BAB II DESKRIPSI PROYEK - Butterfly Park (Arsitektur Rekreatif)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Butterfly Park. Berikut merupakan penjelasan
terhadap judul kasus proyek, yaitu:
Butterfly, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:
•
Salah satu serangga dari ordo Lepidoptera
•
Serangga bersayap lebar, umunya bewarna cerah, berasal dari
kepompong ulat, dapat terbang, biasanya sering hinggap di bunga untuk
menghisap madu.
•
Rama-rama
Park, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:
•
Kebun yang ditanami berbagai jenis bunga-bunga dan sebagainya
(tempat bersenang-senang)
•
Tempat (yang menyenangkan dan sebagainya)
•
Tempat duduk pengantin perempuan (yang dihiasi dengan bunga-bunga
dan sebagainya)
Berdasarkan pengertian di atas, maka Butterfly Park adalah suatu tempat
yang menyenangkan, berupa kebun yang ditanami dengan berbagai jenis bungabunga dan dihinggapi oleh serangga yang berasal dari ordo Lepidoptera (kupukupu).
II.2. Tinjauan Umum
II.2.1. Tinjauan Tentang Ekowisata
II.2.1.1. Definisi dan Prinsip Ekowisata
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar
terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat ekowisata internasional
mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan
cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal
(responsible travel to natural area that conserves the environment and improves the
well-being of local people) (TIES, 2000 dalam Damanik dan Weber, 2006).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi ini ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yakni:
1.
Ekowisata sebagai produk;
Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis
pada sumberdaya alam.
2.
Ekowisata sebagai pasar;
Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada
upaya-upaya pelestarian lingkungan.
3.
Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan.
Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan
metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara
ramah lingkungan.
Disini kegiatan wisata yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri
khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya
wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain (tour operator) yang memfasilitasi
wisatawan untuk menunjukkan tanggungjawab tersebut (Damanik dan Weber,
2006)
Dari definisi di atas dapat diidentifikasi beberapa prinsip ekowisata (TIES,
2000 dalam Damanik dan Weber, 2006), yakni sebagai berikut:
a.
Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran
lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan wisata.
b.
Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya
di destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun
pelaku wisata lainnya.
c.
Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun
masyarakat lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan
kerjsama dalam pemeliharaan atau konservasi obyek daya tarik wisata.
d.
Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan bagi
keperluan konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra
wisatawan.
e.
Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat
lokal dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilainilai lokal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Universitas Sumatera Utara
f.
Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik
di daerah tujuan wisata.
g.
Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti
memberikan kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk
menikmati atraksi wisata sebagai wujud hak azasi, serta tunduk pada
aturan main yang adil dan disepakati bersama dalam pelaksanaan
transaksi-transaksi wisata.
II.2.1.2. Prinsip dan Konsep Pengembangan Ekowisata
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 bahwa
prinsip pengembangan ekowisata meliputi:
1.
Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata;
2.
Konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan
secara lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata;
3.
Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan
menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta
memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan;
4.
Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah
persepsi seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan
komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya;
5.
Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung;
6.
Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan
menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di
sekitar kawasan; dan
7.
Menampung kearifan lokal.
Menurut Yulianda (2007), konsep pembangunan ekowisata hendaknya
dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi :
1.
Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktifitas wisatawan
terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan
disesuaikan dengan sifat dan karakter alam budaya setempat.
2.
Pendidikan konservasi lingkungan
Mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Universitas Sumatera Utara
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan
Retribusi atau pajak konservasi (conservation tax) dapat digunakan
untuk pengelolaan kawasan.
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
Merangsang masyarakat agar terlibat dalam perencanaan dan
pengawasan kawasan.
5.
Penghasilan bagi masyarakat
Masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk
menjaga kelestarian kawasan.
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam
Kegiatan
dan
pengembangan
fasilitas
tetap
mempertahankan
keserasian dan keaslian alam.
7.
Daya dukung sebagai batasan pemanfaatan
Daya
tampung
dan
pengembangan
fasilitas
hendaknya
mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
8.
Konstribusi pendapatan bagi negara (pemerintah daerah dan pusat).
The Ecotourism Society (Eplerwood 1999 dalam Fandeli 2000) menyebutkan
ada delapan prinsip dalam kegiatan ekowisata yaitu:
1.
Mencegah
dan
menanggulangi
dari
aktivitas
wisatawan
yang
mengganggu terhadap alam dan budaya;
2.
Pendidikan konservasi lingkungan;
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan;
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan;
5.
Meningkatkan penghasilan masyarakat;
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam;
7.
Menjaga daya dukung lingkungan;
8.
Meningkatkan devisa buat pemerintah.
II.2.2. Jenis Kegiatan Wisata
Kegiatan wisata utama di dalam rencana dibagi menjadi 3 program, yaitu:
1.
Kegiatan wisata rekreasi
Berupa rekreasi di alam terbuka sambil menikmat keindahan,
keunikan, kesejukan, gejala, dan panorama lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Universitas Sumatera Utara
2.
Kegiatan wisata pendidikan
Berupa kegiatan wisata yang dilakukan baik di alam terbuka maupun di
dalam bangunan untuk mendapatkan pengetahuan/pendidikan tentang
dan sumber daya alam yang ada di lokasi, keanekaragaman hayati:
flora (vegetasi), fauna dan lingkungan fisik sekitarnya.
3.
Kegiatan wisata konvensi
Kegiatan wisata dengan batasan usaha jasa konvensi, dan pameran
merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi
suatu pertemuan sekelompok orang (usahawan, cendikiawan dan
sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah konvensi, lokakarya, seminar, rapat
dan acara pertemuan yang dapat dipesan berkelompok dengan kegiatan yang
dilakukan di alam terbuka sambil berwisata.
Komposisis program kegiatan wisata yang disediakan kurang lebih: 70%
kegiatan wisata rekreasi, 20% kegiatan wisata pendidikan, dan 10% kegiatan wisata
konvensi.
II.2.3 Tinjauan Terhadap Kupu-Kupu
II.2.3.1. Pengertian Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,
atau 'serangga bersayap sisik (lepis, sisik dan pteron, sayap). Hal ini sesuai dengan
namanya, yangf berasal dari kata Latin lepido- (yang berarti sisik) dan kata Yunani
pteron (yang berarti sayap). Sisik pada sayap ini tersusun seperti genteng dan pola
warnanya yang indah inilah yang membuat corak dan tampilan menarik pada kupukupu.
Kupu-kupu merupakan bagian kecil (kurang dari 12%) dari 155.000 spesies
Lepidoptera yang dikenal di dunia. Bagian terbesar adalah ngengat atau dikenal
juga sebagai kupu-kupu malam. Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari
ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya.
Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
Universitas Sumatera Utara
aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah
cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu.
Ciri-ciri lain yang membedakan kupu-kupu dengan ngengat adalah ujung
antenna yang membesar dan posisi sayapnya yang terlipat secara vertical atau
tegak di atas tubuhnya pada saat istirahat. Kupu-kupu beristirahat atau hinggap
dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan
sayapnya. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya,
sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt
dan Rosariyanto, 2005).
Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau
Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini
belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis
(Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga
yang tidak berbahaya bagi manusia.
II.2.3.2. Struktur Morfologi Kupu-Kupu
Menurut Smart (1976) ciri spesifik
dari kupu-kupu adalah badan terbagi
menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala),
thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada
3 pasang tungkai (kaki) dan dua pasang
sayap terdapat pada ruas dada, alat
kelamin dan anus terdapat di ujung ruas
perut.
Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh
chitin (eksoskeleton atau rangka luar)
dan tersusun dalam cicin yang seragam
atau segmen-segmen yang dipisahkan
Gambar 2.1: Anatomi Kupu-kupu
oleh membran fleksibel.
Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan
lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Universitas Sumatera Utara
Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki
struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan
dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik
adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian
ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang
membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata
majemuk.
Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi
sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks
tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat
sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap
terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga
dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang
mempunyai tornus (ekor).
Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan
dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau
8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin
dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit,
sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor
(alat untuk meletakkan telur).
II.2.3.3. Siklus Hidup Kupu-Kupu (Metamorfosis)
Dalam hidupnya, kupu-kupu mengalami perubahan bentuk yang dikenal
dengan proses metamorfosis lengkap. Kupu-kupu diistilahkan sebagai serangga
Holometabulus, dan melalui metamorfosis sempurna. Siklus hidup ini meliputi
bentuk dewasa – telur – larva (ulat) – pupa (kepompong).
Umur kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) minggu.
Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva (ulat). Selanjutnya, larva
membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul sebagai kupu-kupu/ imago.
Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam untuk penyempurnaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Universitas Sumatera Utara
warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari makan dan
pasangan hidupnya.
Gambar 2.2: Metamorfosis Kupu-kupu
Telur
Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir
daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva
mengkonsumsi cangkang
pertamanya
Kulit
luar
telur
dari
yang kosong
larva
tidak
sebagai makanan
meregang
mengikuti
pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti
kulit.
Larva, dikenal sebagai caterpillar/ ulat bulu
•
Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva
mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan
pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti
pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan
berganti kulit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Universitas Sumatera Utara
•
Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 – 6 kali, dan
periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar.
•
Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian
besar berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri,
tuberkel atau filamen.
•
Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti
makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri
pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah
memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk
membentuk pupa.
Kepompong (chrysalis)
Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di
dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna.
Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa
anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna
sesuai dengan sekitarnya. (berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di
dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari tergantung
spesiesnya
Kupu-kupu (imago)
•
Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas
sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat
menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera
setelah sayap mengering,mengembang dan kuat, sayap akan
membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang.
•
Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa
Kupu-kupu dewasa merupakan tahapan untuk berkembang biak. Setelah
kawin, kupu-kupu betina akan meletakkan telur-telur pada daun tanaman inang
yang cocok. Ada keterkaitan yang erat antara kupu-kupu dengan tanaman inang.
Tiap spesies kupu-kupu memilih spesies tanaman tertentu yang sesuai dengan dan
akan menjadi makanan ulatnya.
Kupu-kupu mempunyai jangka waktu hidup yang singkat. Kupu-kupu ditahap
dewasa dapat hidup dari seminggu sampai hamper setahun tergantung dari
spesiesnya. Banyak spesies kupu-kupu yang mempunyai tahap larva yang panjang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
Universitas Sumatera Utara
sementara yang lain bisa tidur (dorman) di dalam tahap telur dan karena itu mereka
bias bertahan di musim dingin.
Kupu-kupu mungkin menghasilkan satu atau lebih keturunan pertahun.
Jumlah generasi pertahun bervariasi dari temperatur dingin ke temperatur tropis
yang menunjukkan ciri khasnya masing-masing melalui multivoltinisme.
II. 2.3.4. Jenis Kupu-Kupu
Adapun jenis Kupu-kupu, yaitu:
Famili Papilionidae- The Swallowtails
Scarce Swallowtail,
Iphiclides podalirius
Palawan Birdwing,
Troides trojana
Cairns Birdwing,
Ornithoptera priamus
Crimson Rose,
Pachliopta hector
Pipevine Swallowtail,
Battus philenor
Common Mime,
Chilasa clytia
Blue Mormon,
Papilio polymnestor
Gambar 2.3: Kupu-Kupu Famili Papilionidae
Famili Pieridae - The Whites and Yellows
Green-veined White,
Pieris napi
The Orange Tip,
Anthocharis
cardamines
Common Jezebel,
Delias eucharis
Common Brimstone,
Gonepteryx rhamni
Gambar 2.4: Kupu-kupu Famili Pieridae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Universitas Sumatera Utara
Famili Riodinidae - The Metalmarks, Punches and Judies
Punchinello,
Zemeros flegyas
Tailed Judy,
Abisara neophron
Lange's Metalmark
Gambar 2.5: Kupu-kupu Famili Riodinidae
Famili Nymphalidae - The Brush-footed Butterflies
Rama-rama
monarch,
Danaus plexippus
the most widely
known
danaine butterfly
Common Nawab,
Polyura athamas,
a charaxine
Nymphalid
from India
Morpho rhetenor
helena a morphine
from
South America
Julia Heliconian,
Dryas julia
Sara Longwing,
Heliconius sara
a heliconine
nymphalid
Glasswing butterfly,
Greta oto
Lorquin's Admiral,
Limenitis lorquini
a limenitidine
nymphalid
Leopard Lacewing,
Cethosia cyane of
subfamily Cyrestinae
Peacock Butterfly,
Inachis io
Comma Butterfly,
Polygonia c-album
Common Buckeye,
Junonia coenia
Crimson Patch,
Chlosyne janais
Gambar 2.6: Kupu-kupu Famili Nymphalidae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Universitas Sumatera Utara
Famili Lycaenidae - The Blues
Red Pierrot,
Talicada nyseus
Small Copper,
Lycaena phlaeas
Monkey Puzzle,
Rathinda amor
Banded Blue Pierrot,
Discolampa ethion
Lycaena dispar
Polyommatus bellargus
Gambar 2.7: Kupu-kupu Famili Lycaenidae
II. 2.3.5. Jenis Kupu-Kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia
Adapun jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia sejumlah 20
spesies kupu-kupu. Jumlah jenis kupu yang dilindungi ini sebenarnya sangat sedikit
dibandingkan jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia yang mencapai 2.500-an jenis.
