PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILAN LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN.

(1)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILANLISTENINGBAHASA INGGRIS

SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Gelar sarjana Pendidikan

Oleh Mohamad Ridwan NIM 08105244019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

Selalu berfikir besar, dan bertindak mulai dari sekarang (penulis)

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar dari ketakutanmu

(penulis)

Kegagalan hanya akan terjadi bila kita menyerah (penulis)


(6)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa puji dan syukur kepada Allah SWT segala rahmat dan hidayahNya, Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah, Ibu, Nenek, dan keluarga besar Khamami tercinta atas segala do’a, motivasi, kasih sayang, serta dukungan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

2. Semua teman-temanku dan teman-teman jurusan KTP ’08 terimakasih banyak atas motivasi dan bantuannya.


(7)

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO TERHADAP KETERAMPILANLISTENINGBAHASA INGGRIS

SISWA KELAS V SDN PERUMNAS 03 DEPOK SLEMAN

Oleh Mohamad Ridwan NIM 08105244019

ABSTRAK

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui peengaruh penggunaan media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa ingris kelas V SD N Perumnas 03 depok sleman

Pendekan penelitian ini menggunakan pendekan kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan metodeQuasi Eksperimental Desaign.Dengan desain penelitian Nonequivalen Control Group Desaign. Populasi penelitian adalah seluruh kelas V SD N Perumnas 03 depok sleman, dengan sampel kelas V yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Random. Teknik pengumpulan data menggunakan test dan angket. Teknik analisi data dengan uji- t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, hasil post- test kelas eksperimen yaitu 76, 67 dan kelas kontrol yaitu 61, 61 dan nilai t୦୧୲୳୬୥4>t୲ୟୠୣ୪. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post tes kelas eksperimen yang menggunakan media audio dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi. Hasil analisis lembar angket respon siswa kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata yaitu 73,44 dan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata yaitu 55,78 dan nilai t୦୧୲୳୬୥5,534 >t୲ୟୠୣ୪. Sehingga daapt disimpulkan terdapt pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilanlistening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman


(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Audio terhadap Keterampilan Listening Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman”.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universita Negeri Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan untuk dapat menuntut ilmu di Universitas ini.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyediakan fasilitas sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si selaku ketua jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

4. Bapak Waluyo Adi, M.Pd. (Alm) selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Eko Budi Prasetyo, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.


(9)

6. Seluruh dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi PeDdidikan yaog telab memberikao banyak bekal ilmu kepada peDolis selama mengikuti perkuliahaan di jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

7. Kepala sekolah, segenapgurudansiswa kelas V SDN Perumnas 03 Depok

Sternan yang telah banyak membantu peneliti selama proses uji instrumen

penelitian.

8. Nenek, Bapak, dan Ibu yaog tercinta alas dukungan, kesabaran, bantuan dan pengorbanaonya serta sumbangsih do'a dan membelajarkao baoyak

pengalaman bcrhatga bagi peneliti.

9. Temao-teman jurusan Kurikulum dan TeknolDgi Pendidikao aogkatan 2008, yaog sarna-sama berjuaog dalam menempub pendidikao di FIP UNY 10. lis Emawati, S.Pd yaog telab memberikao dukungan, motivasi serta dD'a

demi lancamya skripsiini.

II. Semua pihak yaog tidal< dapat penolis sebulkan satu persatu yaog telab memberikao dukungao dalam penyelesaiao Tugas Akbir Skripsi ini.

Semoga segala do'a, baotuan, dan dukungao yaog telab diberikao kepada penolis menjadi amal yang dapat diterima dan mendapalkan balasan dari Allab

SWT. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi donia pendidikao

pada umumnya dan bagiparapembacaarau pengguna kbususnya.

Yogyakarta, II Agustus 2015

.

セ[セセセ

NPXQPURセY


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Inggris ... 8

1. Definisi Pembelajaran ... 8

2. Bahasa Inggris SD... 9

B. Keterampilan Listening ... 12

1. Definisi KeterampilanListening... 12

2. Ragam KeterampilanListening... 13


(11)

C. Media Pembelajaran Bahasa ... 17

1. Definidi Media Pembelajaraan ... 17

2. Fungsi Media Pembelajaran... 20

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 22

4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 23

5. Prosedur Pemilihan Media... 23

D. Media Pembelajaran KeterampilanListening... 24

1. Media Audio ... 24

2. Jenis-jenis Media Audio ... 26

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio... 27

E. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 28

F. Kerangka Bepikir ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 33

B. Desain Penelitian ... 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 39

H. Teknik Analisis Data ... 40

I. Kriteria Penilaian... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 43

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 43

C. Uji Prasyarat ... 48

D. Hasil Hipotesis ... 51

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 57

F. Keterbatasan Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Posisi Media dalam Proses Komunikasi ... 18

2. RancanganNonequivalent Control GroupDesaign ... 34

3. Langkah-langkah Penelitian... 35

4. Diagram Batang HasilPre-testHasil Kelas Eksperimen... 44

5. Diagram Batang HasilPre-testKelas Kontrol ... 45

6. Diagram Batang HasilPost-testKelas Eksperimen... 46


(13)

DAFTAR TABEL

1. Klasifikasi Media ... 23

2. Jadwal Penelitian Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 36

3. Rangkuman Kisi-kisi Soal Test Keterampilan Listening Bahasa Inggris.... 38

4. Kriteria Angket Respon Siswa... 42

5. Data Distribusi HasilPre-testKelas Eksperimen ... 43

6. Data Distribusi HasilPre-testKelas Kontrol... 45

7. Data Distribusi HasilPost-testKelas Eksperimen... 46

8. Data Distribusi HasilPost-testKelas Kontrol ... 47

9. Hasil Lembar Angket Respon Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 10. Rangkuman Hasil Uji NormalitasPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49

11. Rangkuman Hasil HomogenitasPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 50

12. Rangkuman Hasil Hipotesisi (Uji-t)Pre-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53

13. Rangkuman Hasil Hipotesis (Uji-t) Post-testKelas Eksperimen dan Kelass Kontrol ... 54

14. Rangkuman MeanPre-testdanPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

2. Kisi-kisi Soal Test Keterampilan Listening Bahasa Inggris ... 67

3. Soal Uji Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 68

4. Rubik Penilaian SoalPre-testKeterampilanListeningBahasa Inggris... 71

5. Soal Pre-test danPost-testKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 72

6. Rubik Penilaian SoalPre-testKeterampilanListeningBahasa Inggris... 75

7. Lembar Angket Respon Siswa... 76

8. Data Validitas dan Reliabilitas... 78

9. Data Penelitian ... 79

10. Rangkuman Data Penelitian... 82

11. Data Kategorisas ... 83

12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Test ... 84

13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Angket ... 85

14. Hasil Uji Kategorisasi ... 86

15. Hasil Uji Deskriptif... 87

16. Diagram Kategorisasi... 88

17. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 89

18. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)Pre-testEksperimen dan Kontrol... 90

19. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)Post-testEksperimen dan Kontrol ... 91

20. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Angket ... 92


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur.

Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.”

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik pula, baik itu persiapan pembelajaran yang terencana maupun pelaksanaan


(16)

pembelajaran yang sesuai. Pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi dan dalam komunikasi sendiri memerlukan bahasa untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur,mula-mula, pada masa kecil belajar mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa Inggris di SD/MI ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkatfunctional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitulistening,speaking,readingdanwriting.

Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam konteks akademik dan dipisahkan dalam bahasa lisan maka dari itu, listening mempunyai suatu peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa inggris.

Menurut Tarigan (2008:31) listening adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang


(17)

telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”

Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui listening yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi yang sangat dibutuhkan oleh keterampilanspeakingatauwriting. Oleh karena itu, pembelajaranlistening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok, pembelajaran listening yang biasa dilakukan hanya menggunakan teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam menyimak atau memahami kosakata yang diucapkan. Padahal sarana dan prasara disekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara optimal untuk pembelajaran . Oleh karena itu, perlu media pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris.

Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa, sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Kemudian media memiliki peranan sangat penting sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan. Media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa banyak ragamnya. Salah satunya menggunakan media kaset asudio. Ada dua manfaat ketika menggunakan kaset audio sebagai


(18)

media pembelajaran , yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan kosakata. Dalam menggunakan media audio khususnya kaset untuk menyampaikan sebuah pesan kepada anak didik dan anak didik diberikan lembar soal untuk dijawab dimana jawaban untuk soal tersebut berada pada kaset yang diputar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa peneliti juga menemukan permasalahan serupa yang telah disampaikan oleh guru, dimana para siswa juga mengalami kesulitan menangkap informasi yang disampaikan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Penyebab dari permasalahan tersebut karena siswa masih tergantung dengan adanya kamus. Maskudnya disini siswa masih minim penguasaan kosakata bahasa inggris sehingga saat siswa mencari kosakata pada kamus, siswa tersebut tertinggal kurang memeperhatikan percakapan berlangsung.

Fenomena yang terjadi dilapangan selama ini kurangnya inovasi dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa merasa gampamg bosan dan jenuh karena pembelajaran listening bahasa inggris dilaksanakan dengan metode teks. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang melatih keterampilanlisteningbahasa inggris

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Audio terhadap Keterampilan Listening Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman”.


(19)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Anak kelas V SDN Perumnas 03 depok sleman masih mengalami kesulitan dalam penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris. 2. Pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris

yang dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman masih didominasi metode teks.

3. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran di SDN Perumnas 03 Depok Sleman

4. Belum terungkapnya pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

C. BATASAN MASALAH

Penelitian dibatasi pada pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok Sleman.

D. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok Sleman.


(20)

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilan listeningbahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasilpenelitiandiharapkandapatmemberikanmanfaatbaiksecarateoretism aupunpraktis.Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti bahwa penggunaan media pembelajara audio dapat meningkatkan keterampilan listening bahsa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitia diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Bagi Guru

1) Menambah pemahaman guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa inggris.

2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan dan pengguanaan media pembelajaran untuk meningkatkan


(21)

keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman.

b. Bagi Siswa

1) Memperoleh suatu media pembelajaran sehingga mendapatkan susasana pembelajaran yang menyenangkan.

2) Siswa dapat meningkatkan kreativitas belajarnya sehingga prestasi belajar akan mencapai sesuai yang diharapkan.

c. Bagi sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar, agar guru-guru bisa lebih kreatif dan maksimal dalam menyelenggrakan proses pembelajaran


(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Definisi Pembelajaran

Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran pada prinsipnya menggambarkan interaksi proses antara tenaga pengajar dan peserta didik. proses. Hal tersebut sangat diperlukan agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Darningsih (2005: 9), mengemukakan bahwa dalam istilah pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan keterampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Sementara itu mengajar adalah fasilitas proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkatan tersebut. Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa melakukan proses belajarnya.

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semunya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa:


(23)

1) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

2) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembeljaran seyogyanya dibuat secara tertulis. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat diberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran yaitu:

1) Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri

2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

3) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran

4) Memudahkan guru mengadakan penelitiaa 2. Bahasa Inggris di SD

Bahasa inggris merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah


(24)

kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu, reading, listening, writing, dan speaking.Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa inggris pada tingkat literasi tertentu.

Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi yang bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal ayang ada dalam konteks situasi.Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global 3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

4. Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan medorong mengeksplorasi dunianya

5. Praoperasional (0-7 tahun) anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Tahap


(25)

pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional dan lebih bersifat egosentiris dan intuitif daripada logis. 6. Operasional konkrit (7-9 tahun) penggunanan logika yang memadai

tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit. 7. Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan untuk berfikir secara

logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Pelajaran bahasa inggris juga mempunyai fungsi dan ruang lingkup sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris 2006. Fungsi dari mata pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi meliputilistening,speaking,reading, danwriting.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik Bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa indonesia sebagai bahasa ibu melalui perbandingan ke dua bahasa tersebut.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa dapat melintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman.

Ruang lingkup pelajaran bahasa Inggris meliputi :

1) Ketrampilanberbahasayaitu, listening, speaking, reading, danwriting.

2) Unsur-unsur kebahasaan mencakup: tata bahasa, kosakata, lafal dan ejaan.


(26)

4) Aspek sastra yang berupa penghayatan apresiasi sastra.

B. KETERAMPILANLISTENING 1. Definisi KeterampilanListening

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution,1975:28). Maksud dari pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang dimiliki seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak lahir. Keterampilan akan dicapai atau ditingkatkan dengan latihan, tindakan secara berkesinambungan

Listeningadalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost (2002: 2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening dalam orientasi transformativeadalah menciptakan suatu hubungan antara pembicara dan pendengar. Underwood (1990:2) mendefinisikan listening adalah kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke telinga.


