Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017

PENGEMBANGAN BUKU CERITA RAKYAT BIMA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
(Sebagai Penunjang Gerakan Literasi)
Nunung Fatimah
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Pengembangan buku cerita memiliki fungsi yang sangat
baik, yaitu memperkaya pembaca (termasuk peserta didik) dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian.
Berdasarkan fungsinya sebagai referensi, buku nonteks pelajaran
dapat menjadi rujukan dan acuan bagi pembaca (termasuk peserta
didik) dalam mendapatkan jawaban atau kejelasan tentang sesuatu hal
secara rinci dan komprehensif yang dapat dicari dengan cepat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku cerita
rakyat Bima berbasis kearifan lokal sebagai penunjang gerakan
literasi. Spesifikasi produk yang diharapkan dalam pengembangan ini
adalah buku cerita dengan karaktersitik (1) isi dan cakupan, (2)
bahasa, dan (3) kegrafikan. Dengan adanya pengembangan buku cerita
rakyat Bima diharapkan dapat mendukung program kegiatan
membaca sebagai penunjang gerakan literasi.
Model pengembangan penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian model penelitian pengembangan (Research and

Development / R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti sesuatu sehingga menghasilkan produk baru, dan
selanjutnya menguji keefektivan produk yang terdiri dari beberapa
tahapan yaitu potensi masalah, pengumpulan data, desain produk,
validasi desain, uji coba produk, revisi desain, revisi produk tahap
akhir, produksi masal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Buku Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi setelah di validasi oleh tim ahli
isi maka kelayakan isi dalam Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima
NTB Penunjang Literasi dinyatakan memenuhi syarat dengan
presentase hasil nilai 75, (2) Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi setelah di validasi oleh tim ahli bahasa maka
kelayakan bahasa dalam Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi dinyatakan memenuhi syarat dengan presentase
hasil nilai 75, dan (3) Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi setelah di validasi oleh tim ahli penyajian maka
kelayakan penyajian dalam Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi dinyatakan memenuhi syarat dengan presentase
hasil nilai 82 sedangakan pada grafikakemenarikan dan kemudahan
memahami buku cerita dinyatakan memenuhi syarat dengan

presentase hasil 75.
Simpulan hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan
produk Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi
telah memenuhi syarat dapat digunakan oleh siswa sekolah dasar (SD)
sebagai penunjang gerakan literasi dengan hasil nilai rata-rata 77,8
NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 266

dengan demikian , produk Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi dapat digunakan sebagai bahan bacaan penunjang
literasi.

PENDAHULUAN
Untuk
memajukan
bidang
pendidikan di Indonesia salah satu
caranya adalah dengan melakukan
penelitian
pengembangan.
Pengembangan dapat berupa proses,

produk, dan rancangan”. Setyosari
(2015)
menjelaskan
“pengertian
penelitian pengembangan adalah
suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi
produk pendidikan. Tujuan penelitian
pengembangan adalah ingin menilai
perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu”.
Langkah-langkah penelitian atau
proses pengembangan ini terdiri atas
kajian tentang temuan penelitian
produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan
temuan-temuan tersebut, melakukan
uji coba lapangan sesuai dengan latar
di mana produk tersebut akan dipakai,
dan melakukan revisi terhadap hasil

uji lapangan”.
Metode
penelitian
dan
pengembangan ini sangat akrab
dengan
bidang
teknologi
pembelajaran.
Teknologi
pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai teori dan praktik desain,
pengembangan,
pemanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi proses, dan
sumber-sumber
untuk
belajar.
Rancangan pembelajaran adalah
sebagai

proses
menganalisis
kebutuhan,
menentukan
isi,
menentukan
tujuan
pendidikan,
merancang
bahan-bahan
dan
melakukan uji coba serta melakukan
revisi program.
Soenarto (2005) memberikan
batasan
tentang
penelitan

pengembangan sebagai suatu proses
untuk

mengembangkan
dan
memvalidasi produk-produk yang
akan digunakan dalam pendidikan
dan
pembelajaran.
Penelitian
pengembangan adalah upaya untuk
mengembangkan dan menghasilkan
suatu produk berupa materi (bahan
ajar/buku), media, alat dan atau
strategi pembelajaran, digunakan
untuk mengatasi pembelajaran di
kelas, dan bukan untuk menguji teori.
Buku merupakan media yang
sangat berperan penting dalam dunia
pendidikan, yakni meningkatkan
peserta didik dalam berbagai aspek
yang positif. Sebagaimana pepatah
mengatakan bahwa buku adalah

jendela dunia. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa buku merupakan
salah satu jalan untuk menentukan
kemajuan dunia. Buku yang diberikan
kepada peserta didik harus sesuai
dengan tingkat pendidikan. Oleh
karena itu, pemerintah dan semua
pihak
dapat
mengembangkan
pengadaan buku, baik buku teks, buku
panduan pendidik, buku pengayaan,
dan buku referensi. Hal tersebut
sejalan dengan Permendiknas Nomor
2 Tahun 2008 Pasal 6 yang intinya
menyatakan bahwa selain buku teks
pelajaran, guru dapat menggunakan
buku pengayaan dalam proses
pembelajaran karena buku tersebut
dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peserta didik.
Menurut Danandjaja (dalam
Tiara 2015:15) cerita rakyat adalah
bentuk karya sastra lisan yang lahir
dan berkembang dalam masyarakat
tradisional, dan disebarkan dalam
bentuk relatif tetap atau dalam bentuk

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 267

standart disebarkan diantara kolektif
tertentu dalam waktu yang cukup
lama.
Cerita
rakyat
biasanya
merupakan fragmen kisah yang
menceritakan perjalanan kehidupan
seorang yang dianggap mengesankan
atau paling tidak mempunyai peran.

Cerita
rakyat
orientasi
cerita
penyebarannya terbatas pada daerah
yang memilikinya. Cerita rakyat juga
mencerminkan cita rasa, kehendak,
menunjukkan bahasa dan gaya bahasa
rakyat.
Cerita
rakyat
merupakan
warisan
budaya
nasional
dan
mempunyai nilai-nilai yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk kehidupan masa kini hingga
masa yang akan datang, antara lain

dalam hubungannya dengan apresiasi
sastra. Cerita rakyat juga telah lama
lahir sebagai wahana pemahaman dan
gagasan serta pewarisan tata nilai
yang
tumbuh
dalam
masyarakat.Bahkan cerita rakyat telah
berabad-abad berperan sebagai dasar
komunikasi antara pencipta dan
masyarakat, dalam arti ciptaan yang
berdasarkan lisan dan lebih mudah
diganti karena ada unsur yang dikenal
masyarakat.
Berdasarkan analisis kebutuhan,
dilakukan wawancara dengan guru
siswa kelas VI SD. Dari analisis
kebutuhan diketahui bahwa guru dan
siswa yang ada di SDN Inpres
RabakodoBima

belum
pernah
melakukan kegiatan literasi yang
menuntut siswa untuk membaca
dalam waktu 15 menit sebelum
pembelajaran
dimulai.
Tetapi
sayangnya guru yang ada di SDN
Inpres RabakodoBima belum pernah
merancang atau mengembangkan
buku cerita rakyat Bima.

