SPKD 2010 : Pemerintah Kabupaten Ngawi SPKD BAB II

BAB II
PROSES PENYUSUNAN SPKD

A.

KAJIAN LITERATUR/REFERENSI

Kajian literature ini merupakan kegiatan awal sebelum melangkah
kepada kegiatan – kegiatan lain

dalam proses assessment kemiskinan

Partisipatif. Berbagai literature yang dikaji oleh Tim assessment kemiskinan
berupa Dokumen-dokumen, Tulisan, transkrip, yang ada kaitannya dengan
permasalahan kemiskinan masyarakat.

Kajian ini dimaksudkan untuk

memperluas wawasan Tim Penyusun dalam melaksanakan assessment
dilapangan, menganalisis masalah, mengolah data maupun dalam proses
fasilitasi konsultasi public. Dalam proses kajian literature ini tim Penyusun

juga melakukan pemilahan-pemilahan data dan tulisan-tulisan

yang dapat

digunakan sebagai rujukan dalam penulisan dokumen SPKD.
Beberapa dokumen yang digunakan sebagai bahan referensi sekaligus
pembanding hasil assessment adalah Dokumen Strategi Rencana Tindak
Penanggulangan Kemiskinan dan Master Plan Kemiskinan Kabupaten Ngawi,
karena kedua dokumen tersebut dilaksanakan dengan metoda yang sama
dengan penyusunan SPKD dan sudah diimplementasikan melalui proses
perencanaan regular dari tahun 2005 s/d tahun 2009.

B.

PENENTUAN KLUSTER
Assesment penyusunan dokumen SPKD tidak mungkin dilakukan
untuk seluruh wilayah kabupaten Ngawi, oleh karena itu perlu dilakukan
identifikasi lokasi yang mempunyai ciri-ciri yang sama (homogen) dijadikan
satu menjadi satu kelompok kluster. Untuk menentukan kelompok kluster,
digunakan kreteria sebagai berikut :

1. Minimal 40 % Penduduk mengakses pada bidang Mata Pencaharian
tertentu,
2. Topografi lokasi perdesaannya
3. Perilaku Sosial Budaya Penduduk
Dari kriteria tersebut di atas Wilayah kabupaten Ngawi dapat dibagi dalam
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

8

tiga kluster, yaitu Kluster Hutan, kluster Pertanian dan kluster Perkotaan..
Selanjutnya untuk melakukan assesment ditentukan desa-desa partisipan
(sampel) dari masing-masing kluster dengan kreteria sebagai berikut:
a. Lokasi tersebut merupakan representasi dari desa/kelurahan lain dalam
satu kluster dengan ciri topografi, dan mata pencaharian yang sama.
b. Bersedia untuk berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
c. Jumlah Keluarga Miskinnya paling tinggi diantara anggota kluster yang
lain.
d. Penentuan kluster dan kriterianya berdasarkan kesepakatan semua stake
holders di Kabupaten Ngawi.

Dari Kritreria tersebut diatas terpilih Desa Kenongorejo, Kecamatan
Bringin dan desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman Untuk kluster Hutan,
Desa Kedungputri, Kecamatan Paron dan Desa Hargosari, Kecamatan Sine
untuk Kluster pertanian, Desa Beran, Kecamatan Ngawi dan desa Ngrambe,
Kecamatan Ngrambe untuk Kluster Perkotaan.

C.

PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan data yang akurat dalam menangkap semua
fenomena kemiskinan , maka dalam asesmen ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a.

Klasifikasi Kesejahteraan; dilakukan bersama laki-laki dan perempuan,
kaya dan miskin untuk membuat kreteria masyarakat miskin di desa
tersebut menurut ukuran masyarakat.

b.


Pemetaan sosial; masyarakat membuat peta desanya lengkap dengan
perumahan penduduknya dan klasifikasi kesejahterannya (Miskin, Sedang
dan Kaya)

c.

Analisis Gender; untuk mengetahui penguasaan aset dalam keluarga di
desa dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus kelompok perempuan
miskin.

d.

Analisa sumber mata pencaharian; untuk menganalisa pendapatan dari
keluarga kaya dan keluarga miskin, dilakukan melalui diskusi terfokus
kelompok

laki-laki

miskin,


kelompok

laki-laki

kaya,

kelompok

perempuan miskin dan kelompok perempuan kaya.

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

9

e.

Diagram Penyebab kemiskinan : untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
kemiskinan di desa tersebut, dilakukan melalui diskusi terfokus kelompok
laki-laki miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok perempuan miskin

dan kelompok perempuan kaya.

f.

Analisis kecenderungan; untuk mengetahui perubahan-perubahan dalam
semua aspek kehidupan masyarakat desa setempat, dilakukan melalui
diskusi secara bersama seluruh masyarakat.

g.

Kalender musim; untuk mengetahui aktivitas masyarakat dalam satu
musim dan agenda umum siklus kehidupan masyarakat, dilakukan melalui
diskusi bersama seluruh masyarakat.

h.

Diagram Venn; untuk mengetahui pihak-pihak yang berpengaruh terhadap
orang miskin, dilakukan melalui diskusi terfokus kelompok laki-laki
miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok perempuan miskin dan
kelompok perempuan kaya.


i.

Rangking dan pembobotan; Untuk mengetahui tokoh-tokoh masyarakat
yang paling berpengaruh terhadap masyarakat, dilakukan melalui diskusi
terfokus kelompok laki-laki miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok
perempuan miskin dan kelompok perempuan kaya
Selain itu untuk kelengkapan data dilakukan juga :

a.

Teknik wawancara, dilakukan untuk memperoleh data yang tidak tergali
melalui sembilan alat diatas dan untuk memperoleh

data komunitas.

Sehingga interview disini bersifat interview mendalam dengan tokohtokoh masyarakat setempat.
b.

Teknik observasi, dilakukan pada saat sebelum di lakukan diskusi dengan

masyarakat dengan menggunakan sembilan alat tersebut di atas, untuk
memperoleh gambaran secara fisik kondisi lokasi asesmen, sehingga para
fasilitator dari team Penyusun dapat melakukan fasilitasi secara optimal
dengan pemahaman kondisi lokasi asesmen tersebut.

c.

Teknik dokumentasi, dilakukan dengan mendokumentasikan semua
pelaksanaan assesmen secara rinci oleh Team Penyusun, baik dalam
proses fasilitasi assesmen, hasil observasi maupun hasil interviewnya.

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

10

D.

TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses Penyusunan, di mana

pelaksanaan analisis sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dikerjakan
secara intensif. Dalam kegiatan analisis dilakukan secara cepat, sehingga data
tidak kadaluwarsa.

Analisis juga dilakukan dengan mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sampai dapat
dirumuskan strategi pengurangan kemiskinan. Adapun tahapan analisis data
sejak pengumpulan data sampai selesainya penyusunan SPKD dapat diurutkan
sebagai berikut:
a.

Penelaahan data yang telah terkumpul dari berbagai sumber data yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan hasil
assesmen dibaca dan dipelajari serta ditelaah secara cermat melalui
diskusi-diskusi diantara anggota tem Penyusun, sehingga tersusun issue
komunitas

b.


Issue komunitas yang telah tersusun dibahas dengan dinas-dinas dan
masyarakat untuk menyusun isu gabungan kluster .

c.

Isu gabungan kluster dibahas kembali oleh team Penyusun dinas-dinas
dan masyarakat untuk menentukan permasalahan mendasar dengan
mempertimbangkan data statistik dan kebijakan serta implementasinya

d.

Permasalahan mendasar yang telah diperoleh dibahas kembali oleh team
Penyusun bersama dinas-dinas dan masyarakat untuk menentukan
alternatif strategi dan strategi terpilih dengan mempertimbangkan
hambatan-hambatan yang berkait dengan kewenangan, kapasitas dan
dana.

e.

Alternatif strategi dan strategi terpilih .dibahas kembali oleh team

Penyusun dan melalui diskusi serial dengan dinas-dinas dan masyarakat
untuk menentukan tujuan dan indikator.

f.

Tujuan dan indikator, dibahas kembali oleh team Penyusun dan melalui
diskusi serial dengan dinas-dinas dan masyarakat untuk menentukan
tujuan antara, kendala dan potensi serta kegiatan program.

E.

TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAAN DATA
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

11

dengan cara trianggulasi dengan sumber data dan metode asesmen. Secara
umum pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Perpanjangan waktu asesmen , melalui perpanjangan asesmen di lapangan,
maka fasilitator tidak hanya memperoleh informasi yang mendalam, namun
juga diperoleh informasi tambahan untuk melengkapi informasi yang kurang
sempurna atau kurang lengkap, sehingga fasilitator memperoleh keyakinan
akan kebenaran data atau informasi yang diperoleh.
b. Ketekunan

pengamatan,

ketekunan

pengamatan

dilakukan

untuk

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan asesmen yang sedang dilakukan, sehingga diperoleh kedalaman
hasil pengamatan maupun wawancara.
c. Trianggulasi data, dilakukan dalam pemeriksaan keabsahan data dengan
membandingkan data yang telah diperoleh dari sumber data dengan sesuatu
yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data yang telah diperoleh.
d. Kecukupan referensial, adalah alat untuk menampung dan menyesuaikan
dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Dalam hal ini cara yang
digunakan adalah dengan menyimpan semua informasi yang tidak
diperlukan dan informasi tersebut baru dipergunakan pada saat melakukan
pengujian keabsahan data. Selain itu yang akan dilakukan adalah dengan
merekam semua data yang di dapatkan, kemudian pada saat tertentu hasil
rekaman tersebut baru digunakan untuk membandingkan hasil yang
diperoleh dengan kritikan yang telah terkumpul.
e. Uraian rinci, (thick description).

