LAPORAN PRAKTIKUM KD JK 4
LAPORAN PRAKTIKUM
KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN
MODUL 4
“Pengalamatan IP dan Subnetting”
dibimbing oleh Bapak Heru Wahyu Herwanto, S.T., M.Pd.
Nama Kelompok :
Fitriyah
140533601394
Intan Nurlaila
140533602086
S1 PTI 2014 A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA 2014 A
MARET 2016
Nama
: Intan Nurlaila
Nim
: 140533602086
1. Tujuan Praktikum
a) Memahami konsep IP
b) Memahami konsep subnetting dan supernetting
2. Perangkat yang digunakan
a) PC/Laptop dengan sistem operasi windows
b) Software Packet Tracer
3. Dasar Teori
A. Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan
oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet.
Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
Jadi
IP
address
ini
mempunyai
range
00000000.00000000.00000000.00000000
dari
sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan
bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering
ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh
4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap
bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh
hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Desim
aLl
Biner
167
10100
111
205
11001
101
206
11001
110
100
01100
100
B. Pembagian Kelas IP Address
Jumlah
IP
Address
yang
tersedia
secara
teoritis
adalah
255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke
seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelaskelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik
untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian
network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam
identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID
berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host
yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang
sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan
network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada
kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A,
kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah
pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit
jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D
digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan
eksperimental.
Perangkat
lunak
Internet
Protocol
menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP
Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP Address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit
dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A
mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network
dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host
(255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan
jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada
gambar berikut ini :
0-127
0-255
0-255
0-255
0nnnn
hhhhh
hhhhh
hhhhh
hhh
hhh
IP Address kelas A
nnn
hhh
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya
selalu bernilai antara 128-191.Network ID adalah 16 bit pertama dan 16
bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP
address 192.168.26.161, network ID = 192.168 dan host ID =
26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari
128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255
network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar
65 ribu host.
128-191
0-255
0-255
0-255
10nnnnn
Nnnnnnn
hhhhhhh
hhhhhhh
n
h
h
IP address
kelas B
n
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil
seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111.
Network ID terdiri 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host.
192-223
0-255
110nnnn
Nnnnnnn
IP address kelas C
0-255
nnnnnnn
0-255
Hhhhhh
C. Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi
jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja
yang berfungsi sebagai subnet, mana yang host dan mana yang broadcast.
Semua itu bisa kita ketahui dari subnet masknya. Subnet mask default ini
untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Cla
ss
A
Oktet
Pertama
1 – 127
Subnet Mask
Default
255.0.0.0
B
128 – 191
255.255.0.0
C
192 – 223
255.255.225.0
Private Address
10.0.0.0 –
10.255.255.255
172.16.0.0 –
172.31.255.255
192.168.0.0 –
192.168.255.255
D. Subneting
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi
jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada
subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan
teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address
kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan
beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang
hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja
terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti
membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau
tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan
atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik
jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan
supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat
terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di
perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang
menjauh,
1.
Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa
proses antara lain :
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2. Menentukan jumlah host per subnet.
3. Menentukan subnet yang valid.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
E. CIDR
CIDR
merupakan
sebuah
metode
yang
digunakan
untuk
mengkategorikan alamat IP dengan tujuan untuk mengalokasikan lamat IP
kepada pengguna dan untuk efisiensi dalam proses routing paket-paket IP
di dalam jaringan komputer. Metode ini biasanya digunakan oleh Internet
Service Provider (ISP) untuk mengalokasikan alamat kepada sebuah
rumah, perusahaan atau ke seorang pelanggan.
Ketika kita menerima
sebuah blok alamat dari ISP, umumnya kita akan menerima dalam bentuk
192.168.1.10/28. Maksud dari angka-angka tersebut adalah bahwa kita
berada pada subnet 28. Hal ini berarti kita menggunakan sebanyak 28
angka 1 pada netmask (11111111.11111111.11111111.11110000) atau
berarti subnet mask kita adalah menjadi 255.255.255.240. Alasan adanya
CIDR adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu hanya ada 3
kelas penggolongan alamat IP. Dimana masing-masing kelas memiliki
jumlah maksimal alamat tertentu. Ambil sebuah contoh dimana sebuah
organisasi dengan jumlah komputer yang harus terhubung ke jaringan
adalah sebanyak 1000 komputer. Jika digunakan kelas C, yang maksimal
adalah 256 host, maka jumlah tersebut tidak cukup untuk mengalamati
seluruh komputer tersebut. Jika kita gunakan kelas B, yang maksimal
jumlah hostnya adalah 65536, maka sisanya sangat banyak dan akan
terbuang percuma yang berakibat tidak efisiennya proses routing. CIDR
menggunakan
VLSM
(Variable-Length
Subnet
Masks)
untuk
mengalokasikan alamat IP sesuai dengan kebutuhannya, daripada
menggunakan mengikuti aturan-aturan kelas-kelas A, B dan C dalam
jaringan.
Sehingga pembagian jaringan atau host dapat dilakukan dengan
menggunakan pada semua bit yang ada pada alamat. Perlu diingat bahwa
penggunaan subnet mask maksimal adalah /30, karena sebuah jaringan
paling tidak harus menyimpan dua buah bit sebagai bit dari host. Dan
dalam sebuah jaringan, tidak semua alamat bisa kita gunakan sebagai
alamat host. Setidaknya terdapat dua buah alamat tidak bisa kita gunakan,
yaitu alamat pertama yang akan menjadi alamat jaringan tersebut dan
alamat terakhir yang akan menjadi alamat broadcast dari jaringan tersebut.
4. Prosedur Praktikum
a) Latihan 1
Diketahui IP kelas C: 192.168.15.0.
Membuat skema pengalamatan dengan menggunakan Packet Tracer :
Hubungkan Router dan PC seperti dibawah ini :
Setelah PC dan Router terhubung seperti diatas, diketahui bahwa
jaringan diatas memerlukan 14 network.Lakukan Subnetting untuk
membuat jaringan yang efisien!
Langkah – langkah melakukan subnetting :
Menentukan biner dan subnet mask dari network yang dibutuhkan
2x ≥ 14
24 ≥ 14
32 > 14
Sehingga didapatkan x = 4
-
x digunakan untuk menentukan nilai dari biner 1 pada blok terakhir
kelas C.
14 merupakan jumlah network yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11110000
240
Dari biner diatas, cara menghitung subnet mask adalah dengan
menjumlahkan nilai biner 1. Perhitungannya :
27 + 26 + 25 + 24 + 0 + 0 + 0 + 0 = 128 + 64 +32 + 16 = 240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.240 atau dalam CIDR ditulis
/28 . /28 didapatkan dari seluruh jumlah biner 1 pada subnet mask.
Menghitung Subnet/Network
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung jumlah host yang valid tiap subnet
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 16 – 2 = 14 host/subnet
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Menentukan range host pada setiap subnet/network
Block size = 256 – subnet mask = 256 – 240 = 16
Berikut ini merupakan subnet dan rincian IP yang valid :
Subnet/
Network
Net ID
First IP
Last IP
Broadcast
Subnet/Network
1
2
3
4
192.168.15.0
192.168.15.1
192.168.15.1
4
192.168.15.1
5
192.168.15.16
192.168.15.17
192.168.15.30
192.168.15.32
192.168.15.33
192.168.15.46
192.168.15.48
192.168.15.49
192.168.15.62
192.168.15.31
192.168.15.47
192.168.15.63
5
6
7
8
Net ID
First IP
Last IP
192.168.15.64
192.168.15.65
192.168.15.78
192.168.15.80
192.168.15.81
192.168.15.94
192.168.15.112
192.168.15.113
192.168.15.126
Broadcast
192.168.15.79
192.168.15.95
192.168.15.96
192.168.15.97
192.168.15.11
0
192.168.15.11
1
Subnet/Network
Net ID
First IP
Last IP
Broadcast
Subnet/Network
Net ID
First IP
Last IP
Broadcast
9
192.168.15.128
192.168.15.129
192.168.15.142
192.168.15.143
10
192.168.15.127
11
12
192.168.15.144
192.168.15.145
192.168.15.158
192.168.15.159
192.168.15.160
192.168.15.161
192.168.15.174
192.168.15.175
192.168.15.176
192.168.15.177
192.168.15.190
192.168.15.191
13
14
15
16
192.168.15.19
2
192.168.15.19
3
192.168.15.20
6
192.168.15.20
7
192.168.15.208
192.168.15.22
4
192.168.15.22
5
192.168.15.23
8
192.168.15.23
9
192.168.15.240
192.168.15.209
192.168.15.222
192.168.15.223
192.168.15.241
192.168.15.254
192.168.15.255
Analisa :
Untuk membuat jaringan yang efisien, dapat dilakukan dengan
subnetting. Dalam subnetting kita perlu menghitung jumlah subnet yang
diperlukan kemudian menentukan subnet mask. Dari subnet mask kita
dapat mengetahui jumlah subnet yang valid dengan range host yang dapat
digunakan pada tiap subnet. Pada jaringan digunakan subnetting classfull,
maksudnya adalah seluruh subnetmask pada jaringan sama.
