BAB II DESKRIPSI PROYEK - Lhokseumawe Shopping Center (Arsitektur Kontekstual)

  • Lhokseumawe adalah sebuah
  • Shopping berasal dari bahasa Inggris yaitu shop yang artinya toko/retail, dengan penambahan (ing) sehingga artinya menjadi berbelanja atau membeli sesuatu yang dibutuhkan / diinginkan. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia belanja berarti uang yang dikeluarkan untuk keperluan sesuatu. Sedangkan secara harfiah, belanja adalah suatu kegiatan membeli sesuatu untuk kebutuhan hidup yang mencakup kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
  • Center berasal dari bahasa latin yang berarti Centrum atau bahasa Yunani yang berarti Ketron. Dalam bahasa inggris, center berarti pusat atau bagian di tengah, terpusat, atau tertuju. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, pusat berarti tempat yang letaknya di tengah, titik yang di tengah-tengah benar, pusat dan pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan.

  Cyntia Harmaytha Harahap

  7 BAB II

  2.1 Terminologi Judul Judul dari proyek perancangan adalah

  “Lhokseumawe Shopping Center”

  yang merupakan sebuah tempat perbelanjaan dan hiburan untuk segala kalangan yang letaknya di pusat Kota Lhokseumawe. Dalam judul

  “Lhokseumawe Shopping Center mengandung pengertian utama, antara lain;

  2

  3

  4 Berdasarkan batasan pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa Lhokseumawe Shopping Center adalah sebuah pusat perbelanjaan dalam satu

  bangunan yang di dalamnya mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan- jalan, berkumpul, maupun rekreasi yang berada di Kota Lhokseumawe. 2

  http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Lhokseumawe 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3, 2005, Hal 125 4 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3, 2005, Hal 110

  • – 090406073

  Menurut Gruen, Victor (1966) Shopping center adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi para

  pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja.

  Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577) Shopping center adalah sebuah kompleks yang di dalamnya terdapat toko-toko

  eceran yang disatukan dengan fasilitas-fasilitas yang direncanakan untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum bagi barang dagangan.

  Menurut Pemerintah DKI (1971) .

  Shopping center berfungsi sebagai tempat untuk berbelanja, berkumpul, dan

  rekreasi yang ketiganya ini akan berjalan seiringan dan saling mempengaruhi, oleh karena itu disebut sebagai suatu lembaga dalam masyarakat yang berkembang di masyarakat yang menghidupkan kota.

  Menurut Beddington, Nadine (1981) Shopping center adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah

  suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.

  2.2 Tinjauan Umum

  2.2.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan Keberadaan sebuah tempat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi tempat yang menarik dan mudah diingat karena termasuk tempat yang dikunjungi oleh warga kota tersebut. Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:  Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington, Design For Shopping Centre).

  Cyntia Harmaytha Harahap

  8

  • – 090406073

   Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang / jasa yang bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan untuk memperileh keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya (Gruen, Centers for the Urban Environment, Survival of the Cities).

   Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggungjawab secara menyeluruh (Beddington, Design For Shopping Centre).

   Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi (operation unit), berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko (Beyard, Shopping Center Development Handbook).

   Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau tranksaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau berekreasi (Beddington, Design For Shopping Centre).

  Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu:

  1. Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa

  2. Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi Dua kata kunci tersebut di atas, akan mewarnai proses perancangan sebuah pusat perbelanjaan, selain kata kunci utama sebagai bangunan komersial, yaitu bertujuan menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.

  2.2.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

  1. Berdasarkan skala pelayanan (Lion, Shopping centers : planning development,

  and administration)

  a. Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan

  Cyntia Harmaytha Harahap

  9

  • – 090406073

  2

  berkisar antara 2.787-9.290 m . Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.

  b. Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara

  2

  9.290-27.870 m . Unit-unit penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko.

  c. Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870- 92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir

  2. Berdasarkan fungsi dan kegiatan (Beyard, Shopping Center Development

  Handbook)

  a. Pusat Perbelanjaan Murni Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencan hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall dll.

  b. Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

  3. Berdasarkan sistem transaksi (Beyard, Shopping Center Development

  Handbook)

  a. Toko Grosir Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif

  Cyntia Harmaytha Harahap

  10

  • – 090406073
kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpan persediaan. Aktivitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.

  b. Toko Eceran Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya tinggi. Pada toko jenis ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi.

  Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini.

  4. Berdasarkan lokasi (Beyard, Shopping Center Development Handbook)

  a. Pasar (market) Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.

  b. Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dkunjungi wisatawan.

  c. Shopping Precint

  Cyntia Harmaytha Harahap

  11

  • – 090406073
Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.Contohnya yaitu Nakamise-dori,Senso- ji‟s temple precint‟s shopping street, Asakusa, Tokyo, Jepang.

  d. Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia.

  e. Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas

  2 lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m .

  f. Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya

  2

  2

  berkisar antara 1.000 m sampai dengan 2.500 m . Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen hingga proses pembelian, pembayaran, dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual.

  Cyntia Harmaytha Harahap

  12

  • – 090406073
g. Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500

  2

  2

  m . Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m sampai dengan

  2

  7.000 m . Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh karena sistem pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.

  h. Hypemarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum

  2

  5.000 m . Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yeng mengikuti trend perdagangan dengan munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran dan pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau

  shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket

  diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil. i. Shopping Mall

  Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

  2.3 Tinjauan Lokasi

  2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Untuk memilih lokasi yang akan

  Cyntia Harmaytha Harahap

  13

  • – 090406073
dijadikan tempat pelaksanaan pembangunan proyek ini, maka penting terlebih dahulu dibuat kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Langkah ini ditempuh kemudian dievaluasi sehingga mendapatkan lokasi yang benar-benar cocok untuk proyek ini. Kriteria ini dibuat berdasarkan analisis tata ruang kota, analisis sasaran proyek, analisis program aktivitas, analisis pencapaian, dan analisis penerapan tema.

  Ada pun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah:

Tabel 2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak

  No. Kriteria Lokasi 1.

  Tinjauan terhadap Tapak harus berada pada wilayah RUTRK yang tata struktur kota guna lahannya diperuntukkan daerah perdagangan dan jasa.

  2. Luas lahan Luas lahan harus memadai untuk menampung

  seluruh fasilitas yang telah direncanakan dengan luas

  2 lantai bangunan ±15.000 - 25.000 m .

  3. Pencapaian Lokasi harus terletak pada daerah yang mudah

  dicapai oleh kendaraan pribadi, kendaraan umum, ataupun pejalan kaki.

  4. Area pelayanan Area di sekitar site hendaknya merupakan fungsi-

  fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan atau di sekitar sarana prasarana yang membutuhkan jasa / pelayanan yang berhubungan dengan berbelanja, seperti permukiman penduduk, terminal, dan pusat komersil lainnya.

  4. Kemudahan Entrance yang dipilih sebagai jalur menuju dan keluar entrance tapak harus mudah diakses oleh pengelola, penyewa,

  pengguna fasilitas, dan pengunjung Shopping .

  Center 5.

  Kontur tapak Tapak yang dipilih hendaknya relatif datar (kontur tanahnya tidak terlalu bergelombang), karena dengan

  Cyntia Harmaytha Harahap

  14

  • – 090406073
keadaan ini diharapkan aktivitas loading dock bangunan menjadi mudah dan mengurangi tingkat kerusakan barang yang akan dijual.

  Barang yang akan dijual di Shopping Center umumnya membutuhkan dimensi ruang yang cukup besar karena massanya yang berat dan besar pula, sehingga aksesibilitas loading dock harus benar- benar diperhatikan sehingga tidak mengganggu aktivitas yang berlangsung di dalam dan di luar tapak.