MANFAAT PENGEMBANGAN

Secara praktis, penelitian ini
dapat dimanfaatkan oleh tiga pihak,
yaitu (1) bagi peneliti, (2) bagi siswa,
(3) bagi guru, dan (4) bagi sekolah.
Manfaat
pada
masing-masing
komponen dapat dijelaskan sebagai
berikut. (1) Bagi peneliti penelitian
pengembangan ini bermanfaat untuk
memperoleh pengalaman langsung
dan menyalurkan hasil belajar selama
perkuliahan dalam mengembangkan
buku cerita rakyat Bima berbasis
kearifan lokal (sebagai penunjang
gerakan literasi). Penelitian ini dapat
digunakan
sebagai
bahan
perbandingan antara teori yang
diajarkan saat menempuh mata kuliah
dengan kenyataan yang ada di
lapangan. (2) Bagi siswa penelitian
pengembangan buku cerita rakyat
Bima berbasis kearifan lokal (sebagai
penunjang gerakan literasi) akan
memberi manfaat bagi siswa karena
kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik, kesempatan untuk belajar
secara mandiri bagi siswa dan
mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru. Siswa juga akan
mendapatkan kemudahan dalam
mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasainya. (3) Bagi guru hasil
pengembanganbuku cerita rakyat
Bima berbasis kearifan lokal (sebagai
penunjang gerakan literasi) ini
nantinya dapat dijadikan sebagai
referensi sekolah dan refrensi media
belajar mandiri untuk siswa agar
meningkatkan kegiatan membaca
siswa yang dijadikan sebagai
penunjang literasi. (4) Bagi sekolah
pengembangan buku cerita rakyat
Bima berbasis kearifan lokal (sebagai
penunjang gerakan literasi) ini dapat
dijadikan sarana penunjang dalam
pembelajaran
sehingga
dapat
meningkatkan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan siswa. Di sisi lain,
buku
cerita
rakyat
yang
dikembangkan
peneliti
dapat
dimanfaatkan
sebagai
bahan

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 268

pertimbangan dalam pengadaan atau
sumber belajar sisiwa di sekolah.
METODE PENELITIAN
Pengembangan Buku Cerita
Rakyat Bima Berbasis Kearifan Lokal
(Sebagai
Penunjang
Gerakan
Literasi)
menggunakan
model
pengembangan mengacu pada model
Research and Development (R&D)
dari Borg and Gall. Menurut Borg and
Gall (dalam Setyosari, 2015:194)
pengertian penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang dipakai
untuk
mengembangkan
dan
memvalidasi produk pengembangan.
Model penelitian pengembangan
(Research and Development / R&D)
merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti sesuatu
sehingga menghasilkan produk baru,
dan selanjutnya menguji keefektivan
produk
tersebut
(Sugiyono,
2010:407).
Secara prosedural langkahlangkah penelitian dan pengembangan
yang dimodifikasi dari model R&D
Borg and Gall (dalam Sugiyono,
2015:409) adalah sebagai berikut: (1)
Potensi
dan
Masalahpenelitian
merupakan kegiatan yang berawal
dari adanya potensi atau masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang
bila didayagunakan akan memiliki
nilai tambah, sedangkan masalah
adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi
(Sugiyono, 2015:409). Beranjak dari
penjelasan di atas, masalah yang
terjadi adalah kurangnya minat anak
dalam
membaca
cerita,
(2)
Pengumpulan Datasetelah potensi dan
masalah diidentifikasi, selanjutnya
yang
dilakukan
adalah
mengumpulkan informasi atau data.
Data diperoleh dengan melakukan
analisis
kebutuhan
melelui
penelitian/survei pada sekolah sasaran
yaitu sekolah yang menjadi objek
penelitian.
Disekolah
peneliti

melakukan pengamatan awal/survey
tentang keterampilan guru dalam
mengajar dan buku ceritayang
digunakan dalam kegiatan membaca
sebagai penunjang gerakan literasi.
Informasi yang dikumpulkan dapat
digunakan sebagai bahan perencanaan
untuk membuat pengembangan buku
cerita rakyat Bima berbasis kearifan
lokal sebagai penujang gerakan
literasi.(3) Desain produkberdasarkan
analisis
kebutuhan,
langkah
selanjutnya adalah peneliti membuat
desain
produk
yang
akan
dikembangkan.
Produk
yang
dihasilkan dalam penelitian Research
& Development (R&D) bermacammacam (Sugiyono, 2015:412), (4)
Validasi desainlangkah selanjutnya
adalah melakukan validasi desain.
Validasi desain merupakan proses
penilaian rancangan produk yang
dilakukan
dengan
memberikan
penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, tanpa uji coba lapangan
(Emzir, 2011:273).Validasi dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang
sudah berpengalaman untuk menilai
produk baru yang telah dirancang.
Setiap pakar atau tenaga ahli diminta
untuk menilai desain produk tersebut,
(5) Perbaikan Desainsetelah desain
produk divalidasi oleh para ahli, maka
dilakukan perbaikan sesuai dengan
penilaian, masukan, serta saran dari
validator. Apabila masih terdapat
aspek materi yang dinilai kurang baik
maka produk tersebut wajib untuk
direvisi. Sebaliknya, apabila semua
aspek materi mendapat predikat baik
maka tidak membutuhkan revisi atau
dikatakan valid. Setelah produk
direvisi dan mendapat manfaat
predikat baik, maka produk tersebut
dapat
dilanjutkan
ke
tahap
selanjutnya, yaitu uji coba produk. (6)
Uji coba produk dilakukan setelah
melakukan revisi atau perbaikan dari
validator. Uji coba produk bertujuan

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 269

untuk mengetahui efektivitas dan
kelayakan
produk
yang
dikembangkan.
Dalam
bidang
pendidikan, desain produk yaitu
pengembangan buku cerita rakyat
Bima berbasis kearifan lokal sebagai
penunjang gerakan literasi untuk anak
dapat langsung di uji coba, setelah
divalidasi dan direvisi oleh validator
(Sugiyono, 2015:414), (7) Revisi
produk perlu dilakukan karena 1) uji
coba yang dilakukan masih terbatas,
sehingga tidak mencerminkan situasi
dan kondisi sesungguhnya, 2) dalam
uji coba ditemukan kelemahan dan
kekurangan dari produk yang
dikembangkan (Emzir, 2011:274).
Revisi produk dilakukan setelah
melakukan uji coba produk sehingga
dapat dilakukan perbaikan, melalui
hasil catatan lapang dan angket
lembar observasi, saran dan masukanmasukan pada saat uji coba produk,
(8) Uji coba produk Setelah pengujian
terhadap produk berhasil dan
mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk
yang berupa buku cerita rakyat Bima
tersebut diterapkan dalam lingkup
lembaga pendidikan yang luas atau
pada kelompok yang lebih luas. Uji
coba pemakaian pada kelompok besar
dilakukan di satu sekolah, yaitu
sekolah SD, (9) Revisi produk pada
tahap akhir ini dilakukan apabila
produk yang diuji cobakan pada
kelompok besar masih mempunyai
kekurangan dan kelemahan sehingga
perlu
dilakukan
revisi
untuk
memperoleh produk yang layak untuk
digunakan. Penelitian pengembangan
ini dilakukan sampai pada tahap
kedelapan yaitu pada tahap uji coba
pemakaian., dan (10) Produksi
Masaltahap ini merupakan tahap akhir
dari
penelitian
pengembangan.
Pembuatan produk masal dilakukan
apabila produk yang telah diuji coba
dinyatakan efektif dan layak untuk
diproduksi
masal
(Sugiyono,

