ARTIKEL PROGRAM UNGGULAN KKN KEPUHARJO
PERAYAAN HARI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS
DI DUSUN BATUR
Oleh:
Kelompok KKN-PPM Kepuharjo 1 ND80
Dusun Batur berada di Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Batur
berbatasan langsung dengan bagian Dusun Kopeng disebelah utara, sebelah
selatan berbatasan dengan Dusun Pagerjurang dan Dusun Kepuh, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Glagaharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa
Umbulharjo. Dusun Batur memiliki 471 penduduk yang terbagi dalam 152 kepala
keluarga dan tersebar di empat Rukun Tetangga (RT) dalam dua Rukun Warga
(RW). Secara geografis, Dusun Batur dilalui oleh dua sungai besar yaitu Sungai
Opak dan Sungai Gendol. Adanya sungai ini menjadi sumber mata pencaharian
utama bagi warga Dusun Batur untuk memperoleh penghidupan. Mayoritas warga
Dusun Batur bekerja sebagai penambang galian C (tambang batu dan pasir) di dua
sungai besar yang melalui Dusun tersebut.
Dusun Batur mayoritas warganya disibukkan dengan kegiatan pertambangan
pasir. Namun, meski demikian warga tidak mengesampingkan organisasi dusun
seperti Satuan Pemuda Batur (SAMBA), Komunitas Pecinta Alam (Palem),
kelompok Jathilan “Kridho Turonggo Putro” dan kegiatan dusun lainnya seperti
posyandu, dan PKK. Salah satu kegiatan tahunan yang dilaksanakan diberbagai
dusun termasuk Dusun Batur adalah perayaan hari kemerdekaan nasional yang
1
diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Dusun Batur tidak pernah absen untuk
menyelenggarakan kegiatan itu meskipun hanya perayaan sederhana. Hal ini
demikian karena makna peringatan 17 Agustus itu sendiri yang mengingatkan
para generasi muda untuk tetap semangat dan gigih dalam memperjuangkan citacita seperti para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia. Namun, beberapa tahun belakangan ini, perayaan hari
kemerdekaan Indonesia di Dusun Batur kurang semarak karena minimnya sumber
dana serta sumber daya manusia khususnya pemuda. Melalui program peringatan
Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia, mahasiswa KKN-PPM UNY 2014
berusaha untuk mengembalikan semangat warga dengan mengadakan kegiatan
yang bertujuan memeriahkan hari kemerdekaan nasional.
Rangkaian kegiatan ini dimulai dari pertemuan antara mahasiswa KKN
UNY 2014 dengan Satuan Pemuda Batur (SAMBA) untuk membahas rencana
kegiatan yang akan dilaksakan termasuk dana yang dibutuhkan. Selanjutnya, hasil
pertemuan tersebut disampaikan kepada tokoh-tokoh masyarakat di Dusun Batur
dalam pertemuan dusun untuk menindaklanjuti rencana tersebut. Tanggapan para
tokoh masyarakat sangat baik dan keberadaan KKN UNY menyadarkan para
tokoh dusun bahwa pemuda sebagai penggerak kegiatan sementara golongan tua
yang mendukung baik moral maupun material. Oleh karenanya, diperoleh
keputusan pelaksanaan rangkaian peringatan HUT NKRI hingga malam puncak
tirakatan. Untuk pertama kalinya, Dusun Batur mengeluarkan dana dusun untuk
mendukung kegiatan ini. Hal ini juga berdampak pada alokasi dana dusun untuk
kegiatan-kegiatan pemuda selanjutnya.
2
Berbagai persiapan dilakukan menjelang lomba mulai dari pembersihan
lokasi yang digunakan untuk lomba hingga membeli perlengkapan lomba.
