BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Hkbp Nomensen Pematang Siantar Tahu

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita. Kematian yang tinggi pada penderita kanker payudara, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang, karena rata-rata penderita itu datang ke dokter setelah stadium lanjut sehingga terjadilah keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobatan dan berakhir pada kematian. Padahal penderita kanker payudara dapat lebih cepat mengetahui serangan kanker pada payudara dengan memeriksa sendiri secara teratur setiap bulan yang di kenal dengan praktik SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) (Depkes, 2010).

  Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010, di Indonesia kanker payudara sudah lebih tinggi daripada kanker leher rahim, proporsi kanker payudara sebesar 28,7%, dan kanker leher rahim 12,8%. Sementara berdasarkan Profil Kesehatan tahun 2008 kanker payudara berada pada peringkat kedua setelah kanker leher rahim (Puskom Kes, 2013)

  Menurut WHO tahun 2008 wanita akan mengalami kanker payudara 8-9%. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari

  1

  165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18–30 bulan. Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena kanker payudara (PCC, 2011).

  Berdasarkan data Globocan, (IARC) International Agency Research on

  

Cancer tahun 2008, dimana kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh

  kanker yang di derita oleh perempuan yakni incidence rate 38 per 100.000 perempuan dan kasus baru yang ditemukan 22,7 % dengan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.

  Berdasarkan data dari rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais 2010, saat ini kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan.

  Di Rumah Sakit Dharmais sendiri, kanker payudara menduduki peringkat pertama dari 10 kanker terbesar. Hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut. Hal ini akan mempengaruhi prognosis dan tingkat kesembuhan pasien. Padahal jika kanker payudara ditemukan dalam stadium awal, maka tingkat kesembuhan pasien akan sangat baik.

  Data dari rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2002 - 2008 diperoleh data 141 kasus kanker payudara paska mastektomi dan kemoterapi stadium 2A sampai dengan stadium lanjut, dengan kelompok umur 46-55 tahun berjumlah 37 orang (33,9%) dan 36-45 tahun berjumlah 34 (31,2%) dan usia kurang dari 35 tahun sebanyak 17 orang (15,6%) (Suratinojo, 2009).

  Data dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Pirngadi Medan data dari rekam medik pada tahun 2009 - 2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap dengan keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%). Bahkan di RSUD dr Pirngadi Medan, sejak Januari hingga Februari 2013, lebih dari 45 orang pasien yang dirawat di rumah sakit pemerintah ini dikarenakan kanker payudara, dari jumlah ini, sekitar tiga orang pasien meninggal dunia. Pasien-pasien ini datang dari beberapa wilayah Sumatera Utara (Sumut) termasuk dari kota Pematang Siantar.

  Menurut WHO satu-satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Hal ini juga dikarenakan penyebab terjadinya kanker payudara sampai saat ini belum diketahui.

  Pencegahan merupakan hal yang paling penting daripada pengobatan. Pencegahan juga jauh lebih murah daripada pengobatan. Untuk mencegah kanker payudara, ada hal yang sangat mudah dan tanpa harus mengeluarkan biaya.

  Pencegahan tersebut adalah dengan melakukan SADARI secara rutin setiap bulan. Pada saat melakukan SADARI, jika ditemukan tanda-tanda kanker payudara, maka hendaknya langsung memeriksakan diri ke Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut (Pamungkas, 2011).

  Kanker payudara yang dideteksi dan dirawat sejak dini, dan masih terbatas didalam saluran payudara, ukuran tumor masih kecil, dan sebelum sel ganas menyebar sampai kekelenjar getah bening di sekitarnya maka 90 - 95% kemungkinan pengobatannya akan berhasil (Litin, 2009).

  Besarnya kematian akibat kanker payudara karena ketidaktahuan tentang SADARI dan terlambat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan atau pasien datang dalam stadium lanjut, padahal apabila pasien datang pada stadium awal, penyakitnya akan dapat disembuhkan dengan berbagai pengobatan dan program pencegahan. Keterlambatan tersebut berdasarkan penelitian Harahap (2010) penyebabnya bervariasi, penyebab yang paling banyak adalah ketidakmengertian tentang penyakit dan upaya deteksi dini sebanyak 47%, kemudian takut operasi 14,5%, tumor tidak terasa nyeri 12,5%, kurang biaya 9,4%, lain lain 10,2% menyikapi fenomena yang terjadi di masyarakat tersebut sehingga perlu ditingkatkan program edukasi atau pendidikan kesehatan tentang deteksi dini dengan praktik SADARI merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kanker payudara dan diharapkan masyarakat berani memeriksakan diri sejak dini dan rutin agar setiap kanker payudara dapat terdeteksi lebih awal.

