T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer
Kabupaten Grobogan

pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek

Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan
Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah
29 siswa pada pembelajaran IPA. Mata Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 04
Jambangan diampu oleh guru kelas V yaitu Ibu Sri Handayani, S.Pd.SD. Beliau
mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas V kecuali untuk mata
pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI,
Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian,
terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada
hari Senin, 30 Januari 2017 dengan melakukan wawancara dengan guru kelas V di
SD Negeri 04 Jambangan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan ditemukan

beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Permasalahan yang muncul pada mata pelajaran IPA

adalah masih terdapat

beberapa siswa kelas V khususnya dalam pembelajaran IPA yang hasil belajarnya
belum mencapai KKM, kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran, dan
siswa pasif dalam mengkuti pembelajaran IPA. Beberapa permasalahan tersebut
menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas V SD
Negeri 04 Jambangan, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan
pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa
kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Kondisi yang demikian berdampak
pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria.
Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM yang
telah ditetapkan dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri 04 Jambangan hasil belajar
mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan sebelum pelaksanaan

43

44


tindakan diperoleh dari data ulangan harian mata pelajaran IPA siswa kelas V SD
Negeri 04 Jambangan semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.
4.2 Deskripsi Kondisi Awal
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar
Sebelum pelaksanaan siklus I dan II, peneliti melakukan observasi awal
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajarnya
terutama pada pelajaran IPA. Selain observasi secara langsung peneliti juga
mendapatkan data dari guru kelas V melalui dokumentasi kelas. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri 04 Jambangan semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 29 siswa pada pembelajaran IPA, terlihat
bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari nilai hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan, dimana sebagian besar
siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Dari
kondisi inilah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran IPA. Data hasil perolehan
nilai pada kondisi awal atau sebelum dilakukannya tindakan dapat disajikan dalam
bentuk tabel 4.1
Tabel 4.1
Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 04 Jambangan

Jumlah Siswa
No

Nilai

Frekuensi

Presentase

1

85-94

2

6,8%

2

75-84


2

6,8%

3

65-74

11

37,9%

4

55-64

5

17,2%


5

45-54

6

20,5%

6

35-44

4

13,7%

Jumlah

29


100%

Tuntas

10

35,5%

45

Tidak tuntas

19

Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah

64,5%

59,48
90
35

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang belum tuntas lebih banyak
dibandingkan dengan siswa yang sudah tuntas, diketahui nilai antara 35-44
memiliki frekuensi 4 dengan presentase 13,7% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai
antara 45-54 memiliki frekuensi 6 dengan presentase 20,5% dari jumlah
keseluruhan, nilai antara 55-64 memiliki frekuensi 5 dengan presentase 17,2 % dari
jumlah keseluruhan, nilai antara 65-74 memiliki frekuensi 11 dengan presentase
37,9% dari jumlah keseluruhan, nilai antara 75-84 memiliki frekuensi 2 dengan
presentase 6,8% dari jumlah keseluruhan, nilai antara 85-94 memiliki frekuensi 2
dengan presentase 6,8% dari jumlah keseluruhan.
Hasil belajar siswa yang masih rendah dibuktikan dengan nilai ulangan mata
pelajaran IPA semester II siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan masih banyak
siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, maka peneliti merasa
perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode
pembelajaran yang lain. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model
pembelajaran Group Investigation, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS
melalui penelitian tindakan kelas .

4.3 Diskripsi Siklus
Sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Mei 2017, pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Mei 2017, dan pertemuan ketiga dilakasanakan
pada hari Sabtu, 6 Mei 2017, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 jam
pelajaran (2x35 menit).
4.3.1. Tahap Perencanaan
Sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran

46

kooperatif type Group Investigation. Tahap perencanaan dimulai dengan meminta
izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah, dilanjutkan dengan meminta izin
kepada guru kelas V dimana subjek penelitian merupakan siswa kelas V untuk
dilakukan penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru

kelas V untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA, peneliti kemudian
melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mendapatkan informasi
mengenai subjek penelitian yang akan digunakan peneliti untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Peneliti bersama guru berdiskusi tentang Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Setelah mendapatkan Standar Kompetensi (SK): 6. Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan Kompetensi Dasar (KD):
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, peneliti melanjutkkan tahap selanjutnya
dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran berlangsung. Selain
melakukan

observasi

peneliti

juga

megumpulkan


informasi

mengenai

hambatanhambatan yang dialami pada saat proses pembelajaran dan meminta hasil
ulangan harian pada materi sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan pada saat observasi dan wawancara peneliti menyiapkan
metode pembelajaran untuk memperbaiki hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD
Negeri 04 Jambangan. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah menetapkan
tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran yaitu sifat-sifat
cahaya, mengidentifikasi dan merumuskan masalah dengan berbagai pihak yang
bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang
memuaskan, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk diperbaiki pada
pembelajaran siklus I dengan model

kooperatif

Type Group Investigation,

mengorganisisasikan alat serta bahan yang dibutuhkan karena dalam penelitian ini

siswa bekerja dengan beragam material dan peralatan, pelaksanaan dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas, menyusun instrument observasi yang digunakan
sebagai panduan peneliti dalam mengamati pencapaian pengajar maupun peserta

