Profil komunitas punk marginal dan faktor pendorong menjadi punk (studi kasus komunitas punk di Lenteng Agung, Depok)

(1)

(2)

(3)

iii

ABSTRAK

Fajar Munggah Pramdani

Profil Komunitas Punk

Komunitas Punk adalah sekelompok remaja yang berkumpul secara bersama-sama dalam

satu wadah atau kelompok yang mempunyai gaya hidup,

trend, fashion,

mengusung slogan

kebersamaan

(equality,)

anti kemapanan, anarkisme, solidaritas sosial, dan anti penindasan di

segala bentuk apa pun. Hal yang demikian itu, merupakan bagian dari identinas yang ada pada

diri anak-anak punk dan sebagai slogan-slogan anak-anak punk diidentikan melalui

perlawanan-perlawanan anak punk atau komunitas terhadap segala bentuk diskriminasi, penindasan,

ketidak-adilan yang dilakukan oleh para penguasa, pengusaha, para elit politik dan pemerintah kepada

masyarakat. Maka dengan memakai busana, pakaian yang cenderung urakan merupakan bentuk

dari perlawanan anak-anak punk terhadap penguasa. Sejarah munculnya komunitas punk berawal

dari gejolak ekonomi keuangan, di London Inggris, tepatnya pada tahun 1970. Memaksa

anak-anak muda membuat sebuah gerakan yang diawali oleh kelas-kelas pekerja (buruh). Kemudian,

Inggris mengalami krisis ekonomi keuangan yang berkepanjangan dengan mengeksploitasi, dan

menindas para pekerja pada saat itu yang mengakibatkan terjadinya pengangguran, serta

tindakan kriminalitas diakibatkan oleh pemerintah, penguasa, demi pemulihan krisis ekonomi

keuangan.

Penelitian ini mengunakan metode pendekatan

kualitatif

, teknik pengumpulan data

seperti, wawancara, pengamatan, dan observasi. Dengan melalui metode pendekatan

fenomenologi bertujuan agar dapat mewawancarai sumber atau orang yang mengalami langsung

berdasarkan pengalaman pribadinya dan memperoleh hasil temuan penelitian sesuai peristiwa

atau fenomena yang terjadi, Sedangkan subyek dalam penelitiaan ini adalah 7 anggota komunitas

punk yang berada di Lenteng Agung dari 10 orang anggota komunitas punk yang berada di

Lenteng Agung. Pemilihan informan utama diambil dengan ciri yaitu sample secara acak. Yang

di dalamnya merupakan tekhnik sampling snowball bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang diperoleh terlebih dahulu, sehing dimulai dari satu lama-kelamaan menjadi semakin

banyak.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan tulisan ini berdasarkan dari

beberapa kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan komunitas Punk di antaranya: kegiatan

berkumpul, bernyanyi, membuat lirik lagu, membuat sablonan baju, membuat tatto, membuat

aksesoris-aksesoris seperti kalung, dan gelang. serta beberapa kegiatan positif komunitas Punk

dalam melakukan kegiatan-kegiatan bakti sosial seperti, kegiatan komunitas Punk dalam

membersihkan lingkungan sekitar, kegiatan komunitas Punk dalam penggalangan dana amal,

kegiatan komunitas Punk dalam merayakan HUT RI, kegiatan komunitas Punk bersama-sama

warga bergotong royong, dan kegiatan komunitas punk dengan membagikan sembako kepada

warga dan lingkungan sekitar profil komunitas Punk di Lenteng Agung serta faktor yang

melatarbelakangi seorang masuk kedalam komunitas Punk diantaranya faktor keluarga, faktor

kemiskinan, faktor lingkungan dan faktor pertemanan.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah

SWT nikmat, karunia dan kesempatan mengembangkan potensi diri dan keilmuan, sehingga

skripsi pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif

Hidayatullah selesai dengan baik, Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kehariban

junjungan alam Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan

pengikutnya yang selalu istiqomah dijalannya.

Selanjutnya, berkaitan dengan penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh civitas akademika, instansi baik lembaga maupun

perorangan yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan trima kasih

penulis kepada :

Terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Ketua

Jurusan Sosiologi sekaligus dosen pembimbing penulis yang telah sabar, meluangkan waktu

untuk penulis serta motivasi dan bimbingan beliau hingga pada akhirnya penulis bisa

menyelesaikan skripsi. Ibu Joharutul Jamilah, M.Si selaku sekertaris jurusan, Bapak Muhammad

Ismail, S.Ag selaku dosen pembimbing akademik, dan para dosen sosiologi Fakultas Ilmu Politik

dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kedua orang tua, penulis yang selalu sabar dan tabah dalam menghadapi penulis wabil

khusus ibu penulis Neti Heryati dan Bapak Penulis Sudayat yang selalu menanyakan kepada

penulis kapan penulis dapat menyelesaikan skripsi. Atas doa serta semangat yang telah kedua

orang tua berikan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi, adik-adik penulis. M.


(5)

v

Suparyandi Sanusi dan M. Yusuf Sufian, Apih, Mamih beserta semua keluargaku, sanak

saudaraku yang ada di Sukabumi.

Neng Ida Ros Hayati, yang selalu mengingatkan penulis memberi motivasi, semangat

kepada penulis, untuk dapat menyelesaikan skripsi.

Sahabat-sahabati penulis, Reni Agustina, Epo Nurwahyuni, seluruh anggota paduan suara

Lamyuzard Serta para pembina LamYuzard, para personil fortuna band, dan Mamah Ririn yang

selalu memberikan semangat kepada penulis.

Sahabat-sahabat aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciputat.

Seluruh senior, alumni dan keluarga besar PMII Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Perguruan

Tinggi Umum (KOMFUSPERTUM), PMII Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (KOMFISIP).

Teman-teman penulis mahasiswa Sosiologi dan Ilmu Politik Angkatan 2006 (FISIP). Dan

teman-teman ku di rumah Om ilay, Aceng beserta keluarga

Terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada Para Personil komunitas Punk,

Bang Mike, Bob, Ebet, Umar, Sinyo, Riki dan para personil komunitas Punk lainnya yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, semoga mereka semua

mendapat balasan yang mulia dan pahala yang berlipat ganda di sisi-Nya. Terakhir semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi bagi khazanah keilmuan Sosiologi, serta

menjadi amal shalih di hadapan Allah

Ta’ala

.

Amiin ya rabbal ’alamin

.

Ciputat 23 November 2011


(6)

(7)

vii

OUTLINE

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

:

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ………... 1

B.

Perumusan Masalah ... 6

C.

Tujuan Penelitian ... 6

D.

Manfaat Penelitian ... 7

E.

Tinjauan Pustaka ... 7

F.

Metode Penelitian ………... 13

G.

Sistematika Penulisan ……….... 15

BAB II

: LANDASAN TEORI

A.

Tinjauan Sosiologi Tentang Beberapa Faktor Masalah

Sosial... 17

1. Faktor Keluarga... 17

2. Faktor Pertemanan... 21

3. Faktor Kemiskinan... 25

4. Faktor Lingkungan... 27

BAB III

:

PROFIL KOMUNITAS PUNK LENTENG AGUNG

A.

Sejarah Terbentuknya Komunitas Punk ………. 31


(8)

viii

B.

Keanggotaan Komunitas Punk………. 35

C.

Identitas Diri Anak Punk Dengan Simbol-simbolnya... 37

D.

Tingkat Sosial dan Ekonomi... 40

E.

Anak-anak Punk Dalam Aksi Panggung... 43

F.

Penilaian Masyarakat Terhadap Komunitas Punk... 45

BAB 1V

:

KEGIATAN-KEGIATAN DAN FAKTOR PENDORONG MENJADI

KOMUNITAS PUNK

A.

Kegiatan Komunitas Punk... 48

1.

Kegiatan Punk Dalam Berkumpul ... 50

2.

Kegiatan Punk Dalam Bermusik ... 52

3.

Kegiatan Punk Dalam Berwirausaha ... 56

4.

Kegiatan Punk Dalam Membuat Lirik Lagu ... 57

5.

Kegiatan Punk Membuat Tatto... 58

B.

Faktor yang Mendorong Menjadi Komunitas Punk

2.

Faktor Keluarga ... 62

3.

Faktor Kemiskinan ... 65

4.

Faktor Lingkungan... 68

5.

Faktor Pertemanan ... 71

BAB V

: PENUTUP

A.

Kesimpulan ……… 81

B.

Saran……… 83


(9)

ix

LAMPIRAN

Lampiran 1 hasil Wawancara dan Observasi

Lampiran II Dokumentasi Penelitian


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Punk merupakan sebuah gaya hidup yang mengusung identitas kebebasan dan anti kemapanan. Identitas dan anti kemapanan itu diidentikan dengan fashion, gaya, penampilan, cara berpakaian, seperti menggambarkan sebuah kebebasan, gejolak terhadap pengusaha, pemerintah, dan para penguasa pada waktu itu. Punk dalam mengenakan pakaiannya menghasilkan gaya, busana cenderung berlebih-lebihan. Karena hal tersebut merupakan bagian dari perlawanan Punk terhadap para penguasa, dengan menunjukan bahwa Punk bukan kaum yang tersisih.1

Dalam sejarahnya Punk, merupakan sub budaya yang lahir di London, Inggris. Gerakan anak muda yang diawali dari kelas-kelas pekerja ini mengalami masalah ekonomi keuangan dengan tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Pada tahun 1970-an, Inggris mengalami masalah krisis ekonomi sehingga muncul perkembangan kapitalisme yang telah membuat pemerintah Inggris mengeksploitasi, menindas, menekan kelas pekerja, demi pemulihan ekonomi. Kelahiran Punk pada tahun 1970-an dilatar belakangi adanya ketidakpuasan akan sistem serta aturan yang berlaku di Inggris serta sebagai bentuk ide dan perlawanan anak-anak muda yang berasal dari kelas-kelas pekerja terhadap

1

Idrus Syatri, Sejarah Anak Punk: Jangan Ngaku anak Punk, artikel ini diakses pada 26 Desember 2010. dari Http://www.waingapu.com/sejarah-punk-jangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html


(11)

2

pemerintahan yang menerapkan sistem kapitalisme, dengan melakukan berbagai tindakan eksploitasi, penindasan, dan diskriminasi terhadap para pekerja industri.2

Kemudian gerakan perlawanan yang dipelopori oleh anak-anak muda ini yang berasal dari kelas pekerja secara cepat masuk ke Amerika yang sedang mengalami masalah krisis ekonomi dan keuangan yang ditandai dengan kemerosotan moral, etika, para-para tokoh elit politik negara tersebut, sehingga dapat memicu adanya tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Oleh sebab itu, Punk dalam menggunakan budaya perlawanannya diidentikan oleh

fashion, musik, dan bahasa. Budaya perlawanan ini menempatkan pada tekanan-tekanan politis yang lebih besar dalam bentuk-bentuk simbolis perlawanan, baik individual, maupun kolektif.3

Dengan perkembangan musik Punk yang semakin pesat pada tahun 1970-an Punk mulai menyebar dari Eropa sampai deng1970-an Amerika, Asia, bahk1970-an hampir ke seluruh dunia. Inti dari slogan punk adalah semangat penyesuain diri, bebas berpendapat, bebas berbicara, bebas berekspresi, dan bebas menyuarakan pendapat.4

Selanjutnya, Punk mulai dikenal Di Indonesia sejak akhir tahun 1970-an, tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada tahun 1990-an di Jakarta. Kemudian lahirlah generasi pertama Punk di Jakarta dengan sebutan Young

Offender (Y.O), yaitu nama komunitas anak-anak muda yang memiliki arti makna

2

Murti, Keberagamaan Komunitas Punk, (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negri Jakarta, 2007).

