Lporan Praktek lapangan 02 Pelaksanaan Pe

BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya
dari sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian
dalam menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam
pembangunan ekonomi ke depan. Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM
yang berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan
modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan
di daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun
sumber daya manusianya, agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat
pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan
segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun
melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan
non formal di luar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui
Penyuluhan Pertanian.
Melalui Penyuluhan Pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan
ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di
bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip

1


agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,
kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Penyuluh Pertanian dapat dan harus
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau
menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat
menunujang keberhasilan Penyuluhan Pertanian.
Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat
pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa
dan disampaikan oleh Penyuluh Pertanian, namun kenyataannya masih banyak
dijumpai di dalam masyarakat bahwa kegiatam Penyuluhan Pertanian masih
dianggap kurang berhasil bahkan di beberapa tempat malah tidak berjalan. Oleh
karena itu pada kesempatan kali ini penulis sengaja memilih judul makalah
Penerima Manfaat dan Penyuluh/Fasilitator Penyuluhan Pertanian karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia pertanian.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (KPL)
Tujuan melaksanakan Praktek kerja Lapangan ( Farm Experience ) adalah:
-


Memenuhi salah satu syarat kurikulum S-1 pada fakultas pertanian
Unsam.

-

Member

kesempatan

kepada

Mahasiswa

untuk

memperoleh

pengalaman kerja dengan menganali, memahami lingkungan kerja
sebenarnya.
2


-

Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan
dalam bentuk praktek kerja di lapangan.

-

Membandingkan

ilmu

pengetahuan

yang

di

peroleh


selama

perkuliahan dengan yang di terapkan di lapangan dan menelaahnya
apabila terjadi perbedaan-perbedaan atau penyusuaian.

C. Kegunaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Bagi Mahasiswa
-

Wahana

meningkatkan

wawasan

pengetahuan,

pengalaman,

kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam teknologi budidaya

dan manajeman perkebunan.
-

Mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja khususnya pada
perusahaan Balai Penyuluhan Pertanian.

-

Mengembangkan ilmu yang di peroleh dari Pendidikan formal.

-

Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis
di dunia kerja nyata.

Bagi Kantor BPP Peureulak Timur
-

Terjalinnya hubungan kerjasama anatara tempat PKL dengan dunia
pendidikan tinggi sehingga perusahaan tersebut akan lebih dikenal

oleh kalangan akademis

-

Ikut berpartispasi dalam mencerdaskan anak Bangsa

3

Bagi Fakultas Pertanian Umum
-

Dapat meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja
magang

-

Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan di lingkungan dunia kerja khususnya
perusahaan Balai Penyuluhan Pertanian.


D. Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pelaksanaan PKL di Laksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan
Peureulak Timur,tempat PKL ini di pilih agar penulis dapat bekerja menjadi
Penyuluh pada saat mendapat gelar sarjana pada suatu hari nanti.

E. Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PKL dilaksanakan dalam waktu libur antara semester VI dan VII, lamanya
PKL selama 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal 23 Juni s/d 23 juli 2014.

4

BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan Pertanian
Istilah alternatif untuk penyuluhan dalam bahasa Belanda, digunakan
katavoorlichting yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang
menemukan jalannya. Istilah ini digunakan pada masa kolonial bagi Negaranegara jajahan Belanda, walaupun sebenarnya penyuluhan diperlukan oleh kedua
pihak. Indonesia misalnya, mengikuti cara Belanda dengan menggunakan kata
penyuluhan, sedangkan Malaysia yang dipengaruhi bahasa Inggris menggunakan

kata perkembangan. Bahasa Inggris dan Jerman masing-masing mengistilahkan
sebagai pemberian saran atau Beratung yang berarti seorang pakar dapat
memberikan petunjuk (Dari berbagai pandangan masih ditemukan beberapa
kesamaan persepsi, menurut (Van den Ban & Hawkins, 2011: 25) satu
diantaranya, yaitu bahwa “penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
benar” Disini terlihat adanya keterkaitan antara komunikasi dengan penyuluhan.
Sistem penyuluhan pertanian seperti yang tertera dalam UU RI No. 16
tahun 2006 merupakan seluruh rangkaian pengembangan

kemampuan,

pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian)
dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Disebutkan pula bahwa Penyuluhan
5

Pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran
terjadi proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
a. Proses komunikasi persuasive, yang dilakukan oleh penyuluh dalam
memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) beserta
keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan
dengan dan pengembangan usaha mereka. Proses pemberdayaan,
maknanya adalah memberikan kuasa dan wewenang kepada pelaku utama
dan pelaku usaha sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha
(laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk :
a.

Berpartisipasi

b. Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal
c. Melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan dan
d. Memperoleh manfaat dalam setiap lini proses dan hasi
pembangunan pertanian.


6

b. Proses pertukaran informasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran
mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pengembangan usahanya.
B. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian
Berdasarkan Undang
35/Permentan/OT.140/7/2009



Undang

dinyatakan

Permentan

bahwa


tugas

Nomor
pokok

;

penyuluh

pertanian adalah melakukan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian,
pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, pengembangan
penyuluhan pertanian. Menurut Permenpan Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008
Bahwa kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, meliputi sub unsur :
identifikasi potensi wilayah, memandu penyusunan rencana usaha petani (RUK,
RKK/RDK, RKPD/PPP), penyusunan programa penyuluhan pertanian, dan
penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian. Kegiatan pelaksanaan
penyuluhan pertanian, meliputi sub unsur penyusunan materi, perencanaan dan
penerapan metode penyuluhan pertanian, dan menumbuhkan/mengembangkan
kelembagaan petani.
Selanjutnya

dalam Permenpan

Nomor

:

PER/02/MENPAN/2/2008

dinyatakan bahwa evaluasi dan pelaporan, meliputi sub unsur evaluasi
pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan
pertanian. Pengembangan
unsur

