REKAYASA LINGKUNGAN PENCEMARAN SUNGAI deli

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Sungai adalah salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir, sehingga pemanfaatan air di
hulu akan menghilangkan peluang di hilir. Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya social
di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat
bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu
dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan
pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar
kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya
pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air
memenuhi baku mutu. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk
keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. Untuk memperoleh air

yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah
banyak tercemar oleh limbah-limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara
kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang
sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.
Apabila diperhatikan dari hari ke hari makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai.
Pencemaran sungai ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa
dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair
industri, rumah tangga ataupun pertanian.

Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya krisis air
bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya pengawasan pemerintah dan
keengganan mereka untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan masalah
pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin parah.
1.2

Rumusan Masalah

1.1.1

Apa yang dimaksud pencemaran sungai


1.1.2

Apa saja yang menjadi sumber pencemaran sungai

1.1.3

Apa dampak dari pencemaran sungai

1.1.4

Bagaimana mencegah pencemaran sungai

1.1.5

Bagaimana menanggulangi pencemaran sungai

1.3

Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang diatas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas mengenai
pencemaran sungai. Secara khusus akan dibahas sumber, dampak dan pencegahan serta
penanggualangan pencemaran sungai yang tentu saja tidak lepas dari pengertian dan perspektif
hukum dari pencemaran sungai serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya
penjelasan mengenai dampak pencemaran sungai beserta cara penanggulangan, timbul kesadaran
dari kita semua akan betapa pentingnya sungai bagi kehidupan yang pada akhirnya pencemaran
sungai dapat dikurangi sehingga didapat sumber air yang aman dan sesuai baku mutu.

BAB II
PENCEMARAN SUNGAI
2.1

Pencemaran Sungai

Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua bergantung pada air. Untuk itu
diperlukan air yang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini,
persoalan penyediaan air yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari
segi kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran.
Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau kondisi

yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena
tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan
kebutuhan tertentu, sebagai contoh suatu sungai yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai
pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara
utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti
pencemaran air, pencemaran air sungai, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan
pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan
hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan
air yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk
hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air sungai dikatakan tercemar apabila

kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan

sesuai peruntukannya.
2.2

Bahan Pencemar Air Sungai

Pada dasarnya bahan pencemar air dikelompokan menjadi :
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu,
sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, serta tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan
banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam sumber air seperti
sungai, maka sungai tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam sungai
akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein
(hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk
diminum atau untuk mandi.
b) Bahan buangan padat, yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan
yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila
dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun
pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka
kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan
perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi

penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan
terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme dalam air
juga terganggu. Terjadinya endapan di dasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan
organisme dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air yang mungkin
mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain itu, endapan juga dapat
menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi datangnya sinar matahari.
Pembentukan koloidal terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehingga sebagian ada yang
larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini

juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat fotosintesa dan berkurangnya
kadar oksigen dalam air.
c) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung
virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan
(disentri, kolera, diare, tyfus) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah
tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia
d) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral, Bahan buangan anorganik sukar didegradasi
oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari
limbah industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As),
Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.

Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.Kesadahan air yang
tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi melalui proses
pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ionion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka
air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut
tidak layak minum. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh
biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati,
limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
e) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa
organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah
industri dan limbah minyak.
Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan
pembersih lainnya yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya buih-buih sabun pada
permukaan air.
Sebagian dari bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan
menggunung dimana-mana serta larutan sabun akan menaikkan pH air hingga 10,5-11 sehingga

dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan nonfosfat dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
2.3 Cara Mencegah Pencemaran Air Sungai di Indonesia
Menurut Achmad Lutfi,2009:01 untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di
Indonesia kita perlu melakukan berbagai langkah diantaranya adalah:

1. Melestarikan tumbuhan di hulu sungai dan membuat sengkadan pada lahan pertanian yang
miring. Agar tidak menimbulkan erosi tanah, di sekitar hulu sungai sebaiknya ditanami tumbuhtumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan pertanian yang miring dibuat
sengkedan agar tidak menimbulkan erosi dan tanah longsor
2. Tidak membuang sampah apapun ke dalam sungai
Sampah seharusnya memang tidak di buang ke sungai tetapi sampah dapat dimanfaatkan menjadi
barang yang berguna. Misalnya:
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang berguna. Misalnya dapat diolah
menjadi karet.
Sampah organik yang dapat diuraiakan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah,
kemudian kalau sudah membusuk dapat digunkan sebagai pupuk.
3. Tidak menggunakan pupuk atau pestisida secara berlebihan
Penggunaan pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan pertanian yang
airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Maka dari itu,
penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran yang serius
4. Mengolah limbah industri menjadi barang yang bermanfaat. Misalnya mengolah limbah
industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun menjadi micin (yang
dapat digunakan sebagai penguat rasa makanan).

5. Memanfaatkan tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali

menjadi barang-barang kerajinan, seperti tas
6. Melestarikan hutan
Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan tidak
berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi air dan
volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat menyerap CO2 dan
menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam yang dapat merusak ekosistem air
sungai.
7. Membuat undang-undang mengenai pencemaran air sungai di Indonesia serta melakukan
pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah tersebut.
8. Yang paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai di Indonesia adalah menyadarkan
masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan. Karena dengan
kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan sungai tanpa paksaan dari pihak
manapun sehingga mereka tidak akan membuang bahan pencemaran ke dalam sungai dan sungai
akan terjaga kelestariannya yang akan membawa kesejahteraan bagi makhluk hidup di
sekitarnya.

BAB III
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUNGAI
3.1


Pencegahan Pencemaran Sungai

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran sungai :
1.

Penggunaan detergen secukupnya,

2.

Tidak mebuang sampah ke sungai

3.

Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya,

4.

Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL),

5.


Reboisasi

6.

Pengomposan sampah organik,

7.

Pendaurulangan sampah anorganik.

3.2

Penanggulangan Pencemaran Air Sungai
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran
Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah
satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah
melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan
beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta
dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber
lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan
melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan
secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk

mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang
dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat
memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya
meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin.
Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan
buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu
yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai
dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula
mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut. Kitapun perlu
memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi
masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti
mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus
bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman
dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian
terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau
berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang
akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai
contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber bencana
yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah
barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi
makhluk hidup dan lingkungan ? Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air.
Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara
baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau
peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut
dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak
pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar maupun

tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun
demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan
kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman,
bersih dan sehat.

BAB IV
PENUTUP
4.1
1.

Simpulan
Pencemaran air sungai adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen

lainnya kedalam air sungai sehingga menyebabkan turunnya kualitas air sungai yang terganggu
ditandai dengan perubahan bau yang menyengat, rasa, dan warna yang keruh.
2.

Bahan pencemaran sungai dapat dikelompokkan menjadi sampah, bahan buangan padat,

bahan pencemar penyebab penyakit, bahan pencemar senyawa anorganik/mineral, bahan
pencemar oganik, bahan pencemar zat radioaktif, bahan pencemar endapan/sedimen
3.

Secara umum penyebab pencemaran sungai dikelompokkan menjadi limbah industri,

limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah pertambangan, dan limbah rumah sakit.
4.

Pencegahan pencemaran sungai antara lain tidak membuang sampah penggunaan detergen

secukupnya, penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya, setiap industri atau pabrik
menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), reboisasi, pengomposan sampah
organik, dan pendaurulangan sampah anorganik.
5.

Penanggulangan pencemaran sungai antara lain melakukan pengelolaan sampah seperti

melakukan pengomposan sampah organik dan mendaur ulang sampah anorganik dan limbah
industri. Selain itu kita bisa melakukan program kali bersih (PROKASIH) untuk menanggulangi
sungai-sungai yang tercemar.
4.2

Saran

Kesadaran akan pentingnya memelihara kelestarian sungai sangat penting. Melakukan segala
pencegahan dan penanggulangan tidak akan berjalan apabila tidak adanya kesadaran masyarakat
akan pentingnya sungai. Untuk itu marilah kita jaga dan lestarikan sungai kita dari hal terkecil
seperti tidak membuang sampah ke sungai. Melestarikan alam adalah kewajiban kita sebagai
pelajar dan generasi penerus.

Pencemaran Sungai Ciliwung kian
parah
Kamis, 5 September 2013 18:29 WIB | 20.855 Views

Depok (ANTARA News) - Pencemaran Sungai Ciliwung kian parah akibat limbah yang
diduga berasal dari pabrik dan tempat usaha di sekitar sungai di Kota Depok, Jawa
Barat.Penelusuran Antara selama dua jam dengan menggunakan perahu karet bersama dengan
pemerintah daerah setempat dan Komunitas Ciliwung menemukan bahwa sungai tidak hanya
dicemari tumpukan sampah, tapi juga limbah sisa pabrik dan juga limbah dari warga.
Ditemukan pula urukan tanah hingga mendekati bibir sungai di sebuah perumahan elit.
Kondisi itu membuat bibir sungai rawan longsor dan membahayakan masyarakat. Limbah yang
ditemukan terdiri dari limbah sisa pabrik tahu, meubel (furniture) hingga limbah rumah tangga.
"Perumahan ini sudah beberapa kali kami peringatkan tetapi tetap membandel," kata Kepala
Bidang Pengawasan BLH Depok Sarwi Amanulah. Dikatakannya hasil temuan ini akan segera
dikoordinasikannya pada sejumlah dinas terkait untuk dapat melakukan tindakan tegas.
Sarwi mengatakan tak hanya menimbulkan bau tak sedap, limbah yang ada juga diyakini telah
merusak ekosistem alam yang ada disekitarnya.
Koordinator Komunitas Ciliwung, Taufik, mengatakan perlu adanya sikap tegas dari
pemerintah terhadap kondisi ini. Sebab, jika tak mendapat perhatian serius maka bukan tidak
mungkin Sungai Ciliwung akan beralih fungsi hingga bisa menimbulkan bencana alam.
Ia mengatakan tumpukan sampah dan limbah salah satu pabrik beberapa bulan lalu hanya
mencapai lima meter namun kini sudah mencapi sepuluh meter lebih. Parahnya lagi, banyak
perumahan baru yang dibangun telah merusak hutan di bantaran kali. Ketua Komisi C DPRD

Kota Depok Enty Sukarti mengatakan Pemerintah Kota Depok dapat memperhatikan hal tersebut
agar Sungai Ciliwung tetap dapat terjaga keaslian alamnya.
ABSTRAKSI
Sesuai dengan kenyataan yang ada, sungai Indonesia semakin tercemar oleh berbagai
bahan pencemar. Bahan pencemaran bisa masuk ke sungai pada umumnya disebabkan oleh
perilaku manusia. Dampak negatif yang disebabkan karena pencemaran air sungai sangat
banyak dan memebahayakan mahluk hidup sehingga kita perlu melakukan berbagai langkah
untuk menanggulangi terjadinya pencemaran air sungai di Indonesia.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai
pencemaran air sungaui di Indonesia, mulai dari pengertian, penyebab, dampak, sampai cara
menanggulanganinya. Sehingga dari uraian-uraiannya kita dapat mengetahui dan memahami
pentingnya menjaga dan melestarikan aliran sungai.
Menjaga dan melestarikan air sungai bertujuan untuk mencegah dampak-dampak
buruk yang timbul akibat tercemarnya air sungai, serta agar kita dapat memanfaatkan aliran
sungai tersebut untuk mensejahterakan kehidupan secara luas.
Perkembangan zaman yang semakin modern ini sangat berdampak pada pencemaran
air sungai, sehingga kita dituntut untuk terus menjaga dan merawat sungai dengan giat dan
penuh kesadaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekarang ini air sungai di Indonesia
sudah semakin tercemar, sehingga kita harus menjaga, merawat, dan melestarikannya dengan
penuh kesadaran supaya beban pencemarannya tidak terus berkelanjutan sehingga jika air
kita bersih dan tidak tercemar, kita dapat memanfaatkannya untuk mensejahterakan
kehidupan secara luas.

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV.SEMBADA TAMBAKBOYO

4 50 26

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 5 10

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

1 3 7

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA METRO

15 107 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

6 60 62