LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM MAG

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG III

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA PGRI MAUMERE

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Penyelesaian Program Magang III

Oleh FRANSISKUS TRISNO WEKO

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH MAUMERE TAHUN 2017

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kegiatan Magang III telah diperiksa dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing Magang (DPM), Guru Pembimbing Magang (GPM)

Disetujui,

Dosen Pembimbing Magang III Guru Pembimbing Magang III

Dian Ernaningsih, SP, M.Pd Naomi Fanggi, S.Pd NIDN:

NIP: 19811 201101 2 003

Disahkan, Mengesahkan

Kepala SMA Swasta PGRI Maumere

Drs. Vebronius Densius Fernandez

NIP: 19630302 198703 1 025

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Rodja Abdul Natzir, selaku rektor IKIPMu Maumere yang bersedia menerima penulis menimba ilmu di IKIPMu Maumere.

2. Ibu Fitriah, S.Pd, M.Pd, selaku kepala LP3M bersama jajaran.

3. Ibu Dian Ernaningsih, SP, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah sepenuhnya membimbing penulis dalam pelaksanaan magang.

4. Bapak Drs. Vebronius Densius Fernandez, selaku kepala sekolah SMA Swasta PGRI Maumere yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan magang.

5. Ibu Naomi Fanggi, S.Pd, selaku guru pembimbing magang yang telah membimbing penulis selama melaksanakan kegiatan.

6. Bapak dan Ibu guru serta staf/karyawan SMA Swasta PGRI Maumere, yang telah membantu penulis selama melakukan kegiatan magang.

7. Siswa SMA Swasta PGRI Maumere, terlebih khusus kelas XI IPA yang telah membantu selama kegiatan magang. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini baik dalam teknik penyajian maupun pembahasan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Maumere, September 2017 Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Guru sebagai tenaga pendidik sekaligus tenaga professional perlu menguasai keterampilan dasar mengajar. Keterampilan mengajar tersebut tentunya didukung oleh kompetensi yang dimiliki guru. Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui undang-undang, seorang pendidik harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.

Keterampilan-keterampilan tersebut tidak semata-mata dengan mudah didapat melainkan melalui berbagai pembelajaran dan pengalaman. Proses ini sebenarnya telah diperoleh semua tenaga pendidik sejak menempuh pendidikan. Namun, tenaga pendidik cenderung melupakan semua keterampilan yang menjadi tuntutan agar tujuan pembelajaran tercapai tersebut. Pada kenyataanya rata-rata tenaga pendidik tidak mempersiap akan diri dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, contoh kongkritnya banyak diantara tenaga pendidik tidak menggunakan perangkat pembelajaran dalam proses KBM. Hal ini, sangat disayangkan mengingat perangkat pembelajaran adalah pedoman dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Perangkat pembelajaran menjadi kompas yang akan membawa kearah mana suatu proses pembelajaran.

Menyikapi hal ini, penulis sebagai seorang calon pendidik belajar secara langsung bagaimana kesiapan awal calon pendidik sebelum menjadi asisten guru mulai dari proses pertemuan dengan kepala sekolah, guru pamong dan persiapan untuk praktik langsung menjadi asisten guru dengan bimbingan penuh guru pamong dimana tuntutan membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dalam kurikulum KTSP 2006. Perangkat pembelajaran yang dibuat harus disesuaikan dengan proses pembelajaran dikelas bukan hanya sekedar formalitas belaka. Semuanya dilaksanakan guna memantapkan jati diri sebagai calon pendidik.

B. Tujuan

a. Memantapkan kemampuan awal sebagai calon pendidik.

b. Mempersiapkan calon pendidik agar lebih mengenal lingkungan profesinya sehingga nanti mampu melakukan kegiatan praktik mengajar.

c. Mempersiapkan calon pendidik untuk lebih memahami dan mampu membuat atau merancang perangkat pembelajaran dan menyesuaik a n dengan KBM di kelas.

d. Membangun dan memantapkan jati diri sebagai pendidik.

C. Manfaat

a. Menjadi bahan referensi dalam memahaman tentang jati diri guru, kesiapan awal calon pendidik dan praktik langsung pembelajaran.

D. Metode Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif kualitatif dan observasi.

Metode ini menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan penulis. Yang dilakukan penulis adalah aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, wawancara guru pamong dan siswa untuk mengetahui metode dalam pembelajaran yang telah diterapkan, diskusi dengan guru pamong maupun dosen pembimbing untuk menentuka n metode pembelajaran yang tepat dan membuat perangkat pembelajaran, seperti: RPP, bahan ajar dan penilaian. Kegiatan magang dilaksanakan selama kurang lebih tiga minggu terhitung dari tanggal 6-30 september 2017 dan bertempat di SMA Swasta PGRI Maumere, yang meliputi: mengikuti apel pagi, observasi disekitar lingkungan sekolah untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah sebelum KBM dimulai, selama KBM berlangsung dan setelah KBM berakhir serta membuat perangkat pembelajaran dan menjadi asisten guru.

BAB II HASIL

A. Kesiapan Kemampuan Awal Calon Pendidik

Kesiapan awal calon pendidik dalam melakukan pembelajaran harus direncanakan untuk mempermudah proses belajar mengajar agar menjadi lebih bermakna. Perencanaan dimaksudkan agar program pembelajaran hendaknya dapat menjadikan calon pendidik lebih siap dalam mengajar dengan perencanaan lebih matang. Kesiapan sendiri adalah suatu titik kematangan untuk menerima atau mempraktekan tingkah laku tertentu. Jadi, siap berarti kondisi atau keadaan yang sudah terpenuhi.

