KEIDENTIKAN MAKNA KONSTITUSI DENGAN UUD DALAM SISTEM KETATANEGARAAN THE IDENTICAL VALUE BETWEEN CONSTITUTION AND CONSTITUTIONAL LAW IN THE CONSTITUTIONAL SYSTEM

KEIDENTIKAN MAKNA KONSTITUSI DENGAN UUD DALAM SISTEM KETATANEGARAAN THE IDENTICAL VALUE BETWEEN CONSTITUTION AND CONSTITUTIONAL LAW IN THE CONSTITUTIONAL SYSTEM

Sirojul Munir

Dosen pada IPDN Kampus Nusa Tenggara Barat di Mataram Email : munir.sirojul43@yahoo.com

Naskah dimuat : 19/05/2014; revisi : 25/06/2014; disetujui : 01/07/2014

A bstrAct

The views of constitutional experts in modern government, there are three very important elements of the principles of government power in a country, namely the principles of the rights of citizens and the principle of the relationship between citizens and government, as well as the principles of governmental power (the principles According To the Government). This is described in the constitution to whom powers of state organizer submitted, whether the power will be given to the one hand/ institution or given to several State institutions who run these power. The principles of the rights of citizens (The Principles According to The Rights of The governed), in principle rights owned of citizen an integral part to be valued/ respected by a ruler. Then the principles of the relationship between citizens and government (The Principles According to the Relations Between The Government and The Governed), In these principle should be known of each rights and obligations between the citizens and government. Besides, the Constitution understood as

a term to describe the overall system of Government of a country, as well as a collection of rules that establish and regulate or define Government in the country concerned. Thus encountered a two-dimensional understanding given as follows: first, the Constitution is the overall picture of the system of Government in a country (The Whole System of Government A Country) that the Constitution describes whether the form of State and system of Government in use. Second, the Constitution is a set of rules that establish and govern a country’s Government (The Collection Of Rules Which Regulate or Establish and Govern The Government) it means in this second dimension, the Constitution is a set of rules about how the implementation of the overall system of Government of a country and a set of rules as the basis for the Division of power between the institutions of the State, the both dimension is a unity in the sense of the constitution or basic laws.

Keyword: Identical, Constitution

A bStrAk

Pandangan para ahli ketatanegaraan dalam pemerintahan modern terdapat tiga unsur yang sangat penting mengenai prinsip-prinsip kekuasaan pemerintahan dalam suatu negara, yaitu prinsip-prinsip hak-hak warga negara dan prinsip-prinsip hubungan antara warga negara dengan pemerintah, serta prinsip-prinsip tentang kekuasaan pemerintahan (The Principles According To The Government ) Hal ini dijelaskan dalam Konstitusi kepada siapa kekuasaan penyelenggaraan negara diserahkan, apakah kekuasaan akan diberikan kepada satu tangan/lembaga atau diberikan kepada beberapa lembaga negara yang menjalankan kekuasaan tersebut, prinsip-prinsip tentang hak-hak warga negara (The Principles According To The Rights of The Governed ), pada prinsipnya hak-hak yang dimiliki warga negara merupakan bagian integral yang harus dihargai/hormati oleh penguasa. Kemudian prinsip-prinsip tentang hubungan antar warga negara dengan pemerintah (The Principles According To The Relations Between The Governed And The Government ). Dalam prinsip-

Kajian Hukum dan Keadilan 396 IUS

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan ....

prinsip ini harus diketahui hak dan kewajiban diantara masing-masing baik warga negara maupun pemerintah. Selain itu Konstitusi dipahami sebagai istilah untuk menggambarkan keseluruhan sistem pemerintahan suatu negara, juga sebagai kumpulan aturan yang membentuk dan mengatur atau menentukan pemerintahan negara yang bersangkutan. Dengan demikian dijumpai dua dimensi pemahaman yang diberikan yaitu: pertama, Konstitusi merupakan gambaran keseluruhan sistem pemerintahan dalam suatu negara (The Whole System of Government A Country) artinya Konstitusi menggambarkan apakah bentuk negara dan sistem pemerintahan yang digunakan. Kedua, Konstitusi merupakan kumpulan aturan yang membentuk dan mengatur pemerintahan suatu negara (The Collection of Rules Which Establish And Regulate or Govern The Government ) artinya dalam dimensi kedua ini, Konstitusi merupakan seperangkat aturan tentang bagaimana pelaksanaan keseluruhan sistem pemerintahan suatu negara dan seperangkat aturan bagai dasar dalam pembagian kekuasaan antara lembaga-lembaga negara, pengaturan tugas dan fungsi lembaga-lembaga tersebut, serta pengaturan hak dan kewajiban antara negara dan rakyat, kedua dimensi ini merupakan satu kesatuan dalam pengertian Konstitusi atau Undang-Undang Dasar.

Kata kunci: Keidentikan, Konstitusi dan Undang-Undang Dasar

PENDAHULUAN

araan Indonesia terdapat beberapa istilah dalam penjelasan UUD Negara Republik

p erkembaNgaN sejaraH ketatanegaraan Indonesia yang perlu mendapat penegasan modern menyamakan pengertian Konsti-

dalam pengertiannya adalah Undang-Un- tusi dengan Undang-Undang Dasar tidak dang Dasar, Konstitusi dan Hukum Dasar.

hanya semata-mata akibat aliran kodifikasi tetapi jauh sebelumnya sejak Oliver Crom

Lain halnya dalam ilmu politik para ahli Well menjadi Lord Protectorat tahun 1660 menafsirkan bahwa Konstitusi (Constitu- Grundgezetz (Undang-Undang Dasar) telah tion ) dalam arti yang lebih luas yakni seb- disamakan dengan Instrumens of Govern- agai keseluruhan aturan baik tertulis mau- ment yaitu pegangan/acuan untuk memer- pun tidak tertulis yang mengatur secara intah, sejak itulah timbul identifikasi mengikat tentang tata cara lembaga negara

tentang pengertian Undang-Undang Dasar dalam menyelenggarakan pemerintahan se- dan Konstitusi ternyata memiliki prinsip- dangkan Undang-Undang Dasar merupak- prinsip dasar yang sama, sehingga pada an suatu naskah yang menjabarkan ke-

tahun 1687 pengertian Konstitusi yang rangka dasar tugas pokok dan fungsi dari dikemukakan Crom Well diambil alih oleh badan/lembaga negara yang diberikan Amerika Serikat. Kemudian dimasukkan man dat dalam menyelenggarakan pemerin- ke Perancis oleh Lafayette pada tahun tahan baik legislatif, eksekutif maupun

1789. 1 yudikatif. Kemudian dalam paham Konsti- tusialisme ini pula memberikan batasan-

Untuk perkembangan berikutnya di In- batasan terhadap kewenangan yang diberi- donesia juga mengadopsi pengertian Kon-

kan terhadap lembaga/badan negara dalam stitusi disamakan dengan Undang-Undang me nyelengarakan fungsi

pemerintahan Dasar, hal ini dapat dijumpai dalam pe- yang menyangkut hak-hak warga negara

nyebutan Undang-Undang Dasar Republik karena hak-hak yang dimiliki warga negara

Indonesia Serikat (Konstitusi RIS), sedan- merupakan bagian integral yang harus di- gkan yang lain di samping adanya UUD hargai/hormati oleh penguasa. Kemudian 1945 ada juga sebutan UUDS Tahun 1950. prinsip-prinsip tentang hubungan antar Dengan demikian dalam sistem ketataneg-

warga negara dengan pemerintah harus

1 Bintan Regen Saragih, Perubahan Penggantian dan

diketahui hak dan kewajiban masing-mas-

Penetapan UUD di Indonesia, CV.Utomo Bandung 2006 hlm. 5.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 397

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 396~412

ing baik oleh warga negara maupun pemer- ih luas dari pada Undang-Undang Dasar, intah.

tetapi ada juga yang menyamakan dengan Undang-Undang Dasar. Bagi para sarjana

Dari uaraian di atas, penulis tertarik ilmu politik istilah Constitution merupakan

untuk mengupas dan mengetahui Apakah sesuatu yang lebih luas yaitu keseluruhan

konstitusi identik dengan Undang-undang dari peraturan-peraturan baik yang tertulis Dasar;; Bagaimana sifat dan fungsi konsti- maupun yang tidak tertulis yang mengikat

tusi. Untuk dapat mengetahui hal di atas, cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan

metode penelitian yang digunakan adalah diselenggarakan dalam suatu masyarakat 4 ).

normatif-filosofis. Konstitusi bukan dian- daikan hanya sebagai hukum yang Dalam bahasa latin kata Konstitusi direduksi sebagai peraturan semata (law as merupakan gabungan dari dua kata yaitu it is written in the books ), melainkan cume dan statuere adalah sebuah preposisi didudukan di ranah sollen sebagai nilai yang berarti ”………bersama dengan…….”. yang ideal (law as what ought to be). Im-

Sedangkan statuere berasal dari kata sta plikasinya, penelitian ini tidak selesai pa-

yang membentuk kata kerja pokok stare

da pembacaan undang-undang dasar, me- yang berarti berdiri. Atas dasar itu maka

lainkan masuk pada nilai yang terkandung kata statuere mempunyai arti “membuat

di dalamnya. sesuatu agar berdiri atau menetapkan/

mendirikan”. Dengan demikian bentuk

PEMBAHASAN

tunggal (Constitution) berarti menetapkan

1. Istilah Konstitusi sesuatu secara bersama-sama dan dalam bentuk jamak (Constitutiones) yang berarti

Sejak abad pertengahan sudah berkem- segala sesuatu yang telah ditetapkan 5 ). bang istilah Konstitusi yang memiliki be- berapa makna yang terdapat pada beberapa

Berdasarkan beberapa istilah Konstitusi yang dikemukakan para ahli tersebut maka

literatur hukum tata negara Indonesia sep- erti, kata Konstitusi berasal dari bahasa pandangan L. J. Van Apeldoorn membeda- Perancis (Constituer) yang berarti mem- kan antara Constitution dengan Grondwet bentuk. Pemakaian istilah Konstitusi yang (UUD), yakni Grondwet (UUD) adalah ba- dimaksud ialah pembentukan suatu negara gian yang tertulis dari Konstitusi sedang- atau menyusun dan menyatakan terben- kan Constitution (Konstitusi) memuat per-

tuknya suatu negara 2 ). Sedangkan istilah aturan-peraturan baik tertulis maupun ti- Undang-Undang Dasar merupakan ter- dak tertulis, sementara Sri Sumantri jemahan dari Bahasa Belanda (grondwet),

dalam desertasinya mengartikan Konstitusi dan perkataan wet diterjemahkan dalam sama dengan Undang-Undang Dasar. Hal

ini sesuai dengan praktek ketatanegaraan Bahasa Indonesia adalah undang-undang

dan gron berarti tanah atau daerah. di berbagai negara di dunia termasuk di In- donesia. Pandangan yang menyamakan

Di negara-negara yang berbahasa Ing- antara Konstitusi dengan Grondwet (UUD) gris sebagai bahasa nasionalnya disepakati dipengaruhi oleh pemahaman kodifikasi istilah Constitution yang dalam bahasa In- yang menghendaki agar semua aturan hu-

donesianya disebut Konstitusi 3 . Pengertian

Konstitusi dalam praktek dapat berarti leb- Kehidupan Politik Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta,

1993, hlm. 29.

2 Wiryono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum Tata 4 Miriam, Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Negara di Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, 1989, hlm. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009, hlm. 169.

10. 5 Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, 3 Sri Sumantri M, Susunan Ketatanegaraan Menurut

Teori dan Hukum Konstitusi, PT. Raja Grafindo Persada, UUD 1945 Dalam Ketatanegaraan Indonesia Dalam Jakarta, 2006, hlm. 3.

398 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan .... kum tertulis dalam rangka mencapai ke- dangkan Konstitusi di samping yang bersi-

satuan hukum, kepastian hukum dan ke- fat yuridis termasuk juga di dalamnya sederhanaan hukum sehingga setiap atu- mengandung pengertian secara sosiologis ran hukum, karena penting maka harus dan politis. Dengan demikian maka Kon- di tulis.

stitusi tidak hanya dipahami secara seder- hana tetapi dalam makna yang lebih luas

2. Beberapa Pengertian Konstitusi artinya, karena negara memiliki tugas dan

Dalam beberapa buku literatur ada ang- tanggung jawab yang sangat kompleks dan gapan umum bahwa pengertian Konstitusi mendasar. Maka harus diatur secara jelas dan tegas oleh negara. Di samping itu

sama dengan Undang-Undang Dasar, hal ini merupakan suatu kekhilafan dalam dalam perkembangan ilmu pengetahuan, pandangan mengenai Konstitusi pada neg- Konstitusi telah dilakukan berbagai pen- ara-negara modern yang dipengaruhi oleh dekatan baik dari kajian hukum, tata- paham kodifikasi yang menghendaki agar negara maupun ilmu politik, oleh sebab itu semua peraturan hukum karena penting- dalam berbagai penafsiran para ahli Kon- nya sehingga Konstitusi yang ditulis itu stitusi itu bisa memiliki muatan politik disamakan dengan UUD. Dalam pandan- dan hukum, dan bahkan ada yang lebih gan Herman Heller mengemukakan bahwa bermuatan politis dari pada bermuatan Konsitusi memiliki arti yang lebih luas dari hukum atau yuridis. UUD, sehingga dalam uraian selanjutnya

Di samping itu seorang pakar berikut- diadakan pembagian dalam tiga bagian seb- nya yaitu Lasale memberikan pengertian

agai berikut: 6 ) bahwa Undang-Undang Dasar lebih sempit

1. Konstitusi dalam pengertian sosiologis dari pada Konstitusi dan membagi Konsti-

dan politis, dalam pengertian ini Kon- tusi dalam dua pengertian yaitu: 7 stitusi mencerminkan kehidupan politik

1. Konstitusi merupakan hubungan antara di dalam masyarakat sebagai suatu ke-

kekuasaan yang terdapat dalam masya- nyataan (Die Politische Verfassung Als

rakat yakni pemerintah dan warga nega- Gesell Schaftliche Wirklich Keit ), jadi

ra (fakta riil), misalnya Presiden, mili- Konstitusi belum dalam arti yuridis.

ter, partai-partai politik, presure group,

2. Konstitusi dalam arti kesatuan kaidah buruh, warga masyarakat dan sebagai- yaitu Konstitusi merupakan suatu kesat-

nya.

uan kaidah yang hidup dan berkembang

2. Konstitusi adalah apa yang ditulis di dalam masyarakat yang mengandung

atas kertas mengenai lembaga-lembaga arti yuridis (Die Verselbstandingte Rech-

negara dan prinsip-prinsip pemerintah- tverfassung).

an yang berlaku dalam suatu negara

3. Konstitusi yang tertulis dalam suatu

(fakta formal).

naskah sebagai undang-undang yang Dalam berbagai pandangan tentang tertinggi berlaku dalam suatu negara

Konstitusi yang dikemukakan di beber- (Die Geschrieben Verfassung).

apa literatur, C.F Strong dalam buku- Jika diperhatikan pendapat Herman

nya yang berjudul Modern Political Heller di atas maka dapat disimpulkan

Constitutions an Introduction To The bahwa, Undang-Undang Dasar merupak-

Convarative Study of Their History an bagian dari Konstitusi yang tertulis se-

And Existing Form, mengemukakan:

6 Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar 7 Bintan Regen Saragih, Perubahan Penggantian dan Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi Hukum Penetapan UUD di Indonesia, CV. Utama, Bandung,

Tata Negara, FHUI Jakarta, 1976, hlm. 65.

2006, hlm. 4.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 399

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 396~412

“…….. A constitution may be said to negara yang bersangkutan. Dengan

be a collection Of principles according demikian dijumpai dua dimensi pemaha- to wich the powers of the government, man yang diberikan yaitu: pertama, Kon- the rights of governed, and the rela- stitusi merupakan gambaran keseluruhan

tions between the are adjusted“ 8 ).

sistem pemerintahan dalam suatu negara (The Whole System of government A Coun-

Dalam definisi yang dikemukakan oleh try) artinya Konstitusi menggambarkan

C.F Strong terdapat tiga unsur yang sangat apakah bentuk negara dan sistem pemerin-

penting yaitu mengenai prinsip-prinsip tahan yang digunakan. Kedua, Konstitusi

kekuasaan pemerintahan, mengenai prin- merupakan kumpulan aturan yang mem-

sip-prinsip hak-hak warga negara dan bentuk dan mengatur pemerintahan suatu

prinsip-prinsip hubungan antara warga ne- negara (The Collection Of Rulles Wich Es-

gara dengan pemerintah, prinsip-prinsip tablish And Regulate or Govern The Govern-

tentang kekuasaan pemerintahan (The ment ) artinya dalam dimensi kedua ini,

Principles According To The Government) merupakan seperangkat aturan tentang akan menjelaskan kepada siapa kekuasaan bagaimana pelaksanaan keseluruhan sis- penyelenggaraan negara diserahkan, apa- tem pemerintahan suatu negara dan seper-

kah kekuasaan akan diberikan kepada satu angkat aturan bagaimana pembagian ke-

tangan/lembaga atau diberikan kepada kuasaan antara lembaga-lembaga negara,

beberapa lembaga negara yang sedang pengaturan tugas dan fungsi lembaga-lem-

menjalankan kekuasaan, prinsip-prinsip baga tersebut, serta pengaturan hak dan

ten tang hak-hak warga negara (The kewajiban antara negara dan rakyat dan

Principles According To The Rights of The sebagainya, kedua dimensi ini merupakan Governed) , pada prinsipnya hak-hak yang satu kesatuan dalam pengertian Konsti-

dimiliki warga negara merupakan bagian

tusi 9 .

integral yang harus dihargai/hormati oleh pe nguasa. Kemudian prinsip-prinsip ten-

Jika dibandingkan pandangan kedua ah- tang hubungan antar warga negara dengan li Konstitusi tersebut di atas antara C.F pemerintah (The Principles According To strong dengan K.C Wheare, khusus di- The Relations Between The Governed And mensi kedua dari pandangan K.C Wheare, The Government) . Dalam prinsip-prinsip bahwa Konstitusi dipahami sebagai seper- ini harus diketahui hak dan kewajiban angkat aturan, timbul konotasi atau pema- diantara masing-masing baik warga negara haman bahwa yang dimaksud adalah Kon- maupun pemerintah.

stitusi dalam pemahaman sempit yaitu ter- tuju pada aturan-aturan yang tertulis yang

Selain itu salah satu pakar Konstitusi dijadikan dasar dalam penyelenggaraan

modern K.C Wheare dalam bukunya Mod- pemerintahan dengan mengesampingkan

ern Constitutions mengemukakan bahwa aturan-aturan yang tidak tertulis dalam pe- selain dipahami sebagai istilah untuk nyelenggaraan pemerintahan suatu negara, meng gambarkan keseluruhan sistem pe- untuk itu harus ditegaskan bahwa, dalam

merintahan suatu negara, juga sebagai perkembangan situasi dan kondisi yang

kum pulan aturan yang membentuk dan terjadi di tengah-tengah masyarakat, Kon- mengatur atau menentukan pemerintahan

9 K.C. Wheare, Modern Constitution, Oxford

8 C.F.Strong, Modern Political Constitutions An University Press, London, 1975, hlm 1. Sebagaimana Introduction to the comparative studi of their History and

dikutip dalam: Sayuti Una, Pergeseran Kekuasaan Existing form , Sidgwick Jackson Limited, London, 1996,

Pemerintahan Daerah menurut Konstitusi Indonesia hlm. 11. Sebagaimana dikutip dalam : Jazim Hamidi,

(Kajian Tentang Distribusi Kekuasaan Antara Dprd Dan Malik, Hukum Perbandingan Konstitusi, Pustaka Press,

Kepala Daerah Pasca Kembali Berlakunya UUD 1945), Jakarta, 2008, hlm. 88.

VII Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 41.

400 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan .... stitusi harus bisa mengakomodasi aturan- sekumpulan prinsip (A Collection of

aturan yang tidak tertulis seperti ke- Principle) 11 biasaan-kebiasaan yang hidup dan berkem-

Berdasarkan beberapa pendapat para bang di masyarakat bisa dijadikan acuan/

ahli tentang pengertian Konstitusi seperti dasar dalam penyelenggaraan pemerin-

di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahan. pengertian Konstitusi meliputi Konstitusi

Dengan demikian menyadari muncul- tertulis dan tidak tertulis, Undang-Un- nya pemahaman Konstitusi dalam arti dang Dasar merupakan Konstitusi tertulis. sempit Wheare kemudian menegaskan su- Adapun batasan-batasan yang dapat dijadi- paya Konstitusi harus dipahami sebagai kan rumusan dalam pengertian tersebut seperangkat aturan yang bersifat legal dan adalah sebagai berikut: 12 non legal atau ekstra legal. Bersifat legal

1. Suatu kumpulan kaidah yang mem- merupakan aturan-aturan yang diterap-

berikan batasan-batasan kekuasaan kan/dilaksanakan oleh pengadilan. Sedan-

kepada para penguasa/penyelenggara gkan yang bersifat non legal/ektra legal

negara.

dapat berupa kebiasaan, kesepakatan ter- tentu atau konvensi yang memiliki peran- 2, Suatu dokumen tentang pembagian an yang cukup efektif dalam penyelengga-

tugas dan wewenang sekaligus sebagai raan pemerintahan, sehingga kekhawati-

petugas dari sistem politik yang berlaku. ran akan adanya ketidak mapanan untuk

3. Suatu deskripsi dari lembaga-lembaga membuat aturan-aturan keseluruhan sis-

negara.

tem pemerintahan negara dalam bentuk hukum tertulis (Partly-Legal) dapat di-

4. Suatu diskripsi yang menyangkut jami- hindari dengan menggunakan sarana nan pelaksanaan hak-hak asasi manu- aturan tidak tertulis (Party Non Legal Or

sia.

Extra Legal) 10 . Sedangkan pandangan Dalam perkembangan sejarah Konsti- Strong tentang Konstitusi bukan hanya ke- tusi menyamakan pengertian Konstitusi

tentuan mengenai kekuasaan pemerintah- dengan Undang-Undang Dasar tidak an saja namun termasuk juga hak-hak hanya semata-mata akibat aliran kodifikasi warga negara dan hubungan antara warga tetapi jauh sebelumnya sejak Oliver Crom negara dengan pemerintah.

well menjadi Lord Protectorat tahun 1660 grundgezetz (Undang-Undang Dasar) telah

Dari sisi persamaan kedua pandangan disamakan dengan Instrumens of gover- tersebut dalam hal menetapkan Konstitusi nment yaitu pegangan/acuan untuk me m- sebagai seperangkat aturan, Strong mes- erintah, sejak itulah timbul identifi kasi kipun tidak menyebutkannya secara tentang pengertian Undang-Undang Dasar terperinci seperti Wheare bahwa Konsti- dan Konstitusi ternyata memiliki prinsip-

tuti sebagai perangkat aturan (The Collec- prinsip dasar yang sama. Sehingga pada tiuon of Rulles) namun dengan mengutip tahun 1687 pengertian Konstitusi yang pendapat James Bryce yang mengatakan dikemukakan Crom Well diambil alih oleh

bahwa Konstitusi sebagai suatu susunan Amerika Serikat. Kemudian dimasuk kan kehidupan kenegaraan (politik) yang di- ke Prancis oleh Lafayette pada tahun orga nisasikan melalui dan oleh hukum.

Jelaslah Strong menganggap Konstitusi sebagai perangkat aturan. Walaupun dalam 11 Ibid, hlm. 43.

12 definisi sendiri mengatakan sebagai Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda,

Teori dan Hukum Konstitusi, Op.Cit, hlm. 14. 13 Bintan Regen Saragih, Perubahan Penggantian…..

10 Ibid, hlm. 42.

Op Cit , hlm. 5.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 401

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 396~412

Untuk selanjutnya perkembangan beri- gantung dari konstutusi suatu negara. kutnya di Indonesia juga mengadopsi Menurut Sri Soemantri dalam disertasinya, pengertian Konstitusi disamakan dengan tidak ada satu negara pun di dunia seka- Undang-Undang Dasar, hal ini dapat di- rang ini yang tidak mempunyai Konstitusi jumpai dalam penyebutan Undang-undang atau Undang-Undang Dasar. Negara dan Dasar Republik Indonesia Serikat (Konsti- Konstitusi merupakan dua lembaga yang tusi RIS), sedangkan yang lain di samping tidak dapat dipisahkan satu sama lain. adanya UUD 1945 ada juga sebutan UUDS Bahkan lebih tegas dinyatakan bahwa tan- Tahun 1950. Dengan demikian dalam pa Konstitusi, negara tidak ada. 15 sistem ketatanegaraan Indonesia terdapat

Dalam sejarah perkembangan Konstitu- beberapa istilah dalam penjelasan UUD

si dari dunia barat, Konstitusi merupakan Negara Republik Indonesia yang perlu

suatu alat pembatas kesewenang-wenan- mendapat penegasan dalam pengertiannya gan penguasa yang dapat menjamin hak- adalah Undang-Undang Dasar, Konstitusi

hak rakyat serta mengatur jalannya pemer- dan Hukum Dasar.

intahan, yang dapat membangkitkan pa-

Undang-Undang Dasar adalah suatu ham kebangsaan sebagai kekuatan bersama dokumen yang memuat aturan-aturan dan dan lahirnya demokrasi sebagai paham ketentuan-ketentuan hukum yang pokok- politik yang maju dan berkembang, serta pokok atau dasar-dasar yang bersifat tertu- Konstitusi sebagai sarana konsolidasi un- lis yang menggambarkan tentang sistem tuk menentukan kedudukan hukum dan ketatanegaraan suatu negara.

politik bagi rakyat dalam mencapai cita-ci- ta dalam berbangsa dan bernegara. Dengan

Konstitusi adalah dokumen yang me- begitu pentingnya Konstitusi di zaman

muat aturan-aturan hukum dan ketentuan- modern ini maka tidak hanya memuat

ketentuan hukum yang pokok-pokok atau aturan-aturan hukum saja tetapi juga

dasar-dasar yang sifatnya baik tertulis merangkum dan merencanakan kebijakan

maupun tidak tertulis yang menggambar- politik. Hukum negara yang dijadikan

kan tentang sistem ketatanegaraan suatu dasar untuk mengikat penguasa dalam pe-

negara. nyelenggaraan pemerintah.

Hukum dasar adalah ketentuan-keten- Dalam politik ketatanegaraan, bahwa

tuan dasar atau aturan-aturan dasar yang Konstitusi yang memuat aturan-aturan ter-

timbul, terpelihara dan berkembang dalam tulis dalam penyelenggaraan pemerintahan

praktek penyelenggaraan negara, meskip-

14 un sifatnya tidak tertulis. suatu negara, sering terjadi tidak dilak- sanakan pasal-pasal Konstitusi tersebut se-

3. Nilai, Sifat Dan Fungsi Konstitusi cara sempurna (utuh) karena adanya ke- cenderungan dalam pelaksanaannya sering

1. Nilai Konstitusi dikaitkan dengan kepentingan pribadi atau

Apabila dicermati kata Konstitusi yang golongan para penguasa/penyelenggara berasal dari Bahasa Perancis yaitu Con- negara. stituer yang maknanya adalah pembentu- kan suatu negara atau menyusun dan me-

Sehubungan dengan masalah tersebut nyatakan terbentuknya suatu negara,

maka Karl Lowenstein mengadakan peny- maka nilai Konstitusi itu sangat penting elidikan tentang arti sebenarnya dari Kon-

karena ada atau tidak adannya negara ter- stitusi tertulis dalam lingkungan spesifik terutama bagi rakyat biasa, sehingga Karl

14 Periksa: Penjelasan tentang UUD Negara Indonesia, 15 Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Bagian Umum, Angka I kalimat pertama.

Teori dan hukum…..Op.Cit, hlm. 53.

402 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan .... Loewenstein mengadakan tiga jenis pe-

sekedar memberi bentuk dari tempat nilaian: 16 yang telah ada dan dipergunakan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Jadi

a. Konstitusi memiliki nilai normatif dalam hal ini Konstitusi sekedar istilah

Suatu Konstitusi yang telah resmi saja sedangkan pelaksanaanya selalu di- diterima oleh suatu bangsa dan bagi

kaitkan dengan kepentingan peng uasa. mereka Konstitusi tersebut tidak hanya

Contoh: Undang-Undang Dasar 1945 berlaku dalam arti hukum (legal) tetapi

pada zaman orde lama berlaku se cara juga merupakan suatu kenyataan yang

hukum, sedangkan dalam praktek/ke- berlaku sepenuhnya secara riil dan efek-

nyataan berlakunya itu hanya untuk ke- tif, dengan kata lain Konstitusi itu di-

pentingan penguasa saja. Misalnya laksanakan secara murni dan kon-

dalam penyelenggaraan kekuasaan ke-

sekuen. Contoh: dalam Konstitusi hakiman sesuai pasal 24 dan 25 UUD Amerika Serikat, ketiga lembaga negara

1945 penguasa tidak boleh ikut campur yang memiliki kekuasaan eksekutif, dalam bidang peradilan, maka di-

legislatif, dan yudikatif dalam men- bentuklah Undang-Undang Nomor 19 jalankan kekuasaannya masing-masing

Tahun 1965 supaya penguasa dapat ikut secara terpisah. Seperti kekuasaan ekse-

campur dalam bidang peradilan. kutif tidak boleh melaksanakan kekua-

2. Sifat dan Fungsi Konstitusi saan membuat undang-undang karena

kekuasaan membuat undang-undang Mengenai uraian Konstitusi berikut ini

menjadi kewenangan badan pembuat akan dibahas beberapa sifat yang melekat undang-undang (kongres).

pada Konstitusi seperti: sifat yang fleksibel (luwes) atau rigit (kaku), seperti tertulis

b. Konstitusi memiliki nilai nominal dan tidak tertulis, serta bersifat yang

Artinya secara hukum Konstitusi formil dan materiil. itu berlaku tetapi dalam kenyataan ti-

a. Sifat fleksibel dan rigit dak sempurna, sebab ada dari pasal-

pasal Konstitusi tersebut dalam kenyata- Fleksibel dan rigit adalah sifat annya tidak berlaku. Contoh: Konstitusi

suatu Konstitusi yang dalam bahasa Amerika Serikat dalam Amandemen

Indo nesia dapat diterjemahkan luwes

XIV tentang kewarganegaraan dan per- atau kaku, untuk menentukan apakah wakilan tidak dilaksanakan secara sem-

sesuatu Konstitusi bersifat fleksibel atau purna karena di beberapa negara bagian

rigit dapat dipakai beberapa ukuran seperti Missisipi dan Alabama, pasal-

sebagai berikut: 17

pasal undang-undang tersebut tidak

1) Cara merubah Konstitusi diberlakukan.

Dalam konstutusi yang tertulis

c. Konstitusi memiliki nilai semantik biasanya mencantumkan tata cara per- Suatu Konstitusi memiliki nilai se-

ubahan dalam pasal-pasalnya, ka rena mantik jika Konstitusi tersebut secara

suatu Konstitusi walaupun dirancang hukum tetap berlaku tetapi dalam ke-

untuk kurun waktu yang lama, akan nyataannya hanya sekedar memberi

selalu tertinggal dengan perkembangan bentuk dari tempat yang telah ada dan

yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga dipergunakan untuk melaksanakan

suatu ketika Konstitusi pada hakikatnya kekuasaan politik. Jadi dalam hal ini

sebagai hukum dasar yang merupakan dasar dari peraturan perundang-un-

16 Moh.Kusnardi, Harmailly Ibrahim, Pengantar Hukum…….Op.Cit, hlm. 72-74.

17 Ibid, hlm. 75.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 403

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm

404 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

dangan yang lain, karena tingkatannya lebih tinggi serta menjadi dasar bagi peraturan hukum lainnya maka pemben- tukan Konstitusi menetapkan atau me- n cantumkan tata cara per ubahan dalam pasal-pasalnya. Walau pun caranya tidak mudah (sulit) dengan maksud supaya tidak mudah dirubah karena merupakan hukum dasar. Namun kalau memang betul-betul perubahan diper- lukan oleh rakyat banyak maka per- ubahan bisa dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam pasal- pasal Konstitusi yang bersangkutan.

Tetapi ada pula Konstitusi yang tidak memberatkan dalam melakukan per- ubahan seperti di atas, dengan per- timbangan supaya mudah di se suai kan dengan perkembangan masy a rakat maka Konstitusi yang demikian sifat- nya fleksibel. Karena untuk melakukan perubahan tidak memerlukan cara-cara yang istimewa, cukup dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa. Sebaliknya Kon stitusi yang menetap- kan syarat perubahan dengan cara-cara yang istimewa seperti perubahan itu harus memenuhi persetujuan pihak- pihak yang telah ditetapkan dalam pa- sal-pasal Konstitusi (syaratnya cukup berat) maka Konstitusi ini ber sifat rigit. Negara-negara yang memiliki Konsti- tusi yang bersifat fleksibel adalah New Zealand, Inggris (Konstitusi) tidak tertulis. Sedangkan Konstitusi yang sifatnya rigit adalah Amerika Serikat, Australia, Canada, dan Swiss.

2) Apakah Konstitusi itu mudah atau tidak menyesuaikan dengan pertimbangan zaman. Untuk menentukan sifat flek- sibelnya atau rigit suatu Konstitusi den- gan cara perubahan tidak selamanya benar, sebab dapat pula Konstitusi yang bersifat rigit dirubah tanpa melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam Konstitusi yang bersangkutan, sep- erti merubahnya dengan Convention,

yakni hukum dasar yang tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktek ketatanegaraan. Jadi sebenarnya yang menentukan perlu tidaknya Konstitusi itu dirubah atau tidak tergantung pada kekuatan politik yang sedang berkuasa, sebab bagaimanapun rigitnya suatu Konstitusi kalau kekuatan politik yang berkuasa menghendaki perubahan maka Konstitusi itu pasti berubah.

Tetapi sebaliknya walaupun Konsti tusi itu mudah dirubah namun kekuatan politik yang sedang berkuasa tidak mau merubah Konstitusi itu tetap ti- dak akan berubah. Dengan demikian untuk menentukan suatu Konstitusi bersifat fleksibel atau rigit dari sudut pandang yang pertama sulit dipastikan, sehingga untuk dapat menentukan sifat Konstitusi tersebut dapat pula diaju- kan dari sudut pandang yang kedua. Dengan pertanyaan apakah Konstitusi itu mudah atau sulit mengikuti per- kembanngan zaman? Jawabannya ada - lah jika Konstitusi mudah dan gam pang menyesuaikannya/meng ikuti perkem- bangan masyarakat maka Konstitusi itu bersifat fleksibel.

Se balik nya apabila Konstitusi itu sulit/ tidak bisa me nyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat maka

ko n sti tuti itu bersifat rigit. Biasa nya dalam perkembangan negara-ne gara modern Konstitusi hanya meng atur hal-hal yang pokok saja dan se- lanjutnya untuk penyesuaian dengan perkembangan yang ada diserahkan pengaturannya dengan peraturan per- undang-undangan yang lebih rendah serta mudah dibuat dan dirubah.

Contoh dalam UUD 1945 Pasal 19 Ayat 2 menetapkan bahwa susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur den- gan undang-undang. Artinya hal ini diserahkan kepada Presiden dan DPR untuk mengaturnya. Kemudian Ayat 1

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan .... menyatakan bahwa anggota DPR dipi- berkuasa. Maka dengan demikian UUD

lih melalui pemilu.. Sekarang apakah 1945 dikatakan Konstitusi yang bersifat ri- mungkin anggota DPR dipilih melalui git. Kedua, sebaliknya jika dilihat dari segi pemilu sebagian dan diangkat sebagian. muatan daripada UUD 1945 yang hanya Tentu hal ini bisa saja terjadi selama memuat hal-hal yang pokok saja, dan pen- Presiden dan DPR menyetujui, tetapi gaturan selanjutnya diserahkan kepada hal ini akan bertentangan dengan UUD peraturan perundang-undangan yang lebih 1945 yang menghendaki seluruh ang- rendah kedudukannya. Maka UUD 1945 gota DPR dipilih melalui pemilu, se- termasuk Konstitusi yang bersifat fleksibel. hubungan dengan itu maka Konstitusi

Dalam perkembangan selanjutnya para memuat hal-hal yang pokok saja.

penyelenggara kekuasaan negara berdasar- Tetapi tidak menutup kemungkinan kan hukum dasar (Droit Constitutional),

memuat hal-hal yang penting sehingga Undang-Undang Dasar atau Verfassüng, Konstitusi itu memerlukan pasal-pasal oleh Carl Schmit dianggap sebagai keputu- yang banyak/memadai sesuai dengan san politik yang tertinggi sehingga Konsti- kebutuhan , untuk mengatur hal-hal tusi mempunyai kedudukan atau derajat yang penting karena hal-hal yang po- supremasi Konstitusi dalam tertib hukum kok selalu penting sedangkan hal-hal suatu negara. 18 yang penting tidak selalu pokok. Oleh sebab itu hal-hal yang dianggap pent-

Timbul pertanyaan benarkah Konstitusi ing sekarang belum tentu penting pada atau Undang-Undang Dasar memiliki dera-

masa yang akan datang sehingga perlu jat yang tertinggi dalam suatu negara. Atas melakukan perubahan Konstitusi. Apa- pertanyaan tersebut K. C. Wheare dalam bila Konstitusi sering dirubah maka bukunya Modern Constitution memberikan akan mengurangi kewibawaan dari- gambaran yang cukup panjang lebar. Pada pada Konstitusi yang bersangkutan. Di intinya bahwa kedudukan Konstitusi samping itu pula setiap perubahan yang dalam suatu negara dapat dipandang dari dikehendaki oleh rakyat tidak dapat dua aspek yaitu aspek hukum dan moral. segera dilaksanakan karena memer-

Pertama , Konstitusi dilihat dari aspek lukan syarat sebagaimana di tetapkan hukum mempunyai derajat tertinggi (su-

dalam Konstitusi yang ber sangkutan. premasi) atas pertimbangan beberapa hal: Berdasarkan uraian di atas bagaimana

- Konstitusi dibentuk oleh lembaga yang dengan UUD 1945 apakah bersifat fleksi- diberikan kewenangan untuk memben- bel atau rigit, hal ini dapat ditinjau dari

tuk undang-undang.

dua segi, pertama jika dilihat dalam pasal

37 yang menentukan persyaratan perubah- - Konstitusi dibentuk berdasarkan atas an UUD yang bersangkutan, yaitu agenda

nama rakyat sehingga kekuatan berla- perubahan harus diajukan dalam sidang

kunya berasal dari rakyat dan dijamin MPR oleh sekurang-kurangnya 1/3 (seper-

oleh rakyat serta harus dilaksanakan se- tiga) dari jumlah anggota MPR. Sidang

cara langsung untuk kepentingan raky- MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya

at.

oleh 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota - Dilihat dari sudut hukum (pandangan MPR. Dari hasil sidang MPR harus disetu-

yang sempit) yaitu dari proses pem- jui sekurang-kurangnya 50% (lima puluh

buatannya, Konstitusi ditetapkan oleh persen) ditambah satu anggota dari selu-

18 ruh anggota MPR itupun harus didukung Parlin M. Mangunsang, Konversi Ketatanegaraan

Sebagai Salah Satu Sarana Perubahan UUD, Alumni

oleh keinginan/kehendak politik yang Bandung, 1992, hlm. 22.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 405

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 396~412

lembaga atau badan yang diakui ke- Pertama : hubungan antara pemerintah absahannya.

dengan warga negara. Kedua: hubungan

Jadi superioritas Konstitusi memiliki antara lembaga pemerintah satu dengan

lainnya. Hal ini biasanya akan menyang- daya ikat tidak saja kepada rakyat/warga

kut tiga hal penting yang diatur dalam isi negara tetapi juga bagi para penyelenggara

negara serta badan atau lembaga pembuat Konstitusi adalah: (a) melakukan pem- batasan kekuasaan lembaga-lembaga ne-

Konstitusi yang bersangkutan. gara, (b) mengatur hubungan antar lemba-

ga negara dan (c) mengatur hubungan pek moral berdasarkan fundamentalnya, kekuasaan antara lembaga-lembaga negara maka Konstitusi berada lebih rendah artin- dengan warga negara dan termasuk di ya Konstitusi tidak boleh bertentangan dalamnya sebagai isi Konstitusi adalah ad- dengan nilai-nilai universal dari etika mor- anya perlindungan terhadap hak-hak war- al, oleh sebab itu apabila dilihat dari segi

Kedua , jika Konstitusi ditinjau dari as-

ga negara.

Constitutional Philosophy , apabila aturan Dapat pula dirumuskan beberapa fungsi

Konstitusi bertentangan dengan etika dan Konstitusi yang sangat penting baik secara

moral maka Konstitusi harus dikesamping- kan 19

akademis maupun dalam praktek seperti karena itu pemahaman bersama

tentang sistem aturan sangat penting se- yang dikemukakan oleh William G. Andrews: 21 ) The constitution imposes Re-

hingga Konstitusi dapat dijadikan sebagai pegangan hukum tertinggi untuk melak- straint on government as a function of consti-

sanakan atau memutuskan segala sesuatu tutionalism, but it also legitimizes the power yang dicita-citakan dalam berbangsa dan of the government. It is the documentary in- bernegara. Tanpa pemahaman itu Konsti- strument for the transfer of authority from tusi tidak akan dapat berfungsi optimal the residual holders the people under democ- dan hanya akan sekedar berfungsi sebagai racy, the king under monarchy to the organs

of state power . Konstitusi di satu pihak dokumen yang “mati” hanya bernilai se-

mantik. melakukan pembatasan terhadap kekua- saan sebagai fungsi Konstitusionalisme,

Keseluruhan pemahaman bersama itu tetapi di pihak lain juga berfungsi sebagai intinya menyangkut prinsip-prinsip pen- instrumen untuk mengalihkan kewenan- gaturan, pembatasan kekuasaan dan per- gan dari pemegang kekuasaan asal (baik lindungan terhadap hak-hak warga negara. rakyat dalam sistem demokrasi maupun ra- Jadi prinsip dalam Konstitusional modern ja dalam sistem monarki kepada organ-or- sebenarnya adalah menyangkut prinsip gan kekuasaan). pembatasan kekuasaan yang lazim disebut

Selanjutnya Thomas Paint dalam buku- sebagai prinsip “Limited Government” yang

menurut William G.Andrews ”Under Con- nya Common Sense dikatakan bahwa Konstitusi juga mempunyai fungsi sebagai

stitutionalism, Two Types of limition im- pinge on government power proscribed”. 20 ) “A National Symbol” menurut Thomas 22 Konstitusionalisme mengatur dua hubun- Paint: gan yang saling ber kaitan satu sama lain.