Daftar 20 jenis dan gambar kupu-kupu yang dilindungi dan langka di Indonesia ini
hanya secuil dari keragaman jenis kupu di Indonesia.
Meskipun beberapa jenis diantaranya merupakan jenis endemik yang hanya
bisa ditemukan di daerah tertentu saja. Sulawesi menjadi salah satu daerah dengan
keanekaragaman jenis kupu-kupu terkaya di Indonesia sehingga dikenal sebagai
The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu). Khususnya di kabupaten Maros
dengan empat lokasi kawasan konservasi yang mempunyai ratusan jenis kupukupu, yaitu Taman Wisata Alam Gua Pattunuang, Taman Wisata Alam
Bantimurung, Cagar Alam Bantimurung, dan Cagar Alam Karaenta.
Berikut ini ada 20 jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia
lengkap dengan gambar (foto) dan diskripsi singkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1: Jenis Kupu-kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia
Cethosia myrina
Nama Kupu-Kupu
Ornithoptera chimaera
(Kupu-kupu Bidadari atau
(Kupu Sayap Burung Peri
Kupu-kupu Sayap Renda)
atau Chimaera Birdwing)
Gambar
Sebaran Geofrafis
Endemik Sulawesi
Ditemukan
di
Papua
(Indonesia
dan
Papua
Nugini). Status
IUCN
konservasi
Redlist:
Near
Threatened
Ornithoptera paradisea
Ornithoptera goliath
(Kupu sayap burung
goliat)
(Kupu Sayap Burung
Ornithoptera priamus
Surga atau Butterfly of
(Kupu Sayap Priamus)
Paradise)
Ditemukan di Indonesia
Ditemukan
di
Papua
Ditemukan di Maluku, Papua
bagian timur
(Indonesia
dan
Papua
Nugini, Kepulauan Solomon,
Nugini). Status konservasi
dan Australia
IUCN Redlist: Least Concern
Ornithoptera rothschildi
Ornithoptera tithonus
Trogonoptera brookiana
(Kupu Burung Rotsil atau
(Kupu Burung Titon atau
(Kupu Trogon atau Rajah
Rothschild’s Birdwing)
Tithonus Birdwing)
Brooke’s Birdwing)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Universitas Sumatera Utara
Ditemukan
di
Papua,
Ditemukan
Status
Indonesia.
Status
Konservasi:
di
Indonesia.
Konservasi:
Data
Di
Kalimantan,
Natuna,
Semenanjung Malaya, dan
pulau-pulau
Deficient
sekitar
Sumatera. Terdaftar sebagai
Vulnerable
CITES Apendiks II
Troides amphrysus (Kupu-
Troides andromache
Troides criton (Kupu-kupu
kupu Raja atau Golden
(Kupu-kupu Raja atau
Raja atau Criton Birdwing)
Birdwing)
Borneo birdwing)
di
Terdapat di Indonesia dan
Endemik
Malaysia. Status Konservasi:
Halmahera, Bacan, Ternate
Near Threatened
dan Obi (Indonesia)
Terdapat
Malaysia,
Sumatera, dan Jawa
Troides haliphron
(Kupu-kupu Raja)
Pulau
Troides helena
Troides hypolitus
(Kupu-kupu Raja atau
(Kupu-kupu Raja atau
Common Birdwing)
Rippon’s Birdwing)
Terdapat di pulau Sulawesi,
Ditemukan
di
India,
Endemik
Sumbawa,
Malaysia,
kamboja,
Laos,
Sulawesi, Indonesia
Wetar,
Selayar (Indonesia).
dan
Morotai,
Vietnam, Thailand,
dan
Indonesia
Nias,
Jawa,
dan
China,
(Sumatra,
Bawean,
Kangean,
Bali,
Sumbawa,
Sulawesi,
Kalimantan).
Maluku
Lombok,
dan
Terdaftar
dalam CITES Apendiks II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Universitas Sumatera Utara
Troides miranda
(Kupu-kupu Raja atau
Miranda Birdwing)
Endemik
Sumatera
dan
Troides plato
Troides rhadamantus
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
Endemik pulau Timor
Filipina dan Sulawesi
Kalimantan
Troides riedeli
Troides vandepolli
Troides meoris
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
Endemik pulau Tanibar
Kupu endemik Jawa dan
Sumatera, Indonesia
Kupu-kupu selalu indah dan menawan, baik rupa maupun gerakannya. Dan
dari gambar (foto) jenis-jenis kupu tersebut tentunya membuat kita terpana akan
kekayaan alam Indonesia. Sayangnya saya tidak bisa menemukan gambar kupukupu Raja spesies Troides meoris.
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Kelas: Insecta;
Ordo:
Lepidoptera;
Famili:
Papilionidae;
Genus:
Cethosia,
Ornithoptera,
Trogonoptera, Troides.
II.2.3.6. Perilaku Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang hari,
pada malam hari kupu-kupu akan istirahat dan terlindungan daun pepohonan. Siang
kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari makan dan
berproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Universitas Sumatera Utara
kupu-kupu jantan dan batina terbang berpasangan dan pada saatnya akan
melakukan kopulasi.
Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan
inangnya. kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbamg rendah antara 10
cm- 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi
sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada
bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari
kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buahbuahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan
tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daundaunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat
berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja.
Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh
ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
II.2.3.7. Kupu-kupu dan Manusia
Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman,
yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani,
dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu
jalannya penyerbukan tanaman.
Pada pihak yang lain, berjenis-jenis ulat diketahui sebagai hama yang rakus.
Bukan hanya tanaman semusim yang dimangsanya, namun juga pohon buahbuahan dan pohon pada umumnya dapat habis digunduli daunnya oleh hama ulat
dalam waktu yang relatif singkat. Banyak jenis hama ulat, terutama dari jenis-jenis
ngengat yang menjadi hama pertanian yang serius.
Untuk
memanfaatkan
keindahan
beberapa
jenisnya,
kini
orang
mengembangkan peternakan kupu-kupu. Manfaat kupu-kupu sedikitnya ada 7
manfaat dari kupu-kupu antara lain :
Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan
Papilio iswara.
Mempunyai nilai artistik/ keindahan, sebagai hiasan dinding, meja,
penindih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Universitas Sumatera Utara
kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet.
Bahan penelitian biologis.
Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ).
Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang.
Sebagai Koleksi.
Rekreasi/ menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik.
II.2.3.8. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu
Pakan Kupu-Kupu
Makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas adalah sisa kerabang
telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan daun, sedangkan
kupu-kupu
dewasa
memakan
beberapa
cairan
untuk
menjaga
keseimbangan air dan energi tubunya. Pada umumnya kupu-kupu
memakan nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat dari
tanaman atau pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran
burung atau hewan lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat
morfologi kupu-kupu. Tumbuhan inang merupakan tempat larva
mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk
memproduksi
warna
dan
karakteristik
kupu-kupu
dewasa
(Fitzgerald,1999).
Spesies,
Telur dan pupa yang berukuran lebih kecil lebih cepat menetas.
Sedangkan rentang hidup kupu-kupu bervariasi tergantung pada
spesiesnya (Sihombing, 1999).
Iklim,
Kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin ( poikilothermik ) yaitu suhu
tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan (Sihombing, 1999). Kupu-kupu
hanya dapat terbang jika suhu tubuhnya di atas 30 o C (Col, 2000). Suhu
tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5 – 10 o C di atas suhu lingkungan.
Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan tubuhnya
dari cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan
menjadi kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Universitas Sumatera Utara
menetas menjadi kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu
dipengaruhi kondisi klimatik yaitu angin yang kencang, musim hujan dan
kemarau (Fitzgerald, 1999). Telur kupu-kupu pada musim kering
mengalami dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim
hujan (Dephut, 1996).
Jenis Kelamin,
Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan
kupu-kupu dewasa (Dephut, 1994).
II.2.4. Tinjauan Terhadap Penangkaran Kupu-Kupu
II.2.4.1. Tujuan Penangkaran
Membuat
percontohan
Penangkaran
Kupu-kupu
sebagai
upaya
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar lokasi proyek, yang
dikemudian hari diharapkan dapat menjadi alternatif sumber mata
pencaharian masyarakat setempat dalam rangka pelestarian manfaat
taman kota.
Salah satu obyek wisata di Sumatera Utara.
Sebagai sarana pendidikan.
Sebagai salah satu tempat penjualan souvenir bagi pengunjung kota
Medan.
II.2.4.2. Manfaat Penangkaran
Terdapatnya percontohan penangkaran kupu-kupu dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian satwa terutama
untuk jenis kupu-kupu yang dilindungi.
Menambah alternatif mata pencaharian masyarakat yang berdampak
pada peningkatan penghasilan.
II.2.4.3. Alat dan Bahan yang Diperlukan dalam Pembangunan Penangkaran
Peralatan
dan
bahan
yang
diperlukan
dalam
menunjang
kegiatan
pembangunan penangkaran kupu-kupu ini adalah :
Alat tulis kantor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Universitas Sumatera Utara
Bangunan penangkaran,
Cawan petri tempat penetasan telor,
Rrak dan kotak tempat pembesaran larva,
Rak tempat pembesaran pupa,
Termometer Ruangan,
Jaring untuk menangkap kupu-kupu,
Kuas kecil dan kuas besar,
Jarum pentul,
Kertas label,
Alat suntik,
Papan kayu,
Alkohol 70 %,
Plastik transparan dan Lem fox.
II.2.4.4. Pengadaan Bibit
Pengadaan
bibit
kupu-kupu,
rencananya
dilakukan
dalam
bentuk
kepompong dan kupu-kupu. Selanjutnya bibit dihasilkan dari penangkaran,
dipelihara dan dikawinkan di dalam kandang reproduksi.
Tabel 2.2: Rencana Jenis Kupu-Kupu yang Akan Ditangkarkan
No.
Nama Jenis
Family
Pakan Larva
1.
Papilio helena
Papilionidae
Cytrus hytrix
2.
Papilio memnon
Papilionidae
Cytrus
3.
Troides helena
Papilionidae
Aristolochia tagala
4.
Troides amprisus
Papilionidae
Aristolochia tagala
5.
Graphium sarpedon
Papilionidae
Cytrus
6.
Ornithoptera goliath
Papilionidae
Aristolochia tagala
II.2.4.5. Pemeliharaan
Pemeliharaan kupu-kupu relatif mudah, yaitu dengan menyediakan kandang
yang dilengkapi dengan tanaman sebagai sumber pakan. Metamorfosis kupu-kupu
terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan Telur
Telur-telur diambil dari tanaman inang dan disimpan dalam
cawan petri yang tertutup rapat dan disusun rapi dalam rak penyimpanan
di laboratorium kupukupu. Dilakukan pendataan telur yang meliputi :
jumlah, jenis dan tanggal pengambilan telur. Setelah 5 – 7 hari telur akan
menetas, kemudian dipindah ke stoples dengan dengan bantuan kuas
kecil. Setiap hari telur yang diambil tempatnya dipisahkan, jika melebihi
10 hari telur tidak menetas maka telur dibuang.