1. Proses Awal

a. Pertemuan dengan Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi dalam sebuah lembaga pendidikan yang memegang wewenang untuk menerima atau menolak setiap permohonan dari lembaga mitra yang hendak melaksanakan program praktek lapangan. Sebelum pelaksanaan langkah awal ketika tiba di sekolah adalah bertemu dengan kepala sekolah untuk mendapatkan kepastian penerimaaan peserta magang. Setelah diterima, selanjutnya kepala sekolah memberikan pengarahan singkat tentang profil sekolah dan menunjuk masing- masing guru pamong.

Kepala sekolah SMA Swasta PGRI Maumere menerima mahasiswa magang dari kampus IKIP Muhammadiyah Maumere yang berjumlah 15 orang dengan antusias. Kepala sekolah meminta guru pamong dari setiap mahasiswa untuk membimbing dengan baik agar setiap calon pendidik nantinya siap menjadi guru yang proffesional.

b. Pertemuan dengan Guru Pamong Proses pertemuan dengan guru pamong memerlukan waktu. Hal ini dikarenakan guru pamong untuk mata pelajaran kimia di SMA Swasta PGRI Maumere, selain mengajar di sekolah ini beliau juga menjadi pengajar di MAS At-taqwa Beru dan SMKN 3 Maumere. Pertemuan b. Pertemuan dengan Guru Pamong Proses pertemuan dengan guru pamong memerlukan waktu. Hal ini dikarenakan guru pamong untuk mata pelajaran kimia di SMA Swasta PGRI Maumere, selain mengajar di sekolah ini beliau juga menjadi pengajar di MAS At-taqwa Beru dan SMKN 3 Maumere. Pertemuan

Kegiatan belajar mengajar kimia untuk kelas XI selama tiga minggu menjadi tanggung jawab penulis dengan bimbingan penuh guru pamong. Hal ini dikarenakan perangkat pembelajaran yang dibuat merupakan perangkat pembelajaran untuk kelas XI. Perangkat yang dipakai untuk mengajar disekolah ini merupakan perangkat hasil magang sebelumnya dengan sedikit perubahan yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.

2. Tantangan dan Hambatan

a. Pertemuan dengan Kepala Sekolah - Dosen pembimbing tidak hadir untuk mengantar peserta magang disebabkan dosen pembimbing menangani dua sekolah magang.

- Jumlah peserta magang banyak jika dibandingkan dengan jumlah siswa.

b. Pertemuan dengan Guru Pamong - Kesibukan guru pamong yang menyebabkan sulitnya

komunikasi. - Perbedaan kurikulum pada sekolah magang II dan sekolah magang III.

3. Solusi

a. Pertemuan dengan Kepala Sekolah - Meminta dosen pembimbing magang lain untuk mengantar peserta ke sekolah magang. - Berkonsultasi dengan masing-masing guru pamong untuk pembagian tugas mengajar.

b. Pertemuan dengan Guru Pamong - Berkonsultasi dengan guru pamong, menanyakan jadwal tetap beliau berada disekolah untuk koordinasi dan komunikas i dalam penyelengggaraan KBM.

- Membuat perangkat sesuai dengan sekolah magang III dengan berpedoman pada perangkat magang II.

B. Praktik Langsung Pembelajaran sebagai Asisten Guru dengan Bimbingan Guru

Dalam pelaksanaan magang, semua peserta magang belajar menjadi asisten guru di sekolah yang telah ditentukan. Agar menjadi asisten guru yang baik, maka peserta magang di SMA Swasta PGRI Maumere harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal Hasil pertemuan awal peserta magang SMA Swasta PGRI Maumere program studi pendidikan kimia, guru pamong memperbolehkan mahasisw a magang memakai perangkat pembelajaran berupa RPP hasil magang di SMA Negeri 1 Maumere. Namun, harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan sekolah ini. Penyesuaian ini diantaranya identitas sekolah, alokasi waktu dan materi pembelajaran. Penulis diberi kepercayaan untuk mengajar di kelas XI IPA, dengan bimbingan penuh guru pamong. Penulis dimint a untuk selalu memberikan RPP hasil cetakkan untuk penyesuaian proses pembelajaran dengan RPP oleh guru pamong.

2. Pembelajaran di dalam Kelas Sesuai dengan RPP yang telah disusun, penulis akan menjabarkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dimulai dari kegiatan pendahulua n, kegiatan inti dan penutup semuanya disesuaikan dengan penggunaan buku pegangan siswa Kimia SMA/MA kelas XI kurikulum KTSP semester 1 agar materi pada buku serta latihannya dapat digunakan dengan efektif juga mendukung kegiatan belajar yang telah disusun dalam RPP, dalam penjelasan di bawah ini akan dijelaskan secara lebih spesifik.

a. Kegiatan Pendahuluan - Salam Pembuka Mengawali kegiatan belajar mengajar, penulis menyapa dengan salam pembuka dan menanyakan kabar siswa. Respon balik dari siswa a. Kegiatan Pendahuluan - Salam Pembuka Mengawali kegiatan belajar mengajar, penulis menyapa dengan salam pembuka dan menanyakan kabar siswa. Respon balik dari siswa

- Mengecek Daftar Hadir Hal ini bertujuan untuk mengetahui jumlah siswa yang mengik ut i KBM. Kehadiran berpengaruhi terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila jumlah siswa melebihi setengah dari jumlah keseluruhan, agar penulis tidak perlu mengulang materi yang sama pada pertemuan selanjutnya.

- Menyampaikan SK dan KD Penyampaian standar kompetensi dan kompetensi dasar kepada siswa untuk memberikan pemahaman tentang dasar dari materi ajar pada KBM dikelas dalam satu hingga dua kali pertemuan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar memberikan batas-batas kepada penulis untuk merancang materi pembelajaran agar sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP 2006.