47

didik dalam kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif type Group
Investigation . Menyusun alat penilaian yang berupa tes tertulis yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
Peneliti sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti
melakukan konsultasi mengenai rencana pelasanakan pembelajaran dengan model
kooperatif type Group Investigation untuk digunakan dalam peneliti dalam
Penelitian Tindakan Kelas. Selanjutnya peneliti melakukan uji coba intrumen
digunakan dalam soal tes untuk mengetahui kemampuan hasil belajar sesudah
dilakukan penelitian. Uji instrument ini dilakukan untuk mengetahui soal yang
digunakan layak dipakai atau tidak, sedangkan reliabel digunakan untuk mengukur
keajegan soal jika digunakan secara berulang-ulang. Uji Instrumen validitas dan
reliabel soal dilakukan di kelas VI SD Negeri 04 Jambangan pada hari Kamis, 20
April 2017.
4.3..2 Pelaksanaan Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian
siklus I. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masingmasing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian proses
pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Mei
2017 pada jam 07.00- 08.10 WIB guru kelas V sebagai observer, dan peneliti
sebagai pengajar. Kegiatan awal pada pertemuan siklus I diawali dengan guru
memberikan salam. Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah beroda, guru
mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir pada
pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab kepada siswa tentang cahaya. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran mengenai materi yang akan dipelajari yaitu sifat cahaya dapat
merambat lurus, sifat cahaya dapat menembus benda bening, sifat cahaya dapat
dipantulkan, sifat cahaya dapat dibiaskan, dan sifat cahaya dapat diuraikan.

48

Kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali
dengan siswa dan guru tanya jawab tentang sifat-sifat cahaya. Kemudian siswa
dibimbing mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya dan menuliskan di
buku catatan masing-masing. Setelah mengidentifikasi masalah, siswa dibagi dalam
kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Guru membagi kelompok untuk melakukan
investigasi pada pertemuaan kedua.
Pada kegiatan penutup pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang materi yang belum di pahami. Setelah siswa bertanya tentang materi yang
belum dipahami, guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah
dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi. Selanjutnya
guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyiapkan alat-alat percobaan
sebagai tindak lanjut. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Mei 2017 pada jam
07.00-08.10 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan pada pertemuan
kedua ini, guru kelas V sebagai observer, dan peneliti sebagai pengajar. Kegiatan
awal pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam. Siswa berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu
siswa. Guru mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab kepada siswa tentang alat-alat percobaan pada pertemuan pertama.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan awal selesai, siswa
duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang dibentuk sebelumnya pada
pertemuan pertama. Kemudian siswa diberikan lembar kerja. Siswa diberi
kesempatan untuk menentukan hipotesis. Setelah sudah menentukan hipotesis yang
relevan dengan materi, siswa melakukan investigasi bersama dengan teman
sekelompoknya. Pada kegiatan penutup pembelajaran guru menanyakan kepada
siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru
melakukan refleksi. Setelah melakukan refleksi, siswa membuat kesimpulan dari
hasil percobaan sebagai bahan diskusi dipertemuan berikutnya. Guru menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Mei 2017 pada jam 07.0008.10 WIB, guru kelas V sebagai observer dan peneliti sebagai pengajar. Pada

49

pertemuan ketiga ini, alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan awal diawali dengan guru
memberikan salam. Kemudian siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru
mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir pada
pembelajaran berlangsung. Setelah mengabsen, guru melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab kepada siswa tentang rancangan kesimpulan. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai, siswa duduk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang dibentuk sebelumnya pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Siswa mendiskusikan hasil percobaan. Kemudian siswa
menyampaikan hasil percobaan. Setelah menyampaikan hasil percobaan, siswa
bersama guru membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya. Pada kegiatan
penutup pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah
dilakukan hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal tes untuk menguji
kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Guru menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.
Hasil rekapitulasi tindakan penelitian berupa hasil belajar kognitif, afektif,
dan psikomotor IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan setelah pelaksanaan
tindakan siklus I menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI),
berikut hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan dengan
kompetensi dasar (KD) 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dapat dilihat pada
tabel berikut

Tabel 4.2
Hasil Belajar Kognitif Siswa Mata Pelajaran IPA Siklus I Kelas V SD Negeri 04
Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

50

Jumlah Siswa
No

Nilai

Frekuensi

Presentase

1

95-100

2

6,9%

2

85-94

1

3,6%

3

75-84

11

37,9%

4

65-74

9

31%

5

55-64

4

13,8%

6

45-54

2

6,8%

Jumlah

29

100%

Tuntas

19

65,5%

Tidak tuntas

10

34,5%

Rata-rata

71,20

Nilai Tertinggi

95

Nilai Terendah

45

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation menunjukkan bahwa perbandingan siswa yang
mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 19 siswa (65,5%) sedangkan siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa (34,5%). Dengan nilai
rata-rata 71,20 sedangkan nilai terendah 45 dari nilai tertinggi 95. Penilaian hasil
belajar tidak hanya kognitif tetapi mencakup juga afektif. Penilaian afektif yaitu
menilai tentang sikap siswa. Penilaian hasil belajar afektif IPA terdapat beberapa
kriteria yaitu kerjasama kelompok, toleransi, mendengarkan pendapat orang lain,
memberikan solusi.. Rubik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif IPA siklus I
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II

51

No

1

2
3

4

Aspek

Kerjasama
dengan
Kelompok
Toleransi
Mendengarka
n pendapat
orang lain
Memberikan
Solusi

Nilai
Terti
nggi

Nilai
Tere
ndah

75

50

100

50

75

25

75

25

Nilai
Rata
Rata
68,9
6

Nilai
Klasi
kal

Nilai
Terti
nggi

Nilai
Tere
ndah

67,2
4

100

50

77,5
8
64,6
5

79,3
1
67,2
4

100

50

100

50

61,2
0

67,2
4

100

50

Nilai
Rata
Rata
77,5
8

Nilai
Klasi
kal

82,7
5
81,0
3

96,5
5
89,6
5

62,9
3

86,2
0

93,1
0

Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data rekapitulasi hasil belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA siklus I menunjukkan pencapaian nilai afektif pada aspek
kerjasama kelompok nilai rata-ratanya adalah 68,96 (75,86%) ; toleransi dengan
kelompok nilai rata-ratanya adalah 77,58 (65,51%); katelitian dalam mengarjakan
tugas nilai rata-ratanya adalah 64,65 (75,86%), sedangkan kemampuan dalam
menjelaskan materi pada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 62,93 (68,96%).
Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa hasil belajar afektif
siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yaitu 100,
sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 25.
Penilaian psikomotor yaitu menilai tentang ketrampilan siswa. Penilaian
hasil belajar psikomotor IPA terdapat beberapa kriteria yaitu Ketepatan dalam
menjawab materi, ketelitian dalam menuliskan tugas, Kemampuan dalam menjelaskan
materi pada kelompok lain dan Kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban kelompok
lain.Rubik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor IPA siklus I
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II

52

No

Aspek

1

Ketepatan dalam
menjawab materi
Ketelitian dalam
menuliskan materi
Kemampuan dalam
menjelaskan materi
pada kelompok lain
Kemampuan siswa
dalam menanggapi
jawaban kelompok
lain

2
3

4

Nilai
Terti
nggi

Nilai
Tere
ndah

100

50

75

25

75

25

75

50

Nilai
Rata
Rata
78,4
4
63,6
2
61,2
0

Nilai
Klasi
kal

Nilai
Terti
nggi

Nilai
Tere
ndah

79,1
0
67,2
4
64,6
5

100

50

100

50

100

50

68,1
0

67,2
4

100

50

Nilai
Rata
Rata
80,1
7
78,4
4
79,3
1

Nilai
Klasi
kal

76,7
4

86,2
0

93,1
0
89,6
5
86,2
0

Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor siswa kelas V mata
pelajaran IPA siklus I dengan jumlah aspek yang dinilai yaitu ketetapan menjawab
materi yang sudah ditentukan oleh kelompok nilai rata-ratanya adalah 78,44
(68,94%), ketelitian dalam menuliskan materi jawaban pada lembar kerja kelompok
nilai rata-ratanya adalah 63,62 (72,41%), kemampuan siswa dalam menjelaskan
materi kepada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 61,20 (65,51%) dan aspek
terakhir kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban nilai rata-ratanya adalah
68,10 (72,41%). Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa
hasil belajar psikomotor siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 25.
Pada hasil observasi kinerja guru pada siklus I dengan 3 kali pertemuan
berupa lembar observasi guru melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran Group Investigation dan lembar observasi aktivitas siswa terhadap
pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation. Pengisian lembar
observasi pada pertemuan pertama, pertemuan keduan dan pertemuan ketiga
dilakukan oleh observer. Pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga
dilakukan dengan observer yang sama agar pengamatan dapat diketahui
perkembangannya dengan baik.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa siklus I
kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

53

No

Aspek

Skor

Presentase

1

Keaktifan

11

78,57%

2

Perhatian

10

71,43%

3

Kedisiplinan

11

78,57%

4

Penugasaan

11

78,57%

5

Performa

11

78,57%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi siswa pada siklus I dapat dilihat
bahwa keaktifan siswa mendapatkan jumlah 11 (78,57%) menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ”tinggi”, perhatian siswa berjumlah
menunjukkan 10 (71,43%) bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran “tinggi”,
kedisiplinan berjumlah 11 (78,57%) menunjukkan bahwa kedisplinan siswa dalam
proses pembelajaran “tinggi”, penugasan berjumlah 11 (78,57%) menunjukkan
bahwa siswa saat diberi tugas pada proses pembelajaran ”tinggi” dan performance
siswa berjumlah 11 (78,57%) menunjukkan performance dalam proses
pembelajaran “tinggi”.
Tabel 4.6
Rekapitulasi Lembar Observasi Guru siklus I
Kelas IV SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
No
Aspek
Skor
Presentase
1.
Pemberian motivasi
10
90,90%
2.
Sistematika penyajian
10
90,90%
3.
Penugasan materi
9
81,82%
4.
Penerapan model
9
81,82%
5.
Penggunaan media
10
90,90%
6.
Performa
9
81,82%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi guru pada siklus I dapat dilihat
bahwa pemberian motivasi guru mendapatkan jumlah menunjukkan bahwa
pemberian motivasi guru dalam proses pembelajaran ”tinggi”, sistematika
penyajian berjumlah menunjukkan bahwa sistematika penyajian guru dalam
pembelajaran “tinggi”, penugasan berjumlah menunjukkan bahwa saat guru
memberikan tugas pada siswa dalam proses pembelajaran “tinggi”, penerapan

