DRAFT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN SERTIFIKASI.docx

  

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

NOMOR: 421.3/9877/SK/DPK/VIII/2016 TENTANG

  

PANITIA PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI DATA DAN BERKAS USULAN GURU CALON

PENERIMA TUNJANGAN PROFESI PENDIDIK

DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

SEMESTER GENAP TAHUN ANGGARAN 2017

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN,

  Menimbang : a. Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengusulan serta verifikasi data dan berkas guru calon penerima Tunjangan Profesi Pendidik Provinsi Sulawesi Selatan, maka perlu dilakukan pembentukan dan pembagian tugas panitia pelaksana kegiatan dalam lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

  b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurup a di atas, maka perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun

  1999

  2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

  4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

  5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

  6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

  7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

  8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor

  9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2014 tentang perubahan keenam belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil

  10. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-2019

  11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pemberian Kuasa kepada Direktur yang menangani Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Dikdas untuk Menandatangani Keputusan Pemberian Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Khusus dan Subsidi Tunjangan Fungsional

  12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

  13. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya

  14. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama: Nomor 05/X/PB/2011, Nomor SPB/03/MPan-RB/10/2011, Nomor 48 Tahun 2011, Nomor 158/PMK01/2011, Nomor 11 Tahun 2011, Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS

  Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 Tentang perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  Ditetapkan di Makassar Pada Tanggal 17 Februari 2017 Kepala Dinas H. Irman Yasin Limpo, S.H. Pangkat: Pembina Utama Madya NIP. 196708241994031008

  11. Masing-masing panitia bersangkutan untuk dilaksanakan

  10. Kepala SMA Negeri dan Swasta Se-Provinsi Sulawesi Selatan

  9. Pengawas Provinsi Sulawesi Selatan

  8. Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar

  

7. Masing-masing Kepala Bidang Pembinaan SMA, SMK, dan PK-PLK Dinas Pendidikan Provinsi

Sulawesi Selatan di Makassar

  6. Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar

  5. Kepala BPKAD Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar

  4. Kepala Badan Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar

  3. Asisten Bidang Administrasi Umum Sekda Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar

  2. Gubernur Sulawesi Selatan di Makassar

  1. Dirjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta

  Tembusan disampaikan Kepada Yth.:

  KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di dalam Surat Keputusan ini terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

  16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru

  KEDUA : Pelaksanaan tugas kepanitian serta tugas verifikasi data dan berkas guru calon penerima tunjangan profesi pendidik yang namanya ditetapkan pada lampiran ketetapan ini untuk melaksanakan tugasnya dalam bentuk pengumpulan data, pengumpulan berkas, verifikasi data, verifikasi berkas, penginputan data terverifikasi pada dapodik sekolah, penginputan data terverifikasi pada SIMTUN Profesi Dikmen, dan melaporkan kepada kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan;

  KESATU : Menetapkan tugas kepanitian serta tugas verifikasi data dan berkas guru calon penerima tunjangan profesi pendidik di lingkungan Dinas Pendidikan provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini;

  Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TENTANG PANITIA PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI DATA DAN BERKAS GURU CALON PENERIMA TUNJANGAN PROFESI PENDIDIK PROVINSI SULAWESI SELATAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016

  

MEMUTUSKAN

  24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013

  23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

  22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013

  21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

  20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

  19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

  18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

  17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

  12. Arsip

  

LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI

SELATAN NOMOR : TANGGAL : 17 FEBRUARI 2017

TENTANG : PANITIA PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI DATA DAN BERKAS GURU

CALON PENERIMA TUNJANGAN PROFESI PENDIDIK PROVINSI SULAWESI

SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN 2017

  

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI DATA DAN BERKAS GURU CALON

PENERIMA TUNJANGAN PROFESI PENDIDIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

SEMESTER GENAP TAHUN 2017

  Penanggungjawab : Kepala Dinas Pendidikan Pengarah : Sekretaris Dinas Pendidikan Ketua I : Kepala Bidang Pembinaan SMA (Sesuaikan Nomenklatur) Ketua II : Kepala Bidang Pembinaan SMK Ketua III : Kepala Bidang Pembinaan PK-PLK Sekretaris I : Kasi PTK Bidang Pembinaan SMA Sekretaris II : Kasi PTK Bidang Pembinaan SMK Koordinator Keuangan : Kasubag Keuangan Koordinator Kegiatan Lapangan : Koordinator Pengawas

  A. Divisi Data dan Pemberkasan : Drs. H. Basrun Ponta, M.Pd. (Ketua Divisi SMK)

  : Sumarlin Melle, S.Pd., M.Pd. (Sekretaris I Divisi SMK) : Drs. Sabirin Sj, M.M. (Sekretaris II SMK) : H. Kamaruddin, S.Pd., M.Ap. (Ketua Divisi SMA) : Drs. Iswan Abd. Latief (Sekretaris I Divisi SMA) : Drs. Muhammad Tahir, M.Pd. (Sekretaris II Divisi SMA) : Dr. Iis Masdiana, M.Pd. (Ketua Divisi PK-PLK) : Dra. Rahmayani, M.Pd. (Sekretaris I Divisi PK-PLK) : Dra. Saheriah, M.Pd. (Sekretaris II Divisi PK-PLK) : Andi Faisal (Operator Manajemen Dapodik Provinsi)

