Dalam hubungan dengan pemerintahan daera (1)

SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Hukum Tata Usaha Negara

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Shohibul Itmam, M.H.
Disusun oleh:
Izzat Abdika Mukalafin (210115104)

SA.D
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI AL AHWAL AS SYAKHSIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah Provinsi.
Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah
provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Urusan penyelenggaraan pemerintah
daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam upaya mengoptimalkan perannya, pemerintah daerah juga perlu mendorong
partisipasi pihak lain yang berkompeten dalam upaya percepatan pembangunan daerah
tertinggal, seperti pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat. Daerah juga perlu
mendorong terjadinya koordinasi dan kerjasama antar wilayah yang melibatkan dua atau
lebih wilayah yang berbeda. Penting juga diperhatikan adalah kesiapan pemerintah daerah
dalam menyediakan data dan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat serta berperan
sebagai mitra konsultasi dalam proses percepatan pembangunan daerah tertinggal

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sistem pemerintahan daerah ?
2. Apa saja dasar hukum pemerintahan daerah ?
3. Apa saja asas dalam pemerintahan daerah ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan Daerah
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa inggris) yang

berarti susunan, jaringan atau cara. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata
sistem berarti

sebuah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk totalitas.
Dengan demikian arti kata sistem pemerintahan adalah suatu tatanan atau susunan
yang berupa suatu struktur yang tediri dari bagian-bagian atau komponen-komponen
yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam penyelenggaraan daerah
otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dimana unsur
penyelenggaraan pemerintah daerah adalah Gubernur,Bupati atau Walikota dan
perangkat daerah1
Devinisi pemerintah daerah di dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
daerah Pasal 1 ayat 2 adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi yang seluas luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republi
indonesia sebagaiman dimaksud dalam undang undang dasar negara republik
indonesia tahun 1945
Dalam hubungan dengan pemerintahan daerah, Pasal 18 UUD 1945, dengan
menjelaskanya, dan Undang Undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok pokok

pemerintahan di daerah, yang pelaksanaanya diatur dengan Instruksi Menteri Dalam
Negara No. 26 Tahun 1974.
Dalam pasal 18 UUD 1945 dikatakan bahwa “Pembagian daerah indonesia
atas dasar besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahan ditetapkan dengan
undang-undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam
sistem pemerintahan negara dan hak hak asaal usul dalam daerah daerah yang bersifat
istimewa”

1 Andriyansah, Administrasi Pemerintah Daerah , Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Moestopo Beragama, 2015. Hlm. 15

Daerah indonesia dibagi menjadi daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi
pula menjadi daerah yang lebih kecil. Daerah daerah itu bersifat otonom atau bersifat
atministratif belaka. Semua yang menurut aturan dan ditetapkan dengan undangundang. Di daerah daerah yang bersifat otonom diadakan badan perwakilan daerah
karena didaerah pun pemerintahan akan bersendikan dasar permusyawaratan. 2
B. Asas Pemerintahan Daerah
Untuk membentuk sususnan daerah daerah itu pemerintah bersama DPR telah
menetapkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok pokok pemerintahan daerah.
Yang dilaksanakan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri 26 Tahun 1974. Undang-undang
itu mengatur penyelenggaraan pemerintah daerah otonom dan pokok pokok penyelenggaraan

pemerintahan yang menjadi tugas pemerintah pusat di daerah. Selain itu juga diatur pokok
pokok peyelengaraan urusan pemerintah yang berdasarkan asas sebagai berikut3 :
1. Asas desentralisasi
Asas desentralisasi yaitu asas yang menyatakan penyerahan sejumlah
urusan pemerintah dari pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah yang
lebih tinggi kepada pemerintah daerah yang lebih rendah sehingga
menjadimenjadi usrusan rumag tangga daerah itu.
2. Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan pelimpahan wewenag
dari pemerintahan pusat , kepada wilayah atau kepala instansi vertikal
tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah tanggung
jawab tetap ada pada pada pemerintah pusat. Baik perencanaan maupun
pelaksanaan pembiayaanya tetap menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat. Unsur pelaksanaanya dikordinasikan oleh kepala daerah dalam
kedudukanya selaku wakil pemerintah pusat.
3. Asas Tugas Pembantuan
Asas tugas pembantuan adalah asas yang menyatakan tugas turut serta
dalam pelaksanaan

unsur pemerintahan yang


ditugaskan kepada

pemerintahan daerah dengan kewajiban mempertanggung jawabkan
kepada yang memberi tugas. Misalnya kota madya menarik pajak pajak
tertentu seperti pajak kendaraan, yang sebenarnya menjadi hak dan urusan
pemerintah pusat. Berdasarkan prinsip prinsip diatas, jelaslah bahwa
2 C.S.T Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2008, Hlm, 141.
3 Ibid, Hlm 142-143

wilayah indonesia dibagi menjadi daerah daerah otonom dan wilayah
wilayah administrasi.
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas wilayah tertentu, yang berhak, berwenang, dalam kewajiban
mengatur dan mengurus rumah tangganyasendiri dalam ikatan negara
kesatuan republik indonesia, sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Daerah dibentuk berdasarkan asas desentralisasi.
Wilayah administrasi adalah lingkungan kerja perangkat pemerintah
yang menyelenggarakan tugas pemerintah umum di daerah. Wilayah ini
dibentuk atas asa dekonsentrasi.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

C.

Syarat-syarat dibentuknya pemerintah daerah,antara lain adalah.
Mampu membiayai kehidupanya (kemampyuan ekonomi).
Jumlah penduduk yang ditentukan.
Luas daerah.
Memperhatikan pertahana dan keamanan nasional.
Pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.
Dapat melaksanakan pembangunan untuk daerahnya.

Dasar Hukum Pemerintah Daerah

Pemerintahan Daerah dalam Beberapa Undang-Undang4

1. Menurut UU No. 1 Tahun 1945
Pemerintahan daerah dilaksanakan oleh kepala daerah bersama sama denga
komite nasional daerah yang berfungsi sebagai DPRD. KNID (Komite Nasional
Indonesia Daerah ) beranggota 5 orang sebagai badan eksekutif yang bersama
sama dengan kepala daerah menjalankan pemerintahanya sehari hari
Di dalam kenyataan terdapat dua pemerintahan daerah berdasar UU No. 1
Tahun 1945 yaitu pemerintah yang memiliki KNID dan tanpa KNID, pemerinth
daerah yang mempunyai KNID adalah pemerintahan daerah otonom yang berhak
mengatur rumah tangga daerah (kresidenan, pemerintah kota, kabupaten ( daerah
lain yang dianggap perlu). Sedang daerah yang tidak mempunyai KNID seperti
daerah provinsi (kecuali provonsi Sumatra) kawedanan, kecamatan adalah daerah
administrasi belaka.
Pemerintah yang berada di daerah otonom yaitu penyelengaraan urusan rumah
tangga daerah (KNID,

badan eksekutif daerah dan kepala daerah) dan

4 Imam Mahdi, Hukum Tata Negara Indinesia, Yogyakarta, Teras, 2011, Hlm, 190-197

penyelenggaraan urusan lainya terlepas dari KNID dan badan eksekutif daerah

adalah pejabat pemerintah pusat di daerah.
2. Menurut UU No 22 Tahun 1948
UU ini dimaksudkan untuk menyeragamkan sistem pemerintahan daerah seluruh
Indonesia, dan bertujuan menghapuskan dualisme dalam pemerintahan daerah dan
hendak memberi hak otonom dan medebewind (tugas pembantuan) seluas luasnya
kepada badan pemerintahan daerah yang tersusun demokratis berdasarkan
musyawarah.
Pemerintahan daerah terdiri dari DPRD dan DPD, jabatan kepala daerah
sebagai wakil dari pemerintahan pusat di dalam dan karena jabatanya menjadi
ketua dan anggota/ketua DPD.
Didalam UU ini dikenal dua jenis otonom daerah yakni daerah otonom biasa
dan daerah otonom istimewa, keduanya berhak mengatur rumah tangganya
sendiri, tiap jenis daerah dapat dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu : Provinsi,
Kabupaten/Kota dan desa.
3. Menurut UU No.1 Tahun 1957
UU ini merupakan pelaksanaan dari pasal 313 UUDS 1950 yang berbunyi:
a) Pembagian daerah indonesia atas besar dan kecil yang berhak mengurus
rumah tangganya sendiri dengan bentuk susunan pemerintahanya
ditetapkan dengan UU, dengan memandang dan mengingati dasar
permusyawaratan dan dasar perwakilan dalam sistim pemerintahan daerah

b) Kepala daerah diberikan otonom yang seluas luasnya untuk mengurusi
rumah tangganya sendiri.
c) Dengan UU dapat diserahkan penyelenggaraan tugas tugas daerah daerah
yang tidak termasuk urusan rumahtangganya.
d) Menurut penetapan presiden No. 6 Tahun 1959
4. Menurut UU No. 18 Tahun 1965
Kepala daerah boleh dari partai politik, kepala daerah tidak boleh merangkap
sebagai ketua DPRD, dalam UU ini pembagian wilayah didasarkan pada
provinsi/kotapraja sebagai daerah tingkat I, kabupaten/kota madya sebagai daerah
tingkat II, dan kecamatan/ kota praja sebagai daerah tingkat III,
5. Menurut UU No 5 Tahun 1974
UU ini berlaku mulai tanggal 23 juli 1974 UU ini dinamakan Undang undang
tentang pokok pokok pemerintahan di daerah. Diataur dengan jelas asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan pembantuan. Pemberian otonom kepala daerah
didasarkan kepada otonom yang nyata dan bertanggung jawab.
Pada saat berlakunya UU ini rezim orde baru sedang berkuasa sehingga daerah
tidak berkembang secara optimal karena sistem politik dan ekonomi dibangun

secara sentralistik. Daerah tidak mempuanya kekuasaan untuk mengembangkan
potensinya.

6. Menurut UU No. 22 Tahun 1999
UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dilengkapi dengan UU
No.25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. UU ini
memberikan kesempatan yang luas kepada daerah untuk mengatur daerahnya
untuk ditopang pendanaan yang lebih memadai
7. Menurut UU No. 32 Tahun 2004
Di dalam UU ini ditegaskan bahwa pemerintahan daerah dalam penyelenggarakan
urusan pemerintah memiliki hubungan dengan pemerintah dan pemerintahan
daerah lainya. Hubungan tersebut meliputi kewenangan, keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainya

BAB III
KESIMPULAN

Melihat definisi pemerintahan daerah yang telah dikemukakan diatas maka yang
dimaksud pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dimana unsur
penyelenggaraan pemerintah daerah adalah Gubernur,Bupati atau Walikota dan
perangkat daerah
Dan asas pemerintahan daerah terdiri dari tiga asas antara lain

1. Asas desentralisasi
2. Asas Dekonsentrasi
3. Asas Tugas Pembantuan

Syarat-syarat dibentuknya pemerintah daerah,antara lain adalah.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mampu membiayai kehidupanya (kemampyuan ekonomi).
Jumlah penduduk yang ditentukan.
Luas daerah.
Memperhatikan pertahana dan keamanan nasional.
Pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.
Dapat melaksanakan pembangunan untuk daerahnya.

Dalam pemerintahan daerah memiliki dasar hukum antara lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menurut UU No. 1 Tahun 1945
Menurut UU No 22 Tahun 1948
Menurut UU No.1 Tahun 1957
Menurut UU No. 18 Tahun 1965
Menurut UU No 5 Tahun 1974
Menurut UU No. 22 Tahun 1999
Menurut UU No. 32 Tahun 2004
DAFTAR PUSTAKA

Andriyansah. 2015. Administrasi Pemerintah Daerah , Jakarta, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Moestopo Beragama.
Kansil C.S.T. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta, PT. Bumi
Aksara.
Mahdi Imam. 2011. Hukum Tata Negara Indinesia, Yogyakarta, Teras