SKRINING Dan Penerapannya pada Proses Sk
Prof. Dr. H. Sutarto
Hadi, M.Si, M.Sc
NIP 19660331
199203 1 001
Dr. RONY RIDUAN,
S.T., M.T.
NIP 19761017
199903 1 003
TUGAS MATA KULIAH EPIDOMILOGI
SKRINING
Dr-Ing. Yulian
Firmana Arifin, S.T.,
M.T
NIP 197507 19
200003 1 001
Prof. Dr. Qomariyatus
Sholihah, Dipl.hyp, ST.,
M.Kes
NIP 19780420 200501 2
002
Achmad Saufi Ridhoni
Dini Amalia
Evi Rizki Setyowati
Firdaus Oktafyanza
H1E114001
H1E114005
H1E114006
H1E114008
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2015
Nova Annisa, M.Si,
NIP
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai daerah tropis berpotensi menjadi daerah endemik dari
beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi acaman bagi
kesehatan masyarakat. pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya
peningkatan kasus maupun kematian penderita akibat ISPA.
Memahami pengertian
Skrining.
Mengetahui tujuan dan
manfaat
skrining
Pengertia
n Skrining
Rumusan
Masalah
Tujuan
Skrining
Sasaran
Skrining
Mengetahui sasasran dan syarat
pelaksanaan skrining.
Mengetahui proses pelaksanaan skrining
Sasaran
Skrining
Proses
Skrining
Memahami penerapan skrining pada
kasus.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Skrining/penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang
belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan.
Johan Harlan
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri
yang berlangsung selama 14 hari yang menyerang saluran pernafasan bagian
atas dan bgian bawah.
Riskesdas
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Siswono
FOTO LAPANGAN
Kamis, 3 Desember 2015, 10:59:06 pagi
Kamis, 3 Desember 2015, 11:19:56 pagi
BERIKUT TABEL PASIEN ISPA BULAN APRIL RESMI
DARI DATA DINAS KESEHATAN
REALISASI PENEMUAN PENDERITA
PUSKES
MAS
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pkm Sei. Ulin
Pkm Bjb
Pkm SB
Pkm CPK
Pkm GP
Pkm LU
Pkm LA
Pkm BBU
Jumlah
Jml Pnddk
17,421
27,436
19,465
31,035
56,746
24,962
13,310
29,793
220,168
Jml. Penddk
Usia Balita
(10% peddk)
1,742
2,744
1,947
3,104
5,675
2,496
1,331
2,979
22,017
ISPA 5th
Bukan
162
180
49
168
206
215
93
83
1,156
Pneumonia
0
0
0
100
1
2
2
1
106
Bukan
35
307
119
0
329
339
125
189
1,443
Puncaknya ada pada bulan April, yaitu dengan total kunjungan puskesmas sebanyak
473 kasus, dengan jumlah pasien Pneumonia pada bayi dan balita ada 25 kasus, dan
penderita batuk bukan Pneumonia pada pasien balita tertinggi sebanyak 223 kasus.
Hasil
Dari data Dinas Kesehatan Banjarbaru diperolah sekitar 10% dari
jumlah penduduk balita terkena ISPA. Berdasarkan keterangan dari Ibu
Endah Setiyani, AMK selaku pengelola P2 ISPA di Puskesmas Banjarbaru,
mengenai proses skrining untuk kasus ISPA memang tidak sulit, yaitu hanya
dengan memperhatikan ritme pernafasan dari pasien. Proses skrining yang
dilakukan pada pasien ISPA kategori Pneumonia hanya dengan memperhatikan
kecepatan nafas dari pasien.
METODOLOGI SKRINING
PEMBAHASAN
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh
virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan
musim hujan. ISPA yang berkelanjutan akan menjadi penyakit
pneumonia, pneumonia sering terjadi pada anak kecil yang mengalami
kekurangan gizi. Debu, panas, faktor usia, dan faktor kebersihan
lingkungan tempat tinggal juga memiliki pengaruh terhadap
pneumonia. Faktor pembakaran lahan yang terjadi akhir-akhir ini
merupakan suatu faktor yang memiliki andil besar dengan
meningkatnya penderita ISPA di Banjarbaru. Pada bayi umur 0 hari
sangat dijaga karena masih lemah, setelah seminggu bayi harus diberi
imunisasi untuk pencegahan berbagai penyakit.
PEMBAHASAN
Debu
ISPA
Faktor Faktor
Kebersihan
lingkungan
Pembakaran (Asap)
Usia
Kesimpulan
Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau sekelompok
orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap
atau tidak mengidap penyakit. Tujuan skrining adalah menemukan orang terkena
penyakit sedini mungkin. Contoh penerapan skrining adalah “Proses Skrining ISPA pada
Balita dan Pengaruh Kabut Asap Terhadap Peningkatan Jumlah Pasien ISPA di Daerah
Banjarbaru”.
Saran
Mencegah penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Langkah termudah adalah
menjaga pola hidup bersih dan sehat disekitar tempat tinggal, biasakan buang sampah di
tempatnya agar tidak menjadi sarang penyakit.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA
Hadi, M.Si, M.Sc
NIP 19660331
199203 1 001
Dr. RONY RIDUAN,
S.T., M.T.
