Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar

Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar
Penilaian Indonesia
(KEPI dan SPI)
DTSS PENILAIAN PROPERTI DASAR
ANGKATAN I
DIREKTORAT PENILAIAN
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
FEBRUARI 2016

Materi Ajar:
I.

Standar Penilaian Indonesia (SPI)
1. Pengantar,
Sejarah
Perkembangan
SPI,
Sistematika dan Format SPI
2. Pedoman Penilaian Properti (Konsep Umum
Penilaian, Proses Penilaian Properti dan

Pelaporan Penilaian)
II. Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)

I.

1.

STANDAR PENILAIAN
INDONESIA
Pengantar, Sejarah Perkembangan
SPI, Sistematika dan Format SPI

Definisi SPI
• Standar Penilaian Indonesia (SPI) adalah pedoman
dasar pelaksanaan tugas penilaian secara
profesional yang sangat penting artinya bagi para
Penilai untuk memberikan hasil yang dapat berupa
analisis, pendapat dan dalam situasi tertentu
memberikan saran-saran dengan menyajikannya
dalam bentuk laporan penilaian sehingga tidak

terjadi salah tafsir bagi para pengguna jasa dan
masyarakat pada umumnya.

Maksud dan Tujuan SPI
1. Mendorong Penilai untuk secara berhati-hati menentukan
dan memahami kebutuhan dan persyaratan dari pemberi
Tugas, dan untuk memberikan kepastian kepada Penilai
bahwa Penilai dibekali dengan suatu standar penilaian yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Memajukan penggunaan dasar penilaian dan asumsi secara
konsisten dalam penilaian dan pemilihan dasar penilaian
yang tepat sesuai dengan kebutuhan Pemberi Tugas.
3. Membantu Penilai untuk mencapai kompetensi profesional
dengan standar yang mengikuti pedoman internasional
dalam persiapan dan pelaksanaan pekerjaan penilaian.

Maksud dan Tujuan SPI.....Lanjutan
4. Memastikan bahwa laporan penilaian yang
dihasilkan bersifat komprehensif dan tidak bersifat
menyesatkan, berisi informasi yang mudah

dimengerti yang dibutuhkan dan harus didapatkan
oleh pembacanya.
5. Memastikan bahwa referensi yang dipublikasikan
dalam laporan penilaian mengandung informasi
yang jelas, akurat dan memadai sehingga tidak
menyesatkan.

Peranan Standar Penilaian
Penilai

Pengguna Jasa
Pemerintah
maupun Lembaga
terkait

• Menjadi panduan dalam
menjalankan praktik penilaian
• Menjadi acuan dalam
pemanfaatan hasil penilaian


• Menjadi perangkat kontrol dalam
pelaksanaan penilaian di Indonesia

Sejarah Perkembangan SPI (1994 – 2015)
SPI 1994
Penilaian tanah
dan bangunan

SPI 2000

SPI 2002

SPI 2007

SPI 2013

Dasar Penilaian
Nilai Pasar

4 standar SPI

2000 + 8
standar baru

Penilaian Aset
Sektor Publik

Kode Etik Penilai
Indonesia (KEPI)
Kerangka
Konseptual
(KPUP)
Standar Umum

Penilaian mesin

PPPI 1 – 16

Dasar Penilaian
Selain Nilai
Pasar


Standar
Penerapan

Penilaian
Untuk Laporan
Keuangan

KEPI
KPUP
Jenis Properti
Standar Umum SPI
101 s/d 105
Standar Penerapan
SPI 201 s/d 203

Standar Teknis

Penilaian
Untuk Jaminan


SPI VI 2015

SPI VI 2015 merujuk IVS
2013 mulai berlaku 1
Januari 2016

Standar Teknis: SPI
300 s/d 306, 310,
311, 320, 330, 340,
350, 351, 360, 361,
362, 363 & 364

Sistematika KEPI dan SPI 2015
Kode Etik
Standar Penilaian Indonesia

Standar Umum

Standar Penerapan

Standar Teknis
Adendum

• Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
• Konsep & Prinsip Umum Penilaian (KPUP)
• SPI 101: Nilai Pasar Sebagai Dasar Penilaian
• SPI 102: Dasar Penilaian selain Nilai Pasar
• SPI 103: Lingkup Penugasan
• SPI 104: Implementasi
• SPI 105: Pelaporan Penilaian
• SPI 201: Penilaian untuk Pelaporan Keuangan
• SPI 202: Penilaian untuk Tujuan Penjaminan Hutang
• SPI 203: Penilaian Aset Sektor Publik
• SPI 300 – SPI 306, SPI 310, SPI 311, SPI 320, SPI 330, SPI 340, SPI 350, SPI 351, SPI
360 – SPI 364
• Penjelasan Istilah (Glossary)
• Interpretasi