2015:427). Jika buku cerita rakyat
Bima berbasis kearifan lokal sebagai
penunjang gerakan literasi ini terbukti
efektif digunakan dalam kegiatan
membaca dan berguna bagi peserta
didik dan sekolah pada umumnya,
maka produk yang dikembangkan
dapat diproduksi secara masal.
HASIL PENGEMBANGAN
Analisis Kebutuhan
Data hasil analisis kebutuhan
dilakukan pada siswa kelas VI SD
dan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia
SDN
Inpres
RabakodoBima. Adapun hasil analisis
yang dilakukan ada empat, yaitu (1)
analisis kebutuhan guru, (2) analisis
kebutuhan siswa, dan (3) analisis
motivasi belajar siswa. Berikut uraian
data analisis hasil analisis kebutuhan
guru dan siswa. Pertama, angket
identifikasi kebutuhan guru ini diisi
oleh salah seorang guru bahasa
Indonesia
di
SDN
Inpres
RabakodoBima yaitu Bapak Ihwan,
S.Pd, M.Pd. Angket kebutuhan guru
ini memuat 10 pernyataan yang
bertujuan
untuk
mengetahui
kebutuhan guru tentang buku cerita
yang digunakan di kelas sebelum
pengembang mengembangkan sebuah
produk yang berupa buku kumpulan
cerita rakyat Bima. diketahui bahwa
guru bahasa Indonesia kelas VI SDN
Inpres RabakodoBima(1) merasa
sangat puas dengan adanya buku
kumpulan cerita rakyat, (2) setuju
dalam
mengembangkan
model
pembelajaran dalam bentuk buku
cerita rakyat, (3) sangat setuju bahwa
disetiap sekolah memiliki buku
kumpulan cerita rakyat untuk siswa,
(4) sangat setuju jika buku cerita
rakyat cerita, (5) setuju bahwa buku
kumpulan cerita rakyat dikembangkan
sebagai penunjang literasi, (6) setuju
dengan perkembangan pembelajaran
bahasa Indonesia pada buku cerita
rakyat, (7) sangat setuju karena buku

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 270

cerita rakyat sangat diperlukan siswa
untuk kegiatan membaca dalam
gerakan literasi, (8) sangat setuju jika
pembelajaran bahasa Indonesia pada
cerita rakyat disajikan dalam bentuk
buku cerita, (9) sangat setuju apabila
model pembelajaran bahasa Indonesia
pada buku disajikan dalam bentuk
buku buku kumpulan cerita yang
didesain
dengan
menggunakan
gambar sehingga siswa tidak merasa
bosan ketika membaca, (10) sangat
setuju dengan pengembangan buku
cetak yang berupa buku kumpulan
cerita rakyat yang digunakan untuk
siswa sebagai wawasan dalam
kegiatan penunjang gerakan literasi.
Berdasarkan
hasil
analisis
pedoman wawancara ini memberi
gambaran tentang kebutuhan terhadap
buku cerita yang akan dikembangkan.
Secara umum guru SDN Inpres
Rabakodo setuju terhadap penelitian
pengembangan buku cerita rakyat
Bima berbasis kearifan lokal (sebagai
penunjang gerakan literasi) yang akan
dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan angket kebutuhan
siswa diketahui bahwa siswa kelas VI
SDN Inpres Rabakodo (1) 77% siswa
sangat setuju dengan adanya buku
bacaan yang berupa buku kumpulan
cerita rakyat, (2) 82% siswa setuju
jika disekolah terdapat buku bacaan
berupa kumpulan cerita rakyat, (3)
85% siswa sangat setuju jika
disekolah terdapat buku bacaan
berupa kumpulan cerita rakyat, (4)
91% siswa sangat setuju jika
disekolah menyajikan buku kumpulan
cerita rakyat dalam bentuk kemasan
yang sangat menarik dengan desain
gambar yang tidak akan menimbulkan
rasa bosan, (5) 80% siswa setuju
dengan isi atau materi yang ada dalam
buku cerita, (6) 94% siswa sangat
setuju dengan adanya buku cerita
rakyat apakah semangat membaca
mereka akan bertambah, (7) 82%
siswa setuju jika materi cerita rakyat

disajikan
dalam
bentuk
buku
kumpulan cerita yang menarik, (8)
88% siswa sangat setuju jika di
sekolah perlu dikembangkan dengan
adanya buku kumpulan cerita rakyat
yang berbasis kearifan lokal sebagai
penunjang gerakan literasi, (9) 97%
siswa sangat setuju apabila buku
kumpulan cerita rakyat digunakan
untuk
melatih
siswa
dalam
meningkatkan
keterampilan
membaca, dan (10) 85% siswa setuju
jika pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami. Dari angket analisis
kebutuhan guru dan siswa, peneliti
berpendapat perlu mengembangkan
buku cerita rakyat berupa buku cetak
sebagai penunjang literasi untuk
kebutuhan guru dan siswa dalam
kegiatan membaca.Oleh karena itu,
buku cerita rakyat yang dihasilkan
peneliti dapat membantu siswa dalam
kegiatan membaca yang terus
menerus untuk kegiatan gerakan
literasi disekolah.
Berdasarkan
hasil
analisis
angket motivasi belajar siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa berusaha
dengan tekun untuk belajar dalam
kegiatan membaca buku kumpulan
cerita rakyat Bima dengan adanya
gambar yang menyenangkan pada
buku cerita khusus pada kumpulan
cerita rakyat Bima NTB. Dari hasil
analisis angket motivasi belajar siswa
dapat dinyatakan bahwa siswa
membutuhkan buku cerita rakyat
yang dikhususkan untuk buku
kumpulan cerita rakyat Bima NTB
yang bisa memberikan semangat
kepada siswa dalam kegiatan
membaca untuk penunjang literasi
disekolah yang dilengkapi dengan
gambar yang sangat menarik agar
kegiatan membaca yang tidak
membosankan.

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 271

Hasil Pengembangan Produk
Adapun format dan tampilan
pengembangan buku berupa buku
cerita
yang
telah
dihasilkan
pengembangan ini yaitu (1) isi dan
cakupan, (2) bahasa, dan (3)
kegrafikan.
Adapun
penjelasan
masing-masing komponen tersebut
adalah sebagai berikut.
1) Isi dan Cakupan
Buku cerita Kumpulan Cerita
Rakyat Bima-NTB Penunjang Literasi
memiliki kecakupan (1) konsep, (2)
sistematika penyajian dalam buku
cerita dan (4) latihan. Berikut ini
penjabaran secara garis besar
terhadap isi dan cakupan buku cerita.
Pertama, konsep pada buku
cerita kumpulan cerita rakyat Bima
mencakup beberapa cerita yang masih
ada
dimasyarakatBima
beserta
latihan-latihan untuk merangsang
pemikiran siswa setelah mereka
selesai membaca buku cerita tersebut.
Ketiga, latihan pada buku cerita
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi mencakup latihan
mandiri yang terdiri atas beberapa
kegiatan siswa baik secara lisan
maupun tulisan.
2) Bahasa
Bahasa memegang peranan
penting pada pemahaman pembaca
terhadap isi cerita, karena difungsikan
sebagai alat penyampai informasi
dalam buku cerita. Penggunaan
bahasa yang komunikatif dan logis
akan memudahkan pengguna buku
cerita untuk memahami cerita rakyat
Bima. Dengan demikian, bahasa
dalam buku cerita menggunakan
ragam formal yang komunikatif dan
logis yang sesuai dengan kaidahnya.
Bahasa yang ada dalam buku
cerita
mengedepankan
unsur
kepaduan dan keruntutan penggunaan
bahasa. Kepaduan buku cerita
diwujudkan dengan menggunakan
kata ganti, kata sambung, dan

pelesapan, sedangkan keruntutan teks
dicapai melalui anafora. Kata ganti
yang digunakan dalam buku cerita ini
menggunakan kata ganti kalian untuk
sapaan kelompok dan kata ganti kamu
untuk sapaan perseorangan. Pada
buku cerita ini, siswa diposisikan
sebagai orang pertama, sehingga
penggunaan kata ganti tersebut akan
menimbulkan kesan dialogis.
3) Kegrafikan
Ada dua hal yang diperhatikan
dalam tampilan buku cerita rakyat
Bima yaitu sampul dan desain isi
buku. Berikut penjelasan secara garis
besar terhadap desain sampul dan
desain isi buku yang digunakan dalam
buku cerita. Desain sampul diarahkan
pada empat komponen, yaitu (1) tata
letak, (2) jenis dan ukuran huruf
sampul, (3) komposisi warna, dan (4)
ilustrasi sampul. Berikut penjelasan
masing-masing unsur desain sampul.
Pertama, tata letak sampul
depan, punggung, dan belakang
terdiri atas tiga elemen penting, yaitu
bidang cetak, penempatan huruf, dan
penempatan ilustrasi. Bidang cetak
Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima
NTB
Penunjang
Literasi
menggunakan buku cetak berukuran
A5 penempatan huruf berada pada
sebelah atas dan bawah, sedangkan
penempatan ilustrasi berada tengahtengah.
Kedua, jenis dan ukuran huruf
sampul yang digunakan pada sampul
terdiri atas beberapa jenis dan ukuran
huruf. Jenis huruf yang digunakan
untuk judul buku adalah Arial dengan
ukuran 24,2 pt untuk judul buku,
ukuran 17,1 pt untuk nama penulis,
dan pada covel belakang untuk
sinopsinya berukuran 12 pt, pada
sampul depan dan sampul belakang
dengan menggunakana ilustrasi dan
sinopsis.
Ketiga, komposisi warna pada
sampul buku kumpulan cerita rakyat
Bima didominasi oleh warna merah

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 272

yang dikombinasikan dengan warna
kuning serta warna biru. Pemilihan
warna merah dikarenakan warna
merah dapat membangkitkan dan
memotivasi keinginan anak dalam
membaca, sedangkan warna kuning
dang biru memberikan kesan sejuk
damai dan indah.
Keempat,
ilustrasi
sampul
menggunakan dua ilustrasi yaitu (1)
ilustrasi rumah adat Bima, (2)
ilustrasi orang yang lagi menari
dengan menggunakan pakaian adat
Bima. Pemilihan ilustrasi tersebut
didasarkan pada keterkaitan gambar
dengan isi buku cerita yang lebih
menekankan
kepada
kearifan
lokalnya. Berikut tampilan sampul
depan Buku Kumpulan Cerita Rakyat
Bima NTB Penunjang Literasi.
Hasil Pengembangan Produk
Adapun format dan tampilan
pengembangan buku berupa buku
cerita
yang
telah
dihasilkan
pengembangan ini yaitu (1) isi dan
cakupan, (2) bahasa, dan (3)
kegrafikan.
Adapun
penjelasan
masing-masing komponen tersebut
adalah sebagai berikut.
Isi dan Cakupan
Buku cerita Kumpulan Cerita
Rakyat Bima-NTB Penunjang Literasi
memiliki kecakupan (1) konsep, (2)
sistematika penyajian dalam buku
cerita dan (4) latihan. Berikut ini
penjabaran secara garis besar
terhadap isi dan cakupan buku cerita.
Pertama, konsep pada buku
cerita kumpulan cerita rakyat Bima
mencakup beberapa cerita yang masih
ada
dimasyarakatBima
beserta
latihan-latihan untuk merangsang
pemikiran siswa setelah mereka
selesai membaca buku cerita tersebut.
Berikut tampilan konsep pada Buku
Kumpulan Cerita Rakyat

Bima NTB Penunjang Literasi dapat
dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Konsep Buku Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi
Kedua, sistematika penyajian
pada buku cerita rakyat Bima terdiri
dari beberapa cerita berikut beberapa
penyajiannya.

Gambar 4.2 Sistematika Penyajian
Berdasarkan Urutan Cerita
Ketiga, latihan pada buku cerita
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi mencakup latihan
mandiri yang terdiri atas beberapa
kegiatan siswa baik secara lisan
maupun tulisan. Berikut contoh
latihan pada buku cerita Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi.

Gambar 4.3 Kegiatan Mandiri
4) Bahasa

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 273

Bahasa memegang peranan
penting pada pemahaman pembaca
terhadap isi cerita, karena difungsikan
sebagai alat penyampai informasi
dalam buku cerita. Penggunaan
bahasa yang komunikatif dan logis
akan memudahkan pengguna buku
cerita untuk memahami cerita rakyat
Bima. Dengan demikian, bahasa
dalam buku cerita menggunakan
ragam formal yang komunikatif dan
logis yang sesuai dengan kaidahnya.
Bahasa yang ada dalam buku
cerita
mengedepankan
unsur
kepaduan dan keruntutan penggunaan
bahasa. Kepaduan buku cerita
diwujudkan dengan menggunakan
kata ganti, kata sambung, dan
pelesapan, sedangkan keruntutan teks
dicapai melalui anafora. Kata ganti
yang digunakan dalam buku cerita ini
menggunakan kata ganti kalian untuk
sapaan kelompok dan kata ganti kamu
untuk sapaan perseorangan. Pada
buku cerita ini, siswa diposisikan
sebagai orang pertama, sehingga
penggunaan kata ganti tersebut akan
menimbulkan kesan dialogis.
5) Kegrafikan
Ada dua hal yang diperhatikan
dalam tampilan buku cerita rakyat
Bima, yaitu sampul dan desain isi
buku. Berikut penjelasan secara garis
besar terhadap desain sampul dan
desain isi buku yang digunakan dalam
buku cerita. Desain sampul diarahkan
pada empat komponen, yaitu (1) tata
letak, (2) jenis dan ukuran huruf
sampul, (3) komposisi warna, dan (4)
ilustrasi sampul. Berikut penjelasan
masing-masing unsur desain sampul.
Pertama, tata letak sampul
depan, punggung, dan belakang
terdiri atas tiga elemen penting, yaitu
bidang cetak, penempatan huruf, dan
penempatan ilustrasi. Bidang cetak
Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima
NTB
Penunjang
Literasi
menggunakan buku cetak berukuran
A5 penempatan huruf berada pada

sebelah atas dan bawah, sedangkan
penempatan ilustrasi berada tengahtengah.
Kedua, jenis dan ukuran huruf
sampul yang digunakan pada sampul
terdiri atas beberapa jenis dan ukuran
huruf. Jenis huruf yang digunakan
untuk judul buku adalah Arial dengan
ukuran 24,2 pt untuk judul buku,
ukuran 17,1 pt untuk nama penulis,
dan pada covel belakang untuk
sinopsinya berukuran 12 pt, pada
sampul depan dan sampul belakang
dengan menggunakana ilustrasi dan
sinopsis.
Ketiga, komposisi warna pada
sampul buku kumpulan cerita rakyat
Bima didominasi oleh warna merah
yang dikombinasikan dengan warna
kuning serta warna biru. Pemilihan
warna merah dikarenakan warna
merah dapat membangkitkan dan
memotivasi keinginan anak dalam
membaca, sedangkan warna kuning
dang biru memberikan kesan sejuk
damai dan indah.
Keempat,
ilustrasi
sampul
menggunakan dua ilustrasi yaitu (1)
ilustrasi rumah adat Bima, (2)
ilustrasi orang yang lagi menari
dengan menggunakan pakaian adat
Bima. Pemilihan ilustrasi tersebut
didasarkan pada keterkaitan gambar
dengan isi buku cerita yang lebih
menekankan
kepada
kearifan
lokalnya. Berikut tampilan sampul
depan Buku Kumpulan Cerita Rakyat
Bima NTB Penunjang Literasi.
Desain isi buku diarahkan pada (1)
tata letak, (2) jenis dan ukuran huruf
sampul, (3) komposisi warna, dan (4)
ilustrasi sampul. Berikut penjelasan
masing-masing unsur desai sampul.
Pertama, tata letak isi buku
terdiri dari atas tiga elemen penting,
yaitu bidang cetak, penempatan huruf,
dan penempatan ilustrasi. Bidang
cetak buku cerita adalah A5 dengan
margin atas berukuran 4 cm, margin
kiri 4 cm, margin kana berukuran 3

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 274

cm, dan margin bawah berukuran 3
cm dengan spasi 1 penempatan huruf
berada pada sebelah atas dan bawah,
sedangkan penempatan huruf secara
proporsional yang menggunakan rata
kanan kiri dan penempatan ilustrasi
berada pada sebelah kana dan kiri dan
atas bawah jadi untuk ilustrasi lebih
jelasnyaditengah tengah. Buku cerita
menggunakan sistem penomoran
footer yang terletak di pojok kanan
atas.
Kedua, jenis dan ukuran huruf
yang digunakan pada buku cerita
terdiri dari beberapa jenis huruf. Jenis
huruf yang digunakan
kata
pengantar, daftar isi, dan glosarium
adalah Arial dengan ukuran 16 pt,
pada judul profil penulis berukuran
13,4 pt serta untuk isi profis penulis
menggunakan ukuran 11 pt kemudian
pada isi cerita adalah Arial dengan
ukuran 11 pt dengan spasi 1. Pada
latihan
untuk
siswa
juga
menggunakan jenis huruf Arial
dengan ukuran 11 dengan spasi 1.
Ketiga, komposisi warna pada
buku cerita Kumpulan Cerita Rakyat
Bima NTB Penunjang Literasi
didominasi oleh beberapa warna
diantarannya merah, hijau daun,
orens, kuning merah muda, biru dan
sebagainya pemilihan warna pada isi
buku ini lebih menekankan kepada
agar siswa lebih termotivasi untk
membaca. Dan memberikan kesan
menyejukkan hati pada anak untuk
membaca dan memahami unsur-unsur
yang terkandung dalam cerita rakyat
Bima. Pada Buku Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasidipadukan dengan warnawarna lain yang bersifat lembut dan
sejuk. Penggunaan warna tersebut
bertujuan agar pengguna buku merasa
nyaman dalam membaca kumpulan
cerita rakyat Bima NTB penunjang
literasi.
Keempat, ilustrasi atau gambargambar pendukung dalam Buku

Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang
Literasi
disesuaikan
dengan sasaran isi yang ada dalam
cerita
yang sesuai dengan
penggunanya. Gambar-gambar yang
digunakan dalam Buku Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi yakni gambar ilustrasi Raja
dengan anaknya, kyai dengan
temannya serta ada gunung, putri
yang lagi menangis, kapal yang
membawa rombongan orang, raja lagi
melihat ikan, pasukan raja yang lagi
berjalan, kakek yang lagi istrahat dan
duduk
dan
sebagainya
yang
digunakan memiliki pesan moral
terhadap pembaca sehingga ilustrasi
dalam Buku Kumpulan Cerita Rakyat
Bima NTB Penunjang Literasi dapat
menunjang pembentukan karakter dan
sikap yang religius bagi peserta didik.
Ketepatan Produk
Data yang diperoleh dari hasil
validasi dan uji coba bervariasi karena
intrumen yang digunakan berbeda.
Perbedaan instrumen bertujuan agar
penilain yang diberikan subjek coba
terhadap buku cerita terfokus pada
aspek tertentu yang sesuai dengan
keahlian masing-masing ahli misalnya
ahli isi dan bahasa pada cerita rakyat
menilai aspek kesesuaian uraian
materi cerita, keakuratan materi, dan
materi pendukung dalam pembelajara,
berbeda halnya dengan ahli penyajian
dan grafika secara khusus menilai
ketepatan buku cerita yang akan
digunakan dalam pembelajaran terkait
dengan sistematika, isi, bahasa, dan
tampilan.
Data yang diperoleh dari ahli isi
dan bahasa, ahli penyajian dan
grafika, praktisi, dan respon siswa
berupa data verbal dan munerik. Data
verbal
merupakan
data
yang
dikumpulkan melalui informasi lisan
dan tertulis dari ahli isi dan bahasa,
ahli buku cerita, praktisi dan respon
siswa yang berupa saran dan