  B. Divisi Verifikasi Data, Berkas, dan SKTP : Ketua MKPS Kabupaten/Kota

  Pengawas Dikmen SMA, SMK, dan PK-PLK (Sesuai SK Pembagian Tugas Kepengawasan)

  C. Divisi Dapodikmen Sekolah : OPS masing-masing SMA, SMK, dan PK-PLK Kepala Dinas H. Irman Yasin Limpo, S.H. Pangkat: Pembina Utama Madya NIP. 196708241994031008

  

LAMPIRAN II : SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI

SELATAN NOMOR : TANGGAL : 17 FEBRUARI 2017

TENTANG : PANITIA PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI DATA DAN BERKAS GURU

CALON PENERIMA TUNJANGAN PROFESI PENDIDIK PROVINSI SULAWESI

SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN 2017

  

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN TUNJANGAN PROFESI

PENDIDIK PROVINSI SULAWESI SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN 2017

A. KRITERIA GURU PENERIMA

1. Guru PNSD/DPK

  a. Terdaftar dalam data kelulusan aktif pada dapodikmen sekolah dan SIMTUN Profesi;

  b. Memiliki NUPTK yang valid dan tidak berkonflik;

  c. Memiliki minimal 1 sertifikat pendidik yang telah diberi 1 Nomor Registrasi Guru (NRG);

  d. Memiliki surat keterangan konversi dari LPTK penyelenggara apabila mapel sertifikasi yang diterima mengalami perubahan tidak langsung pada kode mapel sertifikasi; e. Memiliki hasil validasi penilaian kinerja dari pengawas sekolah dengan nilai minimal “Baik”;

  g. Tidak beralih tugas dari jabatan guru atau pengawas sekolah ke jabatan struktural;

  h. Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi lain atau instansi di luar Kemdikbud; i. Bertugas pada satuan pendidikan yang memiliki rasio peserta didik terhadap guru di satuan pendidikan sesuai ketentuan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mulai tahun pelajaran 2016 – 2017 dengan perincian sebagai berikut: 1) Jumlah peserta didik di sekolah induk maupun non induk berjumlah minimal 60 peserta didik atau minimal 3 rombel; 2) Jumlah peserta didik pada setiap rombel paralel minimal 20 orang di SMA dan minimal 15 orang di SMK; 3) Jumlah peserta didik pada rombel tunggal (tidak paralel) diperbolehkan kurang dari jumlah minimal sebagaimana yang dipersyaratkan pada hurup i (2) di atas; 4) Rombel yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut pada hurup i (2) di atas dinyatakan tidak normal dan JJM pada rombel tersebut dinyatakan tidak valid. j. Melaksanakan tugas mengajar pada jenjang pendidikan SMA/SMK binaan Kemdikbud (kecuali guru pendidikan agama dan budi pekerti) minimal 24 JP dan maksimal 40 JP sesuai latar belakang sertifikasi guru yang dimiliki, k. Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 150 peserta didik pada sekolah binaan Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi Bimbingan dan Konseling (Konselor) dan boleh lintas jenjang dan jenis dengan syarat membimbing minimal 40 peserta didik pada satminkal atau sekolah induk; l. Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 150 peserta didik pada sekolah binaan Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi TIK/KKPI (pada rombel yang menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah pelaksana Kurikulum 2013) dan boleh lintas jenjang dan jenis dengan syarat membimbing minimal 40 peserta didik pada satminkal atau sekolah induk; m. Beban kerja guru dan pemenuhannya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku di rombongan belajarnya. (Daftar sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 adalah yang terdaftar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Bagi satuan pendidikan yang menggunakan kurikulum tahun 2006 (KTSP 2006) dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan (akumulasi) dengan ketentuan maksimal 2 JP untuk setiap mata pelajaran; n. Dalam hal tidak terpenuhinya kriteria pada hurup i, j, k, l sebagaimana tersebut di atas, guru PNSD harus:

  1) Melaksanakan tugas mengajar pada jenjang pendidikan SMA/SMK binaan Kemdikbud di sekolah induk atau satuan administrasi pengkalan (satminkal) minimal 6 JP sesuai latar belakang sertifikasi guru yang dimiliki;

  2) Dapat menambah jam pelajaran pada satuan pendidikan SMA/SMK binaan Kemdikbud lainnya baik negeri maupun swasta dan dapat lintas jenjang pada satuan pendidikan SMP binaan Kemdikbud dengan syarat sesuai latar belakang sertifikasi guru/surat keterangan konversi yang dimiliki;

  3) Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 40 peserta didik pada sekolah binaan Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi Bimbingan dan Konseling (Konselor) dan boleh lintas jenjang dan jenis;

  4) Dapat menambah peserta didik pada satuan pendidikan SMA/SMK binaan Kemdikbud lainnya baik negeri maupun swasta dan dapat lintas jenjang pada satuan pendidikan SMP binaan Kemdikbud dengan syarat sesuai latar belakang sertifikasi guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) yang dimiliki;

  5) Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 40 peserta didik pada sekolah binaan Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi TIK/KKPI (pada rombel yang menerapkan K13 di sekolah pelaksana Kurikulum 2013) dan boleh lintas jenjang dan jenis;

  6) Dapat menambah peserta didik pada satuan pendidikan SMA/SMK binaan Kemdikbud lainnya baik negeri maupun swasta dan dapat lintas jenjang pada satuan pendidikan SMP binaan Kemdikbud dengan syarat sesuai latar belakang sertifikasi guru konversi TIK/KKPI yang dimiliki;

  7) Bertugas sebagai guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu, guru pembimbing khusus dapat berasal dari SLB atau guru PNS yang ada di sekolah inklusi yang sudah dilatih menjadi guru pembimbing khusus;

  8) Memperoleh tugas tambahan yang mengurangi perhitungan beban mengajar di sekolah induk dengan perincian sesuai ketentuan yang tertera dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagai berikut:

  a) Kepala satuan pendidikan/kepala sekolah diwajibkan mengajar minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu di satminkal atau sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Masa kerja kepala satuan pendidikan/kepala sekolah dihitung sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah Bab V Pasal 10 sebagai berikut:

  

(1) Kepala sekolah/madrasah diberi 1 (satu) kali masa tugas selama 4 (empat) tahun;

(2) Masa tugas kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

  berdasarkan penilaian kinerja;

  (3) Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah 2 (dua) kali

  masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi kepala sekolah/madrasah di sekolah/madrasah lain yang memiliki nilai akreditasi lebih rendah dari sekolah/madrasah sebelumnya, apabila (a) telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas atau (b) memiliki prestasi yang istimewa;

  (4) Prestasi yang istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah memiliki nilai kinerja amat baik dan berprestasi di tingkat kabupaten/kota/ provinsi/nasional. (5) Kepala sekolah/madrasah yang masa tugasnya berakhir, tetap melaksanakan tugas

  sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran atau bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan.

  b) Narasumber nasional/instruktur nasional/tim pengembang/mentor untuk guru pembelajar atau pelaksanaan diklat kurikulum, diwajibkan mengajar sesuai latar belakang sertifikasi yang dimiliki paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu;

  c) Wakil kepala satuan pendidikan/wakil kepala sekolah diwajibkan mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal/sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Ketentuan jumlah wakil kepala satuan pendidikan/wakil kepala sekolah untuk SMA/SMK yang diakui terkait tunjangan profesi guru maksimal 4 orang tanpa memandang bidang tugas masing-masing dengan ketentuan masa kerja berlaku selama 1 tahun. Ketentuan jumlah wakil kepala sekolah SMA dan SMK berdasarkan Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 sebagai berikut:

  (1) Jumlah rombel 1 – 9 = 1 wakil kepala sekolah; (2) Jumlah rombel 10 – 18 = 2 wakil kepala sekolah; (3) Jumlah rombel 19 – 27 = 3 wakil kepala sekolah; (4) Jumlah rombel >27 = 4 wakil kepala sekolah.

  d) Kepala perpustakaan pada jenjang SMA/SMK diwajibkan mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal/sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala perpustakaan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Kepala perpustakaan untuk SMA/SMK yang diakui terkait tunjangan profesi guru harus memenuhi ketentuan Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah sebagai berikut: (1) Memiliki sertifikat pelatihan kepala/pengelola perpustakaan; (2) Sekolah induk perpustakaan memiliki minimal 6 rombel atau minimal 120 peserta didik; (3) Perpustakaan di sekolah induk yang dikelola terdaftar pada perpustakaan nasional dengan menunjukkan nomor registrasi perpustakaan; (4) Memiliki literatur atau kepustakaan minimal 500 judul sesuai hasil rembug nasional; (5) Ditunjang oleh minimal 1 orang pengelola perpustakaan; (6) Masa kerja kepala perpustakaan berlaku selama 1 tahun.

  e) Kepala laboratorium (IPA, Komputer/Multimedia, Bahasa) pada jenjang SMA/SMK diwajibkan mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal/sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. Kepala laboratorium untuk SMA/SMK yang diakui terkait tunjangan profesi guru masing-masing 1 orang dengan ketentuan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana sebagai berikut: (1) Kepala laboratorium IPA bersertifikat pendidik Biologi/Fisika/Kimia;

  (2) Kepala laboratorium komputer bersertifikat pendidik TIK/KKPI; (3) Kepala laboratorium bahasa bersertifikat pendidik Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,

  Bahasa Asing Lainnya; (4) Memiliki sertifikat pelatihan kepala/pengelola laboratorium (sesuai mapel sertifikasi yang dimiliki); (5) Sekolah induk laboratorium memiliki minimal 4 rombel atau minimal 80 peserta didik; (6) Kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium memenuhi standar minimal; (7) Ditunjang oleh minimal 1 orang tenaga laboran (untuk laboratorium IPA); (8) Masa kerja kepala perpustakaan berlaku selama 1 tahun.

