Putusan No. 12 Pdt.G 2017

  P U T U S A N Nomor : 12/Pdt.G/2017/PA.Kras

  DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan atas perkara cerai gugat yang diajukan oleh: Penggugat, umur 34 tahun, agama Islam, Pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem,

  Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai " Penggugat", M e l a w a n

  Tergugat,umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, semula bertempat tinggal di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sekarang tidak diketahui alamatnya yang jelas, selanjutnya disebut sebagai " Tergugat";

  Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Penggugat dan memeriksa bukti-bukti di persidangan ;

  DUDUK PERKARA Bahwa, Penggugat dalam surat gugatannya bertanggal 4 Juli 2017 yang telah mengajukan cerai gugat terhadap Tergugat dan gugatan tersebut telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem, Nomor 12/Pdt.G/2017/PA.Kras., yang isi pokoknya sebagai berikut :

  1. Bahwa pada tanggal 12 Juni 2007, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor : 46/ 02/ VI/ 2007, tanggal 12 Juni 2007 ;

  2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orangtua Penggugat di Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem selama 1 tahun kemudian Penggugat dan Tergugat pergi mencari pekerjaan ke Denpasar dan tinggal di

  Waturenggong, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar selama 2 tahun, kemudian Penggugat dan Tergugat pergi kerja lagi ke Banyuwangi di Benjuluk selama 1 tahun dan selanjutnya Penggugat pulang kembali ke Karangasem dan tinggal di rumah orantua Penggugat di Segarakaton sampai sekarang, sedangkan Tergugat tetap bekerja di Banyuwangi namun sekali-kali Tergugat pulang ke Segarakaton ;

  3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah hidup rukun sebagaiamana layaknya suami istri dan telah dikarunia 1 orang anak bernama Anak, umur 9 tahun, sekarang anak tersebut tinggal bersama Penggugat ;

  4. Bahwa sejak awal tahun 2011 ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan : 1. Bahwa Tergugat sering minum-minuman keras sampai mabuk.

  2. Bahwa Tergugat suka main judi dengan sabung ayam.

  3. Bahwa Tergugat tidak pernah memberi nafkah lahir batin kepada Pengggugat selama 1 tahun ;

  5. Bahwa pertengahan bulan Mei 2016 sejak saat itu sampai sekarang antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak ada komunikasi lagi, Penggugat dengan Tergugat telah pisah rumah ;

  6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit diwujudkan lagi dan karenanya agar masing-masing pihak tidak jalan terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan permasalahan Penggugat dengan Tergugat ;

  7. Bahwa Penggugat bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon agar Bapak Ketua Pengadilan Agama Karangasem Cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi : Primer : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat.

  2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat.

  3. Membebankan biaya dalam perkara ini sesuai hukum. Subsider :

  Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil- adilnya ; Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat datang secara inperson menghadap di persidangan akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai kuasanya meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru sita pengganti Pengadilan Agama Karangasem sebanyak 2 kali panggilan melalui mass media RGS FM Amlapura Bali bertanggal 10 Juli 2017 dan 10 Agustus 2017, sedangkan tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya di pengadilan didasarkan pada suatu alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum ;

  Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat tidak pernah hadir, maka selanjutnya surat gugatan yang diajukan Penggugat dibacakan dipersidangan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat ; dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti tertulis berupa :

  A. Surat :

  1. Fotokopi Buku Kutipan Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor : 46/ 02/ VI/ 2007, tanggal 12 Juni 2007 yang telah dicocokkan dengan aslinya telah bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya diberi tanda P1;

  2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Penggugat yang dikeluarkan oleh Provinsi Bali Kabupaten Karangasem tanggal 8 Juli 2012 atas nama Fitriah, yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, telah bernasegelen dan bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2 ;

  B. Saksi :

  1. Saksi 1, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, beralamat di lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada intinya sebagai berikut :