- Apersepsi Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Apersepsi merupakan modal awal peserta didik untuk pembelajaran dalam satu kali pertemuan. Apersepsi biasanya dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Misalkan untuk materi bentuk molekul, apersepsi yang tepat adalah bagaimana konfiguras i elektron subkulit?. Apersepsi yang tepat akan memberikan gambaran umum kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari pada satu kali pertemuan.

- Motivasi Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan semangat peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Motivasi dilakukan agar kejenuhan siswa dalam mengikuti KBM karena materi yang dinila i abstrak untuk kehidupan dapat teratasi dengan pemberian contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan, untuk materi - Motivasi Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan semangat peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Motivasi dilakukan agar kejenuhan siswa dalam mengikuti KBM karena materi yang dinila i abstrak untuk kehidupan dapat teratasi dengan pemberian contoh aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan, untuk materi

b. Kegiatan Inti - Menggunakan model pembelajaran inkuiri terstruktur, metode pembelajaran ceramah, studi pustaka dan pemberian tugas. Media pembelajaran berupa papan tulis dan sumber belajar yang disesuaika n dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran kimia yakni buku pegangan siswa Kimia XI SMA/MA Kurikulum 2006 penerbit erlangga, tabel sistem periodik dan internet.

- Menggunakan model pembelajaran inkuiri terstruktur dimana penulis

memaparkan materi ajar secara menyeluruh dilengkapi dengan contoh soal. Siswa diminta menyelesaikan soal latihan secara mandiri agar penulis dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa.

- Pengukuran skala pemahaman siswa dengan pertimbangan “ satu tahu untuk semua ” yang berarti dalam satu kelas untuk satu soal dari materi apabila ada siswa yang telah mampu menyelesaikan soal maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman siswa telah mencapai skala baik dengan pertimbangan siswa yang paham akan membantu siswa lain yang belum memahami materi. Sehingga, materi ajar dapat dilanjutka n.

- Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

c. Kegiatan Penutup - Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kesimpulan dari materi yang diperoleh.

- Penulis memberikan kesimpulan umum tentang materi untuk memberikan penguatan. - Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas tidak terstruktur misalnya membaca artikel tentang keistimewaan atom karbon dan tugas terstruktur berupa uji kompetensi yang dikumpulka n langsung pada akhir pelajaran.

- Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

3. Refleksi

a. Tantangan/Hambatan - Perbedaan alokasi waktu pada sekolah magang II dan magang III. - Peserta didik belum terlalu menguasai materi apersepsi yang menjadi

modal awal untuk KBM. - Rendahnya daya tangkap siswa yang menyebabkan materi sulit berkembang.

b. Solusi - RPP disesuaikan dengan memodifikasi materi ajar sehingga sesuai

dengan alokasi waktu. - Menjelaskan materi apersepsi - Pemberian beberapa contoh soal dengan cara penyelesaian secara

detail, latihan soal dan tugas rumah.

C. Pemantapan Jati Diri sebagai Pendidik

1. Pengertian Kamus besar bahasa indonesia mengartikan jati diri sebagai gambaran yang menjadi identitas diri dengan semangat yang digerakan dari dalam diri. Sedangkan kata guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jadi, jati diri guru berarti identitas diri sebagai pendidik yang profesional. Agar pemantapan jati diri guru dapat tercapai perlu pemahaman tentang peran guru, yakni:

a. Guru sebagai Fasilitator Menjadi fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Misalnya penggunaan sumber dan media pembelajaran yang sesuai a. Guru sebagai Fasilitator Menjadi fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Misalnya penggunaan sumber dan media pembelajaran yang sesuai

b. Guru sebagai Motivator Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah. Sebagai motivator, pribadi dan perilaku guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan dan proses berfikir.

c. Guru sebagai Sumber Belajar Peran guru sebagai sumber belajar, merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik jika menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar berperan sebagai sumber belajar bagi siswa. Untuk menjadi sumber belajar guru perlu memilik i banyak referensi dan melakukan pemetaan terhadap materi yang wajib dipelajari siswa serta materi tambahan.

d. Guru sebagai Demonstator Peran guru sebagai demonstrator

adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setip pesan yang disampaika n. Konteks utama sebagai demonstrator yakni harus dapat menunjukka n cara agar setiap materi pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Misalnya dengan memberian cara cepat untuk penyelesa ia n soal.

2. Tanggung Jawab Guru bertanggung jawab untuk menyalurkan pengetahuan dan melaksanakan pembinaan kepada diri siswa baik kepribadian, watak serta jasmaniah. Tanggung jawab guru dalam bidang pendidikan di sekolah adalah harus menguasai cara pengajaran yang efektif dimana guru harus 2. Tanggung Jawab Guru bertanggung jawab untuk menyalurkan pengetahuan dan melaksanakan pembinaan kepada diri siswa baik kepribadian, watak serta jasmaniah. Tanggung jawab guru dalam bidang pendidikan di sekolah adalah harus menguasai cara pengajaran yang efektif dimana guru harus

Penulis sebagai seorang calon guru diberikan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa kelas XI IPA SMA Swasta PGRI Maumere. Selama proses ini berlangsung banyak menemui tantangan dan hambatan baik dari dalam diri seperti rasa egoisme dan tidak peduli dengan orang lain juga dari luar diri seperti tuntutan penyelesaian penulisan laporan yang menyebabkan kurang fokus dalam persiapan pengajaran di kelas. Namun, menyikapi semua hai ini penulis tetap berusaha belajar untuk lebih mengutamakan pelayanan agar tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan sesuai dengan keinginan pihak yang memberikannya.

3. Komitmen dan Loyalitas Komitmen guru merupakan kekuatan bathin yang datang dari dalam hati seorang guru dan kekuatan dari luar itu sendiri tentang tugasnya yang dapat memberi pengaruh besar terhadap sikap guru berupa tanggung jawab dan responsive (inavotif) terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, didalam komitmen terdapat beberapa unsur antara lain adanya kemampuan memahami diri dan tugas, pancarian sikap bathin (kekuatan bathin) dan tanggap terhadap perubahan. Unsur-unsur inilah yang melahirkan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang menjadi komitmen seseorang sehingga tugas tersebut dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Loyalitas memiliki kata dasar loyal yang berasal dari bahasa Prancis kuno loial . Jika diartikan secara bebas, pengertian loyalitas adalah mutu dari sikap setia (loyal), sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Sementara itu, kamus besar bahasa Indonesia menerangkan

kepatuhan atau kesetiaan. Seorang guru yang baik harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap lembaga tempat mengabdinya. Loyalitas itu dapat ditunjuka n melalui berbagai hal diantaranya taat pada peraturan, memiliki rasa

pengertian

loyalitas

sebagai sebagai

Solusi tepat diperlukan untuk mengembalikan loyalitas guru. Semua usaha harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Usaha- usaha tersebut seperti memberikan gaji yang cukup, sesekali perlu menciptakan suasana santai, menempatkan guru sesuai keahlian dan melaksanakan rapat evaluasi setiap akhir pekan.

4. Kerjasama dan Komunikasi Guru dan orang tua pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama dalam pendidikan anak yaitu mendidik, membimbing, membina serta memimpin anak. Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Kerja sama yang baik antara guru dan orangtua sangat penting karena dua pihak inilah yang setiap hari berhadapan langsung dengan siswa. Kerjasama antara orang tua dan guru akan mendorong siswa untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan bersemangat. Selanjutnya, Interaksi yang baik antara orang tua dan guru yang benilai informasi tentang situasi dan kondisi setiap siswa, akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah.

Dunia Pendidikan membutuhkan pemahaman yang komperhens if, holistik mendasar dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam proses pembelajaran. Tanpa komunikasi yang baik, pendidik akan kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas output yang diharapkan. Seorang guru yang mengajar di kelas harus memikirkan bentuk komunikasi yang efektif agar pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran Dunia Pendidikan membutuhkan pemahaman yang komperhens if, holistik mendasar dan sistematis tentang pemanfaatan komunikasi dalam proses pembelajaran. Tanpa komunikasi yang baik, pendidik akan kehilangan cara dan orientasi dalam membangun kualitas output yang diharapkan. Seorang guru yang mengajar di kelas harus memikirkan bentuk komunikasi yang efektif agar pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran

Guru juga harus menjalin kerjasama melalui komunikasi yang baik dengan siswa agar dapat mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam menerima pelajaran. Selain itu, komunikasi yang baik juga akan menciptakan suatu kondisi yang nyaman bagi siswa untuk berbagi segala hal yang menjadi penyebab kesulitan-kesulitan yang terjadi teutama dalam pelajaran atau tidak taatnya mereka dalam mengikuti peraturan sekolah. Pendekatan ini harus digalakan oleh semua guru untuk menciptakan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi siswa. Misalnya, penulis melakukan pendekatan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Hal ini, dapat menjadi bahan refleksi penulis untuk mendesain metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kognitif siswa.

5. Kedisiplinan Disiplin adalah suatu pilihan di dalam hidup untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menjalankan apa yang sebenarnya tidak diinginkan. Unsur yang terikat di dalam disiplin kerja guru adalah adanya peraturan, pedoman pelaksanaan, sanksi dan hukuman, kesadaran serta kesediaan untuk mentaati dan memperteguh pedoman organisasi.

Disiplin merupakan syarat yang harus ada bagi semua yang ingin membangun sebuah kebiasaan yang baru. Penulis sebagai seorang calon guru melihat kedisiplinan menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk diterapkan disekolah ini. Hal ini dikarenakaa tingginya angka keterlambatan dan ketidaktaatan terhadap peraturan sekolah. Tapi, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Untuk mengubah kebiasaan ini perlu ada solusi bersama dan menyeluruh baik guru, orang tua maupun siswa sebagai warga sekolah.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Calon guru perlu belajar cara membangun jati diri sebagai pendidik, memantapkan kemampuan awal calon guru dan praktik langsung pembelajaran di kelas yang sangat diperlukan untuk menjadi guru yang proffesio na l. Membangun jati diri sebagai pendidik harus dimulai dengan bertanggung jawab pada profesi, memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi bagi lembaga, mampu menjalin komunikasi dan kerjasama dengan semua pihak baik orang tua, sesama guru dan dengan siswa sebagai objek pembelajaran juga mempunya i kedisiplinan.

Kemampuan awal sebagai calon guru perlu direncanakan untuk mempermudah proses belajar mengajar. Secara prosedural kelembagaan proses awal dimulai dengan bertemu dengan kepala sekolah dan guru pamong. Cara pendekatan yang tepat diperlukan untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi calon guru sendiri selama berada dilembaga pendidikan. Praktik langsung pembelajaran diwujudkan dengan menjadi asisten guru. Sebelum, mengajar perlu ada persiapan yang matang mulai dari persiapan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum serta situasi dan kondisi siswa, penyesuaia n materi serta model dan metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Semuanya, ini diperlukan untuk memantapkan calon guru agar siap menjadi guru yang bertanggung jawab pada profesinya.

B. Saran Dari kegiatan Magang yang telah dilaksanakan dan laporan Magang yang telah dibuat, penulis memberikan beberapa saran yaitu:

1. Bagi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Maumere - Memonitoring kegiatan magang secara lebih baik lagi agar mahasiswa

peserta magang mengikuti kegiatan magang dengan baik.

- Memberikan sanksi yang tegas kepada mahasiswa peserta magang yang tidak mengikuti aturan yang berlaku - Konsisten dalam menentukan sekolah penerima peserta magang - Memberikan pembekalan yang lebih relevan dengan kegiatan magang III.

2. Bagi Sekolah Magang - Mempertahankan keramahtamaan kepada peserta magang.

3. Bagi Pembaca - Menjadikan laporan ini sebagai salah satu referensi dalam penulisan laporan-laporan lain yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Fatonah, siti (2005) Aplikasi Aspek Kognitif (Teori Bloom) dalam Pembuatan Soal Kimia. Yogyakarta: UIN Kalijaga No.2 Vol 5.

Oktaviani, choirunisa laela (2012) SKRIPSI: Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Peserta Didik SMA/MA Pada pembelajaran Kimia Materi Pokok

Asam Basa dan Koloid . Yogyakarta: UIN Kalijaga Jami, irvance daniel (2016) Laporan Kegiatan Pelaksanaan Program Magang III

di SMA St. Petrus Kewapante. Maumere: IKIP Muhammadiyah. Departemen Pendidikan Nasional (2006) Rancangan Penilaian Hasil Belajar .

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (2017) Panduan Magang III IKIP Muhammadiyah Maumere .

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2007) Kamus Besar Bahasa Indonesia

edisi ke-Tiga .Jakarta: Balai Pustaka. Ratnasari, Amelia (2012) Makalah Guru Profesional .(online).(http://amal ia-

ratnasari.blogspot.com/2012/06/makalah- guru- profesional.html#ixzz2MsiGLk1L, diakses september 2017)

LAMPIRAN

ROSTER HARIAN SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

XII IPS SENIN

HARI WAKTU JAM KE

08.00-08.40 1. KETRAMPILAN

5 B. INDONESIA 8 08.40-09.20

7 BIOLOGI

6 BHS.INGGRIS

6 BHS.INGGRIS

12 MATEMATIKA

5 B. INDONESIA 8

09.20- 10.00 3. KIMIA

4 B. INDONESIA

8 KETERAMPILAN

7 MATEMATIKA

5 BHS.INGGRIS 12

10.15 -10.55

4. KIMIA

4 B. INDONESIA

8 KETERAMPILAN

7 BHS.INGGRIS

12 MATEMATIKA 16

10.55- 11.35 5. BAH.INDONESIA

8 KETERAMPILAN

7 TIK

9 BHS.INGGRIS

12 MATEMATIKA 16

11 SOSIOLOGI 10 12.30-13.10

11.50 -12.30 6 BAH.INDONESIA

7 BP/BK

14 TIK 9 07.55-08.35

08.35- 09.15 3. `B.INDONESIA

6 SENI BUDAYA 10

4 SENI BUDAYA 10 10.10-10.50

09.30 -10.10

4. B. INDONESIA

8 FISIKA

11 BHS.INGGRIS

11 BHS.INGGRIS

10.50- 11.30 6. SOSIOLOGI

10 B.INGGRIS

11 SEJARAH 7 12.25-13.10

7. PKN

15 B.INGGRIS

15 5 BP/BK

1 BHS.INGGRIS 12

RABU

07.15-07.55 1. EKONOMI

2 BHS.INDONESIA

07.55-08.35 2. EKONOMI

2 BHS.INDONESIA

08.35- 09.15 3. AGAMA

15 TIK

9 MULOK

6 B.INDOESIA

8 SOSIOLOGI 10

8 B.INGGRIS 12 10.10-10.50

16 B. INDONESIA

6 BHS.INGGIS 12

10.50- 11.30 6. TIK

9 B.INGGRIS

12 BHS.INDONESIA

8 BIOLOGI

6 BP/BK 1

9 EKONOMI 2 12.25-13.10

11.45 -12.25

7. MULOK

6 B.INGGRIS

12 BHS.INDONESIA

8 TIK

8. SEJARAH

7 BP/BK

07.15-07.55 1. PENJASKES

7 EKONOMI 2 07.55-08.35

14 PEND.AGAMA

14 PEND.AGAMA

08.35- 09.15 3. B.INGGRIS

12 SENI BUDAYA

10 AGAMA

15 BIOLOGI

6 B. INDONESIA 8

6 B. INDONESIA 8 10.10-10.50

09.30 -10.10

4. B.INGGRIS

12 SENI BUDAYA

9 PEND.AGAMA 15

10.50- 11.30 6. MATEMATIKA

5 BIOLOGI

6 SOSIOLOGI

10 B. INDONESIA

8 PEND.AGAMA 15

8 MATEMATIKA 16 12.25-13.10

10 B. INDONESIA

8 BP/BK

07.15-07.55 1. SENI BUDAYA

15 PENJASKES 14 07.55-08.35

2. SENI BUDAYA

08.35- 09.15 3. BIOLOGI

11 BHS.INGGRIS 12

11 BHS.INGGRIS 12 10.10-10.50

12 PKN 15 10.50 -11.30

2 B.INGGRIS

16 B.INGGRIS

07.15-07.55 1. EKONOMI

5 MULOK 6 07.55-08.35

08.35- 09.15 3. BAH.INGGRIS

12 MULOK

6 BHS.INDONESIA

8 MATEMATIKA

5 GEOGRAFI 3

09.30 -10.10 4. BAH.INGGRIS

10 GEOGRAFI 3 10.10- 10.50 5. MATEMATIKA

12 MULOK

6 BHS.INDONESIA

8 SENI BUDAYA

10 GOGRAFI 3 11.05 -11.45

12 PKN

15 BHS.INGGRIS

12 SENI BUDAYA

4 EKONOMI 2 11.45-12.25

6. MATEMATIKA

5 PKN

15 BHS.INGGRIS

1. Drs.Vebronius D.Fernandez

10. Rofinus Rasa, S.Fil

2. Fidelis Jaga, A.Ma

Maumere, 19 juli 2017 3. Emirensiana D.N.Bela, S.Pd

11. Maria Natalia, S.Pd

Kepala SMA PGRI Maumere 4. Naomi Fanggi, S.Pd

12. Yohanes Samson, S.Pd

13. Marselinus Wihelmus, S.Pd

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Swasta PGRI Maumere

Mata Pelajaran

: KIMIA

Kelas/Semester

: XI/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

Alokasi Waktu

:16 JP (UH 2 JP)

