Makalah Tentang Riba ( 1 )

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari hukum Islam yang mana merupakan suatu prinsip yang sangat
besar dan terdapat pijakan berupa keadilan dalam memperhatikan kemaslahatan
manusia seluruhnya. Berdasarkan prinsip-prinsip agung yang diuraikan dalam makalah
ini, dapat diketahui bahwa muamalah dalam jual beli tidak dapat dikeluarkan dari
mubah kepada haram kecuali jika ada sesuatu yang diperingatkan, misalnya karena
menjurus kepada kedzaliman terhadap salah satu pihak, berupa riba, kedustaan,
penipuan, dengan berbagai ragamnya, ketidak tahuan dan pengecohan dengan segala
jenisnya. Semua itu adalah contoh kedzaliman terhadap salah satu pihak.
Uraian dalam makalah ini hanyalah sekedar mengantarkan pada pemahaman
pembaca dan sebagai alat bantu dalam memudahkan pembaca dalam mendapatkan
suatu informasi dan referensi baru terkait permasalahan tentang mualah.

B. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Riba
2. Dapat memahami hukum Riba
3. Dapat mengetahui dalil & bukti larangan Riba
4. Dapat mengetahui jenis-jenis Riba & contohnya di kehidupan

5. Dapat memahami bunga Bank
6. Dapat memahami manfaat diharamkanya Riba
7. Dapat mengetahui sikap Menghindari Riba

1

BAB II
PEMBAHASAN

A. RIBA
1. Pengertian Riba
Diantara akad jual beli yang dilarang dengan pelarangan yang kerasa antara lain
adalah Riba. Yang dalam hal ini Riba berarti ‫ = ) الزيادة‬kelebihan atau tambahan). secara
bahasa bermakna tambahan, tumbuh dan menjadi tinggi.
Sedangkan menurut terminologi syara’, Riba berarti: “Akad untuk satu ganti khusus
tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika berakad atau bersama
dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah satunya.”1
Dengan demikian, Riba menurut istilah ahli fiqih adalah penambahan pada salah
satu dari dua ganti yang sejenis tanpa ada ganti dari tambahan ini. Tidak semua
tambahan dianggap riba, karena tambahan terkadang dihasilkan dalam sebuah

perdagangan dan tidak ada riba didalamnya hanya saja tambahan yang di istilahkan
dengan nama Riba dan Al-Qur’an datang menerangkan pengharamannya adalah
tambahan yang diambil sebagai ganti dari tempo.
Yang dalam hal ini ada juga yang mendefinisikan sebagai berikut:

‫ص ٍة‬
َ ْ‫ال ّز يَا َدةُ فِ ْي أَ ْشيَا ٍء َم ْخصُو‬
“ Penambahan pada komoditi/barang dagangan tertentu”

1

2

2. Hukum Riba

Dalam agama samawi Riba diharamkan karena banyak kemudaratannya karena
Riba hanya menguntungkan satu pihak yaitu pihak pemberi pinjaman sedangkan
pihak penerima pinjaman akan rugi jika tidak bisa membayar hutangnya sebelum
jatuh tempo sebab hutangnya peminjam bertambah seiring waktu karena Riba yang
memberatkan itu.

Allah SWT akan memerangi orang-orang yang melakukan Riba dan mengancam
memasukkan orang tersebut kedalam neraka, dan mereka kekal di dalamnya sesuai
firmanNya di Al Quran & Rosullullah SAW juga melaknat orang yang memakan riba
dan sejenisnya karena merugikan orang lain.

3

3. Dalil & Bukti Larangan Riba
a. Al-Qur’an

َ
‫مََا‬
ِ ْ ‫اس فَ َل ي َ ۡرب ََُوا‬
َ َ‫عن َد َ ٱلل ّ ۖ ِه و‬
ّ ‫مََا ءَات َ ۡي تُم‬
َ َ‫و‬
ِ َٰ‫ي أ ۡمو‬
ٓ ِ‫من ّرب ََٗا لّي َۡبرََُوَا ْ ف‬
ِ ّ ‫ل ٱلن‬
َ ِ ‫ه ٱللّهِ فَأُوْلَٰٓئ‬

