Perkembangan Islam di Islandia Respon ra

Nama: Rani Bataviani
NIM: 4415133857
Pend. Sejarah 2013 kelas B
Sejarah Eropa Modern

Perkembangan Islam di Islandia: Respon Rakyat Islandia terhadap Islam 1971-2015
Abstrak
Islandia merupakan negara Skandinavia yang terletak di dekat kutub Utara dan merupakan exwilayah Norwegia dan Denmark yang melepaskan diri dan membentuk negeri sendiri pada tahun
1944. Islandia mengenal pertama kali Islam ketika pada tahun 1627 dalam perisitwa Turkish
Abduction atau Tyrkjaránið, yang dimana orang aljazair dan Maroko yang pada saat itu dibawah
kekuasaan Turki Usmani mendarat di pulau Islandia. Disana mereka menculik, membunuh
beberapa orang Islandia membawa beberapa orang Islandia yang diculik tersebut ke wilayah
Afrika Utara untuk dijadikan budak di Turki Usmani. Peristiwa seperti itu telah membuat
pandangan Rakyat Islandia terhadap Islam menjadi negatif dan jelek. Pada tahun 1971, seorang
Imigran dari Palestina, Salman Tamimi, menetap di Islandia sambil berdakwah di Islandia. The
Muslim Association of Iceland atau Félag múslima á Íslandi atau Asosiasi Muslim Islandia
didirikan oleh Salmann Tamimi pada tahun 1997. Islandia mempunyai masjid pertama kali pada
tahun 2013 dan pembangunan Masjid tersebut ditentang oleh Sveinbjörg Birna Sveinbjörnsdóttir
seorang politisi lokal Islandia. Banyak orang Islandia yang menjadi muallaf untuk menentang
sayap kanan pemerintahan Islandia untuk mendukung Masjid di Islandia.
Kata Kunci: Islandia, Islam, Turkish Abduction, Turki Usmani, Salmann Tamimi, Reykjavík

Mosque
1. Pendahuluan
Islandia merupakan sebuah pulau dan sekaligus sebuah negara yang terletak di Kawasan
Eropa bagian utara dan merupakan negara Skandinavia (Swedia, Norwegia, Finlandia,
Islandia, Denmark) dan berdekatan dengan wilayah Greendland (Tanah Hijau) dan memiliki
populasi 329.100 dan seluas 103.000 km2 (40.000 mil persegi), menjadikannya negara yang
paling jarang penduduknya di Eropa. Ibukota dan kota terbesar adalah Reykjavík. Reykjavík
dan sekitarnya di barat daya negara itu adalah rumah bagi lebih dari dua-pertiga dari
penduduk. Islandia dipenuhi oleh pegunungan vulkanik dan aktif secara geologi. Interior di

Islandia terdiri dari dataran tinggi yang ditandai dengan pasir dan lava yang bidang,
pegunungan dan gletser, sementara banyak sungai glasial mengalir ke laut melalui dataran
rendah. Islandia dipanaskan oleh Gulf Stream dan memiliki iklim subtropis, meskipun
lintang tinggi di luar Lingkaran Arktik. lintang tinggi dan pengaruh kelautan masih terus
musim panas dingin, dengan sebagian memiliki iklim tundra. Agama Islam di Islandia
merupakan minoritas di negeri ini dan juga jumlah agama Islam yang paling sedikit di
seluruh dunia. Islandia memiliki salah satu komunitas Muslim terkecil di dunia, hanya 875
orang yang terdaftar dengan organisasi-organisasi Muslim resmi di negara tersebut (pada
tahun 2015). Hal ini terkait dengan 0,27% dari penduduk Islandia.1
2. Perkembangan Islam di Islandia

Sejarah Islandia mengenal Islam
Islandia mengenal pertama kali Islam pada saat peristiwa Turkish Abduction atau dalam
bahasa Islandia disebut dengan Tyrkjaránið. Sebenarnya pada sebelumnya Islandia juga
mengenal dunia muslim tetapi hanya segelintir orang Islandia yang mengetahui itu dan itu
terjadi pada masa Viking (790-1066), yaitu Rögnvald Kalle Karlsson atau Harald Hardrada,
bersentuhan langsung dengan dunia Muslim selama Abad Pertengahan, hubungan baik secara
tidak langsung tersebut dibuktikan oleh temuan koin Arab di Islandia, seperti juga banyak di
dunia Viking.2 Pada tahun 1627, empat buah kapal bajak laut yang berasal dari Aljazair dan
Maroko mendarat di pulau Islandia. Sejak negara-negara ini milik Kekaisaran Ottoman, yang
pada Islandia disebut sebagai Kekaisaran Turki, para bajak laut selalu disebut Turki di
Islandia.3 Islandia pada saat itu merupakan wilayah dari Denmark, Salah satu kapal bajak laut
datang ke pelabuhan dari Grindavik di selatan, di mana lima belas orang Islandia dan
beberapa orang Denmark ditangkap. Dalam perjalanan dari sana, kapal meta kapal kargo
Denmark, yang ditangkap dengan awaknya. Kemudian kedua kapal berlayar menuju
kediaman kerajaan di Bessastaðir. Ketika gubernur Denmark, Holger Bergen, mendengar
kabar itu dari Grindavik, ia memiliki benteng kecil yang dibangun dekat dengan
kediamannya dan meriam dibawa untuk itu. Dua dari kapal bajak laut mendarat di Fiords
1

https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Iceland, diakses pada tanggal 19 Desember 2015,

pada pukul 19:50 WIB
2
Ibid
3
Gunnar Karlsson, The History of Iceland (Minneapolis: University of Minnesota Press, 2000),
hal, 143.

Timur dan menghabiskan sekitar satu minggu di sana, menangkap beberapa orang dan 110
menewaskan sedikitnya 9 orang. Kemudian kapal Meta ketiga mereka menuju Kepulauan
Westman, di mana para perompak tidak perlu mengkhawatirkan kehilangan mangsa mereka
di pedalaman pegunungan wilayah itu. Dalam waktu dua hari mereka berhasil menangkap
242 orang. Antara tiga puluh dan empat puluh tewas dan gereja dan gudang dibakar.4 Klaus
Eyjolfsson, seorang petani yang datang ke Kepulauan Westman sesudah penyerangan yang
dilakukan perompak Turki Usmani dan melihat kondisi yang begitu menyedihkan: “Beberapa
wanita tewas, badannya dimutilasi disamping suami mereka, meniggalnya ada yang
memalukan seperti pakaian mereka yang terangkat sampai ke kepala sehingga terlihat hampir
telanjang yang dimana seharusnya tidak seperti itu. Ada seorang pria yang bernama
Asmundur yang terbaring sakit di kamarnya, kemudian tewas di tusuk dan menyayat dia
sehingga kasur dan badannya dipenuhi oleh darah. Dan ada juga yang merobek orang hingga
menjadi bagian-bagian kecil dan bagian tersebut ditusuk.”

Selain itu Bjorn Jonsson, juga menceritakan persitiwa Turkish Abduction. Persitiwa itu
digambarkan bahwa perompak yang mendarat di Kepulauan Westman begitu senang dan
gembira serta menikmati membunuh dan memutilasi korbannya di Kepulauan Westman yang
merupakan orang mantan Kristen yang berpindah agama menjadi Islam. Setelah diketahui
bahwa sebagian besar tawanan telah diperbudak di Aljazair, sekumpulan uang untuk tebusan
mulai digalangkan di Islandia, Denmark dan negara-negara Eropa bahkan lainnya. Seorang
pendeta dari Kepulauan Westman, Olafur Egilsson, dikirim oleh para penculik dari Aljazair
ke Denmark untuk memudahkan menebus tawanan. Dia berhasil mencapai Kopenhagen dan
kemudian Islandia. Sementara ini yang terjadi, para budak perlahan menurun jumlahnya.
Banyak yang meninggal selama perjalanan mereka ke Aljazair, beberapa ada yang bebas
pada mereka sendiri, beberapa masuk Islam dan menolak untuk kembali. Namun, sepuluh
tahun setelah serangan itu, dua puluh tujuh Islandia kembali antaranya yang paling terkenal
dalam sejarah Islandia adalah Guðriður Simonardottir, seorang wanita yang sudah menikah
dari Kepulauan Westman. Dalam perjalanan ke Islandia masyarakat dibebaskan atas nama
dia di Kopenhagen, di mana seorang mahasiswa Islandia muda, Hallgrimur Petursson,
dipekerjakan untuk membantu mereka menghidupkan kembali pengetahuan mereka tentang
agama Kristen. Penderitaan Islandia abad ke-17 mungkin tampak agak sepele dikarenakan
4

Ibid., hal, 144.


bila dibandingkan dengan korban Perang 30 tahun di Jerman yang jauh lebih banyak
memakan korban jiwa. Namun, bencana ini mencapai masyarakat hanya 50,000-60,000
individu yang dimana 410 Islandia tewas dan diculik di dalam perisitwa penyerangan Turki
dari sebesar 0,75% dari beberapa seluruh penduduk. Dua puluh lima korban perburuan
adalah sekitar 0,05% dari populasi.5
Perkembangan Islam di Islandia pada abad ke-20
Setelah sekian lama tidak bersentuhan dengan Islam setelah penyerangan dari Turki, Islandia
mulai bersentuhan dengan Islam lagi pada tahun 1970-an, yang berasal dari kedatangan
seorang imigran dari Palestina yang bernama Salmann Tamimi. Salmann Tamimi datang ke
Islandia pada tahun 1971, yang sebenarnya ingin ke Amerika Serikat tetapi berhenti di
Islandia karena ingin mengunjungi saudaranya, Younes Tamimi dan ia memutuskan untuk
tinggal di Islandia.6 Salmann menikahi Þórstína Björg Þorsteinsdóttir, dan mempunyai anak
bernama María Björg Tamimi and Nadia Tamimi. Pada pertengahan tahun 1980-an dia
menikah sekali lagi dengan Ingibjörg Sigurjónsdóttir, dan mempunyai anak bernama Yousef
Ingi Tamimi dan Nazima Kristín Tamimi. Salmann menganggap dirinya seorang
fundamentalis Islam. Pada tahun 1987 dia mendirikan the Association Iceland-Palestine,
(Félagið Ísland-Palestína) atau Asosiasi Islandia-Palestina.
Pada tanggal 25 Februari 1997, Salmann Tamimi mendirikan Association of Muslims in
Iceland (Félag múslima á Íslandi), atau bisa disebut dengan Asosiasi Muslim di Islandia.

Sejak pendiri Asosiasi Muslim di Islandia Salmann telah menjadi salah satu juru bicara
terkemuka bagi umat Islam di Islandia, membuat banyak penampilan media baik di Islandia
dan luar negeri. Salah satu isu yang ia baru-baru ini memiliki peran penting telah
membangun sebuah masjid baru di Reykjavik.7 Salah satu warga Islandia pertama kali
menjadi muallaf yaitu Ibrahim Sverrir Agnarsson, yang mendapatkan hidayah pada saat Dia
menjelajahi dunia ketika dewasa dan hidup waktu di Pakistan, di mana ia masuk Islam.8 dia
5

Ibid., hal, 147.
https://en.wikipedia.org/wiki/Salmann_Tamimi, diakses pada tanggal 20 Desember 2015,
pada pukul 11.00 WIB
7
Ibid
8
www.pri.org/stories/2015-03-11/could-charlie-hebdo-happen-reykjavik-how-iceland-smuslims-try-convince-people-it, diakses pada tanggal 20 Desember 2015, pada pukul 15.35
WIB
6

juga mengurusi Asosiasi Muslim di Islandia pada tahun 2010 bersama Salmann Tamimi.
Sejak tahun 2002, Organisasi tersebut mempunyai masjid sendiri di daerah Rekyjavik

walaupun bukan bangunan yang berdiri sendiri, dan terdapat informasi yang didapat tentang
Islam di Islandia dengan membuka situs www.islam.is yang terdapat informasi tentang AlQur’an, Islam dan Ramadhan, Buku Tamu, kelompok wanita, dan kelompok diskusi. Disitus
dan laporan dari situ tersebut pada tahun 2003, Masjid di Rekyjavik telah berkontak langsung
dengan Muslim di Swedia dan Arab Saudi, dan pada bulan Ramadhan memanggil imam yang
berasal dari Libya untuk menjadi imam pada Solat Tarawih. Diskusi forum Islam mulai aktif
pada bulan Februari 2007, yang mempunyai empat topic yang dibahas yaitu pertanyaan
umum tentang Islam, permasalahan wanita, ritual yang berkaitan dengan agama, dan Al Quran.9 Pada 2000, Asosiasi Muslim Islandia coba membangun sebuah masjid di Reykjavik.
Namun, pemerintah kota setempat belum menyetujui secara penuh rencana tersebut
meskipun pemerintah telah memberikan tanah seluas 1.500 meter persegi atau kurang dari
setengah tanah yang diminta Asosiasi. Permintaan tambahan lahan itu ternyata harus disertai
izin dari gereja Ortodoks Rusia dan pemerintah kota mensyarakat agar lahan itu harus
berdekatan dengan fasilitas awal.10 Pada September 2013, diumumkan bahwa Reykjavik akan
memiliki sebuah masjid untuk pertama kalinya Sepetak lahan di Sogamýri, sebuah distrik
mewah di tengah kota, diberikan secara gratis kepada umat Muslim, dari hasil pembayaran
pajak Islandia. Masjid dengan luas 2.621,3 meter persegi tersebut akan memiliki aula shalat,
pusat kegiatan warga, dan sebuah menara setinggi 9,14 meter. Perkiraan biaya yang
dihabiskan untuk proyek ini adalah $3,3 juta atau sekitar Rp 39,6 miliar. Akan tetapi pada
bulan Agustus 2014, pemimpin Partai Progresif Sveinbjörg Birna Sveinbjörnsdóttir
menyuarakann protes anti-Muslim secara online. Ia juga sempat menyampaikan pada koran
Islandia Visir: “Saat kita memiliki sebuah gereja nasional kita tidak seharusnya

mengalokasikan lahan untuk bangunan-bangunan seperti masjid.” Sveinbjörnsdóttir
mendesak pejabat kota untuk menarik kembali janji mereka kepada Asosiasi Muslim Islandia
perihal lahan gratis untuk membangun masjid. Situs Iceland Review juga melaporkan bahwa
kritikus seperti Sveinbjörnsdóttir menjelek-jelekkan artikel Visir di dunia maya terkait
9

Göran Larsson (Ed.), Islam in the Nordic and Baltic Countries (New York: Taylor and Francis
Group, 2009), hal. 11.
10
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/10/11/139378muslim-islandia-tolak-pembangunan-masjid-yang-didanai-asing, diakses pada tanggal 20
Desember 2015 pada pukul 20.00 WIB

rencana pembangunan masjid, dengan komentar-komentar kasar yang ditujukan pada pendiri
Asosiasi Muslim di Islandia Salmann Tamimi dan ketua umum Ibrahim Sverrir Agnarsson.
Salmann Tamimi hanya menanggapi peristiwa tersebut dengan berkomentar kepada para
komentar lain secara online.11 Sejumlah warga Islandia menjadi muallaf dan bergabung ke
Asosiasi Islam Nasional untuk memprotes kelompok sayap kanan yang menentang rencana
masjid baru di ibukota Reykjavik. Peningkatan perhatian ini ternyata berasal dari pertikaian
terhadap rencana pemerintah menghibahkan tanah untuk masjid. Penentang rencana itu
memandangnya sebagai penyalahgunaan tanah masyarakat dan mereka membela gereja yang

sudah mapan. Seorang wartawan terkenal Islandia, Gunnar Smari Egilsson, mengatakan dia
mungkin bergabung dengan Asosiasi Muslim agar, seperti diatur UU Islandia, lembaga itu
mendapat sumbangan dari pungutan pajak atasnya.12
3. Respon Masyarakat Islandia terhadap Islam
Islandia mayoritas penduduknya merupakan agama Kristen sebagaimana umumnya yang
terjadi di Eropa. Dengan adanya peristiwa penyerangan Turki atau Turkish Raid

atau

Turkish Abduction yang meninggalkan kenangan buruk serta menimbulkan trauma pada
negara tersebut telah menimbulkan sentimen masyarakat Islandia terhadap Islam pada saat
itu. akan tetapi, sebagian

masyarakat Islandia perlahan mulai melupakan perisitwa

memilukan tersebut dan menerima masyarakat Islam di Islandia oleh kedatangan imigran
asal Timur Tengah pada tahun 1970-an dan salah satunya adalah Salmann Tamimi pada
tahun 1973. Akan tetapi ada sebagian masyarakat Islandia yang tidak suka terhadap Islam
dan membuat Facebook dengan nama “Stop Islamization of Iceland” yang juga berisi untuk
menghentikan pembangunan masjid di ibukota dan mengancam dengan mengirimkan tiga

kepala babi dan lembaran-lembaran mushaf Al-Qur’an yang disirami darah telah
dilemparkan ke tanah yang akan dibangun masjid di atasnya pada tanggal 5 Juni 2014. 13
Meskipun adanya peristiwa itu, rakyat Islandia juga ada yang menerima Islam dan
menawarkan bantuan terhadap masyarakat Syiria yang daerahnya ada konflik, dengan
11

http://bahasa.aquila-style.com/fokus-wacana/kilas-dunia/sambutan-dingin-untuk-masjidpertama-islandia/46675/, diakes pada tanggal 20 Desember 2015 pada pukul 20.40 WIB.
12
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/06/140612_majalahlain_islandia_mualaf,
diakses pada tanggal 20 Desember 2015 pada pukul 20.50 WIB
13
http://www.salam-online.com/2014/06/masjid-pertama-untuk-islandia-ditentang-kaumanti-islam.html, diakses pada tanggal 20 Desember 2015 pada pukul 20.54 WIB

menawarkan tempat tinggal di Islandia atau obat-obatan.14 Ada seorang warga Islandia yang
secara tak langsung menentang pengungsi Suriah yang datang ke Islandia dan mengirimkan
surat terbuka via Facebook ke Menteri sosial Islandia, Eygló Harðardóttir. Surat itu berisi
tentang bahwa Islam merupakan tukang pemerkosa di masa depan, musuh terbaik, generasi
penyiksa istri, hanya menjadi drummer (dikarenakan Islam mennolak musik) untuk anak kita,
sebagai tukang pengebom dan mulai indoktrinisasi Islam lewat acara televisi. 15 Sepertinya
ada yang salah mengerti tentang Islam dikarenakan peristiwa yang terjadi pada tahun 1627

dan ditambah lagi dengan peristiwa Teroris yang mengatasnamakan Islam sehingga dia
melihat dalam pandangan yang salah atau melihat yang negatif saja dan itu pun berkembang
menjadi Islamophobia, baik di Islandia, Eropa maupun seluruh dunia. Bila dilihat dari sudut
pandang lain, Kristen memang dominan di wilayah Eropa dan merupakan identitas dari
Eropa tersendiri, jadi memang Kristen mampu mendominasi Eropa termasuk mengucilkan
Islam dikarenakan jumlahnya yang sedikit. Sebagian masyarakat Islandia yang menerima
Islam ada yang menjadi muallaf, Sekitar 30 sampai 40 warga asli Islandia telah memeluk
Islam dalam beberapa tahun terakhir. Pada April 2009, dua warga asli Islandia yang menjadi
mualaf melangsungkan pernikahan, yaitu Hjalti Bjorn Valthorsson dan Gunnhildur
Aevarsdottir. Pernikahan itu dipandang sebagai tonggak penting bagi komunitas Muslim di
Islandia karena menandakan mulai berakarnya penganut Islam dari warga lokal Islandia. 16
Salman Tamimi tidak memaksa rakyat Islandia untuk menjadi Muallaf hanya untuk
mendukung pembangunan Masjid yang mempunyai gedungnya sendiri. Masyarakat Muslim
Islandia baik dari imigran maupun yang asli Islandia menolak pembiayaan asing terhadap
pembangunan Masjid di Islandia karena Mereka khawatir masjid itu kelak akan digunakan
untuk mengembangkan ajaran Islam garis keras dan tak mampu beradaptasi dengan budaya
setempat.17 Warga muslim Islandia menolak pembiayaan tersebut dikarenakan takut akan
membawa budaya dari pembiayaan tersebut dan akan membawa Islam ke arah radikal yang
14

http://www.pbs.org/newshour/rundown/icelanders-urge-government-receive-Suriahnrefugees/, diakses pada tanggal 23 Desember 2015 pada pukul 18.00 WIB
15
http://www.barenakedislam.com/2015/09/02/icelands-national-suicide-more-than-11000ignorant-icelanders-ofer-their-homes-to-illegal-alien-muslim-freeloaders-thugs-andpotential-terrorists/, diakses pada tanggal 21 Desember 2015 pada pukul 02.49 WIB
16
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/10/11/139378muslim-islandia-tolak-pembangunan-masjid-yang-didanai-asing, diakses pada tanggal 20
Desember 2015 pada pukul 21.00 WIB
17
http://grapevine.is/news/2015/03/06/saudis-to-donate-to-mosque-build-news-to-icelandicmuslims/, diakses pada tanggal 21 Desember 2015, pada pukul 03.13 WIB

terjadi di Inggris dan Perancis. Opini yang berkembang dalam situs di Islandia bahwa bila
mereka menerima pembiayaan bantuan dari Saudi Arabia, maka Islandia akan mengalami
imperliasme secara tidak langsung dari Arab Saudi dan menyebarnya Islam Wahabi di
Islandia. Akibat adanya isu tentang pemberian dana dari Arab Saudi untuk membangun
Masjid di Islandia, munculnya permasalahan baru lagi dalam negeri ini, yaitu masalah
Vandalisme. Dikutip dari situs icelandreview.com, bahwa terjadi vandalisme terhadap Pusat
Kebudayaan Islam di Islandia dengan mencoret dengan cat di 5 gedung yang lokasinya
tersebut berbeda satu sama lain. Imam Ahmad Seddeeq menceritakan bahwa vandalism
tersebut ditemukan oleh orang-orang pada saat solat dhuha pada pukul 06.30 dengan waktu
setempat. Ahmad megatakan bahwa peristiwa tersebut bisa kemungkinan berhubungan
dengan kata-kata dari Presiden Islandia, Ólafur Ragnar Grímsson. Presiden Islandia interview
di radio dengan RUV, bahwa ia telah terkejut ketika duta besar Arab Saudi ke Islandia bahwa
rencana oleh otoritas Arab Saudi untuk mendukung pembangunan masjid di Islandia dengan
kontribusi keuangan ISK 130 juta (USD 980.000, EUR 920.000). Rencana yang dilaporkan
disebabkan perdebatan sengit di Islandia ketika mereka pertama kali dilaporkan awal tahun
ini. Ahmad juga melakukan interview bahwa Pusat kebuadayaan Islam di Islandia tidak
berhubungan dengan dana tersebut, termasuk menolaknya dan tidak menginginkannya. Dia
berpendapat bahwa adanya prasangka yang tidak baik dari rakyat Islandia terhadap muslim,
khususnya peristiwa pengeboman di Paris. Ada seorang wanita muslim yang ingin menyewa
Apartemen di Reykjavik dan seorang ibu pemilik apartemen itu menolak dan berkata bahwa
tidak akan menyewakan apartemen kepada orang muslim. 18 Adanya persitiwa seperti itu,
telah menambah ketidaksukaan sebagian rakyat Islandia terhdap Islam, mereka mengenal
Islam dari dulu sampai sekarang hanya melihat sisi negatif terhadap Islam, trauma masa lalu
mereka ditambah dengan garam sehingga trauma tersebut menjadi meningkat, tetapi
kebanyakan mereka yang tidak suka terhadap Islam adalah masyarakat awam di Islandia.
Rakyat Islandia yang sebagian ada menunjukkan rasa peduli terhadap pengungsi Suriah
maupun toleransi terhadap Islam, tak peduli terhadap masa lalu mereka maupun isu-isu yang
negative terhadap Islam. pembangunan Masjid di Islandia memang tidak ingin ada yang
mengusik terutama dari Arab Saudi, mereka ingin agar Islam menyesuaikan dengan budaya
18

