Pendekatan Filosofis tentang Evaluasi Pe

MAKALAH
PENDEKATAN FILOSOFIS TENTANG EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Drs. H. Mangun Budiyanto, M.Si

Disusun oleh :
Abdau Qur’ani Habib

: 12490128

Andri Kurniadi

: 12490022

Novi Rahmawati

: 12490009

Umiatun Ma’rufah


: 12490007

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak
dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output
kependidikan Islam. Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan Islam yang
meletakkan faktor pengembangan fitrah anak didik, nilai-nilai agama dijadikan
landasan kepribadian anak didik yang dibentuk melalui proses tersebut, oleh karena
itu idealitas Islam yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi anak didik tidak dapat
diketahui oleh pendidik tanpa melalui proses evaluasi.1 Proses evaluasi itu sendiri

merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena evaluasi menjadi tolok
ukur bagaimana pendidikan itu berjalan, apakah sudah sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan atau masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian, fungsi, dan kedudukan evaluasi dalam pendidikan Islam?
2) Apakah ciri-ciri, alat-alat dan prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam?
3) Apakah sasaran dari evaluasi dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian, fungsi, serta kedudukan dari evaluasi dalam
pendidikan Islam
2) Untuk mengetahui ciri-ciri, alat-alat dan prinsip-prinsip evaluasi dalam
pendidikan Islam
3) Untuk mengetahui sasaran dari evaluasi dalam pendidikan Islam

1 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm. 162

2


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti tindakan atau
proses untuk menentukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. 2
Dalam bahasa arab evaluasi dikenal dengan istilah imtihan yang berarti ujian. Dan di
kenal pula dengan istilah khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses
pendidikan.3
Dari segi istilah evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang
ada dengan kriteria tertentu karena evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan
menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.4
Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia
bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan Masyarakat.5
B. Kedudukan Evaluasi Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat penting, dan
bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses

belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi diketahui apakah belajar dan
pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan
diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran
tersebut berhasil dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan
pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui
dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal
diketahuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan
perbaikan belajar dan pembelajaran.6
2Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 1
3 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 247
4 H. Abuddin Nata, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1
5 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 162
6 http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/ evaluasi-pembelajaran.html

3

Ajaran islam juga menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi tersebut, Allah
SWT. Dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci al-Qur’an memberitahukan kepada
kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas
penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik.7

C. Fungsi Evaluasi
A Tabrani Rusyan mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara komprehensif yang
meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.
2. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang
sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan
sebanyak mungkin dihindari.
3. Bagi pendidik , evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses belajar
mengajar, bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang
diberikan dan dikuasainya, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya program-program yang dilaksanakan.8
4. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.
5. Untuk menentukan angka kemajuan dan hasil belajar.
6. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
7. Untuk mengenal latar belakang muruid mengalami kesulitan-kesulitan belajar.9
Selain itu menurut Abuddin Nata (1997) evaluasi pendidikan juga berfungsi dalam
beberapa hal sebagai berikut:
a.
b.

c.
d.

Evaluasi berfungsi sebagai selektif
Evaluasi berfungsi diagnostik
Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Evaluasi sebagai pengukur keberhasilan
Sedangkan dalam ajaran islam evaluasi berfungsi untuk:

a. Menguji daya kemampuan manusia beriman kepada allah melalui berbagai problem
kehidupan
b. Mengetahui sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang telah disampaikan Nabi
kepada umatnya
c. Untuk menentukan kualifikasi keimanan dan ketaqwaan manusia kepada Allah SWT
7H. Abuddin Nata, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 134
8 Ibid., hlm. 135
9 ibid., hlm. 136

4


Hal-hal diatas antara lain berdasarkan kepada surah al-ankabut (29) ayat 2-3 dan
surah al-Baqarah (2) ayat 155.10
D. Ciri-Ciri Evaluasi Dalam Pendidikan
1. Bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung
2. Penggunaan ukuran kuantitatif penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya
menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu
diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.11
3. Evaluasi pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap, karena IQ
105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQnya 80, menurut unit
ukurannya termasuk anak dungu.
4. Bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu
yang lain.
5. Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.12
H. Alat Evaluasi
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Dalam
kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan
kenyataan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan
cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik evaluasi, ada dua teknik
evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes :

1. Teknik nontes
Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan
tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian peserta didik secara
menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, social, ucapan, riwayat hidup dan lainlain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan baik individual
maupun secara kelompok.13 yang tergolong teknik nontes antara lain:
a. Kuesioner (questioner)
Kuesioner juga biasa disebut angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur . Dengan kuesioner ini dapat

10 H. Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), hlm. 89
11 H.Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 144
12 Ibid., hlm. 145
13 Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 55

5

diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan hal
lainnya dari diri seseorang.
b. Daftar cocok (check list)
Adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang

dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cek ( √ ). Di tempat yang sudah disediakan.
c. Wawancara (interview)
Dengan melakukan wawancara, pewawancara sebagai evaluator dapat melakukan
kontak langsung dengan peserta didik yang akan dinilai, sehingga dapat diperoleh hasil
penilaian yang lebih lengkap dan mendalam.
d. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
e. Riwayat hidup
Dengan mempelajari riwayat, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap objek yang dinilai. (Arikunto,
2010: 31).
2. Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Adapun yang termasuk teknik Tes antara lain;
a. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian
perlakuan yang tepat.

b. Test formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah
mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini test formatif dapat
juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran
c. Tes Sumatif
6

Evaluasi sumatif/ tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok program / sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah,
tes formatif dapat disamakan dengan ualangan harian,sedang tes sumatif ini dapat
disamakan dengan ulagan umum yang biasanya dilaksanakn pada akhir semester.
G. Prinsip-Prinsip dalam Evaluasi Pendidikan
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam evaluasi pendidikan, antara lain:
1. Prinsip kesinambungan
Evaluasi dilakukan secara sambung menyambung dan dilakukan dari waktu ke waktu,
maka akan dapat diperoleh gambaran kemajuan yang terjadi di antara para siswa yang di
evaluasi. Dan gambaran kemajuan yang diperoleh dari peserta didik ini dapat dijadikan
sebagai langkah untuk menentukan langkah-langkah atau kebajikan-kebajikan yang perlu
diambil untuk masa-masa selanjutnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara baik.

2. Prinsip keseluruhan.
Evaluasi dapat dikatakan baik jika semua pihak yang dievaluasi dapat
melaksanakannya semua. Dengan kata lain evaluasi hasil belajar harus dapat
mencangkup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan tingkah laku
yang terjadi pada peserta didik. Dengan demikian evaluasi hasil belajar dapat
mengungkap aspek proses berpikir, bersikap, dan bertindak..14
3. Prinsip objektivitas
Objektif dalam arti bahwa evaluasi itu di laksanakan dengan sebaik-baiknya,
berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa di pengaruhi oleh unsur-unsur subjektifitas
dari evaluator.
4. Valid
Prinsip ini sangatlah penting bagi pelaksanaan evaluasi, karena prinsip memberikan
informasi yang benar. Sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman mengenai pendidikan
Islam.
5. Mendidik
Evaluasi dilakukan agar peserta didik belajar dan pendidik juga mengajar dengan
lebihbaik.
6. Berorientasi pada kompetensi
Dengan evaluasi, kompetensi dasar peserta didik akan dapat di ketahui. Seberapa
jauhkah anak menguasai materi yang telah di ajarkan.
E. Sasaran Evaluasi
Pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yakni:

14 http://blog.umy.ac.id/yaharisadoank/evaluasi-pendidikan/prinsip-evaluasi/

7

1. Segi tingkah laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian,
keterampilan murid sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
2. Segi pendidikan, artinya penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam
prosesbelajar mengajar.
3. Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar dan mengajar itu sendiri,yaitu
bahwaproses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara objektif dari guru. Sebab
baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar
yang dicapai oleh murid.15
Sasaran Evaluasi Pendidikan Islam secara garis besar meliputi 4 kemampuan dasar
anak didik yaitu:
1.
2.
3.
4.

Sikap dan pengalaman pribadinya, hubungannya dengan tuhan.
Sikap dan pengamalan dirinya, hubungannya dengan masyarakat.
Sikap dan pengalaman kehidupannya, hubungannya dengan alam sekitar.
Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku
anggota masyarakatnya, serta selaku khalifah dimuka bumi.16

BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN



Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritualreligius.



Kedudukan evaluasi dalam pendidikan ialah untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil
dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran
tidak atau belum berhasil.

15 H.Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 143
16 H.M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 162

8



Fungsi evaluasi itu sendiri umumnya untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
intruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan
tingkah laku.



Ciri-ciri yang menonjol dalam evaluasi yaitu penilaian dilakukan secara tidak
langsung, penilaiannya menggunakan ukuran kuantitatif dan bersifat relatif.



Alat-alat yang digunakan dalam evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu teknik nontes yang dapat berupa kuesioner (questioner), daftar cocok
(check list), wawancara (interview), pengamatan (observasi), serta riwayat hidup
dan teknik tes yang dapat berupa tes diagnostik, tes formatif serta tes sumatif.



Prinsip-prinsip dalam evaluasi pendidikan ada enam yaitu, prinsip kesinambungan,
prinsip keseluruhan, prinsip objektivitas, valid, mendidik, dan berorientasi pada
kompetensi.



Sasaran evaluasi dalam pendidikan yang pokok ada tiga yaitu segi tingkah laku,
segi pendidikan, dan segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar dan
mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
H.M Arifin. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Syar’i, Ahmad. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
http://blog.umy.ac.id/yaharisadoank/evaluasi-pendidikan/prinsip-evaluasi/
http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/ evaluasi-pembelajaran.html

9