BAB I. PENDAHULUAN - GIZI IBU HAMIL.doc

BAB I. PENDAHULUAN Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami yang menyangkut

  seluruh organ-organ wanita baik jasmani maupun rohani dan keduanya meminta kesehatan tubuh secara optimal pula. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ini, wanita tersebut harus mempersiapkan dari jauh sebelumnya persalinan terjadi.

  Perawatan bayi dimulai sejak pembuahan (konsepsi). Selama 4 bulan pertama dari kehidupannya bayi tumbuh dan berkembang dalam rahim, terlepas dari pengaruh luar dan tidak mudah dideteksi oleh dokter atau perawat untuk keperluan pemeriksaan atau pengobatan. Semua perawatan bagi bayi harus secara tidak langsung melalui ibunya. Jadi untuk menjamin nutrisi dan pertumbuhan bayi yang baik, makanan ibu harus cukup. Untuk menjamin janin agar bebas dari infeksi, ibu harus melindungi bayi dari infeksi: untuk memberikan kesempatan yang memadai bagi janin untuk tumbuh, ibu harus dilindungi dari keadaan yang menyebabkan kelelahan fisik maupun mental. Atas alasan ini kita harus mengambil langkah-langkah untuk mengatur perawatan antenatal (perawatan sebelum lahir) bagi ibu secepat mungkin sebelum tanda-tanda kehamilan tampak.

  Kehamilan bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu keadaan stress fisiologis yang menyebabkan berbagai fungsi tubuh ibu menanggung beban selama masa tersebut. Kebanyakan kaum ibu mampu mengatasi keadaan ini dengan baik. Akan tetapi apabila cadangan fisiologis tubuh amat buruk, misalnya dalam keadaan kurang gizi yang lama atau menderita penyakit menahun, maka ibu atau janin atau kedua-duanya dapat menderita dibawah tekanan dari berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh selama kehamilan. Pada saat pembuahan, mudgah masih merupakan gumpalan sel, selanjutnya ia akan tumbuh menjadi bayi dengan berat 2,5 sampai 3,5 kilogram pada saat atem (cukup bulan). Zat-zat makanan yang diperlukan untuk membangun berbagai jaringan tubuh bayi, misalnya otot, darah, tulang belulang dan sebagainya, harus diperoleh dari ibu. Perkembangan bayi didalam rahim, bukan saja pembentukan otot dan tulang, namun bayi juga terus menerus mendapatkan fungsi fisiologisnya, dengan perkatan lain, sang bayi menjadi suatu organisme biologis yang kompleks dan mampu menyelenggrakan sebagian besar fungsi biokimiawi, dan fisiologis yang diperlukan agar dapat hidup terus setelah cukup bulan. Oleh karena itu sementara janin tumbuh untuk mature, ibu sepanjang kehamilan tidak hanya menyediakan zat makanan, tetapi melalui aliran darah juga memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh janin dan mengangkut karbondioksida dari jaringan tersebut. Tubuh ibu juga mengeluarkan bahan- bahan sisa, menghasilkan pula sejumlah hormon yang memadai pengantar kimiawi yang diperlukan oleh setiap jaringan untuk mempertahankan fungsinya dengan baik. Dengan berpikir sepintas saja tentang setiap perubahan kompleks yang terjadi didalam system tubuh ibu selama kehamilan kita cukup dapat mengerti mengapa perawatan antenatal sangat penting, sesungguhnya perawatan antenatal yang cermat dan memadai merupakan satu-satunya factor yang paling penting bagi kesehatan serta kelangsungan hidup bayi dan ibunya.

  

BAB. II PENTINGNYA GIZI PADA IBU HAMIL

  Sejak abad XVI telah diketahui bahwa janin dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi, dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh karena itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua, yaitu untuk ibu sendiri dan untuk anaknya dalam kandungan.

  Makanan yang cukup mengandung zat-zat gizi selama hamil sangat penting artinya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila jumlah makanannya dikurangi maka berat bayi akan dilahirkan menjadi kecil.

  Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu, menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal.