Kelompok Standar Teknis/ SPI Seri 300
Penilaian Properti


• Real Properti (300), Hak Sewa (301), Properti Agri (302), Prop bisnis
khusus (303), Massal (304), Prop Industri Pertambangan (305),
Pengadaan Tanah (306), Personal Prop (310), Mesin (311)

Penilaian Bisnis

• Aset Tak Berwujud (320), Bisnis (330), dan Instrumen Keuangan
(330)

Metodologi
Penilaian

• Pendekatan Biaya untuk Pelaporan Keuangan (350) dan Analisa
Discounted Cash Flow- DCF (351)

Standar Lain

• Analisis HBU (360), Opini Kewajaran (361), Inspeksi dan Hal yang
dipertimbangkan (362), Kaji Ulang (363), dan Jasa Konsultasi (364)


2. Pedoman Penilaian Properti:
 Konsep Umum Penilaian
 Proses Penilaian Properti
 Pelaporan Penilaian

Definisi Penilaian dan Penilai
• Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan
estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek
penilaian pada saat tertentu sesuai dengan SPI dan
peraturan-peraturan yang berlaku
• Penilai adalah seseorang yang memiliki kualifikasi,
kemampuan dan pengalaman dalam melakukan
kegiatan praktek penilaian untuk mendapatkan nilai
ekonomis sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
– Tenaga Penilai
– Penilai Bersertifikat
– Penilai Publik

Definisi Aset atau Properti

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki
dan/atau dikuasai oleh suatu perseorangan/
entitas atau pemerintah dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, serta dapat diukur dalam satuan uang.
2. Properti adalah konsep hukum yang mencakup
kepentingan, hak dan manfaat yang berkaitan dengan
suatu kepemilikan.

Jenis Properti
REAL PROPERTI
PERSONAL PROPERTI

PERUSAHAAN/BADAN
USAHA (BUSINESS)

HAK KEPEMILIKAN FINANSIAL
(FINANCIAL INTEREST)

• Real Properti adalah kepemilikan atas kepentingan hukum yang melekat
pada real estat atau hubungan hukum penguasaan yuridis oleh pemilik atas
real estat.
• Real Estat meliputi tanah dan bangunan itu sendiri, segala benda yang
secara alamiah terdapat di atas tanah dan melekat pada tanah, seperti
bangunan dan bentuk pengembangan lainnya.

Real Properti
1.

2.
3.

Personal Properti merujuk pada kepemilikan atas kepentingan
hukum yang melekat pada benda selain real estat (Benda
berwujud atau tidak berwujud). Contoh: Perabotan, Properti
Penyewa, Modal kerja, hak tagih, dll.
Perusahaan/Badan Usaha adalah entitas komersial, industri, jasa
atau investasi yang menjalankan kegiatan ekonomi.
Hak Kepemilikan Finansial pada properti berasal dari pembagian
secara hukum dari hak kepemilikan atas badan usaha dan real
properti, dan dari pemberian secara kontraktual hak opsi untuk
membeli atau menjual properti pada harga yang dinyatakan
dalam periode tertentu, atau berasal dari pembentukan
instrumen investasi yang dijamin dengan sekumpulan aset real
estat.

Pengertian Harga, Biaya dan Nilai
Nilai adalah suatu opini dari manfaat ekonomi atas kepemilikan aset, atau
harga yang paling mungkin dibayarkan untuk suatu aset dalam pertukaran,
sehingga nilai bukan merupakan fakta.
1. Menunjukkan harga yang paling mungkin dapat dicapai
dalam hipotetis pertukaran di pasar bebas dan terbuka.
3. Menunjukkan harga yang layak disepakati antara dua
pihak tertentu untuk pertukaran suatu aset.

Harga
Harga adalah sejumlah uang yang diminta,
ditawarkan atau dibayarkan untuk sesuatu barang
dan jasa.
Harga merupakan fakta historis.

Nilai

2. Menunjukkan manfaat yang diperoleh
seseorang atau suatu entitas atas kepemilikan
suatu aset.

Biaya
Biaya adalah sejumlah uang yang
dikeluarkan atas barang atau jasa atau
jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan
atau memproduksi barang dan jasa tersebut

Konsep Nilai Pasar (SPI 101)
Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat
diperoleh dari hasil penukaran suatu aset/liabilitas
pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat
membeli dengan penjual yang berminat menjual
dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang
pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua
pihak
masing-masing
bertindak
atas
dasar
pemahaman yang dimilikinya dan kehati-hatian dan
tanpa paksaan.

