4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 03973606db BAB IVbab 4

PROFIL UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Secara umum Kabupaten Tapanuli Selatan terletak pada 0º58’35’’ - 2º07’33’’ LU dan 98º42’50’’ -

99º34’16’’ BT. Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Tapnuli Selatan

dapat diuraikan sebagai berikut :

  

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah;

  2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal;

  

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara

dan Kabupaten Labuhan Batu Utara;

  4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Mandailing Natal.

Untuk lebih jelas mengenai wilayah administrasi Kabupaten Tapanuli Selatan dan cakupan wilayah

kajian dapat dilihat pada Peta 4.1.

  

Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki luas total sebesar 444.482,30 Ha, yang terdiri dari 14

kecamatan, 36 kelurahan dan 212 desa. Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ibu kota Sipirok

adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara berada di antara Medan (ibu kota Propinsi Sumatera

Utara) dan Padang (ibukota Sumatera Barat). Berdasarkan Perda Kabupaten Tapanuli Selatan No.

5 tahun 2008 tentang Pembentukan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi

Kelurahan serta Perda No.5 Tahun 2011 maka jumlah Desa dari 493 berubah menjadi 211 desa,

jumlah kelurahan dari 10 berubah menjadi 37 kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

  

PETA 4.1

PETA WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

TABEL 4.1

NAMA, LUAS WILAYAH PER KECAMATAN DAN JUMLAH KELURAHAN

KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  Jumlah Luas Wilayah No Nama Kecamatan

  Kelurahan/Desa

  (Ha) % Terhadap Total a b c d e

  1 Batang Angkola 36 47,304

  10.64

  3 Angkola Timur 15 27,340

  6.15

  4 Angkola Selatan 17 29,167

  6.56

  5 Angkola Barat 14 7,410

  1.67

  6 Batang Toru 23 35,149

  7.91

  7 Marancar 12 8,688

  1.95

  8 Sipirok 40 46,175

  10.39

  9 Arse 10 20,809

  4.68

  10 Saipar Dolok Hole 14 54,785

  12.33

  11 Aek Bilah 12 39,232

  8.83

  12 Muara Batang Toru 9 41,700

  9.38

  13 Tano Tombangan Angkola 17 19,568

  4.40

  14 Angkola Sangkunur 10 29,500

  6.64 Total 248 444,482 100.00

  Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

  4.2 Gambaran Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2011 terdapat sekitar 266.282 jiwa dan

terus mengalami kenaikan hingga tahun 2012 menjadi 268.095 jiwa atau mengalami kenaikan

sebesar 1.813 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata penduduk sebesar 0,50 % pertahun.

Kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk terbesar selama kurun waktu 5 (lima) tahun

adalah Kecamatan Batang Toru yaitu rata-rata mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar

0,91 % pertahun, sedangkan kecamatan yang mengalami penurunan jumlah penduduk adalah

Kecamatan Angkola Barat yang mengalami pernurunan penduduk sebesar 13,42 % pertahun.

  Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

TABEL 4.2 JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATANNYA 4 (EMPAT) TAHUN TERAKHIR

KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  1 Batang Angkola 32,132 32,129 32,395 32,666

  13 Tano Tombangan Angkola - 3,515 3,555 3,592

  7 Marancar 2,247 2,259 2,285 2,309

  8 Sipirok 7,084 7,111 7,213 7,310

  9 Arse 2,039 2,043 2,066 2,087

  10 Saipar Dolok Hole 3,002 2,996 3,034 3,070

  11 Aek Bilah 1,554 1,546 1,562 1,577

  12 Muara Batang Toru 2,551 2,526 2,560 2,592

  14 Angkola Sangkunur - 3,823 3,893 3,961

  5 Angkola Barat 8,964 5,354 5,418 5,478

  Total 60,793 61,012 61,920 62,785 No Kecamatan Tahun 2009 2010 2011 2012 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)

  1 Batang Angkola

  0.7

  0.7

  0.7

  0.7

  6 Batang Toru 6,528 6,499 6,622 6,741

  4 Angkola Selatan 6,015 5,941 6,070 6,196

  2 Sayurmatinggi 37,657 23,260 23,459 23,659

  9 Arse 7,868 7,872 7,919 7,946

  3 Angkola Timur 18,502 18,553 18,696 18,801

  4 Angkola Selatan 27,752 26,675 27,101 27,177

  5 Angkola Barat 41,283 24,069 24,210 24,414

  6 Batang Toru 28,732 28,595 28,983 29,517

  7 Marancar 9,313 9,351 9,403 9,446

  8 Sipirok 30,406 30,435 30,722 30,775

  10 Saipar Dolok Hole 12,659 12,674 12,754 12,802

  3 Angkola Timur 4,195 4,246 4,302 4,355

  11 Aek Bilah 6,399 6,396 6,423 6,450

  12 Muara Batang Toru 11,405 11,401 11,492 11,571

  13 Tano Tombangan Angkola - 14,395 14,480 14,556

  14 Angkola Sangkunur - 18,010 18,245 18,315

  Total 264,108 263,815 266,282 268,095 Jumlah Rumah Tangga

  1 Batang Angkola 7,571 7,630 7,737 7,838

  No Kecamatan Tahun 2009 2010 2011 2012 a b c d e f Jumlah Penduduk (Jiwa)