Pemeliharaan larva
Setelah telur menetas menjadi larva, kemudian dipindahkan ke
dalam stoples yang sudah diberi sumber pakan larva dengan
menggunakan kuas kecil. Pemindahan harus tercatat tanggal, jumlah
dan jenisnya. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu
pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan
kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Dalam satu stoples dapat ditempati
50 ekor larva.
Setelah 7 (tujuh) hari larva sudah mulai besar dengan ukuran 1 1,5 cm, kemudian dipindahkan ke kotak kayu pemeliharaan larva ukuran
sedang dan dilakukan pencatatan tanggal, jumlah dan jenisnya. Dalam 1
(satu) kotak dapat terisi 15 -20 ekor larva. Pemberian pakan dilakukan 2
(dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga
dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Untuk 15 -20
ekor larva, dibutuhkan sekitar 4 – 5 helai daun pakan jenis jeruk.
Alat yang digunakan untuk membersihkan kotak larva adalah
kuas, pinset dan alkohol. Alkohol digunakan jika ada larva yang mati dan
membusuk, maka bekasnya disemprot alkohol. Untuk menghindari hama
semut maka kaki rak penyimpanan kotak larva diberi mangkuk yang diisi
dengan ter.
Pada saat larva berumur 2 (dua) minggu ukuran larva sudah
mencapai 3,5 – 4 cm, kemudian dipindah ke kotak pemeliharaan larva
ukuran besar dan dicatat tanggal, jenis dan jumlahnya. Dalam satu kotak
diisi 10 – 15 ekor larva. Setelah 25 hari menjelang 1 bulan larva
berukuran 5,5 – 6 cm, larva mulai mencari tempat untuk persiapan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Universitas Sumatera Utara
menjadi kepompong selama kurang lebih 2 (dua) hari. Larva menaiki
dinding kotak dan mengikatkan dirinya pada dinding dengan serat
benang halus. Setelah dua hari proses pembentukan kepompong
sempurna dan kulit larva sudah mengelupas. Kemudian kepompong/
pupa dipindahkan ke kandang pupa dengan menggunakan cutter,
dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tubuh pupa atau terjatuh.
Pemeliharaan Pupa
Pengambilan pupa baik dari alam atau kotak larva dilakukan
pencatatan tanggal, jenis dan jumlahnya. Kepompong/ pupa yang sudah
diambil kemudian dilem fox dan diberi lidi ukuran 5 cm pada bagian dada
yaitu bagian yang kerasnya. Setelah kering selama satu malam,
kepompong disimpan di kandang pupa dengan menggunakan jepitan.
Penyimpanan bisa digantung atau ditancapkan pada busa yang
digantung dalam kandang pupa.
Pemeriksaan kepompong dilakukan setiap hari, jika cuaca panas,
suhu di atas 30°C terutama musim kemarau maka kandang pupa
disemprot dengan uap air untuk menjaga kelembaban. Suhu rata-rata
siang hari di tempat penangkaran 24 – 25°C. Jika ada kepompong yang
gagal maka dikeluarkan dan dibuang.
Ciri-ciri kepompong yang gagal adalah berjamur, warna hitam
pekat, pada bagian kepala mengeras, segmen tubuh mengendur dan
tidak mengeluarkanbunyi atau gerakan. Kandang pupa diletakkan pada
tempat yang mendapatkan sinar matahari pagi. Predator utama
kepompong kupu-kupu adalah tikus.
Pemeliharaan Kupu-Kupu Dewasa
Kupu-kupu setelah menetas dari kepompong dalam jangka waktu
sekitar 3 (tiga) jam sudah siap terbang untuk mencari makan dan
pasangan untuk perkawinan. Pemeliharaan di kandang Kubah dilakukan
dengan memberikan makanan tambahan berupa bunga potong yang
mengandung madu dan larutan gula dengan perbandingan 2 : 1 (dua
bagian gula dan satu bagian air) sehingga larutan agak kental.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Universitas Sumatera Utara
Larutan gula diletakkan pada sutau wadah piring yang diberi
bunga-bungaan agar menarik kupu-kupu. Kandang selalu dibersihkan
dari kotoran, daun dan rumput yang kering serta dilakukan penjagaan
dari predator. Untuk menjaga kelembaban, di dalam kandang dibuatkan
aliran air (parit) yang mengalir mengelilingi kandang.
II.3. Tinjauan Lokasi
II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan
beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya:
1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)
•
Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta
transportasi yang mudah di akses.
•
Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi
berjalan dengan lancar.
2. Luas Lahan dan Harga Tanah
Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang
telah direncanakan serta NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah yang
digunakan
untuk
proyek
sebaiknya
relatif
terjangkau
sehingga
mempermudah perealisasian proyek.
3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi:
•
Infra struktur
•
Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada
pada fasilitas utama dan fasilitas penunjang lainnya.
4. Perhitungan harga tanah tempat lokasi proyek
5. Persyaratan lain
Lokasi harus cocok digunakan sebagai tempat rekreasi dan merupakan
kawasan yang dapat dialokasikan sebagai habitat kupu-kupu. Adapun
kebutuhan
primer
kupu-kupu
adalah
tanaman
sebagai
tempat
berlindung, matahari dan air. Sehingga dalam mendesain taman kupukupu, ketiga elemen ini haruslah ada agar kupu-kupu dapat bertahan
hidup dan berkembang biak dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Universitas Sumatera Utara
II.3.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam pemilihan lokasi untuk Butterfly Park perlu pula diperhatikan Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat
distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa
kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional.
Maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan
pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi
menjadi lima wilayah, yaitu :
Tabel 2.3: WPP Kotamadya Medan
WPP
A
Cakupan
Pusat
Peruntukan
Program
Kecamatan
Pengembangan
Lahan
Pembangunan
M. Belawan
BELAWAN
Pelabuhan,
Jalan
baru,
M. Marelan
Industri,
jaringan air
M. Labuhan
Permukiman,
minum,
Rekreasi,
tank, sarana
Maritim
pendidikan dan
septic
permukiman.
B
M.Deli
TJ. MULIA
Perkantoran,
Jalan
baru,
Perdagangan,
jaringan air
Rekreasi
minum,
Indoor,
pembuangan
Permukiman
sampah,
sarana
pendidikan.
C
M. Timur
AKSARA
Permukiman,
Sambungan
air
M. Perjuangan
Perdagangan,
minum,
M. Tembung
Rekreasi
septic tank, jalan
M. Area
baru,
M. Denai
rumah permanen,
M. Amplas
sarana
pendidikan
dan
kesehatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Universitas Sumatera Utara
D
M. Johor
INTI KOTA
CBD, Pusat
Perumahan
M. Baru
Pemerintahan,
permanen,
M. Kota
Hutan
pembuangan
M. Maimoon
Kota,
M Polonia
Pendidikan,
Pusat sampah,
sarana pendidikan.
Perkantoran,
Rekreasi
Indoor,
Permukiman
E
M. Barat
SEI
Permukiman,
Sambungan
M. Helvetia
SEKAMBING
Perkantoran,
minum,
M. Petisah
Perdagangan,
septic tank, jalan
M. Sunggal
Konservasi,
baru,
M. Selayang
Rekreasi,
rumah permanen,
M. Tuntungan
Lapangan Golf, sarana
Hutan
pendidikan
Kota
kesehatan.
air
dan
Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini :
WPP A
Pelabuhan, Industri,
WPP D
CBD, Pusat
Permukiman, Rekreasi,
Maritim
Pemerintahan, Hutan
Kota, Pusat Pendidikan,
WPP B
Perkantoran, Rekreasi
Perkantoran,
Indoor, Permukiman
Perdagangan, Rekreasi
Indoor,
WPP E
Permukiman
Permukiman,
Perkantoran,
WPP C
Perdagangan,
Permukiman,
Konservasi, Rekreasi,
Perdagangan, Rekreasi
Lapangan Golf, Hutan
Kota
Gambar 2.8: Peta Kawasan Perencanaan Kota Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Universitas Sumatera Utara
II.3.1.2. Pencapaian
Untuk sebuah taman dan bangunan rekreasi yang diharapkan dapat
dikunjungi oleh khalayak ramai, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu:
Mudah diakses dari tempat-tempat yang penting di luar site, seperti bandara,
hotel, pelabuhan, bank, dan sarana rekreasi lain.
Peletakan lokasi haruslah dekat dengan jalan transportasu utama yang
menghubungkan lokasi tersebut dengan sarana public.
Adanya transportasi menuju dan keluar site
Tidak berada di kawasan yang sering mengalami kemacetan dan nyaman
bagi orang yang berkendaraan dan berjalan kaki
Dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat
II.3.2. Analisis Pemilihan Lokasi
II.3.2.1. Alternatif Lokasi
Beberapa alternative pemilihan lokasi perancangan berada di Kota Medan,
ditunjukkan dengan gambar berikut:
ALTERNATIF 1
Terdapat di Taman Beringin dii
Perumahan Royal Sumatera tepatnya di
Jalan Jamin Ginting no. 384, Kelurahan
Mangga,
Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, Sumatera Utara.
Luas Site : ± 2.8 Ha
Batas Site antara lain :
Utara
: Sungai Babura
Timur : Rumah penduduk
Selatan : : Jl. Perumahan Royal
Sumatera dan Lapangan Golf
Barat
:
Jl.
Perumahan
Royal
Gambar 2.9: Peta Lokasi Alternatif 1
Sumatera
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan :
•
Merupakan taman /lahan hijau dan dilintasi oleh aliran Sungai Babura
•
Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan,
sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.
•
Site berada di jalur lintas Medan - Berastagi
Kekurangan : untuk menuju site diperlukan akses melalui jalan perumahan
Royal Sumatera.
ALTERNATIF 2
Terdapat di Jalan Kapten Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Medan,
Sumatera Utara
Luas Site : ± 2.6 Ha
Batas Site antara lain :
Utara
: Jl. Mongonsidi
Timur : Sungai Babura
Selatan : Rumah Warga, Sungai Babura
Barat
: Jl. Kapten Pattimura
Gambar 2.10: Peta Lokasi Alternatif 2
Kelebihan:
•
Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Kapten Pattimura
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Universitas Sumatera Utara
•
Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Site.
•
Terletak di sudut persimpangan tiga jalan, Jalan Kapten Pattimura dan
Jalan Mongonsidi
•
Dilintasin aliran Sungai Babura dan dengan kondisi site banyak ditanami
tanaman rindang
Kekurangan : aliran drainase kurang diperhatikan sehingga jika curah hujan
tinggi rawan banjir.
ALTERNATIF 3
Terdapat
di
Jalan
Jamin
Ginting,
Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera
Utara
Luas Site : ± 2.8 Ha
Batas Site antara lain :
Utara
: Jl. Jamin Ginting
Timur : Perumahan Penduduk
Selatan : Rumah Warga
Barat
: Kolam Pancing
Gambar 2.10: Peta Lokasi Alternatif 3
Kelebihan:
•
Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Jamin Ginting
•
Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Site.
•
Merupakan jalur lintas kota
Kekurangan : site agak masuk ke dalam harus melewati jalan kecil sebagai
akses masuknya.
II.3.2.2. Penilaian Alternatif Lokasi
Kedua alternatif
lokasi ini akan dinilai untuk
mendapatkan lokasi
perancangan yang tepat.