(27)

Berdasarkan pengertian tentang keterampilan dan listening yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan listening adalah kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau menyimak baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.

2. Ragam KeterampilanListening.

Listening atau menyimak salah satu jenis sketerampilan berbahasa yang bersifat respeftif. Dengan demikian listening tidak sekedar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Menurut tarigan (2006:35) aneka ragam menyimak sebagai berikut :

1) Menyimak ektesnsif (extensif listening)

Menyimak ektesnsif (extensif listening) adalah jenis kegiatan menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari guru. Menyimak ekstensif terdiri dari :

a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung dalam situasi–situasi sosial tempat orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal–hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan untuk memuat responsi–responsi yang wajar, mengikuti hal–hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap


(28)

apa yang dikemukakan oleh rekan (Dawson, via Tarigan, 2006 : 37).

b. Menyimak sekunder (secondery listening)

Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening)

c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.

d. Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya – upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa – gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta mengusai sesuatu bahasa.

2) Menyimak intensif

Menyimak intensif adala jenis menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.

a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan kekeliruan bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.


(29)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur.

Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara.”

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik pula, baik itu persiapan pembelajaran yang terencana maupun pelaksanaan


(30)

pembelajaran yang sesuai. Pendidikan tidak terlepas dari proses komunikasi dan dalam komunikasi sendiri memerlukan bahasa untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur,mula-mula, pada masa kecil belajar mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa Inggris di SD/MI ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkatfunctional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitulistening,speaking,readingdanwriting.

Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam konteks akademik dan dipisahkan dalam bahasa lisan maka dari itu, listening mempunyai suatu peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa inggris.

Menurut Tarigan (2008:31) listening adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang


(31)

telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”

Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui listening yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi yang sangat dibutuhkan oleh keterampilanspeakingatauwriting. Oleh karena itu, pembelajaranlistening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok, pembelajaran listening yang biasa dilakukan hanya menggunakan teks. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam menyimak atau memahami kosakata yang diucapkan. Padahal sarana dan prasara disekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara optimal untuk pembelajaran . Oleh karena itu, perlu media pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris.

Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa, sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Kemudian media memiliki peranan sangat penting sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan. Media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa banyak ragamnya. Salah satunya menggunakan media kaset asudio. Ada dua manfaat ketika menggunakan kaset audio sebagai


(32)

media pembelajaran , yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan kosakata. Dalam menggunakan media audio khususnya kaset untuk menyampaikan sebuah pesan kepada anak didik dan anak didik diberikan lembar soal untuk dijawab dimana jawaban untuk soal tersebut berada pada kaset yang diputar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa peneliti juga menemukan permasalahan serupa yang telah disampaikan oleh guru, dimana para siswa juga mengalami kesulitan menangkap informasi yang disampaikan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Penyebab dari permasalahan tersebut karena siswa masih tergantung dengan adanya kamus. Maskudnya disini siswa masih minim penguasaan kosakata bahasa inggris sehingga saat siswa mencari kosakata pada kamus, siswa tersebut tertinggal kurang memeperhatikan percakapan berlangsung.

Fenomena yang terjadi dilapangan selama ini kurangnya inovasi dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa merasa gampamg bosan dan jenuh karena pembelajaran listening bahasa inggris dilaksanakan dengan metode teks. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang melatih keterampilanlisteningbahasa inggris

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Audio terhadap Keterampilan Listening Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman”.


(33)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian latar belakang, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Anak kelas V SDN Perumnas 03 depok sleman masih mengalami kesulitan dalam penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa inggris. 2. Pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris

yang dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman masih didominasi metode teks.

3. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran di SDN Perumnas 03 Depok Sleman

4. Belum terungkapnya pengaruh penggunaan media audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

C. BATASAN MASALAH

Penelitian dibatasi pada pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok Sleman.

D. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilan listening bahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas Depok Sleman.


(34)

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran audio terhadap keterampilan listeningbahasa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasilpenelitiandiharapkandapatmemberikanmanfaatbaiksecarateoretism aupunpraktis.Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti bahwa penggunaan media pembelajara audio dapat meningkatkan keterampilan listening bahsa inggris siswa kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitia diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Bagi Guru

1) Menambah pemahaman guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran sebagai alternatif dalam pembelajaran bahasa inggris.

2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan dan pengguanaan media pembelajaran untuk meningkatkan


(35)

keterampilan listening bahasa inggris kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman.

b. Bagi Siswa

1) Memperoleh suatu media pembelajaran sehingga mendapatkan susasana pembelajaran yang menyenangkan.

2) Siswa dapat meningkatkan kreativitas belajarnya sehingga prestasi belajar akan mencapai sesuai yang diharapkan.

c. Bagi sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar, agar guru-guru bisa lebih kreatif dan maksimal dalam menyelenggrakan proses pembelajaran


(36)

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS 1. Definisi Pembelajaran

Menurut Syaiful Sagala (61: 2009) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran pada prinsipnya menggambarkan interaksi proses antara tenaga pengajar dan peserta didik. proses. Hal tersebut sangat diperlukan agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Darningsih (2005: 9), mengemukakan bahwa dalam istilah pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan keterampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Sementara itu mengajar adalah fasilitas proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkatan tersebut. Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa melakukan proses belajarnya.

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semunya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa:


(37)

1) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

2) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Menurut Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembeljaran seyogyanya dibuat secara tertulis. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat diberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan pembelajaran yaitu:

1) Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri

2) Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

3) Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran

4) Memudahkan guru mengadakan penelitiaa 2. Bahasa Inggris di SD

Bahasa inggris merupakan alat komunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah


(38)

kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu, reading, listening, writing, dan speaking.Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa inggris pada tingkat literasi tertentu.