54

model menunjukkan bahwa saat guru menggunakan model pada proses
pembelajaran sangat tinggi, penggunaan media guru mendapatkan jumlah
menunjukkan bahwa penggunakan media guru pada proses pembelajaran sangat
tinggi dan performance siswa dalam proses pembelajaran “tinggi.
4.3.3 Refleksi
Apa bila dicermati pada tabel 4.1 dan 4.2 terdapat perbedaan perolehan
nilai. Meskipun data menunjukkan adanya peningkatan belajar yaitu dari sebelum
perbaikan sebesar 35% menjadi 65% namun hal ini belum sepenuhnya perbaikan
pembelajaran pada siklus I berhasil. Sebab masih banyak terdapat siswa yang belum
memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal. Maka peneliti berupaya memperbaiki
pembelajaran selanjutnya dengan pokok bahasan koperasi serta mengadakan revisirevisi mengenai langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam penelitian
terutama menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan model pembelajaran yang
dipakai, sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian
peneliti melanjutkan pada program siklus II yang telah direncanakan.
4.4 Deskripsi Siklus II (3x pertemuan)
Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada
siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 8 Mei 2017,
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei 2017, dan pertemuan ketiga
dilakasanakan pada hari Rabu, 10 Mei 2017, masing-masing pertemuan
berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).
4.4.1 Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model kooperatif
type Group Investigation. Tahap perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada
kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Setelah

mendapatkan izin dari kepala sekolah, dilanjutkan dengan meminta izin kepada

55

guru kelas V dimana subjek penelitian merupakan siswa kelas V untuk dilakukan
penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas V untuk
melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA, peneliti kemudian melakukan
wawancara dengan guru kelas V untuk mendapatkan informasi mengenai subjek
penelitian yang akan digunakan peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Peneliti bersama guru berdiskusi tentang Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Setelah mendapatkan Standar Kompetensi (SK): 6.2 Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan Kompetensi Dasar (KD):
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana
dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, peneliti melanjutkkan tahap selanjutnya
dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran berlangsung. Selain
melakukan observasi peneliti juga mengumpulkan informasi mengenai hambatanhambatan yang dialami pada saat proses pembelajaran dan meminta hasil ulangan
harian pada materi sebelumnya.
4.4.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan,
masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian proses
pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 8 Mei
2017 pada jam 07.00- 08.10 WIB guru kelas V sebagai Observer dan peneliti
sebagai pengajar. Observer mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Kegiatan awal pada pertemuan siklus II dengan alokasi 10 menit diawali dengan
guru memberikan salam. Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah beroda, guru
mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir pada
pembelajaran berlangsung, selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan mengaja

56

siswa bernyanyi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai
materi yang akan dipelajari.
Kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali
dengan siswa dan guru tanya jawab tentang penerapan sifat-sifat cahaya. Kemudian
siswa dibimbing mengidentifikasi masalah tentang alat-alat pembuatan periskop
menuliskan di buku catatan masing-masing. Setelah mengidentifikasi masalah,
siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Guru membagi kelompok
untuk melakukan percobaan pada pertemuaan kedua. Kegiatan inti dilaksanakan
dengan alokasi waktu selama 50 menit.
Pada kegiatan penutup dengan alokasi waktu selama 10 menit, pembelajaran siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum di pahami. Setelah
siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami, guru menanyakan kepada
siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru
melakukan refleksi. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menyiapkan alat-alat pembuatan periskop sederhana sebagai tindak lanjut. Guru
menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei 2017 pada jam
07.00-08.10 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan pada pertemuan
kedua ini guru kelas V sebagai pengajar. Observer mengamati berlangsungnya
kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal dengan alokasi 10 menit, pembelajaran
diawali dengan guru memberikan salam. Siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru
mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
kepada siswa tentang alat-alat pembuatan periskop. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Kegiatan awal selesai, siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang
dibentuk sebelumnya pada pertemuan pertama. Kemudian siswa diberikan lembar
kerja. Siswa memperispkan alat-alat percobaan. Siswa diberi kesempatan untuk
menentukan hipotesis. Setelah menentukan hipotesis yang relevan dengan materi,
siswa membuat periskop bersama dengan teman sekelompoknya. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan alokasi 50 menit.

57

Pada kegiatan penutup dengan alokasi waktu selama 10 menit, pembelajaran guru
menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini.
Kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi. Setelah melakukan refleksi,
siswa membuat rencana kesimpulan dari hasil pembuatan periskop sebagai bahan
diskusi dipertemuan berikutnya.. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan
salam.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret 2017 pada jam
07.00-08.10 WIB guru kelas V sebagai

pengajar. Observer mengamati

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ketiga ini, alokasi waktu
2x35 menit. Kegiatan awal dengan alokasi 10 menit, diawali dengan guru
memberikan salam. Kemudian siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru
mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir pada
pembelajaran berlangsung. Setelah mengabsen, guru melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab kepada siswa tentang rencana kesimpulan dari hasil pembuatan
periskop. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah kegiatan awal selesai, siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok
yang dibentuk sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa
mendiskusikan hasil pembuatan periskop. Kemudian siswa menyampaikan hasil
pembuatan periskop. Setelah menyampaikan hasil pembuatan periskop, siswa
bersama guru membuat kesimpulan tentang pembuatan periskop sederhana. Pada
kegiatan penutup pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan
yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal tes untuk menguji
kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Guru menutup
pembelajaran dengan doa dan salam.
Tindakan penelitian berupa presentase nilai IPA siswa kelas V SD Negeri
04 Jambangan setelah pelaksanaan tindakan siklus II menggunakan model
pembelajaran kooperatif type Group Investigation, berikut disajikannya hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan dengan kompetensi dasar (KD)
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana
dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

58

Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil belajar Kognitif di siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017
Jumlah Siswa
No

Nilai

Frekuensi

Presentase

1

95-100

4

17,2

2

85-94

9

34,5

3

75-84

10

31

4

65-74

5

13,8

5

55-64

1

3,5

Jumlah

29

100%

Tuntas

27

93%

Tidak tuntas

2

7%

Rata-rata

82,54

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

55

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation menunjukkan bahwa perbandingan siswa yang
mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 27 siswa (93%) sedangkan siswa
yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 2 siswa (7%) . Dengan
nilai rata-rata 82,54 sedangkan nilai terendah 55 dari nilai tertinggi 100. Berarti
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
pemahaman belajar siswa meningkat pada materi yang telah disajikan oleh guru
serta indikator kinerja pada penelitian siklus II telah berhasil tercapai
Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif tetapi mencakup juga afektif.
Penilaian afektif yaitu menilai tentang sikap siswa. Penilaian hasil belajar afektif
IPA terdapat beberapa kriteria yaitu kerjasama kelompok, toleransi, mendengarkan
pendapat orang lain, memberikan solusi. Rubik penilaian sikap didapat hasil belajar

59

afektif berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif IPA siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II
No

1
2
3
4

Aspek

Kerjasama dengan
Kelompok
Toleransi
Mendengarkan pendapat
orang lain
Memberikan Solusi

Nila
i
Ter
ting
gi

Nila
i
Ter
end
ah

75

50

100

50

75

25

75

25

Nila
i
Rat
aRat
a
68,9
6
77,5
8
64,6
5
61,2
0

Nila
i
Kla
sika
l

Nila
i
Ter
ting
gi

Nila
i
Ter
end
ah

67,2
4
79,3
1
67,2
4
67,2
4

100

50

100

50

100

50

100

50

Nila
i
Rat
aRat
a
77,5
8
82,7
5
81,0
3
62,9
3

Nila
i
Klas
ikal

93,1
0
96,5
5
89,6
5
86,2
0

Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa data rekapitulasi hasil belajar siswa kelas V
pada mata pelajaran IPA siklus II menunjukkan pencapaian nilai afektif pada aspek
kerjasama kelompok nilai rata-ratanya adalah 77,58 (82,75%), toleransi dengan
kelompok nilai rata-ratanya adalah 82,75 (86,20%), ketelitian dalam mengarjakan
tugas nilai rata-ratanya adalah 81,03 (86,20%), sedangkan kemampuan dalam
menjelaskan materi pada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 62,93 (68,96%).
Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa hasil belajar afektif
siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yaitu 100,
sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50.
Penilaian psikomotor yaitu menilai tentang ketrampilan siswa. Penilaian
hasil belajar psikomotor IPA terdapat beberapa kriteria yaitu Ketepatan dalam
menjawab materi, ketelitian dalam menuliskan tugas, Kemampuan dalam menjelaskan
materi pada kelompok lain dan Kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban kelompok
lain.Rubik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9

60

No

1
2
3

4

Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor IPA siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II
Nila Nila Nila Nila Nila Nila Nila Nila
Aspek
i
i
i
i
i
i
i
i
Tert Ter Rat Kla Tert Ter Rat Klas
ingg end
asika ingg end
aikal
i
ah
Rat
l
i
ah
Rat
a
a
Ketepatan dalam
100
50
78,4 79,1 100
50
80,1 93,1
menjawab materi
4
0
7
0
Ketelitian dalam
75
25
63,6 67,2 100
50
78,4 89,6
menuliskan materi
2
4
4
5
Kemampuan dalam
75
25
61,2 64,6 100
50
79,3 86,2
menjelaskan materi pada
0
5
1
0
kelompok lain
Kemampuan siswa
75
50
68,1 67,2 100
50
76,7 86,2
dalam menanggapi
0
4
4
0
jawaban kelompok lain

Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor siswa kelas V mata
pelajaran IPA siklus II dengan jumlah aspek yang dinilai yaitu ketetapan menjawab
materi yang sudah ditentukan oleh kelompok nilai rata-ratanya adalah 80,17
(82,75%) ketelitian dalam menuliskan materi jawaban pada lembar kerja kelompok

nilai rata-ratanya adalah 78,44 (89,65%), kemampuan siswa dalam menjelaskan
materi kepada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 79,31 (86,20%) dan aspek
terakhir kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban nilai rata-ratanya adalah
76,74 (79,31%). Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa

hasil belajar psikomotor siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50.
Pada hasil observasi kinerja guru pada siklus II dengan 3 kali pertemuan
berupa lembar observasi guru melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran Group Investigation dan lembar observasi aktivitas siswa terhadap
pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation. Pengisian lembar
observasi pada pertemuan pertama, pertemuan keduan dan pertemuan ketiga
dilakukan oleh observer. Pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga

61

dilakukan dengan observer yang sama agar pengamatan dapat diketahui
perkembangannya dengan baik.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
No
Aspek
Skor
Presentase
1
Keaktifan
13
92,85%
2
Perhatian
12
85,71%
3
Kedisiplinan
13
92,85%
4
Penugasaan
13
92,85%
5
Performa
12
85,71%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi siswa pada siklus II dapat dilihat
bahwa keaktifan siswa mendapatkan jumlah 13 (92,85%) menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ”sangat tinggi”, perhatian siswa
berjumlah 12 (85,71%) menunjukkan bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran
“tinggi”, kedisiplinan berjumlah 13 (92,85%) menunjukkan bahwa kedisplinan
siswa dalam proses pembelajaran “sangat tinggi”, penugasan berjumlah 13 (92,85)
menunjukkan bahwa siswa saat diberi tugas pada proses pembelajaran ”sangat
tinggi” dan performance siswa berjumlah 12 (85,71%) menunjukkan performance
dalam proses pembelajaran “tinggi.

Tabel 4.11
Rekapitulasi Lembar Observasi Guru siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
No
Aspek
Skor
Presentase
1.
2.
3.

Pemberian motivasi
Sistematika penyajian
Penugasan materi

10
11
9

90,90%
100%
81,81%

62

4.
5.
6.

Penerapan model
Penggunaan media
Performa

10
11
10

90,90%
100%
90,90%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi guru pada siklus II dapat dilihat
bahwa pemberian motivasi guru mendapatkan jumlah 10 (90,90%) menunjukkan
bahwa pemberian motivasi guru dalam proses pembelajaran ”Sangat tinggi”,
sistematika penyajian berjumlah 11 (100%) menunjukkan bahwa sistematika
penyajian guru dalam pembelajaran “Sangat tinggi”, penugasan berjumlah 9
(81,81%) menunjukkan bahwa saat guru memberikan tugas pada siswa dalam
proses pembelajaran “tinggi”, penerapan model 10 (90,90%) menunjukkan bahwa
saat guru menggunakan model pada proses pembelajaran “sangat tinggi”,
penggunaan media guru mendapatkan jumlah 11 (100%) menunjukkan bahwa
penggunakan media guru pada proses pembelajaran “sangat tinggi” dan performa
berjumlah 10 (90,90%) dalam proses pembelajaran guru memiliki performan
“sangat tinggi.
4.4.3 Refleksi siklus II
Hasil pembelajaran pada siklus II yang terdiri dari tiga pertemuan yaitu
pertemua pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga diperoleh data berupa
hasil keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif
type Group Investigation dan respon siswa terhadap pemebelajaran dengan
model kooperatif type Group Investigation. Kegiatan refleksi dilakukan untuk
memperbaiki pertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti
dan guru kelas V SD Negeri 04 Jambangan untuk melakukan evaluasi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun refleksi pada siklus II sebagai
berikut: Segi guru, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
runtut dan sesuai langkah-langkah pembelajaran dan guru juga sudah baik dalam
menyampaikan materi. Sementara, dari segi siswa dalam pembelajaran siswa
sudah aktif menjawab pertanyaan. Siswa juga dapat bekerjasama dengan baik
dan tertib dalam kelompoknya. Hasil refleksi siklus II menunjukkan ketercapaian
keberhasilan. Hasil belajar siswa meningkat menjadi 90%. Dengan demikian

63

indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sudah tercapai. Sehingga
tindakan perbaikan hasil belajar siswa dapat diakhiri pada siklus II.
4.5 Analisis komparatif
Hasil belajar siswa siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan dengan
menggunakan model kooperatif type Group Investigation dapat dilihat dari kondisi
awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa siswa mengalami perubahan yang
signifikan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal siswa menunjukkan menunjukkan
kenaikan yang cukup signifikan. Pada kondisi awal 19 dari 29 siswa belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70 yang ditentukan, tetapi pada
siklus II hasil belajar siswa mengalami kenaikan dari siklus sebelumnya yang
berjumlah 27 siswa mampu mencapai batas kriteria ketuntasan minimal
(KKM)≥70. Berikut ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang disajikan pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif IPA
Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
No

Nilai

Hasil Tes
F

Persen (%)

Hasil Tes

1

Tuntas

10

34,48

19

Persen
(%)
65,52

2

Belum
Tuntas
Jumlah

19

65,52

10

34,48

2

6,90

29

100%

29

100%

29

100%

F

27

Persen
(%)
93,10

F

Tabel 4.12 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat diketahui
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada pelaksanaan
tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa
(65,52%), sementara 3 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM
(34,48%), pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA 71,20 dari hasil pelaksanaan
tindakan siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata siswa belum tercapai, ketuntasan
belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian
yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II.

64

Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar
ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan
yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan
pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM
≥ 70 yaitu sebanyak 27 siswa (93%), nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II
mencapai 82,54. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II
tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian
menggunakan model kooperative type Group Investigation yang telah ditentukan
oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Dengan peningkatan
hasil belajar sebesar 11,34 didapat dari rata-rata nilai siklus II dikurangi rata-rata
nilai siklus I dibagi rata-rata siklus I, sehingga analisis di atas membuktikan bahwa
model kooperatif type Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif tetapi mencakup juga afektif. Penilaian
hasil belajar afektif yaitu menilai tentang sikap siswa. Penilaian hasil belajar afektif
IPA terdapat beberapa kriteria yaitu memberikan gagasan, memberikan solusi, dan
mendengarkan pendapat orang lain. Berikut ini merupakan hasil belajar afektif
siswa mata pelajaran IPA pada siklus I, dan siklus II yang disajikan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif IPA Siklus I dan Siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II
No
Ketuntasan
Nilai rataNilai
Nilai rataNilai
rata
rata
Klasikal
Klasikal
1 Kerjasama dengan
68,96
67,24
77,58
93,10
Kelompok
2 Toleransi
77,58
79,31
82,75
96,55
3
4

Mendengarkan
pendapat orang lain
Memberikan Solusi

64,65

67,24

81,03

89,65

61,20

67,24

62,93

86,20

65

Nilai tertinggi

75

100

Nilai terendah

25

50

Tabel 4.13 tentang perbandingan ketuntasan belajar afektif IPA, dapat
diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar afektif dari siklus I ke siklus II.
pada Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada aspek kerjasama dengan kelompok
dengan nilai rata-rata 75 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,31, toleransi pada
siklus I memiliki nilai rata-rata 73,27 pada siklus II mengalami kenaikan berjumlah
82,75, mendengarkan pendapat orang lain pada siklus I dengan nilai 65,47 pada
siklus II meningkat menjadi 79,31, aspek memberikan solusi pada siklus I dengan
nilai 73,27 pada siklus II meningkat menjadi 81,03. Dari hasil belajar afektif IPA
dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan
model pembelajaran Group Investigation yang telah ditentukan oleh peneliti sudah
tercapai.
Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif, afekti tetapi juga mencakup
psikomotor. Penilaian hasil belajar psikomotor yaitu menilai tentang ketrampilan
siswa. Penilaian hasil belajar psikomotor IPA terdapat beberapa kriteria yaitu
Ketepatan dalam menjawab materi yang sudah ditentukan bersama kelompok,
Ketelitian dalam menuliskan materi di lembar kerja siswa yang akan dilaporkan,
Kemampuan siswa dalam menjelaskan materi pada kelompok lain,Kemampuan
siswa dalam menanggapi jawaban kelompok lain. Berikut ini merupakan hasil
belajar psikomotor sisaw mata pelajaran IPA pada siklus I, dan siklus II yang
disajikan pada tabel 4.14
Tabel 4.14
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor IPA Siklus I dan Siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II
Ketuntasan
No
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
rata-rata
Klasikal
rata-rata klasikal
1.
Ketepatan menjawab materi
78,44
79,10
80,17
93,10
2.

Ketelitian dalam menuliskan
materi

63,62

67,24

78,44

89,65

66

3.
4.

Kemampuan siswa dalam
menjelaskan materi
Kemampuan dalam menanggapi
jawaban
Nilai tertinggi
Nilai terendah

61,20

64,65

79,31

86,20

68,10

67,24

76,74

86,20

100
50

100
75

Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor siswa kelas V mata
pelajaran IPA siklus I dan siklus II dengan jumlah aspek yang dinilai yaitu
ketetapan menjawab materi yang sudah ditentukan oleh kelompok pada siklus I
73,27, pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 79,31, ketelitian dalam
menuliskan materi jawaban pada lembar kerja kelompok pada siklus I nilai nya
73,27, pada siklus II menjadi 82,75, kemampuan siswa dalam menjelaskan materi
kepada kelompok lain pada siklus I nilai rata – ratanya 65,37 pada siklus II menjadi
79,31, dan aspek terakhir kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban pada siklus

I nilainya adalah 75 pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 81,03. Dari hasil
belajar psikomotor IPA dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan
penelitian menggunakan model pembelajaran Group Investigation yang telah
ditentukan oleh peneliti sudah tercapai.
Observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa terhadap model pembelajaran
Group Investigation juga dilakukan pada siklus I dan siklus II. Observasi dengan
menerapkan model pembelajaran Group Investigation yang dilaksanakan pada
siklus I dan II terjadi peningkatan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Adapun tabel perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
terhadap model pembelajaran Group Investigation dapat dilihat pad tabel berikut:
Tabel 4.15
Analisis Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I dan Siklus II
Kelas V SD Negeri 04 Jambangan KecamatanGeyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017
Siklus I
Siklus II
No Aspek
Frekuensi
Persen
Frekuensi
Persen
1.

Keaktifan

11

78,57%

13

92,85%

2.

Perhatian

10

71,43%

12

85,71%

3.

Kedisiplinan

11

78,57%

13

92,85%

67

4.

Penugasaan

11

78,57%

13

92,85%

5.

Performa

11

78,57%

12

85,71%

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kektifan siswa pada siklus I
berjumlah 11 (78,57%) sedangkan pada siklus II menjadi 13 (92,85%), perhatian
pada siklus I berjumlah 10 (71,43) sedangkan pada siklus II menjadi 12 (85,71%),
kedisiplinan pada siklus I berjumlah 11 (78,57%) sedangkan pada siklus II menjadi
13 (92,58%), penugasan pada siklus I berjumlah 11 (78,57%) pada siklus II
berjumlah 13 (92,58%) dan performa pada siklus I 11 (78,57%) sedangkan pada
siklus II menjadi 12 (85,71%).
Tabel 4.16
Analisis Hasil Observasi Aktifitas Guru siklus I dan siklus II
Kelas IV SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017
No Aspek
Siklus I
Siklus II
Frekuensi

Persen

Frekuensi

Persen

1.

Pemberian motivasi

10

90,90%

10

90,90%

2.

Sistematika penyajian

10

90,90%

11

100%

3.

Penugasan materi

9

81,82%

9

81,82%

4.

Penerapan model

9

81,82%

10

90,90%

5.

Penggunaan media

10

90,90%

11

100%

6.

Performa

9

81,82%

10

90,90%

Dari uraian di atas terdapat peningkatan aktivitas guru menunjukkan bahwa
pemberian motivasi pada siklus I dan II berjumlah sama 10 (90,90%), sistematika
penyajian pada siklus I berjumlah 10 (90,90%) pada siklus II berjumlah 11 (100%),
penugasan materi pada siklus I dan II berjumlah sama yaitu 9 (81,82%), penerapan
model pada siklus I berjumlah 9 (81,82%) pada siklus II berjumlah 10 (90,90%),
penggunaan media pada siklus I berjumlah 10 (90,90%) siklus II menjadi 11
(100%), dan performa pada siklus I berjumlah 9 (81,82,67%) pada siklus II
berjumlah 10 (90,90%). Dapat dilihat dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran Group Investigation, sehingga observsai ativitas guru dan
siswa dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dapat
berpengaruh dengan peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA.

68

4.6 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk perbaikan dari pra siklus, siklus I dan siklus
II. Peneliti mampu menyampaikan dan menyajikan materi dengan lebih baik pada
siklus II, pada kondisi awal atau pra siklus masih terbilang rendah kemampuan
siswa karena pada hasil nilai tes menunjukkan siswa yang tuntas adalah 10 siswa
dan yang tidak tuntas adalah 19 siswa sehingga presentase menunjukkan 35%
ketuntasan. Pada siklus I masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan teman
sebangku atau teman belakangnya ketika kegiatan pembelajaran berlangsung,
dalam penerapan model Group Investigation banyak siswa yang tidak berani
mengungkapkan pendapatnya dan masih belum terbiasa dengan model diskusi,
sehingga hasil dari penilaian menunjukkan bahwa yang penilaian belum mencapai
indikator baik 80%.
Kondisi kelas mulai membaik, siswa juga menikmati pembelajaran,
perubahan tersebut dapat dirasakan oleh guru karena siswa yang awalnya masih
terlihat malu-malu dan tidak percaya diri pada siklus I berubah menjadi percaya diri
dan dapat mengikuti siklus II dengan baik. Siswa mulai terbiasa dengan model
pembelajaran yang digunakan, dengan mendengarkan baik-baik dan mencermati
serta membaca dan memahami tugas yang diberikan guru, siswa dapat berdiskusi
dan memecahkan masalah yang dihadapi lalu membacakannya didepan kelas.
Rekapitulasi penilaian afektif siswa kelas I mata pelajaran IPA siklus I dan siklus
II, pada siklus I menunjukkan pencapaian penilaian afektif yang didapatkan dalam
indikator kerjasama dengan kelompok yaitu dengan total rata-rata 68,96 (75,86%)
dan pada siklus II meningkat menjadi 77,58 ( 82,75%) dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 6,89% . Rata-rata toleransi siswa pada siklus I
totalnya 65,51 (77,58%) sedangkan pada siklus II totalnya menjadi 82,75 ( 86,20%)
peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 8,62%, rata-rata mendengarkan
pendapat orang lain pada siklus I totalnya 64,65 (75,86%) sedangkan pada siklus II
menjadi 81,03 (89,65%) peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 13,79% dan
rata-rata memberikan solusi pada siklus I totalnya 62,93 ( 68,96%) sedangkan pada
siklus II menjadi 72,41 (79,31%) peningkatan dari siklus I ke siklus II 10,35%.

69

Penilaian kognitif pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 19 siswa dengan
presentase 65,51% dari 29 siswa, sedangkan pada siklus II, sudah mendapatkan
kemajuan atau peningkatan yaitu siswa yang tuntas mencapai 27 siswa dengan
presentase 93,10% dari 29 siswa, dapat disimpulkan bahwa peningkatan penilaian
kognitif dari siklus I ke siklus II adalah 28,6%.
Pada rekapitulasi nilai psikomotorik siswa kelas I mata pelajaran IPA siklus
I dan siklus II dengan jumlah rata-rata aspek yang dinilai yaitu ketepatan menjawab
materi pada siklus I totalnya 78,44 ( 68,96%) sedangkan pada siklus II menjadi
80,17 ( 82,75%) peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 13,79%. Ketelitian
dalam menuliskan materi pada siklus I berjumlah 63,62 (72,41%) sedangkan pada
siklus II menjadi 78,44 (89.65%) peningkatan pada siklus I ke siklus II adalah
17,24%. Kemampuan menjelaskan materi siklus I berjumlah 61,20 (65,51%) dan
pada siklus II menjadi 79,31 (86,20%) peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah
20,69%. Kemampuan dalam menanggapi jawaban siklus I berjumlah 68,10
(72,41%) pada siklus II menjadi 76,74 (79,31%) peningkatan dari siklus I ke siklus
II adalah 6,9%. Hal ini berdampak pada hasil belajar sis

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Community Development In Productive Village Through Entrepreneurship Of Rosary

0 60 15

Docking Studies on Flavonoid Anticancer Agents with DNA Methyl Transferase Receptor

0 55 1

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Implementasi Term Frequency Inverse Document Frequency TF IDF dan Vector Space Model Untuk Klasifikasi Berita Bahasa Indonesia

20 102 40

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62