“It may serve instead of the king in

that ceremonial function of exemplify-

19 K.C Wheare, Modern Constitution, London Oxford

University Press, 1975, hlm. 62-63. Selanjutnya periksa : Dahlan Thaib, Jazim Hamidi. Ni’matul Huda, Teori

21 William G. Andrews, Constitutionalism and dan Hukum Op Cit, hlm. 61-62.

Constitutionalism , edisi 3 (1968) Van Nestrand

20 William G. Andres, dalam Jimly Asshidiqie. Company, New Jersey, hlm 9. Periksa: Jazim Hamidi, Gagasan Kedaulatan Rakyat Dalam Konstitusi dan Malik, Hukum Perbandingan Konstitusi, Prestasi

Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru-Van Horve, Pustaka, Jakarta, 2008, hlm. 22. 1994, hlm. 13.

22 Ibid, hlm. 23.

406 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan .... ing the unity and majesty of the nation ma untuk menegakkan bangunan besar

or it may exist alongside the monarch, yang namanya negara. Pondasinya itu har- embodying capacity that constitutions us kuat dan tidak mudah runtuh agar ban- are trundled about the country in shiny gunan yang namanya negara itu tetap aluminium rail road trains under berdiri kukuh. armed guard and exhibited to all com-

Pada beberapa Konstitusi negara-negara ers”.

di dunia ada yang memiliki Konstitusi ter-

Konstitusi dapat berfungsi sebagai tulis (Written Constitution) dan ada Kon- pengganti raja dalam kaitannya dengan stitusi yang tidak tertulis (Unwritten Con- fungsi-fungsi yang bersifat seremonial dan stitution). Tertulis dinamakan Undang-Un- fungsi pemersatu bangsa dan biasanya dang Dasar (UUD-Grondwet). Seperti dikaitkan fungsi Kepala Negara.

UUD Republik Indonesia Tahun 1945 dan UUD Amerika Serikat. Sedangkan yang ti-

Selain ketiga fungsi di atas, Konstitusi dak tertulis adalan Konstitusi berupa kon-

dapat pula ditambah dengan beberapa vensi atau kebiasaan dalam ketatanegaraan

fungsi lainnya yakni sebagai “Kepala Nega- yang diselenggarakan pada berbagai nega-

ra (simbolik)” sebagai “Kitab Suci (simbo- ra di dunia seperti yang dijumpai pada

lik)” dari suatu agama civil atau “Syariat praktek penyelenggaraan negara yang

Negara (Civil Religion)”. Dalam fungsinya menganut sistem parlementer adalah me-

sebagai kepala negara simbolik, Konstitusi rupakan konvensi (kebiasaan ketata nega-

dapat berfungsi sebagai: (a) Simbol persat- raan). Menteri-menteri akan meletakkan uan (Symbol of Unity) (b) lambang identi- jabatannya jika kepadanya diajukan mosi

tas dan kebesaran nasional suatu bangsa tidak percaya oleh DPR. Kemudian meru-

(Majesty of The Nation) dan (c) sebagai pakan konvensi juga bagi partai politik puncak dan kekhidmatan upacara (Center yang menarik kembali (merecall) utusan-

of Ceremony). Selain itu Konstitusi juga se- nya dari DPR jika utusan tersebut tidak

bagai norma negara yang berfungsi seb- memenuhi aspirasi politik partainya. 24

agai: (a) dokumen pengendali (tool of polit- ical, social and economic control) dan (b)

Di Inggris norma-norma itu semua sebagai dokumen perekayasaan dan bah- ditemukan tersebar pada lembaga-lembaga kan pembaruan ke arah masa depan (tool kenegaraan dan hak-hak asasi manusia di- of political social dan economic engineering temukan di berbagai undang-undang biasa,

and reform) . 23 dalam adat kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan ke-

a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis

hidupan bernegara. 25

Sebagaimana dikemukakan di muka Contoh-contoh dokumen di Inggris yang

pada waktu membahas istilah Konstitusi dapat dikategorikan sebagai undang-

bahwa Konstitusi berasal dari kata Con- stituer

undang biasa adalah:

(Bahasa Perancis) yang memiliki makna/arti membentuk. Dalam hal ini

1. Magna Charta Libertatum tahun 1215 adalah pembentukan suatu negara atau

yang ditandatangani oleh Raja John menyusun/menyatakan berdirinya negara

atas desakan golongan bangsawan. sebagaimana dikemukakan oleh Wiryono

Naskah ini bersifat feodal tetapi Prodjodikoro bahwa konstitusi memuat

peraturan-peraturan pokok (fundamental) 24 M. Solly Lubis, Hukum Tata Negara, Mandor mengenai soko guru atau sendi-sendi uta- Maju, Bandung, 2008, hlm. 27.

25 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu…, Op.Cit, hlm. 187-188. Periksa : M.Solly Lubis, Hukum Tata

23 William G……Dalam Jazim Hamidi, Ibid, hlm. 23.

Op.Cit, hlm. 28.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 407

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 396~412

sangat penting karena pertama kali sama dengan “mengamandemen Konstitu- raja mengakui hak-hak bangsawan si/UUD”. Pendapat ini didasarkan pada is- bawahananya.

tilah bahasa Inggris (“Constitution Aman- dement” yang artinya mengubah Undang-

2. Bill of Right tahun 1969 dan Act of

26

Undang Dasar).

Settlement

tahun 1701. Kedua undang- undang ini merupakan kewenangan

Apabila melihat perkembangan Un- parlemen melawan raja Dinasti Stuart dang-Undang Dasar 1945, maka kata me-

karena memindahkan kedaulatan dari rubah UUD yang tercantum dalam Pasal tangan raja ke tangan parlemen (King

37 adalah dapat menambah pasal-pasal in Parliamant ).

yang sudah ada dan memungkinkan juga

3. The Parliamant Act tahun 1911 dan menambah pasal-pasal baru yang belum 1949. Kedua undang-undang ini mem- diatur dalam UUD 1945. Jika MPR selaku batasi kekuasaan majelis tinggi (House lembaga yang berwenang merubah UUD, of Lords) dan menetapkan supremasi ingin melakukan perubahan, supaya mem- majelis rendah (House of Commons). perhatikan azas-azas yang telah ditetapkan Artinya House of Lord dalam beberapa dalam pembukaan UUD 1945. Jangan sam- hal tertentu dilarang menolak rancan- pai perubahan itu membawa akibat ber- gan undang-undang yang telah diterima gantinya UUD 1945 dengan UUD yang oleh House of Commons.

lain. Hal ini perlu dipertegas karena ber- dasarkan sejarah ketatanegaraan Indonesia

4. Beberapa keputusan hakim yang meru- pernah terjadi penggantian UUD yakni pakan tafsiran pada beberapa undang- dari UUD 1945 ke Konstitusi RIS tahun

undang parlemen. 1949, dan dari Konstitusi RIS ke UUDS

5. Konvensi-konvensi (aturan-aturan 1950. Di sini terjadi perubahan yang asasi lain berdasarkan teradisi) yang meng- yakni dari negara kesatuan menjadi susu- atur hubungan antara kabinet dan nan negara federal dan kembali lagi men- parlemen.

jadi susunan negara kesatuan). 27 Sedangkan di Indonesia contoh-contoh

Berdasarkan perjalanan sejarah ke- Konstitusi tertulis yang berjalan berturut- tatanegaraan Indonesia dalam perubahan

turut dalam tiga buah Undang-Undang Konstitusi atau UUD maka istilah per- Dasar dalam empat tahap yaitu :

ubahan di atas dapat mengandung arti baik

1. UUD 1945 dari tahun 1945 s/d tahun yuridis maupun politis, sebab dalam teori

1949 hukum tata negara yang dimaksud dengan perubahan Konstitusi UUD adalah: 28

2. UUD RIS 1949 dari tahun 1949 s/d tahun 1950

1. Penggantian Undang-Undang Dasar dimaksudkan UUD yang lama di-

3. UUDS 1950 dari tahun 1950 s/d tahun ganti, baik seluruhnya maupun se- 1959

bagian dan tata cara penggantian

4. UUD 1945 kembali dari tahun 1959 s/d adakalanya secara jelas dalam UUD sekarang

yang baru dan ada kalanya tidak.

A. Perubahan Konstitusi

Istilah kata “perubahan” dalam peruba- 26 Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan

han Konstitusi berasal dari kata “rubah” Konstitusi, (Alumni Bandung, 1979) Hlm. 3.

27 Moch. Kusnardi, Harmailly Ibrahim, Pengantar

dan kata kerja merubah. Menurut Sri Soe- Hukum……..Op.Cit, hlm. 84. 28 mantri kata mengubah Konstitusi/UUD Bintan Regen Saragih, Perubahan Penggantian…..,

Op.Cit , hlm. 14.

408 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 409

Sirojul Munir | Keidentikan Pengertian Konstitusi Dengan UUD Dalam Sistem Ketata Negaraan ....

2. Perubahan atas amandemen UUD, artinya UUD lama dirubah bebera- pa pasalnya saja supaya dapat me- nyesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Sedangkan pasal-pasal lain tidak mengalami perubahan. Adakalanya pasal-pasal perubahan ditempatkan pada bagian akhir dari- pada UUD yang bersangkutan den- gan memberi judul “perubahan” atau “amandemen”. Sedangkan pasal-pasal lama tetap dalam posisi semula (cara ini disebut adendum). Contoh Un- dang-Undang Amerika Serikat. Ada pula pasal-pasal dalam UUD yang bersangkutan tetap jumlahnya, te tapi di sisipkan tambahan ayat-ayat baru dalam pasal-pasal (cara ini juga dise- but amandemen). Contoh UUD Neg- ara Republik Indonesia Tahun 1945.

Di samping itu ada pula pengertian pe- rubahan Konstitusi atau UUD dalam prak- tek ketatanegaraan, di mana UUD lama tetap berlaku tanpa adanya perubahan se- cara yuridis. Artinya secara formal UUD lama masih tetap berlaku, tetapi penye- lenggaraan negara dalam prakteknya baik seluruh ataupun sebagian dari pasal-pasal- nya tidak dilaksanakan oleh penguasa. Hal ini biasa berlaku pada penyelenggaraan negara yang otoriter dan totaliter cender- ung menggunakan keputusan-keputusan yang dibuat sendiri dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misalnya pada zaman rezim Hitler di Jerman yang totaliter. Member- lakukan Konstitusi Weiman 1900 yang de- mokratis tetapi dalam praktek yang diber- lakukan adalah pemerintahan yang tidak demokratis. Di Indonesia hal yang sama pernah berlaku pada masa revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan Re- publik Indonesia. Pada saat itu sistem pemerintahan yang berlaku berdasarkan UUD 1945 adalah sistem presidensiil, te- tapi dalam praktek yang berlaku adalah sistem parlementer.

Berdasarkan uraian di atas tentang perubahan Konstitusi atau UUD, memiliki arti yang lebih luas yaitu penggantian, perubahan dalam praktek penyelenggaraan negara. Beberapa contoh Konstitusi/UUD negara-negara modern dewasa ini yang membuat beberapa ketentuan dalam perubahan yang biasanya dirumuskan dalam pasal-pasal yang merupakan bagian akhir dari Konstitusi/UUD tersebut sebagai berikut: 29

1. Konstitusi/UUD Amerika Serikat ta- hun 1787 perubahannya dirumuskan dalam pasal V dari 7 pasal yang ada umumnya tiap-tiap pasal terdiri dari beberapa seksi dan tiap-tiap seksi ter- diri lagi dalam beberapa ayat.

2. Konstitusi/UUD Jepang 1946, per- ubahannya dimuat dalam Pasal 96 dari 102 pasal yang ada.

3. Konstitusi/UUD Philipina tahun 1986, perubahannya dimasukkan dalam pasal XVII dari 18 pasal yang ada. um- umnya terdiri dari seksi-seksi bahkan ada pasal pasal sampai 27 seksi, dan masih terdiri lagi dari beberapa ayat.

4. Konstitusi/ UUD 1945 yang rumusan perubahannya dimuat dalam pasal terakhir yaitu dalam Pasal 37 yang terdiri dari beberapa ayat.

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI HUKUM ADAT DALAM POLEMIK HUKUM POSITIF SUATU KAJIAN DALAM PERSPEKTIF TATANEGARA THE EXISTENCE OF CUSTOMARY LAW IN THE POLEMICS OF POSITIVE LAW – A STUDY FROM THE PERSPECTIVE OF CONSTITUTIONAL LAW

0 1 17

THE OPTIMAL DURATION OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING

0 0 10

KONTROVERSI PENERAPAN PIDANA MATI TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOBA THE CONTROVERSY OF APPLYING THE DEATH SENTENCE FOR CRIMINAL ACTS RELATED TO DRUGS

0 0 23

KETIDAKADILAN PEMBAGIAN HARTA GONO GINI PADA KASUS PERCERAIAN THE INJUSTICE OF DISTRIBUTING MARITAL PROPERTY (HARGA GINI GONO) IN DIVORCE CASES

0 2 16

PRINSIP KEADILAN SOSIAL SEBAGAI HUKUM THE PRINCIPLE OF SOCIAL JUSTICE AS THE LAW

0 0 16

TANDA-TANDA “MATI” NYA HUKUM INDONESIA THE SIGNS OF THE ‘DEMISE’ OF INDONESIAN LAW

0 0 6

ALIH FUNGSI LAHAN PERKEBUNAN MENJADI DAERAH PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG THE OVER USE OF PLANTATION LAND DUE TO BECOMING TOURISM AREA IN THE PERSPECTIVE OF SPACE PLANNING

0 0 12

PENERAPAN PRINSIP MUDHARABAH DALAM PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH PRINCIPLE OF BANKING PRODUCTS

0 0 12

PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK MASYARAKAT DALAM RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MATARAM BERDASARKAN PERDA NOMOR 12 TAHUN 2011 THE LEGAL PROTECTION OF COMMUNITY RIGHTS IN AREA SPATIAL PLANNING OF MATARAM CITY BASE ON THE LOCAL REGULATION NUMBER 12 YEAR 2011

0 0 14

KONSEP NEGARA HUKUM DALAM HUBUNGAN KEKUASAAN FREISS ERMERSSEN DALAM WELFARE STATE CONCEPT OF RULE OF LAW IN RELATED TO FREISS ERMERSSEN AUTHORITY ON WELFARE STATE

0 0 10