  Pemeriksaan sendiri pada payudara harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita setelah umur 20 tahun. Meskipun ini suatu tehnik penyaringan sederhana, tidak mahal, tidak nyeri, tidak berbahaya dan nyaman, hanya 2/3 wanita mempraktekkannya sekurang-kurangnya sekali setahun, hanya 1/3 yang mempraktekkannya setiap bulan seperti yang dianjurkan, dan hanya 1/2nya yang melakukannya dengan benar (Hacker,2004).

  Penelitian yang dilakukan Handayani (2012) di Sukoharjo yang melibatkan 202 responden, dimana masih dijumpai 133 responden (65.8%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang cara melakukan SADARI. Studi awal yang dilakukan peneliti pada mahasiswa FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar, dimana setelah dilakukan survei pendahuluan kepada 15 orang mahasiswa diperoleh data bahwa dari seluruh mahasiswa yang 15 orang tersebut semuanya tidak mengetahui tentang praktek SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

  Tingkat pemahaman yang sangat rendah tentang kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian wanita dan tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan permasalahan tersebut semakin kompleks. Informasi mengenai bahaya kanker payudara yang tersebarpun tidak semuanya menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah kebawah akibatnya tingkat kematian wanita yang disebabkan kanker payudara juga tinggi.

  Sementara itu untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan kanker payudara dilakukan melalui advokasi, sosialisasi termasuk komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk masyarakat. Pemerintah juga berusaha dengan memberikan kampanye dan advokasi sambil dan terus mengupayakan penurunan kasus kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut melalui pendidikan kesehatan, diharapkam melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap yang positif dalam melaksanakan SADARI.

  Mengingat masih banyak mahasiswa di FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar yang belum memahami praktek SADARI sebagai upaya deteksi terhadap kanker payudara maka dengan ini sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan, dengan harapan dapat menambah pengetahuan, dan mengubah sikap para mahasiswa khususnya dalam upaya deteksi dini kanker payudara dan untuk kedepan setelah mereka terjun dalam dunia kerja sebagai tenaga pendidik maka diharapkan mahasiswa ini juga sebagai sumber informasi di tengah keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara dengan praktik SADARI.

  1.2. Perumusan Masalah

  Rendahnya pengetahuan dan sikap tentang kanker payudara dan praktek SADARI, dan diperkirakan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang Upaya deteksi dini kanker payudara dengan praktek SADARI dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar Tahun 2013.

  1.3. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar, Tahun 2013.

1.4. Hipotesis

  Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pengetahuan setelah memperoleh pendidikan kesehatan tentang SADARI lebih tinggi daripada pengetahuan sebelum mendapat pendidikan kesehatan tentang

  SADARI.

2. Sikap setelah memperoleh pendidikan kesehatan tentang SADARI lebih baik dari pada sikap sebelum mendapat pendidikan kesehatan tentang SADARI.

1.5. Manfaat Penelitian

  1. Sebagai masukan tentang manfaat pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

  2. Sebagai masukan bagi mahasiswa putri akan pentingnya Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dalam upaya deteksi dini kanker payudara.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kanker Payudara - Perbedaan Intensitas dan Perilaku Nyeri pada Pasien Kanker Payudara Kronik Berdasarkan Tipe Kepribadian di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 29

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Bunyi - Pengenalan Nada Gitar dengan Menggunakan Metode Fast Fourier Transform (FFT)

0 0 11

Analisis Perbandingan Backpropagation Dengan Learning Vector Quantization (LVQ) Untuk Memprediksi Curah Hujan Di Kota Medan

1 1 63

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - Analisis Perbandingan Backpropagation Dengan Learning Vector Quantization (LVQ) Untuk Memprediksi Curah Hujan Di Kota Medan

0 0 46

BAB 2 LANDASAN TEORI - Analisis Perbandingan Backpropagation Dengan Learning Vector Quantization (LVQ) Untuk Memprediksi Curah Hujan Di Kota Medan

0 1 18

Analisis Perbandingan Backpropagation Dengan Learning Vector Quantization (LVQ) Untuk Memprediksi Curah Hujan Di Kota Medan

0 1 18

2.1 Prediksi Curah Hujan - Prediksi Curah Hujan Menggunakan Weighted Evolving Fuzzy Neural Network (WEFuNN)

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Defenisi Stroke - Gambaran Kualitas Hidup Pasien Paska Stroke di RSUD Gunungsitoli

0 0 14

I. Pengetahuan mengenai SADARI - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Hkbp Nomensen Pematang Siantar Tahun 2013

0 2 40

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Pengertian Kanker Payudara - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univers

0 0 46