Pendidikan bahasa inggris di SD/MI dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris digunakan untuk interaksi yang bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-hal ayang ada dalam konteks situasi.Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasifunctional

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global 3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

4. Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan medorong mengeksplorasi dunianya

5. Praoperasional (0-7 tahun) anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Tahap


(39)

pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional dan lebih bersifat egosentiris dan intuitif daripada logis. 6. Operasional konkrit (7-9 tahun) penggunanan logika yang memadai

tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda konkrit. 7. Operasional formal (12-15 tahun) kemampuan untuk berfikir secara

logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Pelajaran bahasa inggris juga mempunyai fungsi dan ruang lingkup sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris 2006. Fungsi dari mata pelajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan atau tertulis. Kemampuan berkomunikasi meliputilistening,speaking,reading, danwriting.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa baik Bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa indonesia sebagai bahasa ibu melalui perbandingan ke dua bahasa tersebut.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa dapat melintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman.

Ruang lingkup pelajaran bahasa Inggris meliputi :

1) Ketrampilanberbahasayaitu, listening, speaking, reading, danwriting.

2) Unsur-unsur kebahasaan mencakup: tata bahasa, kosakata, lafal dan ejaan.


(40)

4) Aspek sastra yang berupa penghayatan apresiasi sastra.

B. KETERAMPILANLISTENING 1. Definisi KeterampilanListening

Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution,1975:28). Maksud dari pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi yang dimiliki seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak lahir. Keterampilan akan dicapai atau ditingkatkan dengan latihan, tindakan secara berkesinambungan

Listeningadalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost (2002: 2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menangkap apa yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam orientasi constructive adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening dalam orientasi transformativeadalah menciptakan suatu hubungan antara pembicara dan pendengar. Underwood (1990:2) mendefinisikan listening adalah kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke telinga.


(41)

Berdasarkan pengertian tentang keterampilan dan listening yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterampilan listening adalah kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau menyimak baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.

2. Ragam KeterampilanListening.

Listening atau menyimak salah satu jenis sketerampilan berbahasa yang bersifat respeftif. Dengan demikian listening tidak sekedar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Menurut tarigan (2006:35) aneka ragam menyimak sebagai berikut :

1) Menyimak ektesnsif (extensif listening)

Menyimak ektesnsif (extensif listening) adalah jenis kegiatan menyimak yang mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari guru. Menyimak ekstensif terdiri dari :

a. Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional adalah menyimak yang biasanya berlangsung dalam situasi–situasi sosial tempat orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal–hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan untuk memuat responsi–responsi yang wajar, mengikuti hal–hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap


(42)

apa yang dikemukakan oleh rekan (Dawson, via Tarigan, 2006 : 37).

b. Menyimak sekunder (secondery listening)

Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening)

c. Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut dengan menyimak apresiatif adalah fase terakhir dalam kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.

d. Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya – upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa – gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta mengusai sesuatu bahasa.

2) Menyimak intensif

Menyimak intensif adala jenis menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Menyimak intensif terdiri atas beberapa jenis berikut.

a) Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari kesalahan dan kekeliruan bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.


(43)

b) Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaann – perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa – apa yang disimaknya.

c) Menyimak eksploratif yaitu sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan sempit.

d) Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian, dan pemilihan butir – butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebnyak mungkin pertanyaan.

e) Menyimak selektif yakni m enyimak yang dilakukan sebagai pelengkap kegiatan menyimak pasif guna mengimbangi isolasi kultur dan tendensi kita untuk menginterpresentasikan kembali semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita kuasai.

f) Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study – type atau menyimak yang kegiatannya sejenis dengan telaah.


(44)

Contoh: saat mahasiswa melakasankan tes toefl sesi listening, ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.

3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan DesainListening

Prinsip dari pelaksanaan desain listening melibatkan teknik atau strategiyang memberikan kontribusi pada pemahaman listening. Brown (2001: 258-260)mengemukakan prinsip dari pengajaranlisteningsebagai berikut:

1) Pengajaran listening memerlukan perhatian khusus di dalam ruangkelas. Seperti keterampilan yang lainnya, listening adalah suatutujuan yang mana guru harus menyediakan porsi yang cukup untukmengajarkanlistening.

2) Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran listening. Guru harus melengkapi siswanya dengan strategi listening karena kebanyakan darinya tidak tahu bagaiman menyimak. Teknik danstrategi yang digunakan harus memotivasi siswa untuk belajarlistening.

3) Meyediakan authentic language dan contexts. Ini dapat dijadikansuatu kekuatan strategi dalam pengajaran listening, dimana aktivitas listening harus menggambarkan dalam tugas kehidupannyata. Secara singkat, penggunaan dari authentic language dan contexts harus di laksanakan dalam aktifitas di ruangan kelas.


(45)

4) Mempertimbangkan respon siswa dengan hati-hati. Pekerjaan siswa harus di nilai dan di evaluasi dengan sesuai untuk menunjukanlevel pemahaman dan kemajuannya. Oleh karenanya, guru harusmenyediakan teknik untuk mengukur pemahaman siswa.

5) Guru harus memasukan bottoms-up dan top-down teknik listening.Dalamtop-down strategies,siswa diberi latar belakang dari topikyang akan diberikan, situasi atau keadaan, tipe teks, dan bahasa. Aktifitas pengetahuan ini dilatarbelangi dengan harapan membantusiswa menginterpretasikan apa yang didengar dan mengantisipasiapa yang akan datang selanjutnya.

Top-down strategies dapat digunakan dalam listening untuk ide pokok, prediksi, mengambarkan kesimpulan dan rangkuman. Sementara dalam bottom-up strategies, siswa bersandar pada bahasa dalam suatu pesan seperti mengkombinasikan suara, kata, dan grammar yang menciptakan suatu makna. Bottom-up strategies dapat digunakan dalam listening untuk mengambarkan secara spesifik, recognizing cognates, recognizing word-order patterns.

C. MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA 1. Definisi Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian


(46)

media merupakan wahana penyalur informasi atau penyalur pesan.Menurut Rossi dan Breidle dalam (Sanjaya 2010: 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah saluran alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, peristiwa benda atau peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran akan menuntut media yang disesuaikan dengan kondisi dalam pembelajaran, baik materi, karakteristik siswa dan bahkan jumlah siswa (kelompok besar, kecil atau individual). Pembelajaran merupakan suatu proses transaksional dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor, maka jika diilustrasikan posisi media sejajar dengan proses komunikasi yang terjadi adalah seperti gambar di bawah ini (Rusman, 2009:153).

Gambar 1. Posisi media dalam proses komunikasi komunikator

pesan medi

a


(47)

Pembelajaran juga merupakan proses komunikasi, komunikasi antara guru dengan siswa untuk menyampaikan suatu pesan (materi pembelajaran), untuk proses penyampaian informasi/materi pembelajaran diperlukan media atau sarana untuk membawa informasi tersebut kepada siswa. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di berikan oleh guru kepada anak didik. Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : gambar, lagu,cassette recorder, film,videodan lain-lain

Definisi media dan media pembelajaran dapat diambil kesimpulan yang menjadi landasan pemikiran bagi penelitian ini diantaranya :

a. Adanya kecenderungan pembelajaran yang menggunakan media akan lebih optimal mendorong potensi-potensi dalam diri siswa dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan daya tarik media pembelajaran yang dapat memotivasi dan merangsang siswa untuk belajar.

b. Ketika respon yang diberikan siswa selama pembelajaran dengan media pembelajaran menjadi lebih optimal, maka tidak menutup kemungkinan hasil belajar siswa akan tercapai sesuai yang diharapkan.


(48)

Media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan kesalahan yang diakibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti. Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Definisi tentang media tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Media pembelajaranmerupakanwadahdaripesan

2) Materi yang ingindisampaikanadalahpesanpembelajaran 3) Tujuan yang ingindicapaiialah proses pembelajaran. 2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar dan diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar siswa dan media pebalajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan proses pembelajaran.

Rusman (2009:154) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran memiliki peranan sebagai berikut:

a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran, b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji

lebih lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa


(49)

c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari siswa secara individu maupun kelompok.

Sanjaya (2010:171) mengemukakan bahwa nilai praktis dari penggunaan media pembelajaran sebagai berikut:

1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

2) Media dapat mengatasi batas ruang kelas.

3) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.

4) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.

6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.

7) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. 8) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

9) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.

Menurut pendapat para ahli mengenai fungsi media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sangat bermanfaat baik bagi guru ataupun bagi siswa. Adapun manfaat bagi guru adalah :


(50)

a) Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

b) Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain. c) Media dapat menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh guru,

seperti keterbatasan waktu dan tenaga.

d) Media membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. e) Media pembelajaran membuat guru lebih kreatif dan variatif

dalam mengajar

3. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat yang diperoleh siswa dari penggunaan media pembelajaran adalah:

1) Media pembelajaran membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

2) Siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi pelajaran.

3) Siswa akan lebih semangat dan termotivasi dalam proses belajar. 4) Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi


(51)

informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Wilbum Schramm dalam (Rusman 2009:156) mengelompokkan media dengan membedakan antara media modern (big media) dan media sederhana (little media). Kategori big media, antara lain komputer, film, slide, program video. Sementara itu little media, antara lain gambar, realita sederhana, sketsa, bagan, poster, dan lain-lain.Pengelompokan media juga dikemukakan menurut Anderson dalam (Rusman 2009:157) bisa dilihat dalam tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Klasifikasi Media

No Kelompok Media Jenis Media

1 Audio Pita Audio (kaset), Piringan Audio, Radio (Rekaman)

2 Cetak BukuTeksTerprogram, BukuPegangan

Manual, BukuTugas

3 Audio-cetak BukuLatihandilengkapikaset, Gambar/poster (dilengkapi audio) 4 Proyek visual diam Film bingkai (slide), Film rangkai

(berisipesan verbal) 5 Proyek visual diamdengan

audio

Film bingkai (slide) suara, Film rangkaisuara

6 Visual gerak Film bisu

7 Visual gerakdengan audio Film suara, Video/VCD/DVD

8 Benda Benda Nyata, Model Tiruan(mock up) 9 Komputer Media berbasiskomputer: Computer

Assisted Instruction (CAI) danComputer Based Instruction(CBI)

5. Prosedur Pemilihan Media

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, meskipun caranya berbeda-beda. Namun demikian,


(52)

ada hal yang seragam bahwa setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan yang akan memberikan pengaruh kepada efektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, Rusman (2009:157) mengemukakan bahwa pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media pembelajaran sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut:Tujuan atau kompetensi apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kajian ini bisa dianalisis dengan media yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut, berikut:

a. Materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut.

b. Familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan.

c. Adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan didesain atau dikembangkan.

D. Media Pembelajaran KeterampilanListening 1. Media Audio

Penggunaan media sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami siswa. Media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi


(53)

dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kemudian media memiliki peranan yang sangat penting, yaitu suatu saran atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu prosesn komunikasi antara komunikator dan komunikan (Asyhar,2011:5).

Selanjutnya Sadiman (2005:49) berpendapat bahwa media audio adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan dan kata – kata, pesan non verbal audio adalah seperti bunyi – bunyian, gumam, musik dll. Kemudian menurut Sudjana dan Rivai (2003:129) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media audio pembelajran adalah saran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkain pesan materi pembelajaran melalui suara – suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya. Media audio merupakan alat bantu bagi peserta didik yang sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemanfaatnya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengetahuan dan pengalaman siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan. Dapat


(54)

dikatakan bahwa media audio dalam pembelajaran bahasa ingris merupakan suatu saran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara – suara, ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdagangkan kembali kepada peserta didik denhgan menggunakan sebuah alat pemutar.

2. Jenis-jenis Media Audio

Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokan kedalam media audio antara laian :

a. Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.

Kekurangan media radio adalah hanya selintas, hanya mengandalkan suara, tidak dapat diulang, dan cenderung satu arah.

Kelebihan media radio: 1) Personal

2) Cepat

3) Jangkauan luas 4) Imajinatif 5) Sederhana


(55)

6) Murah dan mudah 7) Siaran langsung b. Kaset-Audio

Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Memiliki keuntungan yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis, karena biaya pengadaan dan perawatan sangat murah dan mudah didapatkan.

c. Alat perekam magnetik

Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik yang mampu merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio

Menrut Arsyad ( 2003 : 45 ) menjelaskankelebihan dan kekurangan media audio sebagai berikut :

a. Kelebihan media audio

1) Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.

2) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.

3) Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.

4) Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.


(56)

5) Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah. b. Kekurangan Media Audio:

1) Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka-angka penentuan putaran.

2) Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.

E. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Berbagai ahli psikologi melakukan penggolongan terhadap manusia berdasarkan usia dan karakter yang dibawa pada tiap – tiap usia. Kohnstamm dalam Sumadi Suryabrata (2006:193) mengemukakan periodisasi perkembangan manusia sebagai berikut:

a. Umur 0 sampai kira – kira 2 masa vital

b. Umur kira – kira 2 sampai kira – kira 7 masa estetis

c. Umur kira – kira 7 sampai kira – kira 13 atau 14 masa intelektual d. Umur kira – kira 13 atau 14 samapai 20 atau 21 sosial.

Merujuk pada pendapat Kohnstamm, objek penelitian ini tergolong dalam kategori yang ketiga, yaitu masa intelektual. Oleh Kohnstamm, masa ini disebut juga sebagai juga sebagai masa keserasian bersekolah. Pada maasa ini, secara relatif anak – anak lebih mudah dididik daripada pada masa sebelum dan sesudahnya.

Masa intelektual dapat diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu: a. Masa kelas – kelas rendah sekolah dasar (6/7 – 9/10) dan


(57)

b. Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar (9/10 – kira-kira 13)

(Sumadi Suryabrata, 2006:204). Masa intelektual dipisahkan menjadi dua golongan karena ternyata ada perubahankarakteristik selama masa intelektual yang menimbulkan perbedaan yang signifikan anatara fase yang pertama dan kedua.

Beberapa sifat khas anak – anak pada masa kelas – kelas rendah sekolah dasar adalah:

a) Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah

b) Sikap tunduk kepada peraturan – peraturan permainan yang tradisional.

c) Ada kecenderungan memuji diri sendiri.

d) Suka membanding – bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu menguntungkan ; dalam hubungan dengan ini juga ada kecenderungan untuk meremehkan anak – anak lain.

e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.

f) Pada masa ini (terutama pada umur 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai – nilai (angka rapor, skor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memng pantas diberi nilai baik atau tidak (Sumadi Suryabrata, 2006:204 – 205).


(58)

Siswa kelas V sekolah dasar, yang tergolong ke dalam masa kelas–kelas tinggi sekolah dasar, menunjukan karakteristik yng berbeda, diantaranya

a) Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari – hari yang konkret.

b) Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar.

c) Menjelang akhir masa ini ada minat kepada hal – hal dan mata pelajaran khuus

d) Sampai kira – kira umr 11 anak membutuhkan bantuan guru atau orang – orang deewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memnuhi keinginannya ; setelah kira – kira umur 11 anak menghadapi tugas – tugas dengan bebas dan berusaha menhyelesaikan nya sendiri.

e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah nya.

f) Anak – anak pada masa ini gemar membentuk kelompok – kelompok sebaya, biasanya untk dapat bermain – main bersama – sama. Didalam permainan ini anak – anak kerapkali tidak terikat kepada peraturan – peraturan permainan yang teradisional; mereka membuat peraturan sendiri (Sumadi Suryabrata, 2006:205 – 206).

Karakteristik siswa yang demikian dapat menjadi patokan bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajran terhadap siswa kelas V.


(59)

Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membentuk kelompok – kelompok belajar, sesuai dengan karakteristik ke enam. Berdasarkan karakteristik pertama, pembelajaran terhadap siswa kelas V sebaiknya dihubungkan dengan kehidupan sehari – hari dan hal – hal konkret. Pada kelas ini pula, endidik sebaiknya membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran karena siswa berada dalam kondisi ingin tahu dan haus akan ilmu pengetahuan. Pendidik harus menciptkan suasana pembelajaran yang menuntut siswa berpikir aktif, tanpa melupakan tuganya sebagai pembimbingan dan fasilistator bagi siswa.

F. KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran listening bahasa inggris kegiatan mendengarkan atau menyimak baik-baik apa yang diucapkan orang, menagkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Proses pembelajaran listening perlu didesain semenarik mungkin dan efektif agar siswa dapat memahami materi dengan baik, salah satunya dengan menggunakan media yang konkret atau mendekati konkret.

Pembelajaranlistening bahasa inggris yang masih menggunakan media sederhana seperti media teks, akan membuat siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam memahami atau menyimak kosakata yang diucapkan. Pembelajaran seperti ini akan menjadi tidak efektif dan terlihat membosankan. Dari uraian tersebut menunjukan bahwa masih perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran listening bahasa


(60)

inggris terutama dalam pemilihan media pembelajaran nya, sehinga harapan setelah adanya pembaharuan dan perbaikan tersebut dapat memaksimalkan keterampilan listening bahasa inggris siswa.

Upaya yang dapat ditempuh agar pembelajaran bahasa inggris menjadi lebih menarik, efektif dan menyenangkan sehingga keterampilan listening lebih menarik adalah dengan menggunakan media audio. Media audio adalah media untuk menyampaikan pesan atau rangkaian materi pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudia diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan alat pemutarnya. Siswa dapat menyimak kosakata yang baik dan benar dengan menghentikan percakapan yang akan diperjelas informasinya. Maka dari itu penggunaan media audio dapat meningkatkan keterampilanlisteningbahasa inggris siswa.


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007 : 13) data penelitian pada pendekatan kuantitatif berupa angka–angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk menghilangkan subjektifitas dalam penelitian.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental (eksperimen semu) dengan pola Nonequivalent control groupdesign. Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan/perlakuan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan itu. Tindakan di dalam eksperimen disebut teratment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.

Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya ditaur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa group eksperimen diberi treatment atau perlakukan terntentu, sedangkan group kontrol diberikan treatment seperti keadaan biasanya. Dengan pertimbangan sulitnya


(62)

pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen kuasi.

Adapun gambaran mengenai rancangan Nonequivalen controlgroup desaign(Sugiyono, 2007:116) sebagai berikut :

Gambar 2 : RancanganNonequivalent Control Group Design Keterangan :

ܱଵ : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen ܱଶ : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian Perlakuan

ܱଷ : Pengukuran kemampuan awal kontrol ܱସ : Pengukuran kemampuan akhir kontrol

Untuk itu, dalam Sutrino hadi (2004 : 468-469) menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen dilakukan dalam tiga langkah yaitu, Pre eksperimentmeasurenment (pengikuran sebelum perlakuan), Treatment (tindakan pelaksanaan eksperimen), dan Post eksperimen measurenment(pengukuran sesudah eksperimen berlangsung).

Adapun langkah – langkah penelitian tampak dalam gambar berikut :

۽૚ X ۽૛


(63)

Kelompok eksperimen keterampilanlistening bahasa inggris dengan

media audio

Pre-test

Kelompok kontrol keterampilan listeningbahasa inggrisdengan metode teks

Gambar 3 langkah – langkah penelitian 1. Tahapan Pertama,Pre Eksperiment Measurenment

Sebelum melaksanakan tindakan, siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pre-test, yaitu memberikan soal bahasa inggris dalam bentuk pilihan ganda. Pre-test ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah keterampilan listening bahasa inggris dipengaruhi oleh media audio atau kemampuan awal yang berbeda.

2. Tahap kedua,Treatment

Setelah kedua kelompok diberikan pretest dan dianggap sepadan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan treatment. Treatmen di kelas eksperiment menggunkan instrument berupa media audio sedangkan dalam kelas kontrol menggunakan diskusi atau tanpa media. Dalam penelitian ini, perlakuan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada kelompok eksperimen dan 2 kali pada kelompok kontrol. Masing – masing perlakuan dilaksanakan dalam waktu 2 X 35 menit.


(64)

3. Tahap Ketiga,Post Eksperiment Measurenment

Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan soal postest dalam bentuk pilihan ganda pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol bentuk soal post-test sama seperti yang dahulu diberikan pada pre-tes. Hasilnya berupa data kemampuan akhri siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Perumnas 03 Depok Sleman. Waktu pelaksanaan pada bulan November 2013 semester I. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Jadwal Penelitian kelas Kontrol dan kelas Eksperimen No. Hari, Tanggal Kegiatan Kelompok Sub Pokok bahasan 1 Selasa, 19

november 2013

Pre test Eksperimen Keterampilan listening 2 Selasa, 19

november 2013

Pre test Kontrol Keterampilan listening 3 Sabtu, 23

November 2013

Post test Eksperimen Keterampilan listening menggunakan media audio 4 Sabtu, 23

November 2013

Post test Kontrol Keterampilan listening menggunakan media teks


(65)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Perumnas 03 yang berjumlah 18 siswa dan dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kelas kontrol dan kelompok kelas eksperimen. Selanjutnya peneliti akan mempelajari karakterisitik dari kedua kelompok tersebut dan kemudian ditarik semuanya.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki oleh pupulasi tersebut (Sugiyono, 2010 : 118). Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang dibagi dalam kedua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes keterampilan listening siswa bahasa inggris. Untuk itu dalam penelitian ini menggunan teknik tes. Selain menggunakan teknik tes peneliti juga menggunakan metode angket sebagai data pendukung pada pembelajaran bahasa inggris. Teknik tes dalam penelitian ini adalah tes keterampilan listening bahasa inggris yang digunakan selama dua kali yaitu sebelum diberikan perlakuan (pre-tes)dan setelah diberikan perlakuan(post- tes).Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda, soal pada pre-test dan post-tes merupakan soal yang sama untuk


(66)

menghindari adanya pengaruh perbedaan kualitas instrumen dari pemahaman siswa setelah mendapat perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada keterampilan listening siswa. Sedangkan untuk metode angket digunakan untuk mengetahui ketertarikan siswa setelah pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermar, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah

1. Tes KeterampilanListeningBahasa Inggris

Tes digunakan untuk mengukur hasil keterampilan listening bahasa inggrispada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan pilihan gandadengan kompetensi dasar mersepon sesuatu akan informasi. Kisi-kisi tentang tes keterampilan listening dapt dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 Rangkuman Kisi-kisi soal tes keterampilan listening bahasa inggris

Materi Indikator Bentuk instrumen Instrumen soal The day

after tomorrow

Merespon permintaan informasi tentang hari dalam suasana kelas

Responding *bentuk soal tes pilihan ganda

Listen and circle

the time correct


(67)

2. Metode angket (kuesioner)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006 : 199). Tujuan pembuatan angket dalam penelitian ini untuk mempeoleh informasi yang reliabilitas dan validitas setinggimungkin. Angket yang digunakan berupa angket tertutup yang sudah dusediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket diberikan setelah pemnbelajaran berlangsung. Untuk jawaban alternatifnya menggunakan empat tingkatan yaitu sangat tertarik (ST), tertarik (T), kuarang tertarik (KT) dan tidak tertarik (TT).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih memiliki validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi rikunto, 210 : 211). Dalam menentukan validitas instrumen digunakan rumus Product Moment dengan bantuan software SPSS 16 for windows.Perhitungan dengan software SPSS 16 for windowsselengkapnya dapt dilihat pada lampiran.


(68)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mununjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (instrumen) reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2010:221)

Kriteria brsarnya koefisien reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2006:276)

0, 80 <rଵଵ≤ 1, 00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 <rଵଵ≤ 0, 80 reliabilitas tinggi

0, 40 <rଵଵ≤ 0, 60 reliabilitas cukup 0, 20 <rଵଵ≤ 0, 40 reliabilitas rendah 0, 00 <rଵଵ≤ 0, 20 relibilitas sangat rendah

Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software SPSS16 for windows.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunaka uji –t (t-test) dan analisi korelasi. Sebelum dilakukan uji- t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat agar bisa dilakukan penelitian. Uji prasyarat dan uji-t dalam penelitian ini menggunakan bantuansoftware SPSS 16 for windows.

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan pada penelitian ini berasal dari populasi yang


(69)

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan One-sampel

Kolmogorov- Smirnovpadasoftware SPSS 16 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika pada outputKolmogorov- Smirnov harga koefisien Asymptotic Sig> dari nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0, 05). Sebaliknya jika harga koefisien Asymptotic Sig< 0, 05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan pada penelitian ini memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan Uji Levene pada software SPSS 16 for windows. Data dikatakan homogen jika pada output Uji Levene > nilai tabel, atau harga koefisien Sig> dari nilai alpha yang ditentukan yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika Uji levene< nilai tabel, atau harga koefisien Sig< 0, 05 maka data dinyatakan tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji- t (t-test) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Taraf Signifikansi (a) = 0, 05 atau 5 %  Kriteria yang digunakan dalam Uji- t adalah  Ho diterima apabilaSig> 0,005 atau t୦୧୲୳୬୥<t୲ୟୠୣ୪


(70)

 Ho ditolak apabilaSig< 0,05 ataut୦୧୲୳୬୥>t୲ୟୠୣ୪ I. Kriteria Penilaian

Tujuan dari pemberian kriteria penilaian adalah untuk menentukan hasil skor tes keterampilanlisteningbahasa inggris dengan ketuntasan siswa secara individu. Untuk hasil ketuntasan dapat diketahui dari kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sesuai standar yang telah ditentukan oleh sekolah SDN

Perumnas 03 Depok Sleman yaitu ≥ 50.

Sedangkan untuk kriteria angket respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4Kriteria angket respon siswa

Presentase Respon Kriteria 81-100

60-80 40-60 20-40

Sangat tertarik Tertarik Kurang tertarik

Tidak tertarik (Arikunto S, 2007:18)


(71)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Perumnas 03 Depok Sleman. Penelitian dilakukan pada kelas V yang dibagi dalam kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 9 siswa dan kelompok kontrol yang berjumlah 9 siswa. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan media audio sedangkan untuk kelas kontrol diberikan media pemebelajaran biasa dengan metode teks.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Data HasilPre-test Kelas Eksperimen

Pre-tes untuk kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 19 November 2013. Setelah diadakan pre-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelas eksperimen. Rincian data distribusi frekuensipre-test pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Data distribusi hasilpre-test kelas eksperimen.

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Tuntas Tidak tuntas Total 4 5 9 44,4 55,6 100 Rata –rata Nilai tertinggi Nilai terendah 55,56 70 50


(72)

Berdasarkan data pada tabel 5 diketahui bahwa hasil pre- test kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 55,56%. Nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50 . Siswa yang memperoleh kriteria tuntas sebanyak 4 siswa dan siswa yang kriteria tidak tuntas sebanyak 5 siswa. Data hasil pre-test kelas ekperimen selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram berikut :

Gambar 4. diagram batang hasil pre-testhasil kelas eksperimen 2. Data Hasil Pre-test Kelas Kontrol

Pre-tes untuk kelas kontrol dilakukan pada tanggal 19 November 2013. Setelah diadakan pre-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelas kontrol. Rincian data distribusi frekuensi pre-test pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

0 2 4 6

Tuntas Tidak Tuntas

4

5


(73)

Tabel 6. Data distribusi hasilpre-testkelas kontrol

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Tuntas Tidak tuntas Total 6 3 9 66,7 33,3 100 Rata –rata Nilai tertinggi Nilai terendah 57,78 70 50

(Sumber : Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 86-87) Berdasarkan data pada tabel 6 diketahui bahwa hasil pre-test kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,11%. Nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50. siswa yang memperoleh kriteria tuntas sebanyak 6 siswa dan siswa yang kriteria tidak tuntas sebanyak 3 siswa. Data hasil pre-test kelas kontrol selanjutnya disajikan dalm bentuk diagram berikut :

Gambar 5. Diagram batang hasilpre-testkelas kontrol. 3. Data HasilPost-test Kelas Eksperimen

Post-test untuk kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 23 November 2013 menggunakan media pembelajaran audio. Setelah diadakan post-tes data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelas eksperimen. Rincian data

0 2 4 6

Tuntas Tidak Tuntas

6

3


(74)

distribusi frekuensi hasil post-test kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Data distribusipost-testkelas eksperimen

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Tuntas Tidak tuntas Total 9 0 9 100 0 100 Rata –rata Nilai tertinggi Nilai terendah 76,67 90 60

(Sumber:Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 86-87) Berdasarkan data pada tabel 7 diketahui bahwa hasilpost-tes kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,67%. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 . siswa yang memperoleh kriteria tuntas sebanyak 9 siswa dan siswa yang kriteria tidak tuntas sebanyak 0 siswa. Data nilai hasil post-test kelas ekperimen selanjutnya disajikan dalm bentuk diagram berikut :

Gambar 6. Diagram batang hasil post-testkelas eksperimen 4. Data HasilPost-tes Kelas Kontrol

Post-test untuk tes kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 23 November 2013. Setelah diadakan post-tes data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for

0 5 10 Tuntas 9 Postest Eksperimen


(75)

windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelas kontrol. Rincian data distribusi frekuensi post-test pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8 Data distribusi hasilpost-testkelas kontrol

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Tuntas Tidak tuntas Total 7 2 9 77,8 22,2 100 Rata –rata Nilai tertinggi Nilai terendah 61,61 70 50

(Sumber:Data primel yang diolah lihat lampiran 86-87)

Berdasarkan data pada tabel 8 diketahui bahwa hasil post-tes kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,11% . Nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50 . siswa yang memperoleh kriteria tuntas sebanyak 7 siswa dan siswa yang kriteria tidak tuntas sebanyak 2 siswa. Data nilai hasil post-test kelas ekperimen selanjutnya disajikan dalm bentuk diagram berikut :

Gambar 7 diagaram hasilpost-teshasil kelas kontrol

5. Hasil analisis lembar angket respon siswa

Hasil analisis lembar angket respon siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for

0 5 10

Tuntas Tidak Tuntas

7

2


(1)

92

Lampiran 20

HASIL UJI

INDEPENDENT T TEST

(PERBANDINGAN RESPON SISWA EKSPERIMEN DENGAN KONTROL)

T-Test

Group Statistics

9 73,4444 6,74743 2,24914

9 55,7778 6,79665 2,26555

Group Eksperimen Kontrol Minat

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

,041 ,843 5,534 16 ,000 17,66667 3,19239 10,89910 24,43423

5,534 15,999 ,000 17,66667 3,19239 10,89907 24,43426 Equal variances assumed Equal variances not assumed Minat F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means


(2)

93

Lampian 21


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG

4 20 145

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kutabanjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 15

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 13

PENGARUH PENGGUNAAN METODE AUDIO LINGUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS : Penelitian Pre Eksperimen di Kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten KabupatenTasikmalaya.

24 87 59

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL VIDEO PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Barunagri, Lembang.

0 1 35

Peningkatan Keterampilan Bercerita Dengan Bahasa Jawa Ragam Ngoko Lugu Berbantuan Media Audio Pada Siswa Kelas V SDN 02BratiKecamatan Kayen Kabupaten Pati.

0 0 1

Penggunaan Media Audio Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng Pada Siswa Kelas V SDN Buara 02 Ketanggungan Brebes.

0 0 1

Keywords: Influence, Audio Media, Listening Skill PENDAHULUAN - PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK PESERTA DIDIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

0 0 11

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN SELOMULYO SLEMAN

1 0 209