NIP 19761017
199903 1 003
TUGAS MATA KULIAH EPIDOMILOGI
SKRINING
Dr-Ing. Yulian
Firmana Arifin, S.T.,
M.T
NIP 197507 19
200003 1 001
Prof. Dr. Qomariyatus
Sholihah, Dipl.hyp, ST.,
M.Kes
NIP 19780420 200501 2
002
Achmad Saufi Ridhoni
Dini Amalia
Evi Rizki Setyowati
Firdaus Oktafyanza
H1E114001
H1E114005
H1E114006
H1E114008
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2015
Nova Annisa, M.Si,
NIP
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai daerah tropis berpotensi menjadi daerah endemik dari
beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi acaman bagi
kesehatan masyarakat. pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya
peningkatan kasus maupun kematian penderita akibat ISPA.
Memahami pengertian
Skrining.
Mengetahui tujuan dan
manfaat
skrining
Pengertia
n Skrining
Rumusan
Masalah
Tujuan
Skrining
Sasaran
Skrining
Mengetahui sasasran dan syarat
pelaksanaan skrining.
Mengetahui proses pelaksanaan skrining
Sasaran
Skrining
Proses
Skrining
Memahami penerapan skrining pada
kasus.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Skrining/penyaringan kasus adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang
belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan.
Johan Harlan
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri
yang berlangsung selama 14 hari yang menyerang saluran pernafasan bagian
atas dan bgian bawah.
Riskesdas
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Siswono
FOTO LAPANGAN
Kamis, 3 Desember 2015, 10:59:06 pagi
Kamis, 3 Desember 2015, 11:19:56 pagi
BERIKUT TABEL PASIEN ISPA BULAN APRIL RESMI
DARI DATA DINAS KESEHATAN
REALISASI PENEMUAN PENDERITA
PUSKES
MAS
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pkm Sei. Ulin
Pkm Bjb
Pkm SB
Pkm CPK
Pkm GP
Pkm LU
Pkm LA
Pkm BBU
Jumlah
Jml Pnddk
17,421
27,436
19,465
31,035
56,746
24,962
13,310
29,793
220,168
Jml. Penddk
Usia Balita
(10% peddk)
1,742
2,744
1,947
3,104
5,675
2,496
1,331
2,979
22,017
ISPA 5th
Bukan
162
180
49
168
206
215
93
83
1,156
Pneumonia
0
0
0
100
1
2
2
1
106
Bukan
35
307
119
0
329
339
125
189
1,443
Puncaknya ada pada bulan April, yaitu dengan total kunjungan puskesmas sebanyak
473 kasus, dengan jumlah pasien Pneumonia pada bayi dan balita ada 25 kasus, dan
penderita batuk bukan Pneumonia pada pasien balita tertinggi sebanyak 223 kasus.
Hasil
Dari data Dinas Kesehatan Banjarbaru diperolah sekitar 10% dari
jumlah penduduk balita terkena ISPA. Berdasarkan keterangan dari Ibu
Endah Setiyani, AMK selaku pengelola P2 ISPA di Puskesmas Banjarbaru,
mengenai proses skrining untuk kasus ISPA memang tidak sulit, yaitu hanya
dengan memperhatikan ritme pernafasan dari pasien. Proses skrining yang
dilakukan pada pasien ISPA kategori Pneumonia hanya dengan memperhatikan
kecepatan nafas dari pasien.
METODOLOGI SKRINING
PEMBAHASAN
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh
virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan
musim hujan. ISPA yang berkelanjutan akan menjadi penyakit
pneumonia, pneumonia sering terjadi pada anak kecil yang mengalami
kekurangan gizi. Debu, panas, faktor usia, dan faktor kebersihan
lingkungan tempat tinggal juga memiliki pengaruh terhadap
pneumonia. Faktor pembakaran lahan yang terjadi akhir-akhir ini
merupakan suatu faktor yang memiliki andil besar dengan
meningkatnya penderita ISPA di Banjarbaru. Pada bayi umur 0 hari
sangat dijaga karena masih lemah, setelah seminggu bayi harus diberi
imunisasi untuk pencegahan berbagai penyakit.
PEMBAHASAN
Debu
ISPA
Faktor Faktor
Kebersihan
lingkungan
Pembakaran (Asap)
Usia
Kesimpulan
Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau sekelompok
orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap
atau tidak mengidap penyakit. Tujuan skrining adalah menemukan orang terkena
penyakit sedini mungkin. Contoh penerapan skrining adalah “Proses Skrining ISPA pada
Balita dan Pengaruh Kabut Asap Terhadap Peningkatan Jumlah Pasien ISPA di Daerah
Banjarbaru”.
Saran
Mencegah penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Langkah termudah adalah
menjaga pola hidup bersih dan sehat disekitar tempat tinggal, biasakan buang sampah di
tempatnya agar tidak menjadi sarang penyakit.
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA