200873785 Penerapan Arsitektur Tropis Pa

SEMINAR

PERIODE SEMESTER GASAL 2013 - 2014 PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN HIGH TECH “DESAIN ARSITEKTUR”

PENYUSUN

ANDRE WIJANARKO, 10.11.0029

PEMBIMBING

IR. ALBERTUS SIDHARTA ,MSA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

SEMINAR

PERIODE SEMESTER GASAL 2013 - 2014 PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN HIGH TECH KARYA ILMIAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MENEMPUH MATA KULIAH SEMINAR. KULIAH SEMINAR

PENYUSUN

ANDRE WIJANARKO, 10.11.0029

PEMBIMBING

IR. ALBERTUS SIDHARTA ,MSA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Tuhan yang maha pengasih atas segala berkat, dan kasihnya yang selalu baru setiap hari, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah Seminar Arsitektur dengan judul “PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN HIGH - TECH”. Sungguh suatu hal yang penting dan layak dibahas, mengenai gaya arsitektur yang belum lazim serta yang merespon iklim tropis indonesia. Karya arsitektur yang memberi warna baru dan menjadi indikato kemajuan teknologi di bidang arsitektur.

Penelitian sederhana yang dilakukan oleh penulis ini dapat berjalan dengan baik atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ir.Albertus Sidharta,MSA. selaku dosen pembimbing

2. Ir.Supriyono,MT selaku dosenk koordinator mata kuliah Seminar

3. Bapak Bob iskandar selaku penanggung jawab survey lapangan dari pihak holy stadium

4. Realrich Sjarief, selaku narasumber

5. Dr. Rudyanto susilo selaku narasumber

6. Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini

Semoga penelitian yang telah dilakukan oleh penulis ini dapat digunakan menjadi pedoman untuk penelitian yang lebih lagi bagi penulis-penulis yang lain, serta juga dapat memberi manfaat dan saran bagi pembaca dan pihak-pihak yang terkait.

Semarang, 08 Desember 2013

Penulis

Proses perkembangan desain arsitektur akibat modernisasi membuat para arsitek berlomba – lomba menciptakan suatu karya yang akrobatik dan mengundang pujian, hal ini juga berimbas kepada para arsitek diindonesia, dimana para arsitek mendesain suatu bangunan yang sangat emosional, sehingga terjadi banyak pengabaian - pengabaian yang dilakukan, salah satunya adalah pengabaian terhadap iklim, akhirnya suatu desain arsitektur hanya sekedar estetis namun tidak berfungsi dengan maksimal dan menjadi boros energy, pada bangunan yang menggunakan baja dan kaca sangatlah terkesan high-tech, tapi sebenarnya bangunan seperti ini merupakan bangunan yang seharusnya berada pada daerah yang beriklim sub tropis akan tetapi tidak menutup kemungkinan, style tersebut diadaptasikan dengan iklim tropis seperti diindonesia, tentunya tanpa melakukan pengabaian terhadap sinar matahari, curah hujan yang tinggi serta suhu udara yang tinggi pada daerah tropis, sehingga menciptakan sebuah desain yang estetis tetapi tidak mengabaikan prinsip – prinsip dasar arsitektur, seperti yang sudah dilakukan paul Rudolph pada wisma dharmala, kemudian Kenneth yeang yang terkenal dengan arsitektur beriklim bio salah satu karyanya yang terkenal mesin niaga. Jadi perlu dipahami juga bahwa semua langgam arsitektur dapat diterapkan diindonesia, akan tetapi perlu dipikirkan konstruksi apa yang cocok pada daerah tropis, bagaimana antisipasi – antisipasi yang dilakukan untuk mencegah dampak negative yang diakbatkan dari iklim tropis seperti tempias, sinar matahari yang panas, suhu udara yang tinggi, sedikitnya penurunan suhu pada malam hari serta kelembababn udara yang sangat tinggi sepanjang tahun.

Kata kunci: arsitektur tropis, high tech, pengabaian, iklim, style, langgam Bahan bacaan terlampir

vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Banyaknya permasalahan akan perencanaan sebuah desain ditambah kini Maraknya issu tentang global warming membuat green design architecture menjadi ramai diperbincangkan, dan akhirnya tanpa disadari kebutuhan akan sebuah desain arsitektur yang baik membuka kesempatan bagi para arsitek, untuk memasarkan diri dan karyanya, sehingga bermunculan karya – karya akrobatis yang mengedepankan estetika dilakukan oleh para arsitek dengan maksud untuk mengundang pujian dan menaikan minat para calon bouheer yang memerlukan jasanya, akan tetapi yang terjadi diindonesia bermunculan desain – desain bangunan kaca yang menjulang tinggi ataupun yang melebar, meski terlihat mewah estetis, dan canggih hal ini tentulah berdampak buruk baik bagi bangunan maupun bagi lingkungan jika tidak didesain dengan benar,

Melihat daerah dindonesia yang beriklim tropis permasalahan matahari, curah hujan, dan kelembaban merupakan permasalahan yang sangat serius dalam sebuah desain, maka dari itu arsitektur diindonesia cenderung memiliki atap yang menjulang dan lebar untuk menanggulangi permasalahan iklim tropis tersebut.,