ۡ ‫م‬
٣٩ ‫ن‬
َ ‫ضعِفُو‬
َ ‫من َزكَوٰ ةٖ تُرِيدُو‬
ُ ‫م ۡٱل‬
ُ ُ‫ك ه‬
َ ‫ن وَ ۡج‬
ّ ‫ءَات َ ۡيتُم‬
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)
(QS Ar Rum ayat 39)

‫صدّه ِ مۡ ع َن‬
ِ ُ‫ت أ‬
ٍ َٰ ‫ح ّر ۡمنَا ع َل َ ۡيهِ مۡ طَيّب‬
َ ْ ‫ين هَادُوا‬
ّ ‫فَبِظ ُ ۡل ٖم‬
َ ِ ‫حل ّ ۡت لَهُ مۡ وَب‬

َ ِ ‫ن ٱ لّذ‬
َ ‫م‬
َ
َ َٰۡۡۡ‫ه وَأ َ ۡكلِهِ مۡ أ َ ۡمو‬
‫ل‬
َ
ُ ‫لرب َََوٰا ْ وَقَ ۡد نُهََُوا ْ ع َ ۡن‬
ُ ِ ‫ وَأ ۡخذِه‬١٦٠ ‫ََيرا‬
ّ ‫مٱ‬
ٗ ِ ‫يل ٱللّهِ كَث‬
ِ ِ ‫سََب‬
َ
َ
ۡ
ۡ
١٦١ ‫ما‬
ِ ‫ين‬
ٗ ‫م ۡنهُ مۡ عَذ َابًا ألِي‬
َ ِ‫اس ب ِ ٱلبَٰط ِ ۚ ِل وَأ ۡتع َ ۡندَا ل ِ لكَٰفِر‬
ِ ّ ‫ٱلن‬

Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan
makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena
mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah (QS An Nisaa’ ayat 160)
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan
yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka
itu siksa yang pedih (QS An Nisaa’ ayat 161)

4

ۖ
َ
َ
ۡ
ۡ‫ه لَعَلّك ُ م‬
َٰ ‫م‬
َٰ‫لرب َََوٰٓا ْ أ ۡع‬
َ ّ ‫ضَعَفَ ٗة وَٱتّقََُوا ْ ٱلل‬
ّ ‫ضۡۡفٗا‬
َ ‫ين ءَا‬

ّ ‫من ََُوا ْ َل ت َ أكُلُوا ْ ٱ‬
َ ِ ‫يَٰٓأيّهَا ٱلّذ‬
١٣٠ ‫ن‬
َ ‫حو‬
ُ ِ ‫ت ُ ۡفل‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan
(QS Al Imraan ayat 130)

ۡ
‫ن‬
َ ‫مو‬
َ ‫ين ي َ أكُلُو‬
ُ ‫ما يَقُو‬
ُ ُ ‫م ٱلّذِي يَتَخَبّط‬
َ َ ‫ن إ ِ ّل ك‬
ُ ‫لربَوٰا ْ َل يَقُو‬
ُ َٰ ‫ه ٱ لشّ ۡيط‬
ّ ‫نٱ‬
َ ِ ‫ٱلّذ‬

َ َ ‫سّ ذَٰل‬
َ ۗ
ّ ‫ح‬
ُ ‫م ۡث‬
‫م‬
ِ ۚ ‫م‬
ِ ُ‫ما ۡٱلب َ ۡيع‬
ِ
َ َ‫ه ۡٱلب َ ۡيعَ و‬
َ ‫لربَوٰ ْا وَأ‬
َ ‫ََر‬
ُ ّ ‫ل ٱلل‬
َ ّ ‫ك بِأنّهُ مۡ قَالُوٓا ْ إِن‬
َ ‫ن ۡٱل‬
ّ ‫ح‬
ّ ‫لٱ‬
َ ‫م‬
ۚ
‫ف وَأ َ ۡم ُره ُۥٓ إِلَى‬
َ َ ‫سل‬

ِ ‫م ۡو‬
َ ‫من‬
َ ‫ما‬
َ ‫هۥ‬
ُ َ ‫ى فَل‬
ّ ‫ة‬ٞ َ ‫عظ‬
َ ‫جاءَه ُۥ‬
َ َ‫لربَوٰ ْا ف‬
ّ ‫ٱ‬
ٰ َ‫من ّربّهِۦ فَٱنتَه‬
َ ِ ‫م ۡنع َاد َ فَأُوْلَٰٓئ‬
ۡ َ‫ك أ‬
٢٧٥ ‫ن‬
َٰ ‫ب ٱلنّا ۖ ِر هُ مۡ فِيهَا‬
َ ‫خلِدُو‬
ُ ‫ح‬
َٰ ‫ص‬
َ َ‫ٱلل ّ ۖ ِه و‬
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan

mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya ( QS Al Baqarah ayat 275)

