View of PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII SMPN 2 TANJUNG JABUNG TIMUR

6
PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM KELAS VII SMPN 2 TANJUNG JABUNG TIMUR
Oleh : Maryam*
*Dosen tetap Prodi Pendidikan Agama islam STAI Muara Bulian
Stai_muarabulian@yahoo.co.id
Abstract
PAI teachers should be able to choose a learning medium that is
compatible with PAI materials to be taught. Harmony between the
media with the subject matter is important to stimulate students to
generate motivation to learn and help in understanding the material,
so that will improve student achievement. LKS is a teaching
material that is commonly used in schools. The use of LKS can help
students in the learning process, because the subject matter
contained in the LKS is a material that has been summarized from
some relevant books, making it easier for students to learn the
subject matter and the time required to learn also more effective.
The utilization of LKS teaching media is very practical, because it is
notrequire electricity and the price is also affordable so that in
pelosokpun area can use it. Efforts of teachers to teach students

occur in school and outside school. The learning efforts in the
school include the following: (i) organizing the discipline of learning
in school, (ii) fostering the discipline of learning in every opportunity,
(iii) fostering socially disciplined learning, and (iv) fostering orderly
learning of the school environment.
Keywords, teaching materials, Effectiveness
Abstrak
Guru PAI harus bisa memilih media pembelajaran yang serasi
dengan materi PAI yang akan diajarkan. Keserasian antara media
dengan materi pelajaran penting untuk merangsang siswa agar dapat
membangkitkan motivasi belajar serta membantu dalam memahami
materi, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.LKS
merupakan bahan ajar yang sudah umum dipergunakan di sekolah.
Penggunaan LKS dapat membantu siswa dalam proses belajarnya,
karena materi pelajaran yang terdapat di LKS adalah materi yang
sudah
diringkas dari beberapa buku yang relevan, sehingga
memudahkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran dan waktu
yang diperlukan untuk belajar juga lebih efektif. Pemanfaatan media
ajar LKS sangatlah praktis, sebab tidak memerlukan listrik dan

harganya juga terjangkau sehingga di daerah pelosokpun dapat
memanfaatkannya.Upaya guru membelajarkan siswa terjadi disekolah

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 121

dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran disekolah meliputi hal-hal
berikut (i) menyelenggarakan tertib belajar disekolah, (ii) membina
disiplin belajar dalam setiap kesempatan, (iii) membina belajar tertib
pergaulan, dan (iv) membina belajar tertib lingkungan sekolah.
Kata Kunci, Bahan ajar, Efektifitas

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Selain itu,
pendidikan sangat mempengaruhi manusia dalam hal berfikir dan
berperilaku dimana pikiran dan perilaku tersebut akan membentuk sebuah
individu yang berkarakter. Pendidikan yang sering dijumpai yaitu
pendidikan pada sebuah pelembagaan pendidikan melalui sekolah dan
kelompok belajar.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena

manusia

saat dilahirkan tidak mengetahui suatu apapun, Pendidikan

merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari hidup dan kehidupan
manusia. Sebagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan
pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas
tersebut akan di tentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab
pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia. 1
Menurut Jalaluddin.2 Bagi manusia yang hidup di lingkungan
masyarakat yang masih sederhana pendidikan di lakukan oleh para orang
tua. Pendidikan akan di nilai rampung bila anak mereka sudah menginjak
usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri setelah
menguasai sejumlah keterampilan praktis sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan hidup di masyarakat di lingkunganya. Makin sederhana
masyarakatnya, makin sedikit tuntutan akan keterampilan yang perlu di
kuasai.3
1

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rdar Jaya Offset, 2013),hal. 28

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2001),hal. 65-66
3
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011),hal. 15

2

122 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

Hampir semua orang di kenai pendidikan dan melaksanakan
pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan
manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan
manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan
mendidik anak-anaknya. Begitu pula disekolah dan diperguruan tinggi,
para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan para dosen. Pendidikan
adalah khas milik dan alat mansia. Tidak ada makhluk
membutuhkan pendidikan.

lain yang


4

Bagi manusia yang hidup di lingkungan masyarakat yang masih
sederhana pendidikan di lakukan oleh para orang tua. Pendidikan akan di
nilai rampung bila anak mereka sudah menginjak usia dewasa, siap untuk
berumah tangga dan mampu mandiri

setelah menguasai sejumlah

keterampilan praktis sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup di
masyarakat di lingkunganya. Makin sederhana masyarakatnya, makin
sedikit tuntutan akan keterampilan yang perlu di kuasai.5
Mendidik secara insting segera diikuti oleh mendidik yang
bersumber dari pikiran dan pengalaman manusia. Manusia mampu
menciftakan

cara-cara

mendidik


karena

perkembangan

pikirnya.

Demikianlah makin lama makin banyak ragam cara mendidik orang tua
terhadap annak-anaknya. 6
Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
dan merupakan agama yang lengkap. Kelengkapan ini dapat dilihat dari
sumber utamanya Al-Quran yang isinya mencakup keseluruhan hidup
manusia, diantaranya masalah aqidah, syari’ah dan akhlak. Semua umat
Islam yang beriman harus mempunyai ilmu pengetahuan tentang Islam
yang memadai, agar derajat mereka diangkat oleh Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
4
5

6


Made Pidarta, Landasan Pendidikan, ( Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2009), hal. 1
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011),hal. 15
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cifta, 2009), hal. 2

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 123

)١١:‫ ( سورة المجادلة‬          

Artinya: “ Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. ” (QS.Al-Mujadalah: 11) 7
Pengetahuan tentang Islam yang harus dimiliki oleh umat Islam

adalah sebagai bekal untuk beramal ibadah kepada Allah SWT dan
menjalankan kehidupan dimuka bumi ini. Baik sebagai khalifatullah
maupun sebagi „Abdullah.
Sebagai khalifatullah, manusia harus memiliki bekal pengetahuan
dan keterampilan yang memadai mengenai masalah penghidupan dunia,
sehingga dapat memungsikannya secara maksimal. Sedangkan sebagai

hamba Allah, harus memiliki bekal ilmu agama untuk dapat mengabdikan
dirinya kepada Allah SWT dengan benar. Jika seorang muslim dapat
membekalkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan sekaligus dapat
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka ia akan menjadi
seorang muslim yang kaffah (utuh).
Islam sebagai agama Allah di bawa oleh Nabi Muhammad SAW.
sebagai kelanjutan dan penyempurna agama yang dibawa oleh para nabi
sebelumnya. Adapun firman Allah SWT.dalam (QS. Al-Baqarah {2}:132)

             
)١٢٣ :‫ (سورة البقرة‬ 

Artinya: “Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anakanaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anakanakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (
QS.Al-Baqarah {2}:132)8

7

Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemanya (Surabaya: Karya Agung 2006) hal.
793


8

Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002)

124 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

Pendidikan merupakan

suatu

proses pembentukan

karakter

manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung
pada suatu saat saja. Akan tetapi proses pendidikan harus berlangsung
secara berkelanjutan.9 Pendidikan merupakan proses yang amat penting
di dalam kehidupan individu dan masyarakat.10


ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
ِ َّ ُ‫ع ْبد‬
‫سو َل‬
ُ ‫اَّلل ب ِْن‬
ُ ‫ع َم َر أ َ َّن َر‬
َ ‫ع ْن‬
َ ‫َار‬
َ ‫ع ْن‬
َ ٍ‫ع ْن َمالِك‬
َ َ‫اَّلل ب ُْن َم ْس َل َمة‬
َ ‫َحدَّثَنَا عن‬
ٍ ‫اَّلل ب ِْن دٌِن‬
‫اس‬
َّ ‫صلَّى‬
َّ
ِ َّ‫علَى الن‬
ُ ‫ع ْن َر ِعٌَّتِ ِه فَ ْاْل َ ِم‬
َ ‫ٌر الَّذِي‬
َ ‫سلَّ َم قَا َل أ َ ََل ُكلُّ ُك ْم َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل‬

َ ُ‫اَّلل‬
َ ‫علَ ٌْ ِه َو‬
َ ِ‫اَّلل‬
ٌ‫ع ْن ُه ْم َو ْال َم ْرأَة ُ َرا ِعٌَة‬
َّ ‫ع ْن ُه ْم َو‬
َ ‫علَى أ َ ْه ِل بَ ٌْتِ ِه َو ُه َو َم ْسئُو ٌل‬
َ ٍ‫الر ُج ُل َراع‬
َ ‫علَ ٌْ ِه ْم َو ُه َو َم ْسئُو ٌل‬
َ ٍ‫َراع‬