  2 Sayurmatinggi 9,043 5,523 5,603 5,679

  2 Sayurmatinggi

  0.2

  0.3

  0.3

  12 Muara Batang Toru

  0.2

  0.2

  0.2

  11 Aek Bilah

  0.3

  0.2

  0.2

  0.2

  0.2

  10 Saipar Dolok Hole

  0.4

  0.3

  13 Tano Tombangan Angkola

  0.4

  0.6 Total

  Pn = Po (1 + r)

n

dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun n Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (tahun 2012) r = Angka pertumbuhan penduduk (0,50 %) n = Jangka waktu dalam tahun.

  

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan di akhir perencanaan ini dihitung dengan

menggunakan pertumbuhan penduduk secara geometrik (geometric rate of growth) yaitu

pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk), dengan

rumus:

  0.6 Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013.

  0.6

  0.6

  0.6

  0.6

  0.0

  0.6

  0.0

  14 Angkola Sangkunur

  0.7

  0.7

  0.7

  0.4

  0.4

  1.0

  0.7

  5 Angkola Barat

  0.9

  0.9

  0.9

  1.0

  4 Angkola Selatan

  0.7

  3.2

  0.7

  0.7

  3 Angkola Timur

  0.6

  0.6

  0.6

  5.6

  3.3

  9 Arse

  1.1

  0.7

  0.7

  0.7

  0.7

  8 Sipirok

  1.1

  1.1

  3.3

  1.1

  7 Marancar

  0.8

  0.8

  0.8

  0.8

  6 Batang Toru

  

Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan dan

proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan sampai akhir tahun RPI2JM Kabupaten

Tapanuli Selatan (tahun 2018) dapat terlihat dalam Tabel 4.3.

Struktur penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2012

sebanyak 268.095 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 133.140 jiwa (49,66 %) dan

penduduk perempuan sebanyak 134.955 jiwa (50,34 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

Tabel 4.4.

TABEL 4.3. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATANNYA UNTUK 5 (LIMA) TAHUN KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  Tahun No Kecamatan 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah Penduduk (Jiwa)

  1 Batang Angkola 33,323 33,656 33,992 34,332 34,676

  2 Sayurmatinggi 24,135 24,376 24,620 24,866 25,115

  3 Angkola Timur 19,179 19,371 19,564 19,760 19,958

  4 Angkola Selatan 27,723 28,000 28,280 28,563 28,849

  5 Angkola Barat 24,905 25,154 25,405 25,659 25,916

  6 Batang Toru 30,110 30,411 30,716 31,023 31,333

  7 Marancar 9,636 9,732 9,830 9,928 10,027

  8 Sipirok 31,394 31,708 32,025 32,345 32,668

  9 Arse 8,106 8,187 8,269 8,351 8,435

  10 Saipar Dolok Hole 13,059 13,190 13,322 13,455 13,590

  11 Aek Bilah 6,580 6,645 6,712 6,779 6,847

  12 Muara Batang Toru 11,804 11,922 12,041 12,161 12,283

  13 Tano Tombangan Angkola 14,849 14,997 15,147 15,299 15,451

  14 Angkola Sangkunur 18,683 18,870 19,059 19,249 19,442

  Total 273,484 276,219 278,981 281,771 284,588 Jumlah Rumah Tangga

  1 Batang Angkola 8,331 8,414 8,498 8,583 8,669

  2 Sayurmatinggi 6,034 6,094 6,155 6,216 6,279

  3 Angkola Timur 4,795 4,843 4,891 4,940 4,989

  4 Angkola Selatan 6,931 7,000 7,070 7,141 7,212

  5 Angkola Barat 6,226 6,288 6,351 6,415 6,479

  6 Batang Toru 7,528 7,603 7,679 7,756 7,833

  7 Marancar 2,409 2,433 2,457 2,482 2,507

  8 Sipirok 7,848 7,927 8,006 8,086 8,167

  9 Arse 2,026 2,047 2,067 2,088 2,109

  10 Saipar Dolok Hole 3,265 3,297 3,330 3,364 3,397

  11 Aek Bilah 1,645 1,661 1,678 1,695 1,712

  12 Muara Batang Toru 2,951 2,980 3,010 3,040 3,071

  13 Tano Tombangan Angkola 3,712 3,749 3,787 3,825 3,863

  14 Angkola Sangkunur 4,671 4,717 4,765 4,812 4,860

  Total 68,371 69,055 69,745 70,443 71,147 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)