:penyusunan

kebijakan

penyuluhan

pedoman/juklak/juknis

pengembangan

penyuluhan

7

pertanian, meliputi
penyuluhan
pertanian,

pertanian,

dan

sub
kajian

pengembangan

metode/sistem kerja penyuluhan pertanian. Selain itu dinyatakan bahwa
pengembangan profesi, meliputi sub unsur : kegiatan karya tulis/karya ilmiah di
bidang pertanian, menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan di bidang
pertanian, dan memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep.
(Anonim 2008)
C. Falsafah Penyuluhan Pertanian
Menurut Depatemen Pertanian (Anonim 2009), penyuluhan pertanian
adalah suatu pandangan hidup atau landasan pemikiran yang bersumber pada
kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam
perilaku atau praktek kehidupan sehari-hari. Penyuluhan Pertanian harus berpijak
kepada pengembangan individu bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu “Penyuluhan Pertanian sebagai “upaya membantu masyarakat agar
mereka dapat membantu dirinya sendiri dan meningkatkan harkatnya sebagai
manusia”.
Dalam pengertian membantu masyarakat agar dapat membantu dirinya
sendiri tersebut terdapat terdapat beberapa kokok pikiran tentang pelaksanaan
penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan
sasaran/petani yang akan dibantu, dan bukan sasaran yang harus mengikuti
keinginan Penyuluh Pertanian; penyuluhan pertanian harus mengarah pada
terciptanya kemandirian petani, tidak menciptakan ketergantungan petani
terahadap penyuluh; Penyuluh Pertanian harus mengacu kepada perbaikan

8

kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak mengutamakan taget-terget fisik
yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup sasaran. (Anonim
2011)
Dari pandangan tersebut terkandung pengertian bahwa penyuluhan
pertanian harus bekerja dengan masyarakat dan bukan bekerja untuk masyarakat.
Penyuluhan Pertanian tidak menciptakan ketergantungan tetapi harus mampu
mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakatat agar
semakin memiliki kemampuan untuk berswadaya, swakarsa, swadana dan
swakelola bagi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pertanian guna mencapai
tujuan, harapan dan keinginan-keinginan sasaran. Penyuluhan Pertanian yang
dilaksanakan harus selalu mengacu pada terwujudnya perbaikan kesejahteraan
ekonomi masyarakat dan peningkatan harkatnya sebagai manusia.
Penyuluhan adalan proses pendidikan yang bertujuan untuk mengubah
pengetahuan sikap dan keterampilan masyarakat tani. Sasaran penyuluhan
pertanian adalah segenap warga masyarakat (pria, wanita, termasuk anak-anak).
Penyuluhan pertanian juga mengajar masyarakat tentang apa yang diinginkannya
dan bagaimana cara mencapai keinginan-keinginan itu. Metode yang diterapkan
dalam penyuluhan pertanian adalah belajar sambil bekerja dan mengajarkan pada
petani untuk percaya pada apa yang dilihatnya. Sedangkan pola komunikasi yang
dikembangkan adalah komunikasi dua arah, saling menghormat dan saling
mempercayai dalam bentuk kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarkat. Penyuluh Pertanian harus mampu menumbuhkan cita-cita yang
9

dilandasi untuk selalu berfikir kreaif dan dinamis yang mengacu pada kegiatankegiatan yang ada dan dapat ditemui di lapangan atau harus selalu disesuaikan
dengan keadaan yang dihadapi.(Anonim 2011)

D. Pelaku/Fasiliator Penyuluhan Pertanian
Pelaku utama dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah seorang
Penyuluh Pertanian atau juga sering disebut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Penyuluh Pertanian pada dasarnya adalah aparat atau agen yang membangun
pertanian, pendidik/penasehat yang mengabdi untuk kepentingan para petani,
nelayan beserta keluarganya dengan memberikan motivasi, bimbingan dan
mendorong para petani-nelayan mengembangkan swadaya dan kemandiriannya
dalam berusaha tani yang lebih menguntungkan menuju kehidupan yang lebih
bahagia dan sejahtera, untuk itu seorang Penyuluh Pertanian dituntut untuk dapat
mengembangkan program dan materinya dalam melaksanakan penyuluhan agar
kinerja penyuluh lebih maksimal.
Pelaksanaan penyuluhan pertanian dilakukan harus sesuai dengan program
penyuluhan pertanian. Program penyuluhan pertanian dimaksudkan untuk
memberikan arahan, pedoman, dan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, Program penyuluhan pertanian terdiri
dari program penyuluhan pertanian desa, program penyuluhan pertanian
kecamatan, program penyuluhan pertanian kabupaten/kota, program penyuluhan
10

pertanian propinsi dan program penyuluhan pertanian nasional (Undang-undang
No 16 Tahun 2006)

Penyuluh Pertanian dalam melakukan tugas dilapangan selain melakukan
penyuluhan, memberikan motivasi dan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh
para petani dan keluarganya yang meliputi :
1. Penyuluh sebagai inisiator, yang senantiasa selalu memberikan gagasan/ideide baru.
2. Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/
kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar,
maupun fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal menyuluh
penyuluh memfasilitasi dalam hal : kemitraan usaha, berakses ke pasar,
permodalan dan sebagainya.
3. Penyuluh sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani tahu, mau
dan mampu.
4. Penyuluh sebagai penghubung yaitu penyampai aspirasi masyarakat tani dan
pemerintah.
Apa yang harus PPL lakukan dan persiapkan agar penyuluhan sesuai
dengan keinginan dan harapan petani dan keluarganya yang telah dituangkan
dalan programa penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP)
bulanan maupun tahunan:

11

1. Memahami kondisi, harapan dan keinginan petani saat ini
2. Pahami materi, media dan metode penyuluhan yang akan dilakukan
3. Gunakan sarana dan prasarana yang memadai
4. Gunakan waktu yang tepat dan akurat
Berdasarkan hal tersebut diatas penyuluhan yang efektif yaitu Penyuluh
Pertanian

sebelum

melakukan

kegiatan

dilapangan

memahami

tentang

permasalahan dipetani (pelaku utama maupun pelaku usaha), siapkan alternatif
pemecahan yang harus dilakukan, lakukan penyuluhan yang tepat seperti tersebut
diatas, apabila telah selesai melakukan penyuluhan untuk melihat sejauhmana
sasaran penyuluhan ada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai
dengan tahapan adopsi inovasi teknologi yang dianjurkannya. Penyuluhan yang
dilakukan sebaiknya dilakukan secara partisipatif, sehingga petani mampu
mengemukakan pendapatnya, serta mampu menyusun rencana kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarga, maupun lingkungannya.
Keberhasilan penyuluhan dilapangan menurut pengalaman penyuluh
yaitu: petani senang dengan keberadaannya Penyuluh Pertanian, keberadaannya
memang

dibutuhkan, indikatornya

yaitu

pendapatan

petani meningkat,

kehidupannnya sejahtera dan bahagia, begitu juga penyuluh yang berhasil, karena
penyuluhannya dilakukan secara effektif dan effisien sesuai dengan kaidahkaidah penyuluhan yang diterapkannya., akhirnya penyuluh senang, tenang,

12

menang, sukses, penyuluhan pertanian yang dilakukannya berhasil, itulah
harapan semua penyuluh yang ada dilapangan.
Tampak peran komunikasi amat besar dalam kegiatan penyuluhan
penyuluhan, yang akan mempengaruhi dari perencanaan hingga pelaksanaan dan
evaluasinya. Penyuluh sebagai komunikator yaitu penyampai pesan, sedangkan
sasaran dalam hal ini disebut komunikan sangat yang dipengaruhi oleh latar
belakangnya, baik secara individu maupun secara berkelompok. Untuk penyuluh
sendiri adakah mereka siap melakukan komunikasi dari berbagi aspek, apakah
pesan yang dibawanya sudah sesuai dengan apa yang diinginkan sasaran juga
saluran atau media yang dilakukannya sudah sesuai?, sudah tepatkah metode
yang digunakannya. Namun unsur yang paling utama dalam melakukan
perubahan perilaku ini yaitu terjadinya komunikasi yang baik antara si pemberi
pesan yaitu penyuluh, dengan si penerima pesan yaitu orang yang diharapkan
perubahan perilakunya. Dalam sektor pertanian, apakah bagaimana pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat lapangan, sudah berjalan lancar, dan sudahkah
mencapai tujuan yang diharapkan.
Fenomena di tingkat lapangan menggambarkan masih lemahnya proses
penyuluhan pertanian dengan dampak yang ada, disinyalir salah satu
penyebabnya adalah hambatan komunikasi. Sebab dalam proses komunikasi
tidak hanya sekedar berbicara saja, tapi pesan itu dapat disampaikan baik secara

13

langsung maupun tidak langsung. Hambatan komunikasi ini perlu ditelaah, apa
yang menjadi penyebabnya. Bila perubahan perilaku sebagai bagian dari tujuan
penyuluhan belum tercapai, jangan hanya sasaran yang dipersalahkan. janganjangan masalah nya justru berasal dari komunikator yaitu penyuluh sebagai
pembawa pesan. Apa penyebabya apakah karena ketidaksiapan materi yang akan
disampaikan, ataukah karena prasarana yang tidak memadai, bisa pula terjadi
karena gangguan dalam proses penyampaiannya.
Kegagalan berkomunikasi sering menimbulkan kesalah pahaman,
kerugian, dan bahkan malapetaka, Risiko tersebut tidak hanya pada tingkat
individu,

tetapi

juga

pada

tingkat

lembaga,

komunitas,

dan

bahkan

Negara. Untuk menjadi seorang komunikator yang efektif, harus berusaha
menampilkan komunikasi (baik verbal maupun nonverbal) yang disengaja seraya
memahami budaya orang lain.
E. Penerima Manfaat Kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Dalam banyak kepustakaan penyuluhan (pertanian), selalu disebut adanya
sasaran atau obyek penyuluhan pertanian, yaitu: petani dan keluarganya.
Pengertian itu telah menempatkan petani dan keluarganya dalam kedudukan
”yang lebih rendah” dibanding para penentu kebijakan pembangunan pertanian,
para Penyuluh Pertanian, dan pemangku kepentingan pembangunan pertanian
yang lainnya (Mardikanto, 2010). Menurut Naskah Akademik Sistem

14

Penyuluhan Pertanian (2005), maka sasaran penyuluhan pertanian menjadi tidak
hanya petani dan keluarganya tetapi mencakup para pemangku kepentingan
(stakeholders). Sasaran penyuluhan pertanian era Bimas adalah Kelompok Tani
yang diistilahkan sebagai receiving mechanism dari Delivery system (Catur
Sarana).Catur Sarana yaitu:
1. Penyuluh Pertanian di Lapangan (PPL),yaitu sebagai pembawa informasi
teknologi , mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, mengikhtiarkan
fasilitas, dan sebagainya melalui sistem kerja Latihan dan Kunjungan
(LAKU) kepada kelompok tani;
2. BRI Unit Desa, sebagai penyedia Kredit BIMAS untuk kegiatan usahatani
padi;
3. BUUD dan KUD sebagai penyedia sarana produksi, pupuk, pestisida dan
sarana pertanian lainnya serta membeli gabah/beras dari petani;
4. KIOS, sebagai tempat penyaluran sarana produksi pertanian kepada petani.
Sasaran penyuluhan menurut UU No. 16 Tahun 2006, Bab III, Pasal 5
sebagai berikut:
1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran
utama dan sasaran antara;
2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha;