‫ع ْنهُ فَ ُكلُّ ُك ْم‬
ِ ٌْ َ‫علَى ب‬
َ ‫س ٌِّ ِد ِه َو ُه َو َم ْسئُو ٌل‬
َ ٍ‫ع ْن ُه ْم َو ْالعَ ْبدُ َراع‬
َ ٌ‫ًِ َم ْسئُولَة‬
َ
َ ‫علَى َما ِل‬
َ ‫ت بَ ْع ِل َها َو َولَ ِد ِه َوه‬
)‫ع ْن َر ِعٌَّتِ ِه (رواه بخاري‬
َ ‫َراعٍ َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل‬
Artinya: Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw
bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala
negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang
dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang
dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga
suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya.
Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas
memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal
yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya
(diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya.
(HR.Bukhori)11
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

9

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KALAM MULIA, 2013), Hal. 432.
Hery Noer Aly & Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta Utara: Friska Agung Insani,
2003), hal. 197
11
٢٣٦٨ ,‫صحيح بخاري‬
10

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 125

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.12
Meskipun demikian, karena sekolah merupakan lembaga yang
dalam kegiatan-kegiatan nya secara langsung menangani subjek yang di
kenai sasaran tujuan pendidikan, maka titik berat pembicaraan tentang
ruang

lingkup

sistem

penjaminan

mutu

eksternal

melalui

akreditasi pendidikan pada umunya di tekankan pada kegiatan-kegiatan
yang menyangkut sekolah seperti kepemimpinan kepala sekolah,
supervisi

terhadap

guru-guru,

bimbingan

prasarana yang menunjang dan sebagainya.

terhadap

siswa,

sarana

13

Sebagai perencanaan pengajaran, seorang guru diharapkan
mampu untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif.
Untuk itu ia harus

memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-

prinsip balajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajr-mengajar,
seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode, menetapkan
evaluasi, dan sebagainya.14
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar, yaitu segala
bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis
digunakan

yang

untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar sehingga tercifta lingkungan dan suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar. bahan ajar menjadi informasi, alat,
dan teks yang tidak hanya dibutuhkan oleh siswa tetapi juga diperlukan
guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya, Bahan ajar

yang disebut juga dengan materi

pembelajaran ( Learning Materials), merupakan bagian terpenting dalam
proses pembelajaran, sebab materi pembelajaran merupakan inti dari

12

Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
2013),hal. 38-39
13
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), hal. 8-9
14
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; PT. Rineka
Cifta, 2003), hal. 98

126 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

kegiatan pembelajaran,. Keberhasilan

suatu pembelajaran

Oleh seberapa banyak siswa menguasai materi pembelajaran.

ditentukan
15

Penulis mengembangkan bahan ajar yang ada dengan tujuan; (1)
Menyediakan bahan ajar yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum
dengan

mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang

sesuai dengan karakterristik dan setting atau lingkungan sosial siswa, (2)
Membantu siswa dalam memproleh alternatif bahan ajar disamping bukubuku teks yang terkadang sulit diperoleh dan sulit dicari, (3) Memudahkan
guru dalam pembelajaran.
Sedangkan keunggulan dan manfaat dari bahan ajar yang akan
dikembangkan yakni: (1) Di Peroleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan siswa, (2) Tidak lagi tergantung
dengan buku paket yang terkadang sulit untuk diproleh, (3) menambah
khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
(4) Bahan ajar ini akan membangun

komunikasi pembalajaran yang

efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan lebih percaya kepada
gurunya.
Rossi dan Breidle mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk mencapai tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya,
menurut rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan
program untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.16
Media pendidikan adalah alat yang digunakan dalam rangka lebih
mengoptimalkan
pembelajaran

interaksi

antara

guru

dan

siswa

dalam

proses

di kelas. Media juga dapat membantu siswa ketika ada

ketidakjelasan materi

yang disampaikan guru. Guru PAI harus bisa

memilih media pembelajaran yang serasi dengan materi PAI yang akan
diajarkan. Keserasian antara media dengan materi pelajaran penting
15

16

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakrta: Kencana
Prenada Media Graoup, 2008), hal. 141
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan,
(Jakarta:Kencana Prenada Media Graoup, 2009), hal. 163

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 127

untuk merangsang siswa agar dapat membangkitkan motivasi belajar
serta membantu dalam memahami materi, sehingga akan meningkatkan
prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk
memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran khususnya
materi pelajaran PAI adalah guru

menggunakan dan memanfaatkan

bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS merupakan bahan ajar yang sudah umum dipergunakan di
sekolah. Penggunaan LKS dapat membantu siswa dalam proses
belajarnya, karena materi pelajaran yang terdapat di LKS adalah materi
yang sudah

diringkas dari beberapa buku yang relevan, sehingga

memudahkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran dan waktu yang
diperlukan untuk belajar
juga lebih efektif. Pemanfaatan media ajar LKS sangatlah praktis, sebab
tidak
memerlukan listrik dan harganya juga terjangkau sehingga di daerah
pelosokpun dapat memanfaatkannya.
Berkenaan dengan pemilihan LKS ini, secara umum masalah yang
dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi kedalaman, ruang lingkup,
urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran. Masalah lain
yang berkenaan dengan LKS adalah memilih sumber dimana LKS itu
didapatkan.ada kecenderungan sumber LKS dititikberatkan pada buku.
Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti.
Berbagai buku yang dipilih. Termasuk masalah yang sering di hadapi guru
berkenaan dengan LKS adalah guru memberikan LKS atau materi
pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mandalam atau terlalu
dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi LKS yang
tidak sesuai dengan Kompetensi yang ingin tercapai oleh peserta didik.

128 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap berganti semester
atau ganti tahun ganti buku.17
LKS sebagai media pembelajaran dimana didalamnya terdapat
beberapa latihan soal. Hal ini dapat membiasakan siswa agar sering
melatih
otaknya untuk berfikir terkait dengan materi pelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya. Sehingga, secara tidak langsung memudahkan guru dalam
mengajar karena para siswanya sudah bisa belajar secara mandiri yaitu
dengan cara mengerjakan soal- soal yang telah tersedia di LKS. Untuk
dapat mempelajari isi buku ajar atau bahan cetak lain yang dipakai
sebagai bagaian yang terpadu dalam mata ajar, sementara itu, lembar
kerja mengarahkan siswa untuk dapat mempelajari bab-bab dalam buku
ajar dan menyediakan latihan yang harus dikerjakan, pertanyaan yang
harus dijawa, dan kegiatan lainya, Ujian Swaperiksa atau tugas untuk
menerapkan bahan yang dipelajari mengakhiri telaah setiap bab. Setelah
menyelsaikan semua tugas, siswa seharusnya menjadi lebih siap untuk
mengikuti tugas yang diberikan dalam kelas yang menuntut tidak saja
pemahaman, tetapi juga penerapan buku ajar.18
Guru

pun mesti menyadari bahwa siswa yag hadir di kelasnya

adalah siswa dengan keragaman latar belakang. Siswa-siswa yang duduk
dibangku di kelas adalah orang-orang

yang berbeda orientasi, tujuan,

minat, bakat, kondisi sosial ekonomi, dan keluarga. Para siswa pun
memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang hanya bisa belajar
jika dalam kelompok, ada yang hanya mampu belajar sendiri, ada yang
bisa belajar lebih baik bila satu mata pelajaran, tetapi lemah pada mata
pelajaran lain. siswa yang ada dikelas pun sudah memiliki pengalaman
belajar dan pengalaman tersebut membentuk persepsinya atas mata

17

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal.
38
18
Hamzah B.Uno, Propesi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011),hal. 56

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 129

pelajaran. Semua faktor tersebut akan berpengaruh pada bagaimana
siswa membentuk sikap dalam berkomunikasi.19
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi disekolah dan diluar
sekolah. Upaya pembelajaran disekolah meliputi hal-hal berikut (i)
menyelenggarakan tertib belajar disekolah, (ii) membina disiplin belajar
dalam setiap kesempatan, (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv)
membina belajar tertib lingkungan sekolah. Disamping penyelenggaraan
tertib yang umum tersebut. maka secara individu tiap guru menghadapi
anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi (i) pemahaman
tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar, (ii) pemanfaatan
penguatan berupah rupiah, kritik, hukuman secara tepat guna, (iii)
mendidik cinta belajar.20
Mata pelajaran Pendidikan Agam Islam itu seluruhnya

terliput

dalam lingkup: Al-Qur’an dan Hadits, Keimanan, akhlaq, dan Fiqh/ibadah,
sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan Agama Islam
mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
hubungan manusia allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makluk
lainya maupun lingkungnya.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh

guru khususnya guru PAI mengenai penggunaan dan pemanfaatan LKS
yaitu guru harus pandai menjelaskan materi yang belum tertulis dalam
LKS. Guru harus menyiapkan buku referensi lain yang sesuai dengan
materi dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
penggunaan dan pemanfaatan LKS.
Berdasarkan hasil Grand tour Di SMPN 2 Tanjung Jabung
Timur, Peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Dalam belajar PAI di kelas hanya menggunakan, bahan ajar LKS atau
tidak menggunakan sumber lain. Tidak hanya di sekolah saja, siswa
dalam belajarnya di rumah juga tidak menggunakan buku referensi
19