http://icelandreview.com/news/2015/11/23/islamic-center-iceland-vandalized, diakses
pada tanggal 23 Desember 2015, pada pukul 05.31 WIB

setempat danberdakwah secara damai dikarenakan mereka kemungkinan tak ingin
melakukan kesalahan yang terjadi pada peristiwa Turkish Abduction yang terdapat banyak
kekerasan serta penculikan sehingga mereka menolak Islam. Artikel yang ditulis pada
tanggal 4 Maret 2015, terjadi peristiwa pecahnya Islamaphobia di Islandia pada bulan April
2015, disusul dengan penyerangan kantor editor Charlie Hebdo. Sehingga pada saat itu
Media sosial Islandia penuh penggemboran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh Muslim
dan Islamisasi akan datang dari Eropa dan Islandia. Perkembangan ini menimbulkan
keresahan tapi juga sedikit penasaran, karena hanya ada sekitar 1.500 Muslim saat ini berada
di Islandia. Kebanyakan orang bijaksana setuju bahwa gagasan tentang "ancaman Muslim" di
Islandia berhubungan dengan histeria, takut akan kepalsuan dan prasangka, dan tidak ada
hubungannya dengan kenyataan sehingga dengan hal tersebut terlalu paranoid. Bahaya nyata
adalah bahwa politisi dan lainnya yang terhormat dari anggota masyarakat yang memicu api
dalam peristiwa tersebut.19
Kesimpulan
Islandia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk Muslim yang paling sedikit
diseluruh dunia. Peristiwa sebelum mengenal peristiwa Turkish Abduction, Islandia telah
mengenal dunia Islam tetapi hanya sangat sedikit orang yang tahu yaitu Rögnvald Kalle
Karlsson atau Harald Hardrada. Karlsson telah mengenal Islam karena secara langsung
bersentuhan dengan dunia perdagangan terutama Islam yang dibuktikan dengan penemuan
koin Arab di pulau Islandia. Pada tahun 1627, merupakan peristiwa yang tak akan pernah
dilupakan terhadap rakyat Islandia maupun sejarahnya dikarenakan peristiwa tersebut telah
menorehkan sebuah luka yang sangat mendalam bagi rakyatnya yaitu peristiwa Turkish
Abduction. Peristiwa tersebut digambarkan seperti terjadinya pembunuhan dan pembantaian
secara besar-besaran, menculik sebagian orang untuk dijadikan budak di Afrika Utara dan
sebagian orang yang diculik tersebut masuk Islam akan tetapi tidak sepenuh hati dia masuk
Islam dan masih ingin mempelajari tentang agama Kristen. Pada tahun 1973, Islandia
mengalami kedatangan Imigran dan sebagian imigran terdapat orang Islam, salah satunya
adalah Salmann Tamimi. Tamimi mempelopori agama Islam di Islandia dengan mendirikan
Asosiasi Muslim di Islandia pada tahun 1997 dan mendirikan rencana mendirikan Masjid
19

http://grapevine.is/mag/column-opinion/2015/03/04/dog-whistle-politics-and-outrightxenophobia/, diakses pada tanggal 23 Desember 2015 pada pukul 17.26 WIB

pada tahun 2000, tentu pembangunan tersebut mengalami hambatan dikarenakan belum
mendapatkan persetujuan dari pemerintahan Islandia. Mulai pada tahun 2013, pemerintahan
Islandia menyetujui pembangunan Masjid untuk pertama kalinya dan berdiri sendiri yang
berlokasi di Reykjavik. Akan tetapi ada seseorang yang berpendapat ketidaksetujuan
terhadap pembangunan Masjid tersebut, yaitu adalah Sveinbjörg Birna Sveinbjörnsdóttir
yang menentang pembangunan tersebut, tetapi tidak berhasil menghentikan pembanguna
masjid tersebut. Arab Saudi menawarkan dana untuk pembangunan Masjid di Islandia akan
tetapi muslim Islandia menolak dikarenakan takutnya ada pengaruh Arab yang akan dibawa
ke dalam Islandia dan muslim Islandia ingin memakai biaya sendiri tanpa bantuan asing
sertai ingin Islam disesuaiakan dengan kebuayaan Islandia dan mencegah garis keras Islam
karena dikahawatirkan akan terjadi konflik yang besar di Islandia. Pada tahun 2015, terjadi
persitiwa penyerangan kantor editor Charlie-Hebdo dan pengeboman di Paris telah membuat
masyarakat Islandia yang awam menjadi sentiment terhadap Islam dan menolak warga Islam
disekitarnya, serta sebagian orang ada yang menolak imigran dari Suriah dan mengirimkan
surat terbuka terhadap menteri sosial Islandia untuk menolak imigran Suriah dan mengatakan
kata yang tidak pantas untuk orang Islam.
Daftar Pustaka
Karlsson, Gunnar. The History of Iceland. Minneapolis: University of Minnesota Press, 2000.
Larsson, Göran (Ed.), Islam in the Nordic and Baltic Countries. New York: Taylor and
Francis Group, 2009.
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Iceland
https://en.wikipedia.org/wiki/Salmann_Tamimi
www.pri.org/stories/2015-03-11/could-charlie-hebdo-happen-reykjavik-how-iceland-smuslims-try-convince-people-it
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/10/11/139378-muslimislandia-tolak-pembangunan-masjid-yang-didanai-asing
http://bahasa.aquila-style.com/fokus-wacana/kilas-dunia/sambutan-dingin-untuk-masjidpertama-islandia/46675/

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/06/140612_majalahlain_islandia_mualaf
http://www.salam-online.com/2014/06/masjid-pertama-untuk-islandia-ditentang-kaum-antiislam.html
http://www.pbs.org/newshour/rundown/icelanders-urge-government-receive-Suriahnrefugees/
http://www.barenakedislam.com/2015/09/02/icelands-national-suicide-more-than-11000ignorant-icelanders-offer-their-homes-to-illegal-alien-muslim-freeloaders-thugs-andpotential-terrorists/
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/10/11/139378-muslimislandia-tolak-pembangunan-masjid-yang-didanai-asing
http://grapevine.is/news/2015/03/06/saudis-to-donate-to-mosque-build-news-to-icelandicmuslims/
http://icelandreview.com/news/2015/11/23/islamic-center-iceland-vandalized
http://grapevine.is/mag/column-opinion/2015/03/04/dog-whistle-politics-and-outrightxenophobia/