15

3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya, yang
meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan dan
kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.
Mardikanto (1996) mengganti istilah “sasaran penyuluhan” menjadi
penerima manfaat (beneficiaries). Dalam pengertian “penerima manfaat”
tersebut, terkandung makna bahwa:
1. Berbeda dengan kedudukannya sebagai “sasaran penyuluhan”, sebagai
penerima manfaat, petani dan keluarganya memiliki kedudukan yang setara
dengan penentu kebijakan, penyuluh dan pemangku kepentingan agribisnis
yang lain.
2. Penerima manfaat bukanlah obyek atau “sasaran tembak” yang layak
dipandang rendah oleh penentu kebijakan dan para penyuluh, melainkan
ditempatkan pada posisi terhormat yang perlu dilayani dan atau difasilitasi
sebagai rekan sekerja dalam mensukseskan pembangunan pertanian.
3. Berbeda dengan kedudukannya sebagai “sasaran penyuluhan” yang tidak
punya pilihan atau kesempatan untuk menawar setiap materi yang disuluhkan
selain harus menerima/mengikutinya, penerima manfaat memiliki posisi
tawar yang harus dihargai untuk menerima atau menolak inovasi yang
disampaikan penyuluhnya.
4. Penerima manfaat tidak berada dalam posisi di bawah penentu kebijakan dan
para penyuluh, melainkan dalam kedudukan setara dan bahkan sering justru

16

lebih tinggi kedudukannya, dalam arti memiliki kebebasan untuk mengikuti
ataupun menolak inovasi yang disampaikan oleh penyuluhnya.
5. Proses belajar yang berlangsung antara penyuluh dan penerima manfaatnya
bukanlah bersifat vertikal (penyuluh menggurui penerima manfaatnya),
melainkan proses belajar bersama yang partisipatip.
Dari pengertian tentang penyuluhan pertanian sebagai sistem agribisnis
yang disampaikan oleh Mardikanto (2003), jelas bahwa kegiatan penyuluhan
pertanian akan melibatkan banyak pemangku kepentingan (stakeholders).Di
samping itu, keberhasilan penyuluhan pertanian tidak hanya tergantung pada
efektivitas komunikasi antara penyuluh dan petani beserta keluarganya, tetapi
sering lebih ditentukan oleh perilaku/ kegiatan pemangku kepentingan pertanian
yang lain, seperti: produsen sarana produksi, penyalur kredit usaha-tani, peneliti,
akademisi, aktivis LSM, dll. yang selain sebagai agent of development sekaligus
juga turut menikmati manfaat kegiatan penyuluhan pertanian.
Di pihak lain, banyak pengalaman menunjukkan bahwa kelambanan
penyuluhan pertanian seringkali tidak disebabkan oleh perilaku kelompok “akar
rumput” (grass-roots), tetapi justru lebih banyak ditentukan oleh perilaku,
kebijakan dan komitmen “lapis atas” untuk benar-benar membantu/melayani
(masyarakat) petani agar mereka lebih sejahtera.

17

Bertolak

dari

kenyataan-kenyataan

tersebut,

penerima

manfaat

penyuluhan pertanian dapat dibedakan dalam:
1.

Pelaku

utama.

yang

terdiri

dari

petani

dan

keluarganya.

Dikatakan demikian, karena pelaku utama usahatani adalah para petani dan
keluarganya, yang selain sebagai juru-tani, sekaligus sebagai pengelola
usahatani

yang

berperan

dalam

memobilisasi

dan

memanfaatkan

sumberdaya (factor-faktor produksi) demi tercapainya peningkatan dan
perbaikan mutu produksi, efisiensi usahatani serta perlindungan dan
pelestarian sumberdaya-alam berikut lingkungan hidup yang lain.
2.

Penentu kebijakan, yang terdiri dari aparat birokrasi pemerintah (eksekutif,
legislatif dan yudikatif) sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali
kebijakan pembangunan pertanian. Termasuk dalam kelompok penentu
kebijakan adalah, elit masya-rakat sejak di aras terbawah (desa) yang secara
aktif dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan
pembangunan pertanian.

3.

Pemangku kepentingan yang lain, yang mendukung/memperlancar kegiatan
pembangunan pertanian. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
a. Peneliti

yang

berperan

dalam:

penemuan,

pengujian,

dan

pengembangan inovasi yang diperlukan oleh pelaku utama
b. Produsen sarana produksi dan peralatan/mesin pertanian, yang
dibutuhkan untuk penerapan inovasi yang dihasilkan para peneliti

18

c. Pelaku-bisnis (distributor/penyalur/pengecer) sarana produksi dan
peralatan/mesin pertanian yang diperlukan, dalam jumlah, mutu,
waktu, dan tempat yang tepat, serta pada tingkat harga yang
terjangkau oleh pelaku utama.
d. Pers, media-masa dan pusat-pusat informasi yang menyebar-luaskan
informasi-pasar (permintaan dan penawaran serta harga produk yang
dihasilkan dan dibutuhkan), inovasi yang dihasilkan para peneliti,
serta jasa lain yang diperlukan pelaku utama
e. Aktivis LSM, tokoh masyarakat, dll yang berperan sebagi organisator,
fasilitator, dan penasehat pelaku utama
f. Budayawan, artis, dan lain-lain yang berperan dalam diseminasi
inovasi, serta promosi produk yang dihasilkan maupun yang
dibutukan pelaku utama.
Istilah penerima manfaat dan pemangku kepentingan penyuluhan juga
identik dengan “klien penyuluhan”. Termasuk dalam kelompok ini adalah
para penyalur pupuk, pestisida, pengembang benih, penyedia kredit dan
mereka yang terlibat dalam lembaga-lembaga pertanian yang memiliki
hubungan dengan pemerintah (seperti: koperasi, kelompok tani, Pusat
Pelestarian Alam, dan sebagainya) atau sering disebut dengan “klien
penyuluh”. Lembaga-lembaga pelayanan dan pemberi informasi yang baik,
akan sangat membantu dalam pemberian informasi kepada petani.

19

BAB III
KEADAAAN UMUM TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)

A. Sumber Daya Alam
1. Potensi Pertanian
Balai Penyuluhan Kecamatan Peureulak Timur mempunyai luas areal
pertanian seluas 5.987 Ha. Terdiri dari :

-

Pekarangan

-

Tegalan

274,5 Ha

-

Ladang

446,28 Ha

-

Rawa-rawa

- Ha

-

Perairan Umum

20 Ha

-

Kolam

0,5 Ha

-

Tambak

-

Hutan

-

Perkebunan Swasta

639,98 Ha

1.806 Ha
56 Ha
1.491 Ha

Jumlah

4.734,26 Ha

20

Adapun tanah sawah terdiri dari :

-

Irigasi Teknis

50 Ha

-

Irigasi Semi Teknis

- Ha

-

Pompanisasi

2 Ha

-

Irigasi Desa

20 Ha

-

Tadah Hujan

1.180,94 Ha

Jumlah

1.252,94 Ha

2. Iklim
a. Suhu udara rata-rata berkisar 250C – 360C
b. Kelembaban udara berkisar antara 45 % - 65 %
c. Curah hujan tahunan rata-rata dapat dilihat pada tabel setelah ini :

21

Tabel .3.1. Data Curah Hujan
Curah Hujan

Hari Hujan

(mm)

(HH)

Januari

1.098

90

2

Pebruari

1.334

43

3

Maret

416

48

4

April

479

44

5

Mei

875,5

54

6

Juni

1.070

76

7

Juli

948

58

8

Agustus

728

71

9

September

1.151

85

10

Oktober

1.032

71

11

Nopember

1.082

63

12

Desember

2.338

108

No.

Bulan

1

Jumlah

12.551

2004 s/d 2013

802

B. Sumber Daya Manusia
1. Penduduk
Jumlah penduduk terdiri dari :

-

Laki-laki

6.584 jiwa

-

Perempuan

6.966 jiwa

Jumlah

13.550 jiwa

22

Keterangan

-

KK

3.198 jiwa

-

KK Tani

2.835 jiwa

-

Pedagang

216 jiwa

-

Industri

39 jiwa

-

Lain-lain

108 jiwa

Jumlah

3.198 jiwa

C. Penunjang
a. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani yang ada di Balai Penyuluhan Kecamatan Peureulak Timur
terdiri dari :
- Balai Penyuluhan

:

1

buah

- LPPH PTPH

:

-

buah

- BRI Unit Desa

:

-

buah

- UPP Perkebunan

:

-

buah

- LPPP Perkebunan

:

-

buah

- KUD

:

2 buah

- Koptan :

- buah

- Kios Saprodi

:

- P3A

- buah

:

- Pos Kesehatan Hewan

:

23

5

1

buah

buah

- Penangkar Benih

:

1

buah

- Bengkel

:

13

buah

b. Fasilitas Usaha Tani
-

Kendaraan Dinas Roda Dua

:

3

unit

-

Telepon

:

-

buah

-

Power Thresser

:

-

buah

-

Rak Banting

:

-

buah

-

Hand Sprayer

:

312

buah

-

Hand Traktor

:

37

buah

-

Traktor Mini

:

-

buah

-

Traktor Besar

:

-

buah

-

Traktor Medium

:

-

buah

-

Kilang Padi Besar

:

1

buah

-

Kilang Padi Kecil

:

3

buah

c. Produktifitas Usaha Tani
a) Pada sektor tanaman pangan terdiri dari komoditi padi, jagung, cabe. Pada
tahun 2013 produktifitas rata-rata sebagai berikut :
1. Tanaman padi sawah

:4,5 - 5 ton/ha

2. Jagung

:2,2 - 3,3 ton/ha

3. Cabe

:2,4 - 3,5 ton/ha

b) Pada sektor perkebunan terdiri dari komoditi kelapa, kakao, kelapa sawit,
pinang, yang mana tanaman ini adalah yang paling dominan diantara

24

sejumlah tanaman perkebunan lainnya dalam wilayah Balai Penyuluhan
Peureulak Timur dengan produktifitas sebagai berikut :
1. Kelapa

: 6.000

kg/ha/tahun

2. Kakao

: 3.900

kg/ha/tahun

3. Kelapa sawit

: 12.000 kg/ha/tahun

4. Pinang

: 3.300

kg/ha/tahun

d. Pada sektor peternakan
Sektor ini dapat dilaksanakan berdasarkan tujuan pemeliharaan, dan jenis
ternak yang di usahakan adalah sebagai berikut :
1. Sapi potong dengan sistem tahunan : Rp. 8.000.000/ekor/tahun
2. Kerbau dengan sistem tahunan

: Rp. 10.000.000/ekor/tahun

3. Kambing dengan sistem tahunan

: Rp. 900.000/ekor/tahun

4. Ayam dan itik sebagai penghasil telur dan sebagian lagi pedaging.

e. Pada sektor perikanan.
Sektor ini sangat potensial sebagai lahan usaha yang menjanjikan
keuntungan menggiurkan, diluar sektor pangan karena kondisi lahan yang
cukup ideal untuk usaha pertambakan baik untuk komoditi udang maupun
bandeng sebagai berikut :
1. Bandeng

:

30.000 kg/ha/triwulan

2. Udang windu

:

75.000 kg/ha/triwulan

25

D. Analisa PRA
a.

Sketsa Kecamatan
Balai Penyuluhan Kecamatan Peureulak Timur terdiri dari 20 Desa dan
mempunyai 2 Kemukiman dengan jumlah penduduk di Kecamatan Peureulak
Timur 13.550 jiwa, sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di sektor
pertanian dan tanaman pangan pada umumnya.

b.

