cara menuliskan teks menjadi see copy te

DASAR-DASAR JURNALISTIK :
MENULISKAN BERITA CETAK (SEE COPY) MENJADI
BERITA TV DAN RADIO (HEAR COPY)

Dosen Pembimbing : Bambang Semedhi
Oleh :
Farikha Rachmawati (135120200111068)

ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.. Tugas yang berjudul
“Menuliskan Berita Cetak (See Copy) Menjadi Berita TV dan Radio (Hear Copy)” ini
disusun untuk nilai UAS mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik yang saya sajikan berdasarkan
pengutipan berita online dan mengubahnya dalam bahasa TV dan Radio.
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam melatih kemampuan saya dalam

bidang keahlian komunikasi untuk menjadi seorang jurnalis, presenter berita, reporter berita, dan
juga penyiar radio. Amin.
Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik yang
terlibat secara langsung mau pun tidak.Terlebih kepada Bapak Bambang Semedhi yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan cerita pengalaman yang sangat menginspirasi saya
untuk mencicipi dunia jurnalistik.
Mengingat adanya kelemahan, dan keterbatasan, serta masih jauhnya tugas ini dari
kesempurnaan, maka semua saran dan kritik yang inovatif serta membangun sangat diharapkan
untuk menjadikan tugas pengganti UAS ini lebih baik.. Semoga tugas ini bisa memberikan
manfaat bagi saya maupun pembaca sekalian.

Malang, 25 Mei 2014
Hormat saya,

Farikha Rachmawati

SCREEN CAPTURE BERITA ONLINE

VERSI TEKS CETAK MEDIA ONLINE
KETIKAN BERITA

Mahasiswa UB : Rektor Baru, Akreditasi Apa Kabar?
Kamis, 3 April 2014 16:43 WIB
surya/adrianus adhi
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menggelar aksi di Bundaran, depan gedung Rektorat
UB, Kamis (3/4/2014).
SURYA Online, MALANG - Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya menggelar aksi untuk
menyambut Rektor barunya, Kamis (3/4/2014) siang.
Dalam aksi yang berlangsung di bundaran depan Gedung Rektorat UB ini, mahasiswa rela
berpanas-panasan guna menyampaikan kondisi kampusnya saat ini.Tak hanya itu, mereka juga
membawa berbagai poster bernada kritikan dan sindiran.
Seperti "Cie... Rektor Baru, Akreditasi Apa Kabar?", "Cie... Hari ini Pemilihan Rektor UB Gak
PHP lagi kan," dan berbagai poster lainnya lagi.
Presiden EM Setya Nugraha mengatakan, sindiran-sindiran ini untuk mengingatkan sejumlah
pekerjaan rumah di UB yang belum terselesaikan.
Misalnya saja,akreditasi UB yang kini turun menjadi B, sejumlah pembangunan yang belum
terselesaikan, hingga tak sebandingnya jumlah mahasiswa yang diterima dengan jumlah pengajar
yang ada.
"Masalah-masalah ini yang menjadi tantangan dari rektor yang baru," kata Setya pada SURYA
Online, Kamis (3/4/2014).Setya menambahkan dalam aksi ini mereka tak menuntut rektor
baru.Aksi ini disebutnya hanya sekedar menyambut, sekaligus mengawal proses pemilihan rektor

baru UB yang dijadwalkan berlangsung di Gedung Widyaloka, pukul 11.000.

VERSI TEKS TV (REPORTER)
Selamat siang, Pemirsa. Saat ini saya sedang
berada di Bundaran Rektorat Universitas
Brawijaya.

Ilustrasi: Farikha Rachmawati sebagai Reporter
berita
Sedang berlangsung “Aksi Kamis Manis” yang
diselenggarakan oleh Eksekutif Mahasiswa dan
perwakilan BEM dari fakultas.

Ilustrasi : Bundaran Rektorat Universitas
Brawijaya dipenuhi Mahasiswa yang melakukan
Aksi
Aksi yang disebut sebagai aksi kamis manis ini
dilakukan secara damai sehingga tidak
menyebabkan permasalahan lalu lintas di
Bundaran Rektorat Universitas Brawijaya


Dalam aksi yang menandakan habisnya masa
jabatan Bapak Rektor Prof.Dr.Ir.Yogi Sugito,
setelah menjabat dalam 2 periode, yaitu kurang
lebih 8 tahun, terhitung sejak 16 Juni 2006
hingga saat ini, Mahasiswa mengaku belum
puas atas kinerjanya dan sangat mengharapkan
kehadiran rektor baru yang lebih baik

Pemirsa saat ini saya sedang bersama Presiden
Eksekutif Mahasiswa, Setya Nugraha. “Mas
bisa diceritakan apakah tujuan dari aksi kamis
manis ini?”

Ilustrasi : Farikha Rachmawati mewawancarai
Presiden Eksekutif Mahasiswa, Setya Nugraha
“Tujuannya jelas untuk memberikan evaluasi
pada rektor lama dan menyambut rektor baru
dengan permasalahan yang ada. Begitu banyak
masalah

rumah
tangga
yang
belum
diselesaikan mulai dari pembangunan yang tak
kunjung usai, UKT yang naik hingga 30%,
akreditasi yang turun menjadi B. Nah,
Masalah-masalah ini yang menjadi tantangan
dari rektor yang baru"

Ilustrasi : Presiden Eksekutif Mahasiswa, Setya
Nugraha menyampaikan hasil wawancara
*suara mas setya nugraha*

Pemirsa, menarik sekali. dari sini terdengar
jelas sindiran yang dilontarkan bukan hanya
melalui poster dan spanduk, tetapi juga melalui
lagu Ello yang berganti judul menjadi “selamat
jalan rektor”


Ilustrasi :
Terdengar lagu “selamat jalan rektor” yang
berbunyi “Walaupun UB punya rektor baru, kita
tetap cinta yang lama, gedung sedikit mahasiswa
banyak, aku tetep cinta Pak Yogi. Jalannya
banjir, dipaving tetap banjir , raden patah nggak
jadi-jadi, sakri dipake buat kawinan, aku tetap
cinta, Pak Yogi,”

Setelah mengajak massa lebih banyak dari
bundaran rektorat, peserta aksi berusaha untuk
menuju gedung widyaloka. Tapi sangat
disayangkan pemirsa, Mahasiswa tidak
diperbolehkan masuk ke gedung widyaloka
untuk memantau jalannya rapat senat,Peserta
aksi akhirnya memilih untuk tetap melakukan
orasi di lapangan rektorat demi menyampaikan
harapan-harapan baru kepada rektor yang
nantinya akan terpilih.


Pemirsa, masih dipertanyakan siapakah yang
akan terpilih sebagai rektor pada siang hari ini.
Keputusan sangat dipengaruhi oleh kehadiran
Bapak M.Nuh selaku menteri pendidikan
dengan jumlah suara 30%. Apakah Prof. Dr. Ir.
Nuhfil Hanani, MS ? Dr. Ir. Ifar Subagyo,
M.Agr.St ? ataukah Prof. Dr. Ir. Mohammad
Bisri, MS yang akan terpilih?

Suasana makin panas ditampakkan oleh peserta
aksi dikarenakan jalannya rapat senat yang
seharusnya dilangsungkan pukul 11.00 WIB
mengalami keterlambatan yang disebabkan
Dirjen Perguruan Tinggi Prof Dr Ir Djoko
Santoso selaku perwakilan Mendikbud M Nuh
baru tiba di gedung Widyaloka sekitar pukul
11.30 WIB.
Meskipun rapat senat berlangsung cukup lama,
Mahasiswa rela berpanas-panasan dan
menunggu keputusan siapa rektor yang akan

terpilih di lapangan rektorat Universitas
Brawijaya.
Demikian yang dapat saya laporkan. Dari
Malang, Farikha Rachmawati melaporkan
untuk Bontoters TV.

VERSI TEKS RADIO (ANNOUNCER)
(Diputar musik Bontoters FM)
(Farikha)Selamat siang, pendengar. Masih dalam Bontoters FM bersama saya Farikha di
menit ke 45 (empat puluh lima) mendekati pukul dua belas. Pendengar, sebentar lagi kita
akan mendengarkan berita mengenai aksi kamis manis di Universitas Brawijaya yang
akan disampaikan oleh rekan kami, Rachmawati.
(Diputar musik Bontoters FM)
(Rachmawati)Baik, Terima kasih Farikha.
Pendengar, saat ini saya sedang berada di Bundaran rektorat Universitas Brawijaya.
Pada siang hari ini, Kamis 3 (tiga) April 2014 (dua ribu empat belas) terlihat berkibar beberapa
bendera organiasasi bertuliskan Eksekutif Mahasiswa dan bendera beberapa BEM fakultas yang
menandakan ramainya aksi kamis manis ini. Beberapa dari mereka dengan tegap membawa
poster dan spanduk bertuliskan kritikan dan sindiran seperti "Cie... Hari ini Pemilihan Rektor UB
Gak PHP (baca: pehape) lagi kan?’’ dan "Cie... Rektor Baru, Akreditasi Apa Kabar?"

Aksi yang digelar sejak pukul sepuluh pagi ini berlangsung secara damai sehingga tidak
mengganggu jalannya aktivitas lalu lintas di bundaran rektorat universitas brawijaya. Lalu lintas
terlihat ramai lancar dan beberapa mahasiswa yang melewati bundaran rektorat sesekali
memperhatikan para aktivis yang menggelar aksi, namun tidak berhenti, melainkan hanya
menengok saja dan membaca isi-isi spanduk yang tertulis.
Peserta aksi yang didominasi oleh laki-laki kali ini kompak menggunakan jas almamater. Mereka
bersama-sama menyanyikan berbagai macam lagu nasionalis seperti totalitas perjuangan, darah
juang, buruh tani dan lagu yang khusus dibuat untuk aksi kali ini. Lagu itu berjudul “selamat
jalan rektor” terbalut dalam unsur komedi diambil dari lagu selamat jalan ciptaan ello.
Pendengar, di bundaran lapangan rektorat ini semakin lama semakin ramai saja karena semakin
banyak mahasiswa yang akhirnya ikut bergabung untuk mengucapkan kata-kata perpisahan
kepada rektor lama yaitu Bapak Prof.Dr.Ir.Yogi Sugito (baca : professor doctor insinyur yogi
sugito)dan menantikan detik-detik keputusan dari hasil rapat senat di gedung widyaloka.
Setya Nugraha, Presiden Eksekutif Mahasiswa kepada Bontoters FM mengatakan (diputar
rekaman suara Mas Setya Nugraha) “Tujuan aksi kali ini jelas untuk memberikan evaluasi pada
rektor lama dan menyambut rektor baru dengan permasalahan yang ada. Begitu banyak masalah
rumah tangga yang belum diselesaikan mulai dari pembangunan yang tak kunjung usai, UKT
(baca: ukate) yang naik hingga 30% (baca : tiga puluh persen) akreditasi yang turun menjadi B.
Nah, Masalah-masalah ini yang menjadi tantangan dari rektor yang baru”


Sampai saat ini, mahasiswa belum bisa memasuki gedung widyaloka untuk menyaksikan rapat
senar karena ada penjagaan ketat dari pihak rektorat. Demi tercapainya kedamaian aksi,
mahasiswa rela orasi di depan gedung widyaloka dan menyampaikan harapan-harapan untuk
rektor yang nantinya akan terpilih.
Pendengar, belum dapat dipastikan siapa rektor yang akan terpilih. Apakah Prof. Dr. Ir. Nuhfil
Hanani, MS ? (baca: profesor doktor insinyur nuhfil hanana em es) Dr. Ir. Ifar Subagyo,
M.Agr.St (baca : doktor insinyur ifar subagyo em age er es te )? ataukah Prof. Dr. Ir.
Mohammad Bisri, MS? (baca: profesor doktor insinyur mohammad bisri em es)
Selama berlangsungnya rapat senat, beberapa mahasiswa tampak masih bersemangat menunggu
hasil keputusan dengan duduk-duduk di lapangan rektorat walaupun terik matahari yang begitu
menyengat. Beberapa dari mereka sibuk berbagi makanan karena kelelahan, dan sebagian lagi
berpencar untuk melaksanakan sholat.
Penantian ini masih akan terus berlangsung hingga terpilihnya rektor baru untuk Universitas
Brawijaya.
Mewakili kerabat kerja yang bertugas, Saya Rachmawati undur diri. Dikembalikan ke Farikha.