  f) Ketua program keahlian/program studi sesuai jumlah program keahlian/program studi yang dibuka, kepala bengkel, kepala unit produksi, dan sejenisnya di SMK, mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu. Semua ketua program keahlian/program studi, kepala bengkel, kepala unit produksi, dan sejenisnya harus memiliki sertifikat pendidik sesuai dengan program yang dikelola. Masa kerja ketua program keahlian/program studi, kepala bengkel, kepala unit produksi, dan sejenisnya di SMK berlaku selama 1 tahun sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008. o. Guru yang mendapat tugas tambahan (maslahat) yang mengurangi beban mengajar, pemenuhan beban kerja minimal tatap muka dan tugas tambahannya dilaksanakan di satuan administrasi pangkalnya

  (satminkal) dan tidak dibenarkan mengambil jam tambahan di sekolah lainnya kecuali tugas tambahan dengan beban kerja maksimal 2 JP; mengangkat satu orang kepala perpustakaan pada jenjang SMA/SMK yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana; q. Kepala satuan pendidikan atas persetujuan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi dapat mengangkat kepala laboratorium/kepala bengkel pada jenjang SMA/SMK yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana sebanyak jumlah program peminatan atau program keahlian yang ada di satuan pendidikan tersebut; r. Bertugas sebagai guru pada sekolah kecil (unit sekolah baru yang memenuhi persyaratan pendirian sekolah baru dengan jangka waktu yang dipersyaratkan), sekolah terbuka dan sekolah terintegrasi

  (sesuai dengan persyaratan pendirian sekolah terbuka dan sekolah terintegrasi) serta sekolah darurat yang tidak berada di daerah khusus, yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah/Dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar Tunjangan Profesinya tetap dibayarkan, guru tersebut harus melakukan kegiatan ekuivalensi sebagai berikut: 1) Mengajar mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain; 2) Menjadi tutor Paket A, B, C; C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan; 3) Menjadi guru bina pada sekolah terbuka; 4) Menjadi guru pamong pada sekolah terbuka; 5) Membina kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka; 6) Melaksanakan pembelajaran perbaikan (remedial teaching); 7) Mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) milik pribadi, atau milik masyarakat; 8) Menjadi Pengelola Kegiatan Keagamaan; 9) Mengelola Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri; 10) Menjadi guru inti/instruktur/ pemandu pada KKG/MGMP; 11) Membina kegiatan mandiri terstruktur bagi peserta didik; 12) Membina kegiatan lain yang terkait dengan pendidikan masyarakat, misalnya kursus kecantikan, masak, memotong rambut, menjahit, dsb. 13) Bukti dokumen atau pemberkasan sebagaimana dimaksud di atas diverifikasi oleh pemerintah/dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. s. Bertugas sebagai guru yang dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional, yaitu:

  1) Guru yang bertugas di sekolah Indonesia di luar negeri; 2) Guru yang ditugaskan menjadi guru di negara lain atas dasar kerjasama antarnegara. t. Bagi guru produktif yang berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memiliki keterampilan atau budaya khas daerah yang dibuktikan dengan surat keputusan dari Kementerian berdasarkan usulan dinas pendidikan setempat; u. Guru peminatan/produktif yang berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan atau budaya khas daerah untuk mengajarkan praktik dapat dilakukan oleh guru lebih dari 1 (satu) orang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan; v. Dalam pelaksanaan peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan

  Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama Nomor: 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik tetapi dialihtugaskan antarsatuan pendidikan, antarjenjang dan/atau antarmata pelajaran yang dibuktikan dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS berdasarkan perencanaan kebutuhan guru seluruh Provinsi/kabupaten/kota.

  Mereka masih mendapatkan tunjangan profesinya maksimal 2 (dua) tahun sejak dipindahtugaskan apabila yang bersangkutan memenuhi persyaratan lainnya yang relevan, sebagaimana diatur dalam

  BAB IV Ketentuan Peralihan, Pasal 5, Permendikbud Nomor 62 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru. Dinas pendidikan Provinsi/kabupaten/ kota mengirimkan SK alih tugas guru PNS yang memiliki sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud pada hurup h di atas kepada Direktorat Pembinaan Guru terkait dengan melampirkan SK Gubernur/Bupati/Walikota; w. Nomor kode dan nama bidang studi sertifikasi guru sesuai konversi.

