Konsep Dasar Keperawatan Gerontik
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
GERONTIK
PENDAHULUAN
Perkembangan
ilmu
pengetahuan & tekhnologi
memberi dampak positif
terhadap
kesejahteraan
yang terlihat dari anggka
harapan hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia
th. 1971 46.6 tahun
th. 1999 67.5 tahun
• Salah satu tolok ukur kemajuan suatu
bangsa seringkali dilihat dari harapan
hidup penduduknya
• Indonesia sebagai suatu negara
berkembang diproyeksikan pada tahun
2000 dapat mencapai lebih dari 70 tahun
• Pada tahun 2000 jumlah usila
diproyeksikan sebesar 7,28 % pada tahun
2010 sebesar 11,34 % (BPS,1992)
• Dari data USA Bureau of the sensus,
Indonesia diperkirakan pertambahan usila
terbesar diseluruh dunia antara tahun
1990 – 2025 sebesar 414 %
Populasi lansia akan meningkat
juga yaitu :
• Th. 1990 Jml penduduk 60 th
+ 10 jt jiwa/5,5 % dari total
populasi penduduk
• Th. 2020 diperkirakan meningkat
3 x menjadi + 29 jt jiwa/11,4 %
dari total populasi penduduk
Lanjutan. . .
Terdapat hasil yang mengejutkan
yaitu :
62,3 % lansia di Indonesia masih
berpenghasilan
dari
pekerjaannya sendiri
59,4 % dari lansia masih
berperan
sebagai
kepala
keluarga
53 % lansia masih menanggung
beban kehidupan keluarga
Hanya 27,5% lansia mendapat
penghasilan dari anak / menantu
Pembagian Lansia
1. Depkes RI
Kel. Menjelang usila 45 – 54 th virilitas
Kel. Usila 55 – 64 th masa presenium
Kel. Usila 65 th < masa senium
2. WHO
Usia pertengahan 45-59 th
usia lanjut 60 – 74 th
Usia tua 75 – 89 th
Usia sangat lanjut > 90 th
Birren dan Jenner (1977)
Usia
biologis : jangka waktu seseorang
dalam keadaan hidup
Usia Psikologis : Kemampuan seseorang
untuk mengadakan penyesuaian pada
situasi yang dihadapi
Usia sosial : Peran yg diharapkan atau
diberikan masy pada seseorang s/d
usianya
PROSES PENUAAN
Penuaan
primer : perubahan
pada tingkat sel
Penuaan
skunder
:
Proses
penuaan
akibat
faktor
lingkungan fisik, psikis dan
sosial
Stress
fisik/psikis, gaya
hidup
dan
diet
dapat
mempercepat
proses
menjadi tua
Perubahan fisiologis proses menua
secara umum
Perubahan mikro terjadi dalam sel
Berkurangnya cairan dalam sel
Berkurangnya besarnya sel
Berkurangnya jumlah sel
Perubahan makro yang jelas terlihat
Rambut memutih, kulit tidak elastis, dimentia
senilis, menopause, atrofi otot, presbiopi,,
osteoporosis, mengecilnya mandibula, dll
Apa
Kapan
Bagaimana
?
Dahulu : normal jadi tua
Masa kini : Sukses jadi tua
Mitos
Tua itu tak berdaya, sakit
dan pikun
----> tempo doeloe : buang
jauh-jauh
Masa kini : old but fit
---->tua tapi sehat, mandiri
dan beriman
Antisipasi era globalisasi
“Jangan andalkan diri pada
anak dan cucu”
Apa pendapatmu?
Perubahan Umum Manula
1. Kemampuan fisik
Secara umum : jantung,
paru, otot
Fleksibilitas menurun
Waktu reaksi menurun
Daya tahan stres fisik
menurun
Seksualitas menurun
Lanjutan…
…
2.
Kemunduran
psikologis
Intelegensi
menurun
(problem
solving,
daya
ingat, daya konsentrasi)
Perubahan
aspek
kepribadian(egoistik, harga
diri, perilaku)
Emosi
(curiga,
depresi,
takut, bingung, putus asa,
bunuh
diri,
pesimis,
cerewet)
Kreatifitas – Produktifitas
menurun
Sukar tidur, bicara melantur
3. Kemampuan sosial
Kehilangan kedudukan,
kekuasaan, penghasilan
Kehilangan teman-teman, teman
hidup
Sulit terima gagasan baru
Kebutuhan spiritual
kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan,
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa
percaya dengan Tuhan. dapat disimpulkan
kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan
untuk mencari arti dan tujuan hidup,
kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta
rasa keterikatan dan kebutuhan untuk
memberikan dan mendapatkan maaf. (Hamid,
2000)
Karakteristik keb spiritual
• seseorang terpenuhi kebutuhan spiritualnya apabila
mampu : 1) merumuskan arti personal yang positif
tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan
• 2) mengembangkan arti penderitaan dan meyakini
hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan
• 3) menjalin hubungan positif dan dinamis melalui
keyakinan, rasa percaya dan cinta
• 4) membina integritas personal dan merasa diri
berharga
• 5) merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui
harapan
• 6) mengembangkan hubungan antar manusia yang
positif (Hamid, 2000)
Manifestasi gangguan pemenuhan keb.
spiritual
DEPRESI......