Dalam penggunaan alat ini fasilitator

melaporkan hasil assesmen, seteliti dan secermat mungkin yang dapat
menggambarkan kondisi tempat assesmen dilakukan.

Penyajian hasil

assesmen diupayakan untuk dapat diuraikan serinci mungkin, sehingga
semua pihak dapat memahami temuan-temuan hasil assesmen yang telah
dilakukan.

Supaya hasil assesmen ini dapat dipartanggungjawabkan

validitas dan kredibilitasnya, baik yang menyangkut metodologi maupun
cara penarikan kesimpulannya, maka dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut ;

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

12

1) Dalam hal metodologi assesmen dikonsultasikan dengan semua pihak
yang mempunyai kompetensi.
2) Laporan sementara hasil assesmen dikaji bersama dengan orang-orang
yang mempunyai minat dan rasa ketertarikan dengan permasalahan
kemiskinan.
3) Untuk mengurangi bisa dalam penarikan kesimpulan maka wakil dari
partisipan dalam assesmen dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan.
Secara umum kerangka kerja penyusunan Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah adalah sebagai berikut :

Tahap 1. Merumuskan Isu Komunitas
Verifikasi Dokumentasi
Asesmen Komunitas
(Masing-masing
Cluster)

Identifikasi dan Verifikasi Isu

Komunitas Berdasarkan 3
Alat Sintesis

Identifikasi Isu
Komunitas di
Masing-masing
Cluster

Identifikasi Isu
Komunitas di
Seluruh Cluster

Konsultasi
Publik di
Tingkat Cluster

Tahap 2. Merumuskan Masalah
Mendasar (Problem Statement)

Identifikasi Data
Kabupaten (Kebijakan,
Peraturan, dan Statistik)

Verifikasi Isu Komunitas
Berdasarkan Dukungan
Data Kabupaten

Identifikasi Isu
Khusus (Tambahan
atas Isu Komunitas)
Merumuskan Masalah
Mendasar (Problem
Statement)

Konsultasi
Publik di
Tingkat
Kabupaten

Tahap 3. Menganalisis
dan Menetapkan Strategi
Mengidentifikasikan
Alternatif Strategi

Legenda:

= proses (outputinput)
= pengecekan ulang
dan verifikasi

Menganalisis Alternatif
Strategi (dengan
Hambatan)

Konsultasi
Publik di
Tingkat
Kabupaten

Merumuskan Strategi
Terpilih

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

13

F. KONSULTASI PUBLIK
Hasil Kegiatan di lapangan dan telah diolah oleh tim dalam bentuk draft
laporan, dikonsultasi publikkan ditingkat Kabupaten yang dihadiri oleh Tim dari
Lakpesdam NU Ngawi, GP Ansor Ngawi, serta pihak dari Tim BAPPEDA, Tim
TKPKD/Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah, dan Tim P2TPD.
Konsultasi publik pada tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
masukan, saran dari pihak Bappeda dan Satuan Kerja terkait agar Program yang
dihasilkan sesuai dengan kondisi yang ada.

G. PENYUSUNAN DRAFT AWAL
Setelah Pelaksanaan Konsultasi publik, disusun draft Awal SPKD
berdasarkan hasil Asessment lapangan dan memperhatikan usulan serta saran
masukan dalam konsultasi publik.

H. WORKSHOP DENGAN STAKEHOLDERS KABUPATEN
Workshop bersama dengan stakeholders kabupaten Ngawi dengan Tujuan
untuk membahas Draft awal untuk memperoleh kesepakatan dari semua fihak baik
yang terkait dengan permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat maupun
strategi yang akan dilakukan dalam bentuk program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Kerja di Kabupaten Ngawi.
I. PENYUSUNAN SPKD FINAL
Seperti yang diungkapkan di atas bahwa tujuan dari kegiatan SPKD ini
adalah untuk mendapatkan masukan dari stakeholders kabupaten agar
mendapatkan data yang lebih akurat dan kegiatan pengentasan kemiskinan
kabupaten Ngawi benar-benar merata. Masukan-masukan yang diperoleh dari
kegiatan workshop kemudian diolah kembali menjadi Dokumen Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Ngawi.

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi

14