2. Guru Non- PNS

  Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi TIK/KKPI (pada rombel yang menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah pelaksana Kurikulum 2013) dan boleh lintas jenjang dan jenis dengan syarat membimbing minimal 40 peserta didik pada satminkal atau sekolah induk; m. Beban kerja guru dan pemenuhannya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku di rombongan belajarnya. (Daftar sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 adalah yang terdaftar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Bagi satuan pendidikan yang menggunakan kurikulum tahun 2006 (KTSP 2006) dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan (akumulasi) dengan ketentuan maksimal 2 JP untuk setiap mata pelajaran; n. Dalam hal tidak terpenuhinya kriteria pada hurup i, j, k, l sebagaimana tersebut di atas, guru Non-PNS harus:

  7) Bertugas sebagai guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu, guru pembimbing khusus dapat berasal dari SLB atau guru PNS yang ada di sekolah inklusi yang sudah dilatih menjadi guru pembimbing khusus;

  6) Dapat menambah peserta didik pada satuan pendidikan SMA/SMK swasta binaan Kemdikbud lainnya baik negeri maupun swasta dan dapat lintas jenjang pada satuan pendidikan SMP swasta binaan Kemdikbud dengan syarat sesuai latar belakang sertifikasi guru konversi TIK/KKPI yang dimiliki;

  5) Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 40 peserta didik pada sekolah swasta binaan Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi TIK/KKPI (pada rombel yang menerapkan K13 di sekolah pelaksana Kurikulum 2013) dan boleh lintas jenjang dan jenis;

  4) Dapat menambah peserta didik pada satuan pendidikan SMA/SMK swasta binaan Kemdikbud lainnya baik negeri maupun swasta dan dapat lintas jenjang pada satuan pendidikan SMP binaan Kemdikbud dengan syarat sesuai latar belakang sertifikasi guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) yang dimiliki;

  3) Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 40 peserta didik pada sekolah swasta binaan Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi Bimbingan dan Konseling (Konselor) dan boleh lintas jenjang dan jenis;

  2) Dapat menambah jam pelajaran pada satuan pendidikan SMA/SMK swasta binaan Kemdikbud lainnya dan dapat lintas jenjang pada satuan pendidikan SMP swasta binaan Kemdikbud dengan syarat sesuai latar belakang sertifikasi guru/surat keterangan konversi yang dimiliki;

  1) Melaksanakan tugas mengajar pada jenjang pendidikan SMA/SMK swasta binaan Kemdikbud di sekolah induk atau satuan administrasi pangkalan (satminkal) minimal 6 JP sesuai latar belakang sertifikasi guru yang dimiliki;

  a. Terdaftar dalam data kelulusan aktif pada dapodikmen sekolah dan SIMTUN Profesi;

  b. Memiliki NUPTK yang valid dan tidak berkonflik;

  (kecuali guru pendidikan agama dan budi pekerti) minimal 24 JP dan maksimal 40 JP sesuai latar belakang sertifikasi guru yang dimiliki, k. Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 150 peserta didik pada sekolah swasta binaan

  3) Jumlah peserta didik pada rombel tunggal (tidak paralel) diperbolehkan kurang dari jumlah minimal sebagaimana yang dipersyaratkan pada hurup i (2) di atas; 4) Rombel yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tersebut pada hurup i (2) di atas dinyatakan tidak normal dan JJM pada rombel tersebut dinyatakan tidak valid. j. Melaksanakan tugas mengajar pada jenjang pendidikan SMA/SMK Swasta binaan Kemdikbud

  h. Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi lain atau instansi di luar Kemdikbud; i. Bertugas pada satuan pendidikan swasta yang memiliki rasio peserta didik terhadap guru di satuan pendidikan sesuai ketentuan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mulai tahun pelajaran 2016 – 2017 dengan perincian sebagai berikut: 1) Jumlah peserta didik di sekolah induk maupun non induk berjumlah minimal 60 peserta didik atau minimal 3 rombel; di SMK;

  g. Diangkat dan bertugas sebagai guru tetap yayasan atau guru honorer daerah pada sekolah swasta;

  f. Belum berusia 60 tahun pada bulan Januari 2017 (tanggal lahir minimal 01 Februari 1957);

  d. Memiliki surat keterangan konversi dari LPTK penyelenggara apabila mapel sertifikasi yang diterima mengalami perubahan tidak langsung pada kode mapel sertifikasi; e. Memiliki hasil validasi penilaian kinerja dari pengawas sekolah dengan nilai minimal “Baik”;

  c. Memiliki minimal 1 sertifikat pendidik yang telah diberi 1 Nomor Registrasi Guru (NRG);

  Kemdikbud bagi guru dengan latar belakang sertifikasi Bimbingan dan Konseling (Konselor) dan boleh lintas jenjang dan jenis dengan syarat membimbing minimal 40 peserta didik pada satminkal atau sekolah induk; l. Melaksanakan tugas pembimbingan minimal 150 peserta didik pada sekolah swasta binaan

  8) Memperoleh tugas tambahan yang mengurangi perhitungan beban mengajar di sekolah induk dengan perincian sesuai ketentuan yang tertera dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagai berikut:

  g) Kepala satuan pendidikan/kepala sekolah diwajibkan mengajar minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu di satminkal atau sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Masa kerja kepala satuan pendidikan/kepala sekolah dihitung sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah Bab V Pasal 10;

  h) Narasumber nasional/instruktur nasional/tim pengembang/mentor untuk guru pembelajar atau pelaksanaan diklat kurikulum, diwajibkan mengajar sesuai latar belakang sertifikasi yang dimiliki paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu; i) Wakil kepala satuan pendidikan/wakil kepala sekolah diwajibkan mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal/sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Ketentuan jumlah wakil kepala satuan pendidikan/wakil kepala sekolah untuk SMA/SMK yang diakui terkait tunjangan profesi guru maksimal 4 orang tanpa memandang bidang tugas masing-masing dengan ketentuan masa kerja berlaku selama 1 tahun. Ketentuan 2010 sebagai berikut:

  (1) Jumlah rombel 1 – 9 = 1 wakil kepala sekolah; (2) Jumlah rombel 10 – 18 = 2 wakil kepala sekolah; (3) Jumlah rombel 19 – 27 = 3 wakil kepala sekolah; (4) Jumlah rombel lebih dari 27 = 4 wakil kepala sekolah.

  j) Kepala perpustakaan pada jenjang SMA/SMK diwajibkan mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal/sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala perpustakaan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Kepala perpustakaan untuk SMA/SMK yang diakui terkait tunjangan profesi guru harus memenuhi ketentuan Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah sebagai berikut: (1) Memiliki sertifikat pelatihan kepala/pengelola perpustakaan; (2) Sekolah induk perpustakaan memiliki minimal 6 rombel atau minimal 120 peserta didik; (3) Perpustakaan di sekolah induk yang dikelola terdaftar pada perpustakaan nasional dengan menunjukkan nomor registrasi perpustakaan; (4) Memiliki literatur atau kepustakaan minimal 500 judul sesuai hasil rembug nasional; (5) Ditunjang oleh minimal 1 orang pengelola perpustakaan; (6) Masa kerja kepala perpustakaan berlaku selama 1 tahun. k) Kepala laboratorium (IPA, Komputer/Multimedia, Bahasa) pada jenjang SMA/SMK diwajibkan mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal/sekolah induk sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. Kepala laboratorium untuk SMA/SMK yang diakui terkait tunjangan profesi guru masing-masing 1 orang dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana sebagai berikut: (1) Kepala laboratorium IPA bersertifikat pendidik Biologi/Fisika/Kimia; (2) Kepala laboratorium komputer bersertifikat pendidik TIK/KKPI; (3) Kepala laboratorium bahasa bersertifikat pendidik Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,

  Bahasa Asing Lainnya; (4) Memiliki sertifikat pelatihan kepala/pengelola laboratorium (sesuai mapel sertifikasi yang dimiliki); (5) Sekolah induk laboratorium memiliki minimal 4 rombel atau minimal 80 peserta didik; (6) Kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium memenuhi standar minimal; (7) Ditunjang oleh minimal 1 orang tenaga laboran (untuk laboratorium IPA); (8) Masa kerja kepala perpustakaan berlaku selama 1 tahun. l) Ketua program keahlian/program studi sesuai jumlah program keahlian/program studi yang dibuka, kepala bengkel, kepala unit produksi, dan sejenisnya di SMK, mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu. Semua ketua program keahlian/program studi, kepala bengkel, kepala unit produksi, dan sejenisnya harus memiliki sertifikat pendidik sesuai dengan program yang dikelola. Masa kerja ketua program keahlian/program studi, kepala bengkel, kepala unit produksi, dan sejenisnya di SMK berlaku selama 1 tahun sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008. o. Guru yang mendapat tugas tambahan (maslahat) yang mengurangi beban mengajar, pemenuhan beban kerja minimal tatap muka dan tugas tambahannya dilaksanakan di satuan administrasi pangkalnya

  (satminkal) dan tidak dibenarkan mengambil jam tambahan di sekolah lainnya kecuali tugas tambahan dengan beban kerja maksimal 2 JP; p. Kepala satuan pendidikan atas persetujuan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi dapat mengangkat satu orang kepala perpustakaan pada jenjang SMA/SMK yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana; q. Kepala satuan pendidikan atas persetujuan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi dapat mengangkat kepala laboratorium/kepala bengkel pada jenjang SMA/SMK yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana sebanyak jumlah program peminatan atau program keahlian yang ada di satuan pendidikan tersebut; r. Bertugas sebagai guru pada sekolah kecil (unit sekolah baru yang memenuhi persyaratan pendirian sekolah baru dengan jangka waktu yang dipersyaratkan), sekolah terbuka dan sekolah terintegrasi

  (sesuai dengan persyaratan pendirian sekolah terbuka dan sekolah terintegrasi) serta sekolah darurat yang tidak berada di daerah khusus, yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah/Dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar Tunjangan Profesinya tetap dibayarkan, guru tersebut harus melakukan kegiatan ekuivalensi sebagai berikut: 1) Mengajar mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain; 2) Menjadi tutor Paket A, B,C; C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan; 3) Menjadi guru bina pada sekolah terbuka; 4) Menjadi guru pamong pada sekolah terbuka; 5) Membina kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka; 6) Melaksanakan pembelajaran perbaikan (remedial teaching); 8) Menjadi Pengelola Kegiatan Keagamaan; 9) Mengelola Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri; 10) Menjadi guru inti/instruktur/ pemandu pada KKG/MGMP; 11) Membina kegiatan mandiri terstruktur bagi peserta didik; 12) Membina kegiatan lain yang terkait dengan pendidikan masyarakat, misalnya kursus kecantikan, masak, memotong rambut, menjahit, dsb. 13) Bukti dokumen atau pemberkasan sebagaimana dimaksud di atas diverifikasi oleh pemerintah/dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. s. Bertugas sebagai guru yang dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional, yaitu:

  1) Guru yang bertugas di sekolah Indonesia di luar negeri; 2) Guru yang ditugaskan menjadi guru di negara lain atas dasar kerjasama antarnegara. t. Bagi guru produktif yang berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memiliki keterampilan atau budaya khas daerah yang dibuktikan dengan surat keputusan dari Kementerian berdasarkan usulan dinas pendidikan setempat; u. Guru peminatan/produktif yang berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan atau budaya khas daerah untuk mengajarkan praktik dapat dilakukan oleh guru lebih dari 1 (satu) orang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan baik di sekolah swasta maupun di sekolah negeri; v. Nomor kode dan nama bidang studi sertifikasi guru sesuai konversi.

3. Pengawas Sekolah

  Bagi pengawas sekolah, baik yang ditetapkan sebagai Pengawas Satuan Pendidikan, Pengawas Mata Pelajaran/Kelompok Mata Pelajaran maupun Pengawas Khusus BK, berhak mendapatkan Tunjangan Profesi apabila:

  a. Memenuhi jumlah minimal Satuan Pendidikan Binaan, yaitu 7 (tujuh) satuan pendidikan jenjang SMA dan SMK; b. Pengawas tersebut paling sedikit memverifikasi hasil PKG minimal satu guru pada satuan pendidikan binaannya; c. Memenuhi jumlah minimal 1 (satu) Satuan Pendidikan dan jumlah minimal guru binaan, yaitu 40

  (empat puluh) guru untuk satuan pendidikan SMA/SMK; Pengawas tersebut paling sedikit memverifikasi hasil PKG minimal 40 (empat puluh) guru pada sekolah binaannya untuk jenjang SMA/SMK;

  d. Apabila pengawas tidak dapat memenuhi beban kerja sebagaimana huruf a atau b, pengawas dapat memenuhi jumlah guru binaannya dari satuan pendidikan lain; e. Pengawas sekolah yang bertugas di daerah khusus diharuskan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  1) memenuhi jumlah minimal Satuan Pendidikan binaan, yaitu 5 (lima) satuan pendidikan dan/atau 15 (lima belas) guru lintas jenis dan jenjang;

  2) memenuhi jumlah minimal 1 (satu) satuan pendidikan dan jumlah minimal guru binaan, yaitu 15 (lima belas) guru untuk satuan pendidikan lintas jenis dan jenjang. Pengawas tersebut paling sedikit menverifikasi hasil PKG minimal 15 (lima belas) guru pada sekolah binaannya.

  f. Khusus Pengawas Mata Pelajaran/Kelompok Mata Pelajaran dan Pengawas Khusus Bimbingan Konseling memenuhi jumlah minimal guru binaan, yaitu 40 (empat puluh) pada bidang sertifikasinya masing-masing dan diperbolehkan antarlintas jenjang. Dalam hal di daerah tertentu jumlah guru Mapel/ Kelompok Mapel/BK tidak mencukupi, pengawas Mapel/Kelompok Mapel/BK dapat memantau 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan minimal 1 (satu) pada satuan pendidikan berkolaborasi dengan pengawas satuan pendidikan; g. Guru yang menjadi binaan pengawas sekolah adalah guru yang memiliki jam mengajar di satuan pendidikan (masih aktif mengajar sesuai dengan peraturan perundang-undangan).

  h. Masa kerja pengawas dihitung sejak diangkat menjadi pengawas sekolah; i. Untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, pengawas sekolah memverifikasi hasil penilaian kinerja guru terhadap guru yang menjadi binaannya, hasil PKG dientri ke dalam aplikasi SIM- PKG, dan melaporkannya kepada Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

4. Ketentuan Khusus bagi Guru yang Mengajar pada Sekolah Penyelenggara Kurikulum 2013

  Beban kerja bagi guru pada satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013 di SMA/SMK diatur sebagai berikut: a. Guru mata pelajaran/BK/TIK/KKPI yang melaksanakan tugas tambahan sebagai pembina pramuka

  (minimal telah bersertifikat kursus mahir dasar) dihitung sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja guru paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu. Jumlah guru yang diberi tugas tambahan sebagai pembina pramuka di kegiatan ekstra kurikuler wajib di satu satuan pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Jumlah rombel 1 – 6 = 1 pembina pramuka; 2) Jumlah rombel 7 – 12 = 2 pembina pramuka; 3) Jumlah rombel 13 – 18 = 3 pembina pramuka; 4) Jumlah rombel >18 = 4 pembina pramuka.