  • Bahwa saksi mengaku kenal dengan Penggugat karena saksi ayah kandung Penggugat ;
  • Bahwa saksi mengetahui Tergugat menantunya dan telah menikah dengan Penggugat dan dicatatkan di KUA Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem dan saksi yang menjadi wali nikahnya ;
  • Bahwa sepengetahuan saksi selama masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 anak yang bernama Sulthan Ramdhani, usia 9 tahun, dan saat ini anak tersebut dalam asuhan Penggugat ;
  • Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal di rumah saksi sekitar 1 tahun lamanya, selanjutnya mereka berdua pergi bekerja di Denpasar selama 2 tahun, kemudian pindah kerja lagi ke Banyuwangi selama 1 tahun ;
  • Bahwa sepengetahuan saksi sejak awal tahun 2011 ketentraman karena dalam rumah tangganya terjadi pertengkaran secara mulut dan berkelanjutan sering berselisih ;
  • Bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat dipicu oleh sikap Tergugat yang melakukan minum- minuman keras sampai mabuk, hal mana saksi ketahui saat Tergugat pulang malam ada bau minuman keras yang menyengat di lokasi tempat tinggal saksi;

  • Bahwa, selain hal tersebut saksi juga mengetahui Tergugat bermain judi sabung ayam dan bilyard , saksi mengetahui setelah diberitahu oleh teman Tergugat bernama teman , saksi telah memperingatkan agar tidak melakukan meminum minuman keras dan judi namun tergugat hanya bersikap diam saja ;
  • Bahwa saat ini Penggugat tinggal di rumah saksi sedangkan semula diketahui Tergugat tetap bekerja di Banyuwangi namun saat ini pula tergugat sudah sekitar 1 tahun 6 bulan tidak pernah kembali ke Karangasem;
  • Bahwa terakhir Tergugat pulang ke Karangasem menemui Penggugat pada lebaran 2015, setelah itu tergugat pergi lagi dan tidak pernah pulang sama sekali ke Karangasem dan tidak memberikan kabar beritanya serta telah melalaikan kewajibannya menafkahi anak dan isterinya ;
  • Bahwa selama Tergugat melalaikan kewajibannya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Penggugat telah berusaha bekerja di Denpasar sebagai pembantu rumah tangga dan pula saksi membantu semampunya ;
  • Bahwa Penggugat dan saksi telah berusaha untuk mencari alamat dan keberadaan Tergugat dengan cara menghubungi via no HP yang dimilikinya sejak bulan Mei 2016 namun tidak berhasil dan pula Tergugat tidak mempunyai sanak keluarga yang bisa dihubungi baik di Bali maupun di makasar sehingga tidak mengetahui keberadaan Tergugat hingga saat ini ; Penggugat agar bersabar dan dapat mempertahankan rumah tangganya namun Penggugat tetap pada pendiriannya ;

  2. Saksi II, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, beralamat di lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada intinya sebagai berikut :

  • Bahwa saksi mengaku kenal dengan Penggugat karena saksi bibi Penggugat dan Tergugat suaminya yang pernikahannya dilangsungkan pada Juni 2007 ;
  • Bahwa pernikahan Penggugat dengan Tergugat dicatatkan di KUA

  Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem dan yang menjadi wali nikahnya adalah ayah kandungnya bernama Mahdun ;

  • Bahwa selama masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 anak yang bernama Sulthan Ramdhani, usia 9 tahun, dan saat ini anak tersebut dalam asuhan Penggugat ;
  • Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orang tua Penggugat 1 tahun lamanya, selanjutnya mereka berdua pergi bekerja di Denpasar selama 2 tahun, kemudian pindah kerja lagi ke Banyuwangi selama 1 tahun ;
  • Bahwa sepengetahuan saksi semula rumah tangganya rukun namun kemudian ketentraman rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak harmonis karena dalam rumah tangganya terjadi pertengkaran secara mulut dan berkelanjutan sering berselisih ;
  • Bahwa saksi tidak mengetahui secara pasti perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat namun saksi mengetahui dari curhatan Penggugat menyatakan Tergugat melakukan minum-minuman keras sampai mabuk , dan bermain judi sabung ayam dan bilyard ;
  • Bahwa saksi hanya mengetahui akibat perselisihan antara keduanya mengakibatkan Tergugat jarang pulang ke Karangasem, Tergugat 2015 ;
  • Bahwa saat ini Penggugat tinggal di rumah orang tuanya di