  Sumber : Hasil Olah Data Primer

Tabel 2.2 Wilayah Peruntukan Lahan Kota Lhokseumawe

  Kecamatan Gampong Peruntukan Lahan

  Pemukiman, Perdagangan dan jasa, Moun Geudong

  Pendidikan Pemukiman, Perdagangan dan jasa,

  Simpang Peut Perkantoran Pemukiman, Perkantoran,

  Kota Lhokseumawe Taman Kota, Pendidikan Pemukiman, Perdagangan dan jasa,

  Lancang Garam Pelayanan Sosial, Pendidikan

  Banda Sakti Kampung Jawa Lama Pemukiman Kampung Jawa Baru Pemukiman, Perdagangan dan jasa Pusong Lama Pemukiman , Perdagangan dan jasa Pusong Baru Pemukiman, Perdagangan dan jasa

  Pemukiman, Pelayanan Sosial, Keude Aceh

  Pendidikan Peukan Cunda Pemukiman, Perdagangan dan jasa Ujong Blang Pariwisata

  Cyntia Harmaytha Harahap

  15

  • – 090406073
Hagu Barat Laut Hagu Teungoh Hagu Selatan

  Pemukiman Uteun Bayu Kuta Blang Ulee Jalan Blang Masen Alue Awe Blang Kreung Mayang Cot Girek Cot Mamplam Mon Puteh

  Muara Dua Uten Kot Pemukiman, Pendidikan Blang Poroh Lhok Mon Puteh Paloh Batee Cot Panggoi Paya Bili Alue Blang Panyang Blang Pulo Paloh Dayah Paloh Punti Padang Sakti

  Muara Satu Pemukiman, Perdagangan dan jasa Cot Trieng Naleung Mameh Ujung Pacu Batuphat Timur Batuphat Barat

  Sumber : RTRW Kota Lhokseumawe 2010-2030 Cyntia Harmaytha Harahap

  16

  • – 090406073

  17

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  18

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  19

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  20

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

Tabel 2.3 Tabel Perbandingan Penetapan Lokasi Tapak

  

ASPEK LOKASI A LOKASI B LOKASI C

  ± 1,3 Ha ± 0,9 Ha ± 0,9 Ha

  Luas lahan

  (5) (3) (3) Jl. Kolektor 2 Jl. Lokal 1

  Jl. Arteri

  Tingkatan jalan

  (5) (5) (5)

  Pusat kota Pusat kota Pinggir kota

  Posisi site

  (5) (5) (3) Mudah dicapai Mudah dicapai

  Mudah dicapai dengan angkutan dengan angkutan dengan angkutan umum, umum,

  Pencapaian ke

  umum, kendaraan kendaraan kendaraan

  lokasi

  pribadi, pejalan pribadi, pejalan pribadi, pejalan kaki kaki kaki

  (5) (5) (5)

  Tidak terdapat Tidak terdapat Terdapat trotoar

  Akses pejalan kaki

  trotoar trotoar (5)

  (3) (3) Pertokoan, Pertokoan, pemukiman, Pertokoan, pemukiman,

  Fungsi pendukung

  perkantoran, pemukiman perkantoran,

  sekitar lokasi

  taman kota (5) penginapan (5) (5)

  Kepadatan

  Tinggi Tinggi Sedang

  penduduk

  (5) (5) (3)

  Intensitas

  Padat Sedang Sedang

  kendaraan

  (3) (5) (5)

  View ke dalam dan

  Baik Baik Sedang

  ke luar

  (3) (5) (3)

  Ketersesuaian

  Sesuai Sesuai Sesuai

  lokasi dengan RTURK wilayah

  (5) (5) (5)

  perdagangan dan Cyntia Harmaytha Harahap

  21

  • – 090406073

  Sumber : Hasil Olah Data Primer

  Swasta (5)

