Bab III Perkembangan Dunia Islam Abad Modern

TOKOH-TOKOH DAN AJARANNYA
KELAS 12 BAB III

Periode
Pertengahan
(1250M1800M)
Periode Klasik
(tahun 650M1250M)

Periodisasi
Sejarah Islam
Secara Umum

Periode
Modern
(1800Msekarang).

‫ ثم تَكوْنُ ِلفآَ ًة عَلَى‬، ‫ ثم يَ نرآَعهَا إلذَا شَاءَ اَُن يَرن َآعَهَا‬، َُْ‫• تَكوْنُ الُبّوّْ لآينكمن مَا شَاءَ ا لله أَُن تَك نو‬
‫ ثم تَكوْنُ ملنكًا‬، ‫ ثم يَ نرآَعهَا إلذَا شَاءَ أَُن يَرن َآعَهَا‬، َُ‫ َآتَكوْنُ مَا شَاءَ ا اَُن تَكوْن‬، ‫لمُنهَاجل الُبّوّْل‬
، ‫ ثم تَكوْنُ ملنكًا جَّرلياا‬، ‫ ثم يَرنآَعهَا إلذَا شَاءَ أَُن يَرن َآعَهَا‬، َُْ‫ أَُن تَك نو‬ ‫ َآتَكوْنُ مَا شَاءَ ا‬، ‫عَاضًا‬
‫ ثم تَكوْنُ ِلف َآةً عَلَى ملُنهَاجل‬، ‫ ثم يَرنآَعهَا إلذَا شَاءَ أَُن يَرن َآعَهَا‬، َُْ‫ أَُن تَك نو‬ ‫َآتَكوْنَُ مَا شَاءَ ا‬

َ‫ ثم سَكَت‬، ‫الُبّوّْل‬
1. “Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa
tahun, kemudian Allah mengangkatnya,
2. setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan
atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya,
3. kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit)
selama beberapa masa,
4. selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang
memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah
ta’aala,
5. setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah.
Kemudian Nabi Muhammad saw diam,”(HR Ahmad 17680)

5 Fase umat Islam berdasarkan Hadits

• Prestasi gemilang di bidang sains dan tekhnologi
• Pada tahun 1903 manusia bisa membuat pesawat
• Manusia pertama turun di bulan tahun 1969
• Ditemukan teori-teori; Darwin, Relativisme, Kloning,
filsafat dll.

• Kemajuan di berbagai bidang mulai berkembang pesat
• Menipisnya perhatian manusia kepada agama
• Dekadensi moral umat ke arah yang mengkhawatirkan

Karakteristik Abad 20







MESIR
SURIAH
AFGANISTAN
SAUDI ARABIA
INDONESIA

GERAKAN PEMBAHARUAN
ISLAM


PETA DUNIA ISLAM

Siapakah Mereka ?

‫ل‬
َ
‫ها اا َل‬
َ
(‫على‬
‫م‬
‫لاا‬
‫ث‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ب‬
‫ياا‬
‫ا‬
‫ه‬
َ ‫ة‬

ِ
ِ ‫ال‬
ِ ‫ذ‬
ِ ‫ها‬
َ
‫ل‬
َ
َ
َ ‫إا ِ َنا ال‬
‫ل‬
‫ل‬
ٍ َ‫س ان‬
ِ َ ‫ماائ‬
ِ ‫سكا ِل‬
‫ددل‬
ِ ‫ج‬
َ ‫ما لن لياا‬
َ ‫ة‬
َ ‫ة‬
ِ ‫َرأا‬

َ
‫هاا‬
‫ن‬
‫ا‬
‫ي‬
‫ا‬
‫د‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ه‬
‫لاا‬
)
َ
ِ
َ
َ
• “Sesungguhnya Allah mengutus pada setiap 100 tahun
untuk umat ini orang yang memperbarui umatnya” ( HR.
Abu Daud, No. 4291)


Pembaharu Ada Setiap
Zaman



Tokoh-tokoh terkenal:
 Muhammad Abduh
 Hasan Al Banna
 Sayyid Qutub

MESIR

• Syekh Muhammad Abduh lahir
pada tahun 1849 di desa
Mahallat Nasr dekat sungai Nil
Mesir, ayah beliau bernama
Abdul Hasan Khoirullah
(Turki) dan ibunya yang masih
mempumyai darah keturunan
dengan Umar Ibn Khattab.