Setelah menghitung semua yang dibutuhkan seperti diatas,
kemudian diterapkan pada skema packet tracer yang dibuat. Pada packet
tracer yang dibutuhkan adalah 14 network, tetapi pada perhitungan
tersedia 16 network sehingga 2 network yang tidak digunakan dapat
dicadangkan.
Pada setiap subnet memiliki range 16 host, host pertama pada
setiap subnet digunakan sebagai Network ID/ IP network dan host terakhir
pada setiap network digunakan sebagai IP broadcast. Dan IP diantara
NetID dan Broadcast digunakan sebagai host yang valid yang dapat
digunakan.
b) Latihan 2
Melakukan subnetting pada alamat jaringan 172.16.0.0/18
IP diatas merupakan IP kelas B. Untuk melakuakan subnetting
lakukan langkah-langkah dibawah ini :
Menentukan biner dan subnet mask dari network yang dibutuhkan
Karena alamat jaringan sudah diketahui bentuk CIDR nya maka
dapat kita tuliskan dalam bentuk biner seperti dibawah ini :
11111111
11111111 11000000 00000000
255
255
192
0
/18 berarti terdapat 18 bit 1 pada blok subnet mask. Sehingga
dapat diketahui bahwa subnet masknya adalah 255.255.192.0.
Menghitung Subnet/Network
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 22 = 4 subnet/network.
x = jumlah biner 1
Menghitung jumlah host yang valid tiap subnet
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 214 – 2 = 16384 – 2 = 16382 host.
y = jumlah biner 0 pada seluruh blok
Menentukan range host pada setiap subnet/network
Range pada setiap host adalah 16384.
Subnet/Network
Network
First IP
Last IP
Broadcast
1
172.16.0.0
172.16.0.1
172.16.63.254
172.16.63.255
2
172.16.64.0
172.16.64.1
172.16.127.254
172.16.127.255
3
172.16.128.0
172.16.128.1
172.16.191.254
172.16.191.255
4
172.16.192.0
172.16.192.1
172.16.255.254
172.16.255.255
Analisa :
Pada latihan 2 melakukan subnetting untuk kelas B. Cara menghitung
subnetting untuk kelas B sama dengan kelas C perbedaannya hanya
terletak pada struktur IP kelas C dan kelas B. Kelas C memiliki struktur
N.N.N.H sedangkan kelas B memiliki struktur N.N.H.H sehingga jumlah
host pada B lebih banyak daripada kelas C.
Pada setiap subnet memiliki 16384 host. Host awal dijadikan sebagai
network ID dan host terakhir digunakan untuk IP broadcast.
c) Latihan 3
Menentukan
Network Address, First Usable Address, Last Usable
Address, Broadcast Address) menggunakan metode VLSM. Menggunakan
IP 192.168.5.0
Network 1 : 25 host
Network 2 : 12 host
Network 3 : 30 host
Network 4 : 65 host
Network 5 : 4 host
Network 6 : 8 host
Untuk melakukan subnetting dilakukan dengan menghitung pada masingmasing network.
Network 1
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 25 = 25 ≥ 25 maka 32 ≥ 25
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
25 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11100000
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.0
192.168.5.1
192.168.5.30
192.168.5.31
255.255.255.224
Network 2
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 12 = 24 ≥ 12 maka 16 ≥ 12
Sehingga didapatkan y = 4
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
12 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11110000
240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.240 atau dalam CIDR ditulis
/28 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 16 – 2 = 14 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.32
192.168.5.33
192.168.5.46
192.168.5.47
255.255.255.240
Network 3
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 30 = 25 ≥ 30 maka 32 ≥ 30
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
30 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11100000
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.48
192.168.5.49
192.168.5.78
192.168.5.79
255.255.255.224
Network 4
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 65 = 27 ≥ 65 maka 128 ≥ 65
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
25 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
10000000
128
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.128 atau dalam CIDR ditulis
/25
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 21 = 2 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 27 – 2 = 128 – 2 = 126 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.80
192.168.5.81
192.168.5.206
192.168.5.207
255.255.255.128
Network 5
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 4 = 23 ≥ 4 maka 8 ≥ 4
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
4 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11111000
248
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.248 atau dalam CIDR ditulis
/29
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 25 = 32 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 23 – 2 = 8 – 2 = 6 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.208
192.168.5.209
192.168.5.214
192.168.5.215
255.255.255.248
Network 6
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 8 = 24 ≥ 8 maka 16 ≥ 8
Sehingga didapatkan y = 4
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
8 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11110000
240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.240 atau dalam CIDR ditulis
/28 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 16 – 2 = 14 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.216
192.168.5.217
192.168.5.230
192.168.5.231
255.255.255.240
Analisa :
Pada latihan 3 merupakan perhitungan subnetting classless yaitu setiap
subnet/network memiliki subnet mask yang berbeda. Subnetting classless
digunakan untuk membuat jaringan lebih efisien sesuai dengan host yang
dibutuhkan pada setiap network.
Dari hasil perhitungan subnetting diatas, network selanjutnya
merupakan terusan dari IP broadcast pada network sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa classless lebih efisien. Dan dapat disimpulkan
dengan metode VLSM sebagai berikut :
Network
1
2
3
4
5
6
5. Tugas Rumah
Hosts
30
14
30
126
6
14
Block
32
16
32
128
8
16
Subnet
8
16
8
2
32
16
Mask
224
240
224
128
248
240
Mengidentifikasi jumlah pc di setiap laboratorium H5 lantai 2 buat desain
jaringannya menggunakan packet tracer. Tentukan :
1. Tentukan IP dan subnetmask masing-masing PC di setiap laboratorium
dengan seefisien mungkin
2. Tentukan network addrees, first usable Address, Last Usable Address,
Broadcast Address dari subnet yang digunakan.
Jawab :
Lab 205 : 20 PC
IP = 192.168.5.0
Lab 208 : 24 PC
Lab 209 : 20 PC
Lab 210 : 14 PC
Lab 211 : 20 PC
Lab 213 : 16 PC
1) Lab 205
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 20 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 20
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111
11111111
11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.0
192.168.5.1
192.168.5.30
192.168.5.31
255.255.255.224
2) Lab 208
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 24 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 24
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111 11111111 11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.32
192.168.5.33
192.168.5.62
192.168.5.63
255.255.255.224
3) Lab 209
Desain jaringan pada packet tracer:
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 20 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 20
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111 11111111 11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.64
192.168.5.65
192.168.5.94
192.168.5.95
255.255.255.224
4) Lab 210
Desain jaringan pada paket tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 14 = 24 ≥ 14 maka 16 ≥ 14
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111
11111111
11110000
255
255
255
240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/28 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 32 – 2 = 14 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.96
192.168.5.97
192.168.5.110
192.168.5.111
255.255.255.240
5) Lab 211
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 20 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 20
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111
11111111
11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.112
192.168.5.113
192.168.5.142
192.168.5.143
255.255.255.224
6) Lab 213
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 16 = 25 ≥ 16 maka 32 ≥ 16
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111 11111111 11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.144
192.168.5.145
192.168.5.174
192.168.5.175
255.255.255.224
Analisa :
Pada tugas rumah ini membuat desain jaringan dengan perhitungan
pengalamatan IP seefisien mungkin. Oleh karena itu dilakukan subnetting.
Subnetting yang dilakukan adalah subnetting classless dimana setiap
network memiliki subnet mask yang berbeda.
6. Kesimpulan
IP Address dibagi menjadi berapa kelas, antara lain kelas A,B,C,D, dan E.
tetapi yang umum digunakan adalah kelas A,B, dan C.
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan
yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet
mask untuk dijadikan Network ID baru
Menghitung jumlah host yaitu : 2y-2, Dimana y adalah jumlah angka 0
(nol).
Menghitung jumlah subnet yaitu : 2x ,dimana x adalah jumlah bit 1(satu)
dalam subnet mask terakhir.
Blok Subnet : (256 – jumlah oktet terakhir) sehingga hasil tersebut
menjadi blok sizenya. Hasil perhitungan blok subnet menunjukkan range
subnet yang dapat dipakai untuk tiap subnet.
Pembentukan subnetting terdapat 2 cara yaitu classfull (subnet mask
sama) dan classless (subnet mask berbeda)
7. Daftar Rujukan
Al-Hadiansyah, Firman.Konfigurasi IP Address.(online)
https://icehealer.wordpress.com/tag/konfigurasi-ip-address/ diakses 10
maret 2016
Richi, Hanafi.2014.Materi Tentang Subnetting. (online) http://hanafi-richiramadhan.blogspot.co.id/2014/05/materi-tentang-subnetting.html diakses
10 maret 2016
Tim Asisten Praktikum.2016. Modul 4 Pengalamatan IP dan
Subnetting..Malang: Universitas Negeri Malang
KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN
MODUL 4
“Pengalamatan IP dan Subnetting”
dibimbing oleh Bapak Heru Wahyu Herwanto, S.T., M.Pd.
Nama Kelompok :
Fitriyah
140533601394
Intan Nurlaila
140533602086
S1 PTI 2014 A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA 2014 A
MARET 2016
Nama
: Intan Nurlaila
Nim
: 140533602086
1. Tujuan Praktikum
a) Memahami konsep IP
b) Memahami konsep subnetting dan supernetting
2. Perangkat yang digunakan
a) PC/Laptop dengan sistem operasi windows
b) Software Packet Tracer
3. Dasar Teori
A. Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan
oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet.
Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
Jadi
IP
address
ini
mempunyai
range
00000000.00000000.00000000.00000000
dari
sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan
bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering
ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh
4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap
bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh
hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Desim
aLl
Biner
167
10100
111
205
11001
101
206
11001
110
100
01100
100
B. Pembagian Kelas IP Address
Jumlah
IP
Address
yang
tersedia
secara
teoritis
adalah
255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke
seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelaskelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik
untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian
network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam
identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID
berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host
yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang
sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan
network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada
kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A,
kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah
pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit
jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D
digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan
eksperimental.
Perangkat
lunak
Internet
Protocol
menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP
Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP Address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit
dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A
mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network
dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host
(255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan
jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada
gambar berikut ini :
0-127
0-255
0-255
0-255
0nnnn
hhhhh
hhhhh
hhhhh
hhh
hhh
IP Address kelas A
nnn
hhh
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya
selalu bernilai antara 128-191.Network ID adalah 16 bit pertama dan 16
bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP
address 192.168.26.161, network ID = 192.168 dan host ID =
26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari
128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255
network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar
65 ribu host.
128-191
0-255
0-255
0-255
10nnnnn
Nnnnnnn
hhhhhhh
hhhhhhh
n
h
h
IP address
kelas B
n
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil
seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111.
Network ID terdiri 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host.
192-223
0-255
110nnnn
Nnnnnnn
IP address kelas C
0-255
nnnnnnn
0-255
Hhhhhh
C. Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi
jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja
yang berfungsi sebagai subnet, mana yang host dan mana yang broadcast.
Semua itu bisa kita ketahui dari subnet masknya. Subnet mask default ini
untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Cla
ss
A
Oktet
Pertama
1 – 127
Subnet Mask
Default
255.0.0.0
B
128 – 191
255.255.0.0
C
192 – 223
255.255.225.0
Private Address
10.0.0.0 –
10.255.255.255
172.16.0.0 –
172.31.255.255
192.168.0.0 –
192.168.255.255
D. Subneting
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi
jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada
subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan
teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address
kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan
beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang
hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja
terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti
membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau
tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan
atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik
jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan
supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat
terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di
perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang
menjauh,
1.
Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa
proses antara lain :
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2. Menentukan jumlah host per subnet.
3. Menentukan subnet yang valid.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
E. CIDR
CIDR
merupakan
sebuah
metode
yang
digunakan
untuk
mengkategorikan alamat IP dengan tujuan untuk mengalokasikan lamat IP
kepada pengguna dan untuk efisiensi dalam proses routing paket-paket IP
di dalam jaringan komputer. Metode ini biasanya digunakan oleh Internet
Service Provider (ISP) untuk mengalokasikan alamat kepada sebuah
rumah, perusahaan atau ke seorang pelanggan.
Ketika kita menerima
sebuah blok alamat dari ISP, umumnya kita akan menerima dalam bentuk
192.168.1.10/28. Maksud dari angka-angka tersebut adalah bahwa kita
berada pada subnet 28. Hal ini berarti kita menggunakan sebanyak 28
angka 1 pada netmask (11111111.11111111.11111111.11110000) atau
berarti subnet mask kita adalah menjadi 255.255.255.240. Alasan adanya
CIDR adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu hanya ada 3
kelas penggolongan alamat IP. Dimana masing-masing kelas memiliki
jumlah maksimal alamat tertentu. Ambil sebuah contoh dimana sebuah
organisasi dengan jumlah komputer yang harus terhubung ke jaringan
adalah sebanyak 1000 komputer. Jika digunakan kelas C, yang maksimal
adalah 256 host, maka jumlah tersebut tidak cukup untuk mengalamati
seluruh komputer tersebut. Jika kita gunakan kelas B, yang maksimal
jumlah hostnya adalah 65536, maka sisanya sangat banyak dan akan
terbuang percuma yang berakibat tidak efisiennya proses routing. CIDR
menggunakan
VLSM
(Variable-Length
Subnet
Masks)
untuk
mengalokasikan alamat IP sesuai dengan kebutuhannya, daripada
menggunakan mengikuti aturan-aturan kelas-kelas A, B dan C dalam
jaringan.
Sehingga pembagian jaringan atau host dapat dilakukan dengan
menggunakan pada semua bit yang ada pada alamat. Perlu diingat bahwa
penggunaan subnet mask maksimal adalah /30, karena sebuah jaringan
paling tidak harus menyimpan dua buah bit sebagai bit dari host. Dan
dalam sebuah jaringan, tidak semua alamat bisa kita gunakan sebagai
alamat host. Setidaknya terdapat dua buah alamat tidak bisa kita gunakan,
yaitu alamat pertama yang akan menjadi alamat jaringan tersebut dan
alamat terakhir yang akan menjadi alamat broadcast dari jaringan tersebut.
4. Prosedur Praktikum
a) Latihan 1
Diketahui IP kelas C: 192.168.15.0.
Membuat skema pengalamatan dengan menggunakan Packet Tracer :
Hubungkan Router dan PC seperti dibawah ini :
Setelah PC dan Router terhubung seperti diatas, diketahui bahwa
jaringan diatas memerlukan 14 network.Lakukan Subnetting untuk
membuat jaringan yang efisien!
Langkah – langkah melakukan subnetting :
Menentukan biner dan subnet mask dari network yang dibutuhkan
2x ≥ 14
24 ≥ 14
32 > 14
Sehingga didapatkan x = 4
-
x digunakan untuk menentukan nilai dari biner 1 pada blok terakhir
kelas C.
14 merupakan jumlah network yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11110000
240
Dari biner diatas, cara menghitung subnet mask adalah dengan
menjumlahkan nilai biner 1. Perhitungannya :
27 + 26 + 25 + 24 + 0 + 0 + 0 + 0 = 128 + 64 +32 + 16 = 240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.240 atau dalam CIDR ditulis
/28 . /28 didapatkan dari seluruh jumlah biner 1 pada subnet mask.
Menghitung Subnet/Network
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung jumlah host yang valid tiap subnet
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 16 – 2 = 14 host/subnet
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Menentukan range host pada setiap subnet/network
Block size = 256 – subnet mask = 256 – 240 = 16
Berikut ini merupakan subnet dan rincian IP yang valid :
Subnet/
Network
Net ID
First IP
Last IP
Broadcast
Subnet/Network
1
2
3
4
192.168.15.0
192.168.15.1
192.168.15.1
4
192.168.15.1
5
192.168.15.16
192.168.15.17
192.168.15.30
192.168.15.32
192.168.15.33
192.168.15.46
192.168.15.48
192.168.15.49
192.168.15.62
192.168.15.31
192.168.15.47
192.168.15.63
5
6
7
8
Net ID
First IP
Last IP
192.168.15.64
192.168.15.65
192.168.15.78
192.168.15.80
192.168.15.81
192.168.15.94
192.168.15.112
192.168.15.113
192.168.15.126
Broadcast
192.168.15.79
192.168.15.95
192.168.15.96
192.168.15.97
192.168.15.11
0
192.168.15.11
1
Subnet/Network
Net ID
First IP
Last IP
Broadcast
Subnet/Network
Net ID
First IP
Last IP
Broadcast
9
192.168.15.128
192.168.15.129
192.168.15.142
192.168.15.143
10
192.168.15.127
11
12
192.168.15.144
192.168.15.145
192.168.15.158
192.168.15.159
192.168.15.160
192.168.15.161
192.168.15.174
192.168.15.175
192.168.15.176
192.168.15.177
192.168.15.190
192.168.15.191
13
14
15
16
192.168.15.19
2
192.168.15.19
3
192.168.15.20
6
192.168.15.20
7
192.168.15.208
192.168.15.22
4
192.168.15.22
5
192.168.15.23
8
192.168.15.23
9
192.168.15.240
192.168.15.209
192.168.15.222
192.168.15.223
192.168.15.241
192.168.15.254
192.168.15.255
Analisa :
Untuk membuat jaringan yang efisien, dapat dilakukan dengan
subnetting. Dalam subnetting kita perlu menghitung jumlah subnet yang
diperlukan kemudian menentukan subnet mask. Dari subnet mask kita
dapat mengetahui jumlah subnet yang valid dengan range host yang dapat
digunakan pada tiap subnet. Pada jaringan digunakan subnetting classfull,
maksudnya adalah seluruh subnetmask pada jaringan sama.
Setelah menghitung semua yang dibutuhkan seperti diatas,
kemudian diterapkan pada skema packet tracer yang dibuat. Pada packet
tracer yang dibutuhkan adalah 14 network, tetapi pada perhitungan
tersedia 16 network sehingga 2 network yang tidak digunakan dapat
dicadangkan.
Pada setiap subnet memiliki range 16 host, host pertama pada
setiap subnet digunakan sebagai Network ID/ IP network dan host terakhir
pada setiap network digunakan sebagai IP broadcast. Dan IP diantara
NetID dan Broadcast digunakan sebagai host yang valid yang dapat
digunakan.
b) Latihan 2
Melakukan subnetting pada alamat jaringan 172.16.0.0/18
IP diatas merupakan IP kelas B. Untuk melakuakan subnetting
lakukan langkah-langkah dibawah ini :
Menentukan biner dan subnet mask dari network yang dibutuhkan
Karena alamat jaringan sudah diketahui bentuk CIDR nya maka
dapat kita tuliskan dalam bentuk biner seperti dibawah ini :
11111111
11111111 11000000 00000000
255
255
192
0
/18 berarti terdapat 18 bit 1 pada blok subnet mask. Sehingga
dapat diketahui bahwa subnet masknya adalah 255.255.192.0.
Menghitung Subnet/Network
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 22 = 4 subnet/network.
x = jumlah biner 1
Menghitung jumlah host yang valid tiap subnet
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 214 – 2 = 16384 – 2 = 16382 host.
y = jumlah biner 0 pada seluruh blok
Menentukan range host pada setiap subnet/network
Range pada setiap host adalah 16384.
Subnet/Network
Network
First IP
Last IP
Broadcast
1
172.16.0.0
172.16.0.1
172.16.63.254
172.16.63.255
2
172.16.64.0
172.16.64.1
172.16.127.254
172.16.127.255
3
172.16.128.0
172.16.128.1
172.16.191.254
172.16.191.255
4
172.16.192.0
172.16.192.1
172.16.255.254
172.16.255.255
Analisa :
Pada latihan 2 melakukan subnetting untuk kelas B. Cara menghitung
subnetting untuk kelas B sama dengan kelas C perbedaannya hanya
terletak pada struktur IP kelas C dan kelas B. Kelas C memiliki struktur
N.N.N.H sedangkan kelas B memiliki struktur N.N.H.H sehingga jumlah
host pada B lebih banyak daripada kelas C.
Pada setiap subnet memiliki 16384 host. Host awal dijadikan sebagai
network ID dan host terakhir digunakan untuk IP broadcast.
c) Latihan 3
Menentukan
Network Address, First Usable Address, Last Usable
Address, Broadcast Address) menggunakan metode VLSM. Menggunakan
IP 192.168.5.0
Network 1 : 25 host
Network 2 : 12 host
Network 3 : 30 host
Network 4 : 65 host
Network 5 : 4 host
Network 6 : 8 host
Untuk melakukan subnetting dilakukan dengan menghitung pada masingmasing network.
Network 1
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 25 = 25 ≥ 25 maka 32 ≥ 25
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
25 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11100000
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.0
192.168.5.1
192.168.5.30
192.168.5.31
255.255.255.224
Network 2
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 12 = 24 ≥ 12 maka 16 ≥ 12
Sehingga didapatkan y = 4
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
12 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11110000
240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.240 atau dalam CIDR ditulis
/28 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 16 – 2 = 14 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.32
192.168.5.33
192.168.5.46
192.168.5.47
255.255.255.240
Network 3
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 30 = 25 ≥ 30 maka 32 ≥ 30
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
30 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11100000
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.48
192.168.5.49
192.168.5.78
192.168.5.79
255.255.255.224
Network 4
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 65 = 27 ≥ 65 maka 128 ≥ 65
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
25 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
10000000
128
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.128 atau dalam CIDR ditulis
/25
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 21 = 2 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 27 – 2 = 128 – 2 = 126 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.80
192.168.5.81
192.168.5.206
192.168.5.207
255.255.255.128
Network 5
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 4 = 23 ≥ 4 maka 8 ≥ 4
Sehingga didapatkan y = 5
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
4 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11111000
248
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.248 atau dalam CIDR ditulis
/29
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 25 = 32 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 23 – 2 = 8 – 2 = 6 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.208
192.168.5.209
192.168.5.214
192.168.5.215
255.255.255.248
Network 6
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 8 = 24 ≥ 8 maka 16 ≥ 8
Sehingga didapatkan y = 4
-
y digunakan untuk menentukan nilai dari biner 0 pada blok terakhir
kelas C.
8 merupakan jumlah host yang dibutuhkan
11111111
255
11111111
255
11111111
255
11110000
240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.240 atau dalam CIDR ditulis
/28 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 16 – 2 = 14 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.216
192.168.5.217
192.168.5.230
192.168.5.231
255.255.255.240
Analisa :
Pada latihan 3 merupakan perhitungan subnetting classless yaitu setiap
subnet/network memiliki subnet mask yang berbeda. Subnetting classless
digunakan untuk membuat jaringan lebih efisien sesuai dengan host yang
dibutuhkan pada setiap network.
Dari hasil perhitungan subnetting diatas, network selanjutnya
merupakan terusan dari IP broadcast pada network sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa classless lebih efisien. Dan dapat disimpulkan
dengan metode VLSM sebagai berikut :
Network
1
2
3
4
5
6
5. Tugas Rumah
Hosts
30
14
30
126
6
14
Block
32
16
32
128
8
16
Subnet
8
16
8
2
32
16
Mask
224
240
224
128
248
240
Mengidentifikasi jumlah pc di setiap laboratorium H5 lantai 2 buat desain
jaringannya menggunakan packet tracer. Tentukan :
1. Tentukan IP dan subnetmask masing-masing PC di setiap laboratorium
dengan seefisien mungkin
2. Tentukan network addrees, first usable Address, Last Usable Address,
Broadcast Address dari subnet yang digunakan.
Jawab :
Lab 205 : 20 PC
IP = 192.168.5.0
Lab 208 : 24 PC
Lab 209 : 20 PC
Lab 210 : 14 PC
Lab 211 : 20 PC
Lab 213 : 16 PC
1) Lab 205
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 20 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 20
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111
11111111
11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.0
192.168.5.1
192.168.5.30
192.168.5.31
255.255.255.224
2) Lab 208
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 24 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 24
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111 11111111 11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.32
192.168.5.33
192.168.5.62
192.168.5.63
255.255.255.224
3) Lab 209
Desain jaringan pada packet tracer:
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 20 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 20
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111 11111111 11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.64
192.168.5.65
192.168.5.94
192.168.5.95
255.255.255.224
4) Lab 210
Desain jaringan pada paket tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 14 = 24 ≥ 14 maka 16 ≥ 14
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111
11111111
11110000
255
255
255
240
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/28 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 24 = 16 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 24 – 2 = 32 – 2 = 14 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.96
192.168.5.97
192.168.5.110
192.168.5.111
255.255.255.240
5) Lab 211
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 20 = 25 ≥ 20 maka 32 ≥ 20
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111
11111111
11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.112
192.168.5.113
192.168.5.142
192.168.5.143
255.255.255.224
6) Lab 213
Desain jaringan pada packet tracer :
Menentukan biner dan netmask sesuai dengan host yang dibutuhkan :
2y ≥ 16 = 25 ≥ 16 maka 32 ≥ 16
Sehingga didapatkan y = 5
11111111
11111111 11111111 11100000
255
255
255
224
Jadi, Subnet masknya adalah 255.255.255.224 atau dalam CIDR ditulis
/27 .
Menghitung subnet/ network dengan rumus 2x
2x = 23 = 8 subnet
Dimana x adalah jumlah bit 1(satu) pada blok terakhir.
Menghitung host yang valid dengan rumus 2y – 2
2y – 2 = 25 – 2 = 32 – 2 = 30 host
Dimana y adalah jumlah bit 0(nol) pada seluruh blok
Net ID
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
Subnet Mask
192.168.5.144
192.168.5.145
192.168.5.174
192.168.5.175
255.255.255.224
Analisa :
Pada tugas rumah ini membuat desain jaringan dengan perhitungan
pengalamatan IP seefisien mungkin. Oleh karena itu dilakukan subnetting.
Subnetting yang dilakukan adalah subnetting classless dimana setiap
network memiliki subnet mask yang berbeda.
6. Kesimpulan
IP Address dibagi menjadi berapa kelas, antara lain kelas A,B,C,D, dan E.
tetapi yang umum digunakan adalah kelas A,B, dan C.
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan
yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet
mask untuk dijadikan Network ID baru
Menghitung jumlah host yaitu : 2y-2, Dimana y adalah jumlah angka 0
(nol).
Menghitung jumlah subnet yaitu : 2x ,dimana x adalah jumlah bit 1(satu)
dalam subnet mask terakhir.
Blok Subnet : (256 – jumlah oktet terakhir) sehingga hasil tersebut
menjadi blok sizenya. Hasil perhitungan blok subnet menunjukkan range
subnet yang dapat dipakai untuk tiap subnet.
Pembentukan subnetting terdapat 2 cara yaitu classfull (subnet mask
sama) dan classless (subnet mask berbeda)
7. Daftar Rujukan
Al-Hadiansyah, Firman.Konfigurasi IP Address.(online)
https://icehealer.wordpress.com/tag/konfigurasi-ip-address/ diakses 10
maret 2016
Richi, Hanafi.2014.Materi Tentang Subnetting. (online) http://hanafi-richiramadhan.blogspot.co.id/2014/05/materi-tentang-subnetting.html diakses
10 maret 2016
Tim Asisten Praktikum.2016. Modul 4 Pengalamatan IP dan
Subnetting..Malang: Universitas Negeri Malang