TUGAS AKHIR MENTORING putra tega

TUGAS AKHIR MENTORING
TAHUN 2013/2014

“Menjadi Insan Muslim Yang Cerdas dan Berakhlaq Mulia ”

Oleh
Ivan Taufik Putra
NIM. 1341320016

POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2013/2014

I. BIODATA DIRI MENTE

Nama

:

Ivan Taufik Putra

NIM


:

1341320016

Jurusan/Prodi

:

Teknik Sipil/D4 Manajemen Rekayasa Konstruksi

Kelas

:

1MRK1

Alamat Rumah

:


Jl. Diponegoro 3 No. 07 RT 02/RW 02
Kec. Nganjuk Kab. Nganjuk

Alamat di Malang

:

Jl. MT. Hariono gag 6C, Dinoyo

Nomor Telepon

:

085-655-780-679

Facebook

:


Ivan Taufik Putra

Jenis Kelamin

:

Laki laki

TTL

:

Nganjuk, 13 Juli 1994

Status Marital

:

Belum menikah


Warga Negara

:

WNI

Agama

:

Islam

Kelompok Mentoring :

Kelompok 1

Nama Mentor

:


Velda Ramadhana

Motto hidup

:

Bergerak atau tergantikan

Pas Foto 3x4

(Diisi sesuai identitas mente masing-masing, wajib menyertakan foto)

Responden No.

II. QUISIONER
MENTORING 2013/2014
Tandai salah satu pilihan pada masing-masing pertanyaan kuisioner (1 – 10)
1. Bagaimana program mentoring ini menurut Anda
□ sangat baik
□ baik

□ cukup
□ kurang
□ sangat kurang
2. Apakah program mentoring ini bermanfaat menurutAnda
□ sangat bermanfaat □ bermanfaat
□ cukup
□ kurang □ sangat kurang
3. Bagaimana menurut Anda mengenai jumlah pertemuan 10 kali
□ kurang banyak
□ ideal □ cukup
□ banyak
□ sangat banyak
4. Hingga saat ini, berapa jumlah pertemuan mentoring kelompok Anda
□ 13 – 15 kali □ 10 – 12 kali □ 7 – 9 kali
□ 4 – 6 kali □ 0 – 3 kali
5. Bagaimana kesesuaian jadwal pertemuan kelompok Anda dengan Mentor
□ sangat lancar □ lancar □ cukup lancar
□ kurang lancer □ sangat kurang
6. Fasilitasi mentee (Anda) dalam proses Mentoring
□ sangat baik

□ baik
□ cukup
□ kurang
□ sangat kurang
7. Bagaimana sistem pengajaran Mentor
□ sangat baik
□ baik
□ cukup baik
□ kurang baik
□ sangat kurang
8. Apakah materi yang disampaikan oleh Mentor mudah ditangkap oleh Anda
□ sangat mudah □ mudah □ cukup mudah □ susah □ sangat susah
9. Apakah materi yang disampaikan Mentor sesuai dengan yang Anda inginkan
□ sangat sesuai □ sesuai □ cukup sesuai
□ kurang sesuai □ sangat tidak sesuai
10. Bagaimana pengaruh pemahaman dan ilmu keislaman Anda dengan adanya Mentoring
□ bertambah banyak □ bertambah
□ sedikit bertambah
□ cukup □ tetap
11. Kemampuan membaca Al-Qur’an Anda dengan adanya program Mentoring ini

□ semakin lancar □ lancar
□ sedikit bertambah
□ cukup
□ tetap
12. Bagaimana hafalan juz’ama Anda dengan adanya Mentoring ini
□ hafal semua □ lebih dari target kartu hafalan □ sesuai target kartu hafalan □ hafal
beberapa dari target hafalan
□ tidak hafal
13. Bagaimana kemampuan Mentor untuk memotivasi Anda
□ sangat baik
□ baik
□ cukup baik
□ kurang baik
□ sangat kurang
14. Apakah Anda berkeinginan untuk mendakwahkan apa yang telah didapat dari Mentoring
□ sangat ingin □ ingin □ kurang
□ tidak ingin
□ sangat tidak ingin
15. Berminatkah Anda bergabung dalam Tim Mentor pada Mentoring periode 2014/2015
□ sangat berminat □ berminat □ kurang berminat □ tidak berminat □ sangat tidak

berminat
(Pengisian quisioner pilihan ganda menggunakan bolpoin hitam)

Saran-saran Anda untuk kader mentor selanjutnya :
1. Tim mentor tidak berasal dari mahasiswa tingkat akhir, sehingga waktu mentoring dapat
berjalan efektif.
2. Waktu buat mentoring agar di jadwal agar semua materi yang akan di berikan maksimal
3. Di harapkan para mentor mempunyai nilai lebih dari para mentenya, jangan asal milih