  )  Kontur : datar  KDB : 60 %  Bangunan Eksisting: Ruko

  2

  2.3.3.1 Deskripsi Tapak  Kasus Proyek : Lhokseumawe Shopping Center  Status Proyek : Fiktif  Pemilik Proyek : Pihak Swasta  Lokasi Lahan : Jl. Merdeka, Kecamatan Banda Sakti  Batas Utara : Islamic Center Lhokseumawe  Batas Selatan : Jalan Listrik  Batas Barat : Pertokoan  Batas Timur : Bank Indonesia  Luas Lahan : ± 1,3 Ha (± 13.000 m

  2.3.3 Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih

  Jl. Merdeka.

  3 : Cukup 1 : Kurang Dari penilaian beberapa kriteria-kriteria dan analisa di atas serta memenuhi persyaratan maka terpilihlah site alternatif A yaitu persimpangan Jl. Listrik dengan

  51 Keterangan : 5 : Baik

  59

  61

  Pemerintah (3)

  Swasta (5)

  Cyntia Harmaytha Harahap

  Status kepemilikan lahan

  Tidak terdapat jalan alternatif (3)

  Terdapat jalan alternatif (5)

  Terdapat jalan alternatif (5)

  Loading dock

  Tersedia dengan baik (5)

  Tersedia dengan baik (5)

  Tersedia dengan baik (5)

  jasa Utilitas

  22

  • – 090406073

  23

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  2.4 Tinjauan Fungsi

  2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pengguna kegiatan dalam Lhokseumawe Shopping Center terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis.

   Pengunjung Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Lhokseumawe

  Shopping Center, yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti;

  Berdasarkan golongan :

  • Masyarakat berpenghasilan menengah
  • Masyarakat berpenghasilan cukup Berdasarkan asal-usul
  • Pengunjung yang datang dari Kota Lhokseumawe dan sekitarnya
  • Pengunjung yang datang dari luar Kota Lhokseumawe Berdasarkan klasifikasi umur :
  • Anak-anak (usia 5-13 tahun)
  • Remaja (usia 14-24 tahun)
  • Dewasa (usia 25-45 tahun)
  • Lanjut usia (usia diatas 46 tahun) Berdasarkan motivasi atau tujuan : - Pengunjung dengan motivasi untuk berbelanja.
  • Pengunjung dengan motivasi hanya untuk cuci mata (window shopping).

   Penyewa Penyewa adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam shopping

center untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang.

   Pengelola Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:

  Cyntia Harmaytha Harahap

  24

  • – 090406073
  • Pimpinan, terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
  • Kepala Bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan, dan perawatan gedung.

   Servis Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.

  Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah :

  1. Kegiatan pengunjung shopping center, aktivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah :

  • Berbelanja - Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola
  • Jalan-jalan / cuci mata / window shopping
  • Makan / minum
  • Melakukan kegiatan permainan - Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di shopping center .

  2. Kegiatan pengelola, aktivitas yang dilakukan oleh pengelola shopping

  center

  adalah :

  • Mengelola dan mengatur jalannya operasional shopping center
  • Melayani kebutuhan para konsumen
  • Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukkan
  • Memberikan informasi singkat
  • Melakukan kegiatan administrasi
  • Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan).
  • Mengadakan publikasi

  3. Kegiatan servis shopping center , aktivitas yang dilakukan oleh bagian servis adalah:

  • Membersihkan setiap ruangan di shopping

  center Cyntia Harmaytha Harahap

  25

  • – 090406073
  • Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan- peralatan yang ada di dalamnya.
  • Mengurus loading dock.
  • Mengurus utilitas bangunan
  • Menjaga keamanan

  2.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

  1. Fasilitas Utama

  A. Fasilitas Perbelanjaan  Department Store  Supermarket  Men‟s and ladie‟s fashion  Sport wear equipment  Beauty care  Accessorie shop  Book Store  Retail Retail berupa kios-kios kecil yang disediakan untuk para penjual produk-produk pendukung lainnya.