  1 Batang Angkola

  0.7

  0.7

  0.7

  0.7

  1

  2 Sayurmatinggi

  0.6

  0.6

  0.7

  0.7

  1

  3 Angkola Timur

  0.7

  0.7

  0.7

  0.7

  1

  4 Angkola Selatan

  1.0

  1.0

  1.0

  1.0

  1

  5 Angkola Barat

  3.4

  3.4

  3.4

  3.5

  3

  6 Batang Toru

  0.9

  0.9

  0.9

  0.9

  1

  7 Marancar

  1.1

  1.1

  1.1

  1.1

  1

  8 Sipirok

  0.7

  0.7

  0.7

  0.7

  1

  9 Arse

  0.4

  0.4

  0.4

  0.4

  10 Saipar Dolok Hole

  0.2

  0.2

  0.2

  0.2

  11 Aek Bilah

  0.2

  0.2

  0.2

  0.2

  12 Muara Batang Toru

  0.3

  0.3

  0.3

  0.3

  13 Tano Tombangan Angkola

  0.8

  0.8

  0.8

  0.8

  1

  14 Angkola Sangkunur

  0.6

  0.6

  0.6

  0.7

  1 Total

  0.6

  0.6

  0.6

  0.6

  1 Sumber : Hasil Analisa

TABEL 4.4 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

  97

  

b. Kawasan bergelombang hingga berbukit (kemiringan 15 - 40%) merupakan kawasan potensial

untuk Pertanian dan Perkebunan Rakyat meliputi Kecamatan Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole, Angkola Barat, Batang Toru.

  4.3 Gambaran Topografi

Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan berada di ketingggian antara 0 – 2009 mdpl. Daerah yang

berada pada ketinggian 0 meter umumnya terdapat di daerah pantai barat Tapanuli Selatan, yaitu

di desa Muara Upu, Kecamatan Muara Batang Toru, Untuk daerah yang berdiri pada ketinggian

2.009 meter terdapat pada Gunung Tapulomajung di Kecamatan Saipar Dolok Hole. Keadaan

Topografis Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari Dataran Rendah, Bergelombang, Berbukit dan

Bergunung. Daerah ini dikelilingi oleh Gunung Gongonan di Kecamatan Batang Angkola, Gunung

Lubuk Raya di Kecamatan Angkola Barat dan Gunung Sibual-buali di Kecamatan Sipirok.

Berdasarkan kemiringan lahan, Kabupaten Tapanuli Selatan secara umum dibagi dalam 4 (empat)

kawasan yaitu:

a. Kawasan Gunung dan perbukitan sebagian besar adalah jalur pergunungan Bukit Barisan

yang merupakan kawasan hutan lindung (kemiringan diatas 40%) yang harus dijaga kelestariannya sebagai kawasan penyangga air bagi sungai-sungai yang melintas di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kawasan gunung dan perbukitan terdapat di sebagian besar Kecamatan Batang Angkola, Sipirok, Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah.

  98 Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

  99 2010 131,200 132,615 263,815 99 2009 362,751 371,437 734,188

  2011 132,399 133,883 266,282

  99

  Total 133,140 134,955 268,095

  14 Angkola Sangkunur 9,266 9,049 18,315 102

  92

  13 Tano Tombangan Angkola 6,981 7,575 14,556

  12 Muara Batang Toru 5,966 5,605 11,571 106

  11 Aek Bilah 3,337 3,113 6,450 107

  10 Saipar Dolok Hole 6,403 6,399 12,802 100

  9 Arse 3,912 4,034 7,946

  No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin (%) Laki-laki Perempuan Jumlah

  97

  8 Sipirok 15,183 15,592 30,775

  7 Marancar 4,720 4,726 9,446 100

  99

  6 Batang Toru 14,671 14,846 29,517

  96

  5 Angkola Barat 11,948 12,466 24,414

  4 Angkola Selatan 13,971 13,206 27,177 106

  3 Angkola Timur 9,387 9,414 18,801 100

  94

  2 Sayurmatinggi 11,493 12,166 23,659

  95

  1 Batang Angkola 15,902 16,764 32,666

c. Kawasan Landai sampai bergelombang (kemiringan 2 - 15%) adalah kawasan pertanian dan perkebunan besar meliputi Kecamatan Saipar Dolok Hole dan Kecamatan Batang Toru.

  

d. Kawasan Dataran (kemiringan 0 - 2%) sebagian besar merupakan lahan sawah, padang

rumput yang potensial sebagai kawasan penggembalaan ternak yang meliputi Kecamatan Batang Angkola dan sebagian Dataran adalah merupakan Kawasan Pantai dengan garis Pantai sepanjang ± 35 km yang terdapat di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Angkola Barat dan Kecamatan Batang Toru merupakan Kawasan Potensial bagi pengembangan usaha tambak dan perikanan darat serta potensi pariwisata.

  Untuk kondisi topografi Kabupaten Tapanuli Selatan dapat di lihat pada Peta 4.2 dan Peta 4.3.

  PETA KETINGGIAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN PETA 4.2 PETA KELERENGAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN PETA 4.3 PETA JARINGAN SUNGAI TAPANULI SELATAN PETA 4.4 TAPANULI SELATAN PETA GEOLOGI PETA 4.5 Profil Umum Kabupaten Tapanuli Selatan

BAB 4 -

  8

  4.4 Gambaran Geohidrologi

Selain memiliki gunung-gunung, Kabupaten Tapanuli Selatan juga memiliki panorama yang indah

seperti Danau Siais di Kecamatan Angkola Barat dan Danau Marsabut di Kecamatan Sipirok.

  

Disamping itu di Kabupaten Tapanuli Selatan terdapat 6 (enam) satuan wilayah sungai dan anak

sungai yang tergolong besar yang cukup prospektif untuk dapat dijadikan sebagai sumber lahan

pertanian, perikanan air tawar maupun objek pariwisata yaitu:

  

1. Sungai Batang Toru, dengan panjang 69,32 Km melintasi Kecamatan Batang Toru dan

bermuara ke Samudera Hindia dan merupakan ekosistem penting dari Danau Siais serta sangat potensial untuk dikembangkan kegiatan Arung Jeram.

  

2. Sungai Bilah, dengan panjang 14,56 Km melintasi Kecamatan Aek Bilah terus menuju

Kecamatan Dolok, Dolok Sigompulon Kabaupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Labuhan Batu.

  

3. Sungai Batang Angkola, dengan panjang 64,20 Km melintasi Kecamatan Angkola Timur,

Batang Angkola dan Kecamatan Sayurmatinggi bermuara di Sungai Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal.

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sungai di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat di lihat pada

Tabel 4.5.

TABEL 4.5 SUNGAI UTAMA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  Panjang No Nama Sungai Lintasan (Km)

  1 Sungai Batang Toru

  69.32 Kec. Batang Toru bermuara ke Samudera Hindia dan merupakan ekosistem penting dari Danau Siais

  2 Aek Bilah

  24.00 Ke. Aek Bilah

  3 Aek Godang

  28.00 Sipirok, Angkola Timur

  4 Sungai Garoga

  77.00 Kec. Batang Toru, Muara Batang Toru

  5 Sungai Batang Angkola

  70.00 Kec. Angkola Barat, Batang Angkola dan Sayur Matinggi bermuara di sungai Batang Gadis di Kabupaten Mandailing Natal

  6 Sungai Batang Gadis

  85.00 Kec. Angkola Selatan, Batang Angkola perbatasan Kabupaten Tapanuli Selatan-Mandailing Natal

  Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013 Mengenai peta jaringan sungai Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Peta 4.4.

  4.5 Gambaran Geologi

Secara Geologis, wilayah Pesisir Pulau Sumatera Bagian Barat, termasuk Kabupaten Tapanuli

Selatan dilalui patahan aktif Sesar Semangko. Patahan ini diperkirakan bergeser sekitar 11 cm per

tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Aktivitas struktur geologi ini dimulai

pada zaman Miosen (± 16 juta tahun yang lalu), yakni diendapkannya batuan yang dikenal sebagai

Formasi Woyla. Pada zaman tersebut menghasilkan struktur geologi yang berarah selatan-utara,

yang diikuti oleh permulaan subduksi lempeng India – Australia terhadap lempeng Eurasia pada

zaman Yura Akhir. Pada periode Yura Akhir-Kapur diendapkan satuan Batuan Volkanik, kemudian

diatas satuan ini secara tak selaras diendapkan batu gamping (mudstone & wackestone)

berdasarkan ditemukannya konglomerat alas.

  

Pada Akhir Miosen mengalami rotasi searah jarum jam, sehingga mulai pada zaman plio-pleistosen

arah struktur geologi berubah menjadi arah baratdaya- timurlaut, aktivitas terus berlanjut sampai

kini. Hal ini disebabkan pembentukan letak samudra di Laut Andaman dan tumbukan antara

Lempeng Mikro Sunda dan Lempeng India-Australia yang terjadi pada sudut yang kurang tajam.

  

Hal ini menyebabkan kompresi tektonik global dan lahirnya subduksi sepanjang pesisir barat Pulau

Sumatera dan pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan pada Pleistosen. Pulau Sumatera

termasuk memiliki kondisi tektonik yang sangat kompleks. (van Bemmelen, 1949; Hamilton, 1979;

Moore dan Karig, 1982). Proses tektonik di daerah ini berlangsung dari Pra-Tersier hingga Tersier.

Sebagai akibatnya, muncul aneka ragam jenis batuan serta mineralisasi di daratan Sumatera ini.

Secara regional aktifitas magmatisme yang terjadi di Sumatera berhubungan erat dengan

pembentukan cebakan mineral pada jalur-jalur magmatik, baik yang masih aktif maupun yang

telah mati, terutama pada pembentukan dan keterdapatan logam mulia dan logam dasar (base

metal). Proses tektonik regional pulau Sumatera dimulai sejak zaman Pra-Tersier. Proses tektonik

ini tentu saja berhubungan erat dengan pengangkatan maupun patahan-patahan yang terjadi

pada lapisan batuan sehingga banyak batuan berumur Pra-Tersier hingga Kuarter tersingkap di

permukaan. Proses tektonik ini juga mengakibatkan terjadinya mineralisasi terutama pada jalur

Sesar Besar Sumatera yang terbentuk juga akibat proses tektonik di wilayah ini.

  

Salah satu petunjuk terhadap tipe mineralisasi yang terbentuk pada suatu daerah adalah

kehadiran mineral-mineral bijih tertentu seperti, magnetit, ilmenit, pirhotit, arsenopirit, pirit,

kalkopirit, enargit, kovelit, markasit, stibnit, realgar, telurit, argentit, elektrum dan sinabar.

(Corbett dan Leach, 1995). Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi Kabupaten Tapanuli

Selatan dapat dilihat pada Peta 4.5.

  4.6 Gambaran Klimatologi

Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis yang memiliki 2 musim yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tapanuli Selatan dalam

angka Tahun 2013, curah hujan bervariasi antar kecamatan, curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan November, sementara curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari. Selama tahun 2012

jumlah rata-rata curah hujan di Kabupaten Tapanuli Selatan yakni 1.115 mm dengan rata-rata hari

hujannya sekitar 14 hari. Mengenai jumlah curah hujan di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat

pada Tabel 4.6.

TABEL 4.6. CURAH HUJAN DAN BANYAKNYA HARI HUJAN TAHUN 2012 KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan

  1 Januari 348

  10

  2 Februari 1,359

  17

  3 Maret 1,242

  16

  4 April 1,599

  17

  5 Mei 731

  11

  6 Juni 623

  11

  7 Juli 1,145

  13

  8 Agustus 663

  10

  9 September 637

  12

  10 Oktober 1,411

  18

  11 November 2,076

  21

  12 Desember 1,557

  20 2012 1,115.92 14 2011 216.19 14 2010 218.65 15 2009 904.82 13 2008 295.83

  16 Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

  

Iklim Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan ketinggian daerah terdiri atas iklim tropis pada

ketinggian kurang dari 500 meter dari permukaan laut, subtropis pada ketinggian 500 – 1000

meter dari permukaan laut dan iklim dingin pada ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan

o

laut. Untuk rata-rata temperatur di Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 28 C dengan suhu

o o maksimum 33 C dan suhu minimum 12

  C, di daerah pegunungan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Peta 4.6.

4.7 Profil Sosial dan Ekonomi

4.7.1 Profil Sosial dan Budaya

  

Aspek sosial-budaya perlu diperhatikan agar hasil pembangunan yang berupa prasarana dan

sarana yang menunjang kehidupan masyarakat dapat berfungsi secara optimal dan diperlihatkan

dengan baik pula. Prinsip sosial-budaya masyarakat dimanifestasikan ke dalam tradisi yang luhur,

kebiasaan dalam pergaulan, agama dan sikap hidup yang baik sebagai individu maupun

bermasyarakat/kelompok. Program yang diusulkan RPIJM pada hakekatnya membangun

prasarana yang langsung menangani setipa rumah tangga yang sesuai dengan adat kebiasaan

sehari-hari, juga membina kehidupan perkotaan agar lebih tertata, tertib, indah, dan serasi

dengan lingkungannnya. Hal tersebut akan tercapai dengan mengusahakan keseimbangan

perkembangan wujud fisik suatu kota dengan meningkatkan sosial-budaya perkotaan

penduduknya.

  

Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan mayoritas bersuku Batak Mandailing dan Pesisir.

Kehomogenan (dalihan natolu) adat istiadat dan kebudayaan penduduk di Kabupaten Tapanuli

Selatan mengakibatkan adanya kebiasaan atau kegiatan upacara adat yang sama hanya variasi

sedikit berbeda dalam pelaksanaan. Upacara-upacara adat yang masih terpelihara di lingkungan

suku – suku di Kabupaten Tapanuli Selatan, seperti :

1. Siriaon (kebahagiaan) berupa:

  a. Acara Kelahiran Anak

  b. Harajaon ni Boru (kedatangan menantu putri)

  c. Mangkobar Boru (musyawarah mas kawin) d. Mangupa di Haroroan.

  2. Silututon (pemakaman mayat)

Seni budaya yang masih berkembang pada suku-suku yang ada di wilayah Kabupaten Tapanuli

Selatan yakni berupa :

  a. Seni suara yang disebut Ende

  b. Seni tari yang disebut Tortor

  c. Seni musik yang disebut Godang

  d. Seni ukir, lukis, pahat yang disebut Gorga

  e. Seni olah raga yang disebut Uti –utian f. Seni bela diri yang disebut Pertahanan.

Kondisi sosial budaya masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan tidak lepas dari kondisi kesehatan

masyarakatnya, sebagai indikatornya adalah angka kematian bayi dan ibu, angka kelahiran, angka

kematian, umur harapan hidup dan sebagai indikator lainnya yang tidak langsung adalah air

bersih, pembuangan kotoran manusia, tempat permukiman atau keadaan sanitasi pada

umumnya. Kondisi kesehatan masyarakat selama tahun 2012 yang dilaporkan Puskesmas se-

Kabupaten Tapanuli Selatan akibat penyakit yang sering timbul dapat dilihat dalam Tabel 4.7.

TABEL 4.7 JUMLAH PENDERITA PENYAKIT MENURUT JENIS PENYAKIT DI KABUPTEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

  8 Disentri/Disentry 72 215 287

  2009 32419 33202 65621 2008 23621 16257 39878

  90 11 101 2012 2265 19214 21479 2011 35478 45438 80916 2010 30847 68382 99229

  16 Hypertensi/Hypertation

  15 Tipoid/Typhoid 59 118 177

  66 80 146

  14 TBC Paru BTA Positif/Tuberclosis

  13 Tetanus Neonatorum/Tetanus

  12 Difteri/Dyphtery

  11 Infeksi K/Gondok/Thryroid

  10 Gigitan Hewan Rabies/Rabies

  9 Campak/Chiken Fox 140 228 368

  7 Pneomonia/Pneumonia 357 357

  No Jenis Penyakit Penderita Jumlah Semua Golongan Umur

Dewasa 15 Tahun

Keatas

  6 Malaria Klinis/Malaria 77 126 203

  2

  2

  5 Batuk Rejan/Cough

  4 Brokitis/Bronchytis 91 211 302

  46

  3

  43

  3 TBC dan BTA Klinis/Tuberclosis

  2 Influenza/Influenza 1096 14950 16046

  1 Diare dan Kolera/Diarhea'Cholera 531 2913 3444

  Jenis Penyakit

  Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian

pemerintah. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan

adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik

dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah. Keluarga di Kabupaten Tapanuli

Selatan dibagi menjadi beberapa kelas yaitu klas keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera 1, 2, 3,

dan 3 plus. Jika dilihat dari data sekitar 42,09 % merupakan keluarga sejahtera 2, 34,88 %

merupakan keluarga sejahtera 1, kemudian 20,05 % merupakan keluarga sejahtera 3, sedangkan

2,98 persen adalah keluarga pra sejahtera dan sejahtera 3 plus. Jumlah keluarga miskin di

Kabupaten Tapanuli yang menerima Kartu Sehat ada sebanyak 128.593 jiwa. Sedangkan jumlah

keluarga yang menggunakan kartu sehat ada sebanyak 59.464 keluarga, jumlah tersebut

meningkat 32,42 persen jika dibandingkan dengan tahun 2011. Mengenai data masyarakat miskin

di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

TABEL 4.8 JUMLAH KELUARGA PRA SEJAHTERA, KS I,II,III DAN III PLUS

MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012

  21 2 1,497

  

Potensi perekonomian di Kabupaten Tapanuli Selatan yang paling menonjol adalah sektor

pertanian karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor pertanian, sektor yang

mendukung perekonomian Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sektor industri, perdagangan dan

jasa-jasa.

  =-------------------------- X 100 % 62.785 = 36,57 %

Dari perhitungan di atas, maka Angka Kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2012

sebesar 36,57 %.

  (∑ Pra-KS + ∑ KS-1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK 1.321 + 21.642

  Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga

Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut:

  2009 1,712 20,523 26,182 9,081 204 57,702 2008 1,790 20,026 25,733 8,016 206 55,771

  14 Angkola Sangkunur 18 1,147 2,076 269 10 3,520 2012 1,321 21,642 26,115 12,443 529 62,050 2011 1,606 21,565 24,839 12,263 411 60,684 2010 1,779 20,685 24,953 11,286 355 59,058

  6 3,453

  13 Tano Tombangan Angkola 58 1,503 1,502 384

  12 Muara Batang Toru 156 711 738 793 162 2,560

  11 Aek Bilah 159 534 781

  No Kecamatan Jumlah Keluarga Total Pra Sejahtera KS I KS II KS III KS III Plus

  10 Saipar Dolok Hole 248 898 1,490 472 - 3,108

  9 Arse 50 1,007 715 348 12 2,132

  8 Sipirok 120 1,940 3,109 2,323 83 7,575

  7 Marancar 70 1,068 774 447 13 2,372

  6 Batang Toru 34 2,024 3,294 1,649 18 7,019

  5 Angkola Barat 3 1,457 3,192 843 66 5,561

  4 Angkola Selatan 248 2,237 1,709 1,285 63 5,542

  3 Angkola Timur 85 963 1,854 1,611 60 4,573

  2 Sayurmatinggi 72 2,249 1,850 701 23 4,895

  1 Batang Angkola - 3,904 3,031 1,297 11 8,243

4.7.2 Profil Ekonomi

  

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Selatan atas dasar harga berlaku

pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.006.028.820.000,- (empat trilyun enam milyar dua puluh delapan

juta delapan ratus dua puluh ribu rupiah) sedangkan dengan atas dasar harga konstan sebesar Rp.

1.976.502.670.000,- (satu trilyun sembilan ratus tujuh puluh enam milyar lima ratus dua juta enam

ratus tujuh puluh ribu rupiah). Selama 5 (lima) tahun terakhir Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami fluktuasi. Stabilitas ekonomi makro Kabupaten

Tapanuli Selatan terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan positif

yaitu pada tahun 2009 sebesar 4,05 % meningkat menjadi 5,06 % pada tahun 2010 dan menjadi 5,30

% pada tahun 2011. Mengenai perkembangan PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada

Tabel 4.9.

TABEL 4.9 PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2008

  • – 2012 Atas Dasar Harga Pertumbuhan Atas Dasar Harga Konstan Tahun

  Pertumbuhan (%) Berlaku (%) 2000

  2008 2,558,434.15 1,631,791.70 - - 2009 2,761,614.37 7.94 1,697,914.58

  4.05 2010 3,145,180.63 13.89 1,783,878.80

  5.06 2011 3,573,330.15 13.61 1,878,418.81

  5.30 2012 4,006,028.82 12.11 1,976,502.67

  5.22 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

  

Terhadap besarnya sumbangan masing – masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2012 sebesar 5,22 %, sektor

pertanian memberikan sumbangan sebesar 2,06 %, disusul dengan sektor industry pengolahan

sebesar 1,35 %, sektor jasa-jasa sebesar 0,88, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0,70 % serta

sektor bangunan sebesar 015 %. Sektor lainnya memberikan sumbangan kurang dari 0,1 %. Untuk

mengetahui sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2011-2012 dapat

dilihat pada Tabel 4.10.

TABEL 4.10 SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2011-2012

  Sumber Pertumbuhan Laju Pertumbuhan (%) (%) No Lapangan Usaha 2011 2012 2011 2012

  1 Pertanian

  5.61

  6.55

  1.76

  2.06

  2 Pertambangan dan Penggalian

  9.67

  8.88

  0.02

  0.01

  3 Industri Pengolahan

  4.32

  3.64

  1.62

  1.35

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih

  6.77

  4.75

  5 Bangunan

  6.61

  3.28

  0.29

  0.15

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  3.81

  4.61

  0.55

  0.7

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  6.4

  2.22

  0.12

  0.04

  8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

  3.86

  3.61

  0.02

  0.02

  9 Jasa-Jasa

  10.18

  9.77

  0.88

  0.88 Total

  5.3

  5.22

  5.3

  5.22 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

  

Perekonomian Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 4,01 triliun atau hany

sekitar 1,136 % dari perekonomian di Sumatera Utara yang sebesar Rp. 351,12 triliun. Secara riil,

perekonomian Kabupaten Tapanuli Selatan yang diulur dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga

  

Konstan 2000 mencapai Rp. 1,98 triliun pada tahun 2012 atau sekitar 1,473 % dari perekonomian di

Sumatera Utara yang sebesar Rp. 134,46 triliun lebih. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel

  4.11. TABEL 4.11

PDRB KABUPATEN TAPANULI SELATAN DAN PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2008-2012 (milyar Rp.)

  PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun Pertumbuhan ADHB ADHK Pertumbuhan (%) ADHB ADHK (%)

  2008 2558.43 1631.79 4.97 213931.7 106172.36

  6.39 2009 2761.51 1697.91 4.05 236353.62 111559.22

  5.07 2010 3145.18 1783.88 5.06 275056.51 118718.9

  6.42 2011 3573.33 1877.66 5.3 314372.44 126587.62

  6.63 2012 4006.03 1976.5 5.22 351118.16 134463.95

  6.22 Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012

  

Struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan, sejak tahun 2008-2012 belum banyak mengalami

perubahan. Secara umum ada 3 (tiga) sektor yang dominan dalam pembentukan total PDRB

Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan dan sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran. Pada tahun 2012 terlihat bahwa sektor Pertanian masih

mendominasi srtuktur PDRB Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 48,01 %, diikuti oleh sektor

Industri Pengolahan sebesar 24,79 % dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 12,36 %.

Untuk lebih jelas mengenai struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada

Tabel 4.12.

TABEL 4.12 STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN TAPANULI SELATAN MENURUT LAPANGAN USAHA

TAHUN 2008-2012 (%)

  Tahun No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Pertanian

  41.02

  41.92

  45.07

  46.97

  48.01

  2 Pertambangan dan Penggalian

  0.30

  0.30

  0.31

  0.33

  0.34

  3 Industri Pengolahan

  29.91

  29.12

  27.26

  25.71

  24.79

  4 Listrik, Gas dan Air Bersih

  0.10

  0.10

  0.10

  0.09

  0.09

  5 Bangunan

  3.29

  3.30

  3.30

  3.28

  3.26

  6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  14.38

  14.18

  13.11

  12.84

  12.36

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  2.69

  2.70

  2.62

  2.56

  2.58

  8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa

  0.58

  0.56

  0.54

  0.51

  0.50 Perusahaan

  9 Jasa-Jasa

  7.73

  7.82

  7.70

  7.71

  8.07 Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

  Sumber : PDRB, Kabupaten Tapanuli Selatan 2008-2012 Gambaran komoditas masing-masing sektor dan sub sektor dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Sektor Pertanian

  

Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan, seperti: padi, jagung, ketela pohon,

ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, tanaman

pangan lainnya dan hasil-hasil produk ikutannya. Komoditas yang mempunyai nilai produksi

terbesar pada sub sektor ini adalah padi dan jagung, seperti terlihat dalam Tabel 4.13.

TABEL 4.13 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DI KABUPATEN TAPNULI SELATAN

TAHUN 2008-2012

  1 Padi 154,121 156,492 139,971 168,183 160,116

  

1.84

  89.55

  7 Kulit Manis 314.07 309.46 71.78 120.60 113.85

  

8 Kemiri 213.36 212.44 213.53 214.65 216.18

  

9 Aren 874.50 626.20 629.75 597.40 598.95

  10 Kapuk

  1.84

  1.95

  22.15

  2.10

  2.00

  

11 Pinang 148.73 147.13 147.13 147.15 150.15

  12 Kapulaga - - -

  0.35

  0.40 Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas, hasil-hasil ternak, seperti:

sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, domba, telur dan susu segar. Produksi ternak diperkirakan

sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor

ternak netto, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 4.15.

  37.30

  

18.00

  2 Jagung 3,813 5,476 6,904 11,358 6,015

TABEL 4.14 PRODUKSI BEBERAPA JENIS TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

  3 Ubi kayu 4,709 3,996 6,724 4,258 12,611

  4 Ubi Jalar 1,447 1,602 2,085 1,458 2,375

  5 Kacang Tanah 1,147 558 928 828 550

  6 Kacang Kedelai 799 502 934 604 674

  7 Kacang Hijau 195 144 144 206 142

  Sumber : BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka Tahun 2013

Komoditi hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat, seperti: tembakau, kopi,

cengkeh, kelapa, kulit manis, kapulogo, kemiri, aren dan sebagainya termasuk produk ikutannya

dapat dilihat pada Tabel 4.14.

  

TAHUN 2008-2012

No Jenis Tanaman Produksi (Ton) 2008 2009 2010 2011 2012

  No Jenis Tanaman Produksi (Ton) 2008 2009 2010 2011 2012

  

1 Karet 6,369.85 6,425.11 5,600.53 7,766.45 7,794.00

  

2 Kelapa Sawit 45,431.01 45,889.93 45,881.52 54,014.95 81,740.00

  

3 Kopi Robusta 782.43 679.55 1,051.70 782.10 781.60

  

4 Kelapa 1,047.06 213.18 213.97 207.15 211.85

  

5 Kakao 1,812.40 1,887.25 1,889.50 1,919.27 2,079.55

  6 Cengkeh

  11.77