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 275

komentar yang dihimpun ketika
melakukan validasi dan uji coba
lapangan unuk memperjelas aspek
produk yang harus direvisi. Adapun
data numerik berupa skor yang
diperoleh dari angket.
Uji produk dalam angket
menggunakan
empat
kriteria
penyekoran.
Skor
1
dan
2
menunjukkan bahwa buku cerita
harus direvisi, sedangkan skor 3 dan 4
menunjukkan bahwa buku cerita
sudah layak diimplementasikan.
Untuk mengetahui tindak lanjut
produk, data numerik hasil validasi
dan uji dipersentase sesuai dengan
pedoman interpretasi validasi produk.
Adapun kriteria penilaian validasi
bahan ajar terdiri atas empat kriteria,
yaitu (1) apabila hasil uji validasi
buku cerita
mencapai tingkat
persentase 85% -100 %, buku cerita
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi tergolong sangat
layak dan dapat diimplementasikan,
(2) apabila hasil uji validasi buku
cerita mencapai tingkat persentase
75% - 84% buku cerita Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi tergolong layak dan dapat
diimplementasikan dengan sedikit
revisi, (3) apabila hasil uji validasi
buku cerita
mencapai tingkat
persentase 55% - 74%, buku cerita
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi tergolong cukup
layak dan direvisi sesuai catatan, dan
(4) apabila hasil uji validasi buku
cerita mencapai tingkat persentase
55%, buku cerita Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi
tergolong kurang layak dan direvisi
dengan pengubahan.
Data Hasil Validasi Isi dan Bahasa
Data ini dibutuhkan untuk
mengetahui kevalidanbuku kumpulan
cerita rakyat Bima dari segi isi atau
materi dan bahasa yang disajikan
dalam buku cerita. Validator ahli isi

dan bahasa adalah
dosen yang
memiliki kompetensi di bidangnya.
Dari hasil anilisis ahli isi dan bahasa
pada buku cerita Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi
diketahui
bahwa
isi
cerita
mengandung nilai-nilai karakter, isi
cerita membantu peserta didik dalam
memahami alur cerita, memiliki alur
cerita yang sederhana, konten
informasi
sesuai
dengan
usia
pembaca, pada isi cerita memberikan
informasi tentang tokoh yang
berperan dalam cerita, pada cerita ini
memiliki
tokoh
utama
yang
berkarakter unik dan menarik
sehingga mengesankan peserta didik,
memiliki tokoh utama dan tokoh
pendamping, pada isi cerita ini
menyampaikan pesan yang positif
yang dapat menmabah nilai karakter
peserta didik, kesesuaian penataan
tulisan, kesesuaian dengan tingkat
perkembangan
peserta
didik,
kesesuaian
dengan
tingkat
perkembangan emosional peserta
didik, pada cerita ini memiliki tata
bahasa yang baik, pemakaian tanda
baca yang sesuai jenjang usia peserta
didik, penggunaan EYD, kesesuaian
diksi dalam cerita, kesesuaian struktur
kalimat dalam cerita, kohesi dan
koherensi antar kalimat, keutuhan
makna dalam paragraf, Keutuhan
makna dalam cerita.
Dari hasil analisis ahli isi dan
bahasa pada buku cerita Kumpulan
Cerita Rakyat Bima Penunjang
Literasi diketahui bahwa Berdasarkan
analisis penilaian validator ahli isi
yaitu salah satu dosen pendidikan
bahasa
dan
sastra
Indonesia
Universitas Islam Malang dapat
disimpulkan bahwa buku cerita yang
dikembangkan mendapat persentase
penilaian validator 75% yang
menunjukkan bahwa buku cerita valid
dan dapat diimplementasikan dengan
sedikit revisi.

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 276

Berdasarkan analisis penilaian
validator
ahli
bahasa
dapat
dideskripsikan bahwa buku cerita
yang
dikembangkan
mendapat
persentase penilaian validator 75%
yang menunjukkan bahwa buku cerita
valid dan dapat diimplementasikan
dengan sedikit revisi.
Data Hasil Validasi Ahli Penyajian
dan Grafika
Data ini dibutuhkan agar
menghasilkan buku cerita yang valid
dari
segi
kesesuaian
dengan
perkembangan
siswa,
kesatuan
gagasan, kelayakan teknik penyajian,
kelayakan penyajian pembelajaran
dalam kegiatan membaca, kelayakan
kelengkapan penyajian, kemenarikan
dan kemudahan memehami buku
cerita, dan kemenarikanlayout dan
kesesuaian
penempatan
huruf.
Validator
ahli
penyajian
grafikamenilai penyajian grafika ini
yang memuat 25 butir pertanyaan
yang harus diisi dan setelah menelaah
buku cerita yang telah diberikan oleh
pengembang.
Dari
hasil
analisis
ahli
penyajian ketepatan buku cerita
diketahui bahwa (1) buku cerita
sangat konsistenan sistematika dalam
penyajian sehingga sangat sesuai, (2)
keseimbangan antar cerita juga sesuai
dengan sub cerita yang telah
disajikan, (3) keruntutan konsep
dalam buku cerita sudah sesuai, (4)
kesesuaian/ketepatan ilustrasi dengan
isi/materi cerita sudah sesuai sehingga
bisa di pahami, (5) berpusat pada
peserta didik sudah sesuai dengan isi
yang ada dalam
cerita, (6)
ketergugahanmetakognitif
peserta
didik sudah tepat, (7) ketergugahan
peserta didik untuk perpikir kritis,
kreatif, dan inovatif termaksud
melalui cerita rakyat Bima sudah
sesuai, (8) materi cerita yang
sistematis sudah sesuai, (9) variasi
penyajian sudah tepat, (10) pengantar

masih kurang sesuai dengan isi yang
ada dalam cerita sehinga penulis
memberikan
dorongan
kepada
pembaca, (11) daftar isi sudah sesuia
dengan apa yang ada pada setiap sub
cerita, (12) biodata penulis sudah
tepat, (13) glosarim belum sesuai, dan
(14) sinopsis sudah sesuai.
Berdasarkan analisis penilaian
validator
ahli
penyajian
dan
grafikamenunjukkan bahwa buku
cerita yang dikembangkan dapat
disimpulkan persentase validator 82%
menunjukan bahwa buku cerita valid
dan dapat diimplementasikan dengan
sedikit revisi. Dari hasil analisis
validasi ahli grafika diketahui bahwa
(1) kemenarikan tampilan dan bentuk
buku cerita sudah sesuai, (2)
kemudahan dalam memahami cerita
sudah sesuai, (3) kemenarikan
memahami uraian isi cerita sudah
sesuai dengan isi yang ada didalam
cerita, (4) kesederhanaan dalam
penggunaan bahasa sudah sesuai
dengan penggunanya yaitu siswa VI
SD, (5) keruntutan sistematika
penulisan
sudah
sesuai,
(6)
pengembangan buku cerita sudah
menempatkan
siswa
sebagai
subyeknya sudah sesuai , (7)
kelengkapan
komponen-komponen
buku cerita sudah sesuai, (8)
kepaduan warna untuk tampilan
memperindah tampilan sudah sesuai,
(9) kesesuaian ukuran dan jenis huruf
memadai untuk satu bentuk buku
cerita
sesuai,
(10)
ketepatan
penempatan ilustrasi dan gambar
dapat mempermudah memahami isi
cerita dan memperindah tampilan
yang ada dalam buku sudah sesuai,
dan (11) kemudahan memahami
uraian isi cerita sudah sesuai.
Berdasarkan analisis penilaian
validator ahli penyajian dan grafika
menunjukkan bahwabuku cerita yang
dikembangkan dapat disimpulkan
persentase validator 75% yang berarti
buku cerita
valid dan dapat

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 277

diimplementasikan dengan sedikit
revisi.
Data Hasil Validasi Ahli Praktisi
Setelah buku cerita divalidasi
oleh ahli isi dan bahasa, ahi penyajian
dan grafika kemudian buku cerita
Kumpulan Cerita rakyat Bima NTB
Penunjang Kiterasi ini divalidasi oleh
ahli praktisi. Ahli praktisi yaitu salah
satu guru bahasa Indonesia SDN
Inpres RabakodoBima.Berdasarkan
analisis penilaian validator ahli
praktisi yaitu salah satu guru bahasa
Indonesia
SDN
Inpres
RabakodoBima, menunjukkan bahwa
buku cerita yang dikembangkan dapat
disimpulkan persentase penilaian
validator 82 yang berarti buku cerita
valid dan dapat diimplementasikan
dengan sedikit revisi.
Data Hasil Angket Respon Siswa
Hasil analisis angket respon
siswa ini memberi gambaran tentang
respon siswa terhadap buku kumpulan
cerita rakyat Bima NTB yang
dikembangkan. Secara umum siswa
menunjukkan respon positif terhadap
pengembangan buku kumpulan cerita
rakyat Bima berbasis kearifan lokal
yang telah dilaksanakan.

Tulisan
pada kata
pengantar
belum
sesuai dan
masih
kurang
menarik
No Sebelum
Revisi

Merubah
isi
tulisan
dan
menyesuaikan
dengan
isi
kearifan
lokalnya

Sesudah Revisi

Revisi Produk
Revisi produk bersifat tentatif,
artinya bisa dilakukan atau tidak dari
hasil analisis penilaian buku cerita
oleh validator ahli isi, bahasa dan
penyajian grafika terdapat aspek yang
menunjukkan bahwa draf buku cerita
perlu adanya revisi. Revisi ini
dilakukan untuk menjadikan produk
lebih efektif, efisien, dan menarik.
Berikut adalah sajian gambar yang
telah di revisi oleh peneliti.
Tabel 4.12 Revisi Produk
No Sebelum
Sesudah Revisi
Revisi

Gambar
kurang
menarik
tidak
menunjukkan
pada
sisi
kearifan
lokal
masyarakat
Bima pada
gambar ibu
dan anak.

Gambar diganti
dengan
yang
lebih menarik
dan
sesuai
dengan kearifan
lokal
masyarakat
Bima
yaitu
gambar rumah
lengge
dan
orang
yang
sedang menari
dengan
menggunakan
baju adat Bima

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 278

Buku cerita yang dikembangkan
direvisi berdasarkan tahap-tahap
seperti yang diuraikan pada tabel
revisi produk. Buku cerita tersebut
dinilai dapat digunakan dalam
kegiatan membaca pada materi cerita
yang ada pada Buku Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi. Hal ini didukung oleh ahli
pengembangan. Dengan demikian,
model buku cerita ini dapat dijadikan
salah satu model untuk kegiatan
membaca siswa dengan menekankan
kepada nilai kearifan lokalnya untuk
siswa kelas VI SD.
Deskripsi Produk setelah Revisi
Produk yang dihasilkan adalah
buku cerita yang memuat beberapa
cerita yang ada dimasyarakat Bima
dengan berbasis kearifan lokal yang
sesuai dengan tingkat minat baca
siswa. Buku cerita ini diberi judul
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi. Adapun produk
yang dikembangkan mengacu pada
(1) isi buku cerita, (2) sistematika
penyajian, (3) penggunaan bahasa,
dan (4) kegrafikan/tampilan buku
cerita.
Masing-masing
aspek
dijabarkan sebagai berikut.
Pertama, isi buku cerita terdiri
atas subcerita diantaranya sebagai
berikut: (1) La Golo Yang Nakal, (2)
Asal Mula Gunung Tambora, (3)
Legenda La Hila,(4) Putri Raja dan
Panglima Bone, (5) Asal Mula
TabeBangkolo, (6) Asal Mula
Gunung Sangiang, (7) Oi Miro, (8)
TampeRuma Sani, (9) Mantili dan
Mantele, dan (10) WaduPa,a.Isi buku
cerita Kumpulan Cerita Rakyat Bima
NTB
Penunjang
Literasi
dikembangkan berbasis
kearifan
lokal masyarakat Bima yang lebih
mendasar pada nilai-nilai budaya
cerita rakyat yang masih ada.
Kedua, sistematika penyajian
buku cerita terdiri atas bagaian awal,
inti dan akhir/penutup. Bagian awal

terdiri atas kata pengantar, daftar isi.
Pada bagian inti terdiri atas beberapa
sub cerita diantaranya: (1) La Golo
Yang Nakal, (2) Asal Mula Gunung
Tambora, (3) Legenda La Hila,(4)
Putri Raja dan Panglima Bone, (5)
Asal Mula TabeBangkolo, (6) Asal
Mula Gunung Sangiang, (7) Oi Miro,
(8) TampeRuma Sani, (9) Mantili dan
Mantele, dan (10) WaduPa,a. dan
bagian penutup terdiri atas glosarium
yang dimana di glosarium ini arti kata
dari bahasa Bima yang dikemas
dalam bentuk seperti kamus, biodata
penulis, dan sinopsis.
Ketiga, penggunaan bahasa
pada buku cerita, buku cerita yang
dikembangkan menggunakan ragam
bahasa formal dan komunikatif, baik
dalam isi cerita maupun dalam soal
latihan untuk peserta didik sebagai
kegiatan merefleksi kembali hasil
bacaan yang ada dalam kumpulan
cerita rakyat Bima NTB penunjang
literasi. Penggunaan bahasa yang
komunikatif
dan
logis
akan
memudahkan pengguna buku cerita
untuk melakukan kegiatan membaca
cerita.
Bahasa yang ada dalam buku
cerita
mengendepankan
unsur
kepaduan dan keruntutan penggunaan
bahasa. Kepaduan buku cerita
diwujudkan dengan menggunakan
kata ganti, kata sambung, dan
pelepasan, sedangkan keruntutan teks
dicapai melalui anafora. Kata ganti
yang digunakan dalam buku cerita ini
menggunakan kata ganti kamu untuk
sapaan perorangan. Pada buku cerita
ini siswa diposisikan sebagai orang
pertama sehinga penggunaan kata
ganti tersebut akan menimbulkan
kesan dialogis.
Keempat, tampilan buku cerita
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi menggunakan
bidang cetak A5 dengan margin 4, 4,
3, dan 3. Jenis huruf yang digunakan
dominan pada Arial dengan ukuran 11

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 279

pt.
Penempatan
huruf
secara
proporsional
menggunakan
rata
kanan-kiri. Di sisi lain, buku cerita
menggunakan sistem penomoran
footer yang terletak di pojok kanan
atas. Tampilan bahan ajar didominasi
warna-warna cerah, yaitu, hijau daun,
orange, kuning merah muda, biru dan
sebagainya pemilihan warna pada isi
buku ini lebih menekankan agar siswa
lebih termotivasi untuk membaca dan
untuk
memberikan
kesan
menyejukkan hati pada anak untuk
membaca dan memahami unsur-unsur
yang terkandung dalam cerita rakyat
Bima. Pada Buku Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi
dipadukan dengan warna-warna lain
yang bersifat lembut dan sejuk.
Penggunaan warna tersebut bertujuan
agar pengguna buku merasa nyaman
dalam membaca kumpulan cerita
rakyat Bima NTB penunjang literasi.
Gambar-gambar
yang
digunakan dalam buku cerita dapat
membangun suasana dan pemahaman
siswa.
Gambar-gambar
yang
digunakan bervariasi ada Raja dengan
anak, kyai dengan temannyaserta ada
gunung, putri yang lagi menangis,
kapal yang membawa rombongan
orang, raja lagi melihat ikan, pasukan
raja yang lagi berjalan, kakek yang
lagi istrahat dan duduk dan
sebagainya yang digunakan memiliki
pesan moral terhadap pembaca
sehingga ilustrasi dalam Buku
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi dapat menunjang
pembentukan karakter dan sikap yang
religius bagi peserta didik.
PENUTUP
Simpulan
Pertama, pada hasil penelitian
Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima
NTB Penunjang Literasi setelah di
validasi oleh tim ahli isi maka
kelayakan isi dalam Buku Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang

Literasi dinyatakan memenuhi syarat
dengan persentase hasil nilai 75.
Kedua, pada hasil penelitian Buku
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi setelah di validasi
oleh tim ahli bahasa maka kelayakan
bahasa dalam Buku Kumpulan Cerita
Rakyat Bima NTB Penunjang Literasi
dinyatakan memenuhi syarat dengan
persentase hasil nilai 75. Ketiga, pada
hasil penelitian Buku Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi setelah di validasi oleh tim
ahli penyajian maka kelayakan
penyajian dalam Buku Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi dinyatakan memenuhi syarat
dengan presentase hasil nilai 82
sedangakan pada grafikakemenarikan
dan kemudahan memahami buku
cerita dinyatakan memenuhi syarat
dengan persentase hasil 75 Keempat,
pada hasil penelitian Buku Kumpulan
Cerita Rakyat Bima NTB Penunjang
Literasi setelah di validasi oleh tim
ahli praktisi maka kelayakan dalam
Buku Kumpulan Cerita Rakyat Bima
NTB Penunjang Literasi dinyatakan
memenuhi syarat dengan persentase
hasil nilai 82.
Hasil penelitian menunjukan
bahwa pengembangan produk Buku
Kumpulan Cerita Rakyat Bima NTB
Penunjang Literasi telah memenuhi
syarat sebagai penunjang gerakan
literasi dengan hasil nilai rata-rata
77,8.
Saran Pemanfaatan
1) Saran pemanfaatan
Untuk lebih mengoptimalkan
pemanfaatan buku cerita di sekolah,
maka peneliti memberi saran sebagai
berikut.
(1)
guru
hendaknya
menciptakan situasi pembelajaran
dalam kegiatan membaca mampu
merangsang siswa terlihat aktif dalam
kegiatan membaca agar buku cerita
dapat digunakan secara efektif, (2)
guru hendaknya bersikap kreatif dan

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 280

inovatif dalam mengembangkan buku
cerita rakyat, (3) guru hendaknya
mampu mengatur waktu secara
khusus karena buku cerita ini
menekankan kepada aktifitas msiswa
dalam membaca, dan (4) bagi guru
maupun
sekolah
hendaknya
memanfaatkan buku cerita yang telah
dikembangkan khusus untuk kegiatan
membaca sebagai penunjang gerakan
literasi sekolah.
2) Saran pengembangan lebih
lanjut
Berdasarkan tahap-tahap dalam
proses yang peneliti lakukan, maka
peneliti menyarankan sebagai berikut:
(1) pada tahap uji coba pemakaian
disarankan untuk melakukan uji coba
pemakaian pada skala yang lebih luas
karena dalam pengembangan ini
peneliti hanya melakukan uji coba
pada kelompok kecil yaitu hanya
terbatas pada uji ahli dan lima belas
siswa SDN Inpres RabakodoBima,
(2), peneliti ni hanya diuji sampai
pada ketepatan buku cerita saja.
Disarankan penelitu berikutnya untuk
melkaukan uji efektifaitas produk
dengan peneuh eksperimental, dan (3)
untuk materi atau isi yang dikaji
dalam pengembangan buku cerita ini
tidak terbatas pada cerita. Oleh karena
itu, untuk peneliti lain disarankan
agar mengembangkan buku cerita
yang lain dan lebih banyak lagi dari
cerita yang telah peneliti lakukan.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi
Pembelajaran Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Bandono.
2009.
Pengembangan
Bahan
Ajar.
http://bandono.web.id/2009/04
/02/
pengembangan-bahanajar.php. Borg Walter R and

Gall Meridith Damien. 1983.
Educational Research : An
Introduction.
London
:
Longman, Inc. Diakses tgl.
09/10/2016.
Danandjaja, James. 2007. Folklor
Indonesia,
IlmuGosip,
Dongeng, dan Lain-lain.
Jakarta:
Pustaka
Utama
Grafiti.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Standar
Isi 2006.Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian
Kualitatif
Analisis
Data.
Jakarta: Rajawali. Perss.
Faizal, Dewi Utama. 2016. Panduan
Gerakan Literasi Sekolah Di
Sekolah
Dasar.
Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah
Dasar
Francis, Wahono. 2005. Hubungan
Kebudayaan dan Kearifan
Lokal. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Harjanto. 2007.
PerencanaanPengajaran.
Jakarta: Aneka Cipta.
Irfan, Muh. 2016. Pengembangan
Bahan Ajar Menulis Cerita
Pendek Berbasis Kerarifan
Lokal
Berbentuk
Modul
Sebagai Pengayaan Berupa
Menulis Cerpen Siswa Kelas X
SMA Di Kabupaten Dompu.
Tesis yang tidak diterbitkan.
Universitas Muhammadiyah
Malang.
2002. Psikologi Belajar.
Jakarta :Rineka Cipta.
Kusmana,Suherli.2009.
Mengenal
Jenis
Buku
Nonteks.
http://suherlicentre. Blogspot.
Com. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2016
GunawandanWibowo.
2015.
Pendidikan Karakter Berbasis
Kearifan Lokal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Keraf.

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 281

2005.
Perencanaan
Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Margono.
2004.
Metodologi
Penelitian Pendidika. Jakarta:
Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2010. Teks book
Writting. Jogjakarta:AR-Ruzz Media.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif. Jogjakarta: DIVA
Press.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
2008. Penilaian Buku Nonteks
Pelajaran.
http://puskurbuk.net. Diunduh
pada 11November 2016
Setyosari, Punaji. 2015.
MetodePenelitianPendidikand
an Pengembangan. Jakarta:
KencanaPrenada Media
Group.
Sugiyono. 2015.
MetodePenelitianPendidikanP
endekatanKuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Somad, Adi Abdul, dkk. 2007. Aktif
dan Kreatifan Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan Nasional
Tiara Sari ,Maretta. 2015. Cerita
Rakyat Putri Manadalika
(SebuahKajianFoklor) Skripsi
yang tidak Diterbitkan.
Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Trianto.
2009.
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Majid.

NOSI Volume 5, Nomor 3, Februari 2017 ______________________________________ Halaman 282