Dasar Penilaian Selain Nilai Pasar (SPI 102)
• SPI ini mengidentifikasi dan menjelaskan dasar
penilaian selain Nilai Pasar untuk penilaian properti
• Meskipun sebagian besar penilaian melibatkan nilai
pasar, namun terdapat keadaan-keadaan yang
membutuhkan dasar-dasar penilaian selain nilai
pasar
• Contoh: Nilai Asuransi (Insurable Value), Nilai
Likuidasi (Liquidation Value), Nilai sewa, Nilai Sisa
(Salvage Value), Nilai Jaminan Pinjaman (Mortgage
Lending Value), dll.

Prinsip-Prinsip Penilaian
Highest & Best Use (Pemanfatan Tertinggi dan Terbaik)
• Penggunaan yang semaksimal mungkin adalah penggunaan yang akan memberikan keuntungan
yang maksimal

Supply & Demand (Penawaran & Permintaan)
• Nilai akan naik dan turun mengikuti keseimbangan penawaran dan permintaan

Substitution (Pengganti)
• Pembeli suatu properti tidak akan membayar lebih terhadap suatu properti dibandingkan dengan
biaya pembelian properti lain yang sama.

Anticipation (Antisipasi)
• Nilai suatu properti adalah harapan akan keuntungan di masa yang akan datang atas penggunaan
properti tersebut.

Perubahan (Change)
• Properti tak henti-hentinya berubah, nilai dipengaruhi banyak variabel antara lain jumlah
penduduk, perubahan kondisi ekonomi, kontrol pemerintah terhadap properti, pembukaan jalan
baru dan perubahan politik negara.

Prinsip-Prinsip Penilaian
Conformity (Penyesuaian )
• Properti yang terletak pada lingkungan yang cocok baik sosial maupun ekonominya, akan
mempunyai nilai maksimum.

Competition (Persaingan )
• Nilai properti akan dipengaruhi oleh persaingan dengan produk sejenis yang dikeluarkan
pesaing.

Increasing & Decreasing Return/Balance
• Penambahan biaya pada suatu properti belum tentu akan menambah penghasilan properti
tersebut.

Externalities (Eksternalitas )
• Nilai properti juga akan dipengaruhi oleh faktor di luar properti tersebut.

Contribution (Kontribusi )
• Semua bagian properti biasanya memberikan kontribusi pada total nilai.

Proses Penilaian Properti

SPI 103

I. LINGKUP PENUGASAN (Scope of Work)
DEFINISI PENUGASAN/IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Klien &
Pengguna Laporan

Penentuan Tujuan
Penilaian

Penentuan
Dasar Nilai

Identifikasi Objek
Penilaian

Tanggal
Penilaian

II. IMPLEMENTASI

Asumsi & Kondisi
Pembatas

SPI 104

2.a. PENGUMPULAN DAN PEMILIHAN DATA
DATA UMUM
Wilayah, kota dan lingkungan
(Neighborhood)

DATA KHUSUS
Data properti yang dinilai

DATA PERMINTAAN & PENAWARAN
Data Perbandingan (Transaksi, Penawaran,
Sewa, Tingkat Hunian, Income)

2.b. ANALISIS DATA
Analisis Pasar (Permintaan & Penawaran dan Studi
Pasar)

Analisis HBU (Tanah dalam keadaan kosong dan
Properti dikembangkan)

2.c. PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Pasar

Pendekatan Pendapatan

Pendekatan Biaya

2.d. REKONSILIASI INDIKASI NILAI DAN OPINI NILAI AKHIR

III. PELAPORAN PENILAIAN

SPI 105

I. Lingkup Penugasan/ Scope of Work (SPI 103)
• Menetapkan tujuan penilaian yang disepakati,
tingkat kedalaman investigasi, prosedur yang akan
digunakan, asumsi yang akan dibuat dan batasan
penggunaannya.
• Mengatur hal-hal yang prinsip dalam kesepakatan
pemberian jasa oleh Penilai kepada Pemberi Tugas
dan dituangkan dalam Perjanjian Kerja.

