Macam - macam Sanksi Perpajakan

trD
m
sA
ikS
ugK
endaB
Nama : Dimas Rafi Ramaharmuzi
Kelas : 1-J D1 Pajak
Absen : 10

Macam-macam Sanksi Administrasi

1. Sanksi Denda
 Denda Pasal 7 ayat 1
Sanksi denda diberikan karena Wajib Pajak tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu
perpanjangan waktu penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (4).

Denda Rp 500.000,00 untuk SPT Masa PPN


Denda Rp 100.000,00 untuk SPT Masa lainnya

Denda Rp 1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPh Badan

Denda Rp 100.000,00 untuk SPT Tahunan PPh O.P.

 Denda Pasal 14 (4)
Terhadap Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagaimana pada ayat (1) huruf d, huruf e,
atau huruf f masing-masing, selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi
denda sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak.
 Denda Pasal 25 (9)
Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
 Denda Pasal 25 (10)
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administrasi berupa
denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak
dikenakan.
2. Sanksi Bunga

 Bunga Pasal 8 (2)
Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan
utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat
penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
 Bunga Pasal 8 (2a)
Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan
utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh
tempo pembayaran berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan.
 Bunga Pasal 9 (2a)
Pembayaran atau penyetoran pajak terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
{untuk suatu saat atau Masa Pajak yang masing-masing jenis pajak}, yang dilakukan
setelah jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi bunga sebesar
2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
 Bunga Pasal 9 (2b)
Pembayaran atau penyetoran pajak terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

{kekurangan pembayaran pajak terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh}, yang
dilakukan setelah jatuh tempo penyampaian SPT Tahunan, dikenai sanksi bunga
sebesar 2% per bulan yang dihitung mulai berakhirnya batas waktu penyampaian SPT

Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan.

 Bunga Pasal 13 (2)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf e. Dikenai sanksi bunga sebesar 2% per bulan yang
dicantumkan dalam SKPKB paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai
dengan diterbitkannya SKPKB.
Dalam hal pengusaha tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, selain harus menyetor pajak yang terutang, pengusaha
tersebut juga dikenai sanksi bunga sebesae 2% per bulan dari pajak yang kurang
dibayar dihitung sejak berakhirnya Masa Pajak untuk paling lama 24 bulan.
 Bunga Pasal 13 (5)
Walaupun jangka waktu 5 tahun sebagaimana pada ayat (1) telah lewat, SKPKB tetap
dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah

pajak yang tidak atau kurang dibayar, apabila W.P. setelah jangka waktu tersebut
dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana
lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
 Bunga Pasal 14 (3)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak (STP) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b ditambah dengan sanksi bunga 2% per bulan
untuk paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya STP.
 Bunga Pasal 14 (5)
Terhadap PKP sebagaimana pada ayat (1) huruf g dikenai sanksi administrasi berupa
bunga 2% per bulan dari jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal
penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP)
samapai tanggal penerbitan STP, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
 Bunga Pasal 15 (4)
Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat,
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak
yang tidak atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 (lima)
tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau

tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

 Bunga Pasal 19 (1)
Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang
masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang
dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa, yang
dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
 Bunga Pasal 19 (2)
Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan dari
jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
 Bunga Pasal 19 (3)
Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan

Tahunan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang
atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar 2% per bulan yang
dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai dengan
tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
3. Sanksi Kenaikan
 Kenaikan Pasal 8 (5)
Atas kekurangan pajak sebagai akibat adanya pengungkapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang
kurang dibayar, dan harus dilunasi oleh WP sebelum laporan pengungkapan tersendiri
disampaikan. Namun, pemeriksaan tetap dilaksanakan.
 Kenaikan Pasal 13 (3)
Ayat ini mengatur sanksi administrasi dair surat ketetapan pajak (skp) karena
melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c,
dan huruf d. Sanksi administrasi berupa kenaikan suatu jumlah proporsional yang harus
ditambahkan pada pokok pajak yang kurang dibayar di skp.
Besarnya sanksi kenaikan berbeda-beda mnurut jenis pajaknya, yaitu:
Kenaikan 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun pajak.


Kenaikan 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang
dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau
kurang disetor.
Kenaikan 100% dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang dibayar.
 Kenaikan Pasal 13A
WP yang karena kealpaan tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi
isinya tidak benar, atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak
benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai
sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh WP dan WP
tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta
sanksi kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang bayar yang ditetapkan
melalui SKPKB.
 Kenaikan Pasal 15 (2)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari
jumlah kekurangan pajak tersebut.
 Kenaikan Pasal 17C (5)
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan

pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
 Kenaikan Pasal 17D (5)
Jika berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah pajak yang
kurang dibayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen).
Nama : Dimas Rafi
Ramaharmuzi
Kelas : 1-J D1 Pajak

Dokumen yang terkait

AKIBAT HUKUM PENOLAKAN WARISAN OLEH AHLI WARIS MENURUT KITAB UNDANG - UNDANG HUKUM PERDATA

7 73 16

EVALUASI TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA TRAYEK TERMINAL LEMPAKE / SAMARINDA - TERMINAL SANGATTA BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

4 108 15

STUDI POTENSI JENIS - JENIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN PANTAI UTARA JAWA TIMUR (KPH PROBOLINGGO BKPH TAMAN BARAT)

0 37 1

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI FUROSEMID - SPIRONOLAKTON PADA PASIEN GAGAL JANTUNG (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

15 131 27

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

KONSTRUKSI BERITA MENJELANG PEMILU PRESIDEN TAHUN 2009 (Analisis Framing Pada Headline Koran Kompas Edisi 2 juni - 6 juli 2009)

1 104 3

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

Kerjasama Kemanan Antara Autralia - Indonesia Dalam Mengataasi Masalah Terorisme Melalui Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC)

1 25 5