Tabel 2.4: Analisa Pemilihan Lokasi
Lokasi Site
Bobot
Kriteria
Kondisi Site
4
Royal Sumatera
Medan
Jl. Letjend. Jamin
Ginting No. 384
Berkontur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
namun
Jl. Letjend. Jamin
Ginting
Berkontur
agak
Jl. Kapten
Patimura
Relatif datar
33
Universitas Sumatera Utara
Konteks
Peruntukan
(RUTRK)
3
Aksesibility
3
Transportasi
3
Karakteristik
Site
3
Luas Tapak
3
Harga Tanah
4
tidak terlalu curam
Nilai: 4
(BxN= 4x4 = 16)
Diperuntukkan bagi
lokasi
yang
dihijaukan
(taman
kota)
Nilai: 4
(12)
Dapat
dicapai
dengan
mudah
karena terletak di
jalan primer dan
dikenal baik oleh
masyarakat
Nilai: 4
(12)
Pada jalan primer
banyak
dilalui
angkutan umum
Nilai: 4
(12)
Berada di lingkungan
Permukiman,
Perkantoran,
Perdagangan,
Konservasi,
Rekreasi,
Lapangan
Golf,
Hutan
Kota
Nilai: 4
(12)
± 2.8 Ha
Nilai: 3
(9)
Relatif mahal namun
bagus
untuk
investasi
Nilai: 3
(12)
curam terdapat kolam
(12)
Nilai: 4
(16)
Diperuntukkan bagi
lokasi
yang
dihijaukan
(taman
kota)
Nilai: 4
(12)
Dicapai melalui jalan
setapak dan kurang
diketahui
oleh
masyarakat
Nilai: 1
(3)
Diperuntukkan
bagi
permukiman
Nilai: 3
(9)
Pada jalan primer
banyak
dilalui
angkutan umum
Nilai: 4
(12)
Berada di lingkungan
Permukiman,
Perkantoran,
Perdagangan,
Konservasi,
Rekreasi,
Lapangan
Golf,
Hutan
Kota
Nilai: 4
(12)
± 3 Ha
Nilai: 3
(9)
Relatif murah karena
terletak di pinggiran
jalan
Nilai: 4
(16)
Banyak
dilalui
oleh
angkutan
umum
Nilai: 4
(12)
Berada
di
lingkungan
komersil, pusat
pendidikan,
perkantoran,
permukiman
Nilai: 3
(9)
85
76
Total
Dapat
dicapai
dengan mudah
karena terletak
di simpang tiga
Nilai: 4
(12)
± 2.6 Ha
Nilai: 4
(12)
Relatif
mahal
dan
terletak
dipersimpangan
jalan primer
Nilai: 2
(8)
78
Kriteria Penilaian:
Tabel 2.5: Keterangan Kriteria Penilaian
4
3
2
1
0
Sangat Baik
Cukup Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Universitas Sumatera Utara
II.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Gambar 2.12: Peta Lokasi Site
Lokasi Butterfly Park ini berada di Perumahan Royal Sumatera tepatnya di
Jalan Jamin Ginting no. 384, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, Sumatera Utara.
•
Kasus Proyek
: Butterfly Park
•
Status Proyek
: Fiktif
•
Pemilik Proyek
: Pihak Swasta
•
Batas-Batas Site
:
o
Utara
: Sungai Babura
o
Selatan
:
Jl.
Perumahan
Royal
Sumatera
dan
Lapangan Golf
o
Barat
: Jl. Perumahan Royal Sumatera
o
Timur
: Rumah penduduk
•
Luas Lahan
: ± 2.8 Ha
•
Kontur
: Berkontur
•
KDB
: 65%
•
KLB
: 1-3 lantai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Universitas Sumatera Utara
•
Bangunan Eksisting
: Lahan Kosong
•
Potensi Lahan
:
o
Merupakan taman / lahan hijau dan dilintasi oleh aliran Sungai
Babura
o
Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang
melewati site.
o
Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan,
sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.
o
Site berada dekat dengan jalur lintas Medan-Berastagi
II.4. Tinjauan Fungsi
II.4.1. Deskripsi Pengguna
Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Butterfly Park ini, yaitu:
1. Pengunjung
•
Institusi Pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi)
•
Lembaga Swaday Masyarakat (LSM) Lingkungan
•
Dinas / Kantor Pemerintahan (Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup)
•
Masyarakat Umum
2. Pengelola
•
General Manager dan sekretaris
•
Kepala Bidang / Manajemen
•
Karyawan Teknisi
•
Karyawan Laboratorium
II.4.2. Deskripsi Kegiatan
Adapun kegiatan wiasata utama yang dapat dilakukan di Butterfly Park ini
dibagi menjadi tiga, yaitu:
Wisata Rekreasi
: 70%
Wisata Pendidikan
: 20%
Wisata Konvensi
: 10%
Karakteristik kegiatan utama yang dapat dilakukan di Butterfly Park ini
adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Universitas Sumatera Utara
1.
Butterfly Park sebagai Wisata Rekreasi
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
2.
•
Bermain, baik indoor maupun outdoor
•
Berinteraksi sosial
•
Memancing di tepi sungai
•
Jual-beli souvenir
•
Makan atau piknik di area terbuka
•
Jalan santai ataupun bersepeda
•
Menikmati keindahan alam (habitat buatan bagi kupu-kupu)
•
Menikmati fasilitas wi-fi
•
Foto bersama di studio
Butterfly Park sebagai Wisata Pendidikan
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
•
Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup kupu-kupu
•
Melihat, meneliti, dan mengamati proses perkembangbiakan
kupu-kupu mulai dari fase telur, larva, kepompong, dan kupukupu dewasa
3.
Butterfly Park sebagai Wisata Konvensi
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
•
4.
Konfrensi atau seminar mengenai kupu-kupu
Butterfly Park sebagai Wisata Rekreasi dan Pendidikan
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
•
Melihat koleksi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di seluruh dunia
•
Menonton film documenter tentang kupu-kupu
•
Melihat dan menanam tanaman (bunga) yang merupakan
tanaman inang bagi kupu-kupu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Universitas Sumatera Utara
Kelompok kegiatan fasilitas Butterfly Park dibagi menjadi:
Tabel 2.6: Kegiatan Utama di Butterfly Park
No.
1.
Kelompok
Uraian Kegiatan
Kegiatan
Utama
- Bermain dan belajar
- Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup
kupu-kupu
- Melihat koleksi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di
seluruh dunia
- Menonton film documenter tentang kupu-kupu
- Melihat dan menanam tanaman (bunga) yang
merupakan tanaman inang bagi kupu-kupu
- Memancing di tepi sungai
- Jual-beli souvenir
- Makan atau piknik di area terbuka
- Menikmati keindahan alam (habitat buatan bagi
kupu-kupu)
- Menikmati fasilitas wi-fi
- Foto bersama di studio
- Melihat,
meneliti,
dan
mengamati
proses
perkembangbiakan kupu-kupu mulai dari fase
telur, larva, kepompong, dan kupu-kupu dewasa
- Konfrensi atau seminar mengenai kupu-kupu
2.
Tambahan
- Makan dan minum
- Ibadah
3.
Pelayanan
- Memarkir kendaraan roda dua dan empat
- Mengabsensi kedatangan / kepulangan pengelola /
karyawan
- Menerima kedatangan pengunjung
- Melayani pengunjung
4.
Pengelolaan
- Kegiatan manajemen
- Kegiatan administratif
- Kegiatan pengawasan
- Kegiatan marketing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Universitas Sumatera Utara
- Kegiatan operasional
- Kegiatan pengawasan
Teknikal
5.
- Kegiatan pengawasan
- Kegiatan pemeliharaan
- Kegiatan perawatan dan kebersihan
- Kegiatan plumbing dan sanitasi
Dari kegiatan utama di atas, maka di dapat ruangan-ruangan utama BP,
yaitu:
Tabel 2.7: Ruang Utama di Butterfly Park
Ruang
Butterfly &
Sifat
Fungsi
Ruang
Ruang
Publik
Rekreasi
Kegiatan
- Melihat dan mempelajari jenis
dan habitat hidup kupu-kupu
Botanical Garden
- Melihat dan menanam tanaman
(bunga)
yang
merupakan
tanaman inang bagi kupu-kupu
- Makan
atau
piknik
di
area
terbuka
- Menikmati
keindahan
alam
(habitat buatan bagi kupu-kupu)
- Berinteraksi sosial
- Memancing di tepi sungai
Butterfly Museum
Publik
Rekreasi + - Melihat koleksi jenis-jenis kupuPendidikan
Butterfly Gallery
Publik
kupu yang ada di seluruh dunia
Rekreasi + - Melihat pameran kupu-kupu yang
Pendidikan
hamper punah
Butterfly Play Area
Publik
Rekreasi
- Bermain
Souvenir Centre
Publik
Rekreasi
- Jual-beli souvenir
Photo Studio
Publik
Rekreasi
- Berfoto
Multimedia Studio
Publik
Rekreasi + - Menonton film dokumenter
Pendidikan
Foodcourt Area
Publik
Rekreasi
- Makan dan minum
- Menikmati fasilitas Wi-fi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Universitas Sumatera Utara
Butterfly
Semi
Convention Room
Publik
Butterfly
Privat
Konvensi
- Seminar tentang kupu-kupu
Pendidikan
- Mengamati
dan
perkembangbiakan
Laboratory
mulai
dari
kupu-kupu
fase
kepompong,
meneliti
telur,
dan
larva,
kupu-kupu
dewasa
Butterfly
Semi
Rekreasi + - Merawat,
Harvesting and
Publik
Pendidikan
mengamati,
mengembangbiakan kupu-kupu
- Merawat tanaman inang bagi
Sanctuary
kupu-kupu
II.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Beberapa persyaratan dan criteria ruang dalam kaitannya dengan kebutuhan
ruang ditunjukkan pada table berikut:
Tabel 2.8: Persyaratan dan Kriteria Ruang
Kriteria Ruang
No.
Nama Ruang
Cahaya
1
Bersih
Tenang
Sejuk
Strategis View
Butterfly & Botanical
Garden
2
Butterfly Museum
3
Butterfly Gallery
4
Butterfly Play Area
5
Souvenir Centre
6
Photo Studio
7
Butterfly
Multimedia
Studio
8
Foodcourt Area
9
Butterfly Convention
Room
10
Ruang
Hygiene
+
Spray Anti Bactery
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Universitas Sumatera Utara
11
Egg Laboratory
12
Caterpillar Laborat
ratory
13
Pupa Laboratory
14
Butterfly
Harvest
esting
and Sanctuary
15
Security
16
CCTV
17
Toilet
18
Ruang Pengelola
19
Lobby
20
Ruang Service
21
Gudang
22
Ruang Ganti/ Loke
ker
23
Ruang
Mekani
anikal
Elektrikal
24
Musholla
II.5. Studi Banding Pr
Proyek Sejenis
ark
II.5.1. Bali Butterfly Par
Taman
adalah
Kupu-ku
kupu
usaha
Bali
kepar
pariwisataan
yang termasuk salah ssatu objek
wisata
populer
Tabanan.
Telah
di
Kabupaten
K
berd
erdiri
sejak
tahun 1996 dan dike
ikelola oleh
PT.Kupu-kupu Taman Lestari.
Le
Gambar 2.13: Kolam terataii di Buttefly Park
Berlokasi di Jl. Batukaru,
Ba
Br. Sandan lebah, Wanasari, Taban
anan. Tepatnya 6
Km. ke arah utara dari
ri pusat kota, Taman di buka setiap hari dari
ari Jam 8.00 S/ d
Jam 17.00 WITA dan tiket
tike terakhir jam 16.00 WITA.
UNIVERSITAS SUMATERA
AU
UTARA
41
Universitas Sumatera Utara
Luas lokasi 1 Ha
a. dengan netting area ( Ruangan yang tertut
tutup Jaring) 3700
M3. Untuk melepaskan
n kupu-2
k
yang minimum 3500 ekor per bulan,
an, dan terdiri dari
berjenis-jenis kupu-2 dari
dar seluruh Indonesia.
Taman Kupu-kup
kupu juga memproduksi aneka kerajinan yang
ya
terbuat dari
bermacam-macam serangga
sera
seperti : Framing Butterfly( Bingka
kai isi Kupu-2) ,
Framing Beetle( Bingkai
ai isi kumbang), Gantungan kunci yang terbua
uat dari serangga,
selipan pembatas buku,
ku, paper weight( penindih kertas) terbuat dari
d
fiber bening
berisi kupu-kupu, lukisan
san dari sayap kupu-kupu, dll.
Setiap hari dilepa
pas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna,
wa
salah satu
diantaranya yang paling
ing terkenal di dunia ialah: kupu-kupu Sayap
ap Burung Sorga
(Omithoptera Paradisea
sea), o. Priamus dan berbagai jenis dari selu
seluruh nusantara.