Persyaratan Minimum Lingkup Penugasan:












Identifikasi status penilai
Identifikasi pemberi tugas dan pengguna laporan
Maksud dan tujuan penilaian
Identifikasi objek penilaian
Identifikasi bentuk kepemilikan
Dasar nilai
Tanggal penilaian
Jenis mata uang yang digunakan
Tingkat kedalaman investigasi
Sifat dan sumber informasi yang dapat diandalkan
Konfirmasi bahwa penilaian dilakukan berdasarkan SPI

II. Implementasi (SPI 104)
• Implementasi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh Penilai
meliputi tahapan Investigasi, penerapan pendekatan penilaian dan
penyusunan kertas kerja penilaian.
• Investigasi adalah proses pengumpulan data yang cukup dengan cara
melakukan inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis sesuai tujuan
penilaian.
• Syarat:
– Harus didasarkan kepada tujuan penilaian sesuai dengan Lingkup
penugasan dan Dasar Nilai yang akan dilaporkan.
– Merupakan proses pengumpulan data yang cukup dengan cara
inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis, serta memastikan
bahwa penilaian sudah dilakukan dengan cara yang benar.
– Tujuan Penilaian, Dasar Nilai, luasan, batasan dan tingkat kedalaman
investigasi serta semua sumber informasi yang dapat diandalkan
diungkapkan di dalam Lingkup Penugasan.

2.a. Pengumpulan dan Pemilihan data/ Inspeksi (SPI
362)

• Inspeksi adalah kunjungan yang dilakukan terhadap suatu aset untuk
memeriksa fisik dan memperoleh informasi yang relevan dalam rangka
pemberian opini nilai yang kredibel.
• Data yang dikumpulkan:
– Data Umum (wilayah, kota, lingkungan setempat, fasilitas lingkungan,
sosial, ekonomi, kepemerintahan dan lain-lain)
– Data Khusus/ Data properti yang dinilai (Spesifikasi properti, satuan
kapasitas, ukuran dan luas, kondisi objek penilaian, stabilitas tanah,
elevasi, jenis/kualitas tanah)
– Hak atas Properti
– Perencanaan dan Persyaratan Hukum
– Faktor Lain (Pajak, instalasi, perabotan, Capex, Potensi
pengembangan)
– Data Pembanding

2.b. Analisis Data
1. Analisis Pasar
• Permintaan dan Penawaran
• Studi Pasar

2. Analisis Penggunaan Tertinggi dan Terbaik
(HBU)
• Tanah Kosong
• Properti yang dikembangkan

Analisis Pasar
Demand

ANALISIS
PASAR

Supply

Fungsi analisis pasar dalam penilaian :

INFORMASI
PROPERTI

• menyediakan data untuk mengidentifikasi highest
and best use dari properti
• menyediakan data dan mengidentifikasi faktorfaktor penentu dari nilai yang akan digunakan
pada tiga pendekatan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pasar Properti
Kependudukan
Kepemilikan
Properti
Ketenagakerjaan

Basic Ekonomi

• Penyebaran Penduduk
• Profil Usia Penduduk
• Formasi Rata-Rata Keluarga
• Tingkat Kelahiran/Kematian dan Migrasi

• Tingkat Kepemilikan atau Sewa

• Tingkat Pendapatan dan Pengeluaran
• Tingkat Penganguran

• Pertumbuhan Ekonomi
• Inflasi
• Tingkat Suku Bunga

Analisis Penggunaan Tertinggi & Terbaik (SPI 360)
• Analisis HBU adalah proses analisis data mengenai
properti dan menarik kesimpulan berdasarkan
pemilihan diantara alternatif pengembangan yang
dimungkinkan.
• Hal yang perlu diperhatikan:
– Kegunaan (Utility)
– Keinginan (Desire)
– Kelangkaan (Scarcity)
– Daya Beli Efektif (Effective Purchasing Power)
• Objek HBU: Tanah kosong dan Properti yang telah
dikembangkan.

Alat Uji Highest and Best Use (HBU)
Hukum

• Zoning, Restriksi, Peraturan Bangunan, Kontrak/Perjanjian,
Easement, KDB, KLB, Distrik/area bersejarah, Peraturan
Lingkungan, perizinan.

Fisik

• Ukuran, Bentuk, kegunaan, Frontage, dimensi, kemudahan
akses, lokasi dalam market area, topografi, kondisi tanah

Finansial
Produktivitas
Maksimum

• Partisipan Pasar, Lama waktu pemasaran, Fasilitas pembiayaan,
kekuatan daya beli, Pesaing dari pengembang lain

• Yg menghasilkan nilai tanah tertinggi

2.c. Pendekatan Penilaian
Pendekatan Penilaian merupakan landasan proses
penilaian dilengkapi dengan metode penilaian dari
masing-masing pendekatan yang digunakan.

Biaya

Pasar

Pendapatan

2.d. Rekonsiliasi Indikasi Nilai dan Opini Nilai
Akhir
• Penilai dapat menggunakan lebih dari satu
pendekatan Penilaian.
• Penetapan Opini Nilai akhir dengan cara
merekonsiliasi indikasi Nilai atau memilih salah satu
indikasi nilai.

III. Pelaporan Penilaian (SPI 105)
• Merupakan dokumen yang mencantumkan instruksi
penugasan, tujuan dan dasar penilaian, dan hasil
analisis yang menghasilkan opini nilai.
• Aspek penting pelaporan penilaian adalah terletak
pada pengkomunikasian kesimpulan penilaian,
penegasan tujuan penilaian, dasar penilaian, serta
asumsi atau kondisi dan syarat pembatas yang
mendasari penilaian.
• Laporan Penilaian dapat berbentuk Lisan dan
Tertulis.

SPI 105 Pelaporan Penilaian.......Lanjutan
Laporan
Penilaian

Terinci

Tertulis

Lisan

Ringkas

Terbatas

Jenis Laporan Tertulis:
• Laporan Penilaian Terinci (Self-Contained atau Comprehensive Style):
mendeskripsikan informasi secara detil dan komprehensif. Laporan ini
seharusnya mengandung seluruh informasi yang signifikan dalam
penilaian, termasuk pembahasan secara mendetil atas setiap hal yang
dinyatakan dalam laporan.
• Laporan Penilaian Ringkas (Summary atau Short-Form Style):
mengungkapkan informasi secara ringkas. Laporan ini berisi ringkasan
dari seluruh informasi yang signifikan dalam penilaian dan meliputi satu
atau beberapa paragraf yang diringkas dalam bentuk narasi singkat.
• Laporan Penilaian Terbatas (restricted atau Proforma Style): menyatakan
informasi dalam bentuk paparan minimal. Isi laporan biasanya
ditentukan oleh pemberi Tugas yang hanya membutuhkan informasi
dinyatakan secara singkat dan biasanya merupakan kombinasi dari
pernyataan naratif singkat dan fakta sederhana.

Isi Laporan Penilaian:














Identifikasi status Penilai, Pemberi Tugas dan pengguna Laporan
Maksud & Tujuan Penilaian
Identifikasi Objek Penilaian & Bentuk kepemilikan
Dasar Nilai
Tanggal Penilaian
Jenis mata uang yang digunakan
Tingkat kedalaman investigasi
Asumsi dan asumsi Khusus
Pendekatan Penilaian
Kesimpulan Penilaian
Pernyataan Penilai
Kondisi dan syarat pembatas
Mencantumkan nama, kualifikasi profesional dan tanda tangan Penilai

II. KODE ETIK PENILAI
INDONESIA

Pendahuluan
 Keberadaan KEPI adalah landasan mendasar
dalam pelaksanaan SPI agar hasil pekerjaan
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
Laporan yang jelas, tidak
- Jujur
menyesatkan
dan
mengungkapkan semua hal
- Kompeten
yang
penting
untuk
- Profesional
pemahaman
secara tepat

penilaian

Ruang Lingkup
bersifat mengikat dan wajib
untuk diterapkan oleh seluruh
Penilai

mengatur agar penilai mematuhi
etika dan kompetensi, hasil
pekerjaan dapat dipertanggung
jawabkan kepada pemberi tugas,
masyarakat, profesi, asosiasi
penilai

Definisi

Kode Etik

• Kumpulan Etik yang dibuat untuk menjunjung
tinggi profesi demi tanggung jawab terhadap
profesi, masyarakat dan Ketuhanan Yang Maha Esa

KEPI

• kumpulan etik yang melandasi pelaksanaan SPI yang wajib ditaati
oleh Penilai, agar seluruh hasil pekerjaan penilaian dapat
memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui cara yang jujur,
obyektif dan kompeten secara profesional, sehingga menghasilkan
laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan
mengungkapkan semua hal yang penting

KJPP

• badan usaha yang telah mendapat izin usaha dari
Menteri sebagai wadah bagi Penilai Publik dalam
menjalankan usaha di bidang penilaian dan jasajasa lainnya

Prinsip Dasar Etik
Integritas

• memiliki kejujuran dan dapat dipercaya dalam hubungan
profesional dan bisnis, serta menjunjung tinggi
kebenaran dan bersikap adil

Objektivitas

• menghindari benturan kepentingan, atau tidak
dipengaruhi atau tidak memihak dalam pertimbangan
profesional atau bisnis

Kompetensi

• menjaga pengetahuan dan keterampilan profesional yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa hasil penilaian telah dibuat
berdasarkan pada perkembangan terakhir dari praktek dan teknik
penilaian serta peraturan perundang-undangan

Kerahasiaan

• menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam hubungan
profesional dan bisnis, serta tidak mengungkapkan informasi
tersebut kepada pihak ketiga tanpa ijin, maupun untuk digunakan
sebagai informasi untuk keuntungan pribadi Penilai atau pihak
ketiga( kecuali diatur lain dalam peraturan)

Perilaku
Profesional

• melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup
penugasan yang telah disepakati didalam kontrak,
mengacu pada SPI

Integritas (KEPI 4.1)
 Mewajibkan Penilai untuk jujur dan dapat dipercaya dalam semua
hubungan profesional dan bisnis.
 Tidak boleh melakukan penilaian yang berisi pernyataan/informasi tidak
benar atau menyesatkan atau menghilangkan atau mengaburkan informasi
penting yang harus disertakan karena kelalaian atau ketidakjelasan yang
dapat menyesatkan.
 Apabila menyadari adanya informasi yang tidak benar, maka harus segera
mengambil tindakan terkait dengan informasi tersebut.
 Tidak diperkenankan berpartisipasi atau berperan serta dalam suatu jasa
penilaian yang tidak dibenarkan
 Wajib bertindak menurut hukum dan sesuai dengan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Tidak diperkenankan dengan sengaja salah menafsirkan kualifikasi
profesional yang tidak dimilikinya.

Objektivitas (KEPI 4.2)
 Mewajibkan Penilai bekerja secara profesional, tidak memihak, tidak memiliki
kepentingan atau tidak dipengaruhi orang lain.
 Dalam hal ancaman terhadap objektivitas tidak dapat dihindari, Penilai
profesional harus menolak penugasan.
 Dalam penilaian ulang dari aset yang sama, perlu diadakan review dari Penilai
Lain atau secara berkala mengganti Penilai untuk penugasan tersebut.
 Penilai tidak akan bertindak untuk dua atau lebih para pihak pada penugasan
dan tujuan yang sama, kecuali dengan persetujuan tertulis dari pihak-pihak
yang berkepentingan.
 Tidak boleh menerima suatu penugasan yang laporan penilaiannya mencakup
pendapat dan kesimpulan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
 Imbalan jasa tidak boleh tergantung pada hasil suatu penilaian yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.

Objektivitas (KEPI 4.2)
 Tidak diperkenankan memberikan kesimpulan yang tidak didukung oleh
alasan yang memadai dan berdasarkan praduga, atau kesimpulan laporan
yang mencerminkan suatu opini bahwa praduga tersebut dapat
mempengaruhi nilai.
 Dalam hal Kaji Ulang terhadap laporan penilaian dari penilai lainnya, harus
bersikap tidak memihak dan mempertimbangkan alasan-alasannya untuk
setuju atau tidak setuju terhadap kesimpulan laporan tersebut.
 Tidak diperkenankan mendasarkan pekerjaannya pada informasi yang hanya
disediakan pemberi Tugas tanpa melakukan klarifikasi atau konfirmasi secara
tepat.

Kompetensi (KEPI 4.3)
Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan dan keahlian khusus dalam bidang penilaian dan bertanggungjawab
terhadap pemberi tugas, masyarakat, profesi dan asosiasi penilai.










Penilai wajib mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada
tingkat yang diperlukan.
Kompetensi profesional dibagi menjadi pencapaian dan pemeliharaan kompetensi
profesional.
Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran dan pemahaman
teknis, pengembangan profesi dan bisnis yang berkelanjutan.
Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan lingkup
penugasan, hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu.
memastikan bahwa pekerjaan mereka di bawah otoritas Penilai dalam kapasitas
profesional yang memiliki pelatihan dan pengawasan yang tepat.
Jika Penilai tidak memiliki pengetahuan profesional dan pengalaman yang diperlukan,
Penilai harus menolak tugas tersebut.
Menerima Penugasan, Penilai harus secara cermat meindentifikasi permasalahan
yang akan disampaikan dan memastikan dirinya memiliki pengalaman dan
pengetahuan

Kompetensi (KEPI 4.3)
 Penilai akan bertindak tepat waktu dan efisien dalam melaksanakan
pekerjaan.
 Penugasan seharusnya tidak dilaksanakan apabila keadaan tidak
memungkinkan untuk diadakan pemeriksaan secara memadai sehingga
mempengaruhi kualitas pekerjaan.
 Penilai akan melakukan pemeriksaan dan penelitian untuk memperoleh
keyakinan bahwa data yang digunakan untuk analisis adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan.
 Penilai wajib membuat arsip data pekerjaan dalam arsip pada kertas
(hard copy) atau dalam bentuk elektronik (soft copy).
 Penilai harus memiliki pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan
keterampilan teknis yang sesuai, serta memiliki pengalaman dan
pengetahuan atas objek penilaian, pemahaman pasar dan tujuan
penilaiannya.

Kerahasiaan (KEPI 4.4)
 Dilarang melakukan Pengungkapan di luar perusahaan atau penggunaan
informasi rahasia yang diperoleh dari layanan jasa penilaian tanpa
persetujuan Pemberi Tugas.
 Penilai harus menjaga kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan sosial.
 Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh
Pemberi Tugas.
 Penilai harus menjaga kerahasiaan informasi dalam perusahaan atau tim
kerja.
 Penilai harus memastikan bahwa staf yang membantu untuk menjaga
kerahasiaan.
 Dibutuhkan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan yang berkelanjutan
bahkan setelah berakhirnya hubungan kerja dengan klien.

Perilaku Profesional (KEPI 4.5)









Penilai wajib bertindak secara cermat dalam memberikan pelayanan dan
memastikan bahwa layanan yang diberikan adalah sesuai dengan hukum, teknis dan
standard profesi yang berlaku baik subjek penilaian, tujuan penilaian atau keduanya.
Perilaku profesional mencakup penerimaan tanggung jawab untuk bertindak demi
kepentingan publik tidak hanya kepentingan Pemberi Tugas.
Penilai harus jujur dan benar dan tidak membuat promosi yang berlebihan untuk
layanan yang mereka tawarkan dan dilarang membuat referensi yang tidak benar.
Perilaku profesional meliputi tindakan yang bertanggungjawab dan sopan dalam
semua hal dengan pemberi tugas dan masyarakat secara umum dan menanggapi
secara cepat dan efektif untuk semua instruksi yang wajar atau keluhan.
Penilai harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Ancaman
Kepentingan Pribadi (Selfinterest threat)

• Dapat dipengaruhi oleh kepentingan finansial atau kepentingan pribadi lainnya

Kaji Ulang Internal (selfReview threat)

• Penilai tidak dapat mengevaluasi secara memadai hasil penilaian sebelumnya
dilakukan olehnya atau individu lain dlm kantor yg sama

Pemberi Tugas (client conflict
threat)

• Dua atau lebih Pemberi Tugas memiliki kepentingan yang berlawanan terhadap
suatu hasil penilaian

Pembelaan (Advocacy
threat)

• Penilai membela kepentingan pimpinannya atau Pemberi Tugas, sehingga
mempengaruhi objectivitas hasil penilaian

Keakraban (Familiarity
threat)

• Adanya hubungan yang lama/akrab dengan Pemberi Tugas mengakibatkan
seorang Penilai terlalu bersimpati dengan kepentingan mereka.

Intimidasi (Intimidation
threat)

• Tidak dapat bertindak objektif karena adanya tekanan.

Pencegahan
1. Pencegahan adalah tindakan atau langkah-langkah yang dapat
mengantisipasi ancaman pada tingkat yang dapat diterima:
a. Pencegahan dalam peraturan perundangan yang terkait dengan
praktik penilaian.
b. Pencegahan dalam KEPI dan
c. Pencegahan dalam prosedur kerja internal kantor dan
pengendalian mutu.
2. Pencegahan akan efektif bila diungkapkan kepada Pemberi Tugas
dan pihak ketiga lainnya yang berhubungan dengan penilaian.
3. Suatu pencegahan yang tepat dapat mengidentifikasi atau
mencegah perilaku yang tidak etis.

KEPI 7.0 Pedoman Tingkah Laku

Tanggung Jawab Penilai
Integritas
Pribadi
Penilai

Pemberi
Tugas

Sesama
Penilai &
KJPP

Masyarakat

KEPI 7.1. Tanggung Jawab terhadap Integritas Pribadi Penilai
 Memberikan jasa yang sebaik-baiknya.
 Bertanggung jawab atas hasil penilaian yang dilakukannya.
 Tidak dibenarkan menerima atau memberikan pekerjaan dalam jumlah
yang melebihi dari kemampuan yang dapat mempengaruhi kredibilitas hasil
penilaian.
 Tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi atas hasil penilaian baik pada
masa sekarang maupun masa yang akan datang.
 Sebagai karyawan atau tenaga ahli yang bekerja pada Usaha Jasa Penilai
tidak dibenarkan melaksanakan pekerjaan penilai atas nama pribadi.
 Menjaga integritas pribadi, tidak merendahkan derajat profesi Penilai, tidak
merusak nama baik dan citra asosiasi dan profesi Penilai.
 Wajib menandatangani Pernyataan Penilai dalam Laporan penilaian
 Setiap penilai wajib meningkatkan pengetahuannya dalam bidang
penilaian.
 Harus tunduk pada norma moral, norma etika serta etika bisnis dan wajib
menghindarkan diri dari setiap tindakan yang cenderung mengakibatkan
nama baik asosiasi atau anggotanya tercemar.

KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi
Tugas
 memberikan penilaian yang lengkap dan teliti sebagaimana
ditetapkan dalam SPI.
 Hubungan kerja wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis.
 Wajib menolak pekerjaan, apabila tidak memiliki kompetensi,
kualifikasi dan pengetahuan yang cukup memadai.
 Wajib bertindak profesional dan wajib merahasiakan hasil
perhitungan dan laporan penilaian kepada pihak yang tidak berhak
kecuali mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
 Wajib memberi penjelasan kepada Pemberi Tugas mengenai ruang
lingkup pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan
pemberian tugas, termasuk jumlah imbalan jasanya
 Jumlah Imbalan Jasa yang diajukan harus merujuk kepada standar
imbalan jasa minimum.

KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi
Tugas
 Penilai tidak diperbolehkan mempunyai kepentingan lain di luar
imbalan jasa yang ditentukan.
 Wajib memberikan penjelasan atas hasil Penilaiannya kepada pihak
Pemberi Tugas sebelum dibuat laporan akhir penilaian.
 Penilai tidak boleh menerima penugasan penilaian dari Pemberi
Tugas yang berbeda pada obyek yang sama dan pada waktu yang
bersamaan.
 Apabila memerlukan bantuan jasa profesional lainnya, maka wajib
menyebutkan hasil pekerjaan tersebut dalam laporan.
 Penilai tidak diperbolehkan mengumumkan atau menggunakan
sebagai referensi laporan penilaiannya dalam melaksanakan
kegiatan penilaian untuk kepentingan pihak lain, kecuali atas dasar
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas yang bersangkutan.

KEPI 7.3. Tanggung Jawab terhadap Sesama Penilai
dan Usaha Jasa Penilai
 Penilai tidak dibenarkan melakukan persaingan yang tidak sehat
dan mencemarkan nama baik Penilai lainnya.
 Apabila mengetahui tindak tersebut wajib melaporkan kepada
pengurus asosiasi Penilai dan atau Dewan Penilai Indonesia.
 Penilai harus melakukan konfirmasi kepada pemberi Tugas bahwa
aset/properti yang akan dinilai tidak dikerjakan secara bersamaan
dengan penilai lainnya.
 Apabila Penilai diminta untuk melakukan penilaian yang berdekatan
untuk tujuan second opinion maka Penilai wajib mendapatkan
pernyataan dari pemberi Tugas mengenai alasannya dan
memperoleh akses secara tertulis untuk berkomunikasi dengan
Penilai terdahulu.

KEPI 7.4 Tanggung Jawab terhadap Masyarakat
 Penilai tidak diperbolehkan:
 Melakukan Kolusi dalam rangka mendapatkan penugasan atau
pekerjaan penilaian.
 Memberikan komisi dalam bentuk apapun kepada pemberi tugas,
pengguna laporan dan pihak terkait lainnya.
 Dipengaruhi dan mempunyai kepentingan lain dengan pemberi
tugas, pengguna laporan dan pihak terkait lainnya.
 Penilai wajib bertindak jujur dan obyektif serta tidak memihak dalam
melakukan profesinya.
 Penilai tidak wajib bertanggungjawab atas laporan yang digunakan untuk
tujuan yang berbeda.
 wajib mentaati hukum serta perundang-undangan yang berlaku.
 Penilai hanya boleh melakukan promosi secara proporsional, wajar dan
pada tempatnya.

TERIMA KASIH
Email: wijayanti80@gmail.com

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24