ّ ُ‫ب ك‬
٢٧٦ ٍ ‫ل كَفّارٍ أَثِيم‬
ِ ۗ َٰ‫صدَق‬
ِ ُ ‫ه َل ي‬
ّ ‫ح‬
َ ‫ي َ ۡم‬
ُ ّ ‫ت وَٱلل‬
ُ ّ ‫حقُ ٱلل‬
ّ ‫لربَوٰا ْ وَي ُۡربِي ٱل‬
ّ ‫هٱ‬
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (QS Al Baqarah

ayat 276)

5

َ
ۡ‫صلَوٰة َ وَءَاتَوُا ْ ٱل ّزك َََوٰة َ لَهُ م‬
ِ ‫ح‬
ِ َ ‫منُوا ْ وَع‬
َٰ ِ ‫صل‬
ّ ِ‫إ‬
ُ ‫ت وَأقَا‬
َ ‫ين ءَا‬
ّ ‫موا ْ ٱل‬
ّٰ ‫ملُوا ْ ٱل‬
َ ِ ‫ن ٱلّذ‬
٢٧٧ ‫ن‬
َ ‫عند َ َربّهِ مۡ وَ َل‬
ٌ ‫خ ۡو‬
ِ ۡ‫أ َ ۡج ُرهُ م‬
َ ‫ف ع َل َ ۡيهِ مۡ وَ َل هُ مۡ ي َ ۡح َزنُو‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran

terhadap

mereka

dan

tidak

(pula)

mereka

bersedih

hati

(QS Al Baqarah ayat 277)

َ
‫لربَوٰٓا ْ إِن كُنتُم‬
ِ ‫ي‬
َ َْ‫ه وَذ َُروا‬
َ ّ ‫منُوا ْ ٱتّقُوا ْ ٱلل‬
َ ‫ين ءَا‬
ّ ‫ن ٱ‬
َ ‫م‬
َ ِ‫ما بَق‬
َ ِ ‫يَٰٓأيّهَا ٱلّذ‬
٢٧٨ ‫ين‬
ِ ‫م ۡؤ‬
ّ
َ ِ ‫من‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman (QS Al Baqarah ayat
278)

ۡ
‫س‬
َ ِ ‫فَإِن ل ّ مۡ ت َ ۡفعَلُوا ْ فَ أذ َنُوا ْ ب‬
ُ ‫ن ٱللّهِ وَ َر‬
ّ ٖ‫ح ۡرب‬
ُ ‫سولِهِۦۖ وَإِن ت ُ ۡبت ُ مۡ فَلَك ُ مۡ ُرءُو‬
َ ‫م‬
َ
ۡ
ۡ
٢٧٩ ‫ن‬
َ ‫مو‬
َ ‫مو‬
ُ َ ‫ن وَ َل ت ُ ظل‬
ُ ‫أ ۡموَٰلِك ُ مۡ َل ت َ ل ِظ‬
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya

(QS Al Baqarah ayat 279)

6

b. As-Sunnah
Dalam hal ini dasar hukum Riba juga dijelaskan dalam sunnah yaitu:
1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah

ُ ‫ل الشّ ْر‬
َ ‫ن قَا‬
َ ‫سو‬
‫ك‬
ِ ‫موبِق‬
ْ ‫ا‬
ُ ‫َات قَالُوا يَا َر‬
ّ ‫جتَنِبُوا ال‬
َ َ‫ل اللّهِ و‬
ُ ْ ‫سبْعَ ال‬
ّ ُ‫ما ه‬
ُ ََْ ‫حقّ وَأَك‬
ُ ََْ ‫ح ُر وَقَت‬
‫الربَا‬
َ ْ ‫ه إ ِ ّل ب ََِال‬
َ ‫ْس الّتِي‬
ْ ََ‫الس‬
َ ‫ََر‬
ّ َ‫بِاللّهِ و‬
ُ ّ ‫م الل‬
ّ ‫ل‬
ّ ‫ح‬
ِ ‫ل النّف‬
ُ ْ ‫وَأَك‬
‫َات‬
ُ ْ ‫ف وَقَذ‬
ِ ََ ‫من‬
ِ ْ ‫مؤ‬
ِ َ ‫صَن‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ح‬
ْ ‫م ال ّز‬
َ ْ‫ال الْيَتِيمَِ وَالتّوَلّي يَو‬
ُ ْ ‫ات ال‬
ُ ْ ‫ف ال‬
َ ‫ل‬
َ ‫ح‬
ِ ‫م‬
‫ت‬
ِ ‫الْغَافِ َل‬
“ Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi SAW bersabda, Tinggalkanlah tuju dosa
yang dapat membinasakan. Sahabat bertanya, Apakah itu, ya Rasulullah? ‘Jawab
Nabi, (1) Syirik (mempersekutukan Allah); (2) berbuat sihir; membunuh jiwa yang
diharamkan Allah, kecuali yang hak; (4) makan harta Riba; (5) makan harta anak
yatim; (6) melarikan diri dari perang jihad pada saat berjuang; dan (7) menuduh
wanita mukminat yang sopan (berkeluarga) dengan tuduhan zina.
2. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah

َ ِ ‫م آك‬
ُ ‫سو‬
‫ه‬
‫ل‬
َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬
ُ ‫ن َر‬
ُ َ ‫ه وَكَاتِب‬
ُ َ ‫مؤ ْكِل‬
ُ َ‫الربَا و‬
َ ّ ‫سل‬
ُ ّ ‫صلّى الل‬
َ ِ‫ل اللّه‬
ّ
َ َ‫لَع‬
َ ‫وَشَ اهِدَيْهِ وَقَا‬
ٌ‫سوَاء‬
َ ‫م‬
ْ ُ‫ل ه‬
“Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru
tulis transaksi riba, dua orang saksinya, semuanya sama saja.

7

3. Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dari Samurah bin Jundub

َ
َ
َ
َ
َ
َ ُ ‫ة َر‬
َ َ ‫ت اللّيْل‬
ٍ ‫سة‬
َ ‫ن أتَيَانِي فَأخ َْر‬
َ ّ ‫م َقد‬
ُ ‫ض‬
ُ ْ ‫َرأي‬
ِ ْ ‫جلي‬
ٍ ‫جانِي إِلى أ ْر‬
َ
ٌ َ‫ج‬
‫م وَعَلَى‬
ِ ٍ‫حتّى أتَيْنَا عَلَى نَهَر‬
ُ ‫ن دَم ٍ فِي َهِ َر‬
َ ‫فَانْطَلَقْنَا‬
ٌ ِ ‫ل قَََائ‬
ْ ‫م‬
ُ َ‫ج‬
َ َ َ ‫َارةٌ فَأَقْب‬
ٌ ‫ج‬
‫ل الّذِي فِي‬
ِ ِ‫ن يَدَيْه‬
ِ ‫س‬
ُ ‫الر‬
َ ‫ح‬
ُ ‫ط النّهَرِ َر‬
َ َ‫و‬
ّ ‫ل‬
َ َ‫ج‬
َ ْ ‫ل بَي‬
َ ُ ‫النهر فَإذ َا أَراد الرج‬
ُ ‫ج‬
ِ‫جََرٍ فِي فِيَه‬
َ ‫ح‬
َ ِ‫ل ب‬
ُ ‫الر‬
َ ‫ن يَخ ُْر‬
ْ ‫لأ‬
ُ ّ َ َ
َ ‫ج َر‬
ّ ‫مى‬
ِ ِ َّ
َ َ ‫جع‬
ُ ْ ‫حي‬
َ ‫ح‬
َ ِ ‫مى فِي فِيهِ ب‬
َ ‫جاءَ لِيَخ ُْر‬
َ ‫ما‬
َ َ‫ن ف‬
َ ‫ث كَا‬
َ ُ‫فَ َردّه‬
َ ‫ج َر‬
َ ّ ‫ل كُل‬
ٍ‫جر‬
َ
َ ‫ما هََذ َا فَ َقََا‬
‫ه فِي‬
َ ‫ما ك َََا‬
ُ ََ ‫ل الّذِي َرأيْت‬
َ ‫ت‬
ُ ْ ‫ن فَقُل‬
َ َ ‫جع ُ ك‬
ِ ‫فَي َ ْر‬
ُ ِ ‫النّهَرِ آك‬
‫الربَا‬
ّ ‫ل‬
Tadi malam aku melihat dua orang lelaki, lalu keduanya mengajakku pergi ke
sebuah tanah yang disucikan. Kamipun berangkat sehingga sampai ke satu sungai
yang berair darah. Di situ terdapat seorang lelaki sedang berdiri. Di tengah sungai
terdapat seorang lelaki lain yang menaruh batu di hadapannya. Ia menghadap ke
arah lelaki yang ada di sungai. Kalau lelaki di sungai itu mau keluar, ia
melemparnya dengan batu sehingga terpaksa lelaki itu kembali ke dalam sungai
darah. Demikianlah seterusnya setiap kali lelaki itu hendak keluar, lelaki yang di
pinggir sungai melempar batu ke mulutnya sehingga ia terpaksa kembali lagi seperti
semula. Aku bertanya: “Apa ini?” Salah seorang lelaki yang bersamaku menjawab:
“Yang engkau lihat dalam sungai darah itu adalah pemakan riba.”