  b. Bagi guru SMK dan SMA yang satuan pendidikannya menyelenggarakan kurikulum 2013, memiliki sertifikat pendidik dan mengajar pada peminatan bahasa kecuali bahasa Inggris, termasuk kategori mata pelajaran langka, karena guru tidak dapat diberi tugas pada satuan pendidikan lain untuk mengajar sesuai dengan sertifikat pendidiknya dengan alasan kesulitan akses dibandingkan dengan jarak dan waktu; 1) Guru paket kejuruan SMK dapat mengampu matapelajaran prakarya di SMP atau matapelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA sesuai dengan KD pada mata pelajaran prakarya yang diajarkan (kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan);

  2) Guru Fisika, Kimia, Biologi, dan Ekonomi dapat mengajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA; 3) Guru SMK yang bersertifikat paket kejuruan dapat mengampu mata pelajaran prakarya sesuai dengan KD pada matapelajaran prakarya yang diajarkan (kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan);

  4) Guru paket keahlian yang sesuai dengan program yang dibuka dapat mengajar matapelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMK; 5) Guru kewirausahaan di SMK dapat mengajar prakarya dan kewirausahaan; 6) Guru yang mengajar rumpun mata pelajaran IPA dan IPS jenjang SMP, SMA, dan SMK beban kerjanya dihitung berdasarkan kurikulum yang berlaku pada rombongan belajar yang dibinanya; d. Satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 dan menetapkan muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu. Kebutuhan sumber daya pendidikan yang meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan dana termasuk Tunjangan Profesi sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan;

  e. Bertugas sebagai guru pembimbing TIK/KKPI memberikan layanan kepada paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik pada satu atau lebih satuan pendidikan, bagi satuan pendidikan yang menggunakan kurikulum 2013. Jumlah peserta didik yang dilayani pada satminkal paling sedikit 40 (empat puluh) peserta didik;

  f. Bagi guru pembimbing TIK/KKPI yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 untuk memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu harus membimbing paling sedikit 40 (empat puluh) peserta didik;

  g. Bagi guru pembimbing TIK/KKPI yang mendapatkan tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah/kepala laboratorium/kepala perpustakaan/kepala bengkel/ketua program keahlian/kepala unit produksi yang melaksanakan kurikulum 2013 untuk memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu harus membimbing paling sedikit 80 (delapan puluh) peserta didik; h. Bagi satuan pendidikan jenjang SMA/SMK yang menggunakan kurikulum 2013 dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting di dalam struktur program, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.

B. PERSYARATAN ADMINISTRASI

1. Guru PNSD

  a. Folder Plastik Ordner berwarna kuning untuk SMA dan putih untuk SMK berisi Data Kolektif dan Data Perorangan yang dibedakan dengan pembatas kertas HVS Warna Biru per orang;

  b. Data Kolektif (1 sekolah 1 berkas): 1) SK Pembagian Tugas Mengajar Semester 2 Tahun Pelajaran 2016 – 2017 Sekolah Induk dan

  Roster/Jadwal mengajar; 2) Rekapitulasi Absen Mengajar Semester Genap 2017 Triwulan I Periode Januari s.d. Maret 2017 di sekolah induk (dimasukkan pada tanggal 6 April 2017); 3) Potokopi SK Tugas Tambahan yang dilegalisir oleh kepala sekolah; 4) Daftar Peserta Didik Per Rombel (sesuai format); 5) Potokopi Leger Gaji Per Desember 2016 (dipertegas dengan stabilo pada nama, gol., dan gaji pokok) yang dilegalisir kepala sekolah.

  c. Data Perorangan (1 orang 1 berkas)

  1) Kertas HVS Warna Biru berisi data pribadi (dicetak/print-out sesuai contoh format); 2) Potokopi Sertifikat Pendidik dan SK Konversi (bagi yang memiliki SK Konversi); 3) Asli Dokumen SKB/MoU bagi yang mengajar pada 2 sekolah atau lebih, antarjenjang, antarjenis, termasuk pada sekolah binaan kementerian selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 4) Khusus bagi guru SKB wajib melampirkan Asli SK Pembagian Tugas Mengajar Semester 1 Tahun

  Pelajaran 2016 – 2017 Sekolah Bukan Induk dan Jadwal Mengajar (nama, mapel, dan jam mengajar dihighlight dengan stabilo); 5) Potokopi NPWP; 6) Asli Surat Keterangan Pelaksanaan Pembelajaran dari kepala sekolah (hanya untuk guru); 7) Rekapitulasi Absen Mengajar Semester Genap 2017 Triwulan I Periode Januari s.d. Maret 2017 di sekolah non-induk; (bagi yang mengambil tambahan jam di sekolah lainnya dibuktikan dengan SKB); 8) SKTP Semester Genap Tahun 2017; 9) Bagi guru yang dipindahtugaskan sebagai dampak dari pelaksanaan Peraturan Bersama 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS, wajib melampirkan dokumen berupa: