THE FARMING LAND TENURE BY CORPORATION: PEOPLE’S ECONOMIC RIGHTS PROTECTION PERSPECTIVE

  International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG)

  Vol. 1, No. 1, April 2015, pages 28-33

  

METODE REKRUTMEN DENGAN MEMANFAATKAN JARINGAN MODAL

SOSIAL

  1

  

2

  3 Multifiah , Marlina Ekawaty , Debby Radina Herdiastiti 1,2,3

  Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

1 Email: multifiah@ub.ac.id

  

Abstrak

  Rekrutmen adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Pada kebanyakan era industri, jaringan keluarga terus melengkapi basis utama perekrutan tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran jaringan modal sosial sebagai metode rekrutmen. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.

  “Kenalan” dalam jaringan membantu para pencari kerja dengan sangat efektif untuk menemukan lapangan kerja baru. Modal sosial sejauh ini diukur menurut jaringan-jaringan persahabatan. Modal sosial menjembatani seseorang memasuki pasar tenaga kerja maupun orang yang masih menganggur. Gudang garam adalah salah satu industri rokok yang memanfaatkan jaringan modal sosial dalam metode rekrutmennya. Selain jaringan keluarga, jaringan pribadi pada setiap individu juga menguntungkan. Pada sisi tetangga misalnya, ukuran jaringan pribadi individu mempunyai suatu pengaruh yang positif dan patut diperhitungkan pada kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan. Jaringan pribadi melalui teman, tetangga maupun kenalan juga membantu calon buruh gudang garam untuk masuk ke perusahaan. Kesimpulannya, jaringan modal sosial berperan signifikan pada rekrutmen di PT Gudang Garam, Tbk Kediri, Jawa Timur. Jaringan yang dilewati adalah pertemanan, kerabat, dan “kenalan” (jaringan pribadi).

  Kata kunci: Jaringan, Modal Sosial, Rekrutmen

THE FARMING LAND TENURE BY CORPORATION: PEOPLE’S ECONOMIC

RIGHTS PROTECTION PERSPECTIVE

  

Abstract

Recruitment is a series of events to find and attract job applicants motivation, ability, skills and knowledge

required in order to cover the flaws identified in the staffing plan. In most of the industrial age, family networks

continue to complement the main base manpower recruitment. The purpose of this study is to determine the role

of social capital networks as a method of recruitment. The analysis method used is descriptive qualitative

approach. "Contacts " in the network to help job seekers with a very effective way to find new jobs. Social capital

is measured by the extent of the network - a network of friends. Bridging social capital a person enters the labor

market as well as those who are still unemployed . Salt cellar is one of the cigarette industry that leverage social

capital networks in recruitment method. In addition to family networks, private networks in each individual also

profitable. On the side of the ladder for example. Size of personal networks of individuals have a positive influence

and should be counted on the possibility of getting a job. Private network through friends, neighbors and contacts

also help candidates salt warehouse laborers to enter the enterprise. In conclusion, the significant role of social

capital networks in recruitment in PT Gudang Garam Tbk Kediri, East Java. Skipped Network is friendship, family,

and " contact" (personal networks).

  Keywords: Networks, Social Capital, Recruitment

  Penyaringan tenaga kerja biasanya disebut rekrutmen. Rekrutmen menurut Henry Simamora

1. PENDAHULUAN

  (1997: 212) adalah serangkaian aktivitas mencari dan Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah memikat pelamar kerja dengan motivasi, satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang berdiri sejak tahun 1958 yang berdomisili di Kota diperlukan guna menutupi kekurangan yang Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 2001, pabrik rokok diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

  PT. Gudang Garam Tbk memperkerjakan 40.000an Dalam serangkaian aktivitas mencari dan memikat buruh dan sekitar 3.000 karyawan tetap, 72% pelamar kerja dibutuhkan jaringan yang luas agar diantaranya adalah perempuan. Banyaknya buruh dapat mendapatkan pegawai yang berkualitas. yang ada di pabrik rokok tersebut membuat peneliti

  Raymond (2010) mengutarakan banyak juga pencari semakin penasaran bagaimana caranya menyaring kerja melihat teman, kerabat dan kenalan agar dapat

  Multifiah, Metode Rekrutmen dengan Memanfaatkan …

  29

  membantu mencari pekerjaan, dengan membangkitkan berbagai jaringan sosial tersebut sangat membantu proses pencarian pekerjaan bagi pencari kerja dan perusahaan, yang mana infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia (Putnam, 1993).

  Pada kebanyakan era industri, hubungan- hubungan keluarga (jaringan) terus melengkapi suatu basis utama bagi perekrutan tenaga kerja (Field, 2005). Menurut Buel (informan), pada tahun 2008, Gudang Garam melakukan rekrutmen buruh besar- jaringannya yaitu keluarga/kerabat buruh dan pegawai internal saja tanpa melakukan tes tulis. Perusahaan tersebut memanfaatkan aspek aspek non rasional dalam proses rekrutmen buruh. Dalam hal rekrutmen, tampaknya Gudang Garam sangat mempertimbangkan aspek non rasional daripada rasional. Aspek non rasional yang dimaksud disini adalah modal sosial.

  Brehm & Rahn (1997) dalam Ancok (2002) berpendapat bahwa modal sosial merupakan jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi. Modal sosial menekankan pada aspek jaringan hubungan sosial yang diikat oleh kepemilikan informasi, rasa percaya, saling memahami, kesamaan nilai, dan saling mendukung. Modal sosial akan semakin kuat apabila sebuah komunitas atau organisasi memiliki jaringan hubungan kerjasama, baik secara internal, atau hubungan kerjasama yang bersifat antar komunitas/ organisasi. Jaringan kerja sama (modal sosial) yang sinergistik ini akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan bersama.

  Burt (1997), dalam Yustika (2010) memaknai modal sosial sebagai teman, kolega dan lebih umum kontak lewat siapa pun yang membuka peluang bagi pemanfaatan modal ekonomi dan manusia. Secara umum modal sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan anggota masyarakat (bangsa) secara bersama-sama (Supriono, Flassy dan Rais, 2009). Secara garis besar modal sosial memiliki tiga komponen pokok yaitu kepercayaan, jaringan, dan norma. Namun dalam jurnal ini yang akan didalami adalah unsur jaringan.

  Dari gambaran yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah : bagaimana peran jaringan modal sosial pada rekrutmen di pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri, Jawa Timur? Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui peran jaringan modal sosial pada rekrutmen di pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri, Jawa Timur.

  2. TINJAUAN PUSTAKA

  Dewasa ini di era globalisasi (globalisation) dan perekonomian dunia yang pro pasar bebas (free

  market) , mulai tampak semakin jelas bahwa peranan non-human capital dalam sistem perekonomian

  cenderung semakin berkurang (Coleman, 1990). Para stakeholder yang bekerja di dalam sistem perekonomian semakin yakin bahwa modal tidak hanya berwujud alat-alat produksi seperti tanah, pabrik, alat-alat, dan mesin-mesin, akan tetapi juga berupa human capital . Sekarang, sistem perekonomian mulai didominasi oleh peranan human

  capital

  , yaitu ‘pengetahuan’ dan ‘keterampilan’ manusia (Agus, 2008). Modal sosial dapat dijelaskan sebagai produk relasi manusia satu sama lain, khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal sosial menunjuk pada jaringan, norma dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat. Namun demikian, modal sosial berbeda dengan modal finansial, karena modal sosial bersifat kumulatif dan bertambah dengan sendirinya (self-reinforcing) (Putnam, 1993). Merujuk pada Ridell (1997), ada tiga parameter modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan jaringan-jaringan (networks).

  Jaringan menurut Suharto (2007) merupakan infrastruktur dinamis yang berwujud jaringan- jaringan kerjasama antar manusia. Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Selanjutnya dijelaskan mengenai norma-norma (norms), terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan- harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang.

  Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia (Putnam, 1993). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, yang memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan-jaringan sosial yang kokoh. Orang mengetahui dan bertemu dengan orang lain, kemudian membangun inter-relasi yang kental, baik bersifat formal maupun informal (Onyx, 1996). Putnam (1995) berargumen bahwa jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta mendapatkan manfaat-manfaat dari partisipasinya itu.

  Dapat dikatakan bahwa modal sosial dilahirkan dari bawah (bottom-up), tidak hierarkis dan berdasar pada interaksi yang saling menguntungkan. Jaringan juga merupakan suatu tujuan yang tidak terlepas dari kepercayaan. Infrastruktur dinamis dan modal sosial berwujud jaringan kerjasama antar manusia (Putnam dalam Suharto 2008). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, kemungkinan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Jaringan-jaringan sosial yang erat akan mempererat

  

30 International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG), Vol. 1, No. 1, April 2015, pages 28-33

  manfaat partisipasi itu. Jaringan yang digunakan modal sosial menurut Lawang (2004) adalah sebagai berikut:

  Ada ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media (hubungan sosial); Ada kerjasama antar simpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan sosial menjadi suatu kerjasama;

  Rekrutmen Sumber Daya (HR recruitment) didefinisikan sebagai praktik atau aktivitas apapun yang dijalankan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan menarik para karyawan (2010), peran rekrutmen SDM adalah membangun penawaran para karyawan baru yang potensial yang dapat ditarik oleh perusahaan apabila diperlukan. Untuk metode rekrutmen yang lazimnya digunakan oleh perusahaan terdiri dari 2 metode, yaitu metode internal dan eksternal (Susan, 2010). Metode internal merupakan rekrutmen untuk kalangan kerabat perusahaan. Sedangkan metode eksternal, pelamarnya merupakan orang luar perusahaan. Metode internal biasanya disebut dengan informal

  recruitment , sedangkan metode eksternal seringkali dikatakan formal recruitment.

  3. METODE PENELITIAN

  Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peran jaringan modal sosial sebagai metode rekrutmen di pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri, Jawa Timur, maka penelitian ini diarahkan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Moleong (2009) mendefinisikan kualitatif sebagai penelitian yang berusaha memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian secara holistik dan deskripsi dalam bentuk kata-kata serta bahasa, pada suatu konteks khs yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu (Moleong, 1991). Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi maka diharapkan dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian lebih dalam mengenai peran jaringan modal sosial sebagai metode rekrutmen di pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri.

  Sesuai dengan tema dan rumusan masalah penelitian, maka lokasi yang akan diteliti adalah pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri, Jawa Timur. Mendasarkan kepada argumentasi pada bab sebelumnya sekaligus memperhatikan tujuan penelitian dalam penelitian ini, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah peran jaringan modal sosial sebagai metode rekrutmen di pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri. Berdasarkan unit analisis yang telah ditentukan, maka untuk menjawab yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini adalah buruh dan bagian personalia PT. Gudang Garam Tbk di Kota Kediri.

  Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari sumber informasi tersebut, yang didapat dari wawancara dan dokumentasi yang dilakukan sendiri oleh peneliti dan sumber atau informan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain informan, yang sangat terkait dengan penelitian. Data sekunder yang diperlukan oleh peneliti antara lain berupa: foto, dan oleh PT. Gudang Garam Tbk di Kota Kediri.

  Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode (1) wawancara tidak terstruktur (unstructured interview ). Hal ini dimaksudkan agar bisa mengungkap secara mendalam dan detail ada apa di balik fenomena dan mengeksplorasi isu kompleks secara mendalam, memungkinkan eksplorasi mengapa orang memiliki sudut pandang yang berbeda, dan dapat digunakan untuk menghindari kesalahan (pertanyaan yang tidak jelas bisa diklarifikasikan selama wawancara dan bisa diganti dalam wawancara) (Sugiyono, 2011). (2) Observasi di lapangan, dengan cara mengamati dan mengecek kebenaran informasi yang diberikan oleh informan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencoba menempatkan peneliti pada posisi pihak terteliti. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tidak secara “sadar” sedang diteliti (unobtrusive) sehingga informasi yang diperoleh benar-benar merupakan sikap, persepsi dan tindakan yang memang dipilih oleh individu yang terlibat pada interaksi yang terjadi. (3) Dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah lalu dan dapat berupa gambar, tulisan, karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2007). Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2007:87). Dalam menganalisa data, peneliti melalui beberapa proses yaitu proses reading dan coding, data

  reduction , data displaying dan interpreting.

  Reading and Coding ( data collection) adalah

  proses membaca, mempelajari dan menuliskan gagasan dalam data yang diperoleh, baik melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi.

  Data reduction atau proses reduksi data ialah proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang tercatat di lapangan. Dengan melakukan reduksi data diharapkan Multifiah, Metode Rekrutmen dengan Memanfaatkan …

  31

  Seperti yang telah dipaparkan, terdapat 2 (dua) jenis metode rekrutmen, yaitu metode internal dan metode eksternal. Metode internal dan eksternal yang dimaksud adalah pada bagian sumber-sumber rekrutmen (Raymond, 2010). Metode rekrutmen internal menurut Susan (2010) adalah perusahaan mengutamakan pelamar internal yang bisa ditemukan dengan beberapa metode. Sebagian metode misalnya, kabar burung dan pengumuman pekerjaan atau menggunakan inventaris bagian SDM. Buel (informan) mengungkapkan, beliau mendapatkan informasi adanya rekrutmen di PT. Gudang Garam, Tbk dari kenalannya pegawai yang telah lama bekerja di pabrik rokok tersebut (kabar burung dari pegawai lama). Sesuai dengan teori bahwa pegawai lama Ikut serta dalam upaya perekrutan seperti menganjurkan orang lain (teman, kerabat, kenalan) untuk melamar kepada perusahaan (Susan, 2011).

  Interpreting Reading Coding Displaying Reducting

  Sedangkan metode rekrutmen baru PT. Gudang Garam, Tbk yang berlaku sejak tahun 2009 sampai sekarang, disebut-sebut oleh buruh lebih susah dan rumit dari pada metode lama. Sebenarnya, metode

  Hal ini menunjukkan bahwa rekrutmen metode lama (1979-2008) memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan. Sayangnya saat ini metode ini sudah tergantikan oleh metode baru yang akan dijelaskan pada halaman selanjutnya.

  ” (enak bekerja dengan anak atau sodara daripada tetangga saya dek)

  kerjo karo anak utowo dulur tiwas tonggoku dek

  PT. Gudang Garam, Tbk mempunyai 2 (dua) metode rekrutmen sesuai dengan tahun berlakunya. Metode rekrutmen lama terjadi pada tahun 1979 – 2008. Karyawan yang telah bekerja pada perusahaan sekarang, diminta untuk memberikan rekomendasi untuk calon karyawan. Buruh lama Gudang Garam biasanya diminta untuk mencarikan calon buruh oleh mandor atau sebaliknya buruh lama merekomendasikan calon buruh kepada mandor. Setelah mandor merasa cocok, maka calon buruh dapat langsung bekerja. Inti dari semua ini adalah rekomendasi dari para karyawan yang ada, seperti teori Flippo (1984). Perusahaan merasa hal ini positif menurut teori rekrutmen, karena sumber internal lebih baik dari segi kinerja, dan lain-lain. Penggunaan sumber internal mempunyai banyak keunggulan, diantaranya adalah dapat meningkatkan morale (semangat) tenaga kerja yang sudah ada, menekan biaya proses rekrutmen, lowongan cepat terisi karena informasi cepat ditangkap oleh calon karyawan, penyesuaian diri cepat, menumbuhkan komitmen dan mengurangi biaya orientasi dan pelatihan. Sesuai dengan teori, informan juga merasakan manfaat yang besar dari adanya rekrutmen metode lama (1979- 2008) ini. Menurut beberapa informan, dengan bekerja bersama keluarga sendiri maka pekerjaan itu akan lebih enak, berikut penuturan Bu Sih : “enak

  Proses rekrutmen informal atau tidak resmi atau Sumber pelamar pada rekrutmen informal adalah kebanyakan dari kalangan internal perusahaan. Tidak dapat dipungkiri hal ini banyak terjadi pada banyak perusahaan dari dulu hingga sekarang. PT. Gudang Garam, Tbk pabrik rokok terbesar di Asia tampaknya juga menerapkan metode rekrutmen informal yang mana sumber pelamar berasal dari orang-orang terdekat perusahaan.

  peneliti kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang telah diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2007:128).

  menghasilkan data yang sesuai dan terklarifikasi secara jelas, tepat guna dan terorganisir. Reduksi data ini berlangsung selama penelitian dilaksanakan.

  check yakni proses pengecekan data yang diperoleh

  Sumber : Sugiyono (2011) Menguji keabsahan data ditekankan pada uji kredibilitas. Dalam penelitian ini kredibilitas data dengan menggunakan triangulasi yang diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sedangkan dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber. Pengecekan data dapat dengan metode pengumpulan data yang berbeda (wawancara dan observasi) maupun dengan menggunakan informan pendukung. Untuk akuratisasi data, peneliti melakukan member

  (model interaktif)

  Selanjutnya metode analisis data dapat Gambar 1 : Komponen dalam analisis data

  adalah proses untuk menyimpulkan hasil analisis dari data yang telah didapat.

  Interpreting (conclusion, drawing/verifying)

  Data Displaying adalah proses dimana data-data yang telah didapat diproses dan disajikan berupa tabel-tabel atau kalimat. Sehingga dari tabel-tabel maupun kalimat tersebut dapat mempermudah peneliti untuk mengambil kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

32 International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG), Vol. 1, No. 1, April 2015, pages 28-33

  baru ini sedikit (sudah) mendekati prosedur rekrutmen, namun dalam hal ini masih membutuhkan “kenalan” yang lebih untuk dapat diterima. Calon buruh memerlukan “orang dalam” setingkat lebih tinggi dari sopir/mandor maupun kenalannya (kelapa bagian). Selain itu, tampaknya PT. Gudang Garam, Tbk mulai memasukkan tahap-tahap seleksi yang sesuai. Dari penuturan informan disimpulkan metode rekrutmen baru kurang berhasil, sebab dalam hal produktifitas mengalami penurunan. Sehingga banyak buruh yang menginginkan metode rekrutmen lama (1979-2008) kembali diadakan.

  Telah lama diketahui bahwa “kenalan” membantu para pencari kerja dengan sangat efektif untuk menemukan kedudukan-kedudukan baru atau lapangan kerja baru (Field, 2005). Ilmu ekonomi tidak asing lagi dengan gagasan berbagai macam jenis modal, apalagi modal sosial. Secara teoritis, ‘modal sosial’ (social capital), yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi (Coleman, 1990).

  Aguilera (2002) menemukan bahwa modal sosial sejauh ini diukur menurut jaringan-jaringan persahabatan. Modal sosiallah yang menjembatani orang-orang muda memasuki pasar tenaga kerja maupun orang-orang dewasa yang masih menganggur. Merujuk pada Ridell (1997), ada tiga parameter modal sosial, yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan jaringan-jaringan (networks). Namun dalam jurnal ini yang akan dibahas hanya unsur jaringan saja.

  Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia (Putnam, 1993). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, dari peristiwa tersebut sangat memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Maka unsur jaringan ini sangat bermanfaat bagi setiap orang yang berinteraksi. Sebagaimana ungkapan sebuah klise, “bukan apa yang anda tahu diperhitungkan, melainkan siapa yang anda kenal”.

  Menurut Hasbullah (2006), demensi inti telaah dari modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerjasama membangun suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang imbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun di atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai- nilai dan norma-norma yang mendukungnya.

  Field (2005) mengatakan bahwa keluarga yang didukung oleh hubungan kekerabatan yang sangat kental mempunyai peranan penting dalam pencarian pekerjaan. Pada kebanyakan industri, hubungan- hubungan keluarga terus melengkapi basis perekrutan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada saudara Mbul (informan), bahwa perusahaan sekelas PT. Gudang Garam Tbk dalam rekrutmennya juga masih memperhatikan hubungan keluarga, berikut petikan wawancaranya : Mbak Ir angkatan 2000 masih bisa mbak, jatahe orang tua itu mbak, cuman tes kesehatan

  tok dilihat matanya terus langsung masuk ”.

  Hubungan keluarga yang dimaksud disini adalah, yang mana keluarga tersebut telah menjadi sesuai dengan teori Susan (2011) bahwa pegawai perusahaan yang ada bisa terlibat secara langsung dalam merekrut pelamar.

  Bahkan PT. Gudang Garam, Tbk memang pernah mengadakan rekrutmen khusus jatah keluarga yaitu pada tahun 2000. Jaringan keluarga memang sangat diperhitungkan oleh perusahaan ini sebelum metode rekrutmennya berganti. Saat pegawai lama sudah mendekati masa pensiun, pada metode rekrutmen lama keluarga yang lain bisa menggantikannya.

  Selain jaringan keluarga, jaringan pribadi pada setiap individu juga menguntungkan. Pada sisi tetangga misalnya, Thomas Korpi (2001) menemukan bahwa ukuran jaringan pribadi individu mempunyai suatu pengaruh yang positif dan patut diperhitungkan pada kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan.

  Bu Sih menuturkan bahwa bukan keluarganya yang memasukkan ke pabrik Gudang Garam, melainkan jaringan pribadinya yaitu tetangganya, beliau mengatakan bahwa :

  “Aku mbiyen diajak

  tonggoku dek pas sek cilik kae ” (aku dulu diajak tetanggaku dek, waktu aku kecil dulu).

  Ajakan tetangga yang diikat pertemanan, memang seringkali terjadi pada setiap perusahaan tak terkecuali Gudang Garam. Pegawai lama sudah seharusnya ikut serta dalam upaya perekrutan seperti menganjurkan orang lain (teman, kerabat, kenalan) untuk melamar kepada perusahaan. Hal ini berarti, metode rekrutmen lama (1978-2008) banyak membutuhkan jaringan seperti keluarga, pertemanan, mandor dan “kenalan” dalam prosesnya. Modal sosial berupa jaringan terbukti efektif pada metode rekrutmen lama di pabrik rokok PT. Gudang Garam, Tbk Kediri, Jawa Timur.

  Jaringan tidak hanya terjadi pada proses rekrutmen lama, anak Buel, Mbul (informan) masuk juga melalui jaringan pribadinya, namun Mbul berkilah bahwa meskipun punya kenalan kalau dengan metode rekrutmen baru (2009-sekarang) belum tentu dapat, atau istilah jawanya “bejo bejan” (tergantung keberuntungan). Seperti yang telah disajikan pada kajian teori Raymond (2010) mengatakan bahwa pada umumnya sumber karyawan internal (pelamar dari jaringan pribadi /keluarga) lebih murah dan lebih cepat mengisi lowongan

  Multifiah, Metode Rekrutmen dengan Memanfaatkan …

  Publik. pdf (secured). diakses pada 23 Mei 2013. Supriono, Agus, dkk. 2008. Modal Sosial: Definisi, Demensi, & Tipolodi. Jurnal Ekonomi. Supriono, Agus, Dance J. Flassy, Sasli Rais. 2009.

  Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.

  Raymond A. Noe, John R. Hollenback, Barry Gerhart, dan Patrick M. Wright. 2010.

  Human resource Management: Gaining A competitive Advantage . 6th Edition. New

  York: McGraw-Hill. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

  Sugiyono. 2003. Memahami Penelitian Kualitatif.

  Bandung: CV. Alfabeta. Suharto, Edy. 2007. Modal Sosial dan Kebijakan

  Modal Sosial: Definisi, Demensi, dan Tipologi. diakses pada 16 Mei 2013.

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Putnam, R.D. 1993. The Prosperous Community:

  Susan, E. 2009. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

  Edisi 10, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Yustika, A. Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan.

  Definisi, Teori dan Strategi. Malang: Bayumedia Publishing. _______. 1990. Foundations of Social Theory.

  Cambridge Mass: Harvard University Press _______. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. _______. 2008. Modal Sosial dan Kebijakan Publik.

  Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS). _______. 2009. Metode Penelitian Kualitatif.

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. _______. 2010. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

  Edisi 10, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. _______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: CV.

  Social Capital and Public Life . American

  Sosiologik Suatu Pengantar. Jakarta: FISIP UI PRESS. Moleong, Lexi J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif.

  33

  6. UCAPAN TERIMA KASIH

  pekerjaan secara internal sehingga menghasilkan rekrutmen yang efektif dan efisien. Ungkapan Raymond (2010) tersebut sesuai dengan pernyataan Putnam (1996) bahwa dengan modal sosial corak- corak kehidupan sosial, jaringan-jaringan, norma- norma dan kepercayaan-kepercayaan yang menyanggupkan para partisipan untuk bertindak lebih efektif mengejar tujuan-tujuan bersama. Jadi, perusahaan yang menerapkan metode pelamar sumber internal, dengan memanfaatkan jaringan yang ada pada modal sosial dapat menghasilkan rekrutmen yang efektif dan efisien. rekrutmen metode baru memang lebih rumit daripada yang lama. Selain lebih rumit, calon buruh juga harus mempunyai jaringan setingkat lebih tinggi dari mandor (pejabat). Namun, hal ini semata-mata hanya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

  5. KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1. Kesimpulan

  Jaringan modal sosial berperan sebagai metode rekrutmen. Jaringan yang dilewati dalam proses ini adalah pertemanan, kerabat, dan “kenalan” (jaringan pribadi). Dengan memanfaatkan jaringan modal sosial dapat mempermudah seseorang mendapatkan pekerjaan.

  5.2. Saran

  Jaringan modal sosial hendaknya dimanfaatkan secara positif jangan sampai terjadi nepotisme.

  Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :  Bapak Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr.

  Jakarta: MR-United Press. Lawang, R. 2004. Kapital Sosial Dalam Perspektif

  Ir. Yogi Sugito.  Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Prof. Candra Fajri Ananda, SE., MSc., Ph.D.

   Ketua Pengelola Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jurusan Ilmu Ekonomi Dr. Moh. Khusaini, SE., M.Si., MA.  Pembimbing atau promotor dan ko-pembimbing atau ko-promotor Dr. Multifiah, SE., MS dan Dra. Marlina Ekawaty, M.Si., Ph.D.

  7. DAFTAR PUSTAKA

  Ancok, D. 2002. Outbound Management Training: Aplikasi Ilmu Perilaku dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia.

  Jogjakarta: UII Press. Coleman, J. 1988. Social Capital in the Creation of

  Human Capital . American Jurnal Sociology, Volume 94.

  Field, John. 2005. Modal Sosial. Medan: Bina Media Perintis. Hasbullah, J., 2006. Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia.

  Alfabeta.