8

4. Jenis-Jenis Riba & Contoh Di Kehidupan Masyarakat
 Menurut para ahli Fiqih Riba bisa diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1. Riba Fadhl, yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya dengan
kwalitas berbeda yang disyaratkan oleh orang yang menukarkan.
contoh : tukar menukar emas dengan emas,perak dengan perak, beras
dengan beras dan sebagainya.
2. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima,
maksudnya : orang yang membeli suatu barang, kemudian sebelum ia
menerima barang tersebut dari si penjual, pembeli menjualnya kepada orang
lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual beli masih dalam ikatan
dengan pihak pertama.
3. Riba Nasi’ah yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang
disebabkan memperhitungkan waktu yang ditangguhkan. Contoh : Aminah
meminjam cincin 10 Gram pada Ramlan. Oleh Ramlan disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan cincin emas sebesar 12 gram, dan apa
bila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram lagi, menjadi 14 gram dan
seterusnya. Ketentuan melambatkan pembayaran satu tahun.
4. Riba Qardh, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan
atau tambahan bagi orang yang meminjami/mempiutangi.
Contoh : Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Adi. Adi
mengharuskan dan mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan hutangnya
kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka tambahan Rp. 5.000 adalah riba Qardh.

9

 Contoh Riba dalam kehidupan
1)

Andi akan membeli motor, dan penjualnya pun berkata “jika anda membeli

secara tunai maka anda harus membayar Rp. 5.000.000,- namun jika anda membeli
secara kredit maka anda harus membayar Rp. 500.000,-/bulan selama 11 bulan. Dari
percakapan itu dapat disimpulkan bahwa jika andi membeli secara kredit maka dia harus
membayar

Rp. 5.500.000,- sedangkan secara tunai dia harus membayar Rp.

5.000.000 jadi jika dia membayar dengan kredit maka dia akan rugi Rp. 500.000,-. Jadi
tambahan uang Rp. 500.000 itu adalah riba dari kredit.
2)

Seseoarang meminjamkan uang sebanyak Rp. 100.000 dengan syarat

dikembalikan ditambah 10 persen dari pokok pinjaman, maka 10 persen dari pokok
pinjman dalah riba sebab tidak ada imbangannya.
3)

Seseorang menukarkan seliter beras ketan dengan dua liter beras , maka

pertukaran tersebut adalah riba, seabab beras harus ditukar dengan beras yang sejenis
dan tidak boleh dilebihkan salah satunya. Jalan keluarnya ialah beras ketan dijual
terlebih dahulu dan uangnya digunakan untuk membeli beras dolog.
4)

apabila si X membeli motor kepada Y secara tidak tunai dengan ketentuan

harus lunas dalam tiga tahun. Jika dalam tiga tahun tidak berhasil dilunasi maka tempo
akan diperpanjang dan si X dikenai denda berupa tambahan sebesar 5%.
5)

jika si A meminjam 10 kg buah apel kepada si B, jika disyaratkan adanya

tambahan pengembalian sebesar 1kg, maka tambahan tersebut merupakan riba yang
diharamkan.
6)

si A meminjam dua liter bensin kepada si B, kemudian disyaratkan adanya

penambahan satu liter dalam pengembaliannya, maka tambahan tersebut adalah riba
yang diharamkan