Taman kupu-kupu satu
tu-satunya di Nusantara ini beru
DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Butterfly Park. Berikut merupakan penjelasan
terhadap judul kasus proyek, yaitu:
Butterfly, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:
•
Salah satu serangga dari ordo Lepidoptera
•
Serangga bersayap lebar, umunya bewarna cerah, berasal dari
kepompong ulat, dapat terbang, biasanya sering hinggap di bunga untuk
menghisap madu.
•
Rama-rama
Park, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:
•
Kebun yang ditanami berbagai jenis bunga-bunga dan sebagainya
(tempat bersenang-senang)
•
Tempat (yang menyenangkan dan sebagainya)
•
Tempat duduk pengantin perempuan (yang dihiasi dengan bunga-bunga
dan sebagainya)
Berdasarkan pengertian di atas, maka Butterfly Park adalah suatu tempat
yang menyenangkan, berupa kebun yang ditanami dengan berbagai jenis bungabunga dan dihinggapi oleh serangga yang berasal dari ordo Lepidoptera (kupukupu).
II.2. Tinjauan Umum
II.2.1. Tinjauan Tentang Ekowisata
II.2.1.1. Definisi dan Prinsip Ekowisata
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar
terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat ekowisata internasional
mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan
cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal
(responsible travel to natural area that conserves the environment and improves the
well-being of local people) (TIES, 2000 dalam Damanik dan Weber, 2006).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi ini ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yakni:
1.
Ekowisata sebagai produk;
Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis
pada sumberdaya alam.
2.
Ekowisata sebagai pasar;
Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada
upaya-upaya pelestarian lingkungan.
3.
Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan.
Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan
metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara
ramah lingkungan.
Disini kegiatan wisata yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri
khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya
wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain (tour operator) yang memfasilitasi
wisatawan untuk menunjukkan tanggungjawab tersebut (Damanik dan Weber,
2006)
Dari definisi di atas dapat diidentifikasi beberapa prinsip ekowisata (TIES,
2000 dalam Damanik dan Weber, 2006), yakni sebagai berikut:
a.
Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran
lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan wisata.
b.
Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya
di destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun
pelaku wisata lainnya.
c.
Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun
masyarakat lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan
kerjsama dalam pemeliharaan atau konservasi obyek daya tarik wisata.
d.
Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan bagi
keperluan konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra
wisatawan.
e.
Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat
lokal dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilainilai lokal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Universitas Sumatera Utara
f.
Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik
di daerah tujuan wisata.
g.
Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti
memberikan kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk
menikmati atraksi wisata sebagai wujud hak azasi, serta tunduk pada
aturan main yang adil dan disepakati bersama dalam pelaksanaan
transaksi-transaksi wisata.
II.2.1.2. Prinsip dan Konsep Pengembangan Ekowisata
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 bahwa
prinsip pengembangan ekowisata meliputi:
1.
Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata;
2.
Konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan
secara lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata;
3.
Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan
menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta
memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan;
4.
Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah
persepsi seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan
komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya;
5.
Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung;
6.
Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan
menghormati nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di
sekitar kawasan; dan
7.
Menampung kearifan lokal.
Menurut Yulianda (2007), konsep pembangunan ekowisata hendaknya
dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi :
1.
Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktifitas wisatawan
terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan
disesuaikan dengan sifat dan karakter alam budaya setempat.
2.
Pendidikan konservasi lingkungan
Mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Universitas Sumatera Utara
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan
Retribusi atau pajak konservasi (conservation tax) dapat digunakan
untuk pengelolaan kawasan.
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
Merangsang masyarakat agar terlibat dalam perencanaan dan
pengawasan kawasan.
5.
Penghasilan bagi masyarakat
Masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk
menjaga kelestarian kawasan.
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam
Kegiatan
dan
pengembangan
fasilitas
tetap
mempertahankan
keserasian dan keaslian alam.
7.
Daya dukung sebagai batasan pemanfaatan
Daya
tampung
dan
pengembangan
fasilitas
hendaknya
mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
8.
Konstribusi pendapatan bagi negara (pemerintah daerah dan pusat).
The Ecotourism Society (Eplerwood 1999 dalam Fandeli 2000) menyebutkan
ada delapan prinsip dalam kegiatan ekowisata yaitu:
1.
Mencegah
dan
menanggulangi
dari
aktivitas
wisatawan
yang
mengganggu terhadap alam dan budaya;
2.
Pendidikan konservasi lingkungan;
3.
Pendapatan langsung untuk kawasan;
4.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan;
5.
Meningkatkan penghasilan masyarakat;
6.
Menjaga keharmonisan dengan alam;
7.
Menjaga daya dukung lingkungan;
8.
Meningkatkan devisa buat pemerintah.
II.2.2. Jenis Kegiatan Wisata
Kegiatan wisata utama di dalam rencana dibagi menjadi 3 program, yaitu:
1.
Kegiatan wisata rekreasi
Berupa rekreasi di alam terbuka sambil menikmat keindahan,
keunikan, kesejukan, gejala, dan panorama lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Universitas Sumatera Utara
2.
Kegiatan wisata pendidikan
Berupa kegiatan wisata yang dilakukan baik di alam terbuka maupun di
dalam bangunan untuk mendapatkan pengetahuan/pendidikan tentang
dan sumber daya alam yang ada di lokasi, keanekaragaman hayati:
flora (vegetasi), fauna dan lingkungan fisik sekitarnya.
3.
Kegiatan wisata konvensi
Kegiatan wisata dengan batasan usaha jasa konvensi, dan pameran
merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi
suatu pertemuan sekelompok orang (usahawan, cendikiawan dan
sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah konvensi, lokakarya, seminar, rapat
dan acara pertemuan yang dapat dipesan berkelompok dengan kegiatan yang
dilakukan di alam terbuka sambil berwisata.
Komposisis program kegiatan wisata yang disediakan kurang lebih: 70%
kegiatan wisata rekreasi, 20% kegiatan wisata pendidikan, dan 10% kegiatan wisata
konvensi.
II.2.3 Tinjauan Terhadap Kupu-Kupu
II.2.3.1. Pengertian Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,
atau 'serangga bersayap sisik (lepis, sisik dan pteron, sayap). Hal ini sesuai dengan
namanya, yangf berasal dari kata Latin lepido- (yang berarti sisik) dan kata Yunani
pteron (yang berarti sayap). Sisik pada sayap ini tersusun seperti genteng dan pola
warnanya yang indah inilah yang membuat corak dan tampilan menarik pada kupukupu.
Kupu-kupu merupakan bagian kecil (kurang dari 12%) dari 155.000 spesies
Lepidoptera yang dikenal di dunia. Bagian terbesar adalah ngengat atau dikenal
juga sebagai kupu-kupu malam. Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari
ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya.
Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
Universitas Sumatera Utara
aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah
cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu.
Ciri-ciri lain yang membedakan kupu-kupu dengan ngengat adalah ujung
antenna yang membesar dan posisi sayapnya yang terlipat secara vertical atau
tegak di atas tubuhnya pada saat istirahat. Kupu-kupu beristirahat atau hinggap
dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan
sayapnya. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya,
sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt
dan Rosariyanto, 2005).
Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau
Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini
belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis
(Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga
yang tidak berbahaya bagi manusia.
II.2.3.2. Struktur Morfologi Kupu-Kupu
Menurut Smart (1976) ciri spesifik
dari kupu-kupu adalah badan terbagi
menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala),
thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada
3 pasang tungkai (kaki) dan dua pasang
sayap terdapat pada ruas dada, alat
kelamin dan anus terdapat di ujung ruas
perut.
Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh
chitin (eksoskeleton atau rangka luar)
dan tersusun dalam cicin yang seragam
atau segmen-segmen yang dipisahkan
Gambar 2.1: Anatomi Kupu-kupu
oleh membran fleksibel.
Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan
lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Universitas Sumatera Utara
Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki
struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan
dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik
adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian
ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang
membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata
majemuk.
Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi
sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks
tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat
sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang sayap
terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga
dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang
mempunyai tornus (ekor).
Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan
dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau
8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin
dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit,
sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor
(alat untuk meletakkan telur).
II.2.3.3. Siklus Hidup Kupu-Kupu (Metamorfosis)
Dalam hidupnya, kupu-kupu mengalami perubahan bentuk yang dikenal
dengan proses metamorfosis lengkap. Kupu-kupu diistilahkan sebagai serangga
Holometabulus, dan melalui metamorfosis sempurna. Siklus hidup ini meliputi
bentuk dewasa – telur – larva (ulat) – pupa (kepompong).
Umur kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) minggu.
Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva (ulat). Selanjutnya, larva
membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul sebagai kupu-kupu/ imago.
Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam untuk penyempurnaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
Universitas Sumatera Utara
warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari makan dan
pasangan hidupnya.
Gambar 2.2: Metamorfosis Kupu-kupu
Telur
Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir
daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva
mengkonsumsi cangkang
pertamanya
Kulit
luar
telur
dari
yang kosong
larva
tidak
sebagai makanan
meregang
mengikuti
pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti
kulit.
Larva, dikenal sebagai caterpillar/ ulat bulu
•
Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva
mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan
pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti
pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan
berganti kulit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Universitas Sumatera Utara
•
Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 – 6 kali, dan
periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar.
•
Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian
besar berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri,
tuberkel atau filamen.
•
Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti
makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri
pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah
memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk
membentuk pupa.
Kepompong (chrysalis)
Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di
dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna.
Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa
anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna
sesuai dengan sekitarnya. (berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di
dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari tergantung
spesiesnya
Kupu-kupu (imago)
•
Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas
sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat
menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera
setelah sayap mengering,mengembang dan kuat, sayap akan
membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang.
•
Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa
Kupu-kupu dewasa merupakan tahapan untuk berkembang biak. Setelah
kawin, kupu-kupu betina akan meletakkan telur-telur pada daun tanaman inang
yang cocok. Ada keterkaitan yang erat antara kupu-kupu dengan tanaman inang.
Tiap spesies kupu-kupu memilih spesies tanaman tertentu yang sesuai dengan dan
akan menjadi makanan ulatnya.
Kupu-kupu mempunyai jangka waktu hidup yang singkat. Kupu-kupu ditahap
dewasa dapat hidup dari seminggu sampai hamper setahun tergantung dari
spesiesnya. Banyak spesies kupu-kupu yang mempunyai tahap larva yang panjang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
Universitas Sumatera Utara
sementara yang lain bisa tidur (dorman) di dalam tahap telur dan karena itu mereka
bias bertahan di musim dingin.
Kupu-kupu mungkin menghasilkan satu atau lebih keturunan pertahun.
Jumlah generasi pertahun bervariasi dari temperatur dingin ke temperatur tropis
yang menunjukkan ciri khasnya masing-masing melalui multivoltinisme.
II. 2.3.4. Jenis Kupu-Kupu
Adapun jenis Kupu-kupu, yaitu:
Famili Papilionidae- The Swallowtails
Scarce Swallowtail,
Iphiclides podalirius
Palawan Birdwing,
Troides trojana
Cairns Birdwing,
Ornithoptera priamus
Crimson Rose,
Pachliopta hector
Pipevine Swallowtail,
Battus philenor
Common Mime,
Chilasa clytia
Blue Mormon,
Papilio polymnestor
Gambar 2.3: Kupu-Kupu Famili Papilionidae
Famili Pieridae - The Whites and Yellows
Green-veined White,
Pieris napi
The Orange Tip,
Anthocharis
cardamines
Common Jezebel,
Delias eucharis
Common Brimstone,
Gonepteryx rhamni
Gambar 2.4: Kupu-kupu Famili Pieridae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Universitas Sumatera Utara
Famili Riodinidae - The Metalmarks, Punches and Judies
Punchinello,
Zemeros flegyas
Tailed Judy,
Abisara neophron
Lange's Metalmark
Gambar 2.5: Kupu-kupu Famili Riodinidae
Famili Nymphalidae - The Brush-footed Butterflies
Rama-rama
monarch,
Danaus plexippus
the most widely
known
danaine butterfly
Common Nawab,
Polyura athamas,
a charaxine
Nymphalid
from India
Morpho rhetenor
helena a morphine
from
South America
Julia Heliconian,
Dryas julia
Sara Longwing,
Heliconius sara
a heliconine
nymphalid
Glasswing butterfly,
Greta oto
Lorquin's Admiral,
Limenitis lorquini
a limenitidine
nymphalid
Leopard Lacewing,
Cethosia cyane of
subfamily Cyrestinae
Peacock Butterfly,
Inachis io
Comma Butterfly,
Polygonia c-album
Common Buckeye,
Junonia coenia
Crimson Patch,
Chlosyne janais
Gambar 2.6: Kupu-kupu Famili Nymphalidae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Universitas Sumatera Utara
Famili Lycaenidae - The Blues
Red Pierrot,
Talicada nyseus
Small Copper,
Lycaena phlaeas
Monkey Puzzle,
Rathinda amor
Banded Blue Pierrot,
Discolampa ethion
Lycaena dispar
Polyommatus bellargus
Gambar 2.7: Kupu-kupu Famili Lycaenidae
II. 2.3.5. Jenis Kupu-Kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia
Adapun jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia sejumlah 20
spesies kupu-kupu. Jumlah jenis kupu yang dilindungi ini sebenarnya sangat sedikit
dibandingkan jumlah spesies kupu-kupu di Indonesia yang mencapai 2.500-an jenis.
Daftar 20 jenis dan gambar kupu-kupu yang dilindungi dan langka di Indonesia ini
hanya secuil dari keragaman jenis kupu di Indonesia.
Meskipun beberapa jenis diantaranya merupakan jenis endemik yang hanya
bisa ditemukan di daerah tertentu saja. Sulawesi menjadi salah satu daerah dengan
keanekaragaman jenis kupu-kupu terkaya di Indonesia sehingga dikenal sebagai
The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu). Khususnya di kabupaten Maros
dengan empat lokasi kawasan konservasi yang mempunyai ratusan jenis kupukupu, yaitu Taman Wisata Alam Gua Pattunuang, Taman Wisata Alam
Bantimurung, Cagar Alam Bantimurung, dan Cagar Alam Karaenta.
Berikut ini ada 20 jenis kupu-kupu langka dan dilindungi di Indonesia
lengkap dengan gambar (foto) dan diskripsi singkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1: Jenis Kupu-kupu Langka dan Dilindungi di Indonesia
Cethosia myrina
Nama Kupu-Kupu
Ornithoptera chimaera
(Kupu-kupu Bidadari atau
(Kupu Sayap Burung Peri
Kupu-kupu Sayap Renda)
atau Chimaera Birdwing)
Gambar
Sebaran Geofrafis
Endemik Sulawesi
Ditemukan
di
Papua
(Indonesia
dan
Papua
Nugini). Status
IUCN
konservasi
Redlist:
Near
Threatened
Ornithoptera paradisea
Ornithoptera goliath
(Kupu sayap burung
goliat)
(Kupu Sayap Burung
Ornithoptera priamus
Surga atau Butterfly of
(Kupu Sayap Priamus)
Paradise)
Ditemukan di Indonesia
Ditemukan
di
Papua
Ditemukan di Maluku, Papua
bagian timur
(Indonesia
dan
Papua
Nugini, Kepulauan Solomon,
Nugini). Status konservasi
dan Australia
IUCN Redlist: Least Concern
Ornithoptera rothschildi
Ornithoptera tithonus
Trogonoptera brookiana
(Kupu Burung Rotsil atau
(Kupu Burung Titon atau
(Kupu Trogon atau Rajah
Rothschild’s Birdwing)
Tithonus Birdwing)
Brooke’s Birdwing)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Universitas Sumatera Utara
Ditemukan
di
Papua,
Ditemukan
Status
Indonesia.
Status
Konservasi:
di
Indonesia.
Konservasi:
Data
Di
Kalimantan,
Natuna,
Semenanjung Malaya, dan
pulau-pulau
Deficient
sekitar
Sumatera. Terdaftar sebagai
Vulnerable
CITES Apendiks II
Troides amphrysus (Kupu-
Troides andromache
Troides criton (Kupu-kupu
kupu Raja atau Golden
(Kupu-kupu Raja atau
Raja atau Criton Birdwing)
Birdwing)
Borneo birdwing)
di
Terdapat di Indonesia dan
Endemik
Malaysia. Status Konservasi:
Halmahera, Bacan, Ternate
Near Threatened
dan Obi (Indonesia)
Terdapat
Malaysia,
Sumatera, dan Jawa
Troides haliphron
(Kupu-kupu Raja)
Pulau
Troides helena
Troides hypolitus
(Kupu-kupu Raja atau
(Kupu-kupu Raja atau
Common Birdwing)
Rippon’s Birdwing)
Terdapat di pulau Sulawesi,
Ditemukan
di
India,
Endemik
Sumbawa,
Malaysia,
kamboja,
Laos,
Sulawesi, Indonesia
Wetar,
Selayar (Indonesia).
dan
Morotai,
Vietnam, Thailand,
dan
Indonesia
Nias,
Jawa,
dan
China,
(Sumatra,
Bawean,
Kangean,
Bali,
Sumbawa,
Sulawesi,
Kalimantan).
Maluku
Lombok,
dan
Terdaftar
dalam CITES Apendiks II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Universitas Sumatera Utara
Troides miranda
(Kupu-kupu Raja atau
Miranda Birdwing)
Endemik
Sumatera
dan
Troides plato
Troides rhadamantus
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
Endemik pulau Timor
Filipina dan Sulawesi
Kalimantan
Troides riedeli
Troides vandepolli
Troides meoris
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
(Kupu-kupu Raja)
Endemik pulau Tanibar
Kupu endemik Jawa dan
Sumatera, Indonesia
Kupu-kupu selalu indah dan menawan, baik rupa maupun gerakannya. Dan
dari gambar (foto) jenis-jenis kupu tersebut tentunya membuat kita terpana akan
kekayaan alam Indonesia. Sayangnya saya tidak bisa menemukan gambar kupukupu Raja spesies Troides meoris.
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Kelas: Insecta;
Ordo:
Lepidoptera;
Famili:
Papilionidae;
Genus:
Cethosia,
Ornithoptera,
Trogonoptera, Troides.
II.2.3.6. Perilaku Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang hari,
pada malam hari kupu-kupu akan istirahat dan terlindungan daun pepohonan. Siang
kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari makan dan
berproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Universitas Sumatera Utara
kupu-kupu jantan dan batina terbang berpasangan dan pada saatnya akan
melakukan kopulasi.
Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan
inangnya. kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbamg rendah antara 10
cm- 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi
sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada
bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari
kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buahbuahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan
tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daundaunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat
berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja.
Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh
ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
II.2.3.7. Kupu-kupu dan Manusia
Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman,
yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani,
dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu
jalannya penyerbukan tanaman.
Pada pihak yang lain, berjenis-jenis ulat diketahui sebagai hama yang rakus.
Bukan hanya tanaman semusim yang dimangsanya, namun juga pohon buahbuahan dan pohon pada umumnya dapat habis digunduli daunnya oleh hama ulat
dalam waktu yang relatif singkat. Banyak jenis hama ulat, terutama dari jenis-jenis
ngengat yang menjadi hama pertanian yang serius.
Untuk
memanfaatkan
keindahan
beberapa
jenisnya,
kini
orang
mengembangkan peternakan kupu-kupu. Manfaat kupu-kupu sedikitnya ada 7
manfaat dari kupu-kupu antara lain :
Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan
Papilio iswara.
Mempunyai nilai artistik/ keindahan, sebagai hiasan dinding, meja,
penindih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Universitas Sumatera Utara
kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet.
Bahan penelitian biologis.
Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ).
Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang.
Sebagai Koleksi.
Rekreasi/ menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik.
II.2.3.8. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu
Pakan Kupu-Kupu
Makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas adalah sisa kerabang
telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan daun, sedangkan
kupu-kupu
dewasa
memakan
beberapa
cairan
untuk
menjaga
keseimbangan air dan energi tubunya. Pada umumnya kupu-kupu
memakan nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat dari
tanaman atau pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran
burung atau hewan lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat
morfologi kupu-kupu. Tumbuhan inang merupakan tempat larva
mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk
memproduksi
warna
dan
karakteristik
kupu-kupu
dewasa
(Fitzgerald,1999).
Spesies,
Telur dan pupa yang berukuran lebih kecil lebih cepat menetas.
Sedangkan rentang hidup kupu-kupu bervariasi tergantung pada
spesiesnya (Sihombing, 1999).
Iklim,
Kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin ( poikilothermik ) yaitu suhu
tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan (Sihombing, 1999). Kupu-kupu
hanya dapat terbang jika suhu tubuhnya di atas 30 o C (Col, 2000). Suhu
tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5 – 10 o C di atas suhu lingkungan.
Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan tubuhnya
dari cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan
menjadi kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Universitas Sumatera Utara
menetas menjadi kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu
dipengaruhi kondisi klimatik yaitu angin yang kencang, musim hujan dan
kemarau (Fitzgerald, 1999). Telur kupu-kupu pada musim kering
mengalami dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim
hujan (Dephut, 1996).
Jenis Kelamin,
Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan
kupu-kupu dewasa (Dephut, 1994).
II.2.4. Tinjauan Terhadap Penangkaran Kupu-Kupu
II.2.4.1. Tujuan Penangkaran
Membuat
percontohan
Penangkaran
Kupu-kupu
sebagai
upaya
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar lokasi proyek, yang
dikemudian hari diharapkan dapat menjadi alternatif sumber mata
pencaharian masyarakat setempat dalam rangka pelestarian manfaat
taman kota.
Salah satu obyek wisata di Sumatera Utara.
Sebagai sarana pendidikan.
Sebagai salah satu tempat penjualan souvenir bagi pengunjung kota
Medan.
II.2.4.2. Manfaat Penangkaran
Terdapatnya percontohan penangkaran kupu-kupu dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian satwa terutama
untuk jenis kupu-kupu yang dilindungi.
Menambah alternatif mata pencaharian masyarakat yang berdampak
pada peningkatan penghasilan.
II.2.4.3. Alat dan Bahan yang Diperlukan dalam Pembangunan Penangkaran
Peralatan
dan
bahan
yang
diperlukan
dalam
menunjang
kegiatan
pembangunan penangkaran kupu-kupu ini adalah :
Alat tulis kantor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Universitas Sumatera Utara
Bangunan penangkaran,
Cawan petri tempat penetasan telor,
Rrak dan kotak tempat pembesaran larva,
Rak tempat pembesaran pupa,
Termometer Ruangan,
Jaring untuk menangkap kupu-kupu,
Kuas kecil dan kuas besar,
Jarum pentul,
Kertas label,
Alat suntik,
Papan kayu,
Alkohol 70 %,
Plastik transparan dan Lem fox.
II.2.4.4. Pengadaan Bibit
Pengadaan
bibit
kupu-kupu,
rencananya
dilakukan
dalam
bentuk
kepompong dan kupu-kupu. Selanjutnya bibit dihasilkan dari penangkaran,
dipelihara dan dikawinkan di dalam kandang reproduksi.
Tabel 2.2: Rencana Jenis Kupu-Kupu yang Akan Ditangkarkan
No.
Nama Jenis
Family
Pakan Larva
1.
Papilio helena
Papilionidae
Cytrus hytrix
2.
Papilio memnon
Papilionidae
Cytrus
3.
Troides helena
Papilionidae
Aristolochia tagala
4.
Troides amprisus
Papilionidae
Aristolochia tagala
5.
Graphium sarpedon
Papilionidae
Cytrus
6.
Ornithoptera goliath
Papilionidae
Aristolochia tagala
II.2.4.5. Pemeliharaan
Pemeliharaan kupu-kupu relatif mudah, yaitu dengan menyediakan kandang
yang dilengkapi dengan tanaman sebagai sumber pakan. Metamorfosis kupu-kupu
terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan Telur
Telur-telur diambil dari tanaman inang dan disimpan dalam
cawan petri yang tertutup rapat dan disusun rapi dalam rak penyimpanan
di laboratorium kupukupu. Dilakukan pendataan telur yang meliputi :
jumlah, jenis dan tanggal pengambilan telur. Setelah 5 – 7 hari telur akan
menetas, kemudian dipindah ke stoples dengan dengan bantuan kuas
kecil. Setiap hari telur yang diambil tempatnya dipisahkan, jika melebihi
10 hari telur tidak menetas maka telur dibuang.