Kompetensi

Penilaian Aloka Sumb dasar

Wakt bahan u

/alat

1.2  Bentuk

4 JP  Sum molekul

 Menggambark  Menentukan

 Jenis

tagihan ber Menjelaska

Tugas Buku n

individu kimia jumlah

senyawa

berdasarkan

Ulangan Kelas pasangan

melalui

teori

XI elektron di

diskusi kelas pasangan

harian

sekitar inti  Bentuk

Instrum an atom dan

visualisasi

 Menentukan

comp teori

misalnya

molekul polar en

uter hibridisasi

menggunakan

dan non-polar

Tes

tertulis untuk

balon atau dari  Menentukan

n bentuk

berdasarkan

molekul.

teori hibridisasi.

2 JP  Sum Menjelaska

1.3  Gaya antar  Mengkaji

 Menjelaskan

 Jenis

tagihan ber n interaksi

molekul

tentang gaya

perbedaan

fisik Tugas Buku antar

antar molekul.

sifat

didih, individu kimia molekul

 Menganalisis

(titik

 Bah (gaya antar

beku) Kuis

Ulangan an molekul)

menunjukkan

berdasarkan

harian Lemb dengan

hubungan

perbedaan

antar  Bentuk ar sifatnya.

didih dengan

molekul

instrum kerja

molekul yang

Der Waals, Tes

melalui ikatan

gaya london, tertulis

asi sifat-sifat fisis molekul asi sifat-sifat fisis molekul

antar

molekul melalui diskusi kelas.

Mengetahui, Maumere, 12 september 2017 Guru Pembimbing Magang III

Mahasiswa Magang III

Naomi Fanggi, S.Pd Fransiskus Trisno Weko NIP: 19811 201101 2 003

NIM: 2014.01.03.015

Mengesahkan, Kepala SMA Swasta PGRI Maumere

Drs. Vebronius Densius Fernandez NIP: 19630302 198703 1 025

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah

: SMA Swasta PGRI Maumere

Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas /Semester

: XI / 1

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa.

B. Kompetensi Dasar :

1.2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron.

2. Menentukan molekul polar dan nonpolar.

3. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

D. Alokasi Waktu

2 x 45 menit

E. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapakn siswa dapat:

1. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron

2. Menentukan molekul polar dan nonpolar

3. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

F. Materi Pembelajaran

- Bentuk molekul adalah kedudukan atom atom dalam molekul. - Betuk molekul dapat ditentukan dengan teori domain elektron dan teori

hibridisasi.

- Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan geometri molekul berdasarkan tolak – menolak elektron – elektron pada kulit luar atom pusat.

- Prinsip dasar teori domain elektron adalah kulit luar atom pusat saling tolak – menolak, dan pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat dari pada pasangan elektron ikatan.

- Pengaruh bentuk molekul terhadap sifat zat adalah pada kepolaran molekul. - Molekul bersifat polar jika distribusi rapatan elektronnya lebih besar,

sementara sisi lainnya lebih rendah. - Molekul bersifat nonpolar jika distribusi rapatan elektron dalam molekul tersebar secara merata. - Molekul bersifat polar jika memenuhi dua syarat, yaitu ikatan dalam molekul bersifat polar, dan bentuk molekul tidak simetris. - Hibridisasi adalah peleburan peleburan orbital – orbital dari tingkat energy

yang berbeda menjadi orbital – orbital yang energinya setingkat.

G. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi kelas

3. Pemberian Tugas

H. Langkah – langkah Pembelajaran

 Pertemuan 1 (2 jam pelajaran)

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

- Salam pembuka - Mengecek daftar hadir siswa - Guru menanyakan apa itu molekul, unsur, senyawa, atom dan

ion ? - Guru mengingatkan siswa kembali tentang cara menuliska n

rumus Lewis yang sudah dipelajari pada kelas X.

2. Kegiatan Inti (70 menit) Eksplorasi (40 menit)

Guru menjelaskan pada siswa tentang: - Contoh geometri molekul pada molekul diatomik, triatomik, dan

tetratomik. - Menjelaskan teori domain elektron. - Menjelaskan prinsip – prinsip dasar teori domain elektron. - Menentukan tipe molekul. - Menentukan geometri molekul - Menjelaskan molekul polar dan nonpolar. - Menjelaskan pengaruh bentuk molekul terhadap kepolaran.

Karakter siswa yang di harapkan : - jujur - kerja keras - toleransi - rasa ingin tahu - komunikatif - menghargai prestasi - peduli lingkungan

Elaborasi (20 menit)

- Guru memfasilitasi siswa agar pemahaman siswa tentang materi yang sedang dibahas menjadi lebih baik dengan cara memberika n latihan soal uji kepahaman anda no 38 halaman 29 buku Kimia kelas XI Michael Purba.

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal – hal yang belum dimengerti.

Konfirmasi (10 menit)

- Guru memberikan soal berkaitan dengan materi yang dibahas dan siswa diminta untuk menjawab dengan benar.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

- Guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan tentang bentuk molekul berdasarkan teori domain elektron dan

pengaruhnya terhadap kepolaran. - Guru memberikan tugas rumah untuk mengetahui ketercapain

indikator dan kompetensi.  Pertemuan 2 (2 jam pelajaran)

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

- Salam pembuka - Mengecek daftar hadir siswa - Memeriksa PR sepintas,mencatat siswa yang tidak membuat PR

- Guru mengingatkan siswa kembali tentang materi bilanga n kuantum

2. Kegiatan Inti (70 menit) Eksplorasi(40 menit)

Guru menjelaskan pada siswa tentang: - Teori hibridisasi. - Menjelaskan macam – macam tipe hibridisasi. - Menjelaskan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. - Menggambarkan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

Karakter siswa yang di harapkan : - jujur

- kerja keras - toleransi - rasa ingin tahu - komunikatif - menghargai prestasi

- peduli lingkungan

Elaborasi (20 menit)

- Guru memfasilitasi siswa agar pemahaman siswa tentang materi yang sedang dibahas menjadi lebih baik dengan cara memberika n latihan soal uji kepahaman anda no 43 halaman 38 buku Kimia

Kelas XI Michael Purba. - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal

– hal yang belum dimengerti.

Konfirmasi (10 menit)

- Guru memberikan soal berkaitan dengan materi yang dibahas dan

siswa diminta untuk menjawab dengan benar.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

- Guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan tentang bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dan perbedaannya dengan teori domain elektron.

- Guru memberikan tugas rumah untuk mengetahui ketercapain indikator dan kompetensi.

I. Alat, bahan dan sumber

1. Alat dan bahan

LCD, Komputer, dan sistem periodik unsur.

2. Sumber belajar

a. Buku Penuntun Belajar Kimia untuk SMA Kelas XI Michel Purba Jilid

2 penerbit Erlangga.

b. Buku-buku yang relevan

c. Internet

J. Penilaian

Indikator

Jenis Tugas

Bentuk Tugas Instrument

1. Tes unjuk 1. Soal test berdasarkan teori domain

1. Menentukan bentuk molekul 1. Tugas

Uraian elektron.

individu (soal

kerja

terlampir)

2. Pengamat (soal

an sikap terlampir) dan nonpolar.

2. Menentukan molekul polar 2. Performa.

3. Tes tertulis.

hibridisasi CH 4 .

penilaian

4. Menentukan bentuk molekul

terlampir)

berdasarkan teori hibridisas i.

Contoh Instrument : Tugas Pertemuan 1

NO SOAL

KUNCI JAWABAN

SKOR

BOBOT NILAI

1 Belerang

dapat

A ) SF 2 = sp 2 membentuk senyawa SF 4 = sp 3 SF 2 , SF 4 , dan SF 6 SF 6 = sp 3 d 2

a. Tentukan

B )SF 2 = segi tiga sama

SF 4 = tetrahedral

masing

– SF 6 = soktahedral

masing senyawa tersebut

b. Tentukan geometri

masing

masing senyawa

TOTAL

NILAI=SKOR YANG DI PEROLEH x 100 SKOR TOTAL

Mengetahui, Maumere, 12 september 2017 Guru Pembimbing Magang III

Mahasiswa Magang III

Naomi Fanggi, S.Pd Fransiskus Trisno Weko NIP: 19811 201101 2 003

NIM: 2014.01.03.015

Mengesahkan,

Kepala SMA Swasta PGRI Maumere

Drs. Vebronius Densius Fernandez NIP: 19630302 198703 1 025

BAHAN AJAR

Pertemuan 1 IKATAN KIMIA

Atom-atom sejenis bergabung membentuk molekul unsur, sementara atom- atom yang berbeda jenis bergabung membentuk molekul senyawa. Selain molekul banyak juga zat yang terdiri dari ion-ion. Ion adalah atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Jadi, partikel materi ada yang berupa atom, molekul dan ion. Partikel unsur ada yang berupa atom atau molekul, sementara partikel senyawa ada yang berupa molekul atau ion.

1. Bentuk Geometri Molekul Bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Bentuk molekul diatomik adalah linear, molekul triatomik dapat linear atau bengkok, molekul tetratomik ada yang planar (datar sebidang) ada pula yang berbentuk piramida.

a. Teori Domain Elekron Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut :

 Setiap elektron ikatan (tunggal, rangkap atau rangkap tiga) berarti 1 domain.

 Setiap pasangan elektron bebas berarti satu domain. Prinsip-prinsip dasar dari teori domain elektron adalah sebagai berikut:

1. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga tolak-menolak diantaranya menjadi minimum.

2. Urutan kekuatan tolak-menolak diantara domain elektron adalah sebagai berikut: tolakan antar domain elektron bebas > tolakan antar domain elektron bebas dengan domain elektron ikatan > tolakan antar domain elktron ikatan.

3. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.

b. Merumuskan Tipe molekul - Atom pusat dinyatakan dengan lambang A - Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X - Domain eketron bebas dinyatakan dengan E Langkah-langkah menentukan tipe molekul:

1. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)

2. Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X)

3. T entukan jumlah domain elektron bebas (E)

E=

Selanjutnya langkah-langkah yang ditempuh untuk menentuka n geometri molekul adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tipe molekul

2. Menggambar susunan ruang domain-domain elektron disekitar atom pusat yang memberi tolakan minimum

3. Menetapkan pasangan terikat dengan menuliskan lambang atom yang bersangkutan

4. Menetukan geometri molekul setelah mempertinbangkan pengaruh pasangan elektron bebas.

2. Molekul Polar dan Non-polar

Suatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi dua syarat berikut :

a. Ikatan dalam molekul bersifat polar. Secara umum, ikatan antaramolekul yang berbeda dapat dianggap polar.

b. Bentuk molekul tidak simetris, sehingga pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan negatif.