  Komplikai pada ibu yang mungkin terjadi adalah antara lain anemia. Selain berat badan janin yang lebih kecil, menyebabkan pula pertumbuhan dan perkembangan otak janin tidak sempurna. Ibu hamil yang cukup makanannya akan mendapat kenaikan berat badan yang cukup baik. Kenaikan berat badan rata-rata selama hamil 9 – 13,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan pada trimester III minimal 0,5 kg/minggu. Bila kenaikan berat badan kurang dari 9 kg atau lebih dari 13,5 kg harus dilakukan pemantauan yang cermat.

  Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi, yaitu: fetus, plasenta, liquor amnii, uterus, mammae, darah, lemak, protein serta retensi air.

  Beberapa minggu awal kehamilan ibu hamil merasa mual, muntah dan nafsu makan menurun. Pada pertengahan kehamilan, nafsu makan kembali menurun.

  Mengidam adalah suatu tanda bahwa di dalam tubuh itu terjadi perubahan besar, dimana dengan adanya perubahan enzim dan hormon, tubuh ibu menjadi lebih efesien mengabsorbsi dan menggunakan semua zat-zat gizi yang diperoleh ibu dari makanannya sehari-hari.

  Berdasarkan penelitian pada hewan, perubahan metabolic selama hamil, terutama terhadap protein dan lemak dibagi menjadi dua bagian yaitu fase anabolic dan fase katabolic. Fase anabolic terjadi pada trimester I dan II. Pada masa ini janin relative masih kecil sehingga kebutuhan zat-zat gizi juga kecil. Fase katabolic terjadi pada trimester III, dimana kebutuhan janin terhadap gizi besar.

  Selama hamil hormone estrogen dan progesterone menyebabkan relaksasi otot-otot polos termasuk traktus intestinal, mengurangi gerakan di usus sehingga gizi lebih lama diabsorbsi.

  Selain mempengaruhi alat pencernaan, progesteron juga mempengaruhi metabolisme karbohidrat yaitu berupa penimbunan lemak dan meningkatnya ekskresi sodium ginjal. Hormon estrogen menyebabkan retensi cairan secara fisiologis. Peningkatan hormon menyebabkan mual pada pagi hari (morning sickness). Peningkatan sirkulasi steroid menyebabkan peningkatan lemak, termasuk serum trigliserin, kolesterol asam dan vitamin A.

  Pada kehamilan 34 minggu, terjadi pengenceran darah (hemodilusi) akibat peningkatan plasma (50%) lebih besar dari pada peningkatan eritrosit (20%). Keadaan ini berakibat pada penurunan kadar hemoglobin ibu hamil menjadi 10 – 11 gram %. Hal ini disebut anemia fisiologis. Pemantauan Hb ibu hamil harus dilakukan secara cermat. Tenaga kesehatan harus menjaga supaya anemia fisiologis tidak menjadi anemia patologis.

BAB III. KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL Kebutuhan zat-zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat janin dan kecepatan

  janin mensintesa jaringan-jaringan baru. Dengan demikian kebutuhan zat-zat gizi akan maksimum pada minggu-minggu mendekati kelahiran. Zat-at ini diperoleh janin dari simpangan ibu pada masa anabolic dan dari makanan ibu sehari-bari sewaktu hamil.

a. Kebutuhan Energi

  Kebutuhan energi pada waktu hamil adalah 300 – 500 kkal lebih banyak dari makanan yang biasa ibu makan setiap hari. Penambahan 300 – 500 kkal ini, dianggap zat-zat gizi (protein, vitamin, dan mineral) juga ikut terpenuhi, baik untuk kebutuhan ibu sendiri maupun untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Penggunan kalori tidak sama selama kehamilan. Pada awal kehamilan trimester I, kebutuhan energi sangat sedikit namun pada akhir semester terjadi peningkatan. Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan lemak. Selama trimester akhir, kalori digunakan khususnya untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Sumber kalori yang dimamfaatkan hendaknya menggunakan hidrat arang. Sumber kalori yang lain adalah protein dan lemak. Makanan yang mengandung hidrat arang antara lain: ○ Golongan padi – padian : Beras, jagung, dan gandum. ○ Golongan umbi-umbian : Kentang, ubi jalar dan ubi kayu.

  : Sagu ○ Lain – lain Tabel Kebutuhan Kalori

  Usia dalam Kebutuhan kalori Kebutuhan kalori dalam tahun dalam 1 hari 1 hari selama hamil 11 – 15 2.200 kkal 2.500 kkal 15 – 22 2.100 kkal 2.400 kkal 23 – 50 2.000 kkal 2.300 kkal

  b.Kebutuhan Protein

  Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin, penambahan volume darah, dan pertumbuhan mammae ibu serta jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil 30 gram lebih banyak dari yang tidak hamil.

  Perlu diingat!!: Bahwa konsumsi yang adekuat tanpa pemenuhan

  kebutuhan kalori adekuat, menyebabkan protein dalam tubuh akan lebih banyak dimamfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga (energi) dari pada fungsi utama protein yaitu untuk pertumbuhan.

  Sumber protein: ○ Protein hewani: daging, ikan, unggas, telur, kerang dan lain sebagainya.

  ○ Protein nabati: kacang-kacangan: kacang kedelai, kacang tanah, kacang tolo dan lain sebagainya.

  Tabel Kebutuhan Protein:

  Usia dalam Kebutuhan kalori Kebutuhan kalori dalam tahun dalam 1 hari 1 hari selama hamil 11 – 15 46 gram 76 gram 15 – 18 46 gram 76 gram 19 - 50 44 gram 74 gram

c. Kebutuhan lemak

  Lemak selain sebagai sumber kalori juga untuk memperoleh vitamin- vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E & K.

  d.Kebutuhan Vitamin

  Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat selama hamil. Vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein. Salah satu vitamin yang perlu diperhatikan selama hamil adalah folic acid (folacin).

  1. Vitamin A

  Vitamin A adalah penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta meningkatkan daya tahan terhadap infeksi juga diperlukan untuk pemeliharaan jaringan mata. Sumber vitamin A adalah: Hewani : Minyak ikan, kuning telur. Nabati : Wortel, sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan yang berwarna merah (tomat, papaya).

  2. Vitamin B kompleks

  Vitamin B kompleks mengandung: 1 (aneurin)

  • Vitamin B * Vitamin B 2 (riboflavin)
  • Asam nikotin (niasin)
  • Vitamin B 12 (cyanocobalamin) 6 (peridoksin)
  • Vitamin B * Asam folik Vitamin B 1 penting untuk pembakaran hidrat arang, guna menghasilkan tenaga serta urat saraf. Hewani : telur, ginjal, otak ikan. Nabati : Beras tumbuh, kacang-kacangan, beras merah, daun singkong, daun kacang panjang dan lain-lain.

  Vitamin B 2 penting untuk pernapasan antar sel, pemeliharaan jaringan syaraf, jaringan pelepas, kulit dan kornea mata. Kekurangan vitamin B 2 menyebabkan kornea akan tampak pembuluh- pembuluh halus, luka pada bibir dan sudut mulut (seilosis). Sumber vitamin B 2 : bermacam-macam buah, sayur biji kacang dan lain- lain.

  3. Asam nikotin (niasin) Penting sebagai proses pembakaran untuk mendapatkan tenaga.

  Kekurangan niasin yang hebat akan menyebabkan penyakit pellagra.

  4. Vitamin B 12 Penting untuk pematangan eritrosit.

  Kekurangan vitamin B 12 jarang terjadi karena terdapat sel-sel hewan.

  5. Folic acid (folacin) Adalah vitamin yang berfungsi sebagai coenzyme dalam sintesa DNA.

  Gejala klinis yang akan terjadi pada defesiensi folic acid biasanya pertama-tama terlihat pada jaringan yaitu anemia. Folic acid memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya anemia macrocytic megaloblastic, selama hamil. Kebutuhan folacin selama hamil antara 400 gram – 8000 gram / hari.

  Sumber folacin adalah makanan segar, misalnya: sayuran yang berwarna hijau tua, telur dan jeruk, pisang, kacang dan roti. Folic acid sangat sensitif terhadap panas tinggi sehingga apabila makanan dimasak terlalu lama akan merusak folic acid. Pola makanan masyarakat di Negara berkembang pada umumnya kurang mencukupi kebutuhan ibu hamil, berkaitan dengan hal tersebut, perlu ditambahkan 400 mg – 800 mg folic acid bagi ibu hamil.

  Demikian pula ibu hamil yang termasuk kelompok risiko tinggi, misalnya: ○ Sosial ekonomi rendah (kemiskinan).

  ○ Menu makanan sehari-hari kurang baik.

  ○ Grade multi ○ Hamil ganda ○ Anemia haemolytic chronis ○ Ibu hamil yang mendapat pengobatan anti coagulant Ada gambaran bahwa defesiensi folic acid memiliki kaitan dengan solutio placentae, abortus spontan dan pre eklempsia, kelainan khususnya berupa gangguan persarafan dan perkembangan bayi di bawah normal. Dengan demikian perlu diperhatikan adanya penekanan penambahan folic acid bagi ibu hamil.

e. Garam Mineral

  Garam mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil antara lain kalsium atau garam kapur, zat besi dan zat pospor.

  • * Kalsium (garam kapur):

  Garam kapur bersama dengan garam pospor diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Kekurangan akan garam kapur pada waktu hamil tidak akan menggangu pertumbuhan tulang janin, karena garam dapur yang diperlukan akan diperoleh dari tulang-tulang ibu. Dengan demikian, biasanya ibu hamil akan mengalami karies.

BAB IV. SUPLEMENT MULTIVITAMIN & MINERAL Secara teknis ibu hamil tidak perlu mendapatkan supplement vitamin

  maupun mineral. Namun bagi ibu hamil yang pola makanannya tidak memenuhi kebutuhan, perlu diberikan supplement vitamin dan mineral. Suplement yang dapat diberikan adalah vitamin B 6 , C, D, E, Folic acid dan panthothemic acid.

  Khusus mengenai zat besi, banyak sekali ibu hamil mengalami kekurangan zat besi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa lebih dari 70% ibu hamil menderita kekurangan zat besi. Pil besi yang dibutuhkan adalah sebanyak 1 – 2 x 100 mg/hari, selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.

  Pemberian supplement calsium (khususnya Ca fosfor) dan magnesium pada saat perut kosong akan menurunkan absorbsi supplement zat besi. Hal ini disebabkan karena Ca dan Mg akan menurunkan kadar keasaman lambung. Pemberian Ca tidak lebih dari 250 mg/hari.

  Suplement vitamin, dalam keadaan normal, tidak dibuthkan oleh hamil. Kecuali dalam keadaan tertentu, misalnya ibua hamil sedang sakit, ibu hamil yang masih remaja (umur kurang dari 20 tahun), kurang gizi dan lain-lain. Selain itu pemberian vitamin dengan dosis yang berlebihan, akan menimbulkan efek samping, contohnya:

  a. Vitamin A

  ○ Penimbunan besi pada kulit ○ Rambut rontok ○ Sakit kepala ○ Penglihatan kabur ○ Kerusakan hepar, ginjal dan tulang

  b. Vitamin D

  Kerusakan ginjal yang bersifat irreversible, hypercalcemia pada ibu hamil dan neonatus

c. Vitamin C Mempengaruhi proses metabolisme sehingga mengalami mual, kram perut.

BAB V. PENUTUP Untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil, perlu adanya

  peningkatan kandungan supklai maknan sehari-hari. Hal ini karena disamping untuk kesehatan bayi dalam kandungan sekaligus kesehatan ibu. Nutrisi yang cukup pada masa kehamilan memegang peranan penting terhadap tumbuh kembang bayi pada masa-masa selanjutnya. Asupan gizi yang cukup akan mengoptimalkan pertumbuhan otak bayi.

  Untuk mengurangi derajat angka kematian, kecacatan ataupun angka gizi buruk pada ibu hamil perlu adanya partisipasi keluarga terutama ibu itu sendiri. Selain itu factor ekonomi juga memegang peranan yang sangat penting.

  DAFTAR PUSTAKA 1) Syahlan, J.H. Dr, SKM. 1993. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan RI.

  Jakarta: Departemen Kesehatan. 2) Ebrahim, G.J. 1982. Perawatan Anak. Yogyakarta: penerbit buku-buku ilmiah kedokteran.

  3) Sastrawinata, Sulaiman, R. Prof . 1980. Senam Hamil. Bandung: Universitas Padjadjaran.