  Karangasem tanpa didampingi Tergugat ;

  • Bahwa terakhir Tergugat pulang ke Karangasem menemui Penggugat pada lebaran 2015, setelah itu tergugat pergi lagi dan tidak pernah pulang sama sekali ke Karangasem dan tidak memberikan kabar
beritanya serta telah melalaikan kewajibannya menafkai anak dan isterinya ;

  • Bahwa saat ini Penggugat bekerja di Denpasar sebagai pembantu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan dirinya sendiri ;
  • Bahwa saksi mengetahui Penggugat telah berusaha untuk mencari alamat dan keberadaan Tergugat dengan cara menghubungi via no HP yang dimiliki Tergugat namun tidak berhasil ;
  • Bahwa sepengetahuan saksi Tergugat tidak mempunyai sanak keluarga yang bisa dihubungi baik di Bali maupun di makasar sehingga tidak mengetahui keberadaan Tergugat hingga saat in
  • Bahwa saksi sebagai keluarga dekat telah menasehati Penggugat agar bersabar dan dapat mempertahankan rumah tangganya namun Penggugat tetap pada pendiriannya ;

  Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Penggugat menyatakan membenarkan dan menerima ; Bahwa Penggugat kemudian menyatakan tidak mengajukan alat bukti kecuali sebagaimana tersebut diatas dan menyampaikan kesimpulan secara lisan yang isinya sebagaimana telah dicatat dalam berita acara sidang; Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, segala yang dicatat dalam berita acara sidang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;

  PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang bahwa, maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

  Menimbang, bahwa perkara ini mengenai cerai gugat yang diajukan oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo merupakan kewenangan absolut peradilan agama;

  Menimbang Majelis Hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia ;

  Menimbang, bahwa yang menjadi alasan penggugat mengajukan perceraian ini adalah bahwa semula rumah tangga Penggugat dengan Tergugat dalam kondisi rukun telah dikaruniai seorang anak , selanjutnya sejak awal tahun 2011 rumah tangganya tidak harmonis dipicu oleh sikap Tergugat yang meminum minuman keras hingga mabuk dan melakukan perjudian sabung ayam dan bilyard, tergugat sudah diingatkan oleh Penggugat namun diam saja serta Tergugat sering melalaikan kewajibannya terhadap Penggugat dan anaknya memberikan nafkah beaya hidup ,puncaknya menjelang lebaran 2015 Tergugat pulang dari Banyuwangi ke Karangasem setelah lebaran Tergugat pergi meninggalkan tempat kediaman bersama dan tidak memberikan kabar beritannya / keberadaannya dan pula tidak diketahui alamatnya yang jelas hingga sekarang ini, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup Penggugat dan anaknya Penggugat bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Denpasar ;

  Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pokok masalahnya adalah apakah benar dalam rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan sikap dan prilaku Tergugat sebagaimana terurai pertimbangan tersebut diatas , apakah antara kedua belah pihak bahkan Tergugat tidak diketahui alamatnya yang jelas serta apakah benar Penggugat telah diupayakan supaya dapat rukun kembali oleh berbagai pihak namun tidak berhasil ;

  Menimbang, bahwa berdasarkan berita acara panggilan oleh Juru sita pengganti Pengadilan Agama Karangasem terbukti Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut melalui mass media RGS FM Amlapura Bali, akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak terbukti tidak datangnya tersebut disebabkan oleh suatu alasan yang sah, maka Majelis Hakim menyatakan bahwa pihak Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk datang menghadap di persidangan tidak hadir, maka sesuai ketentuan Pasal 149 ayat (1) RBG dan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 maka perkara ini akan diputus dengan verstek ;

  Menimbang, bahwa ketidakhadiran Tergugat dipersidangan dapat diartikan Tergugat telah mengakui seluruh dalil dalil gugatan Penggugat dan pula dapat dinilai sebagai bukti kebenaran gugatan Penggugat, namun pengakuan dalam bidang perkara perdata perceraian bukanlah sebagai alat bukti yang menentukan sebagaimana pada perkara perdata murni, oleh karenanya majelis hakim dengan berpedoman pada azas hukum acara khusus dalam perkara perceraian yang berlaku telah memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat sebagai pihak yang mendalilkan gugatan, untuk itu Penggugat telah mengajukan bukti tertulis dan saksi-saksinya sebagaimana dalam duduk perkara tersebut diatas ;

  Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu Penggugat mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah) dikaitkan dengan ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991, maka secara hukum telah terbukti antara Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah , dan karena bukti P.1 merupakan akta otentik dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok dengan aslinya, maka oleh karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut

  Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas terbukti bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat dengan demikian Penggugat dan Tergugat berkualitas sebagai subjek hukum (legitima persona standi in

  judicio ) dalam perkara a quo;

  Menimbang, bahwa dari bukti P.2 diketahui bahwa Penggugat tercatat sebagai penduduk yang bertempat tinggal di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Berdasarkan bukti P.2 tersebut dikaitkan dengan ketentuan pasal 73 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana diubah dalam Undang- Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan agama disebutkan “ Gugatan perceraian oleh isteri atau kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat kecuali apabila Penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa ijin Tergugat “, maka berdasarkan bukti tersebut dan keterangan Penggugat di persidangan dikaitkan dengan Yurisdiksi Pengadilan Agama Karangasem, maka pemeriksaan perkara ini termasuk kompetensi relative Pengadilan Agama Karangasem untuk memeriksa dan mengadilinya ;

  Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatan Penggugat dalam pokok perkara ini adalah perkara perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus serta sulit didamaikan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga,maka proses pemeriksaan perkara cerai g u g a t berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f. Intruksi Presiden No.1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam Indonesia, haruslah sesuai dengan petunjuk Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 9 T ahun 1975, perceraian baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan mengenai sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah mendengar keterangan pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri itu. Hal ini dilakukan setelah usaha damai yang sungguh-sungguh tidak berhasil sesuai dengan Pasal 31 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 dan Pasal 82 ayat (4) Undang-undang No.3 Tahun 2006 dan Peraturan Mahkamah Agung RI.

  Menimbang, bahwa Penggugat telah diperintahkan untuk menghadirkan saksi dari pihak keluarga atau orang yang dekat dengan Penggugat, dan beban pembuktian tersebut dalam pokok perkara ini berupa saksi keluarga dan orang-orang yang dekat dengan Penggugat adalah sesuai dengan asas doktrin “lex specialis derogate lex generalis”, merupakan pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 146 HIR., khusus berlaku dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf f Peraturan

  Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya ; Menimbang, bahwa para saksi yang dihadirkan dari unsur keluarga dekat dan telah memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana keterangan saksi kedua yakni sebagian keterangan yang diberikan tidak berdasarkan pengetahuannya secara langsung sebagaimana yang digariskan pasal 308 ayat (1) Rbg) dan Pasal 1907 ayat (1) KUH Perdata sehingga keterangannya tidak diterima ( in admissable ) sebagai alat bukti, namun Majelis berpendapat bahwa keterangan tersebut dikategorikan sebagai testimonium de auditu, dimana menurut Yurisprudensi, testimonium de auditu tidak dapat digunakan sebagai bukti langsung tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan sebagai persangkaan yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu (Putusan MARI No. 308 K/Sip/1959 tanggal 11 Nopember 1959), jadi dalam hal ini penggunaannya tidak dilarang ; Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas majelis hakim berpendapat bahwa saksi dalam kategori Testimonium de auditu dapat saja diterapkan secara eksepsional kususnya dalam kasus perceraian, dan pula perkara perceraian adalah perkara yang rumit, gaya hidup yang individulistis, acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, hidup jauh dari keluarga, dan tenggelam dengan kesibukan masing-masing, membuat sukarnya menemukan saksi yang tidak tergolong kesaksian testimonium de auditu, oleh karenanya perkara perceraian pada dasarnya adalah perkara personel recht (berhubungan dengan orang), sehingga persoalan yang jamak terjadi dan mendengar langsung dalam hal pembuktian adanya unsur-unsur yang menunjukkan adanya keretakan dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat ; Menimbang, bahwa meskipun demikian kesaksian yang diberikan oleh saksi kedua majelis tetap menilai dan telah menelaahnya secara rasional dan objektif dan dikaitkan dengan kondisi riil atas keterangan Penggugat, hal ini menunjukkan hati suami istri sudah pecah dan sudah sampai pada kualitas terjadinya pertengkaran terus-menerus yang tidak dapat didamaikan lagi “, dengan demikian keterangan saksi Penggugat tersebut dapat diterima sebagai saksi yang telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai seorang saksi, oleh karenanya saksi kedua selain memenuhi syarat formil juga telah terpenuhi syarat materiilnya sebagaimana diatur dalam pasal 308 dan 309 R.Bg ;

  Menimbang, bahwa para saksi telah memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana keterangan diberikan berdasarkan pengetahuannya langsung dan keterangan satu sama lainnya tidak saling bertentangan, selain itu saksi saksi yang dihadirkan Penggugat juga telah memenuhi kriteria sebagai saksi keluarga dan orang dekat sebagaimana dikehendaki dalam ketentuan pasal 22 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975 dan dari sebab telah ternyata, terdapat unsur kesesuaian dan kecocokan antara keterangan saksi yang satu dengan saksi yang lain yang pada intinya bahwa dalam rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat telah tidak harmonis karena adanya pertengkaran dan berakibat adanya perselisihan yang terus menerus yang tidak ada penyelesaian yang mengakibatkan kedua belah pihak hidup berpisah tempat kediaman bersama, maka Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat berdasarkan ketentuan pasal 308 ayat (1) Rbg) kesaksiannya, dengan demikian secara formil dan materiil dapat diterima sebagai alat bukti ; Menimbang, bahwa berdasarkan dalil dalil gugatan Penggugat dan pengakuan Penggugat serta alat bukti tertulis dan keterangan saksi saksinya dipersidangan majelis hakim menemukan fakta sebagai berikut dibawah ini ; telah menikah pada tanggal 12 Juni 2007, dicatat oleh Pegawai Pencatat

  Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor : 46/ 02/ VI/ 2007, tanggal 12 Juni 2007 ,selama menikah telah dikaruniai seorang anak dan belum pernah bercerai ;

  • Bahwa selama masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 anak yang bernama Sulthan Ramdhani, usia 9 tahun, dan saat ini anak tersebut dalam asuhan Penggugat ;
  • Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat 1 tahun lamanya, selanjutnya mereka berdua pergi bekerja di Denpasar selama 2 tahun, kemudian pindah kerja lagi ke Banyuwangi selama 1 tahun , setelah itu Penggugat pulang ke Karangasem sedangkan Tergugat tetap di Banyuwangi ;
  • Bahwa sejak awal tahun 2011 ketentraman rumah tangga Penggugat dengan

  Tergugat mulai tidak harmonis karena dalam rumah tangganya terjadi pertengkaran secara mulut dan berkelanjutan sering berselisih ;

  • Bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Penggugat dan

  Tergugat dipicu oleh sikap Tergugat yang melakukan minum-minuman keras sampai mabuk, Tergugat bermain judi sabung ayam dan bilyard , hingga melalaikan kewajibannya memenuhi kebutuhan hidup Penggugat dan anaknya, Tergugat telah diingatkan namun hanya diam saja ;

  • Bahwa selama Tergugat melalaikan kewajibannya memenuhi kebutuhan hidup sehari hari , Penggugat telah berusaha bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Denpasar ;
  • Bahwa terakhir Tergugat pulang ke Karangasem menemui Penggugat pada lebaran 2015, setelah itu Tergugat pergi lagi dan tidak pernah pulang sama sekali ke Karangasem ;
  • Bahwa Penggugat telah berusaha untuk mencari alamat dan keberadaan

  Tergugat dengan cara menghubungi via no HP yang dimiliknya sejak bulan Mei 2016 namun tidak berhasil dan pula Tergugat tidak mempunyai sanak keluarga yang bisa dihubungi baik di Bali maupun di makasar sehingga tidak mengetahui keberadaan Tergugat hingga saat ini sehingga Penggugat

  • Bahwa berbagai pihak sudah berusaha untuk menasehati Penggugat agar mempertahankan rumah tangganya dengan tergugat namun tidak berhasil :

  Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas majelis hakim berpendapat bahwa tujuan pernikahan yang dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, sejahtera lahir dan batin semakin jauh dari harapan karena cinta kasih yang menjadi unsur dari sakinah telah hilang dan berganti dengan kebencian, yang melahirkan pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus sifatnya, oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih majelis hakim berkesimpulan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah retak dan pecah sedemikian rupa yang berarti hati kedua belah pihak telah pecah dan tidak mungkin dipersatukan kembali,apalagi saat ini Tergugat tidak dapat lagi diketahui dan diketemukan alamat dan keberadanya, dengan demikian maka tujuan pernikahan sebagaimana dikehendaki dalam rumusan

  Pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor : 1 Tahun 1974 Jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia 1991 tidak lagi dapat terwujud ; Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak harmonis, fakta mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya, bahwa rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak sejalan lagi dengan tujuan perkawinan yang suci yakni untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dengan demikian Majlis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah dalam suasana yang tidak tentram, tidak terbina dengan baik, oleh karena itu untuk menghindari madlorot yang lebih besar dalam hubungan keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang dianggap lebih ringan madlorotnya. Hal ini sejalan dengan qoidah fiqhiyah yaitu :

  ﺎHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHﻣﻬﻔﺧﺍ ﻝHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHﺿﻓ ﻥﺍﺭﺭHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHﺿ ﺽﺭﺎHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHﻌﺗ ﺍﺫﺍ Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlorot, maka Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat seperti tersebut diatas, Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan mendatangkan madlorot yang lebih besar bagi Penggugat dan Tergugat , sedangkan kemadlorotan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah fiqhiyah :

  ﺢﻟﺎﺼﻤﻠﺍ ﺐﻠﺟ ﻰﻠﻋ ﻡﺪﻘﻤ ﺪﺴﺎﻓﻤﻠﺍ ﺀﺮﺪ Artinya : Mencegah kerusakan/ kemadlorotanharus didahulukan dari pada

  mengambil suatu manfaat ;

  Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan doktrin hukum Islam sebagai berikut di bawah ini : Dalam Kitab Fiqih Ash Shawi jilid IV Halaman 204:

  ﺔﻗﺭﺎﻔـﻣﻟﺍ ﺏﺳﺎﻧــﻣﻟﺎﻓ ﺓّﺩﻭﻣ ﻻﻭ ﺔــّﺑﺣﻣ ﺎﻣﻬـﻧﻳﺑ ﺩـﺟﻭﺗ ﻡـﻟ ﻥﺄﺑ ﻑـ ﻠﺗﺧﺍ ﻥﺈﻓ Artinya : “Maka jika telah terjadi perselisihan dengan tidak diperoleh

  diantara keduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraian

  Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan tali ikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal ini perceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan dengan pendapat Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa’ yang dikutip Sayid Sabiq dalam Kitab Fiqhus sunnah juz II halaman 208 yang berbunyi :

  ﺵﻳ ﺎﻌﻣﻟﺍ ﺕﺻﻐﻧﺗﻭ ( ﻑﻼﺧﻟﺍ ﻱﺍ )ﻭﺑﻧﻟﺍﻭ ﺭﺷﻟﺍ ﺩﺍﺯ ﺎﻣﻬﻧﻳﺑ ﻊﻣﺟﻟﺍ ﻰﻓ ﺩﻬﺗﺟﺍ ﺎﻣﻠﻛﻓ Artinya : “ Maka bila kedua belah pihak dipaksakan untuk tetap kumpul sebagai suami isteri, niscaya akan bertambah buruk dan memperuncing peselisihan, serta kehidupan menjadi suram .

  Menimbang, bahwa demikian juga dalam perkara a quo, Pengadilan Agama Karangasem merujuk pada putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 17 Maret 1999, nomor : 237 K/AG/1998 yang mengandung abstraksi hukum bahwa cek-cok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama, salah satu pihak tidak berniat untuk meneruskan kehidupan bersama dengan pihak lain adalah merupakan fakta yang cukup untuk alasan suatu perceraian

  Menimbang, bahwa dengan terbuktinya kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sebagaimana tersebut di atas, berarti alasan perceraian yang diajukan Penggugat harus dianggap telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf (f) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam ; Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaian sesuai dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 juncto Pasal 31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandang sebagai

  tasrih bi ihsan,

  maka gugatan Penggugat mempunyai dasar hukum dan beralasan, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan secara verstek sebagaimana amar putusan di bawah ini ; Menimbang, bahwa selama pernikahan Penggugat dengan Tergugat telah dukhul dan belum pernah bercerai, maka terhadap petitum angka 2 gugatan Penggugat dapat dikabulkan, dan sesuai maksud pasal 119 ayat (2) huruf c Kompilasi Hukum Islam maka perlu ditetapkan jatuhnya talak satu bain shughra Tergugat terhadap Penggugat;

  Menimbang, bahwa berkaitan dengan maksud pasal 84 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, serta sesuai dengan ketentuan pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 maka majelis berpendapat secara ex officio majelis hakim akan memasukkan dalam amar putusan tentang kewajiban Panitera dalam hal ini Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menyampaikan salinan putusan ini jika telah mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa materai kepada pejabat terkait ( Pegawai keperluan itu ;

  Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum ketiga yang menyatakan “ membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku “, Majelis Hakim berpendapat bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara harus dibebankan kepada Penggugat ; Mengingat, pasal 49 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor

  50 Tahun 2009 , serta segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar'i yang bersangkutan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I 1. Menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, tidak hadir ;

  2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek ; 3.

  Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat ( Tergugat ) terhadap Penggugat ( Penggugat ) ; 4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada

  Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem , Kabupaten Karangasem untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;

  5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.401.000,- ( Empat ratus satu ribu rupiah ); Demikian Putusan dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majelis

  Pengadilan Agama Karangasem pada hari Rabu tanggal 6 Desember 2017 itu juga putusan tersebut dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Drs. AMANUDIN, S.H., M. Hum. sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN,S.Ag dan NURUL LAILY, S.Ag., masing masing sebagai hakim anggota serta BAIQ NURHAYATI,S.H. sebagai Panitera Pengganti yang dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat ;

  HAKIM ANGGOTA KETUA MAJELIS ABDURRAHMAN,S.Ag. Drs. AMANUDIN, S.H., M. Hum.

  HAKIM ANGGOTA NURUL LAILY, S.Ag.

  PANITERA PENGGANTI BAIQ NURHAYATI,S.H.

  . Perincian Biaya Perkara : Pendaftaran Rp 30.000,- Proses Rp 50.000,- Panggilan Rp 310.000,- Redaksi Rp 5.000,- Meterai Rp 6.000,- JUMLAH Rp 401.000,-