Bio Fisik Transek
Balai Penyuluhan Kecamatan Peureulak Timur mempunyai desa dan
kelompok binaannya merupakan tempat berkumpulnya penduduk yang mempunyai
tujuan yang sama, saling berinteraksi dan membantu dalam menyelesaikan suatu
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, petani dan keluargannya.

c.

Kalender Musim
1. Sub sektor tanaman pangan dan hortikultura
Untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian tanaman pangan dan
hortikultura memacu pada pola hasil pertanian dan pola tanam yang diatur
sesuai dengan keadaan iklim dan jenis lahan.
Adapun pola tanam yang diterapkan adalah sebagai berikut :
a. Tanah sawah
a. Sawah tadah hujan
Padi - Bera - Bera

26

dan areal yang mempunyai drainase yang baik diterapkan pada
tanaman padi.
Padi - Bera - Padi

b. Lahan sawah yang berpengairan (pompanisasi) dengan pola
tanaman
Padi - Padi - Bera
b. Lahan kering
a. Cabe
b. Jagung
c. Semangka
d. Mentimun
e. Sayur-sayuran
f.

dan lain-lain

2. Sub sektor perkebunan
Pola usaha sub sektor perkebunan pada umumnya dilaksanakan secara
monokultur yang diusahakan pada areal-areal tegalan dan ladang,
disesuaikan dengan pemilihan lokasi yang cocok dengan berbagai pola
swadaya maupun bantuan.

3. Sub sektor peternakan

27

Pola usaha tani sub sektor peternakan dilaksanakan berdasarkan tujuan
pemeliharaan dan jenis komoditas ternak yang diusahakan sebagai berikut :
-

Sapi potong dengan sistem tahunan

-

Kerbau dengan sistem tahunan

-

Kambing dengan sistem tahunan

-

Ayam dan itik sebagai penghasil telur dan daging dengan sistem
dua siklus pertahun.

4. Sub sektor perikanan
Pola usaha tani tambak sub sektor perikanan (bandeng dan udang windu)
ditambak dilakukan dengan pola secara monokultur dan polikultur.

d.

Produktifitas Kerja
Produktifitas tenaga kerja keluarga adalah perbandingan jumlah produksi
pertahun dengan hari kerja yang ditetapkan. Untuk kelancaran dalam kegiatan
berusaha tani dapat dimanfaatkan tenaga kerja wanita dan pria terhadap usaha tani
yang dibutuhkan keluarga. Upah tenaga kerja tergantung pada hari dan jam kerja
yang dilaksanakan oleh petani itu sendiri.

e.

Diagram Kelembagaan
Sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian di
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Peureulak Timur
mempunyai beberapa lembaga, terutama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

28

lembaga tani (Koptan), lembaga ekonomi lainnya untuk mendukung kegiatan
penyuluhan seperti kios saprodi, dll.

f.

Mayoritas Petani.
Mayoritas kegiatan petani di Balai Penyuluhan Kecamatan Peureulak
Timur umumnya di bidang pertanian terutama di sektor tanaman pangan,
perkebunan, perikanan dan peternakan. Adapun segmen pasar di beberapa komoditi
tergantung pada persentase pasar yaitu pasar lokal dan luar lokal, disamping itu
pula mempunyai rantai pemasaran yang memadai mulai dari petani pengumpul
langsung ke konsumen.

D. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi lembaga Balai Penyuluhan Pertanian, perikanan dan
kehutanan yang mampu mengembangkan SDM Pertanian yang
profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global dalam rangka
meningkatkan

kemandirian

dan

kesejahteraan

petani

untuk

mewujudkan Kac. Peureulak Timur yang berbudaya, beradat dan
terdepan.
b. MISI

29

i. Mengembangkan

kelembagaan

penyuluhan

pertanian,

perikanan dan kehutanan dan kelembagaan pelaku utama yang
kuat dan mandiri.
ii. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ketenagaan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan.
iii. Meningkatkan dan memantapkan penyelenggaraan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan sebagai bagian integral
dalam pembangunan pertanian (dalam arti luas) dan kehutanan.
iv. Meningkatkan dan memantapkan pembinaan, koordinasi,
singkronisasi dan integrasi dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan
dankehutanan.
v. Mengembangkan sarana dan prasarana penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan.

30

31

BAB IV
PEMBAHASAN

A.

Penilaian Kinerja Bagi Penyuluh Pertanian
Seiring dengan lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
semakin memantapkan eksistensi penyuluhan sebagai unjung tombak
pembangunan

pertanian

di

Indonesia.

Di

sisi

lain

penyuluhan

sebagaiagent of change untuk membantu petani dan keluarganya
mempunyai
permasalahan

permasalahan
yang

yang

dialami

semakin

kompleks,

petani

dan

banyak

keluarganya

memerlukan treatment yang khusus pula.
Penyuluhan sebagai lembaga pendidikan non formal yang
menitikberatkan pada perubahan perilaku petani dan keluarganya ke
arah yang lebih baik mempunyai tantangan sendiri dalam melakukan
fungsi dan perannya. Para penyuluh pertanian yang akan melaksanakan
peran dan fungsinya harus mampu memuaskan para petani dan
keluarganya sebagai pelanggan utamanya. Dengan berlandaskan pada
permasalahan tersebut diatas, maka kinerja para penyuluh pertanian
sangat diperlukan dalam membantu para petani dan keluarganya dalam
memecahkan persoalan dalam berusaha tani.

32

Penilaian kinerja merupakan cerminan bahwa seorang individu
telah mampu melakukan tugas dan fungsi yang diamanahkan institusi
kepadanya. Pada prinsipnya penilaian kinerja merupakan proses
mengkategorikan hasil kerja dari setiap individu. Ada berbagai macam
aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian kinerja.
Aspek-aspek tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan erat
dengan aspek yang lain sehingga seyogyanya harus dimiliki oleh setiap
lembaga atau individu. Oleh karena itu sebelum membahas keseluruhan
aspek tersebut, maka perlu pendefenisian yang obyektif tentang kinerja
dan penilaian kinerja itu sendiri.

B.

Kinerja dan Penilaian Kinerja
Tanpa adanya kinerja berarti tidak ada upaya untuk mencapai
hasil atau target dan tidak akan terjadi suatu perubahan sedikitpun.
Dari kualitas kinerja nantinya akan berpengaruh kepada hasil. Kinerja
yang baik memiliki beberapa karakteristik yaitu: rasional, konsisten,
tepat, efisien, tertantang, terarah, disiplin, sistematis, dapat dicapai,
disepakati, terkait dengan waktu dan beorientasi pada kerjasama
kelompok.
Selain dua pendapat tersebut diatas, banyak defenisi kinerja
menurut bebarapa ahli, diantaranya Armstrong dan Baron, 1998:15

33

berpendapat bahwa performance sering diartikan sebagai kinerja,
hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas,
bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana
proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
kontribusi ekonomi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah merupakan
implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja
dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
kompetensi,

motivasi

dan

kepentingan.

Bagaimana

organisasi

menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan
mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja.
Kinerja organisasi juga ditunjukkan oleh bagaimana proses
berlangsungnya kegiatan untuk mencapai organisasi. Di dalam prose
pelaksanaan aktivitas harus selalu dilakukan monitoring, penialaian,
review, atau peninjauan ulang terhadap kinerja sumber daya manusia.
Melalui monitoring, dilakukan pengukuran dan penilaian kinerja
secara periodik untuk mengetahui pencapaian kemajuan kinerja

34

dilakukan prediksi apakah terjadi deviasi pelaksanaan terhadap
rencana yang dapayt menganggu pencapaian tujuan

C.

Tujuan Penilaian Kinerja
Dengan mencemati setiap defenisi kinerja dan penilaian kinerja
dari beberapa tokoh maka hal yang perlu direnungkan adalah apa
sebenarnya tujuan kinerja setiap individu dalam suatu organisasi
dinilai. Hal ini perlu diketahui bersama, agar penilaian tersebut dapat
bermanfaat bagi setiap individu untuk melakukan intopeksi diri.
Hal tersebut memungkinkan untuk dapat mengembangkan suatu

rencana memperbaiki kemerosotan apa saja yang sudah digali dalam
penilaian dan mendorong hal-hal baik yang sudah dilakukan.
Setelah mengetahui tujuan dilakukannya penilaian kinerja, maka hal
yang penting selanjutnya adalah bagaimana agar kinerja pegawai tersebut
dapat terus ditingkatkan minimal dipertahankan bagi individu atau
karyawann yang telah memiliki kinerja baik. Maka hal yang perlu dilakukan
adalah bagaimana memanage kinerja individu tersebut. Oleh karena itu,
manajemen kinerja dalam penilaian kinerja merupakan dua sisi mata uang
yang tidak bisa dipisahkan.
Manajemen kinerja dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi
yang berlangsung terus menerus yang dilaksanakan berdasarkan kemitraan
antara seseorang petugas dan atasannya. Proses ini meliputi kegiatan

35

membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan
yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem, artinya ia memiliki
sejumlah bagian yang semuanya harus diikutsertakan yaitu organisasi,
pengelola kinerja dan anggota staf. Manajemen kinerja merupakan cara
mencegah kinerja buruk dan cara bekerjasama meningkatkan kinerja.
Ada empat kualifikasi yang harus dimiliki setiap penyuluh pertanian
untuk meningkatkan kinerjanya, yaitu:
1. kemampuan untuk berkomunikasi yaitu

kemampuan

dan

keterampilan penyuluh untuk berempati dan berinteraksi dengan
masyarakat sasarannya,
2. sikap penyuluh antara lain sikap menghayati dan bangga
terhadap profesinya, sikap bahwa inovasi yang disampaikan
benar-benar merupakan kebutuhan nyata sasarannya, dan sikap
menyukai dan mencintai sasarannya dalam artian selalu siap
memberi bantuan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan demi
adanya perubahan-perubahan pada sasaran,
3. kemampuan pengetahuan penyuluh, yang terdiri dari isi, fungsi,
manfaat serta nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi yang
disampaikan, latar belakang keadaan sasaran dan
4. karakteristik sosial budaya penyuluh

36

D. Kinerja sebagai Fungsi dari Kompetensi, Motivasi dan
Lingkungan
Berbicara tentang kinerja tidak bisa dilepaskan dari kompetensi,
motivasi dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut mempunyai kaitan antara
satu dengan yang lainnya, artinya dalam melakukan penilain kinerja
penyuluh pertanian, unsur kompetensi, motivasi dan lingkungan harus
dilihat sebagai suatu kesatuan.
Seorang penyuluh pertanian walaupun memiliki kompetensi yang
bagus namun tidak ditunjang dengan kualitas lingkungan baik itu
lingkungan organisasi tempat ia bekerja maka tidak akan bisa profesional
bekerja begitupun dengan unsur motivasi, walaupun seorang penyuluh
pertanian memiliki kompetensi dan lingkungan yang mendukung, namun
dari segi motivasi yang sangat

lemah maka tidak akan

pula

memperlihatkan kinerja yang diharapkan.

E.

Kompetensi
Kompetensi adalah salah satu faktor yang menentukan baik atau

buruknya kinerja seorang penyuluh pertanian.
Menurut Wibowo, 2007:86, kompetensi adalah suatu kemampuan
untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut.