Masalah yang dihadapi Lansia
Badaniah
• Gangguan penglihatan
Kulit sekitar kendor, kecantikan menurun, mudah
infeksi,
g3
penglihatan,
katarak
idiopatik,
degenerasi makular senilis, glaukoma Trombotik,
glaukoma kronik
• Gangguan pendengaran
Presbikusis,
gangguan
komunikasiusila
sedih,merasa ditolak, malu krn salah pengertian
enggan berkomunikasi & menarik diribosan,
depresi, frustasihindari bicara di t4 ramai,
berhadapan, bicara jelas tdk teriak dan pelan,
sebut nama dulu.
Lanjutan…..
• Perubahan komposisi tubuh
• Saluran cerna
Ketidaklengkapan gigi, produksi air liur & enzim
menurun, saraf pengecap berkurang, gerakan esofagus
melambat, melemahnya kekuatan otot lingkar esofagus
dan lambung, berkurangnya HCl, penurunan enzim
laktase, penurunan kontraktilitas usus besar. Dry
mouth, Disfagia, Dispepsia
• Hepar
• Ginjal
Penurunan jumlah nefron,dll berkurangnya
kemampuan ginjal mengeluarkan sisa metabolisme
Masalah yang dihadapi manula
•
•
Sistem cardiovaskuler
Nyeri perikardial, sesak napas, lekas lelah, sesak tengah
malam, bingung, muntah, nyeri perut, sukar tidur
Metabolik – endokrinologik
DM, g3 seksualitas
pr: klimakteriumdinding rahim menipis, selaput lendir
mulut rahim kering, sal kemih keringISK , osteoporosis
laki : male klimakterium, prostat > g3 kencing, Produksi
sperma menurun
•
Kelainan saraf
g3 peredaran darah otak, tumor otak, pusing
•
Otot – tulang
rematik, patah tulang
Sistem nafas
Kelanjutan masa muda, TBC, tumor, asma
•
Bidang Psikologis
1. Intelegensi
Degenerasi otak mengecil dimensia
(pikun)
2. Sikap dan Perilaku
Kepribadian :
Matang no problem
tdk matang keluhan meningkat, isolasi
diri, merasa diabaikan, menyesali diri,
rewel kondisi fisik dan mental menurun
Post power syndrome pekerjaan,
kedudukan, jabatan, profesi
3. Seksualitas manula
Burke’s center :
Laki-laki usia 65 2 dari 3 orang aktif
seksual
Usia 80 th 1 dari 5 orang aktif
seksual
Perempuan usia 60 1 dari 3 orang
interest
1 dari 5 orang anti seksual
Seksualitas
manula
sama
dengan
mudanya,
berbeda gaya
dan bentuknya
Komunikasi intim, bukan mengejar kenikmatan
semata
Masalah psiko seksual
Perub. Jasmani
Kelelahan fisik/mental
Estrogen turun nyeri waktu senggama
mempengaruhi kehidupan seksual pasutri
enggan/menurun
frek.
Senggama,
ketidaksanggupan mempertahankan lama
senggamaperlu cara senggama yang lain
dari biasanya
Frustasi pasangan hidup hadirnya “orang
ke 3”. Kompensasi kearah perilaku yang
negatif “om senang, tante girang”
Wanita :
Mens stop kehilangan lambang
wanita merasa tidak berguna :
anak sudah banyak berada diluar
ibu kesepian : suami punya
hoby / kesenangan sendiri ibu
merasa sunyi
Menopause ?
Proses degeneratif krn penuaan
Yang terjadi :
Fungsi indung telur menurun
Hormon estrogen menurun
Keluhan Menopause
• Gejolak panas
• Keringat banyak pada
malam hari
• Jantung berdebar-debar
• Perasaan takut dan gelisah
• Mudah tersinggung
• Lekas marah
• Gangguan konsentrasi
• Depresi
• Gngguan libido
• Nyeri senggama
• Vagina kering
• Keputihan / infeksi
• Perdarahan pasca
senggama
• Gatal pada vagina
• Rahim turun
• Nyri berkemih
• Ngompol
• dll
Kehidupan seksual dimasa
Menopause
“CEMAS”
Ketidak mengertian
pihak wanita
Menapause
puts an end
to a
women’s
sex life
Ketidak mengertian
pihak pria
Mitos
Masa menopause
Kesuburan berhenti
Kehidupan seksual
tidaklah padam
a.Dorongan seksual tidak menurun
asal kesehatan umum baik
b.Kemampuan mencapai orgasme
“tidak berubah”
Penanganan menopause
Informasi dilakukan secara terpadu
menyadari dan
menerima masa
menopause sebagai bagian perjalanan
hidup
Pola Hidup Sehat cari kesibukan
positif :OR teratur, aktif berorganisasi,
kembangkan hobi, mendalami agama
dll
Terapi
PRIA (Remaja kedua)
Mengingkari Kekurangannya
Libido menurun
Masalah lain-lain
• Panca indera menurun mudah
tersinggung, mudah curiga
waham
• Kesulitan keuangan
• Kematian teman/teman hidup
sepi kehilangan
• Gangguan jiwa , dll
Fisik/biologis
a.
b.
c.
d.
Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan
tubuh b.d pemasukan makanan yang tidak
adekuat
Gangguan persepsi b.d penurunan
pendengaran/penglihatan
Kurangnya perawatan diri b.d penurunan
minat dalam merawat diri
Kemungkinan cedera fisik ; jatuh b.d
penyesuaian terhadap penurunan fungsi
tubuh yang tidak adekuat
Lanjutan…..
e.
f.
g.
h.
Perubahan pola eliminasi ; fekal b.d
kebiasaan makan yang tidak adekuat
Gangguan pola tidur b.d kecemasan atau
nyeri
Gangguan pola nafas b.d penyempitan
jalan nafas atau adanya sekret pada jalan
nafas
Gangguan mobilisasi ; nyeri b.d kekuatan
sendi
Psikologis - sosial
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menarik diri dari lingkungan b.d perasaan
tidak mampu
Isolasi sosial b.d perasaan curiga
Depresi b.d isolasi sosial
Harga diri rendah b.d perasaan ditolak
Koping yang tidak adekuat b.d
ketidakmampuan mengungkapkan perasaan
secara tepat
Cemas b.d sumber keuangan yang terbatas
Spiritual
a.
b.
c.
d.
Reaksi berkabung atau berduka b.d
ditinggal pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan b.d
ketidaksiapan menghadapi kematian
Marah terhadap Tuhan b.d kegagalan
yang dialami
Perasaan tidak tenang b.d
ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB
Fenomena :
Yang menjadi bidang garap keperawatan
gerontik adalah tidak terpenuhinya
KDM lanjut usia sebagai akibat proses
penuaan
Lingkup Asuhan Keperawatan
Gerontik
Pencegahan
ketidakmampuan akibat
proses penuaan
Perawatan
yang
ditujukan
untuk
memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan
Pemulihan
ditujukan untuk upaya
mengatasi keterbatasan akibat proses
penuaan
Lingkup Askep Gerontik
berdasarkan
areanya :
Clinical Area, lingkup asuhan keperawatan
gerontik pada klien yang dirawat di klinik
keperawatan gerontik
Community Area, asuhan keperawatan
gerontik di areal komunitas yaitu : padaklien
lansia di tingkat keluarga, kelompok (pantipanti,karang wredha dll) & masy.seperti
pembinaan posyandu lansia
Peran & Fungsi Perawat
Gerontik
Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung
berupa bantuan kepada klien lanjut usia yang tidak
mampu memenuhi kebutuhannya, sebagai akibat
proses penuan yang meliputi :
a. Pengkajian,upaya m’kmplkn data/informasi yg
benar tentang status kesehatan lanjut usia
b. Merencanakan intervensi keperawatan untuk
mengatasi masalah keperawatan yg timbul baik
b’sifat aktual, resiko/potensial,possible dan
wellness
Lanjutan…..