Saran-saran membangun anda untuk program mentoring selanjutnya :
1. Menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan mentoring.
2. Memfasilitasi tempat buat tempat mentoring

Tuliskan pengalaman menarik yang Anda dapat selama Mentoring
(Minimal 200 kata)
Diprogram mentoring tahun ini saya mendapat banyak ilmu baru tentang dunia Islam,
bagaimana belajar sholat yang benar menurut tuntunan nabi dan sesuai syariat Islam, belajar
membaca Al-quran secara baik dan benar sekaligus indah. Belajar bagaimana kita mengatur
waktu kita, menyeimbangkan dunia dan akhirat kita. Meskipun kita sebagai Mahasiswa yang
memiliki segudang aktifitas baik itu di dalam kampus maupun di luar kampus, tapi

seharusnya kita tidak lupa akan kewajiban kita sebagai umat muslim dalam beribadah. Di
progarm mentoring ini kami di ajari bagaimana mengatur waktu tersebut. Hal ini mendorong
saya akan selalu menjadi lebih baik dari hari berikutnya. Di mentoring kali ini saya di bekali
bagaiman membaca Al-fatihah secara benar, mahrojul quruh. Sekali pertemuaan hanya
belajar bagaiman membaca Al-fatihah secara benar dari tajwidnya hingga mahrojul hurufnya.
Karena mentor saya bilang kalau Al-fatihah induknya sholat, jika Al-fatihah tidak benar
maka sholat kita juga tidak sah. Jadi mentor saya selalu mengingatkan baca Al-fatihah yang
benar.

III.

RESUME MATERI

MENTORING 2013/2014

(Jumlah dan materi yang diresume sesuai dengan jumlah dan materi pertemuan mentoring
yang kurang)
SHALAT KHUSYUK
Shalat secara hukum syar’i seperti yang di katakan oleh imam Rafi’i adalah:sebuah
perkataan dan pekerjaan yang di mulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta sesuai

dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Kata Khusyu' sendiri disebutkan di dalam Al Qur'an. Makna bahasanya berkisar pada
hina/menunduk, rendah/ tenang, ketakutan, kering/mati, untuk mendapatkan rasa khusyu’ kita
hanya perlu bersikap seolah-olah ketika shalat kita sedang berhadapan dengan Allah dan
berserah diri kepada Nya. Sikap yang patut kita lakukan ketika menghadap Allah adalah
tenang, menundukkan pandangan dan merendahkan diri serendah-rendahnya. Sikap yang
sepatutnya dilakukan oleh seorang hamba yang hina dihadapan Tuhan semesta alam, Tuhan
Yang Maha Agung. Seperti sikap bumi yang kering kerontang dimusim kemarau
mengharapkan pertolongan dari Allah swt dalam bentuk curahan hujan agar dapat kembali
subur makmur.
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (QS Al Baqarah 45-46).

Dapat disimpulkan khusyu' bukanlah konsentrasi, tetapi keyakinan sedang menghadap
Allah. Keyakinan sangat mempengaruhi sikap seseorang. Orang yang yakin di pohon
kamboja ada hantunya, maka dia akan ketakutan jika malam-malam lewat di bawahnya.
Sebaliknya, jika orang tersebut berkeyakinan pohon kamboja adalah pohon yang indah, maka
orang tersebut justru menemukan kesenangan di bawahnya. Dia akan memungut bungabunga yang berguguran untuk diselipkan ditelinga, dibuat rangkaian bunga atau diletakkan
mengapung diatas kolam air.
Dari semua yang telah disebutkan di atas dapat kita bahwa untuk menggapai shalat
yang khusyu’ kita hanya perlu memiliki sangkaan/keyakinan sehingga bisa bersikap untuk
menghadapkan diri kita kepada Allah dengan sadar dan rela mengembalikan seluruh jiwa

raga kita kepada Allah dan merenungi bacaan-bacaan shalatnya. Karena itu, untuk itu lebih
tepat jika arti khusyu’ dalam Al Baqarah ayat 46 di atas diterjemahkan sebagai: Orang-orang
yang (bersikap) seolah-olah, mereka sedang menemui Tuhannya, dan seolah-olah mereka
sedang kembali (berserah diri) kepada-Nya.
Sebaiknya kita dalam mengerjakan Shalat bukan hanya semata-mata shalat, sbaiknya
kita mengerjakannya dengan khusyu’ supaya kita masuk golongan orang-orang yang
beruntung, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusyu' dalam sembahyangnya.” (Q.S. al-Mu’minun. 1-2)
Untuk tata cara agar shalat khusyu’, kita jangan terpengaruh sama ide-ide orang yang
hanya mengandalkan renungan atau pemikiran-pemikiran belaka, tanpa didasari dengan ilmuilmu syari’at yang mempuni. Jauhkan diri kita dari orang-orang yang memahami Al-Qur’an
dengan hanya melalui renungan-renungan, karena memahami Al-Qur’an membutuhkan ilmu
tafsir dll.
Khusyu’ memang merupakan tuntutan bagi orang yang sembahyang, namu khusyu’
itu sendiri sunnah sunnah dari sunnah-sunnah shalat menurut jumhur ahli ilmu. Oleh sebab
itu orang yang tidak khusyu’ dalam shalatnya tetap sah dan tidak usah mengulangi kembali,
sehingga orang yang didalam shalatnya memikirkan urusan-urusan duniawi selama dia tetap
melakukan rukun-rukun dan syarat-syaratnya sholat, hukum shalatnya tetap sah.
Shalat dengan khusyu’ juga mendapatkan perhatian dari kalangan ulama’ fiqh
sehingga mereka memberikan tipsnya agar kita bisa shalat dengan khusyu’:
1. Tidak menghadirkan didalam hatinya kecuali segala sesuatu yang ada didalam shalat.
2. Menundukkan anggota tubuhnya dengan tidak memain-mainkan sesuatu dari anggota
tubuhnya, seperti: jenggot atau sesuatu yang diluar anggota tubuhnya, seperti :
meratakan

selendang

atau

sorbannya.

Hendaknya

penampilan

lahiriyahnya

menampakkan keskhuyuan batiniyahnya.
3. Hendaklah merasakan bahwa dirinya tengah berdiri dihadapan Raja dari seluruh raja
Yang Maha Mengetahui segala yang tersimpan dan tersembunyi.
4. Mentadabburi bacaan shalatnya karena hal itu dapat menyempurnakan kekhusyuan.
5. Mengosongkan hatinya dari segala kesibukan selain shalat karena hal itu dapat
membantunya untuk khsusyu dan janganlah memperpanjang atau melebarkan
pembicaaan didalam hatinya.

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

Pengertian dan Tujuan Ilmu Tajwid
-Ilmu Tajwid adalah Pengetahuan tentang kaidah serta cara mebaca al-Qur’an dengan sebaik-baiknya
-Ilmu Tajwid mempunyai tujuan memelihara bacaan al-Qur’an dari Kesalahan dan perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca
Hukum
Mempelajari Ilmu Tajwid hukumnya adalah fardlu kifayah
Sedangkan mengunakannya dalam membaca al-Qur’an hukumnya adalah fardlu ‘ain
1. Idzhar halqi
Idzhar halqi adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu huruf halqi. Huruf halqi ada enam, yaitu ‫ ح‬, ‫ا‬
‫ه‬, ‫ غ‬, ‫ ع‬, ‫ خ‬, .
Cara membacanya harus jelas, tidak mendengung, dan tidak samar-samar.
Contoh :
‫َم ْن آَ َمنَ َغفُوْ ٌر َحلِ ْي ٌم‬

‫َس َل ٌم ِه َي‬

‫َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
2. Idhgham Bighunnah
Idhgham Bighunnah adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf,
yaitu ‫ و‬, ‫ م‬, ‫ ن‬, ‫ي‬.
Adapun cara membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan kedalam suara huruf tersebut dengan
mendengung.
Contoh :
‫َم ْن يَقُوْ ُل‬
3.

‫َم ْن َمنَ َع‬

‫ِم ْن َولِ ّي‬

Idhgham Bilaghunnah

Idhgham Bilaghunnah adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf dua,
yaitu ‫ ل‬dan ‫ ر‬.
Cara membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan kedalam huruf tersebut tanpa mendengung.
Contoh :
ُ‫ِم ْن لَ ُد ْنه‬
4.

‫ِم ْن َربّ ِه ْم‬

Iqlab

Iqlab adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan ba’ (‫)ب‬.
Cara membacanya yaitu suara nun mati/tanwin diganti dengan suara mim mati (‫ )م‬dengan merapatkan
bibir dan mendengung.
Contoh :
‫ص ْي ٌر‬
ِ َ‫َس ِم ْي ٌع ب‬
5.

‫أَ ْنبِ ْئهُ ْم‬

Ikhfa’

Ikhfa’ adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf, yaitu .‫ذ‬, ‫د‬, ‫ج‬, ‫ث‬, ‫ت‬
‫ك‬, ‫ق‬, ‫ف‬, ‫ظ‬, ‫ط‬, ‫ض‬, ‫ص‬, ‫ش‬, ‫س‬, ‫ز‬, terangkum dalam bait syair:
ْ ‫ص‬
‫ض ْع ظَالِ ًما‬
َ ‫ف َذا ثَنَا َك ْم َجا َد ش َْخصٌ قَ ْد َس َما ُد ْم طَيّبًا ِز ْد فِي تُقَى‬
ِ
cara membacanya suara nun mati/tanwin dibaca samar-samar dengan sengau dihidung.
Contoh :
‫أَ ْنفُ َس ُك ْم‬

َ‫ِم ْن قَ ْبلِك‬

IV. RESUME MATERI TAMBAHAN

(Resume materi yang ingin anda dapatkan pada Mentoring tetapi tidak Anda dapatkan,
resume ini juga sebagai masukan untuk materi Mentoring periode selanjutnya)
UKHUWAH ISLAMIAH
Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) / ukhuwah filLah (persaudaraan kerana
Allah) ialah segugusan perasaansaling hormat menghormati, percaya mempercayai,
mahabbah dan kasih sayang antara sesama individu atas asas aqidah Islamiyah, atau iman dan
taqwa.
Ukhuwah Islamiyah / ukhuwah fillah,merupakan satu sifat yang mengiringi
keimanan; tiada ukhuwah tanpa iman dan tidak sempurna iman tanpa ukhuwah. Jalinan
persahabatan tanpa keimanan hanya merupakan pertemuan kerana kepentingan, saling
bertukar budi, bila tiada lagi kepentingan, persahabatan itu pun luput dan lenyap ditelan
masa. Keimanan yang tidak membuahkan ukhuwah, petanda iman tidak sempurna, iman yang
tidak sihat yang memerlukan rawatan. Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya
dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna
ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan
jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1. Nikmat Allah (Q.S. 3:103)  mendapatkan kecintaan dan perlindungan dari Allah
2. Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)  terhindar dari rasa takut dan duka cita
3. Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)  Berada di atas mimbar-mimbar cahaya
4. Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)  Terampuni segala dosa
Firman Allah swt:
‫إنّ َما ال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوة‬
“Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara.”
[Qs.49 (al-Hujuraat):10]

Riwayat ath-Thabrani, RasululLah saw bersabda:
“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudara muslimnya, lalu berjabat tangan,
gugurlah dosa kedua-duanya sebagaimana berguguran daun-daun dari pohon ke bumi di suatu hari
yang berangin kencang, diampunkan dosa kedua-duanya walaupun dosanya seperti buih di lautan”.

Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan persaudaraan antara sesama
manusia bisa merata di semua bangsa, antara sebagian dengan sebagian yang lain. Islam tidak
bisa dipecah-belah dengan perbedaan unsure, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas
negara, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbedabeda dalam harta dan kedudukan.
BIRRUL WALIDAIN
Birrul Walidain ‫ ْال َوالِ َدي ِْن بِ ّر‬merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh
seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa
batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak
beriman. Manakala wajibatul walid(kewajipan orang tua) adalah untuk mempersiapkan anakanaknya agar dapat berbakti kepadanya seperti sabda Nabi SAW., “Allah merahmati orang
tua yang menolong anaknya untuk boleh berbakti kepadanya”.
Sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi
keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu,
wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka
perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang
mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang
tua hukumnya adalah wajib selain terhadap perkara yang haram. Syari’at Islam meletakkan
kewajipan birrul walidain menempati ranking ke-dua setelah beribadah kepada Allah SWT.
dengan mengesakan-Nya. Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) banyak sekali, diantaranya
terdapat tiga ayat yang menunjukkan kewajipan yag khusus untuk berbuat baik kepada kedua
orang tua:
“Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu
apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa“. (QS. An Nisa’ : 36).
“Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya sematamata danhendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari keduanya atau
kedua-duanya sekali,sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, makajanganlah
engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan “Ha” dan
janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang
mulia (yang bersopan santun).“.(QS. Al Isra’: 23).

“DanKami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya
dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya)
dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian)
bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat
kembali (untuk menerima balasan).”(QS. Luqman : 14).

Keutamaan Birrul Walidain
1. Amal yang paling dicintai disisi Allah SWT selepas Solat.
2. Doa orang tua mustajab.
3. Sebab turunnya rahmat.
4. Bukan berati membalas budi karena jasa mereka tidak mungkin terbalaskan.
5. Prioriti untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu.
6. Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Syurga.
7. Durhaka kepada orang tua, termasuk dosa besar yang terbesar.
Melaksanakan Birrul Walidain
A. Semasa Mereka Masih Hidup
1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah
2. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua Orang Tua
3. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan Mereka
4. Menyediakan Makanan Untuk Mereka
5. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain
6. Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua
7. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai
Mereka
8. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan
9. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya
B. Apabila Mereka Meninggal Dunia
1. Mensolati/Berdo’a terhadap Keduanya
2. Beristighfar Untuk Mereka Berdua
3. Menunaikan Janji/Wasiat Kedua Orang Tua
4. Memuliakan Rakan-Rakan Kedua Orang Tua
5. Menyambung Tali Silaturahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah