Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Lengkap dengan analisisnya
Modul Pelatihan 2.1c
I. KONSEP : Analisis Penerapan Model Pembelajaran II. DESKRIPSI :
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Dalam mengolah pembelajaran agar runtut tidak meloncat-loncat, maka diperlukan model pembelajaran yang perlu diterapkan di kegiatan inti.
Model pembelajaran merupakan acuan sistematis yang digunakan dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri model pembelajaran, yaitu fokus, memiliki sintak, sistem sosial, dan sistem pendukung. Model pembelajaran digunakan oleh guru agar pembelajaran lebih efisien dan efektif. Guru dapat memilih model model pembelajaran dari berbagai model yang ada. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya membuat siswa aktif dan berpikir kritis. Contoh model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu antara lain model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis penemuan, dan model pembelajaran berbasis masalah.
a. Model Pembelajaran Kooperatif , pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
2.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
3.
Sintaks Model Pembelajaran KooperatifFase Indikator Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menekankan
(2)
Fase Indikator Kegiatan Guru memotivasi siswa belajar.
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil kerja
siswa tentang materi yang telah disiswai atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Guru mecari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
Sumber: (Rusman: 2014:211)
Contoh:Kelas : 4
Tema: Indahnya Kebersamaan
Subtema: Keberagaman Budaya Bangsaku
Sintaks Kegiatan Pembelajaran
Fase ke-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
- Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. - Siswa menjawab pertanyaan guru
tentang hal-hal yang terkait dengan pembelajaran, misalnya apakah siswa mengetahui nama suku bangsanya?
- Siswa difasilitasi guru agar dapat memahami bahwa Indonesia terdiri atas berbagai budaya dan pentingnya menghargai perbedaan tersebut. Misalnya dengan cara menunjukkan berbagai gambar suku bangsa, sehingga siswa dapat memahami betapa beragamnya budaya bangsa Indonesia.
Fase Ke-2
Menyajikan informasi
- Siswa membaca bahan bacaan yang disediakan oleh guru, misalnya teks
(3)
bacaan berjudul Pawai Budaya.
- Siswa mengamati gambar yang terdapat pada teks bacaan tersebut yang menunjukkan tentang keragaman budaya.
Fase ke-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 orang.
- Semua siswa membaca teks berjudul Pawai Budaya.
- Siswa dalam kelompok dibagi tugas untuk mencermati paragraf, misalnya siswa A mencermati teks paragraph 1, siswa B mencermati paragraph 2, dan seterusnya.
Fase ke-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
- Siswa membuat peta konsep berdasarkan teks yang dibacanya. - Peta konsep dibuat secara
berkelompok, setiap siswa berkontribusi sesuai dengan bahan yang dibacanya.
- Siswa bertanya kepada guru apabila ada proses kerja yang belum dipahami. Guru menjawab dan memberi bimbingan sesuai kebutuhan.
Fase ke-5 Evaluasi
- Guru memberikan umpan balik pada hasil kerja kelompok. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru ketika peta konsep yang dibuat oleh kelompok masih perlu diperbaiki.
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok yang lain menanggapi
Fase ke-6
Memberikan penghargaan
- Hasil kerja kelompok diberi skor oleh guru.
- Kelompok mendapat predikat berdasarkan skor yang diperoleh.
- Kelompok mendapatkan
penghargaan dari guru. b. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
Model Discovery Learning mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang diharapkan siswa mengorganisasi dan membangun konsep berdasar penemuannya sendiri.
Dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi
(4)
seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented (berpusat pada guru) menjadi student oriented ( berpusat pada siswa). 1. Tujuan Pembelajaran berbasis Penemuan
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Model pembelajaran discovery learning ini dapat membantu siswa
memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. 2. Sintaks Pembelajaran Berbasis Penemuan
Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Fase ke-1
pemberian rangsangan (menyediakan fakta awal untuk diamati peserta didik)
Guru menyajikan beberapa contoh dan bukan contoh dari suatu konsep sehingga peserta didik merasa tertarik untuk bertanya lebih jauh. Fase ke-2
identifikasi masalah (mengklasifikasikan fakta yang diusulkan peserta didik)
Guru mendorong anak untuk menanyakan fakta tambahan dan guru meresponnya dengan mengatakan “contoh” atau “bukan contoh” sehingga peserta didik memperoleh lebih banyak contoh dan bukan contoh
Fase ke-3
menghasilkan dugaan tentang maksud dari fakta yang diberikan
Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan dugaan mereka tentang konsep yang disiswai dari contoh-contohnya tersebut Fase ke-4 Guru membimbing peserta didik dalam
(5)
Pengumpulan data mengumpulkan informasi terhadap masalah yang disiswai melalui berbagai cara : membaca sumber, diskusi, dan sebagainya.
Fase ke-5 Pembuktian
(menganalisis fakta dengan mencari polanya)
Guru menata contoh-contohnya saja, dan mengajak peserta didik untuk menemukan kesamaan dari contoh contoh tersebut
Fase ke-6
memfasilitasi peserta didik untuk berbagi hasil penalaran (dugaannya)
Guru mengajak kelompok-kelompok untuk berbagi dugaannya dan mendiskusikan sehingga diperoleh dugaan bersama
Fase ke-7
Tahap 6Mendorong peserta didik untuk menyimpulkan
Guru memberikan penegasan tentang maksud dari konsep itu
Fase ke-8
Membantu peserta didik lebih mantap memahami
konsepnya
Guru memberikan latihan-latihan untuk memantapkan pemahaman peserta didik
Contoh: Kelas: IV
Tema/Subtema/Pembelajaran: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1
(Target yang akan ditemukan adalah proses terjadinya bunyi) Fase ke-1
- Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.
Siswa secara berkelompok mengamati berbagai alat musik tradisiona yang dibawa oleh guru.
Siswa mencoba memainkan alat musik tradisional tersebut di depan kelas.
Siswa menjelaskan cara memainkan alat musik tradisional tersebut (dipukul, dipetik, digoyangkan, ditiup, digesek, dan lain-lain).
Fase ke-2
Siswa mengamati gambar dan membaca teks tentang berbagai alat musik tradisional.
Setelah membaca teks, siswa mengisi tabel yang terdapat dalam buku siswa, seperti di bawah ini:
No Nama Alat Musik Cara
Memainkan
1 Anglung Digoyangkan/
digerakkan
2 Saluang Ditiup
3 Talempong Dipukul
Siswa melakukan eksplorasi menggunakan benda-benda yang terdapat di sekitar kelas.
Setiap siswa diminta mengambil 5 benda yang ada di sekitar kelas, yang menghasilkan bunyi yang berbeda.
(6)
cara berbeda, seperti peluit (ditiup) , dua tutup panci (dipukul), sendok dan botol kaca (dipukul), kantong plastik (diremas), botol plastik diisi benda-benda kecil (digoyangkan), dsb.
Jika jumlah benda terbatas, setiap siswa dapat mengambil dua benda, yang kemudian akan digunakan secara bergantian.
Siswa diminta membunyikan benda-benda tersebut.
Siswa diminta menuliskan hasil temuan mereka pada tabel.
No Benda Cara membunyikan
1 2 3 4 5
Siswa dibimbing guru untuk menemukan permasalahan.
Permasalahan dirumuskan dalam pertanyaan, misalnya (1) mengapa alat musik tradisiona berbunyi ketika dimainkan, (2) mengapa peralatan seperti panci, piring, peluit, dan sendok dapat dibunyikan dengan perlakuan tertentu? Fase ke-3
Siswa membuat dugaan jawaban atas pertanyaannya tersebut berdasarkan percobaannya.
Fase ke-4
Siswa dengan dibimbing guru, mencari informasi untuk menyakinkan
dugaannya. Guru dapat memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya dapat mengantarkan siswa untuk meyakinkan jawabannya.
Siswa dapat juga mencari informasi dengan cara membaca berbagai buku sumber.
Siswa mencatat informasi yang diperolehnya. Fase ke-5
Siswa mencocokkan informasi yang diperoleh dengan percobaan yang dilakukannya. Misalnya, bunyi terjadi karena ada sesuatu yang digetarkan pada benda tersebut.
Fase ke-6
Siswa mendiskusikan hasil temuannya dalam kelompok dengan kelompok lain. Siswa menyimpulkan dugaannya berdasarkan percobaan yang dilakukan. Fase ke-7
Guru menegaskan hasil temuan siswa mengenai proses terjadinya bunyi, misalnya dengan cara membuat kesimpulan bersama yang dituliskan di papan tulis.
Fase ke-8
Siswa mengerjakan soal latihan dari guru untuk memantapkan pemahaman hasil temuannya.
(7)
Konsep pembelajaran PBL yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata)
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
(8)
1. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi
pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
2. Sintak Model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase Indikator Aktivitas / Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa kepada
masalah Guru menginformasikan tujuanpembelajaran, mendeskripsikan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, serta memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah yang sudah dipilih.
2 Mengorganisasikan siswa
untuk belajar Guru membantu siswa dalammengatur tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan.
3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.
4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalammerencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.
(9)
Contoh: Kelas: IV
Tema/Subtema/Pembelajaran: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1
Fase ke-1
Salah satu siswa memimpin doa pembukaan,
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi
Fase ke-2:
Guru mengajukan pertanyaan pembuka:
Siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda? Suku Jawa? Suku Minang? Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal
suku mereka kepada teman di sebelahnya.
Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3:
Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang akan disiswai. Siswa kemudian diajak untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati.
Fase ke-4:
Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai ragam budaya yang diambil dari bacaan tentang keragaman budaya yang telah dibacanya.
Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya memahami keragaman budaya di Indonesia.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5:
Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru
memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.
III. Kegiatan Pembelajaran
1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 – 4 orang.
2. Setiap kelompok menyiapkan bahan dari BG dan BS sesuai pembagian tugas (1 kelompok mendapat satu subtema).
3. Setiap kelompok dibagi menurut model pembelajaran yang akan disusun. Contoh: Kelompok I mengerjakan model pembelajaran kooperatif
Kelompok II mengerjakan model pembelajaran berbasis penemuan Kelompok III mengerjakan model pembelajaran berbasis masalah 4. Setiap kelompok mengamati contoh-contoh model pembelajaran yang
terdapat pada modul atau sumber lain yang relevan.
5. Peserta pelatihan secara berkelompok menyusun model pembelajaran berdasarkan materi yang terdapat dalam Buku Siswa dan Buku Guru.
(10)
IV. Tugas-Tugas beserta lembar kerja
Tugas: - Menyusun kegiatan pembelajaran berdasarkan sintak model pembelajaran yang dipilih
Lembar Kerja LK 2.1.c Kelas: ….
Tema/Subtema/Pembelajaran: …. Model Pembelajaran : ….
Media Pembelajaran : ...
Sintak Kegiatan Pembelajaran
V. Penilaian dan Rubrik Penilaian: Unjuk Produk
Rubrik Penilaian Menyusun Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Sintak Model Pembelajaran
Kriteria Skor
Sangat Baik Baik Cukup Perlu
Bimbingan
VI. Bahan Pendukung Pembelajaran Buku Guru
Buku Siswa
Contoh-Contoh Model Pembelajaran Power Point
VII. Power Point Materi ….
(1)
Pengumpulan data mengumpulkan informasi terhadap masalah yang disiswai melalui berbagai cara : membaca sumber, diskusi, dan sebagainya.
Fase ke-5 Pembuktian
(menganalisis fakta dengan mencari polanya)
Guru menata contoh-contohnya saja, dan mengajak peserta didik untuk menemukan kesamaan dari contoh contoh tersebut
Fase ke-6
memfasilitasi peserta didik untuk berbagi hasil penalaran (dugaannya)
Guru mengajak kelompok-kelompok untuk berbagi dugaannya dan mendiskusikan sehingga diperoleh dugaan bersama
Fase ke-7
Tahap 6Mendorong peserta didik untuk menyimpulkan
Guru memberikan penegasan tentang maksud dari konsep itu
Fase ke-8
Membantu peserta didik lebih mantap memahami
konsepnya
Guru memberikan latihan-latihan untuk memantapkan pemahaman peserta didik
Contoh: Kelas: IV
Tema/Subtema/Pembelajaran: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1
(Target yang akan ditemukan adalah proses terjadinya bunyi) Fase ke-1
- Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.
Siswa secara berkelompok mengamati berbagai alat musik tradisiona yang dibawa oleh guru.
Siswa mencoba memainkan alat musik tradisional tersebut di depan kelas.
Siswa menjelaskan cara memainkan alat musik tradisional tersebut (dipukul, dipetik, digoyangkan, ditiup, digesek, dan lain-lain).
Fase ke-2
Siswa mengamati gambar dan membaca teks tentang berbagai alat musik tradisional.
Setelah membaca teks, siswa mengisi tabel yang terdapat dalam buku siswa, seperti di bawah ini:
No Nama Alat Musik Cara
Memainkan
1 Anglung Digoyangkan/
digerakkan
2 Saluang Ditiup
3 Talempong Dipukul
Siswa melakukan eksplorasi menggunakan benda-benda yang terdapat di sekitar kelas.
Setiap siswa diminta mengambil 5 benda yang ada di sekitar kelas, yang menghasilkan bunyi yang berbeda.
(2)
cara berbeda, seperti peluit (ditiup) , dua tutup panci (dipukul), sendok dan botol kaca (dipukul), kantong plastik (diremas), botol plastik diisi benda-benda kecil (digoyangkan), dsb.
Jika jumlah benda terbatas, setiap siswa dapat mengambil dua benda, yang kemudian akan digunakan secara bergantian.
Siswa diminta membunyikan benda-benda tersebut.
Siswa diminta menuliskan hasil temuan mereka pada tabel.
No Benda Cara membunyikan
1 2 3 4 5
Siswa dibimbing guru untuk menemukan permasalahan.
Permasalahan dirumuskan dalam pertanyaan, misalnya (1) mengapa alat musik tradisiona berbunyi ketika dimainkan, (2) mengapa peralatan seperti panci, piring, peluit, dan sendok dapat dibunyikan dengan perlakuan tertentu? Fase ke-3
Siswa membuat dugaan jawaban atas pertanyaannya tersebut berdasarkan percobaannya.
Fase ke-4
Siswa dengan dibimbing guru, mencari informasi untuk menyakinkan
dugaannya. Guru dapat memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya dapat mengantarkan siswa untuk meyakinkan jawabannya.
Siswa dapat juga mencari informasi dengan cara membaca berbagai buku sumber.
Siswa mencatat informasi yang diperolehnya. Fase ke-5
Siswa mencocokkan informasi yang diperoleh dengan percobaan yang dilakukannya. Misalnya, bunyi terjadi karena ada sesuatu yang digetarkan pada benda tersebut.
Fase ke-6
Siswa mendiskusikan hasil temuannya dalam kelompok dengan kelompok lain. Siswa menyimpulkan dugaannya berdasarkan percobaan yang dilakukan. Fase ke-7
Guru menegaskan hasil temuan siswa mengenai proses terjadinya bunyi, misalnya dengan cara membuat kesimpulan bersama yang dituliskan di papan tulis.
Fase ke-8
Siswa mengerjakan soal latihan dari guru untuk memantapkan pemahaman hasil temuannya.
(3)
Konsep pembelajaran PBL yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata)
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
(4)
1. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
2. Sintak Model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase Indikator Aktivitas / Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa kepada
masalah Guru menginformasikan tujuanpembelajaran, mendeskripsikan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, serta memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah yang sudah dipilih.
2 Mengorganisasikan siswa
untuk belajar Guru membantu siswa dalammengatur tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan.
3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.
4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalammerencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.
(5)
Contoh: Kelas: IV
Tema/Subtema/Pembelajaran: Indahnya Kebersamaan/Keberagaman Budaya Bangsaku/1
Fase ke-1
Salah satu siswa memimpin doa pembukaan,
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa anak, misalnya hari ini kita akan belajar berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, yaitu memecahkan masalah dengan cara berdiskusi
Fase ke-2:
Guru mengajukan pertanyaan pembuka:
Siapa di antara kalian yang berasal dari suku Sunda? Suku Jawa? Suku Minang? Siswa secara berpasangan diminta untuk saling menginformasikan tentang asal
suku mereka kepada teman di sebelahnya.
Hasil diskusi siswa tersebut disimpulkan secara klasikal. Fase ke- 3:
Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang akan disiswai. Siswa kemudian diajak untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati.
Fase ke-4:
Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membuat laporan mengenai ragam budaya yang diambil dari bacaan tentang keragaman budaya yang telah dibacanya.
Siswa membuat laporan diskusi yang dibuat bersama pasangan diskusinya. Kesimpulan yang dibuat sebaiknya mencakup alasan pentingnya memahami keragaman budaya di Indonesia.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Fase ke-5:
Setelah semua kelompok selesai mengomunikasikan hasil diskusi, guru
memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.
III. Kegiatan Pembelajaran
1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 – 4 orang.
2. Setiap kelompok menyiapkan bahan dari BG dan BS sesuai pembagian tugas (1 kelompok mendapat satu subtema).
3. Setiap kelompok dibagi menurut model pembelajaran yang akan disusun. Contoh: Kelompok I mengerjakan model pembelajaran kooperatif
Kelompok II mengerjakan model pembelajaran berbasis penemuan Kelompok III mengerjakan model pembelajaran berbasis masalah 4. Setiap kelompok mengamati contoh-contoh model pembelajaran yang
terdapat pada modul atau sumber lain yang relevan.
5. Peserta pelatihan secara berkelompok menyusun model pembelajaran berdasarkan materi yang terdapat dalam Buku Siswa dan Buku Guru.
(6)
IV. Tugas-Tugas beserta lembar kerja
Tugas: - Menyusun kegiatan pembelajaran berdasarkan sintak model pembelajaran yang dipilih
Lembar Kerja LK 2.1.c Kelas: ….
Tema/Subtema/Pembelajaran: …. Model Pembelajaran : ….
Media Pembelajaran : ...
Sintak Kegiatan Pembelajaran
V. Penilaian dan Rubrik Penilaian: Unjuk Produk
Rubrik Penilaian Menyusun Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Sintak Model Pembelajaran
Kriteria Skor
Sangat Baik Baik Cukup Perlu
Bimbingan
VI. Bahan Pendukung Pembelajaran Buku Guru
Buku Siswa
Contoh-Contoh Model Pembelajaran Power Point
VII. Power Point Materi ….