37

Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau
pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang
tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai ungulan bidang tersebut.
Kompetensi penyuluh pertanian adalah kecakapan atau keahlian
standar yang harus dimiliki agar dapat mendukung pekerjaannya sebagai
penyuluh pertanian. Oleh karena itu, kecakapan standar yang harus dimiliki
oleh seorang penyuluh pertanian dapat dikategorikan kedalam dua hal yaitu
kemampuan manajerial dan kemampuan tekhnis. Dari kedua kompetensi
tersebut, secara umum kompetensi standar yang harus dimiliki seorang
penyuluh pertanian adalah:
1.

mampu membuat suatu design program-program penyuluh
pertanian,

2.

mampu memotivasi petani dalam berusaha tani,

3.

mampu melibatkan petani dalam kelompok-kelompok tani,

4.

mampu membuat jejaring antara petani dengan pihak-pihak lain
yang berkepentingan dengan pertanian,

5.

mampu menciptakan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi
usahatani,

6.

mampu menumbuhkan semangat keswadayaan dan keswakarsaan
dalam diri petani dan

7.

mampu memelihara sifat keprofesionalan dalam melakukan
tugasnya sebagai penyuluh pertanian.
38

F.

Motivasi
Unsur lainnya yang berpengaruh pada kinerja seorang penyuluh
pertanian adalah mtivasi. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
motivasi internal dan motivasi eksternal. Secara umum, motivasi
diartikan sebagai hal-hal yang mendasari kenapa seorang penyuluh
pertanian mau melakukan atau berprofesi sebagai seorang penyuluh
pertanian. Motivasi sangat erat kaitannya dengan seberapa jauh rasa
kepuasan apabila melakukan pekerjaan tersebut. Jadi unsur kebutuhan
sangat

berpengaruh

pada motivasi seseorang

individu. Semakin

terpenuhi semua kebutuhan individu dalam suatu pekerjaan maka
semakin termotivasi dalam pekerjaannya.
Teori kebutuhan Maslow dapat membantu kita dalam menganalisis
unsur motivasi seorang penyuluh pertanian. Pada prinsipnya, manusia
memiliki lima macam kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk diakui, dan kebutuhan
untuk aktualisasi diri. Kelima macam kebutuhan tersebut diatas
membantu kita untuk melihat potensi setiap manusia, terutama dalam
hal kebutuhan.
Setiap

individu

cenderung

melakukan

sesuatu

karena

dilatarbelakangi oleh tingkat motivasinya. Tingkat Motivasi sangat
dipengaruhi

oleh

motif

yang

39

berlandaskan

pada

sejauhmana

kebutuhannya dapat terpenuhi. Jadi seorang penyuluh pertanian yang
mempunyai motivasi yang tinggi akan berdampak pada kinerja yang
tinggi pula dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh
lembaga atau organisasinya. Namun harus diakui bahwa Teori Maslow
tentang Kebutuhan Manusia masih banyak memiliki kelemahankelemahan sehingga untuk melihat motivasi penyuluh pertanian dari
perspektif teori tersebut tidaklah cukup dan perlu mengkombinasikannya
dengan teori-teori kebutuhan lainnya seperti toeri kebutuhan Mc
Clelland, Teori Havighurst tentang Tugas-Tugas Pengembangan dan lainlainnya.

G.

Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud disini adalah bagaimana suasana kerja
yang mempengaruhi diri seorang penyuluh pertanian dalam melakukan
pekerjaannya. Lingkungan organisasi (organisasi penyuluhan pertanian)
dan wilayah tempat penyuluh pertanian bekerja adalah dua aspek yang
perlu diperhatikan dalam membahas bagaimana kinerja seorang
penyuluh pertanian.

40

Sistem manajemen organisasi yang mendukung karyawan seperti
adanya administrasi yang baik dan rapi, tunjangan finansial yang
mendukung, sistem reward yang jelas, promosi jabatan, sistem
penggajian yang adil, serta sistem pendidikan dan pelatihan yang terus
berkesinambungan akan menimbulkan profesionalisme yang tinggi bagi
seorang karyawan dalam mengoptimalkan kinerjanya.
Begitupun dengan suasana kerja tempat penyuluh pertanian
melakukan aktivitasnya membantu para petani. Penyuluh pertanian yang
tinggal bersama-sama dengan petani akan mempunyai hubungan
komunikasi yang baik karena sering terjadinya interaksi antara penyuluh
dengan petani. Setiap permasalahan yang ditemui petani saat itu juga
langsung dapat dikomunikasikan kepada penyuluh pertanian, begitupun
sebaliknya. Dengan kondisi tersebut, akan terjadi interaksi yang intensif
setiap waktu, sehingga pemahaman akan kondisi dan masalah yang
dihadapi di lapangan oleh petani dapat diketahui dengan jelas oleh
seorang penyuluh pertanian.
Suasana kondusif tersebut akan mempengaruhi kinerja petani,
selain itu petani memandang penyuluh sebagai mitra strategis yang dapat
memfasilitasi mereka menyelesaikan permaslahan yang dihadapi dalam
berusaha tani.

41

Jadi ketiga unsur tersebut diatas yaitu kompetensi, motivasi dan
lingkungan merupakan hal yang penting dalam melakukan penilaian
terhadap kinerja seorang penyuluh pertanian.

42

BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penilaian

kinerja

penyuluh

pertanian

dilakukan

untuk

memberikan masukan terhadap hasil kerja atau prestasi kerja
yang diperoleh penyuluh pertanian.
2. Penilaian kinerja penyuluh pertanian akan memberikan umpan
balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan
proses pelaksanaan kinerja.
3. Penilaian kinerja penyuluh pertanian dapat pula dilakukan
terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja
penyuluh pertanian.
4. Atas dasar penilaian kinerja tersebut dapat dilakukan langkahlangkah

untuk

melakukan

perbaikan

kinerja

penyuluh

pertanian diwaktu yang akan datang.

B. SARAN
1. Perlu adanya pendidikan dan keterampilan bagi penyuluh untuk dapat
membimbing dan memotivasi petani agar mau mengubah cara berfikir
dan mau menerapkan cara-cara bertani baru.sehingga tingkat hidupnya
akan lebih sejahtera.

43