3

Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk: Jangan Ngaku anak Punk, artikel ini diakses pada 26 Desember 2010. dari Http://www.waingapu.com/sejarah-punk-jangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html

4

Murti, Keberagamaan Komunitas Punk, (Skripsi S1 Fakultas ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negri Jakarta, 2007).


(12)

3

dari simbol-simbol Punk dan Young Offender (Y.O) tampil sebagai kelompok Punk bergaya, penampilan, mohawk,5 spiky hair,6 kalung rantai, sepatu boots.7

Dan kebanyakan dari anggota komunitas ini didominasi oleh laki-laki.Komunitas Punk Young offender (Y.O) adalah suatu kelompok anak-anak muda yang mayoritas para anggotanya berasal dari kelas menengah berdasarkan status pendidikannya dan dapat dilihat dari Anak-anak muda yang masih duduk dalam bangku kuliah pada umumnya. Young Offender (Y.O), juga merupakan sebuah wadah atau sarana komunikasi antar sesama komunitas Punk untuk bertemu, bertukar pikiran, bertukar kaset dan kaos antara anggota dan antar sesama komunitas punk, serta para penggemar musik Punk di Jakarta.8

Ada tiga hal yang perlu dikritisi, Dalam proses perkembangan sejarah komunitas punk Jakarta pertama, komunitas Punk tidak terlepas dari peranannya sebagai komunitas punk Jakarta yang didentikan dengan sebuah gerakan perlawanan counterculture anak-anak muda terhadap pemerintah. Maka gerakan perlawanan tersebut perlu dipertanyakan, dikarenakan komunitas punk di Jakarta ikut masuk ke dalam partai politik yang bernama partai rakyat Demokrat (PRD), pada tahun 1997-1999 dengan mengusuh sebuah gerakan sama-sama peduli terhadap nasib rakyat serta kondisi sosial, politik saat itu. Kedua, apalagi gerakan tersebut pada era tahun 1999 ini mulai menemukan puncak kejayaannya,

5

Mohawk adalah rambut Punk bergaya berdiri Simbol keberpihakan Punk terhadap suku Mohakw asli Indian yang dibantai habis-habisan oleh orang kulit putih yaitu Amerika

6

Spike Hair adalah gelang yang mereka pakai pergelangan tangan simbol terpidana mati dengan memakai kursi listrik digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik oleh para diktator orang-orang kulit putih pada saat itu.

7

Sepatu Both yang digunakan oleh anak Punk merupakan bentuk diskriminasi yang dilakukan aparat tentara dan kepolisian atau militer terhadap kaum minoritas

8

Fathun Karib ”Sejarah Komunitas Punk” artikel ini diakses pada 26 Desember 2010 dari

Http://www.jakartabeat.net/musik/kanal-musik/ulasan/147-sejarah-komunitaspunk-jakarta- bagian-1.html


(13)

4

kemajuannya didorong oleh arus reformasi yang membuat semua orang dapat berbicara dengan bebas untuk mengemukakan pendapatnya dimuka umum. Tiga, komunitas punk ini terjebak dalam situasi dan kondisi politik praktis sehingga dapat membuat sebagain anggota punk mundur dari kancah perpolitikan. Dikarenakan banyaknya unsur-unsur politik yang tidak sepaham dengan hati nuraninya anak punk, serta situasi dan kondisi perpolitikan di Indonesia pada saat itu mengalami stagnasi terhadap aktivitas politik rill. Pada tahapan (fase) ini juga di tahun 2001 komunitas mengalami kemunduran dengan melemahnya sikap politik komunitas punk dan aktivitas politik masyarakat sesudah era reformasi.9

Komunitas Punk ini lebih mementingkan penampilan (pose), dan tidak menganggap penampilan baik suatu hal penting bagi anak Punk, dengan berpenampilan compang-camping, urak-urakan, berdandan tidak sewajarnya, memakai berbagai atribut Punk seperti kalung, rantai besar, gelang, rambut dicat, gembok, peniti, sepatu both, tindikan, sabuk, dan atribut-atribut lainnya. Atribut tersebut merupakan simbol-simbol dan identitas komunitas Punk sebagai bentuk diskriminasi terhadap kelas-kelas pekerja atas kaum penguasa yang dilakukan secara tidak adil dan berprikemanusiaan. Tidak heran jika sebagian masyarakat menilai komunitas Punk ini merupakan komunitas jalanan. Terkadang komunitas Punk tidak terlepas dari prilaku-prilaku menyimpang mulai dari hidup bebas, seks

9

Fathun Karib, Sejarah Komunitas Punk. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2010 dari

Http://www.jakartabeat.net/musik/kanal-musik/ulasan/147-sejarah-komunitas-punk-jakarta


(14)

5

bebas, narkoba, meminum-minuman keras yang mengakibatkan komunitas tersebut terjerumus pada tindakan-tindakan anarkis dan kriminalitas.10

Pada kenyataannya, keberadaan Punk tidak sepenuhnya dapat diterima dimasyarakat bahkan masyarakat menilai mereka dengan penilaian negatif. Dalam pandangan masyarakat, komunitas Punk memiliki prilaku menyimpang, identik dengan lebel negatif yang mengedepankan gaya, trend, dan fashion. Tidak sebagai anak Punk yang mahir membuat karya-karya lirik lagu dan bermain musik. Hal tersebut dipengaruhi oleh citra yang dibangun media dan mereka bergaya anak Punk tapi tidak mengetahui arti dan makna Punk sebenarnya.11 Kenyataan tersebut membuat banyak anak Punk terjebak dengan stigma negatif. Karena mereka itu mengikuti Punk hanya budaya pamer semata, atau tempat pelarian, sehingga bersembunyi dibalik tirai kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa didasari rasa tanggung jawab. Hal itu sangat bertentangan dengan prinsip yang dipegang oleh seorang anak Punk dalam menjalani hidupnya sebagai Punk, yaitu kebebasan didasarkan dengan tanggung jawab, persaudaraan, solidaritas sosial yang tinggi, penghargaan terhadap komunitas dan personal.12

Melihat gambaran yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini ingin mendeskripsi dan menganalisis profil komunitas Punk di Lenteng Agung. Untuk melihat sebenarnya faktor apa saja yang melatar-belakangi seseorang bergabung

10

Idrus Syatri, Sejarah Anak Punk: Jangan Ngaku anak Punk. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2010. dari Http://www.waingapu.com/sejarah-punk-jangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html

11

Murti, Keberagamaan Komunitas Punk, (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negri Jakarta, 2007).

12

Erickningrat, Komunitas Punk Siapa Mereka Artikel ini diakses pada 26 Desember 2010 dari


(15)

6

dalam komunitas Punk dan untuk melihat dinamika kelompok ini dengan mengamati kegiatan aktivitas yang mereka lakukan.

B. Perumusan Masalah

Dari permasalahan latar belakang yang muncul di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah PROFIL KOMUNITAS PUNK DAN FAKTOR PENDORONG MENJADI PUNK. Dengan pertanyaan penelitian yang akan dibahas antara lain :

1. Bagaimana Profil komunitas Punk dilokasi penelitian?

2. Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh komunitas Punk di lokasi Penelitian?

3. Faktor apa yang mendorong seorang menjadi bagian komunitas Punk?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah tersebut di atas, penulis mengadakan penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan profil komunitas Punk dilokasi penelitian.

2. Untuk mengemukakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Punk dilokasi penelitian.

3. Untuk menjelaskan faktor yang mendorong seorang menjadi bagian dari komunitas Punk.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, sumbangan informasi dan menambah khazanah pustaka. Secara teoretis, penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukkan dalam


(16)

7

pengembangan “Profil Komunitas Punk Dan Faktor Pendorong Menjadi Punk” serta pengembangan ilmu dalam bidang sosiologi.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat mengubah citra terhadap masyarakat yang menilai bahwa anak Punk merupakan anak jalanan, anak urakan, anak pergaulan bebas, anak berpakaian tidak sopan, anak dengan tidak mempunyai cara tatakrama, semaunya sendiri tanpa menghiraukan batasan-batasan, dan norma-norma terhadap aturan yang seharusnya dipatuhi oleh komunitas Punk.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasaarkan dengan kajian tentang komunitas Punk, penulis menemukan beberapa penelitian sejenis yang berupa hasil dari skripsi, tesis dan disertasi, antara lain :

Skripsi ini ditulis oleh Murti, dengan judul “Keberagamaan Komunitas Punk” dengan Mengkaji tentang realitas dan fakta sosial dalam keberagamaan komunitas Punk dilihat dari lebel negatifnya seperti Punk diidentikkan dengan anak jalanan, urakan mengkonsumsi seks bebas, minum-minuman keras, narkoba kerusuhan, dan prilaku menyimpang lainnya. 13

Isi dari penelitian ini adalah aspek agama yang tercermin terhadap prilaku kehidupan komunitas Punk yang menganut sistem anti kemapanan, dipersepsikan oleh masyarakat dari sisi negatif. Biasanya apa yang mereka peroleh dari agama tidak memuaskan keingintahuan, jawaban-jawaban atas segala persolan hidup yang mereka hadapi atau sebaliknya. Akan tetapi, pada implementasinya agama

13

Murti, Keberagamaan Komunitas Punk, (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negri Jakarta, 2007).


(17)

8

tidak menjadi pedoman dasar yang kuat bagi sebagian komunitas Punk ini dan juga sebagian anak Punk menganggap agama sebagai dasar untuk memotivasi dirinya agar tetap berusaha berprilaku baik, mencegah perbuatan yang buruk serta menjauhi segala larangannya dan menjalankan apa yang telah diperintahkan agama kepada pemeluknya.14

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh agama sangat besar dalam proses seorang menjadi komunitas Punk dan agama sangat berperan penting untuk mencegah dari perbuatan anak Punk dari dosa. Tetapi bagi sebagian anak lain mengatakan bahwa agama tidak mempunyai pengaruh “apa-apa” di dalam kehidupan, yang ada hanyalah kebebasan tanpa adanya aturan.

Kemudian, tesis yang ditulis oleh Bambang Hernawan dengan judul “Wacana Kritik Lirik Musik Rock”. Mengkaji tentang dibalik sebuah realitas kepentingan ekonomi sebagai alat kapitalisme, dalam sebuah teks musik dan lirik lagu musik rock itu diproduksikan untuk dapat mendistribusikan hasil dari lirik lagu kepada para penjual. Kemudian lirik lagu musik rock sangat diidentikan dengan nada dan kritik sebagai counter hegemoni (yang menyuarakan kebebasan). Padahal di dalam lirik tersebut sangat memboyong suatu kepentingan kapitalisme yang di dalam musik rock selalu terjadi ketimpangan yang artinya, bahwa pada dasarnya musik rock dan lirik lagunya tidak bisa dikatakan sebagai bentuk suatu realitas sosial, melainkan lebih kepada harga atau nilai yang terakum dalam selara pasar dan bisa disebut sebagai market.15

14

Ibid., h. 8. 15

Bambang Hernawan, Wacana kritik Lirik Musik Rock Studi Analisis Wacana kritikal Musik Undergraound, (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Jakarta, 2003). h. 10-15.


(18)

9

Isi dari penelitian adalah pemahaman musik rock di balik kata perlawanan merupakan bahasa dalam musik rock, yang diidentikan dengan menyuarakan kebebasan melalui kritikan berupa lirik lagu bercerita kondisi sosial masyarakat yang ada dan menggambarkan lirik lagu

Kesimpulannya dari penelitian ini adalah musik sangat berkembang pesat pada tahun 1950 sebagai sebuah musik populer yang disebut aliran musik rock

(musik yang dimainkan dengan nada dan irama keras), yang merupakan sebuah industri sangat kecil di dalam ruang lingkupnya. Namun, pada perkembangannya musik ini beralih fungsi dahulunya anti kemapanan, merubah bentuk menjadi sebuah aliran musik dengan gaya hidup anak muda cenderung hedonisme. Aliran musik rock juga bukanlah dianggap sebagai aliran musik yang benar, dan juga bukanlah aliran musik yang menunjukan kritik yang sesungguhnya. Di balik itu semua musik memang mempunyai suatu kepentingan pemilik modal bahwa musik adalah suatu industri yang masuk di dalamnya tertanam nilai-nilai pasar.16

Selanjutnya, penelitian yang ditulis oleh Fransiska Titiwening berjudul Punk: Masalah Identitas Dalam Metode Antropologi, yang mengkaji tentang komunitas punk juga merupakan hasil dari pembentukan media yang selalu berubah-ubah dalam waktu singkat, sehingga media juga menjadi permasalahan identitas paling penting dengan membawa pengaruh besar bagi kehidupan komunitas Punk dimasyarakat. Media juga dapat menyediakan banyak pilihan sekaligus dapat merubah identitas hasil bentukan media itu sendiri. Dalam hal ini

16


(19)

10

bahwa media juga mempunyai “batas” yang selalu berubah ubah, dimana komunitas punk juga merupakan hasil dari bentukan media.17

Isi dari penelitian tersebut adalah identitas menjadi permasalahan penting di dalam pembentukan karakter setiap individu komunitas Punk sehingga konflik antar komunitas Punk yang kerap terjadi saat ini dapat membentuk batasan identitas bagi komunitas Punk.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa media selalu menawarkan pandangan yang membentuk berbagai macam gaya hidup yang punya ruang sosial tersendiri didalam membentuk identitas dan media sangat berperan penting menentukan karakter anak Punk.

Skripsi yang berjudul “Perkembangan Musik Punk di Amerika” yang di tulis oleh Ahmad Fikri Hadi Mengkaji tentang masalah perkembangan musik Punk di Amerika pada periode 1974-1980. Pada tahun tersebut merupakan awal dari perkembangan musik Punk di Amerika yang ditandai munculnya grup band The Ramones sebagai grup band pertama beraliran musik Punk di Amerika. 18

Isi dari penelitian ini adalah perkembangan musik Punk tidak lahir sebagai sebuah aliran musik baru, melainkan sebuah gaya hidup anak Punk di Amerika dan sangat berkembang dalam bentuk perlawanan dinilai dari sikap anti kemapanan dalam lirik-lirik lagu yang mengkritik keadaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya pada saat itu. Musik punk juga dikenal sebagai musik yang sangat agresif dikarenakan musik punk identik dengan perlawanan anak muda

17

Fransiska Titiwening,: “Punk Masalah Identitas Dalam Metode Penelitian Antropologi,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Jakarta, 2001).

18

Ahmad Fikri Hadi, Perkembangan Musik Punk di Amerika. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok, 2008).


(20)

11

terhadap sebuah aturan dan norma-norma yang ada. Hal itu dapat terlihat dari gaya anak punk seperti orang kriminal, dan mencerminkan anak-anak muda yang pemberontak.

Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah Amerika sebagai kiblat perkembangan musik populer. Di antara beberapa perkembangan aliran-aliran musik yang populer pada saat itu adalah blue jazz, pop, rock, dan masih banyak aliran-aliran musik yang berkembang pada saat itu. Selanjutnya, perkembangan aliran musik tersebut terjadi kerena revolusi dalam dunia musik, revolusi tersebut diawali dengan dalam bentuk teknis seperti permainan, sound, dan media yang mendukung pada saat itu televisi, radio dan majalah, mulai berkembang setelah perang dunia II. Kemudian muncullah perkembangan musik khususnya Rock and Roll sekitar tahun 1960 ditandai dengan berbagai pergaulan bebas kaum remaja pada saat itu seperti, sex bebas, minum-minuman alkohol, penggunaan obat-obat terlarang. 19

Dari hasil beberapa penelitiaan di atas, maka ada pembedaan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis menemukan kajian keberagamaan komunitas punk, studi kasus komunitas Punk di Bintaro dengan hasil studi yaitu pada penelitiaan pertama di atas. Akan tetapi, penelitian tersebut melihat sejauhmana komunitas Punk dan anak-anak Punk memahami agama itu sendiri yang tercermin dari pola perilaku kehidupan anak-anak punk yang dianggap dan dipersepsikan oleh sebagian masyarakat mempunyai lebel negatif bahkan anti agama. Sedangkan penelitiaan yang dilakukan penulis adalah menggambarkan

19

Ahmad Fikri Hadi, Perkembangan Musik di Amerika. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok, 2008).h. 6.


(21)

12

profil komunitas Punk dan faktor pendorong menjadi Punk studi kasusnya komunitas Punk yang berada di Lenteng Agung melalui berbagai kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh komunitas Punk seperti, kegiatan-kegiatan komunitas Punk di dalam bermain musik, kegiatan komunitas Punk dalam membuat lirik lagu, kegiatan komunitas Punk dalam berkumpul, kegiatan komunitas Punk dalam berwirausaha, dan kegiatan komunitas punk dalam membuat tatto serta masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Punk Lenteng Agung. Dan Penulis juga menggambarkan adanya identitas diri komunitas punk melalui cara berpakaian anak-anak punk dalam berbagai atribut-atribut, aksesoris yang digunakan dan dipakai sebagai simbol-simbol yang ada pada komunitas Punk.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah fakta yang disadari, masuk ke dalam pemahamanan manusia dapat dibedakan dari suatu yang sudah menjadi, atau disiplin ilmu dengan menjelaskan dan mengkalisifikasikan sebuah fenomena yang terjadi tampak di depan kita. 20

Fenomenologi memahami bagaimana manusia mengkonstruksi dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Karena pemahaman tentang intersubjektivitas dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain. Kemudian makna yang kita ciptakan dapat ditelusuri berupa karya, pengalaman,

20

Engkus Kuswarno, Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh PenelitianPenelitian Fenomena Pengemis kota Bandung, (Bandung: Widya Padjajaran. 2009). h. 1-2


(22)

13

tindakan karya dan aktivitas yang kita lakukan. Akan tetapi, ada peranan orang lain di dalamnya.21

1. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah 7 orang anggota komunitas Punk yang berada di Lenteng Agung, dari 10 orang jumlah anak-anak punk yang berada di bescem komunitas Punk Lenteng Agung. Pemilihan Informan utama diambil dengan ciri yaitu sample secara acak tidak berurutan. Yang di dalamnya merupakan tekhnik sampling snowball bertujuan memperluas informasi sebanyak-banyaknya dan dapat dipilih untuk mendapatkan informasi yang diperoleh terlebih dahulu, sehingga dimulai dari satu menjadi makin lama semakin banyak dan sample ini tidak dapat ditentukan dengan berapa jumlahnya seorang responden.22

2. Jenis Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada anggota komunitas Punk dengan meneliti profil komunitas Punk dari berbagai jenis. Di antaranya adalah jenis kelamin, jenis usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jenis kegiatan, dan jenis aksesoris Punk. Sedangkan latar belakang komunitas Punk dapat dilihat dari faktor yang melatar belakangi seorang masuk ke dalam komunitas Punk dengan melalui beberapa faktor diantaranya sebagai berikut: faktor keluarga, faktor kemiskinan, faktor pertemanan, dan faktor lingkungan.

21

Ibid., h. 2. 22


(23)

14

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian pustaka dan sebagai pendukung dari data primer seperti, artikel, koran, majalah, sebagai sumber tertulis lainnya yang dibahas dalam penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diambil dari penelitian ini dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut: pengamatan (Observation), wawancara dan dokumentasi.

a. Pengamatan (observation) yaitu pencatatan secara sistematis terhadap suatu fenomena-fenomena yang diselidiki dan dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan mendatangi narasumber.

b. Wawancara adalah percakapan berupa tanya jawab berhadapan langsung dengan responden untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari responden. Wawancara ini dilakukan secara mendalam artinya suatu wawancara dan fokus permasalahan dalam penelitian ini.

4. Analisis dan Interpretasi Data

Dalam penelitian fenomenologi analisis data merupakan salah satu langkah paling penting untuk memperoleh temuan-temuan hasil penelitian dengan mendeskripsikan peristiwa atau fenomena yang dialami langsung oleh informan secara menyeluruh melalui wawancara dan pengalaman agar orang-orang dapat memahami topik dari setiap pernyataan-pernyataan yang memiliki nilai setara, sehingga pernyataan-pernyataan tersebut akan


(24)

15

menjadi unit-unit bermakna yang kemudian mengelompokan setiap unit makna ke dalam tema-tema tertentu.

G. Sistematika Penulisan

Supaya penulisan mendapat hasil penelitian secara objektif dan mudah untuk dipahami, serta memberikan gambaran yang lebih jelas tentang materi yang terkandung di dalam skripsi ini. Penulis menyusun sistematika sebagai berikut :

Pada Kesatu, ini membahas pendahuluan yang mencakup tentang latar belakang masalah. Pembatasan masalah dan perumusan masalah. Tujuan penelitian. Tinjauan Pustaka, kegunaan penelitian, secara teoritis dan praktis, serta Sistematika penelitian.

Bab kedua, ini membahas tentang landasan teori definisi fenomenologi. Sejarah fenomenologi, tinjauan sosiologi tentang beberapa faktor masalah sosial seperti, faktor keluarga, faktor pertemanan, faktor kemiskinan dan faktor lingkungan.

Bab ketiga, ini membahas profil komunitas Punk Lenteng Agung, Sejarah terbentuknya komunitas Punk, keanggotaan komunitas Punk, Identitas diri anak Punk dengan simbol-simbolnya, Tingkat sosial dan ekonomi, komunitas Punk dalam aksi panggung, penilaian masyarakat terhadap komunitas Punk.

Bab keempat, ini membahas hasil penelitian komunitas Punk, kegiatan-kegiatan positif komunitas Punk, berupa kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan Punk dalam bermusik, kegiatan Punk dalam membuat lirik lagu, kegiatan Punk dalam berwirausaha, dan kegiatan Punk dalam berkumpul dan kegiatan punk membuat tatto dan faktor yang


(25)

16

mendorong seseorang menjadi komunitas Punk seperti, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor kemiskinan dan faktor pertemanan.

Bab kelima, ini membahas penutup yang berisikan kesimpulan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.


(26)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Sosialogi Tentang Beberapa Faktor Masalah Sosial 1. Faktor Keluarga

Keluarga terdiri dari Ibu, Bapak, Saudara kandung dan dapat mencakup Nenek, Kakek, Paman, Bibi dan lain-lainnya yang merupakan agen sosial. Menurut Gertrude Jacger (1977) dengan mengatakan bahwa di era modern ini suatu peranan yang paling penting dalam agen sosial terletak pada kedua orang tua terhadap anak itu sendiri. Bagaimana orang tua dan keluarga dapat membuat situasi dan kondisi dirumah lebih nyaman bagi perkembangan anak.23

Kemudian, keluarga juga adalah suatu kelompok masyarakat yang mempunyai hubungan emosional, kekerabatan, perkawinan dan hubungan darah baik berkaitan dengan Bapak, dan Ibu. Keluarga juga dapat menentukan hubungan baik dengan sesama anggotanya jika kebahagian serta kemakmuran, akan selalu tetap terjaga dan selalu ada disetiap anggota dalam ikatan keluarga. Keluarga juga sangat mempunyai jaringan sosial yang lebih besar, dikarenakan pengawasan dari orang, tua, dan saudara-saudara kita untuk dapat memberikan perhatian, kritik, saran, perintah,

23

Kamanto Sunarto Pengantar Sosiologi (Jakarta: Edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004), h. 26.


(27)

18

pujian, rayuan dan peringatan atau ancaman, agar kita sebagai anak-anaknya dapat menunaikan segala kewajiban yang telah di amanatkan kedua orang.24

Selanjutnya beberapa fungsi keluarga yang telah diidentifikasikan oleh Horton dan Hunt adalah sebagai berikut:

1. Keluarga dapat berfungsi sebagai pengatur dorongan seks, dalam artian bahwa tidak ada satu pun anak yang melakukan hubungan seks dan memperbolehkan hubungan seks. Tanpa adanya status perkawinan.

2. Kelurga berperan penting untuk mengawasi dan mengatur anak di dalam menuntukan sifat, dan karekter bagi itu sendiri

3. Keluarga berfungsi untuk memberikan perhatian, cinta kasih dan kasih yang tulus kepada anak-anaknya dan jika keluarga tidak dapat memberikan kasih sayang serta perhatian kepada anak, maka yang ada anak dapat melakukan berbagai tindakan penyimpangan

4. Keluarga berfungsi untuk memberikan rasa nyaman, aman dan perlindungan terhadap anak-anaknya

5. Keluarga juga berfungsi untuk memberikan keturunan anak. 6. Keluarga berfungsi untuk memberikan status sosial kepada anak

dan hubungan kekerabatan. 25

24

William J. Goode. Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum Hasyim (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 2-4.

25

Kamanto Sunarto Pengantar Sosiologi (Jakarta: Edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004), h. 66.


(28)

19

Menurut tokoh sosiologi yang bernama Plato ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah dan penyimpangan di dalam sebuah keluarga pertama, bahwa masing-masing individu dalam keluarga dapat mengembangkan sikap dan tingkah lakunya dirinya sendiri dalam sistem keluarga yang mapan, hal tersebut mereka tidak dapat mengatasi dan menyelesaikan segala permasalahan dengan baik dan tidak dapat menyesuaikan diri dari apa yang dihadapinya di dalam kehidupan. Kedua, adanya sebuah konflik pertikaian dan pertengkaran di antara keluarga sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan baru dalam kedua belah pihak yang membuat adanya perubahan di dalam sistem keluarga.26

Carut marut dan kekacauan dikeluarga juga mempengaruhi seseorang dalam satu unit keluarga berikut ini adalah beberapa macam kekacauan yang di alami keluarga di antaranya:

1. Ketidaksahan yang berarti pada dasarnya suami sebagai kepala rumaha tangga tidak dapat menjalankan tugasnya serta kewajibannya yang sesuai pada peranannya.

2. Adanya perceraian di antara suami dan istri membuat salah satu di antara mereka tersebut memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan sehingga adanya sebuah kewajiban dan peranannya yang berhenti diakibatkan perceraian.

3. Keluarga yang satu sama lain tidak ada hubungan interaksi, saling tegur sapa dan dalam setiap anggota-anggotanya masih

26

William J. Goode. Hasyim Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007). h. 10-11.


(29)

20

tetap tinggal dalam satu rumah membuat tidak adanya hubungan emosianal satu sama lainnya.

4. Adanya di antara keluarga suami dan istri yang terpecah belah satu sama lainnya yang disebabkan salah satu dari mereka telah meninggal dunia, berpisah karena terkena kasus yang mengakibatkan salah satu di antara mereka dipenjara, depresi, dan bencana.

5. Adanya suatu peran yang sangat tidak diinginkan bagi hampir masing-masing keluarga yang disebabkan karena sakit jiwa, keterbelakangan mental dan penyakit yang sangat parah dan terus menerus.27

Sebaliknya, jika perpecahan di antara keluarga atau (disorganisasi)

yang diakibatkan adanya konflik pertikaian antara suami dan istri yang mengakibat terjadinya perceraian di antara kedua belah pihak akan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan kondisi anak sehingga anak mencari pelarian sebagai bentuk kekecewaan terhadap kedua orang tua dan disorganisasi di dalam keluarga terjadi karena adanya konflik peranan sosial yang berbeda atas dasar perbedaan, ras, agama dan fakto ekonomi.28

Jika di antara suami dan istri dalam sebuah keluarga menemukan kebahagian di dalam rumah tangganya dengan cara membesarkan anak, maka anak akan mempunyai kebahagian dalam keadaan rumah tangga orang

27

William J. Goode. Hasyim Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),h. 184-185.

28

Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 324.


(30)

21

tua dan kemungkinan besar anak akan tumbuh sehat bahagia secara psikologis. Akan tetapi, jika seandainya anak yang dilahirkan dari kondisi keluarga yang dilatarbelakangi karena perceraian antara Ibu dan Bapaknnya. Maka kehidupannya pun akan mengalami banyak perubahan membuat remaja atau anak akan menentukan pilihan hidupnya sendiri dan kebanyakan para anak-anak remaja pada saat ini ditujukan dengan kenakalan remaja yang disebabkan hubungan rumah tangga kedua orang tuanya mengalami perceraian, tetapi ada juga kenakalan yang diakibatkan bukan terjadinya perceraian di antara kedua orang tua melainkan lalainya orang tua mengawasi anak-anak remajanya dalam pergaulan.29

2. Faktor Pertemanan

Persahabatan atau pertemanan adalah sebuah kelompok yang mempunyai ketergantungan hubungan antar individu yang satu dengan yang lainnya di tandai adanya hubungan emosioonal, keakraban saling percaya, mencurahkan hati perasaan, pemikiran, pengalaman dan dapat saling menerima satu sama lainnya. Dan teman juga dapat melakukan berbagai kegiatan-kegiatan secara bersama-sama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan keterampilan, bakat dan kemampuan, potensi diri, harga diri, dan berbagai kegiatan lainnya yang mengasah bakat dan potensi yang teman lain dapat memiliki serta pertemanan dan persahabatan juga akan memperoleh dukungan, semangat, bantuan, curahan dari teman-teman

29

William J. Goode. Hasyim Sosiologi Keluarga. Penerjemah Lailahanoum(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 204.


(31)

22

lainnya apabila ada seorang teman yang sedang mengahadapi permasalahan.30

Menurut tokoh yang bernama Gottman dan Parker menjelaskan fungsi persahabatan antara lain sebagai berikut:

1. Dalam sebuah persahabatan teman selalu dapat menemani dalam berbagai kegiatan-kegiatan teman lainnya.

2. Adanya motivasi dari sahabat jika seorang teman remaja sedang mengalami permasalahan yang membuat teman menjadi motivator untuk memberikan bantuan, saran-saran, arahan untuk mencapai pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh teman

3. Pengorbanan sahabat sangat dibutuhkan dalam pertemanan baik itu pengorbanan uang, waktu, tenaga, pikiran, terhadap seorang sahabatnya ketika sahabatnya membutuhkan bantuan dan pertolongan teman.

4. Saling perhatian antara sahabat agar terciptanya keutuhan dalam membina pertemanan

5. Persahabatan juga bisa dijadikan oleh seorang remaja untuk mengeluarkan bakat serta kemampuan yang ada dalam dirinya untuk dapat mengembangkan potensi sesuai keahlian yang dimiliki sehingga jika ada kekurangan dalam diri

30


(32)

23

seorang remaja teman dapat dijadikan bahan evaluasi untuk merubah dirinya berbuat lebih baik darapada sebelumnya. 6. Persahabatan juga dapat selalu memberikan rasa aman,

nyaman keakraban, kepercayaan, hubungan emosiaonal yang lebih dekat lagi agara dalam suasan keakraban tersebut dapat mengungkapkan berbagai perasaan, pemikiran dan pengalaman masing-masing individu.31

Terkadang persahabatan dan pertemanan juga dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif bagi perkembangan remaja itu sendiri. Seorang remaja jika tidak bisa memanfatkan waktu untuk melakukan berbagai kegiatan positif maka yang ada adalah seorang remaja akan terjerumus masuk ke dalam perilaku dan tindakan negatif yang melanggar norma-norma sosial, pada akhirnya remaja tersebut memalukan nama baik keluarga itu sendiri.

Contohnya dari perilaku dan tindakan remaja yang mengara kepada hal-hal negatif seperti, sex bebas, pergaulan bebas, dan remaja sering memakai narkoba serta meminum-minuman keras. Dan jika seorang remaja memanfaatkan waktu luang dengan berbagai kegiatan-kegiatan positif seperti, bernyanyi, bermain gitar, membaca buku, mendengarkan musik menonton film, dan berolah raga baik itu dalam suatu kelompok remaja maupun antar individu remaja itu sendiri. Maka remaja tersebut

31


(33)

24

dapat mengembakan potensi dirinya sesuai bakat dan kemampuan yang ada pada dirinya.

Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja antara lain:

a. Kondisi keluarga yang carut marut mengakibatkan terjadinya konflik, perceraian, pertengkaran di dalam keluarga.

b. Kurangnya rasa perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya.

c. Status sosial ekonomi kedua orang tua yang notebenenya berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah.

d. Tidak adanya penerapan aturan tata tertib atau disiplin yang diperlakukan orang tua terhadap anak.32

Teman juga merupakan faktor terpenting di dalam menentukan segala bentuk pergaulan apalagi teman umur, dan seangkatan bagi anak remaja. Baik teman bermain, teman bergaul maupun teman disekolah. Kebanyakan anak remaja saat ini suka bergaul dengan teman seumur secara bersama-sama atau ngumpul disuatu tempat beramai-ramai, berkelompok antar teman yang satu dan yang lainnya sama-sama mempunyai motif serta peran yang sama dalam penyesuaian diri. Teman juga dapat mempengaruhi seorang teman yang lain untuk mengikuti ajakan bergabung kedalam suatu kelompok.33

32

Ibid., 109-111. 33

Adiy Anugrahadi, “Pengaruh Komunitas Punk Terhadap Prilaku Remaja,” artikel diakses Pada 10 November 2011 dari Http://Siswa.UnivPancasila.ac.id/Musik/2010/12/01/pengaruh-komunitas-punk-terhadap-prilaku-remaja-indoensia/.


(34)

25

3. Faktor Kemiskinan

Kemiskinan dapat digambarkan dengan taraf hidup rendah yang artinya bahwa penghasilan dan pendapatan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan kemiskinan dikatakan menurut beberapa tokoh di antaranya sebagai berikut: pertama, Emil Salim mengatakan bahwa seseorang, keluarga dapat dikatakan miskin apabila kebutuhan untuk memenuhi kehidupannya sangat rendah seperti kebutuhan pangan, kebutuhan papan, kebutuhan, pakaian, kebutuhan tempat tinggal dan lain-lainnya. Sedangkan yang kedua, menurut Suparlan ia mengatakan bahwa kemiskinan dapat dikatakan sebagai suatu standar kebutuhan hidup yang sangat rendah. Dikarenakan keluarga, masyarakat atau seseorang yang mengalami kemiskinan tingkat ekonominya rendah dibandingkan standar kebutuhan ekonomi masyarakat pada umumnya. Taraf hidup rendah dan standar kebutuhan hidup rendah sangat berpengaruh bagi kesehatan, kehidupan moral dan harga diri yang dapat dikategorikan meraka yang miskin.34

Beberapa aspek yang melatarbelakangi kemiskinan di dalam suatu kehidupan masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu aspek sosial dan ekonomi. Aspek sosial dapat dikategorikan sebagai adanya ketidaksamaan dan perbedaan status sosial antar sesama warga dan masyarakat misalnya, perbedaan jenis usia, jenis kelamin, ras dan suku bangsa berdasarkan dari

34


(35)

26

pelapisan sosial yang berada di masyarakat pada umumnya. Ada tiga unsur faktor penyebab kemiskinan menurut pendapat umum adalah sebagai berikut:

1. Kemiskinan yang disebabkan karena mental seseorang atau aspek badaniah yang artinya seseorang yang tidak sehat jasmanninya (cacat). Mereka melakukan pekerjaannya dengan cara mengemis, dan meminta-minta hal tersebut mereka lakukan untuk berprofesi dan bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan kemiskinan yang disebabkan mental seseorang dikarenakan mereka malas untuk bekerja..

2. Kemiskinan disebabkan bencana alam artinya bahwa seseorang atau masyarakat yang sedang tertimpa musibah bencana alam, mereka sudah tidak mempunyai tempat tinggal dan harta benda lagi.

3. Kemiskinan buatan yang artinya kemiskinan itu dipandang oleh orang sebagai takdir dari tuhan serta menerima apa adanya yang diberikan tuhan tanpa didasari dengan usaha.

Selanjutnya, faktor kemiskinan diidentikan dengan faktor ekonomi di mana kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan seseorang yang tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan seseorang tersebut, tidak dapat memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupannya serta tidak mampu memanfaatkan keahlian, kemampuan, tenaga maupun fisiknya. Kemiskinan dianggap sebagai suatu masalah sosial yang sangat krusial muncul dalam masyarakat pada umumnya. Seseorang


(36)

27

bisa dikatakan miskin bukan karna ia kurang makan, pakaian, bahkan mempunyai rumah. Akan tetapi, seseorang dapat diakatakan miskin karena pemilikan hartanya dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jakarta. Seorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, kulkas, televisi, motor, rumah, komputer dan lain-lainya sehingga lama-kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan tolak ukur bagi keadaan sosial-ekonomi seseorang.35

Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan pada intinya kemiskinan sangat berkaitan langsung dengan struktur ekonomi, budaya, sosial dan politik sehingga mereka yang miskin harus dapat diberikan pekerjaan yang layak dan penghasilan yang cukup.36

4. Faktor Lingkungan

Dalam tinjauan sosiologis yang lebih memusatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar dan menyoroti berbagai peranan penting lingkungan dalam mempengaruhi tumbuhnya motivasi serta keberhasilan anak-anak remaja. Diantara berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi Lingkungan-lingkungan tersebut adalah sebagai berikut :

i. Orang tua, saudara-saudara, dan kerabat dekat ii. Kelompok sepermainan

iii. Kelompok pendidik (sekolah)37

35

Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 320.

36

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991).h. 329. 37

Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 386.


(37)

28

Orang tua, saudara, dan kerabat merupakan salah satu lingkungan paling dekat yang sangat berhubungan dengan anak, dalam lingkungan keluarga anak dapat mengenal lebih jauh lagi tentang pergaulan hidup dan dunia yang ada disekitarnya serta anak dapat bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungan keluarga berdasarkan atas kasih sayang yang diberikan keluarga dan anak didik oleh lingkungan keluarga untuk mengenal nilai-nilai, seperti, nilai ke disiplinan, nilai ketertiban dan ketentraman, nilai keakhlakan dan nilai-nilai lainnya. Sebaliknya jika lingkungan kelurga tidak mengajarkan apa-apa terhadap anak, maka akan berakibat buruk bagi pengaruh perkembangan psikologis anak, sehingga anak dapat berpaling dari lingkungan keluarga ke lingkungan yang lainnya.38

Teman seusia, sebaya, sepermainan juga sangat mempengaruhi perilaku kehidupan remaja saat ini dalam lingkungan sepermainan walaupun dalam masa itu seorang remaja sudah mempunyai sahabat-sahabat, teman-teman dekat. Sahabat dekat itu adalah, anak tetangga, anak kerabat dan seterusnya. Biasanya dalam lingkungan sepermainan anak-anak remaja selalu berkumpul bersama-sama membuat sebuah kelompok pertemanan berjumlah 3 sampai dengan 5 orang, serta lingkungan sepermainan dalam kelompok remaja mempunyai pengaruh positif dan negatif yang sangat besar dalam menentukan pilihan hidupnya, sikap dan tingkah laku bagi remaja itu selalu sendiri datang dari teman sebaya, seusia dan teman sepermainan. Contoh peranan positif lingkungan

38


(38)

29

sepermainan bagi prilaku remaja seperti, remaja dapat mengembangkan potensi, keahlian dan bakatnya yang dimiliki untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sepermaian dan lain-lainnya. Sedangkan peranan negatif bagi perkembangan remaja dalam lingkung sepermainan sebagai berikut, adanya pengaruh dari teman-teman sepermainan untuk mencoba dan melakukan hal-hal negatif cenderung mengarah kepada pergaulan bebas, minum-minuman keras, sex bebas dan lainnya.39

Peranan lingkungan sekolah atau pendidik sangatlah mempunyai peran yang sangat lebih luas di dalam membentuk sebuah karakter anak didik seperti, anak didik dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya, anak didik dapat membentuk sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang dianggap baik, anak didik dapat belajar bekersama bersama-sama teman-temannya serta kelompoknya, anak didik dapat memperoleh pengajaran yang baik dari lingkungan sekolah dan para gurunya terhadap segala bentuk pengajaran yang dilakukan oleh para pendidik agar anak didik dapat berkembang dan berfikir maju.40

Menurut Jackson guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik siswa-siswa agar dapat memajukan siswa-siswanya di dalam perkembangan anak didik dibandingkan organisasi sekolah yang di mana guru selalu bertemu dengan anak didiknya pada waktu guru mengajar di kelasnya.41

39

Ibid., h. 389-390. 40

W.A. Gerungan. Psikologi Sosial,(Bandung: PT Refika Aditma, 2004). h. 205-207. 41


(39)

30

Sedangkan menurut Hetzer bahwa peranan seorang guru menggunakan metode-metode pengajarannya terhadap anak didiknya,. dengan mengajarkan metode-metode yang digunakan oleh guru untuk mengajak anak-anak didiknya agar selalu bekerja, dan lain-lainnya. Dapat menjamin anak didiknya akan kemajuan dan perkembangan jiwa bagi anak didik itu sendiri.42

. Jika anak sudah memasuki masa sekolah SMP dan SMA peranan Guru sebagai pengajar dan pendidik dibatasi dengan berbagai peranan anak didik. Akan tetapi, nasehat serta bimbingan guru masih sangat berperan terhadap anak didik, agar anak didik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan sebaik-baik mungkin. Pada tahapan inilah anak didik mulai menemukan jati dirinya dimasa remaja dengan membentuk sifat, karakter, perilaku dan tindakan kepribadiannya menuju kearah lebih mandiri. Pada tahapan ini juga anak didik mulai mencoba sesuatu hal-hal baru dalam dunia kehidupannya dengan apa yang diinginkan oleh remaja. Bahkan, jika menurut pemahaman guru yang tidak sepaham dengan dirinya anak didik mencoba untuk memberanikan diri dengan mengkritik guru tersebut.43

42

Ibid., h. 208. 43

Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 391.


(40)

31

BAB III

PROFIL KOMUNITAS PUNK LENTENG AGUNG

A. Sejarah Terbentuknya Komunitas Punk

Mike dan beberapa teman-teman lainnya adalah seseorang mahasiswa yang duduk dalam bangku kuliah, Jurusan dan Univesitas Grafika Jakarta sama. Tepatnya tahun 1996, mereka juga aktif sebagai aktivis mahasiswa diberbagai organisasi pergerakan mahasiswa pada saat itu yang bernama AFRA (Anti Fasis dan Rasisme).

Mike dan beberapa teman-teman lainnya juga memutuskan untuk keluar dari AFRA (Anti Fasis Dan Rasis) tepatnya sekitar tahun 1997. Dikarenakan organisasi tersebut sudah tidak sepaham lagi, serta orientasi dan cita-cita organisasi sudah keluar dari batasan-batasasan dan nilai-nilai perjuangan aktivis pergerakan pada saat itu. Yang ada adalah organisasi tersebut selalu memperebutkan kepentingan-kepentingan politik praktis, baik kepentingan organisasinya maupun kepentingan individu.Kemudian, setelah Mike dan beberapa teman lainnya keluar dari organisasi AFRA mereka mencoba membentuk organisasi baru yang bernama JAFA NUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara), berideologikan sebuah persamaan, kesamaan, visi misi melihat suatu ideologi anarkisme yang sangat berkaitan erat dengan ideologi sosialisme.44

Seiring dengan berjalannya waktu selanjutnya, Mike dan beberapa teman lainnya juga tidak dapat bertahan lama dalam tubuh organisasi

44


(41)

32

JAFA NUS (Jaringan Anti Fasis Nusantara). Dengan mencoba berkumpul, berinisiatif untuk membuat sebuah kelompok atau komunitas yang bernama komunitas Punk. Mike beserta teman-teman lainnya mempunyai motif, tujuan, harapan, semangat yang sama untuk membentuk sebuah komunitas atau kelompok yang bernama Punk. Diidentikan sebagai anak muda yang haus akan segala bentuk ketidakadilan, kekejaman, kekerasan, dari segala bentuk penindasan, diskriminasi lainnya yang dilakukan oleh penguasa, aparat TNI/PORLI, serta pemerintah terhadap masyarakat pada saat itu.45 Komunitas Punk ini muncul pada 22 Desember 1997 yang bertepatan dengan memperingati hari Ibu pada saat itu.46

Sebenarnya antara AFRA, JAFA NUS, mempunyai sebuah perbedaan-perbedaan, visi, dan misi serta tujuan yang sangat berbeda satu sama lainnya. Sehingga wajar saja jika perbedaan dan perdebatan yang sangat panjang dalam tubuh kedua organisasi tidak menjadikan halangan dan perpecahaan diantara kedua organisasi tersebut. Perbedaan dan perdebatan itu dianggap sebuah bentuk kepercayaan, dinamika kehidupan, dan menumbuhkan solidaritas sosial yang tinggi diantara kedua organisasi tersebut untuk bersama-sama membangun sebuah organisasi yang menganut paham-paham Ideologi anarkisme, dan kebebasan. Walaupun perdepatan-perdepatan panjang selalu muncul ditubuh kedua organisasi tersebut. Akan tetapi, dari sebuah perbedaan dan perdebatan yang ada di dalam kedua organisasi tidak selalu ingin menghancurkan semangat kedua

45

Wawancara dengan Mike, Lenteng Agung, 30 Juli 2011. 46


(42)

33

organisasi di dalam berorganisasi untuk melakukan sebuah pergerakan-pergerakan.47

Tabel 1 Profil Singkat Anak Punk Informan

No Nama

Jenis

Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

Lama Menjadi Anggota Punk

1 Umam Laki-laki 31 SMA Wirausaha

Mengenanya pada masa SMA Tahun 1996

2 Dede Laki-laki 20 SMP Pengangguran

Tahap Sekolah Dasar

3 Riswan Laki-laki 14 SD Pengamen 2010

4 Ambon Laki-laki 17 SMP Pengamen Dari Tahun 2001

5 Ebeth Laki-laki 21 SMP Seniman Dari Usia 6 Tahun

6 Sinyo Laki-laki 32 SMA Wirausaha Dimulai dari 2007

7 Mike Laki-laki 34 SMA Wiraswasta Pada Tahun 1997

Sumber : Wawancara dan pengamatan 10 Juni-31 Juli 2011

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah diteliti penulis dari 10 orang anggota komunitas Punk. penulis hanya dapat di mewawancari 7 orang anak Punk yang beraada di Lenteng agung seperti digambarkan singkat pada tabel tersebut beberapa data tentang anak-anak punk informan terdiri dari jenis kelamin dan usia anak-anak punk yang berusia di atas 30 tahun berkisar 3 orang, 20 tahun 2 orang dan sisanya berkisar di bawah 20 tahun, 2 orang.

47

Fajar Redite Syamsi. “Peran Musik Sebagai Media Propaganda Politik Dalam Pembentukan Opini Publik (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2006). h . 39.


(43)

34

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan informan seperti digambarkan singkat pada tabel di atas, dapat disimpulkan beberapa data tentang anak-anak Punk yang mengenyam pendidikan di atas rata-rata seperti, 3 orang informan mengenyam pendidikan SMA, 3 orang informan mengenyam pendidikan SMP, dan 1 orang informan mengenyam pendidikan SD.

Kemudian, jenis usia, dan pendidikannya seorang anak punk juga akan mempengaruhi dari tingkat keahlian dan keterampilan anak-anak tersebut dilihat dari pekerjaan sehari-hari anak Punk berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis di antaranya 2 orang sebagai wirausaha, 1 orang sebagai wiraswasta, 2 orang sebagai pengamen 1 orang sebagai pengangguran dan 1 orang sebagai seniman.

Selanjutnya, seorang anak-anak Punk berdasarkan tabel di atas dilihat dari lamanya menjadi anggota komunitas Punk di antaranya sebagai berikut: 3 orang di atas 10 tahun dan 1 orang 10 tahun menjadi anggota komunitas Punk, dan sisinya 3 orang menjadi anggota komunitas Punk di atas 1 tahun sampai dengan 5 tahun menjadi anggota komunitas Punk.48

B. Keanggotaan Komunitas Punk

Pada awal berdirinya komunitas Punk Jakarta yang bernama (YO), mereka menerapkan penerimaan anggota baru melalui kegiatan-kegiatan seperti, ospek yang diadakan dikampus mereka. Dengan sistem proses kaderisasi atau sering disebut sebagai perekrutan yang berarti setiap orang

48


(44)

35

wajib mendoktrin, mengajak mahasiswa dan mahasiswi yang berada dikampus tersebut untuk masuk ke dalam sebuah komunitas Punk.

Seiring berjalannya waktu proses kaderisasi yang digunakan oleh komunitas punk Jakarta (YO), tidak dapat menuai hasil yang memuaskan, dikarenakan seleksi penerimaan anggota yang sangat ketat dan aturan yang diberlakukan pada saat itu dalam proses kaderisasi terlalu selektif dan banyak aturan, sehingga membuat sebagaian orang tidak mau mengikuti proses kaderisasi serta membuat para anggotanya yang sudah masuk ke dalam komunitas punk berinisiatif untuk keluar dari komunitas Punk Jakarta (YO), kemudian anggota anak-anak Punk yang keluar dari komunitas punk (YO) membuat sebuah komunitas Punk baru.49

Setelah komunitas Punk Jakarta sudah tidak membuat perekrutan anggota baru dengan proses kaderisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas. Setiap komunitas Punk pada saat ini mencoba untuk merubah struktur tidak terarah bagi masing-masing anggota kelompoknya. Dikarenakan Punk juga bukan merupakan kelompok yang lebih menginginkan setiap anggotanya untuk merekrut, mendoktrin dan mengajak orang banyak untuk masuk kedalam suatu komunitas punk. Dalam kelompok komunitas punk ini bukan sebuah kelompok organisasi-organisasi kemahasiswaan, atau organisasi-organisasi ektra dan intra kampus yang selalu memprioritaskan proses pendidikan atau regenerasi kepada semua orang yang ingin masuk dalam dunia punk tidak seperti komunitas Punk

49

Fathun Karib ”Sejarah Komunitas Punk” artikel ini diakses pada 26 Desember 2010 dari

Http://www.jakartabeat.net/musik/kanal-musik/ulasan/147-sejarah-komunitaspunk-jakarta- bagian-2.html


(45)

36

Jakarta yang pada saat itu komunitas punk Jakarta membuat proses kaderisasi.

Walaupun komunitas Punk ini tidak mempunyai struktur yang jelas dan tidak memakai sistem kaderisasi dalam suatu kelompoknya, seperti organisasi-organisasi dan komunitas-komunitas lainnya pada umumnya mempunyai struktur dan pembagian kerja yang jelas pada setiap anggotanya. Akan tetapi, anak-anak Punk dan komunitas-komunitas Punk ini sudah mempunyai pembagian kerja yang sangat jelas bagi masing-masing anak-anak Punk. hal itu dapat dilihat sesuai kemampuan, keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh setiap anak-anak Punk dalam bidang tertentu. Komunitas Punk dan anak-anak Punk ini sangat menjunjung tinggi salah satu orang yang merasa dituakan, dihargai, dan dihormati oleh para anggota komunitas Punk baik komunitas punk ini maupun komunitas Punk lainnya. Komunitas punk ini beranggotakan 8-10 orang anggota komunitas Punk. Seperti yang telah dituturkan oleh seorang informan.

“8-10 Orang anggota komunitas punk, Mike yang mempelopori terbentuknya komunitas punk”. 50 Para personil komunitas Punk yang berada di Lenteng Agung berkisar rata-rata 8 sampai dengan 10 orang, bahkan di antara jumlah di atas tersebut, ada sebagaian anak-anak punk yang tidak menetap di bascem (tempat tinggal komunitas Punk). Bisa jadi jumlah tersebut melebihi dari

50


(46)

37

10 orang dikarenakan silih bergantinya dan ada yang datang maupun ada yang pergi meninggalkan bascem tersebut. Terkadang ada juga jumlah komunitas Punk yang berada di Lenteng Agung yang berdomisili di daerah Lenteng Agung di mana sebagian anak-anak punk tersebut menetap dan bertempat tinggal masih dalam satu lingkungan dengan komunitas Punknya.

C. Identitas Diri Anak Punk Dengan Simbol-simbolnya

Komunitas Punk dalam berpakaiannya merupakan suatu identitas dirinya dengan menunjukan solidaritas terhadap sesama kaum yang masih tertindas dengan cara berpakain yang mereka kenakan juga adalah bentuk dari simbol keberpihakan Punk pada kaum tertindas, sehingga wajar saja jika identitas diri anak Punk ditunjukan pada berbagai atribut yang digunakan di dalam tubuh masing-masing anak Punk. Diantara simbol-simbol anak Punk adalah sebagai berikut :

1. Rambut bergaya Mohawaks adalah rambut yang dibuat berbentuk seperti duri keatas. Gaya ini merupakan pengadopsian dari asli suku Indian yang dibantai habis oleh orang kulit putih di Amerika, serta cermin dari keberpihakan dalam memperjuangkan hak-hak Punk terhadap suku Indian di Amerika.51

2. Spike kulit yang mereka kenakan dipakai pada pergelangan tangan

adalah sebagai simbol pengikat tangan terpidana mati pada kursi

51

Fajar Redite Syamsi. “Peran Musik Sebagai Media Propaganda Politik Dalam Pembentukan Opini Publik (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2006).


(47)

38

listrik digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik oleh diktator di negara-negara barat pada masa itu.

3. Sepatu Boots yang mereka selalu dipakai oleh anak-anak Punk, biasanya dipakai juga oleh prajurit tentara dan kepolisian sebagai bentuk dari arogansi militer terhadap kaum minoritas. Oleh karena itu sepatu boots diidentikan dengan simbol-simbol bahwa komunitas Punk akan siap menghadapi segala rintangan apapun termasuk hukuman dan kesulitan secara ekonomi.

4. Rantai dan gembok adalah simbol dari bentuk dari rasa solidaritas antar sesama anak-anak Punk dan kekuatan komunitas Punk untuk melawan segala bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh para penguasa. Sebagai bentuk simbol kesatuan yang utuh antara komunitas Punk. Faktanya komunitas ini sangat kuat tidak diskriminasi dengan membeda-bedakan, suku, ras dan kelas baik kelas menengah maupun kelas bawah itu sendiri.

5. Celana Jeans Ketat yang diidentikan simbol dari himpitan komunitas Punk terhadap lingkungan dengan menghalang-halangi mereka pada saat aksi panggung dan merupakan sebuah simbol tentang kemerdekaan, kebebasan gerak, berekspresi dan ide para komunitas Punk.

6. Tatto adalah simbol kekuasaan atau kekuatan terhadap fisik bagi setiap anak-anak Punk yang menggunakan tatto di dalam tubuhnya.


(48)

39

Selanjutnya, anak-anak Punk percaya bahwa lewat tatto mereka memiliki kekuasaan penuh terhadap tubuh. Selain itu, tatto juga menyimbolkan sebagai bagian dari citra rasa seni yang mayoritas kaum berasal dari kaum menengah kebawah dan menengah.

7. Pierching biasa yang disebut dengan (tindikan) adalah sebagai simbol kekuatan atas tubuh dan merupakan perlawanan penderitaan terhadap rasa sakit yang mereka kenakan di dalam tubuh mereka.

8. Eye shadow adalah sebuah simbol dari berbagai pemahaman yang

ada dilihat dari cara pandang anak-anak Punk melihat masa depan yang suram. Bagi anak-anak Punk masa depan terlihat suram, seakan-akan mereka akan menjadi golongan kelas bawah sampai pada akhir hidupnya.52

Berbagai Atribut-atribut diatas yang digunakan oleh anak punk seperti kalung, gelang, rantai, gelang, rambut bergaya mohawks, celana jeans ketat, pierching (tindikan), gembok, peneti, sepatu booth, sabuk, eye

shadow, merupakan sebagai bentuk simbol-simbol dan identitas anak-anak

Punk dalam berpenampilan serta sebagai bentuk perlawanan, anak-anak Punk terhadap para penguasa yang dilakukan secara tidak adil dan berprikemanuasiaan.53

D. Tingkat Sosial Dan Ekonomi

52

Giam Nurill, “This Is Punk,” artikel diakses pada 10 November 2011 dari

Http://www.penahitam.web.id/2011/04/this-is-punk.htm1. 53

Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk,” (Skripsi S1 Fakultas ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negri Jakarta, 2007).


(49)

40

Punk merupakan sebuah kelompok anak muda yang mengajarkan sikap toleransi, saling menghormati, dan saling menghargai satu sama lainnya. Baik antar individu maupun antar sesama kelompok komunitas Punk. Tingkatan sosial komunitas punk diidentikan dengan adanya sebuah kebersamaan (equality), dan solidaritas sosial yang tinggi antar sesama anak Punk untuk menghilangkan segala bentuk perbedaaan sikap, pandangan, perilaku sehingga akan terwujudnya tatanan kehidupan dalam dunia Punk yang harmonis dan dinamis.

Hal ini dapat menumbuhkan semangat perjuangan untuk sama-sama saling menciptakan sebuah komunitas yang memiliki persama-samaan visi dan misi yang sama serta tujuan yang akan dicapai oleh anak-anak punk. Oleh karena tingkat sosial punk ditunjukan dengan berbagai cara komunitas Punk melakukan kegiatan-kegiatan sosial baik antar sesama komunitas Punk maupun dengan masyarakat itu sendiri. Diantaranya berbagai kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan anak-anak Punk adalah sebagai berikut :

a. Kerja bakti antara warga dan komunitas punk.

b. Membagikan Sembako kepada warga dan lingkungan sekitar.

c. Bersama-sama warga dan komunitas punk bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar.54

54


(50)

41

Dari berbagai kegiatan-kegiatan sosial anak-anak Punk baik antar sesama warga dan lingkungan sekitar yang di atas merupakan sebuah kepedulian anak-anak Punk terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar itu sendiri. Selanjutnya, Anak-anak komunitas Punk dalam dunia ekonomi dapat menghasikan sebuah produk penjualan dari hasil karyanya sendiri seperti, menjual aksesoris gelang, kalung dan dompet yang terbuat dari sisa sampah-sampah dikemas menjadi bahan daur ulang, menjual baju, stiker, menjual CD, DVD, yang berisikan musik-musik Punk, pin, tas terbuat dari aqua, serta anak-anak punk juga dapat membuat tatto, tindik (pierching) bagi setiap orang yang menginginkan jasanya. 55

Dalam penjualan produknya anak-anak Punk tidak mematok harga yang lebih tinggi, murah dan mudah terjangkau bagi siapa pun yang ingin membeli hasil produksinya. Bahkan, jika ada pembeli menawar harga produksi anak-anak Punk lebih murah dari harga yang ditawarkan maka, dengan rendah hati anak Punk tersebut rela menjual hasil produksinya kepada pembeli, berapa pun hasil produksi yang dijualnya terkadang bagi anak-anak Punk itu sendiri tergantung bagaimana para pembeli menyanggupi harga yang ingin ditawarkannya serta bagaimana para pembeli yang menginginkan dan berminat membeli hasil produksi anak-anak Punk dalam membuat aksesoris dengan menghargai hasil karya-karya anak-anak Punk dan jasanya.56

55

. Hentakun, “Komunitas Punk Siapa Mereka,” artikel diakses pada 10 November 2011 dari

http://www.borneotribune.com/Pandora/komunitas-punk-siapa-mereka.html. 56


(51)

42

Bagi anak-anak Punk menghasilkan sebuah karya dan produksi merupakan bagaian dari kreatifitas, inovasi serta keterampilan anak-anak Punk atau komunitas punk yang dimiliki didalam memberikan kontribusi yang sangat besar baik untuk komunitasnya maupun untuk diri pribadi anak Punk tersebut. Seperti yang telah dituturkan oleh informan :

“Per-minggu berkisar Rp.250.000-300.000 tapi kadang tidak menentu juga, Penghasilan perbulan Rp 1.200.000 bahkan bisa lebih dan kurang dari segitu ”.57

E. Anak-anak Punk Dalam Aksi Panggung

Pada dasar anak-anak Punk selalu menyelenggarakan berbagai

efent pertunjukan musik, acara festival, yang diperuntukan khusus anak-anak punk dan berbagai kegiatan-kegiatan efent fesitival anak-anak Punk selalu diadakan pada hari sabtu dan minggu. Dikarenakan sebagaian anak-anak Punk itu sendiri ada yang berprofesi sebagai pekerja, mempunyai kesibukan dan berbagai aktivitasnya yang sering dilakukannya. hanya dihari sabtu dan minggu mereka meluangkan waktunya untuk hadir diberbagai di efent pertunjukan festival musik Punk itu pun jika ada pertunjukan musik Punk.58

Di atas panggung sebagian anak-anak Punk ikut larut dalam kegembiraan bernayanyi bersama-sama para personil grup band Punk lainnya bersuka cita menyanyikan lagu-lagu Punk serta mempunyai kenikmatan dan kebangganan tersendiri bagi para penonton dan anak-anak

57

Wawancara dengan Sinyo, Lenteng Agung, 01 Juli 2011. 58

Fransiska Titiwening, Punk, Punker, Ngepunk Masalah Identitas Dalam Ilmu Antropologi (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Depok 2001).


(52)

43

Punk atas penampilan (perfomence) grup-grup band anak-anak Punk dalam memainkan alat-alat musik dan menyayikan lagu bernyanyi bersama-sama menikmati lantunan musik keras.

Jika sudah di atas panggung sebelum atau sesudah bermain musik, salah satu personil Punk selalu berorasi memprovokasi anak-anak punk yang sedang menonton aksi panggung serta selalu memberikan pesan, motivasi bahwa anak Punk juga layak dapat diterima dimasyarakat untuk itu anak-anak Punk harus menunjukan diri kepada masyarakat dan orang-orang banyak dengan berkratifitas, berkarya, bekerja, agar anak-anak Punk selalu dapat diterima seperti masyarakat pada umumnya. Orasi seperti itu sering dilakukan oleh anak-anak Punk sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib sesama anak-anak Punk. 59

Aksi panggung dalam efent festival musik Punk sering diwarnai aksi anarkis antar sesama komunitas Punk yang satu dengan yang lainnya dan diidentikan dengan keributan, pertengkaran dan kekacauan akibat anak Punk yang satu sama lainnya tidak dapat mengontrol emosi, dan kesenggol sedikit langsung marah, berkelahi. Hal tersebut sudah tidak aneh lagi jika kita melihat gaya berjoget ala anak Punk yang mempunyai ciri khusus dalam berjoget dibandingkan gaya berjoget anak-anak band pada umumnya.60

59

Observasi yang dilakukan oleh Penulis di Tanggerang ketika acara festival musik Punk Pada 27 Juni 2011.

60

Fransiska Titiwening, Punk, Punker, Ngepunk Masalah Identitas Dalam Ilmu Antropologi (Skripsi si Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Depok 2001).


(53)

44

Selain itu, faktor kesenggol di dalam berjoget yang menyebabkan terjadinya keributan, perkelahian dan kekacauan dikarenakan salah satu faktor anak Punk mengkonsumsi minuman-minuman keras, drugs dan obat-obatan terlarang pun sangat mempengaruhi kondisi emosi seseorang anak Punk dalam menghayati dan menikmati lantunan musik yang sangat begitu keras dinyanyikan. Apalagi jika anak Punk mengkonsumsi minum-minuman keras terlalu berlebihan membuat kondisi fisik semakin lemah dan cepat tersinggung sehingga mengakibatkan terjadinya pertengkaran antar sesama anak punk. 61

Selain menonton komunitas Punk dalam aksi panggung, ada juga sebagaian anak-anak Punk yang berjualan aksesoris, kaos, kaset-kaset dan stiker pada acara festival musik anak punk. Ajang festival musik anak-anak Punk selalu dimanfaatkan oleh sebagian anak-anak punk atau komunitas Punk untuk dijadikan sebagai ajang tali silaturahmi antar sesama komunitas, berkumpul bersama-sama, bertukar informasi, bertukar fikiran dan berdiskusi mengenai Punk.

F. Penilaian Masyarakat Terhadap Komunitas Punk

Keberadaan komunitas Punk memang tidak sepenuhnya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya karena komunitas Punk, anak-anak Punk diidentikan dengan berbagai perilaku dan tindakan yang cenderung mengarah kepada prilaku negatif dan menyimpang. Itu bisa dilihat dengan berbagai gaya anak Punk dalam berpakain, trend dan

61

Observasi yang dilakukan oleh Penulis di Tanggerang ketika acara festival musik Punk Pada 27 Juni 2011.


(54)

45

busana urakan, ala anak-anak Punk seperti yang telah dituturkan oleh seorang informan.

“Negatif sampah masyarakat”.62

Hal serupa juga dikatakan oleh seorang informan

“Berawal dari tanggapan negatif dengan anak punk membuktikan diri kepada masyarakat lama-kelamaan masyarakat beranggapan baik terhadap komunitas punk”.63 Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa aksesoris dan gaya berpakaian yang digunakan anak-anak Punk seperti celana jiens ketat, rantai, gelang, kalung, rambut bergaya mohawks, sepatu boots, tatto, tindikan (pierching)

diidentikan mengarah kepada tindakan dan perilaku menyimpang sehingga pandangan masyarakat terhadap komunitas Punk diidentikan dengan lebel negatif.

Wajar saja jika memang keberadaan komunitas Punk dianggap sebelah mata oleh masyarakat dilihat dari hanya sudut pandangan berbeda satu sama lainnya. Karena masyarakat beranggapan dengan melihat anak-anak Punk sebagai anak-anak yang selalu mengganggu ketertiban umum. Hal itu terjadi karena anak-anak Punk sering berkumpul bersama-sama dengan cara bergerombolan di jalan-jalan trotoar, pusat pertokoan, di bawah jembatan layang, gedung-gedung bertingkat, dan di pinggiran rambu-rambu lalu lintas, sehingga membuat masyarakat menganggap anak-anak Punk adalah anak yang mengganggu ketertiban umum.

62

Wawancara dengan AM, Lenteng Agung, 24 Juni 2011. 63


(55)

46

Terkadang pembentukan opini media serta pemberitaan yang sangat berlebih-lebihan kepada masyarakat tentang anak-anak Punk jalanan serta berbagai aksi tindakan kriminal yang dilakukan oleh anak-anak Punk sangat menimbulkan pengaruh besar kepada masyarakat, sehingga opini yang dibentuk oleh media menjadi lebel stigma negatif bagi komunitas punk itu sendiri. Pada kenyataannya ada juga anak-anak remaja yang sering berkumpul dipinggir-pinggir jalanan, bergaya seolah-olah sebagai bagaian dari komunitas punk dan mengaku sebagai anak punk tetapi, mereka tidak mengatahui makna Punk yang sebenarnya akhirnya anak-anak tersebut terjebak dengan stigma negatif.

Padahal dalam kenyataan yang sebenar-benarnya ada dua sisi yang berbeda tentang penilaian masyarakat terhadap anak Punk yaitu sisi positif dari berbagai kegiatan-kegiatan anak-anak Punk dan sisi negatif dari gaya hidup yang bebas, bernampilan urakan, serta menghiraukan batasan-batasan dan norma-norma yang ada di negri ini. 64

64

Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk: Jangan Ngaku Anak Punk,” artikel diakses pada 26 Desember 2010. dari Http://www.wangapu.com/


(56)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAAN

A. Kegiatan-Kegiatan Komunitas Punk

Kegiatan-kegiatan merupakan suatu rutinitas keseharian di dalam menjalankan berbagai kegiatan-kegiatan kehidupan. Di mana anak-anak Punk mempunyai inisiatif, keahlian sesuai kemampuan dalam bidang tertentu untuk menyibukan diri dengan berbagai kegiatan positif, sehingga kegiatan positif tersebut dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang banyak. Walaupun terkadang tidak ada yang menyuruh anak-anak punk untuk dapat bekerja dan mempunyai kegiatan positif di dalam menjalankan rutinitas kesehariannya. Akan tetapi, anak-anak punk harus memiliki keterampilan, dan keahlian dalam segala bidang apapun untuk dapat membuktikan diri kepada masyarakat, lingkungan sekitar agar anak-anak Punk juga layak diterima dihadapan masyarakat. Mungkin anak-anak Punk di dalam menjalankan kehidupannya identik dengan berbagai perilaku dan tindakan yang cenderung menyimpang. Melainkan anak-anak Punk dapat membuktikan dirinya kepada lingkungan dan masyarakat untuk berkreasi serta menghasilkan sesuatu yang berguna untuk dirinya serta lingkungan pada umumnya seperti yang dituturkan oleh seorang informan:

“Bakti sosial, kerja bakti, setiap tahun merayakan HUT RI”.65

Hal serupa juga dituturkan oleh seorang informan :

65


(57)

48

“Bereksperimen membuat tempat korek, ukiran kayu, stiker, pin, dan jimbal”.66

Berikut ini diantara berbagai macam kegiatan positif yang dilakukan anak Punk baik antar sesama komunitas Punk maupun dengan warga lingkungan sekitar adalah sebagai berikut :

1. Membuat sablonan Baju.

2. Membuat aksesoris seperti gelang, kalung, dompet yang terbuat dari sampah-sampah plastik.

3. Bernyanyi, serta membuat lirik lagu yang mudah dimengerti bagi orang banyak.

4. Membuat Tatto, temporer dan permanen.

5. Membuat album rekaman yang diperuntukan untuk komunitas Punk.

6. Jualan Koran.

7. Menjahit Baju.

8. Membuat stiker.

9. Komunitas Punk bersama-sama masyarakat dan lingkungan sekitar rutin merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) dengan mengadakan berbagai perlombaan-perlombaan setiap tanggal 17 Agustus.

66


(58)

49

10.Komunitas Punk dalam berkumpul baik sesama komunitas Punk maupun antar komunitas punk selalu berdiskusi, sheering

bareng baik diskusi tentang situasi nasional, ilmu pengetahuan maupun cerita tentang komunitas punk, pengalaman hidup masing-masing anak Punk.67

B. Kegiatan Punk Dalam Berkumpul

Dalam menjalankan berbagai kegiatan dan rutinitas kesehariannya disela-sela waktu luang anak-anak Punk mencoba untuk selalu berkumpul bersama-sama, menghilangkan kejenuhan dan kepenatan sesaat, dalam beraktivitas. Yang dikarenakan padatnya aktivitas berbagai kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan anak Punk.

Dengan berkumpul secara bersama-sama, seperti bersenda gurau, bernyanyi secara bersama-sama, dan menceritakan aktivitas yang sudah dilakukannya pada saat itu, terkadang membuat anak-anak Punk dapat menghilangkan kejenuhan kepenatan di dalam menjalankan aktivitas yang ada. Biasanya, berkumpul juga bisa mencurahkan segala permasalahan yang ada pada anak Punk antara satu sama lainnya dan mencari solusi terbaik bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak-anak punk tersebut. Jika memang ada waktu luang yang panjang yang senggang untuk berkumpul, maka berkumpul selalu dijadikan anak Punk untuk diskusi bareng, baik diskusi mengenai sejarah bangsa Indonesia, sejarah

67


(1)

4. Tv. One

Menyiarkan siaran tentang komunitas Punk diacara Jejak malam

Jakarta Minggu 19 Juni 2011 01:30-02:00 Siaran yang

diayangkan Tv One mengupas Tuntas pandangan dan penilian masyarakat mengenai komunitas punk dilihat dari sisi positif dan negatif anak punk

5. Lenteng Agung, Depok

Bascem komunitas Punk

Selasa 21 Juni 2011 14:00-20:00 Observasi penulis terhadap komunitas punk dalam bentuk kegiatan-kegiatan positif diantaranya: Memasak, mencuci piring, dan membuat Font untuk sample sablonan Baju 6. Lenteng Agung,

Depok

Bascem komunitas Punk

Kamis 23 Juni 2011 14:00-18:00 Wawancara penulis dengan salah satu komunitas punk yang bernama


(2)

7. Lenteng Agung, Depok

Bascem komunitas Punk

Jum’at 24 Juni 2011 14:00-18:00 Wawancara penulis dengan salah satu komunitas punk yang bernama

Ambon dan Riswan 8. Tanggerang Tanggerang Minggu 26 Juni 2011 14:00-01:00 Observasi penulis

bersama-sama komunitas punk untuk menghadiri acara festival musik punk

9. Lenteng Agung, Depok

Bascem komunitas Punk

Kamis 30 Juni 2011 15:00-19:00 Wawancara penulis dengan salah satu komunitas Punk yang bernama Ebeth 10. Lenteng Agung,

Depok

Bascem komunitas Punk

Jum’at 01 Juli 2011 14:00-18:00 Wawancara penulis dengan salah satu komunitas punk yang bernama Sinyo 11. Lenteng Agung,

Depok

Bascem komunitas Punk

Rabu 06 Juli 2011 16:30-23:00 Wawancara penulis dengan salah satu komunitas punk yang bernama Umam 12 Lenteng Agung,

Depok

Bascem komunitas Punk

Jum’at 15 Juli 2011 15:00-22:00 Diskusi bareng dengan salah satu anak punk yang bernama Mike 13 Lenteng Agung,

Depok

Bascem komunitas

Kamis 21 Juli 2011 14:00-17:00 Penulis mengambil data-data berupa


(3)

Punk foto-foto dan artikel.

14 Lenteng Agung, Depok

Bascem komunitas Punk

Jum’at 29 Juli 2011 20:00-00:00 Observasi yang dilakukan penulis dengan melihat berbagai kegiatan komunitas punk dimalam hari 15. Lenteng Agung,

Depok

Bascem komunitas Punk

Sabtu 30 Juli 2011 09:00-17:00 Wawancara penulis dengan salah satu komunitas punk yang bernama mike untuk menanyakan profil komunitas punk


(4)

Lampiran III

Lirik Lagu Komunitas Punk Bumi Manusia

Bangkit dan merdesa Buka mata hati kita

Menembus sgala arah rona-rona Menyapa seisi dunia

Bersilah turasa

Tumbuh suburkan Rasa bersaudara

Singkirkan Kelas-kelas diantara kita Songsong masa kan dating

Dengan nalar dan rasa Dimana manusia saling Memanusiakan manusia

Damai di bumi damai di jiwa Damai di hati damailah kita semua Damai di bumi damai di jiwa

Damai di hati damailah bumi manusia

Sarendo-rendo damailah kita semua Sarendo-rendo damailah bumi manusia


(5)

IBUMI

Jayalah slalu untuk dirimu Yang senantiasa berjasa Tak pernah ada hentinya Dalam sejarah manusia

Ia pula yang tak jemu-jemu Tuk mengasuh

Ia pula yang tak henti-henti Tuk memberi

Itulah ibu

Ibuku ibumu ibumi kita semua Tanpa ia tak kan pernah ada Sejarah akan manusia

Itulah ibu

Ibuku ibumu ibumi kita semua Tanpa ia tak kan pernah ada Sejarah akan dunia


(6)