Yosal Iriantara, Kominikasi Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal.
75
20
Mudjiono, Beajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT.Rineka Cifta, 2013),hal. 100

130 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

lain Padahal, materi yang ada dalam LKS hanya berupa rangkuman
materi.

Sehingga, pemahaman siswa terkait materi PAI kurang.

Mengingat waktu

pembelajaran PAI di kelas hanya 90 menit per-

minggu sedangkan materi PAI cukup banyak.
2. Kurangnya pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh guru SMPN 2
Tanjung Jabung Timur mengenai Pemanfaatan LKS. Dimana jumlah
guru PAI yang terdiri dari 2 orang tidak pernah mengikuti pendidikan
dan pelatihan mengenai pemanfaatan LKS, dimana dalam kegiatan
pembelajaran guru dan siswa bingung memanfaatkan LKS dengan
baik sehingga nilai siswa rendah di bawah nilai KKM.
Dengan demikian, LKS merupakan komponen yang tidak boleh
diabaikan dalam pengajaran, sebab LKS termasuk kegiatan inti dalam
proses pembelajaran. Pemanfaatan LKS yang bagus akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan
serta isi pembelajaran. LKS Juga dapat membantu siswa untuk
meningkatkan pemahaman, penyajian data yang menarik dan terpecaya,
bahkan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berangkat

dari

penjelasan

di

atas

terutama

mengenai

permasalahan yang terkait dengan penggunaan LKS di SMPN 2 Tanjung
Jabung Timur pada mata pelajaran PAI, maka peneliti memandang perlu
untuk mengadakan

penelitian tentang manfaat dari penggunaan LKS

ditinjau dari segi efektivitasnya terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan temuan inilah penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tanjung Jabung
Timur”.

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 131

B. Pembahasan
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan Ajar atau Learning material merupakan bahan ajar
pembelajaran yang secara langsung digunakan untuk

kegiatan

pembelajaran.21 Materi ajar yang dikemas sebagai penyajiannya berupa
deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni
berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap serta seperangkat tindakan/
keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pelajaran pada dasarnya
berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang
berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan
proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang mengandung
pesan verbal dan non verbal untuk diketahui dan dipahami oleh penerima
pesan. Pesan verbal adalah menggunakan kata-kata, baik lisan maupun
tulisan yang terdiri dari kalimat yang tersusun, berfaedah, dan memberi
suatu makna. Sedangkan non-verbal dapat berupa gerakan tubuh,
karakteristik fisik, pra linguistik, gelagat dan sebagainya.22
Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

Lembar

kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek
kongnitif

maupun

panduan

untuk

pengembangan

semua

aspek

pembelajaran dalam bentuk eksperimen atau demonstrasi.23 Lembar
kegiatan

siswa (LKS) memuat sekumpulan

kegiatan mendasar yang

harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam
upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil
belajr yang harus ditempuh.

21

Udin syaifuddin, Inovasi pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2010), hal. 214
Martinis Yamin
Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.( Gaung Persada
Press:2009), hal.175
23
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2010), hal. 222

22

132 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

Menurut Winkel, bahan ajar adalah suatu paket pengajaran yang
memuat pedoman bagi guru dan bahan pengajaran yang disampaikan
pada peserta didik. Dalam pengertian ini paket bahan ajar merupakan
paket ajar yang diperuntukkan bagi kegiatan pembelajaran yang bersifat
klasikal.24 Kemudian Hamdani juga mengemukakan bahan ajara adalah
segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang
digunakan

untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar

mengajar sehingga tercifta lingkungan atau suasana

yang memungkinkan siswa untuk belajar. bahan ajar secara garis besar
terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai sntar kompetensi yang telah ditentukan.25
Kemudian Harjanto menambahkan bahan ajar adalah bahan-bahan
atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar mempunyai
struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan intruksional yang
akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran
belajar siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi siswa untuk
mempelajari bahan tersebut, memberi latihan-latihan, menyediakan
rangkuman, dan secara umum berorientasi pada siswa secara individual
(learner oriented).26
Menurut Andi Prastowo bahan ajar merupakan segala bahan (baik
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajran.27 Selanjutnya
Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa bahan ajar bukanlah semata
berarti semua uraian yang tertera dalam buku sumber atau sumber
24

Winkel, Psikologi Pengajaran,( Jakarta : Gramedia.2007), hal.472
Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka setia, 2011), hal 120
26
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta : Rineka cipta, 2011), hal. 51
27
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta : Diva
Press, 2011), hal. 17

25

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 133

tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu yang kemudian
dipilih oleh guru untuk disajikan dalam perencanaan agar dapat mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditentukan.28
Kilpatrick menjelaskan bahwa pembelajaran disekolah seharusnya
purposeful (memiliki maksud yang jelas) dan tidak abstrak atau bahwa
pembelajaran yang purposeful itu dapat

diselesaikan dengan sebaik-

baiknya dan memerintah anak-anak dalam kelompok kecil untuk
menangani proyek-proyek yang mereka miati dan mereka pilih sendiri.29
2. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar
Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan
siswa

yang

akan

mengarahkan

semua

aktivitas

dalam

proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harusnya
diajarkan guru kepada siswa, dan dipelajari serta dikuasai siswa. bahan
ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan
hasil pembelajaran.
Bahan ajar dalam operasionalnya bertujuan untuk:
a. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
c. Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.30
Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang
dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar
dapat menggantikan sebagai peran guru dan mendukung pemebelajaran
individual.

Hal ini akan memeberi dampak

positif bagi guru, karena

sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa.
28

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta :
Bumi aksara, 2005), hal. 139
29
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Kontruktivistik, ( Jakarta: Anggota IKAPI,
2012), hal. 11
30
Hamdani, strategi belajar mengajar, (Bandung :Pustaka setia, 2011), hal.121-122

134 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

Mengajar juga menangani satu set tujuan, untuk kelompok tertentu, pada
titik tertentu pada tahun ajaran, sumber daya tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu

yang berdampak untuk mengembangkan

keterampilan

siswa dan strategi untuk belajar.31Secara spesifik, fungsi bahan ajar bagi
pendidikan antara lain: menghemat waktu dalam mengajar, menjadi guru
sebagai fasilitator, meningkatkan pembelajaran lebih efektif dan interatif,
pedoman bagi guru untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran dan
sebagai alat evaluasi pencapaian atau penugasan hasil pemebalajaran.
Selain itu, juga sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan
mengarahkan aktivitas pembelajarannya.
Segala informasi yang didapat dari sumber belajar disusun dalam
bentuk bahan ajar, membuka wacana dan wahana baru bagi siswa karena
materi ajar yang disampaikan adalah sesuatu yang baru dan menarik.
Keberadaan bahan ajar juga menyediakan pilihan, pilihan bahan ajar yang
dimaksud tidak hanya terpakum oleh satu sumber, melainkan dari
berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam
penyusunan bahan ajar. sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran
akan mudah karena bahan ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan
cara yang bervariatif. Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariatif
diharapkan kegiatan pembelajaran tidak menoton, hanya terpaku oleh
satu sumber buku, atau hanya didalam kelas.
Fungsi materi dalam proses pemeblajaran adalah a) sebagai bahan
yang digunakan dalam proses pembelajaran, b) menambah dan
memperluas pengetahuan siswa, c) menjadi dasar pengetahuan kepada
siswa untuk pembelajaran lebih lanjut, d) sebagai sarana untuk
mengembangkan keterampilan belajar, e) membangun kemampuan untuk

31

Anal et al. teaching dan learning strategies of the thinking classroom. (RWCT.
International consortium), hal.10

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 135

melakukan penilaian kepada para siswa atas hasil pembelajaran yang
dicapai.32
Berdasarkan dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan bahan ajar al-qur’an hadis adalah Materi ajar yang
dikemas sebagai penyajiannya berupa deskripsi tentang fakta-fakta dan
prinsip-prinsip, normal yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap serta
seperangkat tindakan/ keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan
pelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan
dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta,
konsep, prinsif dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu
yang di arahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun yang menjadi indikator dari pengembangan bahan ajar di
atas adalah: 1) bahwa seseorang guru yang menyusun sendiri bahan
ajarnya

dan memilih tema atau topik yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik, ketersediaan bahan ajar lembar Kerja siswa (LKS) ,
kemudahan penggunaan dan daya jangkauannya. 2) mempermudah
siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
3. Efektifitas Pembelajaran
Belajar adalah kegiatan yang memerlukan kosentrasi tinggi.
Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik
untuk

berkosentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat,

peserta didik akan mendapatkan hasi yang lebih baik dan dapat
menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan.
Hutabarat (1986) lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang
terdapat di tempat belajar . sedangkan Nasution ( 1993) lingkungan
belajar yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami
seperti keadaan suhu, kelembaban udara, sedangkan lingkungan sosial
32

Heri Rahyudi, Teori-teori belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa
Media, 2012), hal. 248

136 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

dapat terwujudnya manusia dan representatifnya maupun berwujud halhal lain. 33
Kedudukan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat strategis
dan menentukan. Strategis karena guru akan menentukan kedalaman
dan keluasan materi pelajaran, sedangkan bersifat menentukan karena
guru yang membuat siswa mengerti bahan pelajaran yang akan disajikan
kepada mereka. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
tugas guru ialah kinerjanya di dalam merencanakan/merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran.
Peningkatan dan pengembangan mutu guru tersebut meliputi
berbagai aspek antara lain kemampuan dalam menguasai kurikulum
dalam materi pelajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan
sarana dalam proses pembelajaran, melaksanakan hasil belajar, dan
kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin
dan komitmen guru terhadap tugas. Tujuan utama diterapkannya
program peningkatan mutu pendidikan semakin meningkat, dengan
demikian, diklat merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia
yang bertujuan untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan
dan

kesanggupan

menjalankan

tugas-tugas

sesuai

dengan

kewajibannya.34
Kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam
menciptakan guru yang profesional karena guru profesional memerlukan
pemimpin dan kepemimpinan kepala sekolah yang profesional. Sebagai
seorang supervisor, kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan
keterlibatan guru secara individu dalam rangka membangun kualitas
sekolah yang bermutu, memadaukan informasi yang ada di lingkungan
sekolah, strategi pencapaian tujuan manajemen pendidikan yang
33

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Anggota IKAPI, 2013),hal.
264
34
Op.cit, 11

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 137

diterapkan, cara dan sistem kerja, serta kinerja, denggan cara yang
proposional,

menyeluruh,

dan

berkelanjutan,

dan

mengaktualkan

kemampuan profesional guru.35
Sebagaian dari mereka lebih suka guru mereka mengajar dengan
cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu meraka bisa
membaca
sebagain

untuk di kemudian
siswa

lebih

suka

mencoba memahaminya. Akan tetapi,
gurunya

mengajar

dengan

cara

menyampaikanya secara lisan dan mereka mendengarkanya untuk dapat
memahaminya. Sementara itu, ada siswa yangbih suka

membentuk

kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut
pelajaran tersebut.36
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonologi
Bloom. Seringkali disebut juga aspek ingatan (recall). Dalam jenjang
kemampuan ini seseorang dituntut

untuk dapat mengenal atau

mengetahui adanya konsep, fakta dan istilah-istilah, dan lain sebaigainya
tanpa harus mengerti atau dapat menggunakan kata-kata operasional
sebagai berikut : menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat
kembali, menyebutkan defenisi, memilih, dan menyatakan. 37
4. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sistem persekolahan di Indonesia merupakan subsistem dari
sistem pendidikan nasional. Karena itu, keberadaan sekolah adalah
sebagai lembaga yang menyelenggarakan kebijakan pendidikan nasional
atau kebiajakan dinas kebudayaan pendidikan kabupaten/kota dalam
spectrum kekuasaan dan kewewenangan Kepala Sekolah.
Sekolah sebagai subtansi sosial berfungsi dalam mengintekrasikan
semua sebsitem yang ada didalamnya. Baik penyususnan tujuan sekolah,
maupun penggunaan pengetahuan untuk menjalankan tugas sekolah
35

Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional, (Bandung: Pustaka
Setia,2017), hal. 60
36
Hamzah B.Uno,Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarat: PT Bumi
Aksara, 2006),hal. 180
37
Daryanto, Evalusi Pendidikan, ( Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2012),hal. 103-104

138 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

yaitu pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan tuntutan keperluan
masyarakat

sebagai

suatu

keunikan.

Di

dalamnya

diberlakukan

pengetahuan tentang pendidikan, psikologi, komunikasi, bahasa dan lain
sebagainya bagi pelaksanaan tugas pembelajaran. 38
Minimal pembelajaran PAI dikatakan efektif jika: pengetahuan dan
keterampilan siswa meningkat, perubahan sikap dan perilaku yang positif,
serta meningkatnya partisipasi, serta peningkatan interaksi kultural. Hal
ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan yang dilakukan oleh guru
dan siswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya pencapaian
kompetensi belajar.39 Kefektifan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dapat diukur

melalui: a) Kecermatan penguasaan kemampuan atau

perilaku siswa, b) Kecepatan untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar, c)
kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh, d)
kuantitas hasil akhir

yang dapat dicapai, e) tingkat retensi belajar.

Sedangkan efisiensi

pembelajaran dapat diukur dengan rasio antara

keefektifan dengan jumlah waktu yang sedang dan dengan daya tarik
pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa
keinginan

untuk

terus

belajar.40

Ciri

pembelajaran

yang

efektif

diantaranya: a) peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap
lingkungannya

melalui

observasi,

membandingkan,

menemukan

persamaan dan perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, b) guru menyediakan
materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pembelajaran, c)
aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, d) guru
secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan

tuntutan kepada

peserta didik dalam menganalisis informasi, e) orientasi

pembelajaran

penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan

38

berfikir, f)

Martnis Yamin, Standar Kinerja Guru, ( Jakarta: Gaung Persada, 2010), hal. 63
Daryanto, Media Pembelajaran,(Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm.57
40
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 201 1), hlm. 156.
39

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 139

guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya pembelajaran guru.41
Adapun indikator yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu:
1. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik
2. Komunikasi secara efektif
3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran
4. Sikap positif terhadap peserta didik
5. Pemberian ujian dan nilai yang adil
6. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran
7. Hasil belajar peserta didik yang baik.

C. Kesimpulan
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang mengandung
pesan verbal dan non verbal untuk diketahui dan dipahami oleh penerima
pesan. Pesan verbal adalah menggunakan kata-kata, baik lisan maupun
tulisan yang terdiri dari kalimat yang tersusun, berfaedah, dan memberi
suatu makna. Sedangkan non-verbal dapat berupa gerakan tubuh,
karakteristik fisik, pra linguistik, gelagat dan sebagainya.42
Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

Lembar

kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek
kongnitif

maupun

panduan

untuk

pengembangan

semua

pembelajaran dalam bentuk eksperimen atau demonstrasi.
kegiatan

siswa (LKS) memuat sekumpulan

43

aspek
Lembar

kegiatan mendasar yang

harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam

41
42

43

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran (landasan dan aplikasinya) ( Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2008), hlm.289
Martinis Yamin
Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.( Gaung Persada
Press:2009), hal.175
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2010), hal. 222

140 At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 2, Maret 2017 : 120 - 141

upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil
belajr yang harus ditempuh.

Bibiliografi
Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI,
2002)
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005)
Andi

Prastowo, Panduan Kreatif Membuat
(Yogyakarta : Diva Press, 2011)

Bahan

Ajar

Inovatif

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2011)
Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemanya (Surabaya: Karya
Agung 2006)
Hery Noer Aly & Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta Utara: Friska
Agung Insani, 2003)
Hamzah B.Uno, Propesi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011)
Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka setia, 2011)
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta : Rineka cipta, 2011)
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2001)

Made Pidarta, Landasan Pendidikan, ( Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
2009)
Mudjiono, Beajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT.Rineka Cifta, 2013)
Martinis Yamin Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.( Gaung
Persada Press:2009)
Martnis Yamin, Standar Kinerja Guru, ( Jakarta: Gaung Persada, 2010)
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 201
1
Martinis Yamin, Desain Baru
Anggota IKAPI, 2012)

Pembelajaran Kontruktivistik, ( Jakarta:

Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja,.- Maryam 141

Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstrutivistik, (Jakarta:
Anggota IKAPI, 2012)
Misbah Munir, Peningkatan
(Jurnal,2016)

Profesionalisme

Guru

di

Madrasah,

Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru,(Jakarta:Gaung
Persada,2010)
Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2013)
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rdar Jaya Offset, 2013)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; PT.
Rineka Cifta, 2003)
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010)
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem (Jakarta : Bumi aksara, 2005)
Yosal Iriantara, Kominikasi Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013)
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakrta:
Kencana Prenada Media Graoup, 2008)
Winkel, Psikologi Pengajaran,( Jakarta : Gramedia.2007)