Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017

PENGARUHPENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS STRATEGI
BELAJAR AFEKTIF TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS
TEKS FABEL SISWA KELAS VIII SMP WAHID HASYIM
MALANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Nurbahjan
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Kurang menariknya gaya pengajaran seorang guru juga bisa
berdampak pada kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran
menulis teks fabel. Oleh karena itu, proses pembelajaran menulis teks
fabel di kelas dari waktu ke waktu terlihat sangat monoton dan kurang
berkembang. Sebenarnya, kemampuan dan minat siswa untuk bermain
imajinasi bisa terbentuk jika situasi dan kondisi pembelajaran menulis
teks fabel yang mereka hadapi mendukung. Selain itu, kemampuan
menulis siswa juga dipengaruhi oleh kreativitas-kreativitas atau teknik
pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus
memiliki kemampuan dan menyeleksi materi pembelajaran menulis
teks fabel sebelum menyampaikan dalam proses pembelajaran. Selain
itu, guru harus memperhatikan penggunaan media pembelajaran dan
situasi pembelajaran yang efektif sehingga dapat menarik minat dan
perhatian siswa untuk lebih apresiasif dalam menuangkan ide-idenya
ke dalam sebuah tulisan. Salah satu strategi yang dapat digunakan

adalah startegi afektif. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya
menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau
situasi yang problematis, dan pengajar dapat membina dalam
menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan tingkat nilai
kemampuan masing-masing. Dalam pengaplikasian terhadap
pembelajaran yang diberikan guru, dalam memberikan contoh guru
hendaknya memfasilitasi siswa dengan lingkungan yang baik. Strategi
ini terdiri dari tiga komponen yaitu, (1)meredakan kegelisahan, (2)
mendorong diri, dan (3) mengendalikan emosi.
Rumusan masalah khusus dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana
keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP Wahid
Hasyim Malang sebelum menggunakan bahan ajar berbasis strategi
belajar afektif, (2) bagaimana keterampilan menulis teks cerita fabel
siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim Malang sesudah menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar afektif, dan (3) bagaimana
perbedaan keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII
SMP Wahid Hasyim Malang sebelum dan sesudah menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar afektif?
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan rancangan kuasi eksprimen dengan one

grouppretest postesdesign. Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan adalah tes, sedangkan tes yang digunakan adalah bentuk
pretes dan postes. Untuk menganalisis tiga rumusan masalah dari hasil
penelitian yang telah dilakukan maka digunakan rumus statistik
deskriptif menggunakan SPSS 23 dan untuk membuktikan kebenaran

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 295

hipotesis yang peneliti ajukan, maka peneliti menggunakan uji-t dan
uji anova. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Wahid Hasyim Malang.
Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII C dengan
jumlah 31 siswa atau 24%. Data dalam penelitian ini adalah hasil
pretes dan postes yang dilaksanakan pada subjek yang diteliti.
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, maka dapat
dipaparkan beberapa hal yaitu, (1) keterampilan menulis teks fabel
sebelum ada penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar afektif
siswa kelas VIII C SMP Wahid Hasyim Malang termasuk dalam
kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yaitu
62,58. Berdasarkan hasil persentase pretes siswa yang menguasai
keterampilan menulis teks fabel yaitu 6% sangat baik (2 siswa), 16%

baik (5 orang), 23% cukup (7 orang), 20% kurang (8 orang), dan 29%
sangat kurang (9 siswa), (2) keterampilan menulis teks cerita fabel
pada siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim Malang sesudah digunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar afektif termasuk dalam kategori
baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai nilai siswa yaitu 83,55%.
Berdasarkan hasil persentase postes siswa yang menguasai
keterampilan menulis teks fabel yaitu yaitu 64 % sangat baik (20
orang), 26% baik (8 orang), 10% cukup (3 orang), 0% kurang (tidak
siswa yang memperoleh nilai yang kurang), dan 0% sangat kurang
(tidak ada siswa yang memperoleh nilai yang sangat kurang), dan (3)
Penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar afektif sangat
berpengaruh digunakan sebagai strategi pembelajaran menulis teks
fabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai dan rata-rata postes siswa adalah
83,55 lebih besar dari dibandingkan rata-rata prates 62,58. Selain itu,
nilai t hitung pada penilaian sebesar 8,381 lebih tinggi dari t tabel
sebesar 2,042. Hasil dari uji anova nilai signifikan lebih kecil dari t
tabel, sebesar 0,000 ≥ 0,05. Hal ini menunjukkan pengaruh
penggunaan bahan ajar berbasis strategi belajar afektif terhadap
keterampilan menulis teks fabel siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim
Malang.

Kata-kata kunci : bahan ajar, strategi belajar afektif, menulis,
teks fabel
PENDAHULUAN.
Ada
empat
keterampilan
berbahasa yang disajikan dalam
pembelajaran
bahasadi
sekolahsekolah,
yaitu
keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan
membaca
dan
keterampilan
menulis.
Keempat
keterampilan berbahasa tersebut


sebenarnya dapat dikelompokkan
menjadi keterampilan yang bersifat
reseptif, yaitu menyimak dan
membaca, dan keterampilan yang
bersifat produktif yaitu berbicara dan
menulis.
Keterampilan
diperoleh
melalui proses belajar. Menurut Alya
(2009:8) belajar adalah berusaha

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 296

memperoleh kepandaian atau ilmu.
Sedangkan menurut Gagne (dalam
Dimyati & Mudjiono, 2010:10)
belajar merupakan kegiatan yang
komplek. Hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar orang

memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap,
dan
nilai.
Timbulnya
kapabilitas tersebut adalah stimulus
yang berasal dari lingkungan, dan
proses kognitif yang dilakukan oleh
pembelajar. Dengan demikian belajar
adalah seperangkat proses kognitif
yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru.
Sama halnya dengan kemampuan
menulis yang tidak diperoleh begitu
saja, tetapi melalui latihan dan
bimbingan yang intensif. Oleh karena
itu, keterampilan menulis sangat
penting ditanamkan kepada siswa
sejak dini. Mengingat manfaat

menulis banyak dan penting, jadi
patut kiranya belajar menulis sedari
dini.
Menurut Dalman (2012:3)
menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian
pesan (informasi) secara tertulis
kepada
pihak
lain
dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai
alat atau medianya. Aktivitas menulis
melibatkan beberapa unsur yaitu:
penulis sebagai penyampai pesan, isi
tulisan, saluran atau media dan
pembaca.
Menulis juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan merangkai huruf
menjadi kata atau kalimat untuk

disampaikan kepada orang lain,
sehingga
orang
lain
dapat
memahaminya. Dalam hal ini, dapat
terjadinya komunikasi antar penulis
dan pembaca dengan baik. Pembaca
melihat tulisan tersebut kemudian

menterjemahkan sandi tulis itu ke
dalam sandi lisan kembali dan
mendapatkan
serta
memperoleh
pikiran atau
gagasan penulis.
Akhirnya,
pembaca
memahami

pikiran atau gagasan tersebut.
Kurang menariknya gaya
pengajaran dariguru juga bisa
berdampak pada kurangnya minat
siswa terhadap pembelajaran menulis
teks fabel. Akibat dari penggunaan
metode yang tidak tepat, proses
pembelajaran menulis teks fabel di
kelas dari waktu ke waktu terlihat
sangat
monoton
dan
kurang
berkembang.
Sebenarnya,
kemampuan dan minat siswa untuk
bermain imajinasi bisa terbentuk jika
situasi dan kondisi pembelajaran
menulis teks fabel yang mereka
hadapi mendukung. Selain itu,

kemampuan menulis siswa juga
dipengaruhi oleh kreatifitas-kreatifitas
atau
teknik
pelaksanaan
pembelajaran. Untuk mengatasi hal
tersebut, seorang guru harus memiliki
kemampuan dan menyeleksi materi
pembelajaran menulis teks fabel
sebelum menyampaikan dalam proses
pembelajaran. Selain itu, guru harus
memperhatikan penggunaan media
pembelajaran
dan
situasi
pembelajaran yang efektif sehingga
dapat menarik minat dan perhatian
siswa untuk lebih apresiasif dalam
menuangkan ide-idenya ke dalam
sebuah tulisan.

Salah satu strategi yang dapat
diterapkan
dalam
pembelajaran
keterampilan menulis teks fabel
adalah strategi afektif. Menurut
Oxford (1990:8-10) ungkapan afektif
mengacu pada perasaan, sikap,
motivasi, dan nilai. Para pembelajar
bahasa mendapatkan kendali atas
faktor-faktor
afektif
yang

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 297

mempengaruhi pembelajaran bahasa
melalui strategi belajar afektif.
Adapun rangkaian-rangkaian utama
dari strategi belajar afektif, adalah (1)
mengurangi
ketegangan,
(2)
mendorong diri sendiri, dan (3)
mengendalikan emosi.
Strategi belajar afektif pada
umumnya menghadapkan siswa pada
situasi yang mengandung konflik atau
situasi yang problematis, dan pengajar
dapat membina dalam menyelesaikan
masalah tersebut sesuai dengan
tingkat nilai kemampuan masingmasing.
Dalam
pengaplikasian
terhadap pembelajaran yang diberikan
guru, dalam pemberian contoh
terhadap yang diberikan guru
hendaknya siswa difasilitasi dengan
lingkungan yang baik.
Media pembelajaran yang
sederhana dan mudah digunakan akan
memudahkan siswa untuk belajar,
salah satunya yaitu bahan ajar. Bahan
ajar merupakan alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi,
metode batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk
mencapai
kompetensi
yang
diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
Menurut Arsyad (2011:4)
media
pembelajaran
merupakan
segala sesuatu yang membawa pesan
maupun informasi yang bertujuan
instruksional
atau
mendukung
maksud-maksud
pengajaran,
penggunaan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membawa
pengaruh-pengaruh
psikologi terhadap siswa. Sedangkan
menurut Briggs (Rahman & Amri,

2014: 174) media pembelajaran
adalah
saran
fisik
untuk
menyampaikan
isiataumateri
pembelajaran seperti: buku, film,
video, dan sebagainya.
Media pembelajaran yang
sederhana dan mudah digunakan akan
memudahkan siswa untuk belajar,
salah satunya yaitu bahan ajar. Bahan
ajar merupakan alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi,
metode batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk
mencapai
kompetensi
yang
diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
Bahan ajar merupakan salah
satu komponen yang berperan penting
dalam proses pembelajaran, namun
pada kenyataanya hanya ada beberapa
sekolah saja yang menggunakan
bantuan bahan ajar, kebanyakan
sekolah hanya menggunakan buku
cetak
yang
disediakan
oleh
pemerintah, yang pada akhirnya
berdampak pada kurang menariknya
bahan ajar yang digunakan oleh guru.
Melihat kondisi tersebut, maka
diperlukannya pengembangan bahan
ajar yang dapat memotivasi siswa
untuk giat belajar sekalipun tanpa
bimbingan guru.
Pembuatan bahan ajar harus
dapat menjawab dan memecahkan
masalah atau pun kesulitan dalam
belajar. Terdapat sejumlah materi
pembelajaran
yang
seringkali
membuat
siswa
sulit
untuk
memahaminya ataupun guru untuk
menjelaskannya. Kesulitan tersebut
dapat saja terjadi karena materi
tersebut terlalu abstrak, sulit, asing,
dan sebagainya. Untuk mengatasi
kesulitan tersebut maka perlu
dikembangkan bahan ajar yang tepat.

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 298

Apabila materi yang disampaikan
bersifat abstrak, maka bahan ajar
harus mampu membantu siswa
menggambarkan sesuatu yang abstrak
tersebut,
misalnya
dengan
penggunaan gambar, foto, bagan,
skema, dan lain-lain. Demikian pula
materi yang rumit, harus dapat
dijelaskan
dengan
cara
yang
sederhana, sesuai dengan tingkat
berfikir siswa, sehingga menjadi lebih
mudah.
Menurut Oxford (1990:8-10)
ungkapan afektif mengacu pada
perasaan, sikap, motivasi, dan nilai.
Para pembelajar bahasa mendapatkan
kendali atas faktor-faktor afektif yang
mempengaruhi pembelajaran bahasa
melalui strategi belajar afektif.
Adapun, rangkaian-rangkaian utama
dari strategi belajar afektif, adalah (1)
mengurangi ketegangan, tiga strategi
untuk
mengurangi
ketegangan
masing-masing
mempunyai
komponen fisik dan mental yaitu, (1)
menggunakan relaksasi progresif,
mengatur pernapasan. Contoh dalam
pembelajaran adalah menggunakan
teknik perengangan otot dan relaksasi
secara bergantian, baik otot leher,
wajah, atau otot dari organ lain, atau
teknik menarik nafas-nafas dalamdalam dari diafregmen sebelum
berbicara di depan audien, (2)
menggunakan lagu. Contoh dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan
bernyanyi bersama yang dapat
membangkitkan semangat siswa
untuk belajar, dan (3) menggunakan
tawa. Dalam pembelajaran, guru
dapat
membuat
humor-humor
mendidik untuk membuat suasana
kelas menjadi tidak tegang dan
membuat
siswa
tertawa,
(2)
mendorong diri, pendorong diri
sendiri meliputi mengatakan hal-hal

yang bersifat mendukung, mendorong
diri sendiri utnuk mengambil resiko
dengan bijak, dan memberikan
penghargaan terhadap diri sendiri
yaitu, (1) membangun pernyataan
positif. Dalam pembelajaran dapat
dilakukan dengan mengatakan atau
menulis kepada diri sendiri agar
merasa lebih percaya diri dan
mengungkapkan sesuatu. Contoh
penyataan positif “ Saya pasti bisa”,
atau “aku pasti bisa lebih baik dari
mereka”, (2) membuat keputusan
dengan tepat. Strategi ini dilakukan
ketika pada saat melakukan kesalahan
dalam pembelajaran, maka sebisa
mungkin menyikapi resiko dengan
penilaian yang bijak, dan (3)
memberikan penghargaan pada diri
sendiri. Memberikan penghargaan
terhadap diri sendiri yang bernilai
untuk kinerja tertentu, tidak merasa
rendah diri bila melakukan kesalahan,
dan (3) mengendalikan emosi, strategi
dalam rangkaian ini dapat membantu
siswa untuk menilai perasaan,
motivasi, dan sikap mereka. Strategi
ini bermanfaat untuk membedakan
sikap dan emosi negatif yang
menghalangi
perkembangan
pembelajaran yaitu, (1) memahami
diri
sendiri.
Siswa
dapat
memperhatikan dan merasakan signal
yang diberikan tubuh. Signal-signal
ini bisa saja negatif atau positif,
sehingga siswa dapat mengerti apa
yang
harus
dilakukan,
(2)
menggunakan daftar cek. Siswadapat
menggunakan daftar cek setiap hari
atau beberapa kali sehari untuk
mengukur sikap dan perasaan mereka
tentang
pembelajaran
bahasa.
Menggunakan daftar cek untuk
mendorong semangat diskusi kelas
tentang pembelajaran bahasa. (3)
menulis buku harian. Untuk hal-hal

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 299

yang baru, dapat ditulis di buku
harian atau jurnal untuk melacak
peristiwa dan perasaan dalam proses
pembelajaran,
dan
(4)
membagipengalamandengan
orang
lain.
Siswa
dapat
melakukan
pembicaraan dengan orang lain (guru,
teman, saudara) untuk menemukan
dan mengungkapkan perasaan tentang
pembelajaran.
Ketiga strategi belajar afektif
yang terkait dengan pendorongan diri
sendiri, para siswamengatasi hal-hal
negatif. Rasa keefektifan yang berada
di bawah harga diri dicerminkan di
dalam sikap (karakter mental,
keyakinan,
atau
opini),
yang
mempengaruhi motivasi para siswa
untuk tetap mencoba belajar. Sikap
adalah memprediksikan motivasi
yang kuat di dalam bidang kehidupan,
dan khususnya dalam pembelajaran
bahasa.
Menurut Kratwohl & Bloom
(dalam Sagala, 2003), domain afektif
berlandaskan pada lima kategori,
yaitu: (1) penerimaan (receiving),
aspek ini mengacu pada kepekaan dan
kesediaan menerima dan menaruh
perhatian terhadap nilai tertentu,
seperti kesediaan menerima normanorma disiplin yang berlaku di
sekolah. Penerimaan merupakan hasil
kerja terendah dalam domain afektif,
(2) pemberian respons (responding),
aspek
ini
mengacu
pada
kecenderungan
memperlihatkan
reaksi terhadap norma tertentu.
Menunjukkan kesediaan dan kerelaan
untuk merespons, memperhatikan
secara aktif, turut berpartispasi dalam
suatu kegiatan serta merasakan
kepuasaan dalam merespon, misalnya
mulai berbuat sesuai tata tertib
disiplin yang telah diterimanya,
merupakan model pemberian respons.

Aspek ini satu tingkat di atas
penerimaan, (3) penghargaan atau
penilaian, aspek ini mengacu pada
kecenderungan
menerima
suatu
norma tertentu, menghargai suatu
norma,
memberikan
penilaian
terhadap
sesuatu
dengan
memposisikan diri sesuai dengan
penilaian itu, dan mengikat diri pada
suatu norma. Siswa misalnya, telah
memperlihatkan perilaku disiplin
yang telah ditetapkan dari waktu ke
waktu. Tujuan-tujuan dalam aspek ini
dapat diklasifikasikan sebagai sikap
dan apresiasi. Aspek ini berada satu
tingkat di atas pemberian respons, (4)
pengorganisasian, aspek ini mengacu
pada proses pembentukan konsep
tentang suatu nilai serta menyusun
suatu sistem nilai-nilai dalam dirinya.
Pada taraf ini seseorang mulai
memilih nilai-nilai yang ia sukai,
misalnya
tentang
norma-norma
disiplin tersebut, dan menolak nilainilai yang lain, aspek ini satu tingkat
di atas penghargaan, dan (5)
karakteristik, aspek ini mengacu pada
pembentukan pola hidup dan proses
mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi
sehingga membentuk watak yang
tercermin dalam pribadinya. Dalam
taraf ini perilaku disiplin, betul-betul
telah menyatu dengan dirinya. Aspek
ini merupakan tingkat paling tinggi
dari domain afektif.
Belajar afektif berbeda dengan
belajar intelektual dan keterampilan
atau disebut dengan kognitif, karena
segi afektif sangat subjektif, lebih
mudah berubah, dan tidak ada materi
khusus yang baru dipelajari, karena
lebih menekankan segi penghayatan
dan apresiasi. Setiap orang memiliki
sejumlah nilai, baik yang jelas atau
terselubung, disadari atau tidak. Nilainilai yang demikian ini sering kali

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 300

tersembunyi, dan ada pula yang dapat
ditanyakan secara eksplisit. Nilai juga
bersifat multidimensional, ada yang
relatif dan ada juga yang absolut.
Sifat-sifat yang demikian inilah yang
penting dalam merumuskan tujuan
strategi belajar afektif.

belajar, salah satunya adalah strategi
belajar afektif, (3) bagi siswa,
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif diharapkan
dapat membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan menulis,
terutama menulis teks cerita fabel.

MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dalam memberikan
sumbangan pemikiran teoritis untuk
mendukung teori belajar bahasa. Hasil
penelitian ini dapat mendukung teori
strategi belajar afektif. Menurut
Oxford (190:8-10) ungkapan afektif
mengacu pada perasaan, sikap,
motivasi, dan nilai. Para pembelajar
bahasa mendapatkan kendali atas
faktor-faktor
afektif
yang
mempengaruhi
bahasa
melalui
strategi afektif. Sedangkan secara
praktis dapat memberikan manfaat
kepada beberapa pihak yaitu, (1) bagi
sekolah, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai pedoman bagi
sekolah
untuk
mengetahui
kemampuan menulis teks cerita fabel.
Melalui
pengetahuan
tersebut,
sekolah dapat melakukan beberapa
kegiatan yang bertujuan untuk
membantu
meningkatkan
minat
menulis siswa, terutama menulis teks
cerita fabel, (2) bagi guru bahasa
Indonesia, penelitian ini diharapkan
mampu memberikan masukan untuk
meningkatkan keterampilan menulis,
khususnya teks fabel. Penggunaan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif ini dapat menarik minat siswa
dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
guru
hendaknya
menyampaikan
materi
pembelajaran
dengan
menggunakan
berbagai
strategi

METODEPENELITIAN
Penelitian ini digunakan rancangan
kuasi eksperimen (quasieksperimen).
Dalam rancangan ini, terhadap
variabel dilakukan tidak dengan
murni atau penuh, tetapi dengan
dikurangi atau ditampilkan sebagian
saja.
Dalam
penelitian
ini
menggunakan
one
grouppretest
postesdesign, yaitu (hanya) ada satu
kelompok ekprimen yang ada di
dalamnya termasuk diberikan pretest
dan postes, tetapi tidak ada kelompok
kontrol.
Populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek
dan subjek yang memiliki kualitas
dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2012:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Wahid
Hasyim Malang yang berjumlah 123
siswa.
Menurut Sugiyono (2012:81)
sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilki oleh
populasi tersebut. Menurut Sugiyono,
jika populasi yang akan diteliti
jumlahnya kurang dari 100, maka
pengambilan sampel harus diambil
semua, sedangkan bila jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan
pernyataan
tersebut, maka dapat dijelaskan
bahwa teknik yang digunakan untuk

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 301

menentukan sampel dalam penelitian
ini adalah cluster sampling, yaitu
penarikan
sampel
yang
tidak
dilakukan pada tingkat induvidu,
melainkan pada tingkat kelompok.
Sampel dalam penelitian ini adalah
kelas VIIIC siswa SMP Wahid
Hasyim Malang yang berjumlah 31
orang atau sekitar 24%.
Menurut Sugiyono (2012:38)
variabel penelitiaan adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam
penelitian ini menggunakan beberapa
variabel penelitian, adalah sebagai
berikut.
Variabel bebas (independent
variabel) adalah variabel yang diduga
sebagai sebab munculnya variabel
yang lain yaitu variabel terikat.
Variabel bebas yang akan diteliti
pengaruhnya pada penelitian ini
adalah penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif.
Variabel terikat (dependent
variabel) disebut juga dengan
variabel respon. Variabel terikat
adalah kondisi atau karakteristik yang
berubah, muncul, atau tidak muncul
ketika
peneliti
merubah
atau
mengganti variabel bebas. Variabel
terikat yang diukur sebagai akibat
perlakuan variabel bebas adalah
keterampilan menulis teks cerita fabel
siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim
Malang.
Instrumen penelitian adalah alat
untuk mengumpulkan data yang
diperlukan
sehubungan
dengan
permasalahan penelitian itu sendiri.
Dengan demikian jumlah instrumen
yang digunakan untuk penelitian akan

tergantung pada jumlah variabel yang
akan diteliti (Sugiyono, 2012: 92).
Dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan adalah tes. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
tes menulis teks fabel. Tes tersebut
bertujuan
untuk
mengukur
pemahaman dan kemampuan menulis
teks cerita fabel. Tes dilakukan
sebanyak dua kali. Tes pertama
dilakukan
untuk
mengukur
kemampuan siswa dalam menulis teks
cerita fabel sebelum diberikan
perlakuan. Tes kedua dilakukan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam
menulis teks cerita fabel setelah
diberikan perlakuan.
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan
tentang hasil dan pembahasan
penelitian. Hasil penelitian tentang
pengaruh penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif yang
dideskripsikan secara berurutan sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian.
Deskripsi
tersebut
meliputi: (1) keterampilan menulis
teks
cerita
fabel
sebelum
menggunakan bahan ajar berbasis
strategi
belajar
afektif,
(2)
keterampilan menulis teks cerita fabel
sesudah menggunakan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif, dan
(3) keterampilan menulis teks cerita
fabel
sebelum
dan
sesudah
menggunakan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif siswa.
Keterampilan Menulis Teks Fabel
Sebelum Penggunaan Bahan Ajar
Berbasis Strategi Belajar Afektif
Pretes dilakukan oleh peneliti
pada hari Selasa, 17 Januari 2016
bertempat di kelas VIII C SMP
Wahid Hasyim Malang. Pretes yang

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 302

dilakukan oleh peneliti adalah
memberikan soal berikut lembar
jawaban kepada masing-masing siswa
untuk menulis teks fabel. Hasil Pretes
pada siswa kelas VIII C SMP Wahid
Malang dapat dilihat berikut
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Prates
N
o

Kode

1
SQ
2
DN
3
AH
4
HK
5
IN
6
ND
7
ZN
8
AI
9
RD
10 SR
11 NN
12 AA
13 AR
14 CY
15 DA
16 FE
17 DNI
18 FA
19 ZS
20 MF
21 ARA
22 SP
23 VA
24 SPP
25 LA
26 SRN
27 YR
28 CP
29 KP
30 FNA
31 ZNP
Total

Aspek
Dinilai
1 2
3 2
2 2
4 1
4 4
3 4
3 2
3 2
3 2
3 2
4 3
3 4
1 3
3 2
2 3
4 1
3 3
4 2
2 3
4 1
4 2
4 3
4 2
4 3
4 3
3 2
4 4
3 4
2 2
2 2
3 3
3 2

3
2
2
1
4
4
1
2
4
1
3
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
2
3
2
2
3
4
4
2
2
2

yang

Skor

Nilai

Ke
t

4
3
2
1
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
1
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3

12
10
10
18
17
10
12
14
10
15
15
10
10
11
10
14
11
13
9
12
13
13
16
14
11
15
16
12
10
12
14

60
50
50
90
85
50
60
70
50
75
75
50
50
55
50
70
55
65
45
60
65
65
80
70
55
75
80
60
50
60
70
62,58
%

K
SK
SK
SB
SB
SK
K
C
SK
B
B
SK
SK
K
SK
C
K
C
SK
K
C
C
B
C
K
B
B
K
SK
K
C

KriteriaPenilaian
Angka
Kriteria
85-100
Sangatbaik
75-84
Baik
65-74
Cukup
55-64
Kurang
0-54
Sangatkurang

5
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2

Keterangan
SB
B
C
K
SK

Berdasarkan
skor
dan
penilaian kumulatif perolehan nilai
pretes, maka dapat ditentukan
persentase dan rata-rata nilai pretes
kemampuan menulis teks fabel
sebelum digunakan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif pada
siswa kelas VIII C SMP Wahid
Hasyim Malang termasuk dalam
kategori kurang. Hal ini ditunjukkan
dengan skor rata-rata 62,58%. Dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Persentase Perolehan
Nilai Prates
No
Kategori
F
(%)
1
Sangatbaik
2
6%
2
Baik
5
16%
3
Cukup
7
23%
4
Kurang
8
26%
5
Sangatkuran 9
29%
g
Ʃ
31
100%
Catatan: F
: Frekuensi (Siswasiswa)
% : Hasil Presentasi
Ʃ
: Jumlah
Dari tabel 4.2 dan grafik 4.2 dapat
diketahui persentase perolehan nilai
pretes untuk siswa kelas VIII C SMP
Wahid Hasyim Malang adalah 6%
sangat baik (2 siswa), 16% baik (5
orang), 23% cukup (7 orang), 20%
kurang (8 orang), dan 29% sangat
kurang (9 siswa).

(Sumber: Wahyuni, 2009:71)

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 303

18
19
20
21

Perolehan Nilai Pretes
Sangat
baik

6%
29%

Baik

16%

26%

22
23
24
25
26
27
28
29
30

Cukup

23%

Kurang

31
Total

Grafik 4.2 Perolehan Nilai Pretes
Keterampilan Menulis Teks Fabel
Sesudah Penggunaaan Bahan Ajar
Berbasis Strategi Belajar Afektif
Postes dilakukan oleh peneliti
pada hari Jum,at, 20 Januari 2017
bertempat di kelas VIII C SMP
Wahid Hasyim Malang. Postes yang
dilakukan oleh peneliti adalah
memberikan soal berikut lembar
jawaban kepada masing-masing siswa
untuk menulis teks fabel. Hasil postes
pada siswa kelas VIII C SMP
Wahid Hasyim Malang dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Postes
N
o

Kod
e

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

SQ
DN
AH
HK
IN
ND
ZN
AI
RD
SR
NN
AA
AR
CY
DA
FE
DNI

Aspek
Dinilai
1 2
3 4
3 3
4 4
4 4
4 4
3 4
3 4
4 3
4 4
4 2
3 4
4 4
3 4
4 3
4 4
3 4
4 4

yang
3
4
2
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
3
4

4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3

5
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

Sk
or

Nila
i

Ket

17
13
18
18
18
17
17
15
18
16
17
18
17
16
19
16
18

85
65
90
90
90
85
85
75
90
80
85
90
85
80
95
80
90

SB
C
SB
SB
SB
SB
SB
B
SB
B
SB
SB
SB
B
SB
B
SB

FA
ZS
MF
AR
A
SP
VA
SPP
LA
SRN
YR
CP
KP
FN
A
ZNP

2
4
4
4

3
3
4
3

2
3
4
4

3
3
3
3

3
3
3
3

13
16
18
17

65
80
90
85

C
B
SB
SB

4
4
4
4
3
4
4
4
3

3
4
3
4
4
4
4
3
4

4
4
2
3
4
3
3
4
4

4
3
2
3
3
3
3
3
3

3
3
3
3
3
2
3
3
3

18
18
14
17
17
16
17
17
17

90
90
70
80
85
80
85
85
85

SB
SB
C
B
SB
B
SB
SB
SB

4

3

3

3

3

16

80
62,5
8%

B

Kriteria Penilaian
Angka
Kriteria
85-100
SangatBaik
75-84
Baik
65-74
Cukup
55-64
Kurang
0-54
SangatKurang

Keterangan
SB
B
C
K
SK

(Sumber: Wahyuni, 2009:71)
Berdasarkan
skor
dan
penilaian komulatif perolehan nilai
postes, maka dapat ditentukan
persentase dan rata-rata nilai postes
kemampuan menulis teks fabel postes
dengan penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif pada
siswa kelas VIII C SMP Wahid
Hasyim Malang termasuk dalam
kategori baik. Hal ini ditunjukkan
dengan skor rata-rata 83,55%. Dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Persentase Perolehan
Nilai Postes
No
Kategori
F
(%)
1
Sangatbaik
20
64%
2
Baik
8
26%
3
Cukup
3
10%
4
Kurang
5
SangatKurang Ʃ
31
100%

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 304

Catatan:
F
: Frekuensi
(Siswasiswa)
% : Hasil Presentasi
Ʃ
: Jumlah
Dari tabel 4.2 dan grafik 4.2
dapat diketahui persentase perolehan
nilai postes untuk siswa kelas VIII C
SMP Wahid Hasyim Malang adalah
64 % sangat baik (20 orang), 26%
baik (8 orang), 10% cukup (3 orang),
dan 0% kurang (tidak ada siswa yang
memperoleh nilai yang kurang).
Adapun, persentase hasil menulis teks
fabel siswa dapat dilihat pada tabel
dan grafik berikut.

Perolehan Nilai
Postes
10%

0%

26%
64%
Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Grafik 4.2 Perolehan Nilai Postes

Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar
Berbasis Strategi Belajar Afektif
terhadap Keterampilan Menulis
Teks Fabel Siswa Kelas VIII C
SMP Wahid Hasyim Malang
Setelah diperoleh nilai pretes
dan postes, maka dilakukan analisis
untuk
mengetahui
pengaruh
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif
terhadap
keterampilan menulis teks fabel siswa
kelas VIII C SMP Wahid Hasyim
Malang. Adapun, nilai pretes dan
postes dapat dilihat pada grafik
berikut

Pretes

Postes

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Setelah nilai pretes dan postes
diketahui, maka dapat dianalisis
dengan menggunakan uji-t pada
program SPSS dan uji anova untuk
mengetahui pengaruh penggunaan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif terhadap keterampilan menulis
teks fabel kelas VIII C SMP Wahid
Hasyim Malang. Adapun, hasil
analisis uji –t dapat dilihat pada tabel
hasil analisis berikut

Pair 1

Std.

Std.

Mean

N

Deviation

Mean

Pretes

62,58

31

11,681

2,098

Postes

83,55

31

7,210

1,295

Error

Paired Samples Correlations
Pair 1

Pretes & Postes

N Correlation
31 -,033

Sig.
,859

Paired
Sample
Statistics
menunjukkan ringkasan dari rata-rata
standar
deviasi
dari
kedua
perbandingan. Rata-rata nilai pretes
siswa adalah 62,58 dan rata-rata
nilai postes adalah 83,55 naik 20,97
poin.

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 305

Adapun hasil analisis uji
Anova dapat dilihat pada tabel berikut
Descriptives
Skor_Siswa

Pret
es
Pos
tes
Tot
al

Std.
Error

95%
Confidence
Interval
for
Mean
Lower Upper Mini
Bound Bound mum

N

Mean

Std.
Deviat
ion

31

62,58

11,681

2,098

58,30

66,87

45

85

31

83,55

7,210

1,295

80,90

86,19

65

95

62

73,06

14,296

1,816

69,43

76,70

45

95

Maxi
mum

Hasil uji Anova menunjukkan
ringkasan dari rata-rata standar
deviasi dari kedua perbandingan.
Rata-rata nilai pretes siswa adalah
62,58 dan rata-rata nilai postes siswa
adalah 83,55 meningkat 20,97 poin.
ANOVA
Skor_Siswa

Between
Groups
Within
Groups
Total

Sum
of
Squares
df

Mean
Square

F

Sig.

6814,516

1

6814,516

72,325

,000

5653,226

60

94,220

12467,742

61

Dasar pengambilan keputusan:
1) Ho
= Penggunaan bahan
ajar berbasis strategi belajar
afektif
tidak
berpengaruhterhadap
kemampuan menulis teks
cerita fabel siswa Kelas VIII
SMP Wahid Hasyim Malang
tahun pelajaran 2016/2017.
2) H1
= Penggunaan bahan
ajar berbasis strategi belajar
afektif sangat berpengaruh
terhadap kemampuan menulis
teks cerita fabel siswa kelas
VIII SMP Wahid Hasyim
Malang
tahun
pelajaran
2016/2017.
3) Jika t nilai ≥ tabel, maka HO
ditolak dan HI diterima

Dari paired differences dapat
diketahui bahwa mean sebesar 20,968
dengan standar deviasi 13,930. Nilai t
hitung sebesar 8,381 lebih tinggi dari
t tabel sebesar 2,042. Sedangkan nilai
sig (2 tailed) sebesar 0,000 ≤ 0,05.
Hasil dari uji anova nilai signifikan
lebih kecil dari t tabel, sebesar 0,000
≥ 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak, berarti ada
perbedaan antara pretes dan postes
pada keterampilan menulis teks fabel
dengan menggunakan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif.
PEMBAHASAN PENELITIAN
Padabagian
ini
dibahas
tentang (1) keterampilan menulis teks
cerita fabel siswa kelas VIII SMP
Wahid Hasyim Malang sebelum
menggunakan bahan ajar berbasis
strategi
belajar
afektif,
(2)
keterampilan menulis teks cerita fabel
siswa kelas VIII SMP Wahid Hasyim
Malang sesudah menggunakan bahan
ajar berbasis strategi belajar afektif,
dan (3) perbedaan keterampilan
menulis teks cerita fabel siswa kelas
VIII SMP Wahid Hasyim Malang
sebelum dan sesudah menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif.
Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fabel Siswa Kelas VIII SMP
Wahid Hasyim Malang Sebelum
Menggunakan
Bahan
Ajar
Berbasis Strategi Belajar Afektif
Berdasarkan
skor
dan
komunilatif hasil pemerolehan nilai
pretes keterampilan menulis teks
fabel sebelum adanya penggunaan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif siswa kelas VIII C SMP

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 306

Wahid Hasyim Malang termasuk
dalam kategori kurang. Hal ini dapat
dilihat dari hasil persentase tes
menulis teks fabel siswa yaitu 6%
sangat baik (2 siswa), 16% baik (5
orang), 23% cukup (7 orang), 20%
kurang (8 orang), dan 29% sangat
kurang (9 siswa). Hal ini dikarenakan
peneliti belum menggunakan strategi
pembelajaran yang dapat membantu
siswa dalam menulis teks fabel.
Dalam hal ini peneliti hanya
menggunakan
metode
model
pembelajaran konvensional tanya
jawab
dan
ceramah
dalam
membimbing siswa menulis teks
fabel.
Menurut
Sudjana
(2013)
metode ceramah merupakan cara
mengajar yang paling tradisional dan
tidak asing lagi serta telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan,
oleh karena itu metode ini boleh
dikatakan sebagai metode yang paling
tua karena sejak dulu metode ini
digunakan sebagai alat komunikasi
guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Pelajaran berjalan
membosankan
dan
siswa-siswa
menjadi
pasif,
karena
tidak
berkesempatan untuk menemukan
sendiri konsep yang diajarkan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui
metode ini lebih cepat terlupakan
karena metode ini siswa menjadi
“belajar menghafal” yang tidak
mengakibatkan timbulnya pengertian.
Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fabel Siswa Kelas VIII SMP
Wahid Hasyim Malang Sesudah
Menggunakan
Bahan
Ajar
Berbasis Strategi Belajar Afektif
Berdasarkan
skor
dan
penilaian komulatif hasil pemerolehan
nilai postes, maka dapat ditentukan

persentase dan rata-rata nilai postes
keterampilan menulis teks fabel
dengan penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif kelas
VIII C SMP Wahid Hasyim Malang
termasuk kategori sangat baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil persentase
menulis teks cerita fabel siswa yaitu
64 % sangat baik (20 orang), 26%
baik (8 orang), 10% cukup (3 orang),
0% kurang (tidak ada siswa yang
memperoleh nilai yang kurang), dan
0% sangat kurang (tidak ada siswa
yang memperoleh nilai yang sangat
kurang). Hal dikarenakan adanya
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif. Penggunaan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif
dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru dalam
belajar, membangkitkan motivasi dan
rangsangan dalam kegiatan belajar.
Dengan demikian, diharapkan siswa
akan dapat menerima dan menyerap
dengan mudah
materi yang
disampaikan.
Menurut Oxford (1990:8-10)
ungkapan afektif mengacu pada
perasaan, sikap, motivasi, dan nilai.
Para pembelajar bahasa mendapatkan
kendali atas faktor-faktor afektif yang
mempengaruhi pembelajaran bahasa
melalui strategi belajar afektif. Sisi
afektif siswa merupakan salah satu
faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
atau
kegagalan
pembelajaran bahasa. Pembelajaran
bahasa
yang
baik
adalah
pembelajaran
yang
mengetahui
bagaimana mengendalikan emosi dan
sikap siswa terhadap pembelajaran.
Guru dapat menerapkan pengaruh
yang luar biasa melalui atmosfer
emosional di dalam kelas dengan tiga
cara yaitu: (1) dengan mengubah
struktur
sosial
kelas
untuk

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 307

memberikan lebih banyak tanggung
jawab kepada peserta didik,(2)
dengan
memberikan
jumlah
komunikasi alamiah yang lebih
banyak, dan(3) mengajarkan para
siswa
untuk
penerapan
pengintegrasian
strategi-strategi
belajar afektif.
Adapun rangkaian-rangkaian
utama dari strategi belajar afektif,
adalah(1) merendahkan kekhawatiran,
(2) mendorong diri sendiri, dan (3)
mendapatkan suhu emosional.
Perbedaan Keterampilan Menulis
Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII
SMP Wahid Hasyim Malang
Sebelum
dan
Sesudah
Menggunakan
Bahan
Ajar
Berbasis Strategi Belajar Afektif
Penggunaan
bahan
ajar
berbasis strategi belajar afektif sangat
berpengaruh untuk digunakan sebagai
strategi pembelajaran menulis teks
fabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai
dan rata-rata postes siswa adalah
83,55 dan rata-rata nilai pretes siswa
adalah 62,58. Selain itu, nilai t hitung
pada penilaian sebesar 8, 381 lebih
tinggi dari t tabel sebesar 2,042 . Hal
ini
menunjukkan
pengaruh
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif terhadap
keterampilan menulis teks fabel.
Selain itu, dari hasil paired sample
statistic
menunjukkan
bahwa
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi
belajar
afektif
dalam
mengembangkan
keterampilan
menulis teks fabel cukup berpengaruh
dibandingkan tanpa menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif. Hal ini disebabkan karena
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi afektif memudahkan siswa

untuk menulis teks cerita fabel.
Beberapa kegiatan yang terdapat
dalam bahan ajar mampu mendorong
siswa untuk kreatif dalam menulis
teks fabel dengan memperhatikan
beberapa langkah-langkah strategi
belajar afektif.
Menurut National Centre for
Competency Based Training (dalam
Maslukha, 2016:14) bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan
guru untuk membantu guru atau
instruktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Bahan
yang
dimaksudkan adalah bahan tertulis
maupun tidak tertulis. Pandangan dari
ahli lainnya mengatakan bahwa bahan
ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis, baik tertulis
maupun tidak tertulis, sehingga
tercipta suatu lingkungan atau
suasana yang memungkinkan siswa
belajar.
PENUTUP
Pada bagian ini berisitentang
(1) simpulan dan (2) saran. Simpulan
penelitian yang diuraikan pada bagian
ini adalah penggunaan strategi belajar
afektif berbasis bahan ajar terhadap
keterampilan menulis teks fabel siswa
kelas VIII SMP Wahid Hasyim
Malang. Kesimpulan penelitian dan
saran diuraikan sebagai berikut.
Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah
dan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1) Keterampilan menulis teks cerita
fabel pada siswa kelas VIII SMP
Wahid Hasyim Malang sebelum
digunakan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif termasuk
dalam kategori kurang. Hal ini

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 308

dapat dilihat dari rata-rata nilai
siswa yaitu 62,58. Berdasarkan
hasil persentase pretes siswa yang
menguasai keterampilan menulis
teks fabel yaitu 6% sangat baik (2
siswa), 16% baik (5 orang), 23%
cukup (7 orang), 20% kurang (8
orang), dan 29% sangat kurang (9
siswa).
2) Keterampilan menulis teks cerita
fabel pada siswa kelas VIII SMP
Wahid Hasyim Malang sesudah
digunakan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif termasuk
dalam kategori sangat baik. Hal ini
bisa dilihat dari rata-rata nilai nilai
siswa yaitu 83,55%. Berdasarkan
hasil persentase postes siswa yang
menguasai keterampilan menulis
teks fabel yaitu 64 % sangat baik
(20 orang), 26% baik (8 orang),
10% cukup (3 orang), 0% kurang
(tidak siswa yang memperoleh
nilai yang kurang), dan 0% sangat
kurang (tidak ada siswa yang
memperoleh nilai yang sangat
kurang).
3) Hasil nilai perbandingan prates
penggunaan bahan ajar berbasis
starategi belajar afektif dan postes
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif diketahui
dari nilai rata postes 83,55 lebih
besar dari dibandingkan rata-rata
prates
62,58.
Berdasarkan
perhintungan SPSS menggunakan
uji t sampel berpasangan dan uji
anova diketahui bahwa nilai pretes
dan postes menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan yang
ditunjukkan dengan nilai t dan
anova. Pengujian hipotesis dapat
disimpulkan nilai t hitung 20,968
dengan standar deviasi 13,930.
Nilai t hitung sebesar 8,381 lebih
tinggi dari t tabel sebesar 2,042.

Sedangkan nilai sig (2 tailed)
sebesar 0,000 ≤ 0,05. Hasil dari uji
anova nilai signifikan lebih kecil
dari t tabel, sebesar 0,000 ≥ 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan bahan ajar berbasis
strategi belajar afektif dapat
digunakan dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks fabel
siswa kelas VIII C SMP Wahid
Hasyim Malang.
Saran
Berdasarkan hasil penellitian
pembelajaran menulis teks cerita
fabel melalui penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif, dapat
dikemukakan beberapa saran. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai
alternatif pembelajaran menulis teks
fabel dan mengatasi kesulitan menulis
yang dialami siswa. Setelah penelitian
dilaksanakan, peneliti memberikan
saran sebagai berikut.
Bagi Guru Bahasa Indonesia
1) Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif
dapat
mengefektifkan
keterampilan menulis teks fabel.
Oleh karena itu, disarankan kepada
guru mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP/MTs untuk
memanfaatkan atau menggunakan
bahan ajar berbasis strategi belajar
afektif
dalam
pembelajaran
terutama
pada
pembelajaran
menulis teks fabel.
2) Pembelajaran menulis teks fabel
melalui penggunaan bahan ajar
berbasis strategi belajar afektif
memberikan kesempatan kepada
siswa
untuk
berfikir
dan
menetuntukan cara yang efektif
berdasarkan pengetahuan mereka.
Sehingga pemebelajaran tidak lagi
berpusat pada guru, tetapi lebih

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 309

banyak melibatkan siswa. Oleh
sebab itu, hasil penelitian ini dapat
digunakan oleh guru bahasa
Indonesia agar dapat mengubah
anggapan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam menullis teks
fabel.
Bagi Peneliti Lanjutan
Dalam memperluas wawasan
dan memudahkan penerapan konsep
pembelajaran menulis, khususnya
menulis teks fabel, disarankan kepada
rekan-rekan peneliti selanjutnya untuk
melakukan
penelitian-penelitian
lanjutan
tentang
pembelajaran
menulis
teks
fabel
dengan
menggunakan
berbagai
strategi
pembelajaran yang mengarah pada
pembelajaran aktif, kreatif dan
inovatif yang menyenangkan, agar
proses
pembelajaran
tidak
menakutkan
sehingga
dapat
meningkatkan kualitas siswa maupun
guru dalam pembelajaran.

gspot), diakses pada tanggal 10
September 2016).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan:Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: ALFABETA
Dalman.
2012.
Keterampilan
Menulis. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Arsyad,
Azhar.
2011.
Media
Pembelajaran.
Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Rahman, Muhammat & Amri, Sofan.
2014. Model Pembelajaran
ARIAS Terintegratif. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.

DAFTAR RUJUKAN
Oxford, R.L. 1990. Language
Learning Strategies: What
Every Teacher Should Know.
New York: Newbury House
Publisher.
Maslukha, Siti. 2016. Efektivitas
Penggunaan
Bahan
Ajar
Berbasis Strategi Metakognitif
dalam Pembelajaran Menulis
Teks Laporan Hasil Observasi
Siswa Kelas X MA Hidayatul
Mubtadi,in Tasikmadu Tahun
Ajaran 2015/2016. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Univeristas
Islam Malang.
Sudjana, Nana. 2013. Metode
Pembelajaran.
(online).
(www.muktialistkipnganjuk.blo

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 310