  2. Fasilitas Pendukung  Food court, café, kedai kopi, dan restaurant, yaitu tempat berjualan berbagai makanan dan minuman.

   Timezone, yaitu sarana bermain dan rekreasi keluarga.  Gym, tempat untuk olahraga fitness.

  3. Fasilitas Pelengkap  Open Space, yaitu ruang terbuka seperti pedestrian, taman, dan lain sebagainya  Atrium, yaitu ruang yang disediakan untuk menampung berbagai kegiatan acara seperti pameran atau bazar produk-produk tertentu.

  4. Fasilitas Pelayanan

  Cyntia Harmaytha Harahap

  26

  • – 090406073

   Kantor Pengelola, yaitu ruang yang disediakan untuk pengelola bangunan dan staf-stafnya  Toilet Umum yang disediakan untuk pengunjung  Mushalla  ATM Gallery  Ruang ME  Loading Dock  Pos satpam

  2.4.3 Deskripsi Persyaratan Ruang dan Kriteria Ruang

Tabel 2.4 Persyaratan dan Kriteria Ruang

  Kelompok Fungsi Kebutuhan ruang Persyaratan fungsi

  Kantor Pengelola Mudah dalam pencapaian Hall Cukup luas

  Memerlukan view yang bagus, Restoran suasana tenang

  Memerlukan view yang bagus, Café suasana tenang Supermarket Disesuaikan dengan modul kolom

  Shopping Utama center Memerlukan view yang bagus,

  Food Court suasana tenang Retail Disesuaikan dengan modul struktur Mushalla Nyaman ,tenang R.ME Tertutup bagi umum Area parkir Kemudahan pencapaian Ruang pameran Bebas kolom

  Sumber : Hasil Olah Data Primer Cyntia Harmaytha Harahap

  27

  • – 090406073

  28

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  29

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073
Dilengkapi juga dengan elemen - elemen interior seperti void, skylight pada lantai foodcourt sebagai penerangan alami dan brige.

  Berbagai fasilitas tersedia di mal ini yang secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Fasilitas pusat pertokoan berupa retai tenant yang berjumlah 360 unit. Fasilitas khusus berupa area pameran di atrium/centercourt, area bermain anak, ruang ibu dan bayi, tempat penitipan anak, playgroup bekerja sama dengan Sanggar Bobo, ruang serba guna Amadeus, taman bacaan anak dan berbagai kelas khusus seperti kelas musik dan kelas komputer. Fasilitas hiburan berupa Bioskop Citra 21 (4 studio), stringer dan Fun city. Fasilitas sosial berupa kantin murah untuk karyawan. Fasilitas pelengkap berupa ATM center, toilet pengunjung disetiap lantai, pusat informasi, kursi roda, musholla, dan telepon umum. Fasilitas lain yang tidak kalah penting adalah fasilitas parkir yang dibagi menjadi dua jenis yaitu parkir terbuka di sekeliling area bangunan dan parkir tertutup berupa gedung parkir 11 lantai dengan system split level. Kapasitas keduanya dapat dapat menampung ± 1.500 buah mobil dan ± 700 buah sepeda motor serta dapat memenuhi daya tampung pengunjung baik pada hari

  • – hari biasa maupun pada akhir pekan dan libur.

  Sesuai dengan kondisi kawasan segmentasi mal ciputra adalah B+. Untuk itu, beragam jenis retail tenant yang dipilih telah melalui seleksi disesuaikan segmentasi tersebut dan dengan sistem pengelolaan yaitu system sewa penuh. Penerapan single-corridor dengan ramping sistem shopping center di lantai 1- 6 pada interior bangunan menambah kuat konsep mal. Penyusunan letak retai tenant berhubungan langsung dengan zoning mal. Untuk barang

  • – barang bermerek dari mancanegara diletakkan di ground floor sebagai daya tarik dan nilai jual mal. Anchor tenant di sudut
  • – sudut bangunan untuk menarik pengunjung agar mengelilingi semua sudut bagian mal. Sedangkan untuk retail tenant kecil, disusun bercampur agar secara psikologis pengunjung tidak merasa lelah dan bosan.