c. Merencanakan intervensi kprwtn tuk m’atasi
mslh kprwtn yg tmbl baik b’sifat aktual,
resiko/potensial,possibel dan wellness
d. Melaksanakan/implementasi rencana yang telah
disusun
e. Mengevaluasi brdsrkan respons verbal & non
verbal klien lansia thd intervensi yg telah diberikan
Sebagai pendidik klien lansia yaitu dgn membantu
m’tingkatkan pengetahuan klien lansia tuk
memahami tentang kondisinya
Tanggung Jawab Perawat Gerontik
• Membantu klien lansia memperoleh
kesehatan secara optimal
• Membantu
klien
lansia
untuk
memelihara kesehatannya
• Membantu
klien
lansia
menerima
kondisinya
• Membantu klien lansia menghadapi ajal
dengan diperlakukan secara manusiawi
sampai meninggal
Sifat Pelayanan Gerontik
1. Independent
2. Interdependent
3. Humanistik
4. Holistik
PERAN PEMERINTAH
Perencanaan
Pelaksanaan
Pemantauan dan Pembinaan
Penilaian dan Pengembangan
Strategi pembinaan Kesehatan
Lansia di Puskesmas
Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan
dlm percn. Pkesmas
Menyesuaikan p’orgnsn & plksn’ p’binaan kshtn
lnsia dg giat pokok lainnya dlm lokakarya
Puskesmas
Melakukan kegiatan p’binaan & p’kembangan
upaya kshtan lansia ssi kondisi dan kbthn s’t4
Mendorong terwujudnya peran serta
masy.khususnya dlm p’binaan lansia melalui
lembaga swadaya masyarakat, PKK dan organisasi
sosial lainnya
Langkah Perencanaan Pembinaan
Kesehatan Lansia
Desiminasi informasi pembinaan kesehatan lanjut usia
kepadastaf puskesmas
Buat kesepakatan diantara staf puskesmas tentang
pelaksanaan pembinaan kesehatan lansia
Melakukan bimbingan dan pelatihan pembinaan kshtn lansia
kpd staf puskesmas
Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan lanjut usia
dan m’integrasikan dlm perencanaan tahunan
Melakukan p’dktn lembaga swadaya masyarakat tingkat
kecamatan
Melakukan survey mawas diri
Melakukan musyawarah masy.desa utk m’capai kesepakatan
Membentuk pok kerja
Langkah2 Pelaksanaan Pembinaan
Kesehatan Lansia
Kegiatan promotif
Kegiatan preventif
Kegiatan kuratif
Kegiatan rehabilitatif
Kegiatan rujukan
Langkah2 Penilaian &
Pengembangan Pembinaan
Kesehatan Lansia
Memanfaatkan data hasil pencatatan &
pelaporan rutin dan berkala yg meliputi
masukan, proses keluaran
Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan
kegiatan pelayanan untuk mengetahui
kemajuan dan hambatan yang ada
Studi atau penelitian kasus, untuk mengethui
dampak dari pembinaan kesehatan lanjut usia
yang sudah dilaksanakan
Pembinaan Kelompok Lansia (Day
Care)
Inti dari program ini adalah Pembinaan
kelompok Lansia di Puskesmas & juga
di Posyandu Lansia yg dilakukan tiap
waktu t3 dg kegiatan dibatasi satu hari
saja, karena mengingat situasi dan
kondisi lanjut usia itu sendiri
Penatalaksanaan Penduduk Lansia
Pembinaan Kesehatan Lansia (DEPKES RI)
Pembinaan kesehatan lansia
Aspek promotif dan preventif
Dilaksanakan secara terpadu
Prinsip profesionalisme
Harapannya pada peningkatan kemampuan
daerah
Tujuan dan Target
Peningkatan
pengetahuan
Peningkatan sikap dan mental
Peningkatan ketrampilan
Kualitas kesehatan penduduk lansia
Pembentukan dan Pengembangan
lembaga lansia
Upaya memperlancar pelaksanaan
program
Posyandu Lansia
Meja
I :
Meja II :
Meja III :
Meja IV :
Meja
V :
Pendaftaran
Pengukuran TB dan BB
Pengisian IMT
Penyuluhan individu oleh
kader
Pemeriksaan / pelayanan
kes.
USAHA-USAHA
Kepada para manula
1. Harus terus aktif
Hidup sederhana, santai, aktif, sesuai
kemampuan, teratur, kontinyu.
2. Masalah gizi (Merencanakan makanan untuk
lansia)
3. Persiapan phisik dan mental meningkatkan
takwa
4. Mandiri
5. Bersikaplah Tut Wuri Handayani Jangan
Tut
Wuri Hang Rusuhi
6. Lansia yang bahagia dan bermakna
5 Taktik
Menerima
diri sebagai lansia
Mengembangkan perspektif yang lebih
jelas mengenai hidup lansia
Menggantikan kepuasan yang hilang
Mengembangkan sumber yang berarti /
berharga
Mengembangkan hubungan yang
bermakna
Takut Menjadi Tua ?
Sudah
mendekati kematian
Kehilangan kekuatan phisik, fungsi organ,
penyakit datang
Harus mengundurkan diri (pensiun)
Berkurang / berhentinya kegiatan seks
Peran Keluarga
Sistem
keluarga besar
Lansia sebagai sesepuh dihormati
Usahakan menyediakan fasilitas dan keb harian
Jaga privacy
Sikap keluarga/masy persepsi positif
Ingat kebutuhan u/ dicintai dan aktualisasi diri
Ciptakan suasana yang menyenangkan hub
harmonis (Saling pengertian antara generasi)
Kepada Pemerintah
Penelitian
– kegiatan “obat” –
menghambat penuaan
Bantuan kesejahteraan (ekonomi,
kesehatan, transportasi, perumahan)
Bantuan hukum
Jangan
Hanya memperpanjang usia tapi
misi hidup mereka yang panjang menjadi
manula yang:
“Berguna – Bahagia – Sejahtera”
KEPERAWATAN
GERONTIK
PENDAHULUAN
Perkembangan
ilmu
pengetahuan & tekhnologi
memberi dampak positif
terhadap
kesejahteraan
yang terlihat dari anggka
harapan hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia
th. 1971 46.6 tahun
th. 1999 67.5 tahun
• Salah satu tolok ukur kemajuan suatu
bangsa seringkali dilihat dari harapan
hidup penduduknya
• Indonesia sebagai suatu negara
berkembang diproyeksikan pada tahun
2000 dapat mencapai lebih dari 70 tahun
• Pada tahun 2000 jumlah usila
diproyeksikan sebesar 7,28 % pada tahun
2010 sebesar 11,34 % (BPS,1992)
• Dari data USA Bureau of the sensus,
Indonesia diperkirakan pertambahan usila
terbesar diseluruh dunia antara tahun
1990 – 2025 sebesar 414 %
Populasi lansia akan meningkat
juga yaitu :
• Th. 1990 Jml penduduk 60 th
+ 10 jt jiwa/5,5 % dari total
populasi penduduk
• Th. 2020 diperkirakan meningkat
3 x menjadi + 29 jt jiwa/11,4 %
dari total populasi penduduk
Lanjutan. . .
Terdapat hasil yang mengejutkan
yaitu :
62,3 % lansia di Indonesia masih
berpenghasilan
dari
pekerjaannya sendiri
59,4 % dari lansia masih
berperan
sebagai
kepala
keluarga
53 % lansia masih menanggung
beban kehidupan keluarga
Hanya 27,5% lansia mendapat
penghasilan dari anak / menantu
Pembagian Lansia
1. Depkes RI
Kel. Menjelang usila 45 – 54 th virilitas
Kel. Usila 55 – 64 th masa presenium
Kel. Usila 65 th < masa senium
2. WHO
Usia pertengahan 45-59 th
usia lanjut 60 – 74 th
Usia tua 75 – 89 th
Usia sangat lanjut > 90 th
Birren dan Jenner (1977)
Usia
biologis : jangka waktu seseorang
dalam keadaan hidup
Usia Psikologis : Kemampuan seseorang
untuk mengadakan penyesuaian pada
situasi yang dihadapi
Usia sosial : Peran yg diharapkan atau
diberikan masy pada seseorang s/d
usianya
PROSES PENUAAN
Penuaan
primer : perubahan
pada tingkat sel
Penuaan
skunder
:
Proses
penuaan
akibat
faktor
lingkungan fisik, psikis dan
sosial
Stress
fisik/psikis, gaya
hidup
dan
diet
dapat
mempercepat
proses
menjadi tua
Perubahan fisiologis proses menua
secara umum
Perubahan mikro terjadi dalam sel
Berkurangnya cairan dalam sel
Berkurangnya besarnya sel
Berkurangnya jumlah sel
Perubahan makro yang jelas terlihat
Rambut memutih, kulit tidak elastis, dimentia
senilis, menopause, atrofi otot, presbiopi,,
osteoporosis, mengecilnya mandibula, dll
Apa
Kapan
Bagaimana
?
Dahulu : normal jadi tua
Masa kini : Sukses jadi tua
Mitos
Tua itu tak berdaya, sakit
dan pikun
----> tempo doeloe : buang
jauh-jauh
Masa kini : old but fit
---->tua tapi sehat, mandiri
dan beriman
Antisipasi era globalisasi
“Jangan andalkan diri pada
anak dan cucu”
Apa pendapatmu?
Perubahan Umum Manula
1. Kemampuan fisik
Secara umum : jantung,
paru, otot
Fleksibilitas menurun
Waktu reaksi menurun
Daya tahan stres fisik
menurun
Seksualitas menurun
Lanjutan…
…
2.
Kemunduran
psikologis
Intelegensi
menurun
(problem
solving,
daya
ingat, daya konsentrasi)
Perubahan
aspek
kepribadian(egoistik, harga
diri, perilaku)
Emosi
(curiga,
depresi,
takut, bingung, putus asa,
bunuh
diri,
pesimis,
cerewet)
Kreatifitas – Produktifitas
menurun
Sukar tidur, bicara melantur
3. Kemampuan sosial
Kehilangan kedudukan,
kekuasaan, penghasilan
Kehilangan teman-teman, teman
hidup
Sulit terima gagasan baru
Kebutuhan spiritual
kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan,
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa
percaya dengan Tuhan. dapat disimpulkan
kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan
untuk mencari arti dan tujuan hidup,
kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta
rasa keterikatan dan kebutuhan untuk
memberikan dan mendapatkan maaf. (Hamid,
2000)
Karakteristik keb spiritual
• seseorang terpenuhi kebutuhan spiritualnya apabila
mampu : 1) merumuskan arti personal yang positif
tentang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan
• 2) mengembangkan arti penderitaan dan meyakini
hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan
• 3) menjalin hubungan positif dan dinamis melalui
keyakinan, rasa percaya dan cinta
• 4) membina integritas personal dan merasa diri
berharga
• 5) merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui
harapan
• 6) mengembangkan hubungan antar manusia yang
positif (Hamid, 2000)
Manifestasi gangguan pemenuhan keb.
spiritual
DEPRESI......
Masalah yang dihadapi Lansia
Badaniah
• Gangguan penglihatan
Kulit sekitar kendor, kecantikan menurun, mudah
infeksi,
g3
penglihatan,
katarak
idiopatik,
degenerasi makular senilis, glaukoma Trombotik,
glaukoma kronik
• Gangguan pendengaran
Presbikusis,
gangguan
komunikasiusila
sedih,merasa ditolak, malu krn salah pengertian
enggan berkomunikasi & menarik diribosan,
depresi, frustasihindari bicara di t4 ramai,
berhadapan, bicara jelas tdk teriak dan pelan,
sebut nama dulu.
Lanjutan…..
• Perubahan komposisi tubuh
• Saluran cerna
Ketidaklengkapan gigi, produksi air liur & enzim
menurun, saraf pengecap berkurang, gerakan esofagus
melambat, melemahnya kekuatan otot lingkar esofagus
dan lambung, berkurangnya HCl, penurunan enzim
laktase, penurunan kontraktilitas usus besar. Dry
mouth, Disfagia, Dispepsia
• Hepar
• Ginjal
Penurunan jumlah nefron,dll berkurangnya
kemampuan ginjal mengeluarkan sisa metabolisme
Masalah yang dihadapi manula
•
•
Sistem cardiovaskuler
Nyeri perikardial, sesak napas, lekas lelah, sesak tengah
malam, bingung, muntah, nyeri perut, sukar tidur
Metabolik – endokrinologik
DM, g3 seksualitas
pr: klimakteriumdinding rahim menipis, selaput lendir
mulut rahim kering, sal kemih keringISK , osteoporosis
laki : male klimakterium, prostat > g3 kencing, Produksi
sperma menurun
•
Kelainan saraf
g3 peredaran darah otak, tumor otak, pusing
•
Otot – tulang
rematik, patah tulang
Sistem nafas
Kelanjutan masa muda, TBC, tumor, asma
•
Bidang Psikologis
1. Intelegensi
Degenerasi otak mengecil dimensia
(pikun)
2. Sikap dan Perilaku
Kepribadian :
Matang no problem
tdk matang keluhan meningkat, isolasi
diri, merasa diabaikan, menyesali diri,
rewel kondisi fisik dan mental menurun
Post power syndrome pekerjaan,
kedudukan, jabatan, profesi
3. Seksualitas manula
Burke’s center :
Laki-laki usia 65 2 dari 3 orang aktif
seksual
Usia 80 th 1 dari 5 orang aktif
seksual
Perempuan usia 60 1 dari 3 orang
interest
1 dari 5 orang anti seksual
Seksualitas
manula
sama
dengan
mudanya,
berbeda gaya
dan bentuknya
Komunikasi intim, bukan mengejar kenikmatan
semata
Masalah psiko seksual
Perub. Jasmani
Kelelahan fisik/mental
Estrogen turun nyeri waktu senggama
mempengaruhi kehidupan seksual pasutri
enggan/menurun
frek.
Senggama,
ketidaksanggupan mempertahankan lama
senggamaperlu cara senggama yang lain
dari biasanya
Frustasi pasangan hidup hadirnya “orang
ke 3”. Kompensasi kearah perilaku yang
negatif “om senang, tante girang”
Wanita :
Mens stop kehilangan lambang
wanita merasa tidak berguna :
anak sudah banyak berada diluar
ibu kesepian : suami punya
hoby / kesenangan sendiri ibu
merasa sunyi
Menopause ?
Proses degeneratif krn penuaan
Yang terjadi :
Fungsi indung telur menurun
Hormon estrogen menurun
Keluhan Menopause
• Gejolak panas
• Keringat banyak pada
malam hari
• Jantung berdebar-debar
• Perasaan takut dan gelisah
• Mudah tersinggung
• Lekas marah
• Gangguan konsentrasi
• Depresi
• Gngguan libido
• Nyeri senggama
• Vagina kering
• Keputihan / infeksi
• Perdarahan pasca
senggama
• Gatal pada vagina
• Rahim turun
• Nyri berkemih
• Ngompol
• dll
Kehidupan seksual dimasa
Menopause
“CEMAS”
Ketidak mengertian
pihak wanita
Menapause
puts an end
to a
women’s
sex life
Ketidak mengertian
pihak pria
Mitos
Masa menopause
Kesuburan berhenti
Kehidupan seksual
tidaklah padam
a.Dorongan seksual tidak menurun
asal kesehatan umum baik
b.Kemampuan mencapai orgasme
“tidak berubah”
Penanganan menopause
Informasi dilakukan secara terpadu
menyadari dan
menerima masa
menopause sebagai bagian perjalanan
hidup
Pola Hidup Sehat cari kesibukan
positif :OR teratur, aktif berorganisasi,
kembangkan hobi, mendalami agama
dll
Terapi
PRIA (Remaja kedua)
Mengingkari Kekurangannya
Libido menurun
Masalah lain-lain
• Panca indera menurun mudah
tersinggung, mudah curiga
waham
• Kesulitan keuangan
• Kematian teman/teman hidup
sepi kehilangan
• Gangguan jiwa , dll
Fisik/biologis
a.
b.
c.
d.
Gangguan nutrisi ; kurang dari kebutuhan
tubuh b.d pemasukan makanan yang tidak
adekuat
Gangguan persepsi b.d penurunan
pendengaran/penglihatan
Kurangnya perawatan diri b.d penurunan
minat dalam merawat diri
Kemungkinan cedera fisik ; jatuh b.d
penyesuaian terhadap penurunan fungsi
tubuh yang tidak adekuat
Lanjutan…..
e.
f.
g.
h.
Perubahan pola eliminasi ; fekal b.d
kebiasaan makan yang tidak adekuat
Gangguan pola tidur b.d kecemasan atau
nyeri
Gangguan pola nafas b.d penyempitan
jalan nafas atau adanya sekret pada jalan
nafas
Gangguan mobilisasi ; nyeri b.d kekuatan
sendi
Psikologis - sosial
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menarik diri dari lingkungan b.d perasaan
tidak mampu
Isolasi sosial b.d perasaan curiga
Depresi b.d isolasi sosial
Harga diri rendah b.d perasaan ditolak
Koping yang tidak adekuat b.d
ketidakmampuan mengungkapkan perasaan
secara tepat
Cemas b.d sumber keuangan yang terbatas
Spiritual
a.
b.
c.
d.
Reaksi berkabung atau berduka b.d
ditinggal pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan b.d
ketidaksiapan menghadapi kematian
Marah terhadap Tuhan b.d kegagalan
yang dialami
Perasaan tidak tenang b.d
ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB
Fenomena :
Yang menjadi bidang garap keperawatan
gerontik adalah tidak terpenuhinya
KDM lanjut usia sebagai akibat proses
penuaan
Lingkup Asuhan Keperawatan
Gerontik
Pencegahan
ketidakmampuan akibat
proses penuaan
Perawatan
yang
ditujukan
untuk
memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan
Pemulihan
ditujukan untuk upaya
mengatasi keterbatasan akibat proses
penuaan
Lingkup Askep Gerontik
berdasarkan
areanya :
Clinical Area, lingkup asuhan keperawatan
gerontik pada klien yang dirawat di klinik
keperawatan gerontik
Community Area, asuhan keperawatan
gerontik di areal komunitas yaitu : padaklien
lansia di tingkat keluarga, kelompok (pantipanti,karang wredha dll) & masy.seperti
pembinaan posyandu lansia
Peran & Fungsi Perawat
Gerontik
Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung
berupa bantuan kepada klien lanjut usia yang tidak
mampu memenuhi kebutuhannya, sebagai akibat
proses penuan yang meliputi :
a. Pengkajian,upaya m’kmplkn data/informasi yg
benar tentang status kesehatan lanjut usia
b. Merencanakan intervensi keperawatan untuk
mengatasi masalah keperawatan yg timbul baik
b’sifat aktual, resiko/potensial,possible dan
wellness
Lanjutan…..