Pada perkembangan desain, sejak tahun 1970-an karya arsitektur postmodern high-tech muncul yakni Juga dikenal sebagai Modernisme Akhir atau Ekspresionisme Struktural, yakni menggabungkan elemen-elemen dari industri berteknologi tinggi dan system teknologi ke dalam desain bangunan. Arsitektur High Tech muncul sebagai modernisme yang mengalami perubahan dari ide-ide sebelumnya yang dibantu olehkemajuan teknologi bahkan lebih dalam mencapai teknologi. Arsitektur High Tech ini berfungsi sebagai jembatan antara modernisme dan post-modernisme, namun seringkali muncul kesalahan desain jika dilakukan pada daerah beriklim tropis, sampai akhirnya muncul bangunan kaca tetapi dengan pertimbangan iklim seperti yang telah dilakukan ken yeang pada bangunan spire edge, menahan matahari dengan tanaman dan lubang - lubang pada bangunan untuk menciptakan sun shadding

Sebagai seorang Arsitek kita perlu memahami hal apa sajakah yang perlu diperhatikan saat mendesain bangunan high tech pada Negara beriklim tropis, sehingga implementasinya dapat berjalan dengan baik, maka disini penulis mencoba merangkum dan menggambarkan desain high-tech yang mampu diterapkan pada daerah beriklim tropis.

1.2. Alasan pemilihan judul

Ide awal judul seminar ini berangkat dari besarnya minat penulis terhadap kajian mengenai arsitektur tropis dan penerapan – penerapannya terutama pada bangunan high tech Selain itu alasan penentuan judul ini adalah antara lain karena; pertama masih rancunya pengertian tentang arsitektur tropis itu sendiri, kedua banyaknya permasalahan yang muncul untuk desain arsitektur tropis dan ketiga besarnya minat penulis akan desain arsitektur diharapkan disini dapat dibahas teknologi beserta desain tropis yang relevan langgam High tech, dan seperti apa perbedaan penerapan arsitektur high tech pada daerah 4 musim dan

2 musim karna alasan itulah penulis memilih judul ini.

1.3. Tujuan dan sasaran

Topik mengenai penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech ini cukup penting untuk dibahas, mengingat bahwa desain arsitektur terus berkembang diharapkan pengabaian – pengabaian tidak terjadi terus menerus

Tujuan penulisan ini agar dapat dijadikan pegangan dalm proses mendesain dan membuka wawasan mengingat Indonesia merupakan daerah beriklim tropis maka diperlukan desain arsitektur yang relevan dengan iklim tropis.

Sasaran penulis bagaimana menerapkan bangunan high – tech tersebut di indonesia, yang memiliki iklim tropis dan rambu – rambu apa saja yang perlu ditaati agar bangunan high tech mampu, berkinerja dengan baik dan tetap memberikan citra bangunan high tech.

1.4. Lingkup pembahasan

Pembahasan tema arsitektur tropis ini dibatasi oleh lingkup implementasi desain dan pengaruh desain arsitektur tropis terhadap kenyamanan thermal akibat pemanasan sinar matahari terutama pada bangunan ber style high tech, yang sangat sensitif terhadap pemanasan sinar matahari. Pembahasan akan dimulai dari pengenalan terhadap arsitektur tropis, pembatasan akan tema ini melihat lingkup arsitektur tropis yang sangat luas, pada pembahasan ini juga akan disampaikan tentang pemanfaatan pencahayaan alami

1.5. hipotesis hipotesis kerja H1:

1. material transparan menjadi penyebab utama pemanasan pada bangunan high tech

2. penerapan yang bebeda antara bangunan high tech pada negara 4 musim dan bangunan high tech pada negara beriklim tropis

1.6. Metodologi pembahasan

Metode yang akan dijalankan dalam penelitian ini adalah dengan metode:

i. Literature Penulis akan mencari data melalui literature tentang arsitektur tropis dan pembahasannya terhadap iklim, kemudian akan dibuat sebuah desain yang mampu merespon iklim dengan baik

ii. Survei penulis akan melakukan survey pada bangunan gereja holy stadium terkait pengaruh sinar matahari pada bangunan kaca.

iii. Wawancara Untuk menambah data penguat hasil survei maka juga akan dilakukan dengan wawancara terhadap ahli dan praktisi arsitektur

1.7. Kajian pustaka

Sering terjadi di Indonesia, bangunan berbentuk polos dan transparan, untuk menunjukan kesan high tech building, tanpa disadari hal ini memberikan pengaruh negative baik dari dalam maupun dari luar bangunan, akibat pemanasan dari sinar matahari yang identic selalu membawa panas, karna panas tersebut merupakan energy maka panas bersifat abadi atau tidak dapat dimusnahkan, akhirnya panas yang masuk didalam bangunan menjadi terjebak dan menaikan suhu didalam bangunan, sedangkan yang dipantulkan menciptakan glare, bahkan yang ekstrim dapat melelehkan suatu benda. Iklim harus mendapatkan perhatian khusus dalam mendesain suatu bangunan,

pada daerah tropis, desain bangunan yang baik hendaknya memiliki pematah matahari ini merupakan cara yang paling efektif dalam menanggulangi radiasi dari panas matahari, sun shading juga berperan sebagai filter masuknya cahaya pada pencahayaan alami dimana sun shading menahan sinar matahari tapi tetap dapat memasukan terang langit kedalam bangunan.

