan

UTZ Certified, 4C,
Rainforest Alliance

Organic, Fair Trade

Demeter, SMBC Bird Friendly

Out-home

Out-home

At-home

Strategi harga

Cost-plus-pricing

Cost-plus-pricing

Value-based-pricing

Strategi distribusi

Intensif

Selektif

Eksklusif

Tempat mengkonsumsi

Sumber: CBI (2014)

» Kontaminan

Terdapat batasan maksimum kontaminan yang terkandung dalam kopi, baik roasted coffee maupun
soluble coffee. Kandungan kontaminan yang dimaksud dapat berupa Ochratoxin A (kontaminan yang
paling sering menjadi masalah).

» Residu pestisida

Demeter/SMBC
Bird Friendly/FGP

TABEL 2. DAFTAR VAT DAN TARIF PRODUK KOPI DI TIAP NEGARA EU
No.

Organic/Fair
trade
UTZ certified/4C/
Rainforest Alliance

Conventional

Sumber: CBI (2014)
Secara ringkas, Tabel 1 merangkum kelas kopi dan spesifikasi yang biasanya menjadi ciri utama
kopi tersebut.

REGULASI PRODUK KOPI DI EU

E

U sebagai tujuan utama impor kopi dunia menetapkan peraturan impor yang luar biasa ketat.
Regulasi produk kopi di EU dibedakan menjadi legal requirements, non-legal requirements, tarif,
dan bea cukai (value added taxes/VAT). Regulasi legal requirements dapat dirangkum menjadi 4
(empat) poin utama, yakni: tracebility (penelusuran), kontaminan, residu pestisida, dan label.

» Traceability

Bisnis makanan – hingga importir akhir – harus dapat dilacak dan diidentifikasi dari mana produk
kopi berasal dan akan diekspor ke mana, sehingga dengan cepat dapat memberikan informasi
kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap kesehatan dan keselamatan jika diperlukan.

2

Kelas Kopi

Spesifikasi

Jumlah residu yang diizinkan untuk setiap pestisida dapat melihat database pestisida Uni Eropa (EU
Pesticide Database). Contohnya dalam 1 kg kopi tidak boleh mengandung lebih dari 1mg Carbofuran.

GAMBAR 3 n Segmentasi Kualitas Kopi
• Excellent high-quality or specialty coffee
products (e.g.single origin)
• Mainly Arabica
• Sold in specialty shops

TABEL 1. KELAS KOPI BERDASARKAN SPESIFIKASI

Negara

Value Added Taxes (VAT)
090111

090112

090121

090122

09019010

09019090

210111

21011292

21011298
20%

1

Austria

10%

10%

10%

10%

10%

10%

20%

20%

2

Belgium

6%

6%

6%

6%

6%

6%

6%

6%

6%

3

Bulgaria

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%
25%

4

Croatia

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

5

Cyprus

5%

5%

5%

5%

5%

5%

5%

5%

5%

6

Czech Repb.

15%

15%

15%

15%

15%

15%

21%

21%

21%

7

Denmark

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

8

Estonia

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

9

Finland

14%

14%

14%

14%

14%

14%

14%

14%

14%

10

France

5.5%

5.5%

5.5%

5.5%

5.5%

5.5%

5.5%

5.5%

5.5%

11

Germany

7%

7%

7%

7%

7%

7%

7%

7%

7%

12

Greece

13%

13%

13%

13%

13%

13%

13%

13%

13%

27%

27%

27%

27%

27%

27%

27%

27%

27%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

22%

22%

22%

22%

22%

22%

10%

10%

10%

13

Hungary

14

Ireland

15

Italy

16

Latvia

21%

21%

21%

21%

21%

21%

21%

21%

21%

17

Lithuania

21%

21%

21%

21%

21%

21%

21%

21%

21%

18

Luxembourg

3%

3%

3%

3%

3%

3%

3%

3%

3%

19

Malta

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

20

Netherlands

21

Poland

6%

6%

6%

6%

6%

6%

6%

6%

6%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

22

Portugal

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23%

23

Romania

24%

24%

24%

24%

24%

24%

24%

24%

24%

24

Slovakia

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

20%

25

Slovenia

9.5%

9.5%

9.5%

9.5%

9.5%

9.5%

9.5%

9.5%

9.5%

26

Spain

10%

10%

10%

10%

10%

10%

10%

10%

10%

27

Sweden

12%

12%

12%

12%

12%

12%

12%

12%

12%

28

United Kingdom

Tarif

0%

0%

0%

0%

0%

0%

20%

20%

20%

0%

4.8%

2.6%

3.1%

0%

8%

3.1%

8%

5.5%

Sumber: Export Helpdesk EU (2014)

3