Pada usia 13 tahun, beliau telah
mampu menghafal Al Qur’an.
• Latar belakang pendidikannya
berasal dari univ. Al Azhar
Cairo

MUHAMMAD ABDUH
( 1849-1905M)

• Revolusi politik
Abduh berpandangan bahwa penyakit yang melanda negara-negara Islam
adalah adanya kerancuan pemikiran agama di kalangan umat Islam sebagai
konsekuensi datangnya peradaban Barat dan adanya tuntutan dunia Islam
modern. Selama beberapa abad di masa silam, kaum Muslimin telah
menghadapi kemunduran dan sebagai hasilnya mereka tidak mendapatkan
dirinya sebagai siap sedia untuk menghadapi situasi yang kritis ini
• Pemurnian amal perbuatan umat Islam dari segala bentuk bid’ah
• Pembaharuan dalam bidang pendidikan
• Perumusan kembali ajaran Islam menurut pikiran modern
• Strategi terhadap pengaruh Barat dan Nasrani

• Kalimatnya yang terkenal:
“ Di Barat aku menyaksikan islam tanpa kaum muslimin.”

AJARAN-AJARAN
MUHAMMAD ABDUH

Imam Syahid Hasan Al
Banna

• Beliau adalah Hasan Ahmad Abdul Rahman Al-Banna, lahir di Kota Al-Mahmudiyah,
di kawasan Delta Nil Wilayah Buhaira, Mesir, pada hari Ahad, tanggal 14 Oktober
tahun 1906, beliau berasal dari keluarga desa yang sederhana yang di sebuah
desa yang digelar desa “Syamsyirah”.
• Ayahnya seorang ulama besar di bidang Hadits pada masanya, yaitu Ahmad
Abdur Rahman Al-Banna, diantaranya yang terkenal “Al Fath Ar Rabbany li Tartib
Musnad Al-Imam Ahmad”.  Disamping menulis kitab-kitab hadits, orang tua Hasan
Al-Banna bekerja memperbaiki jam, dikenal dengan As Sa’ati

• Pada usia belia beliau mendirikan perkumpulan Akhlaq Al
Adabiyah dg para pemuda lain

• Beliau hafal quran usia 14 tahun, lalu melanjutkan kuliah di
Univ. Darul Ulum Cairo ( 1923-1927),
• Kemudian beliau membentuk organisasi jamaah Ikhwanul
Muslimin tahun 1928 , merupakan organisasi terbesar dan
tersebar diseluruh dunia saat ini.
• Beliau wafat dibunuh pada 12 Februari 1949 di Kairo oleh
penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini
sebagai penembak ‘titipan’ pemerintah pada saat itu dibawah
pimpimnan perdana menteri JAMAL ABDUL NASIR

HASAN AL BANNA ( 19061949)



Maka mulailah Hasan al Banna dengan
dakwahnya. Dakwah mengajak manusia
kepada Allah, mengajak manusia untuk
memberantas kejahiliyahan (kebodohan).
Dakwah beliau dimulai dengan menggalang
beberapa muridnya. Kemudian beliau

berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau
lakukan teratur dua minggu sekali. Beliau
dengan perkumpulan yang didirikannya “AlIkhwanul Muslimun,” bekerja keras siang
malam menulis pidato, mengadakan
pembinaan, memimpin rapat pertemuan.
Dakwahnya mendapat sambutan luas di
kalangan umat Islam Mesir. Tercatat kaum
muslimin mulai dari golongan buruh,petani,
usahawan, ilmuwan, ulama, dokter
mendukung dakwah beliau.  

• Mengedepankan persaudaraan islam
• Perbedaan pendapat dalam madzhab
agama bukanlah faktor pemecah
belah umat, namun saling
menghormati, bersatu dan
bekerjasama.
• Ikhwanul Muslimin adalah dakwah
yang umum yang tidak dinisbatkan
kepada kelompok tertentu, tidak pula

terikat dengan satu pendapat tertentu.
• Fokus pada perbaikan individu,
keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara hingga terbentuknya sistem
islam yang mendunia.



Memperjuangkan semboyan:
 Allah Ghayatuna
(Allah Tujuan kami)
 Ar Rasul Qudwatuna
( Rasul teladan kami)
 Al Qur’an Dusturuna
( Al
Qur’an pedoman hidup kami)
 Al Jihad Sabiluna ( jihad jalan juang
kami)
 Al Mautu fi Sabilillah Asmaa
Amaniina (mati di jalan Allah cita-cita
kami tertinggi)

Pemikiran-pemikiran
Hasan Al Banna

• Secara umum karya tulis beliau tidaklah banyak, suatu hari
beliau pernah ditanya,” Mengapa anda tdak menulis buku,?”
Beliau menjawab,” Saya “menulis’ manusia. ( membetuk
karakter manusia menjadi luhur lebih penting ).
• Beberapa karya tulis beliau:
• Risalatu at ta’lim, merupakan arahan-arahan bagi anggota yang
baru masuk dalam organisasi Ikhwanul Muslimin
• Risalah jihad
• Al Matsurat, kumpulan dzikir pagi dan petang
• Kumpulan ceramah-ceramah beliau saat Mu’tamar Internasional.

Karya karya Imam Syahid
Hasan Al Banna

1. Bangunlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun
keadaannya.
2. Baca, Telaah dan dengarkan Al-Quran atau dzikirlah kepada Allah dan janganlah engkau
menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada manfaatnya.
3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.
4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata
tidak akan mendatangkan kebaikan.
5. Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang
dan tentram.
6. Jangan bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh
terus-menerus.
7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan
mengganggu dan menyakiti.
8. Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau melukainya dalam bentuk apapun dan
jangan berbicara kecuali yang baik.
9. Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip
dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama).
10. Pekerjaan rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka
manfaatkanlah waktu dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan
percepatlah untuk diselesaikan.

10 Wasiat Hasan Al Banna

Sayyid Qutub ( 1906-1966)
Sayyid Qutb adalah seorang penulis,
pendidik, penyair, pemikir, dan sekaligus
menjadi ideolog Jamaah Ikhwanul Muslimin,
sesudah kematian Hassan al- Banna, tahun
l948. Sayyid Qutb menjadi pengarah dan
pembimbing bagi generasi Ikhwan berikutnya
dengan buku-bukunya yang sangat
monumental. Seperti Ma'alam fi-l-Thariq dan
Tafsir Fi Zillalil Qur'an.
Sayyid Qutb salah satu mata-air dan
"inspirator "besar bagi kebangkitan Islam
kontemporer. Bersama dengan Abul A’la
Maududi, pendiri Jamaat al Islami, dan
tokoh-tokoh lainnya, yang lahir di awal abad
ke l9, dan terus memancarkan sinar bagi
kebangkitan Islam.

• Quthb menghabiskan lebih setengah tahun, di Greeley ,
Colorado, Amerika, mempelajari kurikulum di Colorado
State Teachers College, tahun l949, saat ia dikirim oleh
Departemen Pendidikan Mesir, yang sekarang menjadi
Universitas Northern Colorado.
• Apa yang ia dilihat mendorongnya mengutuk Amerika yang
sangat materialistik, tempat manusia menyembah materi
bukan Tuhan, dan tak selayaknya Muslim harus bercita-cita
menyembah kepada materi, dan makhluk sesamanya.Itu
hanya akan membawa kepada kehancuran belaka,

• Qutb meninggalkan Amerika, saat ia melihat bagaimana rakyat Amerika berpesta-pora, di
mana kabar merebak tentang kematian pemimpin Jamaah Ikhwanul Muslimin, Hasan alBanna, yang tewas ditembak mati oleh seorang opsir yang menjadi kaki tangan Raja Farouk,
antek penjajah Inggris.
• Lalu, Qutb ingin tahu, siapa sebenarnya Hasan al-Banna, yang mendapatkan perhatian
masyarakat Amerika, saat peristiwa terbunuhnya pemimpin Jamaah Ikhwan, kemudian
membuat rakyat Amerika eforia (bergembira). Sekembalinya ke Mesir dari Amerika, Qutb
lebih banyak membaca tentang tulisan yang dimuat di surat kabar, majalah, dan berbagai
cerita tentang Ikhwan, sampai kemudian Sayyid Qutb bergabung dengan Ikhwan.
Sayyid Qutb menulis 24 buku, termasuk kritik novel, seni sastra , bekerja di bidang
pendidikan, ia paling dikenal di dunia Muslim karyanya yang dia yakini memiliki pengaruh
di dalam kehidupan sosial dan politik Islam , khususnya bukunya tentang Keadilan Sosial
Dalam Islam, Ma'alim fi-l-Thariq, dan Fi Zillali Qur'an, yang ditulisnya saat berada
dipenjara.

• Raja Faisal bin Abdul Aziz ketika mendengar bahwa Sayyid Quthb akan dihukum mati,
segera mengirimkan telegram kepada Jamal ABdun Nashir tanggal 28 Agustus 1966. Raja
Faisal berharap Abdun Nashir tidak menjatuhkan hukuman mati kepada Sayyid Quthb. Sami
Syaraf menyerahkan telegram Raja Faisal sore harinya kepada Andun Nashir, lalu Abdun
Nashir berkata kepada Sami Syaraf, “Laksanakan hukuman mati besok pagi saat fajar dan
berikan kepadaku telegram setelah pelaksanaan eksekusi mati.” Abdun Nashir kirim
telegram balasan kepada Raja Faishal dan menjelaskan telegram itu sampai kepadanya
setelah pelaksanaan eksekusi mati. Pelaksanaan hukuman mati terhadap Sayyid Quthb
dilakukan sebelum terbit fajar hari Senin, 29 Agustus 1966.
• Eksekusi hukuman mati terhadap Sayyid Quthb didahului dengan tuduhan makar terhadap
beliau oleh Jamal Abdun Nashir, tahun 1965. Saat itu, Abdun Nashir berada di Moscow dan
mengumumkan dari sana bahwa ada upaya pembunuhan terhadap dirinya dan penggulingan
pemerintahannya oleh Ikhwanul Muslimin di bawah pimpinan Sayyid Quthb. Akhirnya
Sayyid Quthb ditahan tanggal 9 Agustus 1965. Selanjutnya diadakan penyelidikan terhadap
Sayyid Quthb di penjara perang tanggal 19 Desember 1965 selama tiga hari dan akhirnya
menjatuhkan hukuman mati atas Sayyid Quthb tanggal 21 Agustus 1966.

Sayid Qutub Dihukum
Mati

Karya Sayid Qutub

SURIAH

MUHAMMAD RASYID
RIDHA (1865-1935)

• Rasyid Ridha adalah murid Muhammad ‘Abduh yang terdekat. Ia
lahir pada tahun 1865 di al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang
letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Suria). Menurut keterangan, ia
berasal dari keturunan al-Husain, cucu Rasulullah. Semasa kecil, ia
belajar di sebuah sekolah tradisional di al-Qalamun untuk belajar
menulis, berhitung dan membaca al-Qur’an. Pada tahun 1882, ia
meneruskan pelajaran di al-Madrasah al-Wataniah al-Islamiyyah
(Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Sekolah ini didirikan oleh alSyaikh Husain al-Jisr, seorang ulama Islam yang telah dipengaruhi
oleh ide-ide modern. Di Madrasah ini, selain dari bahasa Arab
diajarkan pula bahasa turki dan Perancis, dan di samping
pengetahuan-pengetahuan agama juga diajarkan pengetahuan modern

• Rasyid Ridha meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agama yang
ada di Tripoli. Namun hubungan dengan al-Syaikh Hussein al-Jisr berjalan
terus dan guru inilah yang menjadi pembimbing baginya di masa muda.
Selanjutnya ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-Afghani dan
Muhammad ‘Abduh melalui majalah al-Urwah al-Wutsqa. Ia berniat untuk
menggabungkan diri dengan al-Afghani di Istambul, tetapi niat itu tidak
terwujud. Sewaktu Muhammad ‘Abduh berada dalam pembuangan di Beirut,
ia mendapat kesempatan baik untuk berjumpa dan berdialog dengan murid
utama al-Afghani itu. Pemikiran-pemikiran pembaruan yang diperolehnya
dari al-Syaikh Hussain al-Jisr dan yang kemudian diperluas lagi dengan ideide al-Afghani dan Muhammad ‘Abduh amat mempengaruhi jiwanya.
• Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan majalah yang termasyhur,
al-Manar.

• Rasyid Ridha melihat perlunya diadakan tafsir modern dari alQur’an, yaitu tafsir yang sesuai dengan ide-ide yang dicetuskan
gurunya. Ia selalu menganjurkan kepada gurunya, Muhammad
‘Abduh, supaya menulis tafsir modern. Karena selalu didesak,
‘Abduh akhirnya setuju untuk memberikan kuliah mengenai tafsir
al-Qur’an di al-Azhar. Kuliah-kuliah itu dimulai pada tahun 1899.
Keterangan-keterangan yang diberikan gurunya oleh Rasyid Ridha
dicatat untuk selanjutnya disusun dalam bentuk karangan teratur.
Apa yang ia tulis ia serahkan selanjutnya kepada guru untuk
diperiksa. Setelah mendapat persetujuan lalu disiarkan dalam alManar. Dengan demikian, akhirnya muncullah apa yang kemudian
dikenal dengan Tafsir al-Manar.

• Penyimpangan agama dan bidah adalah penyebab kemunduran umat.
• Kembali kepada ajaran islam yang benar sesuai Al Qur’an dan
hadits.
• Ijtihad dalam agama, ucapan beliau”
“Tidak ada ishlah (pembaruan) kecuali dengan dakwah; tidak ada
dakwah kecuali dengan hujjah (argumentasi yang dapat diterima
secara rasional); dan tidak ada hujjah dalam hal mengikut secara
buta (taqlid). Yang mesti ada adalah tertutupnya pintu taqlid buta,
dan terbukanya pintu bagi faham rasional yang argumentatif adalah
awal dari setiap upaya ishlah. Taqlid merupakan hijab yang sangat
tebal yang tidak disertai ilmu dan pemahaman.

PEMIKIRAN MUHAMMAD
ABDUH

PAKISTAN

• Namanya adalah Abul al-A’la al-Maududi,
lahir pada tahun 1903 di kota Aurangabad
di wilayah Haidar Abad (India).
• Pendidikan pertamanya dari ayahnya Abu
Hasan, lalu memasukkan ke madrasah Al
Fauwqanyah dan melanjutkan ke Darul
Ulum.
• Pada usia 17 thn ia telah menguasai 4
bahasa: Arab, Inggris, Persia dan Urdhu.
• Menjadi pemred surat kabar pada tahun
1920, yaitu surat kabar Taj Al Muslim dan
Al Jam’iyyat
• Tahun 1947 ia pindah ke Pakistan

ABUL A’LA AL MAUDUDI

• Pada tahun 1941 Al Maududi mendirikan partai JI (Jamaat al Islami)
sebagai bentuk dari keinginan gerakannya.
• Pemikirannya ingin mengembalikan sitem ajaran islam seperti yang telah
terjadi pada masa Rasulullah, diantara ajaran beliau adalah:
• Islam adalah suatu agama yang paripurna, lengkap dengan petunjuk untuk
mengatur semua segi kehidupan manusia, termasuk kehidupan politik. Oleh
karenanya, dalam bernegara umat Islam tidak perlu meniru sistem Barat, cukup
kembali kepada sistem Islam dengan menunjuk kepada pola politik sesama
Khulafa Urrasyidin. Maududi beranjak dari konsepnya tentang Tuhan (Tauhid).
Tidak ada yang menyerupai Tuhan sebagai pencipta dan pengatur. Tak seorang
pun yang berhak mengatakan berlakunya suatu aturan atau mengeluarkan
perintah atas kemauannya sendiri dan tidak ada keharusan untuk tunduk pada
aturan-aturan seperti itu. Hanya Allah lah yang menetapkan hukum

PEMIKIRAN AL MAUDUDI

AFGANISTAN

• Jamaluddin al-Afghani dilahirkan di
As’adabad, dekat Kanar di Distrik
Kabul, Afghanistan, pada tahun 1838
(1254 H). Al-afghani menghabiskan
masa kecilnya di Afghanistan, namun
banyak berjuang di Mesir, India
bahkan Perancis. Pada usia 18 tahun
di Kabul, Jamaluddin tidak hanya
menguasai ilmu keagamaan tetapi
juga mendalami filsafah, hukum,
sejarah, metafisika, kedokteran,
sains, astronomi dan astrologi.

JAMALUDDIN AL AFGHANI (1839-1897)

• Pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa.
Di masa kecilnya itu Ia mendapatkan pendidikan dasar di Kabul kemudian di
Iran, dan di usia 18 tahun hampir semua cabang ilmu dikuasai. Ia tekun
mempelajari bahasa Arab, hukum, sejarah, kedokteran, matematika, astronomi,
filsafat, fiqh dan lain-lain. Sehingga Al-Afghani dikenal sebagai profil jenius
yang penguasaan terhadap ilmu pengetahuan seperti ensiklopedia.
• Dia juga pernah hidup dan menuntut ilmu di Irak kemudian pindah ke India. Di
sinilah muncul pemikirannya untuk memperbaharui kehidupan dunia Islam dan
menyatukan umat Islam, berawal dari rasa ibanya terhadap penderitaraan rakyat
India atas penindasan yang dilakukan kolonialis Inggris di sana. Ia
menyaksikan penderitaan rakyat India yang luar biasa atas penjajahan bangsa
itu. Pada waktu itu Inggris telah memainkan peranan memecah belah umat
muslim India dan terjadi pengkotakkan antara muslim pro Inggris dan anti
Inggris. Di sinilah Jamaluddin Al Afghani tumbuh pemikiran untuk
mengadakan pembaharuan dan menyatukan dunia Islam. Ia menyadari bahwa
kebangkitan dan solidaritas Islam bisa menjadi senjata untuk melawan penjajah
Inggris dari bumi India. Ia mendorong rakyat India bangkit melawan kekuasaan
Inggris. Hasilnya pada tahun 1857 muncul kesadaran di kalangan rakyat India
melawan penjajahan Inggris.

• Pemikirannya tentang Pan-Islamisme, yang mengajarkan,
agar semua umat Islam seluruh dunia bersatu, dalam
sebuah Khalifah, untuk membebaskan mereka dari
perbudakan bangsa asing.
• Kelezatan ruhani dengan kedekatan kepada Allah
• Kesempurnaan Islam dalam setiap bidang termasuk
politik
• Mengedepankan akhlak mulia
• Mewaspadai faham materialisme

Pemikiran Al Afghani

• Mendirikan majalah Al Urwatul Wutsqa, pada tahun
1884. sebagai wadah untuk menuangkan pemikirannya
• Di samping majalah Al-‘Urwah al- Wusqa Al-Afghani
juga menulis banyak buku dan artikel. Di antaranya ialah
Bab ma Ya’ulu Ilaihi Amr al-Muslimin(Pembahasan
tentang Sesuatu Yang Melemahkan Orang-Orang Islam),
Makidah asy-Syarqiyah (Tipu Muslihat Orientalis),
Risalah fi ar- Radd ‘Ala al-Masihiyyin (Risalah untuk
Menjawab Golongan Kristen; 1895) dll.

• Al-Afghani berpendapat bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan antara lain karena umat telah meninggalkan ajaranajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran qada dan qadar telah
berubah menjadi ajaran fatalisme yang menjadikan umat
menjadi statis. Sebab-sebab lain adalah perpecahan di
kalangan umat Islam sendiri, lemahnya persaudaraan antara
umat Islam dan lain-lain. Untuk mengatasi semua hal itu antara
lain menurut pendapatnya ialah umat Islam harus kembali
kepada ajaran Islam yang benar, mensucikan hati, memuliakan
akhlak, berkorban untuk kepentingan umat, pemerintah
otokratis harus diubah menjadi demokratis, dan persatuan umat
Islam hars diwujudkan sehingga umat akan maju sesuai
dengan tuntutan zaman.

• Ide pembebasan dari kendali barat, merupakan tujuan perjuangan politik AlAfghani yang paling populer. Ucapan-ucapan Al-Afghani banyak dikutip oleh
kaum modernis Islam, nasionalis, maupun Islam kontemporer yang mendukung
kebebasan
• Letak kebesaran Al-Afghani bukanlah sebagai pemikir, meskipun dalam
pemikiran itu ia tetap sangat penting karena ia menunjukkan pandangan masa
depan yang jauh dan daya baca zaman yang tajam. Kebesarannya terletak
terutama dalam peranannya sebagai pembangkit kesadaran politik umat Islam
menghadapi barat, dan pemberi jalan bagaimana menghadapi arus modernisasi
dunia ini. Adalah Muhammad Abduh, muridnya yang paling utama yang
menjabarkan pemikiran-pemikiran kunci Al-Afghani setelah Abduh berpisah dari
gurunya itu karena hendak meninggalkan dunia politik dan lebih mencurahkan diri
kepada bdang keilmuan dan pendidikan. Dari Muhammad Abduh-lah substansi
pemikiran Al-Afghani menemukan formulasi intelektual yang lebih jauh.

Pengaruh Al Afghani

• Dengan demikian nasabnya adalah Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali
Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid bin Musyaraf. Dia dilahirkan di
daerah Uyainah pada tahun 1115 H. terletak di wilayah Yamamah yang masih bagian dari
Nejd. Uyaiyah berada di arah barat laut dari kota Riyad yang berjarak sekitar 70 km. Dia
tumbuh di lingkungan keluarga yang cinta ilmu. Ayahnya adalah seorang ulama besar Negara
yang memegang jabatan peradilan di beberapa daerah. Kakeknya syaikh Sulaiman bin Ali
adalah seorang ulama terkemuka dan juga imam dalam ilmu fiqih. Jabatan lain yang juga
diemban Syaikh Sulaiman adalah sebagai mufti Negara. Di bawah bimbingannya, lahir
sejumlah ulama dan para murid yang tersebut di seluruh semenanjung Arab. Maka wajar jika
kemudian lahir seorang keturunan yang faqih dan alim pula. Muhammad bin Abdul Wahab
hafal Al-qur’an sebelum usianya mencapai 10 tahun. Ia belajar fiqih dan hadits dengan
ayahnya sendiri, dan belajar tafsir dari guru-guru dari berbagai negeri, terutama di Madinah
Al-Munawaroh serta memahami tauhid dari Al-qur’an dan Sunnah.
Setelah itu dia berkelana untuk mencari pendidikan yang lebih tinggi mengunjungi sejumlah
pusat pembelajaran Islam, termasuk Mekkah dan Madinah, dari Madinah pindah ke Basrah,
Baghdad, Persia, Suriah, dan Mesir.

SAUDI ARABIA
Muhammad Bin Abdul Wahhab (1703-1787)

• Dia termasuk pelajar yang cerdas menonjol dalam studi-studinya dan sangat mengenal
kajian kemurnian ajaran Islam sebagaimana yang dipraktekkan oleh kaum salaf, Melalui
Imam Ahmad bin Hambal yang ditafsirkan oleh Ibnu Taimiyah pemikiran-pemikiran
bilaudah yang sangat berpengaruh pada seorang Muhammad bin Abdul Wahhab. Dalam
perkembangannya juga mengamati berbagai penyimpangan amaliyah umat Islam dalam
bidang akidah dalam bentuk tahayul dan kurofat dan berbagai macam bid’ah dalam
bentuk ibadah. Dia tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaannya dari berbagai bentuk
penyimpangan dari ajaran yang menjadi penyebab utama kemunduran umat Islam. Oleh
karena itu di kota-kota tersebut juga beliau menyuarakan faham kembali kepada faham
kemurnian ajaran Islam yang bersumber kepada Al-qur’an dan sunnah. Gerakan Tajdid
yang diserukan kebanyakan di berbagai tempat mendapatkan tantangan dari kaum
muslimin yang merasa terusik kemapanan tradisinya yang menyimpang tersebut. Namun
demikian juga tidak sedikit orang yang menerima faham ke Islamannya yang kemudian
menjadi pengikutnya. Akhirnya beliau kembali ke kampung halamannya di Uyaynah.
Setelah beberapa lama dikampung halamannya dan diterima oleh keluarga dan kaumnya,
namun setelah beliau lebih gencar melancarkan faham dan gerakannya pemurnian
tauchid dan pembersihan bid’ah mulailah mendapatkan tantangan-tantangan sampai
kepada tantangan yang lebih keras sehingga beliau terusir dari kampung halamannya,
namun demikian juga tidak sedikit orang-orang yang mengikuti fahamnya termasuk dari
luar Uyaynah diantaranya Muhammad bin Suud yang selanjutnya menjadi cikal bakal
penguasa Arab Saudi sekarang ini.

• Kembali kepada Al Qur’an dan sunnah
• Menamankan tauhid secara mendalam dam membasmi
syirik serta berbagai macam bid’ah.
• Menegakkan kewajiban-kewajiban agama dan syiarsyiarnya seperti shalat, jihad, dan amar ma’ruf nahi
munkar.
• Mewujudkan keadilan di bidang hukum dan lainnya.
• Mendirikan masyarakat Islam yang berdasarkan tauhid,
sunah, persatuan, kemuliaan, perdamaian dan keadilan.

PEMIKIRAN DAN AJARAN
MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB

1. KH. AHMAD DAHLAN
2. KH. AHMAD SURKATI
3. KH. AHMAD HASAN
4. KH. HASYIM ASY’ARI

GERAKAN PEMBAHARUAN DI
INDONESIA

• lahir di Kauman, Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868 dengan menyandang nama kecil
Muhammad Darwis. Ayahnya, KH Abubakar, seorang khatib masjid besar di Kesultanan
Yogyakarta, sedangkan ibunya, Siti Aminah, putri seorang penghulu. Praktis, sejak kecil,
dia mendapat didikan lingkungan pesantren serta menyerap pengetahuan agama dan
bahasa Arab.
• Ketika menetap di Mekah, di usia 15 tahun, dia mulai berinteraksi dan tersentuh dengan
pemikiran para pembaharu Islam. Sejak itu, dia merasa perlunya gerakan pembaharuan
Islam di kampung halamannya, yang masih berbaur dengan sinkretisme dan formalisme.
Mula-mula dengan mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian mengajak
memperbaiki jalan dan parit di Kauman.
• Robert W Hefner, Indonesianis asal Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok
pembaharu Islam yang luar biasa di Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui batas
puncak pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir.
• Ahmad Dahlan wafat d Yogyakarta pada 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karang
Kuncen, Yogyakarta.

KH. AHMAD DAHLAN ( 1868-1923)
( Pendiri Muhammadiyah)

• Muhammadiyah, salah organisasi Islam terpenting di
Indonesia, didirikan Ahmad Dahlan pada 18 November
1912.
• Tujuannya, “menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera” dan
“memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya”.
• Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan,
kesehatan, dan pendidikan ketimbang politik. Dari ruang
gerak terbatas di Kauman, Yogyakarta, organisasi ini
kemudian meluas ke daerah lain, termasuk luar Jawa.

• Ahmad Surkati dilahirkan di pulau Arqu, daerah Dunggulah,
Sudan, pada 1875. Sempat mengenyam pendidikan di Al-Azhar
(Mesir) dan Mekah, Surkati kemudian datang ke Jawa pada Maret
1911. Ini bermula dari permintaan Jami’at Khair, organisasi yang
didirikan warga keturunan Arab di Jakarta, untuk mengajar.
• Karena ketidakcocokkan, dia keluar serta mendirikan madrasah
Al-Irsyad Al-Islamiyah di Jakarta pada 6 September 1914.
Tanggal pendirian madrasah itu kemudian menjadi tanggal
berdirinya Perhimpunan Al-Irsyad. Tujuan organisasi ini, selain
memurnikan Islam, juga bergerak dalam bidang pendidikan dan
kemasyarakatan.

AHMAD SURKATI ( 1875-1943)
( Berperan dlm Kemerdekaan)

• Lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Nggedang-Jombang, Jawa Timur,
Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, artinya kebangkitan ulama,
organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dia mendirikannya bersama Kyai
Wahab Chasbullah pada 31 Januari 1926 guna mempertahankan faham
bermadzhab dan membendung faham pembaharuan.
• Hasyim pernah belajar pada Syaikh Mahfudz asal Termas, ulama Indonesia
yang jadi pakar ilmu hadits pertama, di Mekah. Ilmu hadits inilah yang
kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya
di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci. Lewat pesantren inilah KH Hasyim
melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan Islam tradisional.
Dia memperkenalkan pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren,
bahkan sejak 1926 ditambah dengan bahasa Belanda dan sejarah Indonesia.
• Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947.

KH. HASYIM ASY’ARI ( 1871-1947)
( Penjaga Tradisi Pesantren)

• Pendiri PERSIS ( Persatuan Islam )
• Nama kecilnya Hassan bin Ahmad, lahir di Singapura pada 1887 dari
keluarga campuran, Indonesia dan India. Semasa remaja dia melakoni
beragam pekerjaan; dari buruh hingga penulis, di Singapura maupun
Indonesia.
• Persis didirikan di Bandung pada 12 September 1923
• Ahmad Hasan dikenal sebagai ulama pembaharu. Pikiran-pikirannya sangat
tajam dan kritis terutama dalam cara memahami nash (teks) Alquran maupun
hadits. Keahliannya dalam bidang hadits, tafsir, fikih, ushul fiqih, ilmu
kalam, dan mantiq menjadikannya sebagai rujukan para penanya dan
pemerhati kajian Islam. Dia juga ulama yang produktif menulis.
• Ahmad Hassan tutup usia pada 10 November 1958 dalam usia 71 tahun

AHMAD HASAN ( 1887-1958)
( Rujukan Kajian Islam )