model pembelajaran tatap muka di
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA
ARTIKEL
OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA
ARTIKEL
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA
Awal Akbar J,
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana
Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: awalakbarj@gmail.com
Abstrak: Model pembelajaran tatap muka dalam proses
belajar mengajar adalah hal yang paing penting untuk
menunjang keberhasilan belajar, seorang pendidik tidak
mampu menilai kemampuan peserta didiknya tanpa
melalui proses pembel;ajaran berbasis tatap muka.
Kata Kunci: Model, Pembelajaran, Tatap Muka
PENDAHULUAN
Konsep materi pelajaran
Pembelajaran
muka
tatap
dan
lingkungan
belajar
merupakan
dapatdikembangkan dengan
pembelajaran yang sangat
tepat sesuai dengan kondisi
umum berlangsung saat ini.
peserta didik melalui model-
Pembelajaran
model
tatap
muka
pembelajaran
yang
harus direncanakan secara
telah banyak dikembangkan
khusus berdasarkan kaidah-
saat ini. Menurut Santyasa
kaidah
(2005) model pembelajaran
pengembangan
bahan
ajar
dan
standar
yang dapat diterapkan pada
proses dalam penerapannya.
bidang
Pada
dikemas
koheren
dengan
muka, kemampuan mengajar
hakikat
pendidikan
bidang
pengajar
studi
pembelajaran
tatap
sangat
menentukan,
misalnya
secara
studi
hendaknya
tersebut.
Namun,
filosofis
tujuan
penguasaan konsep materi
pembelajaran adalah untuk
pelajaran
memfasilitasi siswa menjadi
dan
tempat belajar.
lingkungan
pemikir
lentur,
kritis,
dan
humanis,
adaptif
dalam
menerapkan pengetahuan di
dunia nyata.
Menurut
Nasution
Model-model
pembelajaran
Mursell
(2008)
&
mengajar
dengan sukses tak dapat
yang
dapat
dilakukan menurut suatu pola
tujuan
tertentu yang diikuti secara
yang
rutin. Agar berhasil dengan
berlandaskan pada paradigma
baik, mengajar memerlukan
konstruktivistik sebagai paradigma
kecakapan,
alternatif.
(2005)
inisiatif, dan kreativitas dari
bahwa
pihak
mengakomodasikan
tersebut
adalah
Santyasa
mengungkapkan
terdapat
dua
faktor
cukup
esensial
yang
dalam
pembelajaran
bermakna,
yang
yaitu
orientasi
desain
dan
pemahaman,
pengajar.
Berdasarakan latar belakang
tersebut
maka
melakukan
dan
penulis
kajian
literatur
menyajikannya
bentuk
makalah
dalam
yang
evaluasi pembelajaran.
berjudul
Pembelajaran
Pembelajaran Tatap Muka”,
hendaknya
“Model
mencoba menggali kesulitan-
dengan
kesulitan belajar para siswa
memperluas
berbasis pengetahuan awal
kependidikan
dan
dengan
menstimulasi
kreativitas
desain
pembelajaran berorientasi
pada fenomena dunia nyata.
Pembelajaran hendaknya
tujuan
untuk
wawasan
dalam belajar dan mengajar.
PEMBAHASAN
diupayakan
A. Konsep
dapatmemberdayakan
Belajar,
dan
dan Tatap Muka
evaluasi yang komprehesif,
Konsep Belajar
Belajar
pengetahuan
kerja
awal
individu berbasis
Pembelajaran,
merupakan
proyek, pemecahan masalah
komponen ilmu pendidikan
kolaboratif,
yang
berkenaan
kooperatif dalam kelompok-
tujuan
dan
kelompok kecil.
interaksi, baik yang bersifat
dan
kerja
eksplisit
bahan
maupun
dengan
acuan
implisit
(tersembunyi).
Teori-teori
penyesuaian pola gerakan,
yang dikembangkan dalam
dan
komponen ini antara lain teori
Gagne (dalam Sagala, 2009),
tentang tujuan pendidikan,
belajar adalah sebagai suatu
organisasi
proses
kurikulum,
isi
kreatifitas.
Menurut
dimana
suatu
kurikulum, dan modul-modul
organisme
pengembangan
perilakunya sebagai akibat
kurikulum
(Sagala, 2009:11). Menurut
Sagala (2009), dalam proses
pembelajaran terdapat tiga
domain
yang
diperhatikan
harus
yaitu
afektif,
dan
Kognitif
yaitu
kognitif,
psikomotorik.
kemampuan
yang berhubungan dengan
pengetahuan, penalaran atau
pikiran.
Afektif
merupakan
kemampuan
yang
mengutamakan
perasaan,
emosi,
dan
reaksi-reaksi
yang
berbeda
dengan
penalaran yang terdiri dari
kategori
penerimaan,
partisipasi,
sikap,
organisasi, dan pembentukan
hidup.
Sedangkan
psikomotorik
merupakan
kemampuan
yang
mengutamakan keterampilan
jasmani yang terdiri kategori
persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan
dari pengalaman.
Sedangkan
Henry
E.
Garret (dalam Sagala, 2009)
berpendapat bahwa belajar
merupakan
proses
yang
berlangsung dalam jangka
waktu lama melalui latihan
maupun pengalaman yang
membawa
kepada
perubahan
diri
dan
pengubahan cara mereaksi
terhadap suatu perangsang
tertentu.
Lester D. Crow (dalam
Sagala,
2009)
mengemukakan belajar ialah
upaya
untuk
memperoleh
kebiasaan-kebiasaan,
penilaian/penentuan
pola
berubah
kompleks,
pengetahuan,
sikap.
dan
Belajar
sikap-
dikatakan
berhasil manakala seseorang
mampu mengulangi kembali
materi
yang
telah
dipelajarinya. Hal ini sering
disebut
sebagai
learning”.
Kemudian
yang
telah
dipelajari
“rote
jika
itu
mampu
disampaikan
dan
bahan dan pengelolaan kelas
diekspresikan dalam bahasa
berubah
sendiri,
penyimpanan,
maka
disebut
“overlearning”.
menjadi
strategi
dan
(3)
evaluasi hasil dan proses
Menurut Hariadi (2003),
pengajaran berubah menjadi
faktor yang mempengaruhi
strategi
hasil belajar ada 2, yaitu: (1)
pembelajaran.
faktor yang tidak bisa diubah
(given) yaitu faktor kondisi
pengelolaan
Konsep Pembelajaran
Menurut
Dimyati
dan
dan (2) faktor yang bisa
Mudjiono
dirubah yaitu faktor metode.
2009),
Faktor given adalah faktor
merupakan
dalam
yang
secara
terprogram
dalam
mempengaruhi hasil belajar,
desain
instruksional
untuk
tetapi pembelajar tidak bisa
membuat
siswa
mengubahnya. Faktor-faktor
secara
aktif
itu adalah: (1) karakteristik
menekankan
pebelajar (siswa/mahasiswa),
penyediaan sumber belajar.
seperti latar belakang, asal,
UUSPN No. 20 tahun 2003
sosial ekonomi, kesehatan,
menyatakan
kepribadian, intelegensi, dan
adalah
sebagainya,
dan
(2)
peserta
karakteristik
bidang
studi,
pembelajaran
(dalam
Sagala,
pembelajaran
kegiatan
guru
belajar
yang
pada
pembelajaran
proses
interaksi
didik
dengan
pendidik dan sumber belajar
seperti bidang studi dengan
pada
tipe isi berupa fakta, konsep,
belajar.
prosedur, dan prinsip. Faktor
sebagai prosesbelajar yang
yang kedua adalah faktor
dibangun oleh guru untuk
metode. Terdapat beberapa
mengembangkan
hal
berfikir
yang
mempengaruhi
suatu
lingkungan
Pembelajaran
yang
kreatifitas
dapat
faktor metode, meliputi: (1)
meningkatkan
pengorganisasian bahan ajar
berfikir siswa serta dapat
berubah
meningkatkankemampuan
menjadi
strategi
kemampuan
pengorganisasian
mengkonstruksi pengetahuan
pembelajaran, (2) penyajian
baru
sebagai
upaya
meningkatkan
penguasaan
variabel
konteks
(context
yang baik terhadap materi
variables)
berupa
pelajaranPengetahuan tidak
sekolah,
dan
diperoleh
variabel proses (process variables)
dengan
cara
peserta
didik,
masyarakat;
berupa
orang
lewat
dengan pendidik; dan (4) variabel
“dibentuk dan dikonstruksi”
produk (product variables) berupa
oleh
perkembangan peserta didik dalam
lain,
tetapi
individu
itu
sendiri,
interaksi
sehingga siswa itu mampu
jangka
mengembangkan
panjang.
mempunyai dua karakteristik,
yaitu:
pembelajaran
proses
mental
melibatkan
siswa
secara
maksimal, bukan hanya menuntut
siswa
sekedar
mendengar,
mencatat, akan tetapi menghendaki
aktivitas siswa dalam proses berfikir.
2. Pembelajaran membangun suasana
peserta
(3)
diberikan atau ditransfer dari
intelektualnya. Pembelajaran
1. Proses
(2)
pendek
didik
maupunjangka
Selanjutnya Dunkin dan
Biddle mengatakan proses
pembelajaran
akan
berlangsung dengan baik jika
pendidik
mempunyai
dua
kompetensi utama,yaitu: (1)
kompetensi substansi materi
pembelajaran
atau
penguasaan
materi
dialogis dan proses tanya jawab
pelajaran;
terus menerus yang diarahkan untuk
kompetensi
memperbaiki
pembelajaran. Seorang guru
dan
meningkatkan
dan
metodologi
kemampuan berfikir siswa. Pada
tidak
hanya
gilirannya, kemampuan berfikir itu
materi
saja,
dapat
siswa
untuk
menguasai
pengetahuan
yang
pembelajaran
membantu
memperoleh
(2)
menguasai
tetapi
juga
metode
mereka konstruksi sendiri. Proses
sesuaikebutuhan materi ajar
pembelajaran atau pengajaran kelas
yang mengacu pada prinsip
(Clasroom
pedagogik, yaitu memahami
Teaching)
menurut
Dunkin dan Biddle (dalam Sagala,
karakteristik
2009) berada pada empat variabel
Jika
interaksi yaitu (1) variabel pertanda
pembelajaran tidak dikuasai,
(presage variables) berupa pendidik;
peserta
metode
didik.
dalam
maka penyampaian materi
tindakan
ajar menjadi tidak maksimal.
untuk
Metode yang digunakan
sebagai
strategi
dapat
yang
dirancang
mendukung
belajar peserta didik secara
tatap
muka,
dengan
memudahkan peserta didik
memperhitungkan
untuk
kejadian
menguasai
ilmu
proses
kejadian-
eksternal
yang
pengetahuan yang diberikan
berperanan
oleh
ini
rangkaian kejadian-kejadian
bahwa
eksternal yang berlangsung
terus
di dalam peserta didik yang
guru.
Hal
menggambarkan
pembelajaran
mengalami
sejalan
ilmu
perkembangan
dengan
kemajuan
pengetahuan
dan
dapat
terhadap
diketahui
atau
selama
proses
diprediksi
tatap muka. Kegiatan tatap
teknologi. Karena itu dalam
muka
merespon
pembelajaran yang berupa
perkembangan
adalah
kegiatan
tersebut,
tentu
tidaklah
proses
interaksi
antara
memadai
kalau
sumber
peserta
didik
dengan
belajar berasal dari guru dan
media teks belaka sehingga
diperlukan cara baru dalam
mengomunikasikan
ilmu
pengetahuan atau materi ajar
dalam
pembelajaran,
baik
dalam sistem yang mandiri
maupun dalam sistem yang
terstruktur. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumber belajar
oleh pihak guru maupun para
ahli pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
tatap
adalah
muka
kegiatan
pembelajaran yang berupa
proses
interaksi
antara
peserta
didik,
materi
pembelajaran,
lingkungan
guru,
dan
(Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional
Nomor
22
Tahun
2006,
Glosariumbutir 15);
Dalam mengajar, metode
yang sering kali digunakan
adalah metode tatap muka di
kelas Dalam bertaatap muka
Konsep Pembelajaran Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka
merupakan
pendidik.
Kegiatan
seperangkat
tersebut, ada lagi metode lain
yang
digunakan
dalam
proses pembelajaran seperti
jawab, sedang yang berpusat
metode
pada peserta didik biasanya
ceramah,
diskusi,
Tanya jawab, demostrasi dan
menggunakan
strategi
lain-lain.
discovery
inquiri,
dengan
observasi,
diskusi
Dengan
strategi
yang berbeda pula sesuai
metode
dengan
kelompok,
kompetensi
kemampuan
mengajar.
dan
eksperimen,
guru
dalam
ekplorasi, simulasi (panduan
Secara
umum
pembelajaran TM, PT, dan
strategi
KMTT yang diterbitkan oleh
muka
Direktorat Pembinaan SMA,
terdapat
pembelajaran
tatap
yaitu strategi yang berpusat
BAB II A.1).
pada guru (teacher centre
Strategi
ekspositori
oriented) dan strategi yang
adalah
berpusat pada peserta didik
pembelajaran
(student
oriented).
instruksional langsung (direct
pembelajaran
instructional) yang dipimpin
centre
Pendekatan
kegiatan
yang berpusat pada guru
oleh
menggunakan
digunakan adalah ceramah
strategi
ekspositori,
sedangkan
pendekatan
pembelajaran
guru.
berupa
Metode
yang
atau
presentasi,
diskusi
kelas,
dan
jawab.
tanya
yang berpusat pada peserta
Namun demikian, ceramah
didik menggunakan strategi
atau
diskoveri inkuiri (discovery
dilakukan
inquiry).
dan
presentasi
secara
PEMBELAJARAN
PENDEKATAN
EKSPOSITORI
interaktif
menarik
meningkatkan
B. PROSEDUR
yang
peserta
dapat
keterlibatan
didik
dalam
pembelajaran.
DAN DISCOVERY INQUIRI
Secara umum ada dua
pendekatan
pembelajaran
Pemilihan
strategi
ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
yaitu berpusat pada guru
1. Karakteristik peserta didik dengan
yang biasanya menggunakan
kemandirian belum memadai;
2. Sumber referensi terbatas;
3. Jumlah pesera didik dalam kelas
strategi ekspositorik dengan
metode ceramah dan tanya
banyak;
4. Alokasi waktu terbatas; dan
5. Jumlah materi (tuntutan kompetensi
dalam aspek pengetahuan) atau
bahan ajar;
Langkah-langkah yang dilakukan
pada
strategi
ekspositori
adalah sebagai berikut:
Pemilihan strategi diskoveri inkuiri
dilakukan atas pertimbangan:
1. Karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;
2. Sumber referensi, alat, media, dan
bahan cukup;
3. Jumlah peserta didik dalam kelas
1. Preparasi, guru menyiapkan bahan
tidak terlalu banyak;
4. Materi pembelajaran tidak terlalu
materi pembelajaran;
2. Apersepsi
diperlukan
luas; dan
5. Alokasi waktu cukup tersedia;
penyegaran;
3. Presentasi
untuk
(penyajian)
materi
pembelajaran;
4. Resitasi, pengulangan pada bagian
Langkah-langkah
yang
dilakukan
pada strategi discoveri inquiri adalah
sebagai berikut:
yang menjadi kata kunci kompetensi
1. Guru atau peserta didik mengajukan
atau materi pembelajaran;
dan merumuskan masalah;
2. Merumuskan logika berpikir untuk
Strategi discoveri inquiri
adalah
kegiatan
pembelajaran
Problem
berbentuk
Based
Learning
yang difasilitasi oleh guru.
Strategi
ini
melibatkan
aktivitas peseserta didik yang
tinggi.
Metode
yang
mengajukan hipotesis atau jawaban
sementara;
3. Merumuskan langkah kerja untuk
memperoleh data;
4. Menganalisis data dan melakukan
verifikasi;
5. Melakukan generalisasi
C. PENGELOLAAN KELAS SISWA
PADA PEMBELAJARAN TATAP
digunakan adalah observasi,
MUKA
diskusi
kelompok,
eksperimen,
ekplorasi,
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah
simulasi,
dan
sebagainya
(Panduan TM, PT dan KMTT
yang
diterbitkan
oleh
Direktorat Pembinaan SMA
Bab II);
proses
pemberdayaan
sumber daya baik material
elemen
tmaupun
human
element di dalam kelas oleh
guru sehingga memberikan
dukungan terhadap kegiatan
belajar siswa dan mengajar
tepat terhadap problem dan
guru.
Menurut Hadari Nawawi
situasi kelas.Ini berarti guru
Pengelolaan
kelas
diartikan
dapat
sebagai
bertugas
memperbaiki, dan
memelihara sistem/organisasi kelas,
kemampuan guru atau wali
sehingga
kelas
memanfaatkan
dalam
mendayagunakan
kelas
berupa
kesempatan
potensi
pemberian
yang
seluas-
bakatnya,
kemampuannya,
dan
energinya
pada
kelas
adalah
upaya
memberdayagunakan
potensi
terarah sehingga waktu dan
kelas
seoptimal
dapat
yang
mungkin
ada
untuk
mendukung proses interaksi
dimanfaatkan secara efisien
edukatif
untuk melakukan kegiatankelas
dapat
suatu
kegiatan yang kreatif dan
kegiatan
didik
pengelolaan
untuk melakukan kegiatan-
tersedia
anak
tugas-tugas individual.
Dapat disimpulkan bahwa
luasnya pada setiap personal
dana
menciptakan,
mencapai
pembelajaran.
yang
tujuan
Kegiatan
pengelolaan
berkaitan dengan kurikulum
kelas
merupakan suatu kegiatan
dan perkembangan murid.
Menurut
Suharmi
yang dilakukan oleh guru
Arikunto pengelolaan kelas
yang
erat
hubungannya
adalah suatu usaha yang
dengan
dilakukan oleh penanggung
salah satu prasyarat untuk
jawab
terciptanya
pengajaran
kegiatan
belajar
atau
yang
mengajar yang efektif. Untuk
membantu dengan maksud
itu tugas dan tanggung jawab
agar dicapai kondisi optimal
guru
sehingga dapat terlaksana
Menurut Peters dalam Dasar-
kegiatan
Dasar
mengajar
belajar
yang
diharapkan.
Menurut
Made
Pidarta
pengelolaan
kelas
adalah
seleksi
dan
proses
proses
dan
meliputi
3
Proses
belajar
aspek
Belajar
Mengajar yang dikutip oleh
penggunaan alat-alat yang
Nana Sudjana, yakni:
1. Guru
sebagai
pengajar,
lebih
menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan
2. Suasana belajar. Suasana belajar
pengajaran. Dalam tugas ini guru
yang demokratis akan memberikan
dituntut untuk memiliki seperangkat
peluang
pengetahuan
keterampilan
belajar yang optimal, dibandingkan
disamping
dengan suasana belajar yang kaku,
menguasai ilmu atau bahan yang
disiplin dan ketat, dengan otoritas
akan diajarkannya.
2. Guru sebagai pembimbing, memberi
ada pada guru. Dalam suasana
teknis
dan
mengajar,
tekanan kepada tugas, memberikan
bantuan
kepada
pemecahan
siswa
masalah
dalam
yang
dihadapinya. Tugas ini merupakan
aspek mendidik sebab tidak hanya
berkenaan
dengan
penyampaian
ilmu pengetahuan akan tetapi juga
belajar
dalam
yang
kebebasan
mencapai
demokratis,
siswa
mengajukan
hasil
dalam
pendapat,
ada
belajar,
berdialog
dengan teman sekelas. Belajar yang
serba diatur akan menumbuhkan
perasaan cemas dan khawatir pada
siswa,
sehingga
menghambat
pengembangan
kekreatifan belajar siswa.
3. Fasilitas dan sumber belajar yang
kepribadian dan pembentukan nilai-
tersedia. Sering ditemukan bahwa
menyangkut
nilai para siswa.
3. Guru sebagai administrator kelas,
memiliki
untuk
kemampuan
pengajaran,
tata
serta
ruang
mampu
menciptakan iklim belajar-mengajar
berdasarkan hubungan manusiawi
yang harmonis dan sehat.
Disamping faktor guru, kualitas
pengajaran dipengaruhi juga oleh
karakteristik kelas. Diantara variabel
karakteristik kelas yaitu:
1. Besarnya kelas (class size), artinya
guru
merupakan
satu-satunya
sumber belajar di kelas, situasi
seperti
ini
kurang
menunjang
kualitas pengajaran, sehingga hasil
belajar yang dicapai siswa tidak
optimal.
Oleh
diusahakan
karena
sebagai
itu
kalas
laboratorium
belajar siswa. Artinya kelas harus
menyediakan
berbagai
sumber
belajar seperti buku pelajaran, alat
peraga dan lain-lain. Di samping itu
banyak sedikitnya jumlah siswa yang
guru harus memberi kesempatan
belajar. Diduga makin besar jumlah
siswa
siswa yang harus dilayani guru
sumber belajar.
untuk
berperan
sebagai
dalam satu kelas, makin rendah
kualitas pengajaran, demikian pula
sebaliknya.
Ruang
Kelas
Lingkup
Pengelolaan
Sebagaimana yang telah
dijelaskan
dan
arena
perkembangan
bahwa
ilmu
adalah
kesadaran manusia, maka
pengelolaan
kelas
proses
pemberdayaan
pengetahuan
siswa
bergerak
dan
kemudian
sumber daya baik material
menduduki
elementmaupun
subyek. Artinya siswa bukan
human
fungsi
element yang di lakukan oleh
barang
guru
hanya dikenai akan tetapi
untuk
mendukung
atau
sebagai
juga
dalam
potensi dan pilihan untuk
interaksi
agar
terjadi
edukatif
yang
efektif.
Sebagai sebuah proses
maka dalam pelaksaannya
pengelolaan kelas memiliki
bergerak.
yang
yang
kegiatan belajar mengajar di
kelas
objek
obyek
Jadi
memiliki
pergerakan
yang terjadi dalam konteks
pencapaian
tujuan
tidak
sembarang,
artinya
disini
kegiatan-kegiatan yang harus
fungsi guru memiliki
proporsi
yang
dilakukan oleh guru. Dalam
dalam rangka membimbing,
pengelolaan kelas ini juga
mengarahkan dan memandu
terkandung maksud bahwa
segala
kegiatan
dilakukan
dilakukan oleh siswa. Oleh
sasaran
karena itu pengaturan siswa
yang hendak dicapai dan
adalah bagaimana mengatur
efisien
dan
efektif
yang
mengenai
karena
tidak
aktifitas
menempatkan
besar
yang
siswa
menghambur-hamburkan
dalam kelas sesuai dengan
waktu,
potensi
uang
dan
sumber
intelektual
dan
daya lainnya. Secara garis
perkembangan
besar
emosionalnya. Siswa diberi
ada
dalam
dua
kegiatan
pengelolaan
kelas
yaitu:
memperoleh
1. Pengaturan (orang) siswa
melakukan
di
untuk
posisi
dalam
belajar yang sesuai dengan
Siswa adalah orang yang
kegiatan
kesempatan
aktifitas
dan
kelas
yang
ditempatkan sebagai obyek
minat
Peserta
dan
didik
keinginannya.
merupakan
orang yang sedang tumbuh
dan
berkembang,
baik
secara
fisik
psikologis
maupun
dalam
rangka
mencapai
tujuan
pendidikannya
dalam
interaksi
edukatif
mengatakan: Organisasi-organisasi
kelas pada
umumnya berbentuk
lembaga pendidikan formal,
sederhana
yang
khusunya
meliputi ketua kelas, wakil ketua
Dalam
melalui
yang berjudul guru dan anak didik
berupa
sekolah.
pengelolaan
kelas
personelnya
kelas, bendahara, sekertaris, dan
kegiatan pengaturan peserta
beberapa
didik meliputi:
keperluan. Pemilihan para personel
a. Pembentukan Organisasi Siswa
Wali atau guru kelas harus
mampu membagi beban kerja dan
pemberian wewenang dan tanggung
buah
seksi
sesuai
kelas dilakukan oleh anggota kelas
(para anak didik) secara demokratis
dengan dibimbing oleh guru kelas
jawab secukupnya, kepada semua
(wali kelas).
Dengan kegiatan seperti ini guru
warga
sudah
sekolah,
tidak
hanya
melakukan
kegiatan
dikalangan guru, tetapi murid juga
manajerial.
hendaknya memperoleh beban kerja
organisasi kelas ini diharapkan akan
sebagai wujud rasa tanggungjawab
membantu
siswa
ketertiban
terhadap
kelas,
dan
Dengan
guru
kelas,
adanya
baik
dalam
ataupun
dalam
menumbuhkan jiwa kepemimpinan
melukukan pengawasan, dan juga
dalam
pada
menciptakan kekompakan dan rasa
dasarnya setiap orang merupakan
kekeluargaan di dalam kelas.
b. Pengelompokan Siswa
Dalam melayani kegiatan belajar
diri
pemimpin
siswa,
baik
karena
bagi
diri
sendiri
ataupun orang lain.
Adanya pengorganisasian siswa
di dalam kelas juga melatih dan
menciptakan ketertiban kelas, Aspek
yang
terpenting
dalam
pengorganisasian ini adalah usaha
menempatkan personal yang tepat
pada tempat yang tepat, dengan
memperhatikan
ataupun
Bahri
kemampuan
pengalamannya.
Djamarah
dalam
Syaiful
bukunya
siswa aktif, pengelompokan peserta
didik
mempunyai
arti
tersendiri.
Pengelompokkan siswa bermacammacam,
dari
yang
sederhana
sampai yang kompleks.
Menurut William A. Jeager dalam
mengelompokkan
peserta
dapat didasarkan pada:
1) Fungsi
integrasi,
pengelompokan
yang
didik
yaitu
didasarkan
atas kesamaan-kesamaan yang ada
pada peserta didik. Pengelompokan
diharapkan siswa dapat senantiasa
ini berdasarkan jenis kelamin, umur
gembira,
dan
semangat,
sebagainya.
Biasanya
penuh
gairah
bersikap
dan
optimistik,
pengelompokan berdasarkan fungsi
realistic dalam kegiatan belajar yang
ini menghasilkan pembelajaran yang
sedang dilakukannya. Rasa humor
bersifat klasikal.
2) Fungsi
perbedaan,
pengelompokan
didasarkan
guru dalam hubungan dengan siswa
yaitu
peserta
kepada
perbedaan-
perbedaan yang ada dalam individu
peserta didik, seperti minat, bakat,
kemampuan
dan
sebagainya.
Pengelompokan berdasarkan fungsi
ini
menghasilkan
akan mempunyai pengaruh yang
didik
pembelajaran
f.
positif dalam pengelolaan kelas.
Kedisiplinan Siswa
Pelaksanaan pengelolaan kelas
sangat
erat
kaitannya
dengan
kedisiplinan
siswa,
dalam
pengelolaan
yang
efektif,
kedisiplinan siswa akan terwujud
dengan adanya aturan-aturan kelas
individual.
c. Penugasan Siswa
Penugasan
adalah
yang menjadi standar bagi perilaku
proses
memberikan tanggungjawab kepada
siswa.
Menurut Hadari Nawawi disiplin
siswa untuk melakukan kegiatan
diartikan sebagai usaha mencegah
secara
dapat
terjadinya pelanggaran-pelanggaran
mengevaluasi kemampuan secara
terhadap ketentuan-ketentuan yang
mendiri
dan
sendiri.
d. Pembimbingan Siswa.
Pembimbingan dan
adalah
bentuk
telah
konseling
kegiatan
sebagai
salah satu fungsi educational yang
tidak
dapat
dipisahkan
dengan
fungsi manajerial guru, karena hal itu
berhubungan dengan tugas pokok
seorang guru.
e. Pembinaan (Raport)
Pembinaan
hubungan
sangat penting. Dengan terciptanya
dan
dalam
melaksanakan kegiatan kelas, agar
pemberian
hukuman
pada
seseorang atau sekelompok orang
(guru atau murid) dapat dihindari.
Kedisiplinan
akan
mencegah
perilaku-perilaku siswa yang tidak
senonoh, meninggalkan kelas tanpa
baik
pengelolaan kelas adalah hal yang
baik
bersama
baik, seperti berbicara yang tidak
(raport) antara guru dan siswa dalam
hubungan
disetujui
guru-siswa,
izin, mengucapkan kata-kata yang
tidak bersahabat.
g. Raport dan Kenaikan Kelas
Tata cara sekolah tentang raport
untuk orang
tua,
sangat
sering
menerima kritikan. Yang harus kita
permulaan
pertimbangkan
belajar
di
sini
bukanlah
masa
kegiatan
mengajar
sampai
kelemahan-kelemahan suatu raport,
akhir masa belajar mengajar.
tetapi
Pengaturan fasilitas dalam
bagaimana
memanfaatkan
kita
bisa
raport
sebaik
mungkin. Raport adalah buku yang
mencerminkan
dalam
keberhasilan
mengelola
seni
kelas.
hasil
tersebut harus menjadi feed back
untuk kerja kita selanjutnya.
Selain raport penataan siswa di
dalam
kelas
dalam
pengelolaan kelas meliputi:
a. Pengaturan Tempat Duduk
Dalam mengatur tempat duduk
yang penting adalah memungkinkan
terjadinya
tatap
muka,
dimana
dengan demikian guru sekaligus
dapat
mengontrol
tingkah
laku
aspek
siswa. Melalui pengaturan tempat
pengelolaan kelas yang merupakan
duduk yang baik dan jumlah siswa
garapan guru adalah kenaikan kelas.
yang ideal antara 20-30 orang siswa
Aspek ini disamping memerlukan
satu kelas dapat
ketrampilan
khusus
kelancaran proses belajar mengajar.
dibutuhkan
konsisten
juga
sangat
dan
guru
tersebut.
Namun
demikian
mempengaruhi
guru
harus
mempertimbangkan perasaan siswa
bahwa mereka sudah sesuai dengan
2. Pengaturan Fasilitas
susunan
kelas
karena
rasa
Aktifitas dalam kelas baik
kesesuaian adalah kebutuhan dasar.
guru maupun siswa dalam
Susunan fisik yang sesuai dapat
kelas kelangsungannya akan
meningkatkan
banyak
dipengaruhi
oleh
menjadi lebih baik dan membantu
kondisi
dan
fisik
mencegah masalah-masalah dalam
lingkungan
situasi
kelas.
Oleh
karena itu lingkungan fisik
kelas berupa sarana dan
prasarana
kelas
dapat
memenuhi dan mendukung
interaksi
sehingga
kehidupan
yang
terjadi,
harmonisasi
kelas
dapat
berlangsung dengan baikdari
perasaan-perasaan
pengelolaan kelas.
b. Pengaturan Alat-alat Pengajaran
Diantara
pengajarandi
alat-alat
kelas
yang
harus diatur adalah sebagai
berikut:
1) Perpustakaan Kelas, sekolah yang
maju memiliki perpustakaan di setiap
kelas yang mana pengaturannya
dilakukan
bersama-sama
dengan
peserta didik.
2) Alat peraga atau media pengajaran,
pada saat siswa melakukan kegiatan
belajar.
3) Pemeliharaan
kebersihan,
alat peraga atau media pengajaran
memelihara
semestinya diletakkan di kelas agar
kenyamanan suatu kelas / ruang
memudahkan
belajar,
pengaturan
penggunaannya,
dilakukan
kebersihan
sama
artinya
dan
dengan
bersama-
mempermudah anak didik menerima
sama anak didik. Misalkan kapur
pelajaran. Ruang kelas yang bersih
tulis, penghapus, jam dinding dan
dan segar akan menjadikan anak
lain-lain.
3) Papan tulis, hendaknya ukurannya
didik bergairah belajar. Untuk itu
disesuaikan,
warnanya
harus
kontras,
penempatannya
memperhatikan
estetika
dan
terjangkau oleh anak didik.
4) Papan
presensi
anak
didik,
ditempatkan
di
bagian
depan
sehingga dapat dilihat oleh semua
perlu
adanya
yang
dilakukan oleh siswa dan guru untuk
menciptakan kebersihan tersebut,
diantaranya Anak didik bergiliran
membersihkan
kelas,
dan
guru
selalu mengawasi kebersihan dan
ketertiban kelas.
d. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
anak didik, difungsikan sebagaimana
mestinya.
kegiatan
Ventilasi
harus
cukup
menjamin kesehatan siswa.
Jendela harus cukup besar,
c. Penataan keindahan dan kebersihan
ruangan kelas
1) Gambar-gambar
yang
bersifat
mendidik (seperti: gambar pahlawan,
tempat ibadat, bunga, pemandangan
dan sebagainya)
2) Lemari tempat menyimpan
pekerjaan
siswa,
belajar
mengajar,
benar.
hasil
perlengkapan
tersebut
Sehingga
terlihat
rapi,
harus
peralatan
mudah
dijangkau bila diperlukan dan tidak
mengganggu
ruang
memungkinkan
cahaya matahari masuk dan
udara yang sehat juga masuk
ke kelas. Dengan ventilasi
yang baikdan udara yang
ditempatkan/disimpan secara tertib
dan
sehingga
gerak siswa
sehat, semua siswa dan guru
di
dalam
kelas
dapat,
menghirup udara yang segar.
Penulis
menyimpulkan
bahwa dalam pemeliharaan
dan
perawatan
serta
penggunaan
alat
kelengkapan
belajar
meskipun
pekerjaannya
kelihatan
bersifat
1.
teknis,
dalam
memberikan
pelayanan belajar. Untuk itu
perlu
adanya
antara
guru
bersama-sama
dan
mengatur
ventilasi
dan
belajar
relevan
dengan
terdapat
guru
mengemukakan
beberapa
dalam
sebagai berikut
peran
pembelajaran
waktu,
perkembangan
ilmu,
fungsional efektif.
c.
Merancang
disesuaikan
d.
sistematis
dan
metode
yang
dengan
situasi
dan
kondisi siswa.
Menyediakan sumber belajar,
dalam hal ini guru berperan sebagai
di dalam kelas. Moon (dalam
Uno:2009)
tujuan,
komprehensif,
media
pembelajaran yang dilakukan
sistem
kebutuhan dan kemampuan siswa,
interaksi antara guru dengan
melalui
dalam
Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Menyiapkan materi yang
PEMBELAJARAN TATAP MUKA
siswa
berbagai
b.
fasilitas,
tidak dapat dilepaskan dari
dengan
sebagai berikut:
Membuat dan merumuskan
DALAM
Peranan guru dewasa ini
suatu
a.
akan mengganggu yang lain.
GURU
pada
pembelajaran yang meliputi
mengajar. Sebaiknya tidak
D. PERANAN
kepada
mengajar
komponen
untuk
merokok dalam kelas karena
didik
memperhatikan
karena sudah ada), adalah
terciptanya suasana belajar
guru
dalam merencanakan proses
suhu,
penerangan
penting
harus
yang
dituntut untuk berperan aktif
(kendati guru sulit mengatur
aset
pembelajaran
waktu tertentu. Di sini guru
memelihara
peralatan yang ada didalam
kelas,
telah
bahan
peserta
siswa
Nasional
memprogramkan
diberikan
kerjasama
of
Kementerian
Pendidikan
dikelas
Perancang
(Designer
instruction)
Pihak
otonom profesional dibawah
guru
sebagai
Pembelajaran
tetapi menjadi bagian dari
pengawasan
Guru
e.
fasilitator dalam pengajaran.
Media, dalam hal ini guru
berperan sebagai mediator dengan
memerhatikan relevansi (seperti juga
materi),
efektif
dan
efesien,
keseuaian dengan metode, serta
Selain
pertimbangan praktis.
Dengan demikian, guru
terbatas
dituntut
rah pengenalan tingkah laku
dan kepribadiannya sendiri.
merancang
Salah satu cirri manajemen
dan mempersiapkan semua
komponen
agar
kelas
berjalan
itu,
guru
siswa
harus
memadai
sebagai
2.
perencanaan.
Guru sebagai
Pembelajaran
pengelolaan
kemampuan
menggunakan
belajar,
3.
siswa
dalam
alat-alat
menyediakan
kondisi-kondisi
yang
teori
hingga
memungkinkan
untuk
baik
mengendalikan
pelaksanaan pengajaran dan
adalah
mengembangkan
tentang
perkembangan
yang
Tujuan
khusunya
mampu
menciptakan situasi belajar
kegiatan
mengajar.
guru
belajar mengajar dari teori
menggunakan fasilitas bagi
belajar
kegiatannya
pengetahuan
dan
bermacam-macam
pada
mempergunakan
adalah
menyediakan
mengurangi
hendaknya
of
umum
kelas
demi
sendiri.
Sebagai manajer,
Pengelola
Instruction)
Tujuan
sedikit
membimbing
dari
(Manager
untuk
guru hingga mereka mampu
belajar,
landasan
adalah
ketergantungannya
tentang
prinsip-prinsip
baik
sedikit
memiliki pengetahuan yang
cukup
yang
tersedianya kesempatan bagi
dengan efektif dan efesien.
Untuk
juga
pengalaman sehari-hari kea
tersebut
dapat
guru
berperan dalam membimbing
dengan waktu yang sedikit
atau
itu
pencapaian tujuan.
Guru sebagai pengarah
Pembelajaran
Hendaknya
senantiasa
menimbulkan,
guru
berusaha
memelihara,
memungkinkan siswa bekerja
dan meningkatkan motivasi
dan belajar, serta membantu
peserta didik untuk belajar.
siswa
Dalam hubungan ini, guru
untuk
memperoleh
hasil yang diharapkan.
mempunyai fungsi sebagai
motivator dalam keseluruhan
kegiatan belajar mengajar.
Empat
hal
dikerjakan
yang
guru
a. Mengenal dan memahami setiap
dapat
peserta didik, baik secara individu
dalam
maupun secara kelompok.
b. Membantu tiap peserta didik dalam
memberikan motivasi adalah
mengatasi masalah pribadi yang
sebagai berikut:
dihadapinya.
c. Membantu
kesempatan
yang
menjadi agar tiap peserta didik dapat
a. Membangkitkan
dorongan
siswa
belajar sesuai dengan kemampuan
untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret, apa
pribadinya.
d. Mengevaluasi keberhasilan Rencana
yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran.
c. Memberikan
ganjaran
terhadap
prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang
pencapaian
yang
baikdikemudian
lebih
prestasi
hari.
Membentuk kebiasaan belajar yang
Pelaksanaan
langkah
Pembelajaran
kegiatan
dilakukannya.
b. Untuk
itu,
dan
yang
guru
telah
hendaknya
memahami prinsip-prinsip bimbingan
dan menerapkannya dalam proses
pembelajaran.
baik.
4.
Pendekatan
yang
Guru
sebaai
Evaluator
guru
(Evaluator of Student Learning)
Tujuan utama penilaian
adalah
adalah untuk melihat tingkat
pendekatan pribadi, di mana
keberhasilan, efektifitas, dan
guru dapat mengenal dan
efesiensi
memahami
siswa
lebih
pembelajaran.
mendalam
hingga
dapat
untuk mengetahui kedudukan
dalam
peserta dalam kelas atau
dipergunakan
oleh
dalam
ini
hal
membantu
dalam
proses
Selain
itu,
keseluruhan proses belajar
kelompoknya.
Dalam
mengajar atau denga kata
fungsinya
penilai
lain guru berfungsi sebagai
hasil belajar peserta didik,
pembimbing.
Sebagai
guru hendaknya secara terus
dalam
pembimbing
proses
menerus
sebagai
mengikuti
hasil
belajar
belajar yang telah dicapai
mengajar, guru diharapkan
peserta didik dari waktu ke
mampu untuk :
waktu.
Informasi
yang
diperoleh melalui evaluasi ini
tentang dirinya sendiri, baik
akan menjadi umpan balik
itu
terhadap
prasangka,
proses
harapan,
ataupun
pembelajaran. Umpan balik
keinginannya. Semua hal itu
akan dijadikan sebagai titik
akan memberikan pengaruh
tolak untuk memperbaiki dan
pada
meningkatkan pembelajaran
dalam berhubungan dengan
selanjutnya.
Proses
pembelajaran
akan
terus-
menerus ditingkatkan untuk
memperoleh
5.
motivasi,
hasil
yang
optimal.
Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran
6.
kemampuan
guru
orang lain, terutama siswa.
Guru sebagai Pelaksana
Kurikulum
Kurikulum
adalah
seperangkat
pengalaman
belajar yang akan didapat
oleh peserta didik selama ia
guru sebagai konselor, maka
mengikuti
guru diharapkan akan dapat
pendidikan.
merespons segala masalah
dari suatu kurikulum yang
tingkah
ingin
laku
yang
terjadi
suatu
proses
Keberhasilan
dicapai
sangat
dalam proses pembelajaran.
bergantung
pada
faktor
Oleh karena itu, guru harus
kemampuan
yang
dimiliki
dipersiapkan
oleh seorang guru. Artinya,
menolong
agar
dapat
peserta
didik
memecahkan
masalah-
guru
adalah
orang
bertanggungjawab
yang
dalam
masalah yang timbul antara
upaya mewujudkan segala
peserta didik dengan orang
sesuatu yang telah tertuang
tuanya
dapat
dalam suatu kurikulum resmi.
memperoleh keahlian dalam
Bahkan pandangan mutakhir
membina
menyatakan
dan
hubungan
yang
dan
dapat
meskipun suatu kurikulum itu
untuk
bagus, namun berhasil atau
berkomunikasi dan bekerja
gagalnya kurikulum tersebut,
sama
pada
manusiawi
mempersiapkan
dengan
bermacam-
macam manusia.
Pada akhirnya guru akan
memerlukan
pengertian
akhirnya
bahwa
terletak
tangan pribadi guru.
di
Terdapat beberapa alasan untuk
a.
pernyataan di atas yaitu :
Guru
adalah
pelaksana
seringkali muncul dan harus
dihadapi oleh guru yaitu :
Permasalahan
yang
1)
langsung dari kurikulum di suatu
berhubungan dengan tujuan dan
kelas.
hasil-hasil
b.
Gurulah
yang
mengembangkan
tingkat
bertugas
kurikulum
pembelajaran,
pada
karena
2)
ia
yang
diharapkan
suatu lembaga pendidikan.
Permasalahan
yang
berhubungan
melakukan tugas sebagai berikut:
dari
dengan
isi/materi/bahan
pelajaran
dan
organisasi atau cara pelaksanaan
1) Menganalisis
tujuan
berdasarkan
dari kurikulum.
apa yang tertuang dalam kurikulum
resmi.
2) Mengembangkan
alat
evaluasi
Sedangkan peranan guru
berdasarkan tujuan.
3) Merumuskan bahan yang sesuai
dalam
dengan isi kurikulum.
4) Merumuskan bentuk kegiaan belajar
secara aktif dapat dijabarkan
yang
dapat
pembinaan
pengembangan
dan
kurikulum
sebagai berikut.
memberikan
pengalaman belajar bagi peserta
didik
Perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional
dirancang dan dirumuskan oleh para
dalam melaksanakan apa
pakar dari berbagai bidang disiplin
yang telah diprogramkan.
ilmu yang terkait, sedangkan guruguru yang sudah berpengalaman
c. Gurulah yang langsung menghadapi
berbagai
muncul
permasalahan
sehubungan
yang
biasanya terlibat untuk memberikan
dengan
masukan berupa saran, ide, dan
atau
pelaksanaankurikulum di kelas.
d. Tugas gurulah yang mencarikan
berbagai
upaya
Sehubungan
pembinaan
pengembangan
permasalahan
kemungkinan
pemecahan
permasalahan yang dihadapi siswa.
dengan
tanggapan
terhadap
pelaksanaannya
di
sekolah.
Pelaksanaan di lapangan
Para guru bertanggungjawab
sepenuhnya
dalam
pelaksanaan
dan
kurikulum, baik secara keseluruhan
kurikulum,
kurikulum maupun tugas sebagai
yang
penyampaian mata pelajaran sesuai
dengan garis-garis besar program
kritik berdasarkan pengalaman yang
pengajaran yang telah dirancang
telah dilakukan oleh guru sangat
dalam suatu kurikulum.
Proses penilaian
Selama pelaksanaan kurikulum
besar artinya bagi perubahan dan
akan dinilai seberapa jauh tingkat
pengembangan suatu kurikulum.
KESIMPULAN
ketercapaiannya. Guru diminta saran
ataupun pendapat maupun menilai
kurikulum
guna
yang
sedang
melihat
berjalan
kebaikan
dan
kelemahan yang ada, dilihat dari
berbagai
aspek,
fisiologis,
seperti
sosiologis,
aspek
dan
Dari pembahasan diatas
dapat
ditarik
bahwa
dalam
pembelajaran
proses
kita
pendidik
mempertimbangkan
hal
untuk
menunjang
Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan
kurikulum,
isi
program
(pokok
bahasan/subpokok bahasan) yang
harus
diberikan
kepada
peserta
didik. Misalnya, pada keals dan
semester
berapa
suatu
pokok
bahasan diberikan dan bagaimana
memberikannya. Biasanya dengan
menyusun
suatu
bagan
analisis
tugas pembelajaran dan rencana
selaku
perlu
beberapa
metodologis.
kesimpulan
proses
pembelajaran itu sendiri. Di
antaranya
pembelajaran
tatap muka yang mempunyai
beberapa
metode
pembelajaran dan metode ini
kebanyakan
digunakan
dalam proses pembelajaran
di Negara kita tergantung
dari keompetensi pendidik itu
sendiri.
Metode
yang
berpusat
pembelajaran.
Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum
pada
mau tidak mau tentu akan selalu
berpusat pada siswa adalah
terlibat dalam pembaharuan yang
discovery inkuiri dan masing-
sedang dilakukan sebagai suatu
masing
usaha
strategi.
kurikulum
untuk
yang
perkembangan
mencari
format
sesuai
dengan
zaman.
Masukan
sebagai input berupa saran, ide, dan
guru
ekspositori
dan
metode
DAFTAR RUJUKAN
disebut
yang
memiliki
Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Rineka Cipta.
Jakarta
Ithadamaa. 2015. Strategi Proses
Pengelolaan Kelas Dalam
Sagala, S. Administrasi Pendidikan
Kontemporer
Semarada.
Pendidikan
Profesi
Kependidikan
Peranan
Guru Dalam Pembelajaran
Tata Muka
ARTIKEL
OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA
ARTIKEL
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA
Awal Akbar J,
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana
Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: awalakbarj@gmail.com
Abstrak: Model pembelajaran tatap muka dalam proses
belajar mengajar adalah hal yang paing penting untuk
menunjang keberhasilan belajar, seorang pendidik tidak
mampu menilai kemampuan peserta didiknya tanpa
melalui proses pembel;ajaran berbasis tatap muka.
Kata Kunci: Model, Pembelajaran, Tatap Muka
PENDAHULUAN
Konsep materi pelajaran
Pembelajaran
muka
tatap
dan
lingkungan
belajar
merupakan
dapatdikembangkan dengan
pembelajaran yang sangat
tepat sesuai dengan kondisi
umum berlangsung saat ini.
peserta didik melalui model-
Pembelajaran
model
tatap
muka
pembelajaran
yang
harus direncanakan secara
telah banyak dikembangkan
khusus berdasarkan kaidah-
saat ini. Menurut Santyasa
kaidah
(2005) model pembelajaran
pengembangan
bahan
ajar
dan
standar
yang dapat diterapkan pada
proses dalam penerapannya.
bidang
Pada
dikemas
koheren
dengan
muka, kemampuan mengajar
hakikat
pendidikan
bidang
pengajar
studi
pembelajaran
tatap
sangat
menentukan,
misalnya
secara
studi
hendaknya
tersebut.
Namun,
filosofis
tujuan
penguasaan konsep materi
pembelajaran adalah untuk
pelajaran
memfasilitasi siswa menjadi
dan
tempat belajar.
lingkungan
pemikir
lentur,
kritis,
dan
humanis,
adaptif
dalam
menerapkan pengetahuan di
dunia nyata.
Menurut
Nasution
Model-model
pembelajaran
Mursell
(2008)
&
mengajar
dengan sukses tak dapat
yang
dapat
dilakukan menurut suatu pola
tujuan
tertentu yang diikuti secara
yang
rutin. Agar berhasil dengan
berlandaskan pada paradigma
baik, mengajar memerlukan
konstruktivistik sebagai paradigma
kecakapan,
alternatif.
(2005)
inisiatif, dan kreativitas dari
bahwa
pihak
mengakomodasikan
tersebut
adalah
Santyasa
mengungkapkan
terdapat
dua
faktor
cukup
esensial
yang
dalam
pembelajaran
bermakna,
yang
yaitu
orientasi
desain
dan
pemahaman,
pengajar.
Berdasarakan latar belakang
tersebut
maka
melakukan
dan
penulis
kajian
literatur
menyajikannya
bentuk
makalah
dalam
yang
evaluasi pembelajaran.
berjudul
Pembelajaran
Pembelajaran Tatap Muka”,
hendaknya
“Model
mencoba menggali kesulitan-
dengan
kesulitan belajar para siswa
memperluas
berbasis pengetahuan awal
kependidikan
dan
dengan
menstimulasi
kreativitas
desain
pembelajaran berorientasi
pada fenomena dunia nyata.
Pembelajaran hendaknya
tujuan
untuk
wawasan
dalam belajar dan mengajar.
PEMBAHASAN
diupayakan
A. Konsep
dapatmemberdayakan
Belajar,
dan
dan Tatap Muka
evaluasi yang komprehesif,
Konsep Belajar
Belajar
pengetahuan
kerja
awal
individu berbasis
Pembelajaran,
merupakan
proyek, pemecahan masalah
komponen ilmu pendidikan
kolaboratif,
yang
berkenaan
kooperatif dalam kelompok-
tujuan
dan
kelompok kecil.
interaksi, baik yang bersifat
dan
kerja
eksplisit
bahan
maupun
dengan
acuan
implisit
(tersembunyi).
Teori-teori
penyesuaian pola gerakan,
yang dikembangkan dalam
dan
komponen ini antara lain teori
Gagne (dalam Sagala, 2009),
tentang tujuan pendidikan,
belajar adalah sebagai suatu
organisasi
proses
kurikulum,
isi
kreatifitas.
Menurut
dimana
suatu
kurikulum, dan modul-modul
organisme
pengembangan
perilakunya sebagai akibat
kurikulum
(Sagala, 2009:11). Menurut
Sagala (2009), dalam proses
pembelajaran terdapat tiga
domain
yang
diperhatikan
harus
yaitu
afektif,
dan
Kognitif
yaitu
kognitif,
psikomotorik.
kemampuan
yang berhubungan dengan
pengetahuan, penalaran atau
pikiran.
Afektif
merupakan
kemampuan
yang
mengutamakan
perasaan,
emosi,
dan
reaksi-reaksi
yang
berbeda
dengan
penalaran yang terdiri dari
kategori
penerimaan,
partisipasi,
sikap,
organisasi, dan pembentukan
hidup.
Sedangkan
psikomotorik
merupakan
kemampuan
yang
mengutamakan keterampilan
jasmani yang terdiri kategori
persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan
dari pengalaman.
Sedangkan
Henry
E.
Garret (dalam Sagala, 2009)
berpendapat bahwa belajar
merupakan
proses
yang
berlangsung dalam jangka
waktu lama melalui latihan
maupun pengalaman yang
membawa
kepada
perubahan
diri
dan
pengubahan cara mereaksi
terhadap suatu perangsang
tertentu.
Lester D. Crow (dalam
Sagala,
2009)
mengemukakan belajar ialah
upaya
untuk
memperoleh
kebiasaan-kebiasaan,
penilaian/penentuan
pola
berubah
kompleks,
pengetahuan,
sikap.
dan
Belajar
sikap-
dikatakan
berhasil manakala seseorang
mampu mengulangi kembali
materi
yang
telah
dipelajarinya. Hal ini sering
disebut
sebagai
learning”.
Kemudian
yang
telah
dipelajari
“rote
jika
itu
mampu
disampaikan
dan
bahan dan pengelolaan kelas
diekspresikan dalam bahasa
berubah
sendiri,
penyimpanan,
maka
disebut
“overlearning”.
menjadi
strategi
dan
(3)
evaluasi hasil dan proses
Menurut Hariadi (2003),
pengajaran berubah menjadi
faktor yang mempengaruhi
strategi
hasil belajar ada 2, yaitu: (1)
pembelajaran.
faktor yang tidak bisa diubah
(given) yaitu faktor kondisi
pengelolaan
Konsep Pembelajaran
Menurut
Dimyati
dan
dan (2) faktor yang bisa
Mudjiono
dirubah yaitu faktor metode.
2009),
Faktor given adalah faktor
merupakan
dalam
yang
secara
terprogram
dalam
mempengaruhi hasil belajar,
desain
instruksional
untuk
tetapi pembelajar tidak bisa
membuat
siswa
mengubahnya. Faktor-faktor
secara
aktif
itu adalah: (1) karakteristik
menekankan
pebelajar (siswa/mahasiswa),
penyediaan sumber belajar.
seperti latar belakang, asal,
UUSPN No. 20 tahun 2003
sosial ekonomi, kesehatan,
menyatakan
kepribadian, intelegensi, dan
adalah
sebagainya,
dan
(2)
peserta
karakteristik
bidang
studi,
pembelajaran
(dalam
Sagala,
pembelajaran
kegiatan
guru
belajar
yang
pada
pembelajaran
proses
interaksi
didik
dengan
pendidik dan sumber belajar
seperti bidang studi dengan
pada
tipe isi berupa fakta, konsep,
belajar.
prosedur, dan prinsip. Faktor
sebagai prosesbelajar yang
yang kedua adalah faktor
dibangun oleh guru untuk
metode. Terdapat beberapa
mengembangkan
hal
berfikir
yang
mempengaruhi
suatu
lingkungan
Pembelajaran
yang
kreatifitas
dapat
faktor metode, meliputi: (1)
meningkatkan
pengorganisasian bahan ajar
berfikir siswa serta dapat
berubah
meningkatkankemampuan
menjadi
strategi
kemampuan
pengorganisasian
mengkonstruksi pengetahuan
pembelajaran, (2) penyajian
baru
sebagai
upaya
meningkatkan
penguasaan
variabel
konteks
(context
yang baik terhadap materi
variables)
berupa
pelajaranPengetahuan tidak
sekolah,
dan
diperoleh
variabel proses (process variables)
dengan
cara
peserta
didik,
masyarakat;
berupa
orang
lewat
dengan pendidik; dan (4) variabel
“dibentuk dan dikonstruksi”
produk (product variables) berupa
oleh
perkembangan peserta didik dalam
lain,
tetapi
individu
itu
sendiri,
interaksi
sehingga siswa itu mampu
jangka
mengembangkan
panjang.
mempunyai dua karakteristik,
yaitu:
pembelajaran
proses
mental
melibatkan
siswa
secara
maksimal, bukan hanya menuntut
siswa
sekedar
mendengar,
mencatat, akan tetapi menghendaki
aktivitas siswa dalam proses berfikir.
2. Pembelajaran membangun suasana
peserta
(3)
diberikan atau ditransfer dari
intelektualnya. Pembelajaran
1. Proses
(2)
pendek
didik
maupunjangka
Selanjutnya Dunkin dan
Biddle mengatakan proses
pembelajaran
akan
berlangsung dengan baik jika
pendidik
mempunyai
dua
kompetensi utama,yaitu: (1)
kompetensi substansi materi
pembelajaran
atau
penguasaan
materi
dialogis dan proses tanya jawab
pelajaran;
terus menerus yang diarahkan untuk
kompetensi
memperbaiki
pembelajaran. Seorang guru
dan
meningkatkan
dan
metodologi
kemampuan berfikir siswa. Pada
tidak
hanya
gilirannya, kemampuan berfikir itu
materi
saja,
dapat
siswa
untuk
menguasai
pengetahuan
yang
pembelajaran
membantu
memperoleh
(2)
menguasai
tetapi
juga
metode
mereka konstruksi sendiri. Proses
sesuaikebutuhan materi ajar
pembelajaran atau pengajaran kelas
yang mengacu pada prinsip
(Clasroom
pedagogik, yaitu memahami
Teaching)
menurut
Dunkin dan Biddle (dalam Sagala,
karakteristik
2009) berada pada empat variabel
Jika
interaksi yaitu (1) variabel pertanda
pembelajaran tidak dikuasai,
(presage variables) berupa pendidik;
peserta
metode
didik.
dalam
maka penyampaian materi
tindakan
ajar menjadi tidak maksimal.
untuk
Metode yang digunakan
sebagai
strategi
dapat
yang
dirancang
mendukung
belajar peserta didik secara
tatap
muka,
dengan
memudahkan peserta didik
memperhitungkan
untuk
kejadian
menguasai
ilmu
proses
kejadian-
eksternal
yang
pengetahuan yang diberikan
berperanan
oleh
ini
rangkaian kejadian-kejadian
bahwa
eksternal yang berlangsung
terus
di dalam peserta didik yang
guru.
Hal
menggambarkan
pembelajaran
mengalami
sejalan
ilmu
perkembangan
dengan
kemajuan
pengetahuan
dan
dapat
terhadap
diketahui
atau
selama
proses
diprediksi
tatap muka. Kegiatan tatap
teknologi. Karena itu dalam
muka
merespon
pembelajaran yang berupa
perkembangan
adalah
kegiatan
tersebut,
tentu
tidaklah
proses
interaksi
antara
memadai
kalau
sumber
peserta
didik
dengan
belajar berasal dari guru dan
media teks belaka sehingga
diperlukan cara baru dalam
mengomunikasikan
ilmu
pengetahuan atau materi ajar
dalam
pembelajaran,
baik
dalam sistem yang mandiri
maupun dalam sistem yang
terstruktur. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumber belajar
oleh pihak guru maupun para
ahli pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
tatap
adalah
muka
kegiatan
pembelajaran yang berupa
proses
interaksi
antara
peserta
didik,
materi
pembelajaran,
lingkungan
guru,
dan
(Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional
Nomor
22
Tahun
2006,
Glosariumbutir 15);
Dalam mengajar, metode
yang sering kali digunakan
adalah metode tatap muka di
kelas Dalam bertaatap muka
Konsep Pembelajaran Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka
merupakan
pendidik.
Kegiatan
seperangkat
tersebut, ada lagi metode lain
yang
digunakan
dalam
proses pembelajaran seperti
jawab, sedang yang berpusat
metode
pada peserta didik biasanya
ceramah,
diskusi,
Tanya jawab, demostrasi dan
menggunakan
strategi
lain-lain.
discovery
inquiri,
dengan
observasi,
diskusi
Dengan
strategi
yang berbeda pula sesuai
metode
dengan
kelompok,
kompetensi
kemampuan
mengajar.
dan
eksperimen,
guru
dalam
ekplorasi, simulasi (panduan
Secara
umum
pembelajaran TM, PT, dan
strategi
KMTT yang diterbitkan oleh
muka
Direktorat Pembinaan SMA,
terdapat
pembelajaran
tatap
yaitu strategi yang berpusat
BAB II A.1).
pada guru (teacher centre
Strategi
ekspositori
oriented) dan strategi yang
adalah
berpusat pada peserta didik
pembelajaran
(student
oriented).
instruksional langsung (direct
pembelajaran
instructional) yang dipimpin
centre
Pendekatan
kegiatan
yang berpusat pada guru
oleh
menggunakan
digunakan adalah ceramah
strategi
ekspositori,
sedangkan
pendekatan
pembelajaran
guru.
berupa
Metode
yang
atau
presentasi,
diskusi
kelas,
dan
jawab.
tanya
yang berpusat pada peserta
Namun demikian, ceramah
didik menggunakan strategi
atau
diskoveri inkuiri (discovery
dilakukan
inquiry).
dan
presentasi
secara
PEMBELAJARAN
PENDEKATAN
EKSPOSITORI
interaktif
menarik
meningkatkan
B. PROSEDUR
yang
peserta
dapat
keterlibatan
didik
dalam
pembelajaran.
DAN DISCOVERY INQUIRI
Secara umum ada dua
pendekatan
pembelajaran
Pemilihan
strategi
ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
yaitu berpusat pada guru
1. Karakteristik peserta didik dengan
yang biasanya menggunakan
kemandirian belum memadai;
2. Sumber referensi terbatas;
3. Jumlah pesera didik dalam kelas
strategi ekspositorik dengan
metode ceramah dan tanya
banyak;
4. Alokasi waktu terbatas; dan
5. Jumlah materi (tuntutan kompetensi
dalam aspek pengetahuan) atau
bahan ajar;
Langkah-langkah yang dilakukan
pada
strategi
ekspositori
adalah sebagai berikut:
Pemilihan strategi diskoveri inkuiri
dilakukan atas pertimbangan:
1. Karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;
2. Sumber referensi, alat, media, dan
bahan cukup;
3. Jumlah peserta didik dalam kelas
1. Preparasi, guru menyiapkan bahan
tidak terlalu banyak;
4. Materi pembelajaran tidak terlalu
materi pembelajaran;
2. Apersepsi
diperlukan
luas; dan
5. Alokasi waktu cukup tersedia;
penyegaran;
3. Presentasi
untuk
(penyajian)
materi
pembelajaran;
4. Resitasi, pengulangan pada bagian
Langkah-langkah
yang
dilakukan
pada strategi discoveri inquiri adalah
sebagai berikut:
yang menjadi kata kunci kompetensi
1. Guru atau peserta didik mengajukan
atau materi pembelajaran;
dan merumuskan masalah;
2. Merumuskan logika berpikir untuk
Strategi discoveri inquiri
adalah
kegiatan
pembelajaran
Problem
berbentuk
Based
Learning
yang difasilitasi oleh guru.
Strategi
ini
melibatkan
aktivitas peseserta didik yang
tinggi.
Metode
yang
mengajukan hipotesis atau jawaban
sementara;
3. Merumuskan langkah kerja untuk
memperoleh data;
4. Menganalisis data dan melakukan
verifikasi;
5. Melakukan generalisasi
C. PENGELOLAAN KELAS SISWA
PADA PEMBELAJARAN TATAP
digunakan adalah observasi,
MUKA
diskusi
kelompok,
eksperimen,
ekplorasi,
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah
simulasi,
dan
sebagainya
(Panduan TM, PT dan KMTT
yang
diterbitkan
oleh
Direktorat Pembinaan SMA
Bab II);
proses
pemberdayaan
sumber daya baik material
elemen
tmaupun
human
element di dalam kelas oleh
guru sehingga memberikan
dukungan terhadap kegiatan
belajar siswa dan mengajar
tepat terhadap problem dan
guru.
Menurut Hadari Nawawi
situasi kelas.Ini berarti guru
Pengelolaan
kelas
diartikan
dapat
sebagai
bertugas
memperbaiki, dan
memelihara sistem/organisasi kelas,
kemampuan guru atau wali
sehingga
kelas
memanfaatkan
dalam
mendayagunakan
kelas
berupa
kesempatan
potensi
pemberian
yang
seluas-
bakatnya,
kemampuannya,
dan
energinya
pada
kelas
adalah
upaya
memberdayagunakan
potensi
terarah sehingga waktu dan
kelas
seoptimal
dapat
yang
mungkin
ada
untuk
mendukung proses interaksi
dimanfaatkan secara efisien
edukatif
untuk melakukan kegiatankelas
dapat
suatu
kegiatan yang kreatif dan
kegiatan
didik
pengelolaan
untuk melakukan kegiatan-
tersedia
anak
tugas-tugas individual.
Dapat disimpulkan bahwa
luasnya pada setiap personal
dana
menciptakan,
mencapai
pembelajaran.
yang
tujuan
Kegiatan
pengelolaan
berkaitan dengan kurikulum
kelas
merupakan suatu kegiatan
dan perkembangan murid.
Menurut
Suharmi
yang dilakukan oleh guru
Arikunto pengelolaan kelas
yang
erat
hubungannya
adalah suatu usaha yang
dengan
dilakukan oleh penanggung
salah satu prasyarat untuk
jawab
terciptanya
pengajaran
kegiatan
belajar
atau
yang
mengajar yang efektif. Untuk
membantu dengan maksud
itu tugas dan tanggung jawab
agar dicapai kondisi optimal
guru
sehingga dapat terlaksana
Menurut Peters dalam Dasar-
kegiatan
Dasar
mengajar
belajar
yang
diharapkan.
Menurut
Made
Pidarta
pengelolaan
kelas
adalah
seleksi
dan
proses
proses
dan
meliputi
3
Proses
belajar
aspek
Belajar
Mengajar yang dikutip oleh
penggunaan alat-alat yang
Nana Sudjana, yakni:
1. Guru
sebagai
pengajar,
lebih
menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan
2. Suasana belajar. Suasana belajar
pengajaran. Dalam tugas ini guru
yang demokratis akan memberikan
dituntut untuk memiliki seperangkat
peluang
pengetahuan
keterampilan
belajar yang optimal, dibandingkan
disamping
dengan suasana belajar yang kaku,
menguasai ilmu atau bahan yang
disiplin dan ketat, dengan otoritas
akan diajarkannya.
2. Guru sebagai pembimbing, memberi
ada pada guru. Dalam suasana
teknis
dan
mengajar,
tekanan kepada tugas, memberikan
bantuan
kepada
pemecahan
siswa
masalah
dalam
yang
dihadapinya. Tugas ini merupakan
aspek mendidik sebab tidak hanya
berkenaan
dengan
penyampaian
ilmu pengetahuan akan tetapi juga
belajar
dalam
yang
kebebasan
mencapai
demokratis,
siswa
mengajukan
hasil
dalam
pendapat,
ada
belajar,
berdialog
dengan teman sekelas. Belajar yang
serba diatur akan menumbuhkan
perasaan cemas dan khawatir pada
siswa,
sehingga
menghambat
pengembangan
kekreatifan belajar siswa.
3. Fasilitas dan sumber belajar yang
kepribadian dan pembentukan nilai-
tersedia. Sering ditemukan bahwa
menyangkut
nilai para siswa.
3. Guru sebagai administrator kelas,
memiliki
untuk
kemampuan
pengajaran,
tata
serta
ruang
mampu
menciptakan iklim belajar-mengajar
berdasarkan hubungan manusiawi
yang harmonis dan sehat.
Disamping faktor guru, kualitas
pengajaran dipengaruhi juga oleh
karakteristik kelas. Diantara variabel
karakteristik kelas yaitu:
1. Besarnya kelas (class size), artinya
guru
merupakan
satu-satunya
sumber belajar di kelas, situasi
seperti
ini
kurang
menunjang
kualitas pengajaran, sehingga hasil
belajar yang dicapai siswa tidak
optimal.
Oleh
diusahakan
karena
sebagai
itu
kalas
laboratorium
belajar siswa. Artinya kelas harus
menyediakan
berbagai
sumber
belajar seperti buku pelajaran, alat
peraga dan lain-lain. Di samping itu
banyak sedikitnya jumlah siswa yang
guru harus memberi kesempatan
belajar. Diduga makin besar jumlah
siswa
siswa yang harus dilayani guru
sumber belajar.
untuk
berperan
sebagai
dalam satu kelas, makin rendah
kualitas pengajaran, demikian pula
sebaliknya.
Ruang
Kelas
Lingkup
Pengelolaan
Sebagaimana yang telah
dijelaskan
dan
arena
perkembangan
bahwa
ilmu
adalah
kesadaran manusia, maka
pengelolaan
kelas
proses
pemberdayaan
pengetahuan
siswa
bergerak
dan
kemudian
sumber daya baik material
menduduki
elementmaupun
subyek. Artinya siswa bukan
human
fungsi
element yang di lakukan oleh
barang
guru
hanya dikenai akan tetapi
untuk
mendukung
atau
sebagai
juga
dalam
potensi dan pilihan untuk
interaksi
agar
terjadi
edukatif
yang
efektif.
Sebagai sebuah proses
maka dalam pelaksaannya
pengelolaan kelas memiliki
bergerak.
yang
yang
kegiatan belajar mengajar di
kelas
objek
obyek
Jadi
memiliki
pergerakan
yang terjadi dalam konteks
pencapaian
tujuan
tidak
sembarang,
artinya
disini
kegiatan-kegiatan yang harus
fungsi guru memiliki
proporsi
yang
dilakukan oleh guru. Dalam
dalam rangka membimbing,
pengelolaan kelas ini juga
mengarahkan dan memandu
terkandung maksud bahwa
segala
kegiatan
dilakukan
dilakukan oleh siswa. Oleh
sasaran
karena itu pengaturan siswa
yang hendak dicapai dan
adalah bagaimana mengatur
efisien
dan
efektif
yang
mengenai
karena
tidak
aktifitas
menempatkan
besar
yang
siswa
menghambur-hamburkan
dalam kelas sesuai dengan
waktu,
potensi
uang
dan
sumber
intelektual
dan
daya lainnya. Secara garis
perkembangan
besar
emosionalnya. Siswa diberi
ada
dalam
dua
kegiatan
pengelolaan
kelas
yaitu:
memperoleh
1. Pengaturan (orang) siswa
melakukan
di
untuk
posisi
dalam
belajar yang sesuai dengan
Siswa adalah orang yang
kegiatan
kesempatan
aktifitas
dan
kelas
yang
ditempatkan sebagai obyek
minat
Peserta
dan
didik
keinginannya.
merupakan
orang yang sedang tumbuh
dan
berkembang,
baik
secara
fisik
psikologis
maupun
dalam
rangka
mencapai
tujuan
pendidikannya
dalam
interaksi
edukatif
mengatakan: Organisasi-organisasi
kelas pada
umumnya berbentuk
lembaga pendidikan formal,
sederhana
yang
khusunya
meliputi ketua kelas, wakil ketua
Dalam
melalui
yang berjudul guru dan anak didik
berupa
sekolah.
pengelolaan
kelas
personelnya
kelas, bendahara, sekertaris, dan
kegiatan pengaturan peserta
beberapa
didik meliputi:
keperluan. Pemilihan para personel
a. Pembentukan Organisasi Siswa
Wali atau guru kelas harus
mampu membagi beban kerja dan
pemberian wewenang dan tanggung
buah
seksi
sesuai
kelas dilakukan oleh anggota kelas
(para anak didik) secara demokratis
dengan dibimbing oleh guru kelas
jawab secukupnya, kepada semua
(wali kelas).
Dengan kegiatan seperti ini guru
warga
sudah
sekolah,
tidak
hanya
melakukan
kegiatan
dikalangan guru, tetapi murid juga
manajerial.
hendaknya memperoleh beban kerja
organisasi kelas ini diharapkan akan
sebagai wujud rasa tanggungjawab
membantu
siswa
ketertiban
terhadap
kelas,
dan
Dengan
guru
kelas,
adanya
baik
dalam
ataupun
dalam
menumbuhkan jiwa kepemimpinan
melukukan pengawasan, dan juga
dalam
pada
menciptakan kekompakan dan rasa
dasarnya setiap orang merupakan
kekeluargaan di dalam kelas.
b. Pengelompokan Siswa
Dalam melayani kegiatan belajar
diri
pemimpin
siswa,
baik
karena
bagi
diri
sendiri
ataupun orang lain.
Adanya pengorganisasian siswa
di dalam kelas juga melatih dan
menciptakan ketertiban kelas, Aspek
yang
terpenting
dalam
pengorganisasian ini adalah usaha
menempatkan personal yang tepat
pada tempat yang tepat, dengan
memperhatikan
ataupun
Bahri
kemampuan
pengalamannya.
Djamarah
dalam
Syaiful
bukunya
siswa aktif, pengelompokan peserta
didik
mempunyai
arti
tersendiri.
Pengelompokkan siswa bermacammacam,
dari
yang
sederhana
sampai yang kompleks.
Menurut William A. Jeager dalam
mengelompokkan
peserta
dapat didasarkan pada:
1) Fungsi
integrasi,
pengelompokan
yang
didik
yaitu
didasarkan
atas kesamaan-kesamaan yang ada
pada peserta didik. Pengelompokan
diharapkan siswa dapat senantiasa
ini berdasarkan jenis kelamin, umur
gembira,
dan
semangat,
sebagainya.
Biasanya
penuh
gairah
bersikap
dan
optimistik,
pengelompokan berdasarkan fungsi
realistic dalam kegiatan belajar yang
ini menghasilkan pembelajaran yang
sedang dilakukannya. Rasa humor
bersifat klasikal.
2) Fungsi
perbedaan,
pengelompokan
didasarkan
guru dalam hubungan dengan siswa
yaitu
peserta
kepada
perbedaan-
perbedaan yang ada dalam individu
peserta didik, seperti minat, bakat,
kemampuan
dan
sebagainya.
Pengelompokan berdasarkan fungsi
ini
menghasilkan
akan mempunyai pengaruh yang
didik
pembelajaran
f.
positif dalam pengelolaan kelas.
Kedisiplinan Siswa
Pelaksanaan pengelolaan kelas
sangat
erat
kaitannya
dengan
kedisiplinan
siswa,
dalam
pengelolaan
yang
efektif,
kedisiplinan siswa akan terwujud
dengan adanya aturan-aturan kelas
individual.
c. Penugasan Siswa
Penugasan
adalah
yang menjadi standar bagi perilaku
proses
memberikan tanggungjawab kepada
siswa.
Menurut Hadari Nawawi disiplin
siswa untuk melakukan kegiatan
diartikan sebagai usaha mencegah
secara
dapat
terjadinya pelanggaran-pelanggaran
mengevaluasi kemampuan secara
terhadap ketentuan-ketentuan yang
mendiri
dan
sendiri.
d. Pembimbingan Siswa.
Pembimbingan dan
adalah
bentuk
telah
konseling
kegiatan
sebagai
salah satu fungsi educational yang
tidak
dapat
dipisahkan
dengan
fungsi manajerial guru, karena hal itu
berhubungan dengan tugas pokok
seorang guru.
e. Pembinaan (Raport)
Pembinaan
hubungan
sangat penting. Dengan terciptanya
dan
dalam
melaksanakan kegiatan kelas, agar
pemberian
hukuman
pada
seseorang atau sekelompok orang
(guru atau murid) dapat dihindari.
Kedisiplinan
akan
mencegah
perilaku-perilaku siswa yang tidak
senonoh, meninggalkan kelas tanpa
baik
pengelolaan kelas adalah hal yang
baik
bersama
baik, seperti berbicara yang tidak
(raport) antara guru dan siswa dalam
hubungan
disetujui
guru-siswa,
izin, mengucapkan kata-kata yang
tidak bersahabat.
g. Raport dan Kenaikan Kelas
Tata cara sekolah tentang raport
untuk orang
tua,
sangat
sering
menerima kritikan. Yang harus kita
permulaan
pertimbangkan
belajar
di
sini
bukanlah
masa
kegiatan
mengajar
sampai
kelemahan-kelemahan suatu raport,
akhir masa belajar mengajar.
tetapi
Pengaturan fasilitas dalam
bagaimana
memanfaatkan
kita
bisa
raport
sebaik
mungkin. Raport adalah buku yang
mencerminkan
dalam
keberhasilan
mengelola
seni
kelas.
hasil
tersebut harus menjadi feed back
untuk kerja kita selanjutnya.
Selain raport penataan siswa di
dalam
kelas
dalam
pengelolaan kelas meliputi:
a. Pengaturan Tempat Duduk
Dalam mengatur tempat duduk
yang penting adalah memungkinkan
terjadinya
tatap
muka,
dimana
dengan demikian guru sekaligus
dapat
mengontrol
tingkah
laku
aspek
siswa. Melalui pengaturan tempat
pengelolaan kelas yang merupakan
duduk yang baik dan jumlah siswa
garapan guru adalah kenaikan kelas.
yang ideal antara 20-30 orang siswa
Aspek ini disamping memerlukan
satu kelas dapat
ketrampilan
khusus
kelancaran proses belajar mengajar.
dibutuhkan
konsisten
juga
sangat
dan
guru
tersebut.
Namun
demikian
mempengaruhi
guru
harus
mempertimbangkan perasaan siswa
bahwa mereka sudah sesuai dengan
2. Pengaturan Fasilitas
susunan
kelas
karena
rasa
Aktifitas dalam kelas baik
kesesuaian adalah kebutuhan dasar.
guru maupun siswa dalam
Susunan fisik yang sesuai dapat
kelas kelangsungannya akan
meningkatkan
banyak
dipengaruhi
oleh
menjadi lebih baik dan membantu
kondisi
dan
fisik
mencegah masalah-masalah dalam
lingkungan
situasi
kelas.
Oleh
karena itu lingkungan fisik
kelas berupa sarana dan
prasarana
kelas
dapat
memenuhi dan mendukung
interaksi
sehingga
kehidupan
yang
terjadi,
harmonisasi
kelas
dapat
berlangsung dengan baikdari
perasaan-perasaan
pengelolaan kelas.
b. Pengaturan Alat-alat Pengajaran
Diantara
pengajarandi
alat-alat
kelas
yang
harus diatur adalah sebagai
berikut:
1) Perpustakaan Kelas, sekolah yang
maju memiliki perpustakaan di setiap
kelas yang mana pengaturannya
dilakukan
bersama-sama
dengan
peserta didik.
2) Alat peraga atau media pengajaran,
pada saat siswa melakukan kegiatan
belajar.
3) Pemeliharaan
kebersihan,
alat peraga atau media pengajaran
memelihara
semestinya diletakkan di kelas agar
kenyamanan suatu kelas / ruang
memudahkan
belajar,
pengaturan
penggunaannya,
dilakukan
kebersihan
sama
artinya
dan
dengan
bersama-
mempermudah anak didik menerima
sama anak didik. Misalkan kapur
pelajaran. Ruang kelas yang bersih
tulis, penghapus, jam dinding dan
dan segar akan menjadikan anak
lain-lain.
3) Papan tulis, hendaknya ukurannya
didik bergairah belajar. Untuk itu
disesuaikan,
warnanya
harus
kontras,
penempatannya
memperhatikan
estetika
dan
terjangkau oleh anak didik.
4) Papan
presensi
anak
didik,
ditempatkan
di
bagian
depan
sehingga dapat dilihat oleh semua
perlu
adanya
yang
dilakukan oleh siswa dan guru untuk
menciptakan kebersihan tersebut,
diantaranya Anak didik bergiliran
membersihkan
kelas,
dan
guru
selalu mengawasi kebersihan dan
ketertiban kelas.
d. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
anak didik, difungsikan sebagaimana
mestinya.
kegiatan
Ventilasi
harus
cukup
menjamin kesehatan siswa.
Jendela harus cukup besar,
c. Penataan keindahan dan kebersihan
ruangan kelas
1) Gambar-gambar
yang
bersifat
mendidik (seperti: gambar pahlawan,
tempat ibadat, bunga, pemandangan
dan sebagainya)
2) Lemari tempat menyimpan
pekerjaan
siswa,
belajar
mengajar,
benar.
hasil
perlengkapan
tersebut
Sehingga
terlihat
rapi,
harus
peralatan
mudah
dijangkau bila diperlukan dan tidak
mengganggu
ruang
memungkinkan
cahaya matahari masuk dan
udara yang sehat juga masuk
ke kelas. Dengan ventilasi
yang baikdan udara yang
ditempatkan/disimpan secara tertib
dan
sehingga
gerak siswa
sehat, semua siswa dan guru
di
dalam
kelas
dapat,
menghirup udara yang segar.
Penulis
menyimpulkan
bahwa dalam pemeliharaan
dan
perawatan
serta
penggunaan
alat
kelengkapan
belajar
meskipun
pekerjaannya
kelihatan
bersifat
1.
teknis,
dalam
memberikan
pelayanan belajar. Untuk itu
perlu
adanya
antara
guru
bersama-sama
dan
mengatur
ventilasi
dan
belajar
relevan
dengan
terdapat
guru
mengemukakan
beberapa
dalam
sebagai berikut
peran
pembelajaran
waktu,
perkembangan
ilmu,
fungsional efektif.
c.
Merancang
disesuaikan
d.
sistematis
dan
metode
yang
dengan
situasi
dan
kondisi siswa.
Menyediakan sumber belajar,
dalam hal ini guru berperan sebagai
di dalam kelas. Moon (dalam
Uno:2009)
tujuan,
komprehensif,
media
pembelajaran yang dilakukan
sistem
kebutuhan dan kemampuan siswa,
interaksi antara guru dengan
melalui
dalam
Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Menyiapkan materi yang
PEMBELAJARAN TATAP MUKA
siswa
berbagai
b.
fasilitas,
tidak dapat dilepaskan dari
dengan
sebagai berikut:
Membuat dan merumuskan
DALAM
Peranan guru dewasa ini
suatu
a.
akan mengganggu yang lain.
GURU
pada
pembelajaran yang meliputi
mengajar. Sebaiknya tidak
D. PERANAN
kepada
mengajar
komponen
untuk
merokok dalam kelas karena
didik
memperhatikan
karena sudah ada), adalah
terciptanya suasana belajar
guru
dalam merencanakan proses
suhu,
penerangan
penting
harus
yang
dituntut untuk berperan aktif
(kendati guru sulit mengatur
aset
pembelajaran
waktu tertentu. Di sini guru
memelihara
peralatan yang ada didalam
kelas,
telah
bahan
peserta
siswa
Nasional
memprogramkan
diberikan
kerjasama
of
Kementerian
Pendidikan
dikelas
Perancang
(Designer
instruction)
Pihak
otonom profesional dibawah
guru
sebagai
Pembelajaran
tetapi menjadi bagian dari
pengawasan
Guru
e.
fasilitator dalam pengajaran.
Media, dalam hal ini guru
berperan sebagai mediator dengan
memerhatikan relevansi (seperti juga
materi),
efektif
dan
efesien,
keseuaian dengan metode, serta
Selain
pertimbangan praktis.
Dengan demikian, guru
terbatas
dituntut
rah pengenalan tingkah laku
dan kepribadiannya sendiri.
merancang
Salah satu cirri manajemen
dan mempersiapkan semua
komponen
agar
kelas
berjalan
itu,
guru
siswa
harus
memadai
sebagai
2.
perencanaan.
Guru sebagai
Pembelajaran
pengelolaan
kemampuan
menggunakan
belajar,
3.
siswa
dalam
alat-alat
menyediakan
kondisi-kondisi
yang
teori
hingga
memungkinkan
untuk
baik
mengendalikan
pelaksanaan pengajaran dan
adalah
mengembangkan
tentang
perkembangan
yang
Tujuan
khusunya
mampu
menciptakan situasi belajar
kegiatan
mengajar.
guru
belajar mengajar dari teori
menggunakan fasilitas bagi
belajar
kegiatannya
pengetahuan
dan
bermacam-macam
pada
mempergunakan
adalah
menyediakan
mengurangi
hendaknya
of
umum
kelas
demi
sendiri.
Sebagai manajer,
Pengelola
Instruction)
Tujuan
sedikit
membimbing
dari
(Manager
untuk
guru hingga mereka mampu
belajar,
landasan
adalah
ketergantungannya
tentang
prinsip-prinsip
baik
sedikit
memiliki pengetahuan yang
cukup
yang
tersedianya kesempatan bagi
dengan efektif dan efesien.
Untuk
juga
pengalaman sehari-hari kea
tersebut
dapat
guru
berperan dalam membimbing
dengan waktu yang sedikit
atau
itu
pencapaian tujuan.
Guru sebagai pengarah
Pembelajaran
Hendaknya
senantiasa
menimbulkan,
guru
berusaha
memelihara,
memungkinkan siswa bekerja
dan meningkatkan motivasi
dan belajar, serta membantu
peserta didik untuk belajar.
siswa
Dalam hubungan ini, guru
untuk
memperoleh
hasil yang diharapkan.
mempunyai fungsi sebagai
motivator dalam keseluruhan
kegiatan belajar mengajar.
Empat
hal
dikerjakan
yang
guru
a. Mengenal dan memahami setiap
dapat
peserta didik, baik secara individu
dalam
maupun secara kelompok.
b. Membantu tiap peserta didik dalam
memberikan motivasi adalah
mengatasi masalah pribadi yang
sebagai berikut:
dihadapinya.
c. Membantu
kesempatan
yang
menjadi agar tiap peserta didik dapat
a. Membangkitkan
dorongan
siswa
belajar sesuai dengan kemampuan
untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret, apa
pribadinya.
d. Mengevaluasi keberhasilan Rencana
yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran.
c. Memberikan
ganjaran
terhadap
prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang
pencapaian
yang
baikdikemudian
lebih
prestasi
hari.
Membentuk kebiasaan belajar yang
Pelaksanaan
langkah
Pembelajaran
kegiatan
dilakukannya.
b. Untuk
itu,
dan
yang
guru
telah
hendaknya
memahami prinsip-prinsip bimbingan
dan menerapkannya dalam proses
pembelajaran.
baik.
4.
Pendekatan
yang
Guru
sebaai
Evaluator
guru
(Evaluator of Student Learning)
Tujuan utama penilaian
adalah
adalah untuk melihat tingkat
pendekatan pribadi, di mana
keberhasilan, efektifitas, dan
guru dapat mengenal dan
efesiensi
memahami
siswa
lebih
pembelajaran.
mendalam
hingga
dapat
untuk mengetahui kedudukan
dalam
peserta dalam kelas atau
dipergunakan
oleh
dalam
ini
hal
membantu
dalam
proses
Selain
itu,
keseluruhan proses belajar
kelompoknya.
Dalam
mengajar atau denga kata
fungsinya
penilai
lain guru berfungsi sebagai
hasil belajar peserta didik,
pembimbing.
Sebagai
guru hendaknya secara terus
dalam
pembimbing
proses
menerus
sebagai
mengikuti
hasil
belajar
belajar yang telah dicapai
mengajar, guru diharapkan
peserta didik dari waktu ke
mampu untuk :
waktu.
Informasi
yang
diperoleh melalui evaluasi ini
tentang dirinya sendiri, baik
akan menjadi umpan balik
itu
terhadap
prasangka,
proses
harapan,
ataupun
pembelajaran. Umpan balik
keinginannya. Semua hal itu
akan dijadikan sebagai titik
akan memberikan pengaruh
tolak untuk memperbaiki dan
pada
meningkatkan pembelajaran
dalam berhubungan dengan
selanjutnya.
Proses
pembelajaran
akan
terus-
menerus ditingkatkan untuk
memperoleh
5.
motivasi,
hasil
yang
optimal.
Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran
6.
kemampuan
guru
orang lain, terutama siswa.
Guru sebagai Pelaksana
Kurikulum
Kurikulum
adalah
seperangkat
pengalaman
belajar yang akan didapat
oleh peserta didik selama ia
guru sebagai konselor, maka
mengikuti
guru diharapkan akan dapat
pendidikan.
merespons segala masalah
dari suatu kurikulum yang
tingkah
ingin
laku
yang
terjadi
suatu
proses
Keberhasilan
dicapai
sangat
dalam proses pembelajaran.
bergantung
pada
faktor
Oleh karena itu, guru harus
kemampuan
yang
dimiliki
dipersiapkan
oleh seorang guru. Artinya,
menolong
agar
dapat
peserta
didik
memecahkan
masalah-
guru
adalah
orang
bertanggungjawab
yang
dalam
masalah yang timbul antara
upaya mewujudkan segala
peserta didik dengan orang
sesuatu yang telah tertuang
tuanya
dapat
dalam suatu kurikulum resmi.
memperoleh keahlian dalam
Bahkan pandangan mutakhir
membina
menyatakan
dan
hubungan
yang
dan
dapat
meskipun suatu kurikulum itu
untuk
bagus, namun berhasil atau
berkomunikasi dan bekerja
gagalnya kurikulum tersebut,
sama
pada
manusiawi
mempersiapkan
dengan
bermacam-
macam manusia.
Pada akhirnya guru akan
memerlukan
pengertian
akhirnya
bahwa
terletak
tangan pribadi guru.
di
Terdapat beberapa alasan untuk
a.
pernyataan di atas yaitu :
Guru
adalah
pelaksana
seringkali muncul dan harus
dihadapi oleh guru yaitu :
Permasalahan
yang
1)
langsung dari kurikulum di suatu
berhubungan dengan tujuan dan
kelas.
hasil-hasil
b.
Gurulah
yang
mengembangkan
tingkat
bertugas
kurikulum
pembelajaran,
pada
karena
2)
ia
yang
diharapkan
suatu lembaga pendidikan.
Permasalahan
yang
berhubungan
melakukan tugas sebagai berikut:
dari
dengan
isi/materi/bahan
pelajaran
dan
organisasi atau cara pelaksanaan
1) Menganalisis
tujuan
berdasarkan
dari kurikulum.
apa yang tertuang dalam kurikulum
resmi.
2) Mengembangkan
alat
evaluasi
Sedangkan peranan guru
berdasarkan tujuan.
3) Merumuskan bahan yang sesuai
dalam
dengan isi kurikulum.
4) Merumuskan bentuk kegiaan belajar
secara aktif dapat dijabarkan
yang
dapat
pembinaan
pengembangan
dan
kurikulum
sebagai berikut.
memberikan
pengalaman belajar bagi peserta
didik
Perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional
dirancang dan dirumuskan oleh para
dalam melaksanakan apa
pakar dari berbagai bidang disiplin
yang telah diprogramkan.
ilmu yang terkait, sedangkan guruguru yang sudah berpengalaman
c. Gurulah yang langsung menghadapi
berbagai
muncul
permasalahan
sehubungan
yang
biasanya terlibat untuk memberikan
dengan
masukan berupa saran, ide, dan
atau
pelaksanaankurikulum di kelas.
d. Tugas gurulah yang mencarikan
berbagai
upaya
Sehubungan
pembinaan
pengembangan
permasalahan
kemungkinan
pemecahan
permasalahan yang dihadapi siswa.
dengan
tanggapan
terhadap
pelaksanaannya
di
sekolah.
Pelaksanaan di lapangan
Para guru bertanggungjawab
sepenuhnya
dalam
pelaksanaan
dan
kurikulum, baik secara keseluruhan
kurikulum,
kurikulum maupun tugas sebagai
yang
penyampaian mata pelajaran sesuai
dengan garis-garis besar program
kritik berdasarkan pengalaman yang
pengajaran yang telah dirancang
telah dilakukan oleh guru sangat
dalam suatu kurikulum.
Proses penilaian
Selama pelaksanaan kurikulum
besar artinya bagi perubahan dan
akan dinilai seberapa jauh tingkat
pengembangan suatu kurikulum.
KESIMPULAN
ketercapaiannya. Guru diminta saran
ataupun pendapat maupun menilai
kurikulum
guna
yang
sedang
melihat
berjalan
kebaikan
dan
kelemahan yang ada, dilihat dari
berbagai
aspek,
fisiologis,
seperti
sosiologis,
aspek
dan
Dari pembahasan diatas
dapat
ditarik
bahwa
dalam
pembelajaran
proses
kita
pendidik
mempertimbangkan
hal
untuk
menunjang
Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan
kurikulum,
isi
program
(pokok
bahasan/subpokok bahasan) yang
harus
diberikan
kepada
peserta
didik. Misalnya, pada keals dan
semester
berapa
suatu
pokok
bahasan diberikan dan bagaimana
memberikannya. Biasanya dengan
menyusun
suatu
bagan
analisis
tugas pembelajaran dan rencana
selaku
perlu
beberapa
metodologis.
kesimpulan
proses
pembelajaran itu sendiri. Di
antaranya
pembelajaran
tatap muka yang mempunyai
beberapa
metode
pembelajaran dan metode ini
kebanyakan
digunakan
dalam proses pembelajaran
di Negara kita tergantung
dari keompetensi pendidik itu
sendiri.
Metode
yang
berpusat
pembelajaran.
Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum
pada
mau tidak mau tentu akan selalu
berpusat pada siswa adalah
terlibat dalam pembaharuan yang
discovery inkuiri dan masing-
sedang dilakukan sebagai suatu
masing
usaha
strategi.
kurikulum
untuk
yang
perkembangan
mencari
format
sesuai
dengan
zaman.
Masukan
sebagai input berupa saran, ide, dan
guru
ekspositori
dan
metode
DAFTAR RUJUKAN
disebut
yang
memiliki
Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Rineka Cipta.
Jakarta
Ithadamaa. 2015. Strategi Proses
Pengelolaan Kelas Dalam
Sagala, S. Administrasi Pendidikan
Kontemporer
Semarada.
Pendidikan
Profesi
Kependidikan
Peranan
Guru Dalam Pembelajaran
Tata Muka