Pertemuan 2 TEORI HIBRIDISASI

Teori ini dijelaskan berdasarkan proses penggabungan (hibridisasi ) orbital – orbital atom yang digunakan electron – electron yang saling berkaitan . Teori ini disebut juga teori ikatan valensi.

a. Orbital hibrida sp Konfigurasi 4 Be : [ He ] Konfigurasi 17 CI : [ Ne ] Ikatan antara Be dan CI dapat terjadi jika electron Be pada orbital 2s menglami promosi ke orbital 2p. Dengan demikian elekron atom Be dapat membentuk ikatan kovalen dengan 2 atom CI orbital 2s dabn 2p Kedua orbital 2s dan 2p atom Be akan membentuk dua orbital yang disebut orbital hibrida . Hibridisasi orbital sp ini menghasilkan bentuk molekul linear.

b. Orbital sp 2 Penggabungan antara satu orbital s dengan dua orbital p menghasilkan tiga orbital hibrida sp 2 , missalnya : Konfigurasi: 5 B [ He ] Konfigurasi : 9 F [ He ] Elektron B pada orbital 2s dipromosikan pada orbital 2p : 5 B : [ He ] Setelah menglami promosi, electron B dapat membentuk tiga ikatan dengan atom F. Ketiga orbital hibrida sp 2 ini membentuk molekul segitiga datar dengan sudut 120 0 .

c. Orbital sp 3 Penggabunga satu orbital s dengan tiga orbital p membentuk empat orbital hibrida sp 3 . missal atom C berikatan dengan empat atom H melalui promosi hibridisasi. Hibridisasi sp 3 ini membentuk molekul tetrahedral dengan sudut 109,5 0 .

3 3 d. 2 OrbitaL sp dan sp d

Penggandaan satu orbital s, tiga orbital p dan satu orbital d menghasilk a n lima orbital hibrida sp 3 . missal atom P berikatan dengan atom S dan atom

F. Orbital hirida sp 3 d memiliki bentuk molekul trigonal bipiramida. sementara itu, orbital sp 3 d 2 dibentuk dari satu orbital s, tiga orbital p dan dua orbital d. Orbital hibrida sp 3 d 2 memilki bentuk molekul octahedral.

Pertemuan 3 GAYA ANTAR MOLEKUL

Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh adanya perbedaan keelekktronegatifan antara atom – atom yang berikatan dann bentuk molekul. Senyawa dikatakan bersifat polar jika selisih keelektronegatifan antaratom penyusunnya semakin besar. Bentuk molekul juga menyebabkan senywa bersifat polar.Adanya muatan electron yang tidak seimbang antaratom dalam senyawa polar mengakibatkan terjadinya suatu kutub ( dipol) Senyawa dikatakan bersifat nonpolar jika terbentuk dari atom sejenis atau senyawa yang distribusu muatannya simetris,

contoh H 2 atau CH 4 . Harga atom – atom dalam molekul nonpolar sama, sehingga muatan elktronnya terdistibusi merata. Oleh kaerna itu, molekul nonpolar tidak membentuk kutub. Pasangan electron senyawa nonpolar mengakibatkan bentuk molekul simetris sehingga dipol – pol ikatannya saling meniadakan. Interaksi antara atom – atom dalam senyawa atau kumpulan molekul dalam senyawa yang menalami tarik menarik di sebut Gaya Antarmolekul. Kuat lemahnya gaya tarikmenarik antarmolekul akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya titik didih suatu zat. Jenis gaya tarik menarik antarmolekul di antaranya gaya Van der Wals dan ikatan hydrogen.

1. Gaya Van Der Waals Gaya ini merupakan gaya antarmolekul yang sangat lemah . Gaya ini di bagi menjadi 2 :

a. Gaya London Gaya ini ditemukan oleh fisikawan jerman yang bernama Fritz London. Gaya London merupakan gaya tarik menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipole terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan alektron dari satu keorbital yang lain membentuk dipole sesaat.

Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipole sesaat yang dapat mengimbas ke molekul di sekitarnya di sebut polarisabilit as. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relative (Mr) dan bentuk molekul. Jika massa molekul relative semakin besar, molekul Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipole sesaat yang dapat mengimbas ke molekul di sekitarnya di sebut polarisabilit as. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relative (Mr) dan bentuk molekul. Jika massa molekul relative semakin besar, molekul

b. Gaya tarik dipol Molekul – molekul polar cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negative molekul yang lain.Gaya tarik menarik ini disebut gaya tarik dipol. Semakin besar momen dipole yang dimilki suatu senyawa , semakin besar gaya tarik dipol yang dihasikan .

2. Ikatan Hidrogen Merupakan ikatan antarmolekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen . ikatan hydrogen disebabkan oleh gaya tarik menarik antara atom mhidrogen dari molekul yang satu dengan atom molekul lain yang sangat eletronegatif (F, O atau N). Dalam keadaan cair , atom hydrogen dalam molekul air yang parsial positif (+) ditarik oleh pasangan electron atom O molekul lain yang elektronegatif, sehingga terbentuk ikatan hydrogen.

Ikatan hidrgen jauh lebih kuast daripada gaya – gaya Vasn der Waals. Zat ini mempunyai ikatan hydrogen memerlukan energi yang besar untuk memutuskan . OIleh karena itu . titik didih dan titik lelehnya sangat tinggi .Adanya ikatan hydrogen dalam senyawa yang mengadung hydrogen menimbulkan penyimpangan sifat atom umum beberapa senyawa dari

unsure – unsure segolongan . Contoh dertan H 2 , O, HS, H 2 Se dan H 2 Te. Meningkatnya titik didih H 2 S, H 2 Se dan H 2 Te. Disebabkan naiknya Mr molekul sehingga gaya Van der Waals. Semakin kuat. Penyimpangan tejadi pada titik didih H 2 O karena adanya ikatan hydrogen. Hal ini terjadi karena ikatan hydrogen antara molekul – molekul H 2 O lebih kuat daripada ikatan pada molekul – molekul yang lain .

Pertemuan 4 PENGERTIAN TERMOKIMIA