c. Merencanakan intervensi kprwtn tuk m’atasi
mslh kprwtn yg tmbl baik b’sifat aktual,
resiko/potensial,possibel dan wellness
d. Melaksanakan/implementasi rencana yang telah
disusun
e. Mengevaluasi brdsrkan respons verbal & non
verbal klien lansia thd intervensi yg telah diberikan
Sebagai pendidik klien lansia yaitu dgn membantu
m’tingkatkan pengetahuan klien lansia tuk
memahami tentang kondisinya
Tanggung Jawab Perawat Gerontik
• Membantu klien lansia memperoleh
kesehatan secara optimal
• Membantu
klien
lansia
untuk
memelihara kesehatannya
• Membantu
klien
lansia
menerima
kondisinya
• Membantu klien lansia menghadapi ajal
dengan diperlakukan secara manusiawi
sampai meninggal
Sifat Pelayanan Gerontik
1. Independent
2. Interdependent
3. Humanistik
4. Holistik
PERAN PEMERINTAH
Perencanaan
Pelaksanaan
Pemantauan dan Pembinaan
Penilaian dan Pengembangan
Strategi pembinaan Kesehatan
Lansia di Puskesmas
Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan
dlm percn. Pkesmas
Menyesuaikan p’orgnsn & plksn’ p’binaan kshtn
lnsia dg giat pokok lainnya dlm lokakarya
Puskesmas
Melakukan kegiatan p’binaan & p’kembangan
upaya kshtan lansia ssi kondisi dan kbthn s’t4
Mendorong terwujudnya peran serta
masy.khususnya dlm p’binaan lansia melalui
lembaga swadaya masyarakat, PKK dan organisasi
sosial lainnya
Langkah Perencanaan Pembinaan
Kesehatan Lansia
Desiminasi informasi pembinaan kesehatan lanjut usia
kepadastaf puskesmas
Buat kesepakatan diantara staf puskesmas tentang
pelaksanaan pembinaan kesehatan lansia
Melakukan bimbingan dan pelatihan pembinaan kshtn lansia
kpd staf puskesmas
Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan lanjut usia
dan m’integrasikan dlm perencanaan tahunan
Melakukan p’dktn lembaga swadaya masyarakat tingkat
kecamatan
Melakukan survey mawas diri
Melakukan musyawarah masy.desa utk m’capai kesepakatan
Membentuk pok kerja
Langkah2 Pelaksanaan Pembinaan
Kesehatan Lansia
Kegiatan promotif
Kegiatan preventif
Kegiatan kuratif
Kegiatan rehabilitatif
Kegiatan rujukan
Langkah2 Penilaian &
Pengembangan Pembinaan
Kesehatan Lansia
Memanfaatkan data hasil pencatatan &
pelaporan rutin dan berkala yg meliputi
masukan, proses keluaran
Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan
kegiatan pelayanan untuk mengetahui
kemajuan dan hambatan yang ada
Studi atau penelitian kasus, untuk mengethui
dampak dari pembinaan kesehatan lanjut usia
yang sudah dilaksanakan
Pembinaan Kelompok Lansia (Day
Care)
Inti dari program ini adalah Pembinaan
kelompok Lansia di Puskesmas & juga
di Posyandu Lansia yg dilakukan tiap
waktu t3 dg kegiatan dibatasi satu hari
saja, karena mengingat situasi dan
kondisi lanjut usia itu sendiri
Penatalaksanaan Penduduk Lansia
Pembinaan Kesehatan Lansia (DEPKES RI)
Pembinaan kesehatan lansia
Aspek promotif dan preventif
Dilaksanakan secara terpadu
Prinsip profesionalisme
Harapannya pada peningkatan kemampuan
daerah
Tujuan dan Target
Peningkatan
pengetahuan
Peningkatan sikap dan mental
Peningkatan ketrampilan
Kualitas kesehatan penduduk lansia
Pembentukan dan Pengembangan
lembaga lansia
Upaya memperlancar pelaksanaan
program
Posyandu Lansia
Meja
I :
Meja II :
Meja III :
Meja IV :
Meja
V :
Pendaftaran
Pengukuran TB dan BB
Pengisian IMT
Penyuluhan individu oleh
kader
Pemeriksaan / pelayanan
kes.
USAHA-USAHA
Kepada para manula
1. Harus terus aktif
Hidup sederhana, santai, aktif, sesuai
kemampuan, teratur, kontinyu.
2. Masalah gizi (Merencanakan makanan untuk
lansia)
3. Persiapan phisik dan mental meningkatkan
takwa
4. Mandiri
5. Bersikaplah Tut Wuri Handayani Jangan
Tut
Wuri Hang Rusuhi
6. Lansia yang bahagia dan bermakna
5 Taktik
Menerima
diri sebagai lansia
Mengembangkan perspektif yang lebih
jelas mengenai hidup lansia
Menggantikan kepuasan yang hilang
Mengembangkan sumber yang berarti /
berharga
Mengembangkan hubungan yang
bermakna
Takut Menjadi Tua ?
Sudah
mendekati kematian
Kehilangan kekuatan phisik, fungsi organ,
penyakit datang
Harus mengundurkan diri (pensiun)
Berkurang / berhentinya kegiatan seks
Peran Keluarga
Sistem
keluarga besar
Lansia sebagai sesepuh dihormati
Usahakan menyediakan fasilitas dan keb harian
Jaga privacy
Sikap keluarga/masy persepsi positif
Ingat kebutuhan u/ dicintai dan aktualisasi diri
Ciptakan suasana yang menyenangkan hub
harmonis (Saling pengertian antara generasi)
Kepada Pemerintah
Penelitian
– kegiatan “obat” –
menghambat penuaan
Bantuan kesejahteraan (ekonomi,
kesehatan, transportasi, perumahan)
Bantuan hukum
Jangan
Hanya memperpanjang usia tapi
misi hidup mereka yang panjang menjadi
manula yang:
“Berguna – Bahagia – Sejahtera”