Meskipun sun shading berperan vital pada bangunan tropis, akan tetapi tidak menutup kemungkinan sebuah bangunan tetap polos tanpa sun shading, dan transparan, tapi akan berimbas pada cost dari konstruksinya, seperti:penggunaan double layer, smart window, double glass, curtain wall. Pada prinsipnya konstruksi berikut dapat menghambat transfer panas bangunan dari luar ke dalam gedung, dengan prinsip fisika dasar.

1.8. Kerangka pembahasan- parameter penelitian

Arsitektur topis

Bangunan high-tech

Bioklimatik & green building

Pengaruh sinar

matahari

Pemanfaatan technology building

Penerapan high Kenyamanan

thermal dalam dan

pencahayaan alami

luar bangunan

Penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. High tech architecture

2.1.1. Pengertian arsitektur high tech

Pemahaman arsitektur high tech sampai saat ini belum ada yang benar – benar pasti karna banyak muncul pendapat dari banyak kalangan yang mendefinisikannya dari sudut pandang yang berbeda, bahkan masih ada kerancuan tentang pengelompokan style high tech sendiri. Ada yang berkata arsitektur yang menerapkan teknologi tinggi, atau memberikan kesan

bangunan yang berteknologi tinggi. Tapi ada juga yang mengartikan bahwa bangunan high tech merupakan bangunan yang memadukan arsitektur dengan material industri, Wujudnya dipaparkan dalam buku yang berjudul High Tech: The Industrial Style and Source Book for The Home oleh Joan Kron pada tahun 1978. Dimana buku ini menunjukan bagaimana memadukan material industri dengan bangunan. Jika bicara tentang high tech berarti juga erat kaitannya dengan waktu, sampai kapan teknologi yang kita terapkan disebut high tech. Dan ada kemungkinan juga bahwa high tech adalah sesuatu yang baik dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi, dari segi struktur, utilitas maupun konservasi energi.

High tech architecture termasuk dalam late modernism atau structural expressionism, pada perkembangannya sejak tahun 1970an arsitektur high tech sering disebut sebagai jembatan antara modern ke post modern dan pada tahun 1980 high tech architecture mulai bersatu dengan post modern.

Bicara tentang high tech itu sendiri berarti teknologi tinggi akan tetapi teknologi cenderung termakan usia akhirnya hal yang saat ini menjadi high tech, suatu saat akan berubah menjadi teknologi biasa atau bahkan menjadi low tech,

low tech sendiri berbeda dengan tradisional yang cenderung kearah kerajinan atau craft karna craft tidak termakan oleh waktu kerajinan tetaplah kerajinan. Arsitektur termasuk dalam craft karna bangunan memiliki sebutan urban sculpture, dengan kata lain arsitektur memiliki kemampuan meremajakan dirinya agar terus eksis dan tidak menjadi sesuatu yang ketinggalan.

Jadi dari pemahaman ini ditarik kesimpulan bahwa arsitektur high tech adalah kolaborasi antara arsitektur dan teknologi tinggi, yang saling mengisi untuk mempertahankan penilaian high tech dari suatu teknologi yang terpasang pada karya arsitektur, dan sebagai parameter arsitektur “terkini” pada suatu generasi sebagai hasil perkembangan yang lebih baik dari sebelum –sebelumnya.

Gb. 2.1 rumah adat wae rebo

Dibangun bukan dengan low tech melainkan craft, yakni kerajinan

tangan manusia dan metode sederhana

(sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-)Negeriku/Warisan- Nusantara/Mbaru-Niang-Rumah-Adat-di-Wae-Rebo)

Beberapa arsitek praktisi yang menggunakan style high tech: bruce graham (amerika), sir norman foster, richard rodgers, michael hopkins(inggris), renzo piano (italia) dan santiago calatrava (spanyol) yang terkenal dengan pendekatan struktur oraganiknya.

Gb. 2.2 Sir Norman Foster Tokoh Arsitektur high tech

(sumber : http://editoratlarge.com/articles/3610/preparations-underway-

for-star-studded-design-summit)

2.1.2. Karakteristik arsitektur high tech Dalam tulisannya Charles Jenks mengenai arsitektur High-tech, “The

Battle of High-tech, Great Building with Great Fault”. Charles Jenks juga menuliskan 6 karakteristik High-tech building, yang intinya sebagai berikut:

1. Inside out.

Bagian Interior (dalam bangunan) yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.

Gb. 2.3 The Centre Georges Pompidou, Paris “ Inside out” menjadikan pipa utilitas sebagai eksterior

(sumber :

http://stephburningham.blogspot.com/2010/10/inside-out-

architecture.html)

2. Celebration of process.

Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari suatu bangunan, sehingga muncul suatu pemahaman dari seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan ide- ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.

Gb. 2.4 saint marry tower

Penyelesaiannya bangunan dengan menguasai site sehingga

menjadi point of interest.

(sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/File:30_St_Mary_Axe,_%27Gherkin%27.J PG)

3. Transparan, pelapisan dan pergerakan.

Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara dramatis tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa- pipa saluran, tangga dan

struktur, serta penekanan pada escalator dan lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik dari bangunan high-tech.