10

5. Bunga dalam perbankan
Bunga Bank termasuk masalah ijtihadiah karena tidak ada nas atau dalil baik dalam
alquran maupun hadis, berikut beberapa pendapat dari beberapa kalangan tentang bunga
dalam perbankan :


Jumhur Ulama’ sepakat bahwa bunga bank adalah riba, oleh karena itulah

hukumnya haram. Pertemuan 150 Ulama’ terkemuka dalam konferensi Penelitian
Islam di bulan Muharram 1385 H, atau Mei 1965 di Kairo, Mesir menyepakati secara
aklamasi bahwa segala keuntungan atas berbagai macam pinjaman semua merupakan
praktek riba yang diharamkan termasuk bunga bank. Berbagai forum ulama
internasional yang juga mengeluarkan fatwa pengharaman bunga bank.


Abu zahrah, Abu ‘ala al-Maududi Abdullah al-‘Arabi dan Yusuf Qardhawi

mengatakan bahwa bunga bank itu termasuk riba nasiah yang dilarang oleh Islam.
Karena itu umat Islam tidak boleh bermuamalah dengan bank yang memakai ssstem
bunga, kecuali dalam keadaan darurat atau terpaksa. Bahkan menurut Yusuf
Qardhawi tidak mengenal istilah darurat atau terpaksa, tetapi secara mutlak beliau
mengharamkannya. Pendapat ini dikuatkan oleh Al-Syirbashi, menurutnya bahwa
bunga bank yang diperoleh seseorang yang menyimpan uang di bank termasuk jenis
riba, baik sedikit maupun banyak. Namun yang terpaksa, maka agama itu
membolehkan meminjam uang di bank itu dengan bunga.


Dr. Sayid Thantawi yang berfatwa tentang bolehnya sertifikat obligasi yang

dikeluarkan Bank Nasional Mesir yang secara total masih menggunakan sistem
bunga, dan ahli lain seperti Dr. Ibrahim Abdullah an-Nashir dalam buku Sikap
Syariah Islam terhadap Perbankan mengatakan, “Perkataan yang benar bahwa tidak
mungkin ada kekuatan Islam tanpa ditopang dengan kekuatan perekonomian, dan
tidak ada kekuatan perekonomian tanpa ditopang perbankan, sedangkan tidak ada
perbankan tanpa riba. Ia juga mengatakan, “Sistem ekonomi perbankan ini memiliki
perbedaan yang jelas dengan amal-amal ribawi yang dilarang Al-Qur’an yang Mulia.

11

Karena bunga bank adalah muamalah baru, yang hukumnya tidak tunduk terhadap
nash-nash yang pasti yang terdapat dalam Al-Qur’an tentang pengharaman riba


Pendapat A. Hasan, pendiri dan pemimpin Pesantren Bangil (Persis)

berpendapat bahwa bunga bank seperti di negara kita ini bukan riba yang
diharamkan, karena tidak bersifat ganda sebagaimana yang dinyatakan dalam surat
Ali Imran ayat 130.


Menurut musyawarah nasional alim ulama NU pada 1992 di Lampung, para

ulama NU tidak memutus hukum bunga bank haram mutlak. Memang ada beberapa
ulama yang mengharamkan, tetapi ada juga yang membolehkan karena alasan
darurat dan alasan-alasan lain.


Hasil rapat komisi VI dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-27 Tarjih

dan Tajdid Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
menetapkan, bunga perbankan termasuk riba sehingga diharamkan.
Larangan al-Qur’an terhadap pengambilan riba adalah jelas dan pasti. Sepanjang
pengetahuan tidak seorang pun mempermasalahkannya. Tetapi pertentangan yang
ditimbulkan adalah mengenai perbedaan antara riba dan bunga. Salah satu mazhab
pemikiran percaya bahwa apa yang dilarang Islam adalah riba, bukan bunga. Sementara
suatu mazhab pemikiran lain merasa bahwa sebenarnya tidak terdapat perbedaan antara
riba dan bunga. Karena itu pertayaan pertama yang harus dijawab adalah apakah ada
perbedaan antara riba dalam al-Qur’an dan bunga dalam dunia kapitalis.
Jika kita melihat pengertian riba yang tercantum dalam surat al-Rum ayat 39, Maka
bunga bank sama dengan riba. Oleh karena itu wajarlah jika MUI dan OKI
mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank adalah haram. Namun begitu, hukum Islam
sangatlah fleksibel. Artinya bagi yang tinggal di daerah dimana tidak ada bank syariah
seperti di NTT misalnya, sementara transaksi perbankan sangatlah krusial bagi
ekonomi, maka hukumnya menjadi makruh. Hukum Islam itu gampang untuk
dijalankan tapi jangan digampangkan.

12

6. Manfaat diharamkan riba
Semua ajaran agama, baik yang berupa perintah maupun larangan pasti memiliki
manfaat bagi manusia, berikut manfaat diharamkannya riba
a. Manfaat bagi Rentenir
1. Selamat dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan haknya
2. Terhindar dari sikap hidup malas karena hanya mengharapkan bunga uang
yang dipinjamkan
3. Terhindar dari perbuatan aniaya karena memeras kaum lemah
4. Selamat dari ancaman Allah SWT dan laknat Rosulullah SAW
b.

Manfaat bagi peminjam
1. Selamat dari pemerasan yang dilakukan rentenir
2. Selamat dari ancaman Allah SWT dan laknat Rosulullah SAW
3. Memenuhi kebutuhan hidup dengan tenang

13

7. Sikap menghindari Riba
 Kiat Pertama: Berilmu Dulu Sebelum Membeli
Dalam bertindak, Islam selalu mengajarkan berilmulah terlebih dahulu. Dalam masalah
ibadah, Islam mengajarkan hal ini agar amalan seseorang tidak sia-sia.
 Kiat Kedua: Mengetahui Bahaya Riba
Setelah mengetahui definisi riba dan berbagai bentuknya, mengetahui bahaya riba akan
semakin membuat seorang muslim menjauhinya transaksi haram tersebut.
 Kiat Ketiga: Tidak Bermudah-mudahan dalam Berutang
Islam menerangkan agar kita tidak terlalu bermudah-mudahan untuk berutang. Orang
yang berutang dan ia enggan melunasinya –padahal ia mampu – sungguh sangat tercela.
 Kiat Keempat: Milikilah Sifat Qona’ah
Tidak merasa cukup, alias tidak memiliki sifat qona’ah, itulah yang membuat orang
ingin hidup mewah-mewahan
 Kiat Kelima: Sabar dan Tawakal
Sikap sabar dalam menerima rizki yang diberikan Allah SWT dalam
kehidupan kita sangat diperlukan untuk dapat menghindari riba
 Kiat Kelima: Perbanyaklah Do’a
Kiat terakhir yang juga jangan terlupakan adalah memperbanyak do’a.

14

15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riba dalam utang adalah tambahan atas utang, baik yang disepakati sejak awal
ataupun yang ditambahkan sebagai denda atas pelunasan yang tertunda. Riba utang ini
bisa terjadi dalam qardh (pinjam/utang-piutang) ataupun selain qardh, seperti jual-beli
kredit. Semua bentuk riba dalam utang tergolong riba nasi’ah karena muncul akibat
tempo (penundaan).
Riba dalam jual-beli juga terjadi karena pertukaran antar barang ribawi yang tidak
kontan, seperti emas ditukar dengan perak secara kredit. Praktek ini digolongkan ke
dalam riba nasi’ah atau secara khusus disebut dengan istilah riba yad.

Saran
Kepada para pembaca setelah memahami isi dari makalah ini agar dapat
menghindari Riba dalam kehidupan sehari-hari , menjalankan perintah & larangan
Allah SWT dan terhindar dari laknat Allah SWT.

16

DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/4597678/MAKALAH_MUAMALAH_FIQIH__Jual_beli_Qiradh_dan_
Riba |Makalah Muamalah Fiqih oleh Ana Rosyida
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc .Rumaysho.com/muamalah/agar-tidak-terjerumusdalam-riba-2274.| Sikap menghindari Riba
hukum-islam.com/2013/03/hukum-bunga-bank-dalam-islam/. |Bunga dalam perbankan
T. Ibrahim-H. Darsono . Penerapan Fiqih kelas IX Tiga Serangkai SIMT 2008
Nani Harniawati . nharniawati.blogspot.com/2013/10/tugas-makalah-riba.html | Macammacam Riba

17

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12