Pemeliharaan larva
Setelah telur menetas menjadi larva, kemudian dipindahkan ke
dalam stoples yang sudah diberi sumber pakan larva dengan
menggunakan kuas kecil. Pemindahan harus tercatat tanggal, jumlah
dan jenisnya. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu
pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan
kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Dalam satu stoples dapat ditempati
50 ekor larva.
Setelah 7 (tujuh) hari larva sudah mulai besar dengan ukuran 1 1,5 cm, kemudian dipindahkan ke kotak kayu pemeliharaan larva ukuran
sedang dan dilakukan pencatatan tanggal, jumlah dan jenisnya. Dalam 1
(satu) kotak dapat terisi 15 -20 ekor larva. Pemberian pakan dilakukan 2
(dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga
dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Untuk 15 -20
ekor larva, dibutuhkan sekitar 4 – 5 helai daun pakan jenis jeruk.
Alat yang digunakan untuk membersihkan kotak larva adalah
kuas, pinset dan alkohol. Alkohol digunakan jika ada larva yang mati dan
membusuk, maka bekasnya disemprot alkohol. Untuk menghindari hama
semut maka kaki rak penyimpanan kotak larva diberi mangkuk yang diisi
dengan ter.
Pada saat larva berumur 2 (dua) minggu ukuran larva sudah
mencapai 3,5 – 4 cm, kemudian dipindah ke kotak pemeliharaan larva
ukuran besar dan dicatat tanggal, jenis dan jumlahnya. Dalam satu kotak
diisi 10 – 15 ekor larva. Setelah 25 hari menjelang 1 bulan larva
berukuran 5,5 – 6 cm, larva mulai mencari tempat untuk persiapan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Universitas Sumatera Utara
menjadi kepompong selama kurang lebih 2 (dua) hari. Larva menaiki
dinding kotak dan mengikatkan dirinya pada dinding dengan serat
benang halus. Setelah dua hari proses pembentukan kepompong
sempurna dan kulit larva sudah mengelupas. Kemudian kepompong/
pupa dipindahkan ke kandang pupa dengan menggunakan cutter,
dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tubuh pupa atau terjatuh.
Pemeliharaan Pupa
Pengambilan pupa baik dari alam atau kotak larva dilakukan
pencatatan tanggal, jenis dan jumlahnya. Kepompong/ pupa yang sudah
diambil kemudian dilem fox dan diberi lidi ukuran 5 cm pada bagian dada
yaitu bagian yang kerasnya. Setelah kering selama satu malam,
kepompong disimpan di kandang pupa dengan menggunakan jepitan.
Penyimpanan bisa digantung atau ditancapkan pada busa yang
digantung dalam kandang pupa.
Pemeriksaan kepompong dilakukan setiap hari, jika cuaca panas,
suhu di atas 30°C terutama musim kemarau maka kandang pupa
disemprot dengan uap air untuk menjaga kelembaban. Suhu rata-rata
siang hari di tempat penangkaran 24 – 25°C. Jika ada kepompong yang
gagal maka dikeluarkan dan dibuang.
Ciri-ciri kepompong yang gagal adalah berjamur, warna hitam
pekat, pada bagian kepala mengeras, segmen tubuh mengendur dan
tidak mengeluarkanbunyi atau gerakan. Kandang pupa diletakkan pada
tempat yang mendapatkan sinar matahari pagi. Predator utama
kepompong kupu-kupu adalah tikus.
Pemeliharaan Kupu-Kupu Dewasa
Kupu-kupu setelah menetas dari kepompong dalam jangka waktu
sekitar 3 (tiga) jam sudah siap terbang untuk mencari makan dan
pasangan untuk perkawinan. Pemeliharaan di kandang Kubah dilakukan
dengan memberikan makanan tambahan berupa bunga potong yang
mengandung madu dan larutan gula dengan perbandingan 2 : 1 (dua
bagian gula dan satu bagian air) sehingga larutan agak kental.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
Universitas Sumatera Utara
Larutan gula diletakkan pada sutau wadah piring yang diberi
bunga-bungaan agar menarik kupu-kupu. Kandang selalu dibersihkan
dari kotoran, daun dan rumput yang kering serta dilakukan penjagaan
dari predator. Untuk menjaga kelembaban, di dalam kandang dibuatkan
aliran air (parit) yang mengalir mengelilingi kandang.
II.3. Tinjauan Lokasi
II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan
beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya:
1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)
•
Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta
transportasi yang mudah di akses.
•
Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi
berjalan dengan lancar.
2. Luas Lahan dan Harga Tanah
Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang
telah direncanakan serta NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah yang
digunakan
untuk
proyek
sebaiknya
relatif
terjangkau
sehingga
mempermudah perealisasian proyek.
3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi:
•
Infra struktur
•
Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada
pada fasilitas utama dan fasilitas penunjang lainnya.
4. Perhitungan harga tanah tempat lokasi proyek
5. Persyaratan lain
Lokasi harus cocok digunakan sebagai tempat rekreasi dan merupakan
kawasan yang dapat dialokasikan sebagai habitat kupu-kupu. Adapun
kebutuhan
primer
kupu-kupu
adalah
tanaman
sebagai
tempat
berlindung, matahari dan air. Sehingga dalam mendesain taman kupukupu, ketiga elemen ini haruslah ada agar kupu-kupu dapat bertahan
hidup dan berkembang biak dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Universitas Sumatera Utara
II.3.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam pemilihan lokasi untuk Butterfly Park perlu pula diperhatikan Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat
distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa
kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional.
Maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan
pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi
menjadi lima wilayah, yaitu :
Tabel 2.3: WPP Kotamadya Medan
WPP
A
Cakupan
Pusat
Peruntukan
Program
Kecamatan
Pengembangan
Lahan
Pembangunan
M. Belawan
BELAWAN
Pelabuhan,
Jalan
baru,
M. Marelan
Industri,
jaringan air
M. Labuhan
Permukiman,
minum,
Rekreasi,
tank, sarana
Maritim
pendidikan dan
septic
permukiman.
B
M.Deli
TJ. MULIA
Perkantoran,
Jalan
baru,
Perdagangan,
jaringan air
Rekreasi
minum,
Indoor,
pembuangan
Permukiman
sampah,
sarana
pendidikan.
C
M. Timur
AKSARA
Permukiman,
Sambungan
air
M. Perjuangan
Perdagangan,
minum,
M. Tembung
Rekreasi
septic tank, jalan
M. Area
baru,
M. Denai
rumah permanen,
M. Amplas
sarana
pendidikan
dan
kesehatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Universitas Sumatera Utara
D
M. Johor
INTI KOTA
CBD, Pusat
Perumahan
M. Baru
Pemerintahan,
permanen,
M. Kota
Hutan
pembuangan
M. Maimoon
Kota,
M Polonia
Pendidikan,
Pusat sampah,
sarana pendidikan.
Perkantoran,
Rekreasi
Indoor,
Permukiman
E
M. Barat
SEI
Permukiman,
Sambungan
M. Helvetia
SEKAMBING
Perkantoran,
minum,
M. Petisah
Perdagangan,
septic tank, jalan
M. Sunggal
Konservasi,
baru,
M. Selayang
Rekreasi,
rumah permanen,
M. Tuntungan
Lapangan Golf, sarana
Hutan
pendidikan
Kota
kesehatan.
air
dan
Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini :
WPP A
Pelabuhan, Industri,
WPP D
CBD, Pusat
Permukiman, Rekreasi,
Maritim
Pemerintahan, Hutan
Kota, Pusat Pendidikan,
WPP B
Perkantoran, Rekreasi
Perkantoran,
Indoor, Permukiman
Perdagangan, Rekreasi
Indoor,
WPP E
Permukiman
Permukiman,
Perkantoran,
WPP C
Perdagangan,
Permukiman,
Konservasi, Rekreasi,
Perdagangan, Rekreasi
Lapangan Golf, Hutan
Kota
Gambar 2.8: Peta Kawasan Perencanaan Kota Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Universitas Sumatera Utara
II.3.1.2. Pencapaian
Untuk sebuah taman dan bangunan rekreasi yang diharapkan dapat
dikunjungi oleh khalayak ramai, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu:
Mudah diakses dari tempat-tempat yang penting di luar site, seperti bandara,
hotel, pelabuhan, bank, dan sarana rekreasi lain.
Peletakan lokasi haruslah dekat dengan jalan transportasu utama yang
menghubungkan lokasi tersebut dengan sarana public.
Adanya transportasi menuju dan keluar site
Tidak berada di kawasan yang sering mengalami kemacetan dan nyaman
bagi orang yang berkendaraan dan berjalan kaki
Dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat
II.3.2. Analisis Pemilihan Lokasi
II.3.2.1. Alternatif Lokasi
Beberapa alternative pemilihan lokasi perancangan berada di Kota Medan,
ditunjukkan dengan gambar berikut:
ALTERNATIF 1
Terdapat di Taman Beringin dii
Perumahan Royal Sumatera tepatnya di
Jalan Jamin Ginting no. 384, Kelurahan
Mangga,
Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, Sumatera Utara.
Luas Site : ± 2.8 Ha
Batas Site antara lain :
Utara
: Sungai Babura
Timur : Rumah penduduk
Selatan : : Jl. Perumahan Royal
Sumatera dan Lapangan Golf
Barat
:
Jl.
Perumahan
Royal
Gambar 2.9: Peta Lokasi Alternatif 1
Sumatera
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan :
•
Merupakan taman /lahan hijau dan dilintasi oleh aliran Sungai Babura
•
Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan,
sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.
•
Site berada di jalur lintas Medan - Berastagi
Kekurangan : untuk menuju site diperlukan akses melalui jalan perumahan
Royal Sumatera.
ALTERNATIF 2
Terdapat di Jalan Kapten Pattimura, Kecamatan Medan Baru, Medan,
Sumatera Utara
Luas Site : ± 2.6 Ha
Batas Site antara lain :
Utara
: Jl. Mongonsidi
Timur : Sungai Babura
Selatan : Rumah Warga, Sungai Babura
Barat
: Jl. Kapten Pattimura
Gambar 2.10: Peta Lokasi Alternatif 2
Kelebihan:
•
Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Kapten Pattimura
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Universitas Sumatera Utara
•
Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Site.
•
Terletak di sudut persimpangan tiga jalan, Jalan Kapten Pattimura dan
Jalan Mongonsidi
•
Dilintasin aliran Sungai Babura dan dengan kondisi site banyak ditanami
tanaman rindang
Kekurangan : aliran drainase kurang diperhatikan sehingga jika curah hujan
tinggi rawan banjir.
ALTERNATIF 3
Terdapat
di
Jalan
Jamin
Ginting,
Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera
Utara
Luas Site : ± 2.8 Ha
Batas Site antara lain :
Utara
: Jl. Jamin Ginting
Timur : Perumahan Penduduk
Selatan : Rumah Warga
Barat
: Kolam Pancing
Gambar 2.10: Peta Lokasi Alternatif 3
Kelebihan:
•
Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Jamin Ginting
•
Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Site.
•
Merupakan jalur lintas kota
Kekurangan : site agak masuk ke dalam harus melewati jalan kecil sebagai
akses masuknya.
II.3.2.2. Penilaian Alternatif Lokasi
Kedua alternatif
lokasi ini akan dinilai untuk
mendapatkan lokasi
perancangan yang tepat.
Tabel 2.4: Analisa Pemilihan Lokasi
Lokasi Site
Bobot
Kriteria
Kondisi Site
4
Royal Sumatera
Medan
Jl. Letjend. Jamin
Ginting No. 384
Berkontur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
namun
Jl. Letjend. Jamin
Ginting
Berkontur
agak
Jl. Kapten
Patimura
Relatif datar
33
Universitas Sumatera Utara
Konteks
Peruntukan
(RUTRK)
3
Aksesibility
3
Transportasi
3
Karakteristik
Site
3
Luas Tapak
3
Harga Tanah
4
tidak terlalu curam
Nilai: 4
(BxN= 4x4 = 16)
Diperuntukkan bagi
lokasi
yang
dihijaukan
(taman
kota)
Nilai: 4
(12)
Dapat
dicapai
dengan
mudah
karena terletak di
jalan primer dan
dikenal baik oleh
masyarakat
Nilai: 4
(12)
Pada jalan primer
banyak
dilalui
angkutan umum
Nilai: 4
(12)
Berada di lingkungan
Permukiman,
Perkantoran,
Perdagangan,
Konservasi,
Rekreasi,
Lapangan
Golf,
Hutan
Kota
Nilai: 4
(12)
± 2.8 Ha
Nilai: 3
(9)
Relatif mahal namun
bagus
untuk
investasi
Nilai: 3
(12)
curam terdapat kolam
(12)
Nilai: 4
(16)
Diperuntukkan bagi
lokasi
yang
dihijaukan
(taman
kota)
Nilai: 4
(12)
Dicapai melalui jalan
setapak dan kurang
diketahui
oleh
masyarakat
Nilai: 1
(3)
Diperuntukkan
bagi
permukiman
Nilai: 3
(9)
Pada jalan primer
banyak
dilalui
angkutan umum
Nilai: 4
(12)
Berada di lingkungan
Permukiman,
Perkantoran,
Perdagangan,
Konservasi,
Rekreasi,
Lapangan
Golf,
Hutan
Kota
Nilai: 4
(12)
± 3 Ha
Nilai: 3
(9)
Relatif murah karena
terletak di pinggiran
jalan
Nilai: 4
(16)
Banyak
dilalui
oleh
angkutan
umum
Nilai: 4
(12)
Berada
di
lingkungan
komersil, pusat
pendidikan,
perkantoran,
permukiman
Nilai: 3
(9)
85
76
Total
Dapat
dicapai
dengan mudah
karena terletak
di simpang tiga
Nilai: 4
(12)
± 2.6 Ha
Nilai: 4
(12)
Relatif
mahal
dan
terletak
dipersimpangan
jalan primer
Nilai: 2
(8)
78
Kriteria Penilaian:
Tabel 2.5: Keterangan Kriteria Penilaian
4
3
2
1
0
Sangat Baik
Cukup Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Universitas Sumatera Utara
II.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Gambar 2.12: Peta Lokasi Site
Lokasi Butterfly Park ini berada di Perumahan Royal Sumatera tepatnya di
Jalan Jamin Ginting no. 384, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan, Sumatera Utara.
•
Kasus Proyek
: Butterfly Park
•
Status Proyek
: Fiktif
•
Pemilik Proyek
: Pihak Swasta
•
Batas-Batas Site
:
o
Utara
: Sungai Babura
o
Selatan
:
Jl.
Perumahan
Royal
Sumatera
dan
Lapangan Golf
o
Barat
: Jl. Perumahan Royal Sumatera
o
Timur
: Rumah penduduk
•
Luas Lahan
: ± 2.8 Ha
•
Kontur
: Berkontur
•
KDB
: 65%
•
KLB
: 1-3 lantai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Universitas Sumatera Utara
•
Bangunan Eksisting
: Lahan Kosong
•
Potensi Lahan
:
o
Merupakan taman / lahan hijau dan dilintasi oleh aliran Sungai
Babura
o
Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang
melewati site.
o
Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan,
sehingga mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.
o
Site berada dekat dengan jalur lintas Medan-Berastagi
II.4. Tinjauan Fungsi
II.4.1. Deskripsi Pengguna
Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Butterfly Park ini, yaitu:
1. Pengunjung
•
Institusi Pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi)
•
Lembaga Swaday Masyarakat (LSM) Lingkungan
•
Dinas / Kantor Pemerintahan (Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup)
•
Masyarakat Umum
2. Pengelola
•
General Manager dan sekretaris
•
Kepala Bidang / Manajemen
•
Karyawan Teknisi
•
Karyawan Laboratorium
II.4.2. Deskripsi Kegiatan
Adapun kegiatan wiasata utama yang dapat dilakukan di Butterfly Park ini
dibagi menjadi tiga, yaitu:
Wisata Rekreasi
: 70%
Wisata Pendidikan
: 20%
Wisata Konvensi
: 10%
Karakteristik kegiatan utama yang dapat dilakukan di Butterfly Park ini
adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Universitas Sumatera Utara
1.
Butterfly Park sebagai Wisata Rekreasi
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
2.
•
Bermain, baik indoor maupun outdoor
•
Berinteraksi sosial
•
Memancing di tepi sungai
•
Jual-beli souvenir
•
Makan atau piknik di area terbuka
•
Jalan santai ataupun bersepeda
•
Menikmati keindahan alam (habitat buatan bagi kupu-kupu)
•
Menikmati fasilitas wi-fi
•
Foto bersama di studio
Butterfly Park sebagai Wisata Pendidikan
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
•
Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup kupu-kupu
•
Melihat, meneliti, dan mengamati proses perkembangbiakan
kupu-kupu mulai dari fase telur, larva, kepompong, dan kupukupu dewasa
3.
Butterfly Park sebagai Wisata Konvensi
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
•
4.
Konfrensi atau seminar mengenai kupu-kupu
Butterfly Park sebagai Wisata Rekreasi dan Pendidikan
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
•
Melihat koleksi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di seluruh dunia
•
Menonton film documenter tentang kupu-kupu
•
Melihat dan menanam tanaman (bunga) yang merupakan
tanaman inang bagi kupu-kupu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Universitas Sumatera Utara
Kelompok kegiatan fasilitas Butterfly Park dibagi menjadi:
Tabel 2.6: Kegiatan Utama di Butterfly Park
No.
1.
Kelompok
Uraian Kegiatan
Kegiatan
Utama
- Bermain dan belajar
- Melihat dan mempelajari jenis dan habitat hidup
kupu-kupu
- Melihat koleksi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di
seluruh dunia
- Menonton film documenter tentang kupu-kupu
- Melihat dan menanam tanaman (bunga) yang
merupakan tanaman inang bagi kupu-kupu
- Memancing di tepi sungai
- Jual-beli souvenir
- Makan atau piknik di area terbuka
- Menikmati keindahan alam (habitat buatan bagi
kupu-kupu)
- Menikmati fasilitas wi-fi
- Foto bersama di studio
- Melihat,
meneliti,
dan
mengamati
proses
perkembangbiakan kupu-kupu mulai dari fase
telur, larva, kepompong, dan kupu-kupu dewasa
- Konfrensi atau seminar mengenai kupu-kupu
2.
Tambahan
- Makan dan minum
- Ibadah
3.
Pelayanan
- Memarkir kendaraan roda dua dan empat
- Mengabsensi kedatangan / kepulangan pengelola /
karyawan
- Menerima kedatangan pengunjung
- Melayani pengunjung
4.
Pengelolaan
- Kegiatan manajemen
- Kegiatan administratif
- Kegiatan pengawasan
- Kegiatan marketing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Universitas Sumatera Utara
- Kegiatan operasional
- Kegiatan pengawasan
Teknikal
5.
- Kegiatan pengawasan
- Kegiatan pemeliharaan
- Kegiatan perawatan dan kebersihan
- Kegiatan plumbing dan sanitasi
Dari kegiatan utama di atas, maka di dapat ruangan-ruangan utama BP,
yaitu:
Tabel 2.7: Ruang Utama di Butterfly Park
Ruang
Butterfly &
Sifat
Fungsi
Ruang
Ruang
Publik
Rekreasi
Kegiatan
- Melihat dan mempelajari jenis
dan habitat hidup kupu-kupu
Botanical Garden
- Melihat dan menanam tanaman
(bunga)
yang
merupakan
tanaman inang bagi kupu-kupu
- Makan
atau
piknik
di
area
terbuka
- Menikmati
keindahan
alam
(habitat buatan bagi kupu-kupu)
- Berinteraksi sosial
- Memancing di tepi sungai
Butterfly Museum
Publik
Rekreasi + - Melihat koleksi jenis-jenis kupuPendidikan
Butterfly Gallery
Publik
kupu yang ada di seluruh dunia
Rekreasi + - Melihat pameran kupu-kupu yang
Pendidikan
hamper punah
Butterfly Play Area
Publik
Rekreasi
- Bermain
Souvenir Centre
Publik
Rekreasi
- Jual-beli souvenir
Photo Studio
Publik
Rekreasi
- Berfoto
Multimedia Studio
Publik
Rekreasi + - Menonton film dokumenter
Pendidikan
Foodcourt Area
Publik
Rekreasi
- Makan dan minum
- Menikmati fasilitas Wi-fi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Universitas Sumatera Utara
Butterfly
Semi
Convention Room
Publik
Butterfly
Privat
Konvensi
- Seminar tentang kupu-kupu
Pendidikan
- Mengamati
dan
perkembangbiakan
Laboratory
mulai
dari
kupu-kupu
fase
kepompong,
meneliti
telur,
dan
larva,
kupu-kupu
dewasa
Butterfly
Semi
Rekreasi + - Merawat,
Harvesting and
Publik
Pendidikan
mengamati,
mengembangbiakan kupu-kupu
- Merawat tanaman inang bagi
Sanctuary
kupu-kupu
II.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Beberapa persyaratan dan criteria ruang dalam kaitannya dengan kebutuhan
ruang ditunjukkan pada table berikut:
Tabel 2.8: Persyaratan dan Kriteria Ruang
Kriteria Ruang
No.
Nama Ruang
Cahaya
1
Bersih
Tenang
Sejuk
Strategis View
Butterfly & Botanical
Garden
2
Butterfly Museum
3
Butterfly Gallery
4
Butterfly Play Area
5
Souvenir Centre
6
Photo Studio
7
Butterfly
Multimedia
Studio
8
Foodcourt Area
9
Butterfly Convention
Room
10
Ruang
Hygiene
+
Spray Anti Bactery
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Universitas Sumatera Utara
11
Egg Laboratory
12
Caterpillar Laborat
ratory
13
Pupa Laboratory
14
Butterfly
Harvest
esting
and Sanctuary
15
Security
16
CCTV
17
Toilet
18
Ruang Pengelola
19
Lobby
20
Ruang Service
21
Gudang
22
Ruang Ganti/ Loke
ker
23
Ruang
Mekani
anikal
Elektrikal
24
Musholla
II.5. Studi Banding Pr
Proyek Sejenis
ark
II.5.1. Bali Butterfly Par
Taman
adalah
Kupu-ku
kupu
usaha
Bali
kepar
pariwisataan
yang termasuk salah ssatu objek
wisata
populer
Tabanan.
Telah
di
Kabupaten
K
berd
erdiri
sejak
tahun 1996 dan dike
ikelola oleh
PT.Kupu-kupu Taman Lestari.
Le
Gambar 2.13: Kolam terataii di Buttefly Park
Berlokasi di Jl. Batukaru,
Ba
Br. Sandan lebah, Wanasari, Taban
anan. Tepatnya 6
Km. ke arah utara dari
ri pusat kota, Taman di buka setiap hari dari
ari Jam 8.00 S/ d
Jam 17.00 WITA dan tiket
tike terakhir jam 16.00 WITA.
UNIVERSITAS SUMATERA
AU
UTARA
41
Universitas Sumatera Utara
Luas lokasi 1 Ha
a. dengan netting area ( Ruangan yang tertut
tutup Jaring) 3700
M3. Untuk melepaskan
n kupu-2
k
yang minimum 3500 ekor per bulan,
an, dan terdiri dari
berjenis-jenis kupu-2 dari
dar seluruh Indonesia.
Taman Kupu-kup
kupu juga memproduksi aneka kerajinan yang
ya
terbuat dari
bermacam-macam serangga
sera
seperti : Framing Butterfly( Bingka
kai isi Kupu-2) ,
Framing Beetle( Bingkai
ai isi kumbang), Gantungan kunci yang terbua
uat dari serangga,
selipan pembatas buku,
ku, paper weight( penindih kertas) terbuat dari
d
fiber bening
berisi kupu-kupu, lukisan
san dari sayap kupu-kupu, dll.
Setiap hari dilepa
pas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna,
wa
salah satu
diantaranya yang paling
ing terkenal di dunia ialah: kupu-kupu Sayap
ap Burung Sorga
(Omithoptera Paradisea
sea), o. Priamus dan berbagai jenis dari selu
seluruh nusantara.
Taman kupu-kupu satu
tu-satunya di Nusantara ini beru