4. Pewarnaan yang cerah dan merata.

Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah para

dan memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan warna-warna yang cerah.

5. light weight filigree of tensile members.

Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-tech building, sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

6. Optimistic confidence in a scientific cultura

High-tech building adalah janji masa depan dari dunia yang menanti untuk ditemukan. Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan pada

material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.

2.1.3. Metode perancangan Arsitektur High Tech

HermeticCoding

Metode hermetic coding mengatakan bahwa arsitektur merupakan sebuah bahasa yang sifatnya self learning agak sulit dipahami dan sifatnya futuristik akan terus mengikuti perkembangan yang ada

Architecture as a political art

Arsitektur high tech menjadi awal perbaikan dari sebuah kawasan, dimana saat satu desainnya muncul, akan membawa perubahan terhadap lingkungan sekitar dan mempengaruhi paradigma dan cara pandang mengenai sebuah estetika

The machine of aestetic

Perletakan mesin yang ambigu tanpa tujuan yang jelas, mengapa mesin tersebut harus diletakan diluar fasade bangunan, yang sebenarnya kesengajaan dalam mengekspose mesin – mesin tersebut sebagai elemen estetika dan menunjukan kesan high tech bangunan

Gb. 2.5 Bangunan yang menjadikan mesin dan teknologi sebagai elemen lloyd building,

estetis

http://suicidetheater.blogspot.com/2010/10/tower-bridge-gerken-

lloyds-building.htmlPG)

Bangunan high tech juga mengacu pada essensi arsitektur, bagaimana bangunan tersebut dapat memenuhi syarat – syarat agar pelaku dapat menjalankan aktivitas didalam bangunana dengan baik

2.2. Arsitektur tropis

2.2.1. Pengertian arsitektur tropis

Arsitektur tropis hingga saat ini belum ada pengertian yang baku tentang arsitektur tropis itu sendiri, Pengertian umumnya adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan lingkungan yang tropis Tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini hal yang paling utama adalah sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri. Tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara, dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memilikin iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, kesehatah udara.

Menurut max well fry and jane drew dalam buku tropical architecture in the humid zone,arsitektur tropis yaitu karya seni manusia yang dapat memberikan respon alami terhadap iklim.

2.2.2. Permasalahan iklim tropis Matahari

Daerah beriklim tropis merupakan daerah yang bermandikan sinar matahari, sedangkan sinar matahari didalamnya selalu membawa panas, maka aspek orientasi bangunan menjadi sorotan utama dalam proses desain agar pengantisipasian pengaruh buruk sinar matahari dapat dihindari.

Gb. 2.6 orientasi bangunan Pen (sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/File:30_St_Mary_Axe,_%27Gherkin%27.J

PG)

Panas matahari pagi sangatlah baik untuk kesehatan, maka bagian timur cenderung dibuka untuk memasukan sinar matahari, akan tetapi dibatasi hanya sampai jam 09.00 selebihnya dari itu sifatnya terik dan menyengat, sedangkan sinar matahari di barat membawa pengaruh buruk untuk bangunan, sebaiknya diantisipasi, dengan tritisan atau double layer (titik puncak panas 14.00 jam 2 siang)

Penanganannya : solar chart

Dengan menggunakan solar chart dapat ditentukan sudut altitude dan azimut posisi matahari sehingga ukuran sun shading maupun parapet dapat ditentukan ukuran idealnya (pembayangan matahari Gut,P ackerknechtd,1993)

Gb. 2.7 solar chart

Untuk menentukan pembayangan ideal tritisan

(sumber :

http://www.gumbo.net.au/esd/passive_design/p_sunangles.htm

Gb. 2.8 sudut azimut altitude menentukan pembayangan matahari

(sumber : http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/glossary.html

Gb. 2.9 sudut azimut altitude

menentukan pembayangan matahari

(sumber : http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/glossary.html

Gb. 2.10 sudut azimut altitude menentukan pembayangan matahari (sumber : http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/glossary.html

2.2.3. Parameter Arsitektur tropis Faktor kenyamanan dalam bangunan du daerah beriklim tropis

lembab merupakan hal terpenting, kendala utama pada iklim tropis lembab adalah temperatur dan kelembaban udara yang tinggi sepanjang tahun, maka perlu antisipasi untuk mencapai kenyamanan thermal yang ideal.

• Temperatur efektif sekitar 20°C - 26°CTE • kelembaban udara sekitar 60%

• Pergerakan udara 0,25 – 0,5 m/s Beberapa parameter yang juga perlu diperhatikan selain kenyamanan thermal:

1. Orientation

Orientasi bangunan terhadap mata angin mempengaruhi perletakan lubang - lubang permukaan dinding, perencanaan yang tepat dapat menghinadari masuknya sinar dan panas matahari tapi dapat menggunakan sky light sebagai pencahayaan alami dan aliran udara sebagai penetralisir kelembaban udara.

2. Isolasi

Isolasi terhadap panas, hujan dan partikel – partikel yang dibawa oleh angin sangatlah diperlukan bagi bangunan di daerah tropis

3. Shading

Shading atau pembayangan adalah upaya mematahkan sinar matahari, karna sinar matahari membawa panas yang tidak baik untuk thermal bangunan

4. High cross ventilation

Aliran udara yang baik dalam bangunan selain menetralisir udara juga dapat menetralisir kelembaban udara

5. Pemanfaatan tanaman

Tanaman biasanya juga dapat berfungsi sebagai barier, pemecah udara maupun filter debu, pemilihan tanaman yang tepat dapat mempengaruhi iklim mikro dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik karena hasil dari fotosintesisnya

6. Roof ventilation

Sebisa mungkin panas akibat radiasi sinar matahari pada atap bangunan dapat di keluarkan dengan aliran udara, dan diharapkan ventilasi pada atap dapat memasukan udara kedalamnya.

2.3. Green building

Green building adalah bangunan dimana di dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta dalam pemeliharaannya memperhatikan aspek – aspek dalam melindungi, menghemat , mengurangi pengunaan sumber daya alam, menjaga mutu baik bangunan maupun mutu dari kwalitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Gb. 2.11 point green building (sumber : GBCI Indonesia)

2.3.1. Prinsip – prinsip pada green architecture • Hemat energi / Conserving energy

Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

• Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada. • Minimizing new resources

mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang / Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut • Respect for site

Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ). Merespon keadaan tapak dari bangunan / • Respect for user :

Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

• Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism

Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

2.3.2. Sifat – sifat pada bangunan berkonsep green architecture.

Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

A. Sustainable ( Berkelanjutan ).

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap

C. High performance building.

Bangunan berkonsep green architecture bersifat “High performance building”. Yang dimaksud adalah meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ). Contohnya :

1. Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk menjadikan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

2. Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green architecture.

2.4. Bioclimatic design

2.4.1. Pengertian Arsitektur Bioklimatik

Gb. 2.12 bangunan mesin niaga malaysia

Arsitek: ken yeang

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan desain yang mengarahkan arsitek untuk melakukan penyelesaian desain dengan mempertimbangkan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu bangunan. Juga dapat menghemat konsumsi energi bangunan.

Gb. 2.13 solar panel

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Gb. 2.14 konsep bangunan mesin niaga

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

2.4.2. perkembangan arsitektur bioklimatik

Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik merupakan pencermian kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya, “Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan, penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan bentuk, bahan dan arsitektur”. Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lain seperti Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setalah tahun 1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi bioklimatik yang memenangkan penghargaan Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966

Prinsip Desain Bioklimatik Menurut Yeang (Bioclimatic Skyscrapers)

1. Penempatan Core Menurut Yeang,

Posisi service core sangat penting dalam merancang bangunan tingkat tinggi. Service core bukan hanya sebagai bagian struktur,juga mempenagruhi kenyamanan ternal.

Posisi core dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Core pusat

2. Core ganda

3 . Core tunggal terletak pada sisi bangunan.

Gb. 2.15 model core

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang masuk kedalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan pengkondisian udara secara minimum dari penempatan service core ganda yang tampilan jendala menghadap utara dan selatan, dan core ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat diterapkan pada daerah beriklim sejuk

Gb. 2.16 orientasi bangunan (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

2. Menetukan Orientasi

Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas. Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas. Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas

3. Penempatan Bukaan Jendela

Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan. Jika memperhatikan alasan easthetic, curtain wall bisa digunakan pada fasad bangunanyang tidak menghadap matahari. Pada daerah iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca pada bagian fasad yang lain maka teras juga berfungsi sebagai ‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, sperti rumah kaca. Penempatan bukaan jendela pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar.

Gb. 2.17 orientasi bangunan (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dengan menggunakan kaca dengan sistem Metrical Bioclimatic Window (MBW). MBW didesain sebagai sistem elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami, area visualisasi, dan kebebasan pribadi serta sistem luar yang aktif. Sistem MBW disadur dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sistem ini bermaksud mengatur kondisi ternal ruangan dengan menggunakan maksud bioklimatik teknik:

• Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya. • kontrol perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan

ventilasi silang ataupun dengan pemilihan cerobong asap. Dengan penggunaan teknik diatas, maka pencahayaan lebih maksimal dan udara pada malam hari dapat menjadi lebih sejuk.

4. Penggunaan Balkon

Gb. 2.18 konsep balkon (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi membuatnya memiliki teras sehingga bangunan menjadi berlubang - lubang sehingga transfer panas yang terjadi tidak berlebihan, apabila diberi tanaman dapat menambah fungsinya menjadikan lingkungan yang lebih baik

5. Membuat ruang Transisional

Menurut Yeang, ruang transisional dapat diletakkan ditengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantaran antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Ruang ini bisa menjadi koridor luar yang mampu menghambat transfer panas

Gb. 2.19 ruang transisi (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

MenurutYeang, penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel – panel anti panas. Hal ini dapat memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Penggunaan balkon pada bangunan bioklimatik dapat dilihat pada gambar 14 berikut ini.Atrium sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan sebaiknya dilindungi oleh sirip – sirip atap yang mendorong angin masuk kedalam bangunan. Hal ini juga bisa di desain sebagai fungsi Wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk kedalam bagian gedung.

6. Desain Pada Dinding

Penggunaan mebran yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti pelindung insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang mengendalikan dan cross ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan. Desain dinding pada bangunan bioklimatik.

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/) Gb. 2.20 dinding selubung bangunan

7. Hubungan Terhadap Landscape

Menurut Yeang, lantai dasar bangunan tropis seharusnya lebih terbuka keluar dan menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai dasar dapat mengurangi tingkat kepadatan jalan.

Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan eastetik semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk. Hubungan terhadap landscape dapat dilihat pada gambar

Gb. 2.21 konsep lansekap dan bangunan (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Mengintegrasikan antara elemen boitik tanaman dengan elemen boitik, yaitu : bangunan. Hal ini dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan membantu proses penyerapan O2 dan pelepasan CO2.

8. Menggunakan Alat Pembayang Pasif

Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahri secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur dan barat) sedangkan croos ventilation seharusnya digunakan (bahkan diruang ber-AC) meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas keluar. Penggunaan alat pembayang pasif dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gb. 2.22 passive shading

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/) pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan peraturan (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/) pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan peraturan

Gb. 2.23 passive ventilation

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

8. Penyekat Panas Pada Lantai

Menurut Yeang, insolator panas yang baik pada kulit bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan udara dingin yang berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal insulation adalah secara utama ditentukan oleh komposisinya.

thermal insolation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang utama kerupakan turunan produk jenis – jenis ini.

Lima jenis utama, adalah : · Flake (serpihan) · Fibrous (berserabut) · Granular (butiran – butiran) · Cellular (terdiri dari sel) · Reflective (memantulkan)

Struktur massa bangunan bekerja melepas panas pada malam hari dan melepas udara dingin pada siang hari. Pada iklim sejuk struktur bangunan dapat menyerap panas matahari sepanjang siang hari dan melepaskannya pada siang hari. Solar window atau solar- collector heat ditempatkan didepan fisik gedung untuk menyererap panas matahari.

2.5. Penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech Penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech yaitu suatu upaya untuk menjadikan bangunan high tech sebagai bangunan yang sustainable untuk daerah tropis. Karna iklim merupakan salah satu elemen penentu desain, bagaimana material bangunan yang cocok, orientasi sebuah desain yang baik dan masih banyak lagi.

2.5.1. Standard bangunan high tech pada iklim tropis:

• Masih mampu memunculkan kesan high tech • Mampu melebur dengan bentuk arsitektur nusantara • Bersifat green building, penghawaan alami dan pencahayaan alami • Meiliki standard kenyamanan thermal yang baik, minimal aktivitas

ringan tidak berkeringat • Desain yang memperhatikan lingkungan, baik dengan pendekatan bioklimatik maupun biomimikri • Memperhatikan lingkungan sekitar tidak bersifat memindah masalah co: kaca merefleksi cahaya dan panas didalam bangunan sejuk sedangkan diluar bangunan menjadi sangat panas

BAB III TINJAUAN UMUM

3.1. Survey lapangan

LOKASI PENELITIAN Lokasi Penelitian : holy stadium JKI injil kerajaan

Alamat : arteri grand marina

Gb. 3.1

Gedung greja holy stadium JKI injil kerajaan

(sumber : www.indonesiadesign.com)

Bangunan holy stadium adalah bangunan bentang lebar berfungsi sebagai gereja dengan luas total 1,8 hektar mampu menampung 16.000 jemaat, gedung ini dianugerahi 2009 Asean Energy Award karna mampu mengefisiensi konsumsi energi, gedung ini diarsiteki oleh Jimmy Priatman dari surabaya.

Bangunan ini diusulkan para dewan gereja untuk dapat menampung sejumlah besar orang, selain itu bangunan harus ramah lingkungan, hemat energi dan berkelanjutan. Ternyata bangunan ini juga menerapkan beberapa sistem arsitektur yang sudah cukup maju selain itu bangunan ini juga menjadi roh di kawasan tepi pantai grand marina, karna setelah munculnya bangunan ini kawasan disekitar marina mulai menjadi hidup.

Penerapan arsitektur tropis dan high tech pada bangunanan ini akan diteliti, tapi sekilas juga dapat dikatakan baik karena, bangunan ini merupakan salah satu yang merespon iklim dengan baik, sehingga konsep passive building dari bangunan ini berjalan dengan baik, teknologi yang diimplementasikan pada bangunan juga Penerapan arsitektur tropis dan high tech pada bangunanan ini akan diteliti, tapi sekilas juga dapat dikatakan baik karena, bangunan ini merupakan salah satu yang merespon iklim dengan baik, sehingga konsep passive building dari bangunan ini berjalan dengan baik, teknologi yang diimplementasikan pada bangunan juga

3.2. Struktur

Struktur yang digunakan untuk bangunan holy stadium tergolong sebagai advance structure, mulai dari pondasi sampai ke atapnya, desain struktur bangunan juga dirancang sebagai elemen estetika terutama atap bangunan, struktur juga selain fungsi penahan beban juga memiliki fungsi – fungsi lain seperti fungsi akustik dan fungsi insulasi, maupun pemanfaatan hingga dampak terhadap ruang – ruangnya.

3.2.1. atap

struktur dari atap bangunan menggunakan space truss double layer dengan sambungan mero/ ball join, bentang dari atap ini mencapai 72 , dengan penutup zinc, space truss didesain juga sebagai tempat instalasi lampu dan diantara gording dan terdapat insulasi panas yang juga berfungsi sebagai peredam suara.

Gb. 3.2

Peredam suara dan raging lampu

(sumber : dokumen pribadi)

Desain atap bangunan juga dirancang untuk dapat memasukan sky light, sehingga meskipun bentangnya lebar, pada siang hari bangunan tidak perlu menggunakan lampu.

Gb. 3.3

Sky light pada atap holy stadium (sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.4 Gambar denah atap (sumber : dokumen pribadi)

3.2.2. Tribun

Konsep tribun pada bangunan lebih efisien dan memberikan jumlah kursi yang lebih banyak, tribun menggunakan material beton yang ditopang kolom – kolom penyangga sehingga bagian kolong dari tribun dapat dimanfaatkan sebagai ruang kapel dan ruang mechanical electrical, dan untuk mensiasati beban manusia yang besar, dengan daya dukung tanah yang buruk maka dipilih pondasi rakit dan pancang, agar bangunan lebih stabil, disamping dari pada itu menurut arsitek-nya beberapa tahun jauh kedepan holy stadium memungkinkan memiliki basement karna kondisi tanah yang terus turun

3.3. Sistem utilitas

3.3.1. AC

AC di holy stadium di desain tanpa ducting sekalipun total diameternya yang mencapai 75 meter, pendingin udara dalam ruangan dengan desain aerasi nozzle jet, nozzle jet dipasang di sekeliling dinding holy stadium, melalui nozel jet dapat udara dingin yang disemprotkan mencapai hingga 38 meter. Total nozzle jet yang dipasang 156 disekeliling gereja dan 36 lainnya ditempatkan pada dinding belakang altar . Udara Breezy disemprotkan keluar dari nozel jet merembes ke bawah untuk memberikan aerasi segar dan sejuk untuk seluruh jemaat .

Pada bawah nozel jet juga terdapat lubang – lubang yang fungsinya untuk meloloskan udara panas keluar dari bangunan sehingga penggunaan energy ac dapat lebih effisien, akan tetapi pada bagian belakang tribun ac yang digunakan menggunakan sistem ducting.

Gb. 3.5 Gambar nozel jet

(sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.6 Gambar nozel jet (sumber : dokumen pribadi)

Kekuatan suply listrik ac berasal dari diesel yang diletakan diluar bangunan, terdapat 4 mesin diesel yang mensuply energy untuk menunjang kegiatan ibadah pada bangunan holy stadium. 2 diantaranya merupakan genset kedap suara, dan 2 yang lain tidak dan sering menimbulkan polusi suara.

3.3.2. Pencahayaan

Penggunaan lampu pada bangunan holy stadium ini relatif bermacam – macam tergantung dengan kebutuhan dari ruangan pencahayaan altar menggunakan lampu LED yang ditanam pada ceiling dan lampu sorot yang digantung dengan kabel.

sedangkan untuk lampu dalam tribun gereja menggunakan spot light berdaya besar, tujuannya agar titik lmapu bangunan tidak terlalu banyak dan menjadi penerangan efektif dalam bangunan. Pencahayaan ini juga digunakan hanya pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung, karna sekalipun bangunan difungsikan untuk ibadah apabila siang hari, penerangan yang digunakan tetap

penerangan alami,

Gb. 3.7 Lampu spot light (sumber : dokumen pribadi)

3.4. kinerja bangunan

kinerja bangunan dari holy stadium ini cukup baik bagaimana konsep arsitektur tropisnya diterjemahkan dalam efisiensi energi bangunan dan beberapa unsur hightech atau teknologi yang saat ini saat berkembang, sehingga dapat menciptakan pencahayaan alami dan kenyamanan thermal yang baik.

3.4.1. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami merupakan pencahayaan utama holy stadium pada siang hari, dengan membuat bukaan pada bagian timur dan barat bangunan yang melimpah sinar matahari. Intensitas cahaya pada bangunan holy stadium mencapai 220 lux pada siang hari dan kisaran 30 -40 lux pada sore hari, akan tetapi masih cukup untuk menerangi bagian dalam bangunan,

Gb. 3.8

Pencahayaan alami holy stadium dalam greja

(sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.9

Pencahayaan alami lobby holy stadium

(sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.10 Titik ukur pencahayaan alami (sumber : dokumen pribadi)

Titik ukur

Kekuatan penerangan (lux)

• Pengujian dlilakukan pada jam 4 sore, dengan keadaan berawan

3.4.2. Penghawaan alami

Holy stadium berorientasi ke barat dan timur, posisi ini disesuaikan dengan hembusan angin laut yang berhembus ke tanah pada siang hari dan hembusan angin gunung yang berhembus ke laut pada waktu malam hari, hal ini membantu penghapusan panas pada bangunan, terutama pada koridor holy stadium, dengan koridor yang memanfaatkan bukaan pintu udara dapat terus mengalir sehingga pada bangunan lobby tidak menggunakan ac, selain sifatnya yang hanya sebagai sirkulasi dan transit, udara sudah mengalir dengan sendirinya

3.4.3. Kenyamanan Thermal

Pada bangunan holy stadium temperature udaranya pada kisaran 28 ° - 30 °C dengan kelembaban udaranya ada pada kisaran 58 – 62% bangunan ini terasa cukup sejuk, bermacam teknology penunjang bangunan ini antara lain:

• kaca anti ultra violet untuk bukaan yang menghadap ke arah matahari, sehingga sifatnya reflektif • selimut bangunan, penerapan double layer pada bangunan holy stadium sehingga bangunan inti tidak langsung berhadapan dengan sinar matahari • insulasi pada atap untuk menahan panas turun kebagian bawah bangunan • pintu yang berfungsi untuk mengalirkan udara masuk.

