model pembelajaran tatap muka di

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA

ARTIKEL

OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA

ARTIKEL
Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran


Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA

Awal Akbar J,
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana
Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: awalakbarj@gmail.com

Abstrak: Model pembelajaran tatap muka dalam proses
belajar mengajar adalah hal yang paing penting untuk
menunjang keberhasilan belajar, seorang pendidik tidak

mampu menilai kemampuan peserta didiknya tanpa
melalui proses pembel;ajaran berbasis tatap muka.
Kata Kunci: Model, Pembelajaran, Tatap Muka

PENDAHULUAN

Konsep materi pelajaran

Pembelajaran
muka

tatap

dan

lingkungan

belajar

merupakan


dapatdikembangkan dengan

pembelajaran yang sangat

tepat sesuai dengan kondisi

umum berlangsung saat ini.

peserta didik melalui model-

Pembelajaran

model

tatap

muka

pembelajaran


yang

harus direncanakan secara

telah banyak dikembangkan

khusus berdasarkan kaidah-

saat ini. Menurut Santyasa

kaidah

(2005) model pembelajaran

pengembangan

bahan

ajar


dan

standar

yang dapat diterapkan pada

proses dalam penerapannya.

bidang

Pada

dikemas

koheren

dengan

muka, kemampuan mengajar


hakikat

pendidikan

bidang

pengajar

studi

pembelajaran

tatap
sangat

menentukan,

misalnya


secara

studi

hendaknya

tersebut.

Namun,

filosofis

tujuan

penguasaan konsep materi

pembelajaran adalah untuk

pelajaran


memfasilitasi siswa menjadi

dan

tempat belajar.

lingkungan

pemikir
lentur,

kritis,
dan

humanis,

adaptif

dalam


menerapkan pengetahuan di
dunia nyata.

Menurut
Nasution

Model-model
pembelajaran

Mursell

(2008)

&

mengajar

dengan sukses tak dapat

yang


dapat

dilakukan menurut suatu pola

tujuan

tertentu yang diikuti secara

yang

rutin. Agar berhasil dengan

berlandaskan pada paradigma

baik, mengajar memerlukan

konstruktivistik sebagai paradigma

kecakapan,


alternatif.

(2005)

inisiatif, dan kreativitas dari

bahwa

pihak

mengakomodasikan
tersebut

adalah

Santyasa

mengungkapkan
terdapat

dua

faktor

cukup

esensial

yang
dalam

pembelajaran
bermakna,

yang

yaitu

orientasi

desain

dan

pemahaman,
pengajar.

Berdasarakan latar belakang
tersebut

maka

melakukan
dan

penulis

kajian

literatur

menyajikannya

bentuk

makalah

dalam
yang

evaluasi pembelajaran.

berjudul

Pembelajaran

Pembelajaran Tatap Muka”,

hendaknya

“Model

mencoba menggali kesulitan-

dengan

kesulitan belajar para siswa

memperluas

berbasis pengetahuan awal

kependidikan

dan

dengan

menstimulasi

kreativitas

desain

pembelajaran berorientasi
pada fenomena dunia nyata.
Pembelajaran hendaknya

tujuan

untuk
wawasan

dalam belajar dan mengajar.
PEMBAHASAN

diupayakan
A. Konsep

dapatmemberdayakan

Belajar,

dan

dan Tatap Muka

evaluasi yang komprehesif,

Konsep Belajar
Belajar

pengetahuan
kerja

awal

individu berbasis

Pembelajaran,

merupakan

proyek, pemecahan masalah

komponen ilmu pendidikan

kolaboratif,

yang

berkenaan

kooperatif dalam kelompok-

tujuan

dan

kelompok kecil.

interaksi, baik yang bersifat

dan

kerja

eksplisit

bahan

maupun

dengan
acuan
implisit

(tersembunyi).

Teori-teori

penyesuaian pola gerakan,

yang dikembangkan dalam

dan

komponen ini antara lain teori

Gagne (dalam Sagala, 2009),

tentang tujuan pendidikan,

belajar adalah sebagai suatu

organisasi

proses

kurikulum,

isi

kreatifitas.

Menurut

dimana

suatu

kurikulum, dan modul-modul

organisme

pengembangan

perilakunya sebagai akibat

kurikulum

(Sagala, 2009:11). Menurut
Sagala (2009), dalam proses
pembelajaran terdapat tiga
domain

yang

diperhatikan

harus

yaitu

afektif,

dan

Kognitif

yaitu

kognitif,

psikomotorik.
kemampuan

yang berhubungan dengan
pengetahuan, penalaran atau
pikiran.

Afektif

merupakan

kemampuan

yang

mengutamakan

perasaan,

emosi,

dan

reaksi-reaksi

yang

berbeda

dengan

penalaran yang terdiri dari
kategori

penerimaan,

partisipasi,
sikap,

organisasi, dan pembentukan
hidup.

Sedangkan

psikomotorik

merupakan

kemampuan

yang

mengutamakan keterampilan
jasmani yang terdiri kategori
persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan

dari pengalaman.
Sedangkan
Henry

E.

Garret (dalam Sagala, 2009)
berpendapat bahwa belajar
merupakan

proses

yang

berlangsung dalam jangka
waktu lama melalui latihan
maupun pengalaman yang
membawa

kepada

perubahan

diri

dan

pengubahan cara mereaksi
terhadap suatu perangsang
tertentu.
Lester D. Crow (dalam
Sagala,

2009)

mengemukakan belajar ialah
upaya

untuk

memperoleh

kebiasaan-kebiasaan,

penilaian/penentuan
pola

berubah

kompleks,

pengetahuan,
sikap.

dan

Belajar

sikap-

dikatakan

berhasil manakala seseorang
mampu mengulangi kembali
materi

yang

telah

dipelajarinya. Hal ini sering
disebut

sebagai

learning”.

Kemudian

yang

telah

dipelajari

“rote
jika
itu

mampu

disampaikan

dan

bahan dan pengelolaan kelas

diekspresikan dalam bahasa

berubah

sendiri,

penyimpanan,

maka

disebut

“overlearning”.

menjadi

strategi

dan

(3)

evaluasi hasil dan proses

Menurut Hariadi (2003),

pengajaran berubah menjadi

faktor yang mempengaruhi

strategi

hasil belajar ada 2, yaitu: (1)

pembelajaran.

faktor yang tidak bisa diubah
(given) yaitu faktor kondisi

pengelolaan

Konsep Pembelajaran
Menurut
Dimyati

dan

dan (2) faktor yang bisa

Mudjiono

dirubah yaitu faktor metode.

2009),

Faktor given adalah faktor

merupakan

dalam

yang

secara

terprogram

dalam

mempengaruhi hasil belajar,

desain

instruksional

untuk

tetapi pembelajar tidak bisa

membuat

siswa

mengubahnya. Faktor-faktor

secara

aktif

itu adalah: (1) karakteristik

menekankan

pebelajar (siswa/mahasiswa),

penyediaan sumber belajar.

seperti latar belakang, asal,

UUSPN No. 20 tahun 2003

sosial ekonomi, kesehatan,

menyatakan

kepribadian, intelegensi, dan

adalah

sebagainya,

dan

(2)

peserta

karakteristik

bidang

studi,

pembelajaran

(dalam

Sagala,

pembelajaran
kegiatan

guru

belajar
yang
pada

pembelajaran

proses

interaksi

didik

dengan

pendidik dan sumber belajar

seperti bidang studi dengan

pada

tipe isi berupa fakta, konsep,

belajar.

prosedur, dan prinsip. Faktor

sebagai prosesbelajar yang

yang kedua adalah faktor

dibangun oleh guru untuk

metode. Terdapat beberapa

mengembangkan

hal

berfikir

yang

mempengaruhi

suatu

lingkungan
Pembelajaran

yang

kreatifitas
dapat

faktor metode, meliputi: (1)

meningkatkan

pengorganisasian bahan ajar

berfikir siswa serta dapat

berubah

meningkatkankemampuan

menjadi

strategi

kemampuan

pengorganisasian

mengkonstruksi pengetahuan

pembelajaran, (2) penyajian

baru

sebagai

upaya

meningkatkan

penguasaan

variabel

konteks

(context

yang baik terhadap materi

variables)

berupa

pelajaranPengetahuan tidak

sekolah,

dan

diperoleh

variabel proses (process variables)

dengan

cara

peserta

didik,

masyarakat;

berupa

orang

lewat

dengan pendidik; dan (4) variabel

“dibentuk dan dikonstruksi”

produk (product variables) berupa

oleh

perkembangan peserta didik dalam

lain,

tetapi

individu

itu

sendiri,

interaksi

sehingga siswa itu mampu

jangka

mengembangkan

panjang.

mempunyai dua karakteristik,
yaitu:
pembelajaran

proses

mental

melibatkan

siswa

secara

maksimal, bukan hanya menuntut
siswa

sekedar

mendengar,

mencatat, akan tetapi menghendaki
aktivitas siswa dalam proses berfikir.
2. Pembelajaran membangun suasana

peserta

(3)

diberikan atau ditransfer dari

intelektualnya. Pembelajaran

1. Proses

(2)

pendek

didik

maupunjangka

Selanjutnya Dunkin dan
Biddle mengatakan proses
pembelajaran

akan

berlangsung dengan baik jika
pendidik

mempunyai

dua

kompetensi utama,yaitu: (1)
kompetensi substansi materi
pembelajaran

atau

penguasaan

materi

dialogis dan proses tanya jawab

pelajaran;

terus menerus yang diarahkan untuk

kompetensi

memperbaiki

pembelajaran. Seorang guru

dan

meningkatkan

dan

metodologi

kemampuan berfikir siswa. Pada

tidak

hanya

gilirannya, kemampuan berfikir itu

materi

saja,

dapat

siswa

untuk

menguasai

pengetahuan

yang

pembelajaran

membantu

memperoleh

(2)

menguasai
tetapi

juga

metode

mereka konstruksi sendiri. Proses

sesuaikebutuhan materi ajar

pembelajaran atau pengajaran kelas

yang mengacu pada prinsip

(Clasroom

pedagogik, yaitu memahami

Teaching)

menurut

Dunkin dan Biddle (dalam Sagala,

karakteristik

2009) berada pada empat variabel

Jika

interaksi yaitu (1) variabel pertanda

pembelajaran tidak dikuasai,

(presage variables) berupa pendidik;

peserta

metode

didik.
dalam

maka penyampaian materi

tindakan

ajar menjadi tidak maksimal.

untuk

Metode yang digunakan
sebagai

strategi

dapat

yang

dirancang

mendukung

belajar peserta didik secara
tatap

muka,

dengan

memudahkan peserta didik

memperhitungkan

untuk

kejadian

menguasai

ilmu

proses

kejadian-

eksternal

yang

pengetahuan yang diberikan

berperanan

oleh

ini

rangkaian kejadian-kejadian

bahwa

eksternal yang berlangsung

terus

di dalam peserta didik yang

guru.

Hal

menggambarkan
pembelajaran
mengalami
sejalan
ilmu

perkembangan

dengan

kemajuan

pengetahuan

dan

dapat

terhadap

diketahui

atau

selama

proses

diprediksi

tatap muka. Kegiatan tatap

teknologi. Karena itu dalam

muka

merespon

pembelajaran yang berupa

perkembangan

adalah

kegiatan

tersebut,

tentu

tidaklah

proses

interaksi

antara

memadai

kalau

sumber

peserta

didik

dengan

belajar berasal dari guru dan
media teks belaka sehingga
diperlukan cara baru dalam
mengomunikasikan

ilmu

pengetahuan atau materi ajar
dalam

pembelajaran,

baik

dalam sistem yang mandiri
maupun dalam sistem yang
terstruktur. Untuk itu perlu
dipersiapkan sumber belajar
oleh pihak guru maupun para
ahli pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.

tatap

adalah

muka
kegiatan

pembelajaran yang berupa
proses

interaksi

antara

peserta

didik,

materi

pembelajaran,
lingkungan

guru,

dan

(Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional
Nomor

22

Tahun

2006,

Glosariumbutir 15);
Dalam mengajar, metode
yang sering kali digunakan
adalah metode tatap muka di
kelas Dalam bertaatap muka

Konsep Pembelajaran Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka
merupakan

pendidik.
Kegiatan

seperangkat

tersebut, ada lagi metode lain
yang

digunakan

dalam

proses pembelajaran seperti

jawab, sedang yang berpusat

metode

pada peserta didik biasanya

ceramah,

diskusi,

Tanya jawab, demostrasi dan

menggunakan

strategi

lain-lain.

discovery

inquiri,

dengan

observasi,

diskusi

Dengan

strategi

yang berbeda pula sesuai

metode

dengan

kelompok,

kompetensi

kemampuan
mengajar.

dan

eksperimen,

guru

dalam

ekplorasi, simulasi (panduan

Secara

umum

pembelajaran TM, PT, dan

strategi

KMTT yang diterbitkan oleh

muka

Direktorat Pembinaan SMA,

terdapat
pembelajaran

tatap

yaitu strategi yang berpusat

BAB II A.1).

pada guru (teacher centre

Strategi

ekspositori

oriented) dan strategi yang

adalah

berpusat pada peserta didik

pembelajaran

(student

oriented).

instruksional langsung (direct

pembelajaran

instructional) yang dipimpin

centre

Pendekatan

kegiatan

yang berpusat pada guru

oleh

menggunakan

digunakan adalah ceramah

strategi

ekspositori,

sedangkan

pendekatan

pembelajaran

guru.

berupa

Metode

yang

atau

presentasi,

diskusi

kelas,

dan

jawab.

tanya

yang berpusat pada peserta

Namun demikian, ceramah

didik menggunakan strategi

atau

diskoveri inkuiri (discovery

dilakukan

inquiry).

dan

presentasi
secara

PEMBELAJARAN

PENDEKATAN
EKSPOSITORI

interaktif

menarik

meningkatkan
B. PROSEDUR

yang

peserta

dapat
keterlibatan

didik

dalam

pembelajaran.

DAN DISCOVERY INQUIRI
Secara umum ada dua
pendekatan

pembelajaran

Pemilihan

strategi

ekspositori

dilakukan atas pertimbangan:

yaitu berpusat pada guru

1. Karakteristik peserta didik dengan

yang biasanya menggunakan

kemandirian belum memadai;
2. Sumber referensi terbatas;
3. Jumlah pesera didik dalam kelas

strategi ekspositorik dengan
metode ceramah dan tanya

banyak;

4. Alokasi waktu terbatas; dan
5. Jumlah materi (tuntutan kompetensi
dalam aspek pengetahuan) atau
bahan ajar;
Langkah-langkah yang dilakukan
pada

strategi

ekspositori

adalah sebagai berikut:

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri
dilakukan atas pertimbangan:
1. Karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;
2. Sumber referensi, alat, media, dan
bahan cukup;
3. Jumlah peserta didik dalam kelas

1. Preparasi, guru menyiapkan bahan

tidak terlalu banyak;
4. Materi pembelajaran tidak terlalu

materi pembelajaran;
2. Apersepsi
diperlukan

luas; dan
5. Alokasi waktu cukup tersedia;

penyegaran;
3. Presentasi

untuk

(penyajian)

materi

pembelajaran;
4. Resitasi, pengulangan pada bagian

Langkah-langkah

yang

dilakukan

pada strategi discoveri inquiri adalah
sebagai berikut:

yang menjadi kata kunci kompetensi

1. Guru atau peserta didik mengajukan

atau materi pembelajaran;

dan merumuskan masalah;
2. Merumuskan logika berpikir untuk

Strategi discoveri inquiri
adalah

kegiatan

pembelajaran
Problem

berbentuk

Based

Learning

yang difasilitasi oleh guru.
Strategi

ini

melibatkan

aktivitas peseserta didik yang
tinggi.

Metode

yang

mengajukan hipotesis atau jawaban
sementara;
3. Merumuskan langkah kerja untuk
memperoleh data;
4. Menganalisis data dan melakukan
verifikasi;
5. Melakukan generalisasi
C. PENGELOLAAN KELAS SISWA
PADA PEMBELAJARAN TATAP

digunakan adalah observasi,

MUKA

diskusi

kelompok,

eksperimen,

ekplorasi,

Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah

simulasi,

dan

sebagainya

(Panduan TM, PT dan KMTT
yang

diterbitkan

oleh

Direktorat Pembinaan SMA
Bab II);

proses

pemberdayaan

sumber daya baik material
elemen

tmaupun

human

element di dalam kelas oleh
guru sehingga memberikan
dukungan terhadap kegiatan

belajar siswa dan mengajar

tepat terhadap problem dan

guru.
Menurut Hadari Nawawi

situasi kelas.Ini berarti guru

Pengelolaan

kelas

diartikan

dapat
sebagai

bertugas

memperbaiki, dan
memelihara sistem/organisasi kelas,

kemampuan guru atau wali

sehingga

kelas

memanfaatkan

dalam

mendayagunakan
kelas

berupa

kesempatan

potensi
pemberian

yang

seluas-

bakatnya,

kemampuannya,

dan

energinya

pada

kelas

adalah
upaya

memberdayagunakan
potensi

terarah sehingga waktu dan

kelas

seoptimal

dapat

yang

mungkin

ada
untuk

mendukung proses interaksi

dimanfaatkan secara efisien

edukatif

untuk melakukan kegiatankelas

dapat

suatu

kegiatan yang kreatif dan

kegiatan

didik

pengelolaan

untuk melakukan kegiatan-

tersedia

anak

tugas-tugas individual.
Dapat disimpulkan bahwa

luasnya pada setiap personal

dana

menciptakan,

mencapai

pembelajaran.

yang

tujuan
Kegiatan

pengelolaan

berkaitan dengan kurikulum

kelas

merupakan suatu kegiatan

dan perkembangan murid.
Menurut
Suharmi

yang dilakukan oleh guru

Arikunto pengelolaan kelas

yang

erat

hubungannya

adalah suatu usaha yang

dengan

dilakukan oleh penanggung

salah satu prasyarat untuk

jawab

terciptanya

pengajaran

kegiatan

belajar

atau

yang

mengajar yang efektif. Untuk

membantu dengan maksud

itu tugas dan tanggung jawab

agar dicapai kondisi optimal

guru

sehingga dapat terlaksana

Menurut Peters dalam Dasar-

kegiatan

Dasar

mengajar

belajar

yang

diharapkan.
Menurut

Made

Pidarta

pengelolaan

kelas

adalah

seleksi

dan

proses

proses

dan

meliputi

3

Proses

belajar

aspek
Belajar

Mengajar yang dikutip oleh

penggunaan alat-alat yang

Nana Sudjana, yakni:
1. Guru

sebagai

pengajar,

lebih

menekankan kepada tugas dalam

merencanakan dan melaksanakan

2. Suasana belajar. Suasana belajar

pengajaran. Dalam tugas ini guru

yang demokratis akan memberikan

dituntut untuk memiliki seperangkat

peluang

pengetahuan

keterampilan

belajar yang optimal, dibandingkan

disamping

dengan suasana belajar yang kaku,

menguasai ilmu atau bahan yang

disiplin dan ketat, dengan otoritas

akan diajarkannya.
2. Guru sebagai pembimbing, memberi

ada pada guru. Dalam suasana

teknis

dan

mengajar,

tekanan kepada tugas, memberikan
bantuan

kepada

pemecahan

siswa

masalah

dalam
yang

dihadapinya. Tugas ini merupakan
aspek mendidik sebab tidak hanya
berkenaan

dengan

penyampaian

ilmu pengetahuan akan tetapi juga

belajar

dalam

yang

kebebasan

mencapai

demokratis,

siswa

mengajukan

hasil

dalam

pendapat,

ada

belajar,
berdialog

dengan teman sekelas. Belajar yang
serba diatur akan menumbuhkan
perasaan cemas dan khawatir pada
siswa,

sehingga

menghambat

pengembangan

kekreatifan belajar siswa.
3. Fasilitas dan sumber belajar yang

kepribadian dan pembentukan nilai-

tersedia. Sering ditemukan bahwa

menyangkut

nilai para siswa.
3. Guru sebagai administrator kelas,
memiliki
untuk

kemampuan

pengajaran,

tata

serta

ruang
mampu

menciptakan iklim belajar-mengajar
berdasarkan hubungan manusiawi
yang harmonis dan sehat.
Disamping faktor guru, kualitas
pengajaran dipengaruhi juga oleh
karakteristik kelas. Diantara variabel
karakteristik kelas yaitu:
1. Besarnya kelas (class size), artinya

guru

merupakan

satu-satunya

sumber belajar di kelas, situasi
seperti

ini

kurang

menunjang

kualitas pengajaran, sehingga hasil
belajar yang dicapai siswa tidak
optimal.

Oleh

diusahakan

karena

sebagai

itu

kalas

laboratorium

belajar siswa. Artinya kelas harus
menyediakan

berbagai

sumber

belajar seperti buku pelajaran, alat
peraga dan lain-lain. Di samping itu

banyak sedikitnya jumlah siswa yang

guru harus memberi kesempatan

belajar. Diduga makin besar jumlah

siswa

siswa yang harus dilayani guru

sumber belajar.

untuk

berperan

sebagai

dalam satu kelas, makin rendah
kualitas pengajaran, demikian pula
sebaliknya.

Ruang
Kelas

Lingkup

Pengelolaan

Sebagaimana yang telah
dijelaskan

dan

arena

perkembangan

bahwa

ilmu

adalah

kesadaran manusia, maka

pengelolaan

kelas

proses

pemberdayaan

pengetahuan

siswa

bergerak

dan

kemudian

sumber daya baik material

menduduki

elementmaupun

subyek. Artinya siswa bukan

human

fungsi

element yang di lakukan oleh

barang

guru

hanya dikenai akan tetapi

untuk

mendukung

atau

sebagai

juga

dalam

potensi dan pilihan untuk

interaksi

agar

terjadi

edukatif

yang

efektif.
Sebagai sebuah proses
maka dalam pelaksaannya
pengelolaan kelas memiliki

bergerak.

yang

yang

kegiatan belajar mengajar di
kelas

objek

obyek

Jadi

memiliki

pergerakan

yang terjadi dalam konteks
pencapaian

tujuan

tidak

sembarang,

artinya

disini

kegiatan-kegiatan yang harus

fungsi guru memiliki
proporsi
yang

dilakukan oleh guru. Dalam

dalam rangka membimbing,

pengelolaan kelas ini juga

mengarahkan dan memandu

terkandung maksud bahwa

segala

kegiatan

dilakukan

dilakukan oleh siswa. Oleh

sasaran

karena itu pengaturan siswa

yang hendak dicapai dan

adalah bagaimana mengatur

efisien

dan

efektif

yang
mengenai
karena

tidak

aktifitas

menempatkan

besar

yang

siswa

menghambur-hamburkan

dalam kelas sesuai dengan

waktu,

potensi

uang

dan

sumber

intelektual

dan

daya lainnya. Secara garis

perkembangan

besar

emosionalnya. Siswa diberi

ada

dalam

dua

kegiatan

pengelolaan

kelas

yaitu:

memperoleh

1. Pengaturan (orang) siswa
melakukan
di

untuk
posisi

dalam

belajar yang sesuai dengan

Siswa adalah orang yang
kegiatan

kesempatan

aktifitas

dan

kelas

yang

ditempatkan sebagai obyek

minat
Peserta

dan
didik

keinginannya.
merupakan

orang yang sedang tumbuh
dan

berkembang,

baik

secara

fisik

psikologis

maupun

dalam

rangka

mencapai

tujuan

pendidikannya

dalam

interaksi

edukatif

mengatakan: Organisasi-organisasi
kelas pada

umumnya berbentuk

lembaga pendidikan formal,

sederhana

yang

khusunya

meliputi ketua kelas, wakil ketua

Dalam

melalui

yang berjudul guru dan anak didik

berupa

sekolah.

pengelolaan

kelas

personelnya

kelas, bendahara, sekertaris, dan

kegiatan pengaturan peserta

beberapa

didik meliputi:

keperluan. Pemilihan para personel

a. Pembentukan Organisasi Siswa
Wali atau guru kelas harus
mampu membagi beban kerja dan
pemberian wewenang dan tanggung

buah

seksi

sesuai

kelas dilakukan oleh anggota kelas
(para anak didik) secara demokratis
dengan dibimbing oleh guru kelas

jawab secukupnya, kepada semua

(wali kelas).
Dengan kegiatan seperti ini guru

warga

sudah

sekolah,

tidak

hanya

melakukan

kegiatan

dikalangan guru, tetapi murid juga

manajerial.

hendaknya memperoleh beban kerja

organisasi kelas ini diharapkan akan

sebagai wujud rasa tanggungjawab

membantu

siswa

ketertiban

terhadap

kelas,

dan

Dengan
guru
kelas,

adanya

baik

dalam

ataupun

dalam

menumbuhkan jiwa kepemimpinan

melukukan pengawasan, dan juga

dalam

pada

menciptakan kekompakan dan rasa

dasarnya setiap orang merupakan

kekeluargaan di dalam kelas.
b. Pengelompokan Siswa
Dalam melayani kegiatan belajar

diri

pemimpin

siswa,
baik

karena

bagi

diri

sendiri

ataupun orang lain.
Adanya pengorganisasian siswa
di dalam kelas juga melatih dan
menciptakan ketertiban kelas, Aspek
yang

terpenting

dalam

pengorganisasian ini adalah usaha
menempatkan personal yang tepat
pada tempat yang tepat, dengan
memperhatikan
ataupun
Bahri

kemampuan

pengalamannya.

Djamarah

dalam

Syaiful
bukunya

siswa aktif, pengelompokan peserta
didik

mempunyai

arti

tersendiri.

Pengelompokkan siswa bermacammacam,

dari

yang

sederhana

sampai yang kompleks.
Menurut William A. Jeager dalam
mengelompokkan

peserta

dapat didasarkan pada:
1) Fungsi
integrasi,
pengelompokan

yang

didik
yaitu

didasarkan

atas kesamaan-kesamaan yang ada

pada peserta didik. Pengelompokan

diharapkan siswa dapat senantiasa

ini berdasarkan jenis kelamin, umur

gembira,

dan

semangat,

sebagainya.

Biasanya

penuh

gairah

bersikap

dan

optimistik,

pengelompokan berdasarkan fungsi

realistic dalam kegiatan belajar yang

ini menghasilkan pembelajaran yang

sedang dilakukannya. Rasa humor

bersifat klasikal.
2) Fungsi
perbedaan,
pengelompokan
didasarkan

guru dalam hubungan dengan siswa
yaitu

peserta

kepada

perbedaan-

perbedaan yang ada dalam individu
peserta didik, seperti minat, bakat,
kemampuan

dan

sebagainya.

Pengelompokan berdasarkan fungsi
ini

menghasilkan

akan mempunyai pengaruh yang

didik

pembelajaran

f.

positif dalam pengelolaan kelas.
Kedisiplinan Siswa
Pelaksanaan pengelolaan kelas
sangat

erat

kaitannya

dengan

kedisiplinan

siswa,

dalam

pengelolaan

yang

efektif,

kedisiplinan siswa akan terwujud
dengan adanya aturan-aturan kelas

individual.
c. Penugasan Siswa
Penugasan
adalah

yang menjadi standar bagi perilaku
proses

memberikan tanggungjawab kepada

siswa.
Menurut Hadari Nawawi disiplin

siswa untuk melakukan kegiatan

diartikan sebagai usaha mencegah

secara

dapat

terjadinya pelanggaran-pelanggaran

mengevaluasi kemampuan secara

terhadap ketentuan-ketentuan yang

mendiri

dan

sendiri.
d. Pembimbingan Siswa.
Pembimbingan dan
adalah

bentuk

telah
konseling

kegiatan

sebagai

salah satu fungsi educational yang
tidak

dapat

dipisahkan

dengan

fungsi manajerial guru, karena hal itu
berhubungan dengan tugas pokok
seorang guru.
e. Pembinaan (Raport)
Pembinaan
hubungan

sangat penting. Dengan terciptanya
dan

dalam

melaksanakan kegiatan kelas, agar
pemberian

hukuman

pada

seseorang atau sekelompok orang
(guru atau murid) dapat dihindari.
Kedisiplinan

akan

mencegah

perilaku-perilaku siswa yang tidak
senonoh, meninggalkan kelas tanpa

baik

pengelolaan kelas adalah hal yang
baik

bersama

baik, seperti berbicara yang tidak

(raport) antara guru dan siswa dalam

hubungan

disetujui

guru-siswa,

izin, mengucapkan kata-kata yang
tidak bersahabat.
g. Raport dan Kenaikan Kelas
Tata cara sekolah tentang raport
untuk orang

tua,

sangat

sering

menerima kritikan. Yang harus kita

permulaan

pertimbangkan

belajar

di

sini

bukanlah

masa

kegiatan

mengajar

sampai

kelemahan-kelemahan suatu raport,

akhir masa belajar mengajar.

tetapi

Pengaturan fasilitas dalam

bagaimana

memanfaatkan

kita

bisa

raport

sebaik

mungkin. Raport adalah buku yang
mencerminkan
dalam

keberhasilan

mengelola

seni

kelas.

hasil

tersebut harus menjadi feed back
untuk kerja kita selanjutnya.
Selain raport penataan siswa di
dalam

kelas

dalam

pengelolaan kelas meliputi:
a. Pengaturan Tempat Duduk
Dalam mengatur tempat duduk
yang penting adalah memungkinkan
terjadinya

tatap

muka,

dimana

dengan demikian guru sekaligus
dapat

mengontrol

tingkah

laku

aspek

siswa. Melalui pengaturan tempat

pengelolaan kelas yang merupakan

duduk yang baik dan jumlah siswa

garapan guru adalah kenaikan kelas.

yang ideal antara 20-30 orang siswa

Aspek ini disamping memerlukan

satu kelas dapat

ketrampilan

khusus

kelancaran proses belajar mengajar.

dibutuhkan

konsisten

juga

sangat

dan

guru

tersebut.

Namun

demikian

mempengaruhi
guru

harus

mempertimbangkan perasaan siswa
bahwa mereka sudah sesuai dengan

2. Pengaturan Fasilitas

susunan

kelas

karena

rasa

Aktifitas dalam kelas baik

kesesuaian adalah kebutuhan dasar.

guru maupun siswa dalam

Susunan fisik yang sesuai dapat

kelas kelangsungannya akan

meningkatkan

banyak

dipengaruhi

oleh

menjadi lebih baik dan membantu

kondisi

dan

fisik

mencegah masalah-masalah dalam

lingkungan

situasi
kelas.

Oleh

karena itu lingkungan fisik
kelas berupa sarana dan
prasarana

kelas

dapat

memenuhi dan mendukung
interaksi
sehingga
kehidupan

yang

terjadi,

harmonisasi
kelas

dapat

berlangsung dengan baikdari

perasaan-perasaan

pengelolaan kelas.
b. Pengaturan Alat-alat Pengajaran
Diantara
pengajarandi

alat-alat
kelas

yang

harus diatur adalah sebagai
berikut:
1) Perpustakaan Kelas, sekolah yang
maju memiliki perpustakaan di setiap
kelas yang mana pengaturannya

dilakukan

bersama-sama

dengan

peserta didik.
2) Alat peraga atau media pengajaran,

pada saat siswa melakukan kegiatan
belajar.
3) Pemeliharaan

kebersihan,

alat peraga atau media pengajaran

memelihara

semestinya diletakkan di kelas agar

kenyamanan suatu kelas / ruang

memudahkan

belajar,

pengaturan

penggunaannya,
dilakukan

kebersihan

sama

artinya

dan
dengan

bersama-

mempermudah anak didik menerima

sama anak didik. Misalkan kapur

pelajaran. Ruang kelas yang bersih

tulis, penghapus, jam dinding dan

dan segar akan menjadikan anak

lain-lain.
3) Papan tulis, hendaknya ukurannya

didik bergairah belajar. Untuk itu

disesuaikan,

warnanya

harus

kontras,

penempatannya

memperhatikan

estetika

dan

terjangkau oleh anak didik.
4) Papan
presensi
anak

didik,

ditempatkan

di

bagian

depan

sehingga dapat dilihat oleh semua

perlu

adanya

yang

dilakukan oleh siswa dan guru untuk
menciptakan kebersihan tersebut,
diantaranya Anak didik bergiliran
membersihkan

kelas,

dan

guru

selalu mengawasi kebersihan dan
ketertiban kelas.
d. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya

anak didik, difungsikan sebagaimana
mestinya.

kegiatan

Ventilasi

harus

cukup

menjamin kesehatan siswa.
Jendela harus cukup besar,

c. Penataan keindahan dan kebersihan
ruangan kelas
1) Gambar-gambar

yang

bersifat

mendidik (seperti: gambar pahlawan,
tempat ibadat, bunga, pemandangan
dan sebagainya)
2) Lemari tempat menyimpan
pekerjaan

siswa,

belajar

mengajar,

benar.

hasil

perlengkapan

tersebut

Sehingga

terlihat

rapi,

harus
peralatan
mudah

dijangkau bila diperlukan dan tidak
mengganggu

ruang

memungkinkan

cahaya matahari masuk dan
udara yang sehat juga masuk
ke kelas. Dengan ventilasi
yang baikdan udara yang

ditempatkan/disimpan secara tertib
dan

sehingga

gerak siswa

sehat, semua siswa dan guru
di

dalam

kelas

dapat,

menghirup udara yang segar.
Penulis

menyimpulkan

bahwa dalam pemeliharaan
dan

perawatan

serta

penggunaan

alat

kelengkapan

belajar

meskipun

pekerjaannya

kelihatan

bersifat

1.

teknis,

dalam

memberikan

pelayanan belajar. Untuk itu
perlu

adanya

antara

guru

bersama-sama

dan

mengatur

ventilasi

dan

belajar

relevan

dengan

terdapat
guru

mengemukakan
beberapa

dalam

sebagai berikut

peran

pembelajaran

waktu,

perkembangan

ilmu,

fungsional efektif.
c.
Merancang
disesuaikan
d.

sistematis

dan

metode

yang

dengan

situasi

dan

kondisi siswa.
Menyediakan sumber belajar,
dalam hal ini guru berperan sebagai

di dalam kelas. Moon (dalam
Uno:2009)

tujuan,

komprehensif,

media

pembelajaran yang dilakukan

sistem

kebutuhan dan kemampuan siswa,

interaksi antara guru dengan
melalui

dalam

Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Menyiapkan materi yang

PEMBELAJARAN TATAP MUKA

siswa

berbagai

b.

fasilitas,

tidak dapat dilepaskan dari

dengan

sebagai berikut:
Membuat dan merumuskan

DALAM

Peranan guru dewasa ini

suatu

a.

akan mengganggu yang lain.
GURU

pada

pembelajaran yang meliputi

mengajar. Sebaiknya tidak

D. PERANAN

kepada

mengajar

komponen

untuk

merokok dalam kelas karena

didik

memperhatikan

karena sudah ada), adalah
terciptanya suasana belajar

guru

dalam merencanakan proses

suhu,

penerangan

penting

harus

yang

dituntut untuk berperan aktif

(kendati guru sulit mengatur
aset

pembelajaran

waktu tertentu. Di sini guru

memelihara

peralatan yang ada didalam
kelas,

telah
bahan

peserta

siswa

Nasional

memprogramkan
diberikan

kerjasama

of

Kementerian

Pendidikan

dikelas

Perancang

(Designer

instruction)
Pihak

otonom profesional dibawah
guru

sebagai

Pembelajaran

tetapi menjadi bagian dari
pengawasan

Guru

e.

fasilitator dalam pengajaran.
Media, dalam hal ini guru
berperan sebagai mediator dengan
memerhatikan relevansi (seperti juga
materi),

efektif

dan

efesien,

keseuaian dengan metode, serta

Selain

pertimbangan praktis.
Dengan demikian, guru
terbatas

dituntut

rah pengenalan tingkah laku
dan kepribadiannya sendiri.

merancang

Salah satu cirri manajemen

dan mempersiapkan semua
komponen

agar

kelas

berjalan

itu,

guru

siswa

harus

memadai

sebagai
2.

perencanaan.
Guru sebagai

Pembelajaran

pengelolaan

kemampuan
menggunakan
belajar,

3.

siswa

dalam
alat-alat

menyediakan

kondisi-kondisi

yang

teori

hingga

memungkinkan

untuk

baik

mengendalikan

pelaksanaan pengajaran dan

adalah

mengembangkan

tentang

perkembangan

yang

Tujuan

khusunya

mampu

menciptakan situasi belajar

kegiatan

mengajar.

guru

belajar mengajar dari teori

menggunakan fasilitas bagi
belajar

kegiatannya

pengetahuan

dan

bermacam-macam

pada

mempergunakan

adalah

menyediakan

mengurangi

hendaknya

of
umum

kelas

demi

sendiri.
Sebagai manajer,

Pengelola

Instruction)
Tujuan

sedikit

membimbing

dari

(Manager

untuk

guru hingga mereka mampu

belajar,

landasan

adalah

ketergantungannya

tentang

prinsip-prinsip

baik

sedikit

memiliki pengetahuan yang
cukup

yang

tersedianya kesempatan bagi

dengan efektif dan efesien.
Untuk

juga

pengalaman sehari-hari kea

tersebut

dapat

guru

berperan dalam membimbing

dengan waktu yang sedikit
atau

itu

pencapaian tujuan.
Guru sebagai pengarah

Pembelajaran
Hendaknya
senantiasa
menimbulkan,

guru
berusaha
memelihara,

memungkinkan siswa bekerja

dan meningkatkan motivasi

dan belajar, serta membantu

peserta didik untuk belajar.

siswa

Dalam hubungan ini, guru

untuk

memperoleh

hasil yang diharapkan.

mempunyai fungsi sebagai
motivator dalam keseluruhan

kegiatan belajar mengajar.
Empat

hal

dikerjakan

yang
guru

a. Mengenal dan memahami setiap

dapat

peserta didik, baik secara individu

dalam

maupun secara kelompok.
b. Membantu tiap peserta didik dalam

memberikan motivasi adalah

mengatasi masalah pribadi yang

sebagai berikut:

dihadapinya.
c. Membantu

kesempatan

yang

menjadi agar tiap peserta didik dapat
a. Membangkitkan

dorongan

siswa

belajar sesuai dengan kemampuan

untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret, apa

pribadinya.
d. Mengevaluasi keberhasilan Rencana

yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran.
c. Memberikan

ganjaran

terhadap

prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang

pencapaian

yang

baikdikemudian

lebih

prestasi
hari.

Membentuk kebiasaan belajar yang

Pelaksanaan
langkah

Pembelajaran

kegiatan

dilakukannya.
b. Untuk
itu,

dan

yang

guru

telah

hendaknya

memahami prinsip-prinsip bimbingan
dan menerapkannya dalam proses
pembelajaran.

baik.
4.
Pendekatan

yang

Guru

sebaai

Evaluator

guru

(Evaluator of Student Learning)
Tujuan utama penilaian

adalah

adalah untuk melihat tingkat

pendekatan pribadi, di mana

keberhasilan, efektifitas, dan

guru dapat mengenal dan

efesiensi

memahami

siswa

lebih

pembelajaran.

mendalam

hingga

dapat

untuk mengetahui kedudukan

dalam

peserta dalam kelas atau

dipergunakan

oleh

dalam

ini

hal

membantu

dalam

proses

Selain

itu,

keseluruhan proses belajar

kelompoknya.

Dalam

mengajar atau denga kata

fungsinya

penilai

lain guru berfungsi sebagai

hasil belajar peserta didik,

pembimbing.
Sebagai

guru hendaknya secara terus

dalam

pembimbing

proses

menerus

sebagai

mengikuti

hasil

belajar

belajar yang telah dicapai

mengajar, guru diharapkan

peserta didik dari waktu ke

mampu untuk :

waktu.

Informasi

yang

diperoleh melalui evaluasi ini

tentang dirinya sendiri, baik

akan menjadi umpan balik

itu

terhadap

prasangka,

proses

harapan,
ataupun

pembelajaran. Umpan balik

keinginannya. Semua hal itu

akan dijadikan sebagai titik

akan memberikan pengaruh

tolak untuk memperbaiki dan

pada

meningkatkan pembelajaran

dalam berhubungan dengan

selanjutnya.

Proses

pembelajaran

akan

terus-

menerus ditingkatkan untuk
memperoleh
5.

motivasi,

hasil

yang

optimal.
Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran

6.

kemampuan

guru

orang lain, terutama siswa.
Guru sebagai Pelaksana

Kurikulum
Kurikulum

adalah

seperangkat

pengalaman

belajar yang akan didapat
oleh peserta didik selama ia

guru sebagai konselor, maka

mengikuti

guru diharapkan akan dapat

pendidikan.

merespons segala masalah

dari suatu kurikulum yang

tingkah

ingin

laku

yang

terjadi

suatu

proses

Keberhasilan

dicapai

sangat

dalam proses pembelajaran.

bergantung

pada

faktor

Oleh karena itu, guru harus

kemampuan

yang

dimiliki

dipersiapkan

oleh seorang guru. Artinya,

menolong

agar

dapat

peserta

didik

memecahkan

masalah-

guru

adalah

orang

bertanggungjawab

yang
dalam

masalah yang timbul antara

upaya mewujudkan segala

peserta didik dengan orang

sesuatu yang telah tertuang

tuanya

dapat

dalam suatu kurikulum resmi.

memperoleh keahlian dalam

Bahkan pandangan mutakhir

membina

menyatakan

dan
hubungan

yang

dan

dapat

meskipun suatu kurikulum itu

untuk

bagus, namun berhasil atau

berkomunikasi dan bekerja

gagalnya kurikulum tersebut,

sama

pada

manusiawi

mempersiapkan
dengan

bermacam-

macam manusia.
Pada akhirnya guru akan
memerlukan

pengertian

akhirnya

bahwa

terletak

tangan pribadi guru.

di

Terdapat beberapa alasan untuk
a.

pernyataan di atas yaitu :
Guru
adalah
pelaksana

seringkali muncul dan harus
dihadapi oleh guru yaitu :
Permasalahan
yang

1)

langsung dari kurikulum di suatu

berhubungan dengan tujuan dan

kelas.

hasil-hasil

b.

Gurulah

yang

mengembangkan
tingkat

bertugas

kurikulum

pembelajaran,

pada

karena

2)

ia

yang

diharapkan

suatu lembaga pendidikan.
Permasalahan

yang

berhubungan

melakukan tugas sebagai berikut:

dari

dengan

isi/materi/bahan

pelajaran

dan

organisasi atau cara pelaksanaan
1) Menganalisis

tujuan

berdasarkan

dari kurikulum.

apa yang tertuang dalam kurikulum
resmi.
2) Mengembangkan

alat

evaluasi

Sedangkan peranan guru

berdasarkan tujuan.
3) Merumuskan bahan yang sesuai

dalam

dengan isi kurikulum.
4) Merumuskan bentuk kegiaan belajar

secara aktif dapat dijabarkan

yang

dapat

pembinaan

pengembangan

dan

kurikulum

sebagai berikut.

memberikan

pengalaman belajar bagi peserta


didik

Perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional
dirancang dan dirumuskan oleh para

dalam melaksanakan apa

pakar dari berbagai bidang disiplin

yang telah diprogramkan.

ilmu yang terkait, sedangkan guruguru yang sudah berpengalaman

c. Gurulah yang langsung menghadapi
berbagai
muncul

permasalahan
sehubungan

yang

biasanya terlibat untuk memberikan

dengan

masukan berupa saran, ide, dan
atau

pelaksanaankurikulum di kelas.
d. Tugas gurulah yang mencarikan
berbagai

upaya

Sehubungan
pembinaan
pengembangan
permasalahan

kemungkinan

pemecahan

permasalahan yang dihadapi siswa.
dengan

tanggapan



terhadap

pelaksanaannya

di

sekolah.
Pelaksanaan di lapangan
Para guru bertanggungjawab
sepenuhnya

dalam

pelaksanaan

dan

kurikulum, baik secara keseluruhan

kurikulum,

kurikulum maupun tugas sebagai

yang

penyampaian mata pelajaran sesuai



dengan garis-garis besar program

kritik berdasarkan pengalaman yang

pengajaran yang telah dirancang

telah dilakukan oleh guru sangat

dalam suatu kurikulum.
Proses penilaian
Selama pelaksanaan kurikulum

besar artinya bagi perubahan dan

akan dinilai seberapa jauh tingkat

pengembangan suatu kurikulum.
KESIMPULAN

ketercapaiannya. Guru diminta saran
ataupun pendapat maupun menilai
kurikulum
guna

yang

sedang

melihat

berjalan

kebaikan

dan

kelemahan yang ada, dilihat dari
berbagai

aspek,

fisiologis,

seperti

sosiologis,

aspek
dan

Dari pembahasan diatas
dapat

ditarik

bahwa

dalam

pembelajaran

proses

kita

pendidik
mempertimbangkan
hal

untuk

menunjang


Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan
kurikulum,

isi

program

(pokok

bahasan/subpokok bahasan) yang
harus

diberikan

kepada

peserta

didik. Misalnya, pada keals dan
semester

berapa

suatu

pokok

bahasan diberikan dan bagaimana
memberikannya. Biasanya dengan
menyusun

suatu

bagan

analisis

tugas pembelajaran dan rencana


selaku
perlu

beberapa

metodologis.

kesimpulan

proses

pembelajaran itu sendiri. Di
antaranya

pembelajaran

tatap muka yang mempunyai
beberapa

metode

pembelajaran dan metode ini
kebanyakan

digunakan

dalam proses pembelajaran
di Negara kita tergantung
dari keompetensi pendidik itu
sendiri.
Metode

yang

berpusat

pembelajaran.
Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum

pada

mau tidak mau tentu akan selalu

berpusat pada siswa adalah

terlibat dalam pembaharuan yang

discovery inkuiri dan masing-

sedang dilakukan sebagai suatu

masing

usaha

strategi.

kurikulum

untuk
yang

perkembangan

mencari

format

sesuai

dengan

zaman.

Masukan

sebagai input berupa saran, ide, dan

guru

ekspositori

dan

metode

DAFTAR RUJUKAN

disebut
yang

memiliki

Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Rineka Cipta.
Jakarta
Ithadamaa. 2015. Strategi Proses
Pengelolaan Kelas Dalam

Sagala, S. Administrasi Pendidikan
Kontemporer
Semarada.
Pendidikan
Profesi
Kependidikan
Peranan
Guru Dalam Pembelajaran
Tata Muka