  Meskipun usianya telah menginjak 13 tahun, mal ciputra sampai sekarang tetap menjadi menjadi salah satu tujuan wisata belanja, khususnya untuk kawasan Jakarta Barat. Dengan kondisi ini tentunya Mal Ciputra akan selalu mengembangkan dan memajukan diri demi kenyamanan, kemudahan dan kepuasan pengunjung di tengah era persaingan antar mal yang semakin hari semakin kuat.

  Cyntia Harmaytha Harahap

  30

  • – 090406073

  8,9

  • Artha Gading Mall Mal Artha Gading (MAG) berlokasi di Jakarta Utara. Dengan lokasinya yang strategis yaitu tepat di sisi pintu Tol Cawang - Tanjung Priok, dan juga area

  2

  mal yang luasnya mencapai 270.000 m , menjadikan Mal Artha Gading sebagai tujuan rekreasi dan berbelanja bagi keluarga, terutama keluarga yang tinggal di wilayah Jakarta Utara. Dengan konsep mal keluarga, MAG terus memanjakan pengunjung setianya dengan menyediakan beragam tenant untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti Diamond Supermarket, Ace Home Centre dan Index, Fashion Boutique, Electronic City, Furnish Centre terlengkap, IT Center sampai restaurant yang menyajikan beraneka ragam makanan. Entertainment Centre selain sebagai tempat untuk berbelanja, Mal Artha Gading juga dilengkapi oleh berbagai fasilitas hiburan yang dapat dinikmati seluruh keluarga seperti arena bermain Amazone terbesar di Indonesia yang dilengkapi dengan trampoline setinggi 6 m, wahana ini juga selalu melengkapi koleksi mainannya dengan mainan terbaru, wahana ini terdapat di 3 lantai yaitu lantai dasar, 1 dan 2; Magic Café (Billiard and Karaoke) di lantai 5; Artha Gading Bowling Centre dengan standart International sebanyak 30 lines dan Artha Gading XXI dengan fasilitas yang nyaman di lantai 6.

  Fasilitas Mal Artha Gading terus meningkatkan fasilitas untuk pengunjung seperti area parkir luas yang dapat menampung 2600 unit mobil dan 1800 unit motor, shuttle bus sebanyak 3 armada, food court yang luas dengan fasilitas free hotspot, smoking area yang nyaman, musholla, ATM Centre, serta fasilitas pelayanan perpanjangan SIM (Gerai SIM) dan STNK (Gerai Samsat) hasil kerjasama Mal Artha Gading dengan Polda Metro Jaya, dan yang paling penting adalah fasilitas free parking (bagi pengguna MAG Customer Card). Interior Mal Artha Gading terdapat 7 atrium dengan interior Negara-negara Jalur Sutra : Atrium Nusantara, sebagai pintu masuk utama dimana pengunjung yang datang dapat langsung melihat miniatur dari Candi Jawi dilengkapi sebuah taman kerajaan dari “The Majapahit Golden Age”.

  Perjalanan berlanjut menuju Atrium Paris, atrium ini berkonsep ruang France Court yang tercipta dari jajaran kolom-kolom melingkar yang menumpu pada arch way 8 serta terdapat elemen sculpture yang bertema dewa-dewi memberi suasana anggun 9 http://arthagading.com http://www.iftfishing.com/city/wilayah/dki-jakarta/mal-artha-gading/

  Cyntia Harmaytha Harahap

  31

  • – 090406073
dan cantik seperti kesan yang disandang kota Paris yang mengagumkan „Beauty of love‟ yang terpancar pada patung venus. Melanjutkan perjalanan ke Atrium Italy, kita menemukan perpaduan antara Colloseum dan Menara Pisa, memberikan suasana Italy yang kental. Sampai di Atrium China, kita menemukan suasana Kota China Tua dengan segala bentuk detail dan arsitekturnya yang didominasi warna- warna klasik China seperti Merah tua, hijau lumut dan warna-warna kayu serta emas yang diyakini sebagai warna pelambang kebahagiaan. Tidak ketinggalan elemen-elemen China yang kental terlihat pada Grabang atrium China yang berbentuk Moon Gate, Canopy Roof, dengan ornament China, bentuk lampion untuk lampunya, plafon yang berbentuk gazebo, serta kolam keberuntungan. Di Atrium India dapat dilihat ornamen-ornamen yang tidak ternilai pada abad ke 5 hingga abad ke 7, seperti detail pada Taj Mahal. Didominasi oleh warna

  • –warna lembut dan monokromatik serta ukiran-ukiran pada dinding yang dilengkapi binatang gajah sebagai artwork. Atrium Persia kental dengan nuansa padang pasir. Diilham i legenda rakyat Timur Tengah “Alladin and the Magic Lamp”, serta arsitektur

  Islam dengan warna biru turquoise dan dilengkapi dengan lentera minyak gantung khas timur tengah membuat pengunjung dapat merasakan suasana timur tengah di Mal Artha Gading. Atrium terbesar yang menjadi pusat kegiatan di Mal Artha Gading adalah Atrium millennium yang terdiri dari 2 lantai yaitu lantai dasar dan lantai 1. Atrium ini merupakan gambaran era millennium. Didominasi oleh material-material modern seperti kaca, stainless steel, metal sheet dan permainan marmer pada pola lantai. Data Mall Luas Area : 7 Ha

  2

   Total luas lantai : 270.000 m  Tag line : Everyday Family Day  Fasilitas Mall Artha Gading o

  Information Center o ATM Center o Area parkir luas menampung 2.600 unit mobil dan 1.800 unit motor o Smoking area di lantai basement, lantai 1, food court lantai 2, dan lantai 5 o

  Musholla di lantai 1 dan 5

  Cyntia Harmaytha Harahap

  32

  • – 090406073

  33

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  34

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073

  35

  Cyntia Harmaytha Harahap

  • – 090406073
baik, serta berbagai kesan positif lain yang dapat menempatkan pengunjung dalam spirit dan suasana hati yang tepat untuk berbelanja atau menikmati acara bersama keluarga atau kerabat.

  Simbol matahari muncul dalam berbagai bentuk abstrak di dalam bangunan maupun di fasad utama. Di dalam atrium terdapat instalasi delapan belas bola yang merepresentasikan matahari, dengan latar antariksa pada langit-langit atrium.

  Cyntia Harmaytha Harahap

  36

  • – 090406073

Dokumen yang terkait

1. Identitas Responden - Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

0 2 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Di Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

0 3 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan Delik Penyertaan Menurut KUHP dan Hukum Islam

0 0 22

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH A. Undang-Undang No. 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana - Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Binjai

0 1 34

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan Dan Nilai Pengunjung Terhadap Kepuasan Pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Anak Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan Dan Nilai Pengunjung Terhadap Kepuasan Pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iia Anak Medan

0 0 13

BAB II KAJIAN TEORI - Kajian Pengaruh Elemen Perancangan Kota Terhadap Pembentukan Citra Kawasan Mesjid Raya Dan Istana Maimoon

0 7 47

BAB I PENDAHULUAN - Kajian Pengaruh Elemen Perancangan Kota Terhadap Pembentukan Citra Kawasan Mesjid Raya Dan Istana Maimoon

0 0 12

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisishukum Pidana Hak Imunitas Advokat Dalam Melaksanakan Profesinya Sebagai Penegak Hukum Di Indonesia

0 0 38