Gb. 3.11 tampak timur dan barat bangunan Merupakan sisi yang diberi perlindungan dengan double layer

(sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.12 effek shading bangunan (sumber : dokumen pribadi)

3.5. Arsitekur

Dalam kajian arsitektur, holy stadium menunjukan kesan high tech melalui bermacam hal, mulai dari fasade, struktur, dan utilitas yang ada menggunakan teknologi yang saat ini sedang berkembang, ditambah desain bangunan yang merespon iklim tropis dengan sangat baik terutama matahari dan pergerakan angin.

3.5.1. High tech

Mulai dari fasade, menggunakan material kaca transparan, yang menunjukan aktivitas di area koridor holy stadium , merupakan salah satu ciri dari arsitektur high tech yakni inside out, penggunaan material transparan hanya terpakai pada lantai 1 untuk menghindari masuknya sinar matahari tapi masih memungkinkan pencahayaan alami masuk kedalam bangunan.

Gb. 3.13 material transparan untuk mengekspose aktivitas dalam

bangunan (sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.14 material transparan untuk mengekspose aktivitas dalam

bangunan (sumber : dokumen pribadi)

Untuk hal struktur holy stadium juga menunjukan struktur yang digunakannya atau dalam high tech architecture yang dikemukakan oleh charles jenks sebagai structure expresionism. Space frame di expose sebagai elemen exterior dan terlihat dari luar dari frame kaca untuk pencahayaan alami.

Gb. 3.15 ekspose struktur space truss

(sumber : dokumen pribadi)

Gb. 3.16 detai estetika struktur

(sumber : dokumen pribadi)

3.5.2. Bangunan tropis

Bangunan holy stadium dilengkapi teknologi yang mampu mengatasi permasalahan matahari dengan baik, dan pergerakan udara dengan baik, pada bagian atas bangunan menggunakan insulasi untuk menahan panas, sedangkan pada eksterior bangunan memiliki selubung agar panas tidak masuk kedalam bangunan,

Gb. 3.17 kanopi polycarbonat (sumber : dokumen pribadi)

Pembuatan koridor sebagai ruang transisi, ruang transisi bertujuan memberikan kenyamanan thermal yang optimal kepada fungsi ruang utama pada kasus ini ruang utamanya adalah ruang greja, disini lobby berperan membuang hawa panas karna pada lobby udara terus mengalir, disamping itu juga dengan prinsip fisika dasar pada transfer panas, bahwa udara sebagai konduktor yang buruk, jadi udara panas akan kesulitan mencapai ruang greja,

BAB IV ANALISIS DATA

4.1. Kajian Bangunan tropis high tech dengan kasus bangunan holy stadium

Pada bab analisis ini, akan dibahas seperti apa bangunan high tech tropis yang ada saat ini. Kemudian akan disandingkan dengan bangunan high tech dinegara 4 musim, maka terlebih dahulu menganalisis bangunan yang sekiranya cukup menggambarkan bangunan tropis high tech tersebut, pada tulisan ini kasus yang diambil ialah holy stadium semarang.

4.1.1. Metode perancangan

Metode perancangan yang digunakan dalam desain holy stadium dapat digolongkan kedalam HermeticCoding dan Architecture as a political art, metode ini memberikan citra guna dan citra fungsi bangunan arsitektur yang akan menjadi trend dimasa depan, dengan kata lain bangunan dapat terus menyesuaikan terhadap zaman dan lingkungan.

4.1.1.1. HermeticCoding Hermetic coding, bangunan holy stadium merupakan

bangunan yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan trend dan kebutuhan mendatang, karna dalam desainnya holy stadium banyak menggunakan ruangan – ruangan yang sifatnya flexibel (besar dan fungsinya dapat menyesuaikan), sehingga ruangan yang ada didalam bangunan dapat berubah sesuai dengan fungsi – fungsi baru yang diinginkan nantinya.

Pada kasus ini holy stadium awalnya memiliki 6 kapel, yaitu oriental kapel, kapel eropa, kapel indonesia, kapel high tech, yang dimana tujuannya untuk melayani pernikahan, agar bisa disesuaikan dengan etnik maupun adat yang diinginkan, tetapi pada kenyataannya 4 kapel berubah fungsi menjadi ruang kelas untuk sekolah dan laboratorium pembelajaran, dan pengalihan fungsi ini pun berjalan dengan baik, karna jadwal aktivitas, antara aktivitas satu dengan yang lainnya tidak bertabrakan atau saling mengganggu.

Gb. 4.1

denah greja holy stadium JKI injil kerajaan

(sumber: dokumen pribadi)

kode Fungsi awal

Fungsi sekarang

1 Kapel high tech

Studio broadcaster

2 Kapel oriental

Kelas SMP

3 Kapel eropa

Kelas SD

4 Kapel indonesia

Kelas SD