Rangkaian kegiatan peringatan 17 Agustus meliputi lomba anak-anak, ibu-ibu,
dan pemuda serta pengajian di puncak perayaan HUT RI ke-69. Adapun lomba
anak-anak dilakukan selama tanggal 11-12 Agustus untuk lomba makan kerupuk,
pecah air, pecah balon, balap karung, dan memasukkan pensil ke botol. Tanggal
14-15 Agustus dilakukan lomba mewarnai, adzan, dan lari rukun Islam dan rukun
Iman. Secara keseluruhan lomba ini diikuti 40 anak. Selanjutnya, lomba ibu-ibu
dilakukan pada tanggal 13 Agustus yang meliputi lomba gulung setagen dan tarik
tambang. Kegiatan ini diikuti oleh 25 ibu-ibu Dusun Batur. Pada hari itu juga
dilakukan lomba insidental tarik tambang pemuda karena permintaan pemuda
sendiri dengan hadiah langsung dari donator-donatur yang hadir. Hadiah untuk
lomba insidental tersebut terkumpul hinggal Rp 500.000,-. Kegiatan ini sangat
mengejutkan karena besarnya animo masyarakat untuk mendukung lomba yang
diadakan.
Rangkaian lomba peringatan 17 Agustus dilanjutkan dengan lomba panjat
debog untuk pemuda pada tanggal 17 Agustus. Peserta panjat debog sendiri
mencapai 40 orang. Lomba ini juga menarik animo masyarakat Dusun Batur
dimana memperoleh sumbangan fresh money untuk hadiah saat pelaksanaan
lomba yang terkumpul hingga Rp 4.500.000,-. Selanjutnya, puncak perayaan HUT
RI ke-69 dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2014 yang bertempat di halaman
rumah Bapak Sehono. Acara ini mengundang seluruh warga Dusun Batur, namun
kenyataannya yang dapat hadir hanya sekitar 150 orang dari 450 undangan. Acara
3
puncak perayaan HUT Kemerdekaan NKRI dimeriahkan dengan penampilan
anak-anak Dusun Batur yang menyuguhkan tarian anak-anak. Selain itu, juga
dilakukan pembagian hadiah lomba yang telah dilaksanakan kepada para
pemenang. Pembagian doorprise merupakan momentum yang sangat ditunggu
warga bahkan hingga doorprise telah habis, masih ada yang menyumbangkan
fresh money sebagai doorprise. Pada puncak acara, disampaikan dakwah oleh
ustadz M. Puji Kurniawan M.Si. kepada seluruh masyarakat Dusun Batur yang
hadir. Pada akhirnya, para pemuda mengakui bahwa kegiatan ini merupakan
perayaan yang paling meriah di Dusun Batur selama beberapa tahun terakhir.
4
PENDAMPINGAN DAN PEMBUATAN ALAT PERAGA
SEBAGAI MEDIA TRAUMA HEALING DI DUSUN BATUR
Oleh:
Kelompok KKN-PPM Kepuharjo 1 ND80
Batur merupakan salah satu Dusun yang berada di Kelurahan Kepuharjo,
Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila dilihat dari kondisi
geografis, Dusun Batur terletak di Kawasan Rawan Bencana karena berada di
lereng Merapi dengan radius ± 9 KM. Dusun Batur memiliki kondisi alam yang
subur yang dilewati oleh dua sungai besar yaitu Sungai Opak dan Sungai Gendol.
Sungai Opak dan Sungai Gendol yang melewati Dusun Batur ini dimanfaatkan
warga menjadi mata pencaharian utama demi memenuhi kebutuhan keseharian
masyarakat Batur setelah erupsi Merapi pada tahun 2010.
Dampak erupsi Merapi pada tahun 2010 yang mengakibatkan sebagian dari
rumah warga Dusun Batur hilang dan kemudian direlokasi ke Hunian Tetap Batur.
Erupsi Merapi pada tahun 2010 tidak hanya berdampak pada segi fisik Dusun
Batur saja, melainkan juga pada mental warganya. Sebagian besar warga Dusun
Batur khususnya mengalami trauma akibat erupsi Merapi yang menurut banyak
warga merupakan erupsi yang paling dahsyat dari erupsi sebelum-sebelumnya.
Dengan masalah demikian, sangat cocok apabila KKN-PPM UNY ditempatkan di
Dusun Batur dengan Program Kerja yang telah dirancang Dosen Pembimbing
Lapangan yaitu Suyoso, M. Si dengan tema Pemberdayaan Masyarakat terdampak
erupsi Merapi melalui pembuatan perangkat pembelajaran inovatif berbahan dasar
5
limbah anorganik dan implementasinya sebagai media Trauma Healing dalam
pembelajaran sains.
Program kerja yang sebelumnya telah lolos verifikasi dari DIKTI kemudian
direalisasikan di Dusun Batur. Realisasi dari program ini dilaksanakan melalui
kerjasama dengan masyarakat Dusun Batur khususnya pemuda-pemudi untuk
membuat alat peraga berbasis sains yang kemudian dikenalkan dalam dunia
pendidikan setara SD dan SMP. Pembuatan alat peraga ini sebenarnya tidak begitu
sulit karena pada dasarnya alat-alat yang dibuat secara keseluruhan adalah
penampakan dari gejala-gejala alam yang ada di lingkungan sekitar.
Demi kelancaran program pembuatan alat peraga ini, sebelumnya dilakukan
pembekalan terlebih dahulu untuk para mahasiswa KKN-PPM UNY yang di
tempatkan di Dusun Batur yang dilakukan langsung oleh Dosen Pembimbing
Lapangan. Pembekalan ditujukan agar nantinya ketika para mahasiswa melakukan
pendampingan pembuatan alat peraga dengan masyarakat memiliki pengetahuan
tentang alat peraga yang akan dibuat. Kemudian kelanjutan dari pendampingan ini
adalah mensosialisasikan hasil dari pembekalan tersebut kepada masyarakat Batur
khususnya pemuda-pemudi untuk memberikan gambaran kepada mereka akan alat
peraga yang nantinya akan dibuat. Sehingga kemungkinan terburuk kebingungan
masyarakat terhadap alat peraga dapat diminimalisir. Sosialisasi pembuatan alat
peraga ini dilakukan di Pendopo Balai Desa Kepuharjo dengan menampilkan
beberapa alat yang kemudian ditinggalkan untuk contoh pembuatan alat peraga.
Realisasi dari sosialisasi yang sebelumnya dilakukan kemudian diwujudkan
dengan pembuatan alat peraga yang dilakukan masyarakat khususnya pemuda
6
Dusun Batur. Pembuatan alat peraga ini dilakukan selama empat hari dengan
membuat lima jenis alat peraga, yaitu Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet; Pengaruh
Energi Panas Terhadap Tekanan Udara Ruang Tertutup; Alat Ukur Tekanan Zat
Cair; Alat Demonstrasi Pengaruh Kedalaman Terhadap Tekanan; dan Perubahan
Energi Magnet Menjadi Energi Mekanik. Dalam pembuatan alat peraga dilakukan
oleh 10 pemuda Batur dan mayoritas dilakukan pada malam hari. Setelah
pembuatan alat peraga selesai, kemudian alat-alat yang telah dibuat oleh
masyarakat dan mahasiswa KKN-PPM UNY ditampilkan di SD Kepuharjo dan
SMP 2 Cangkringan. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa alat peraga yang
dibuat adalah berbasis sains sehingga sangat cocok apabila diperkenalkan di
sekolah-sekolah setara SD dan SMP. Hal ini demikian karena alat peraga ini
sebagian sesuai dengan mata pelajaran yang ada di sekolah dan juga para siswa
siswi SD dan SMP mampu melihat gejala-gejala alam yang dapat terlihat dari alat
tersebut. Sehingga para siswa SD dan SMP mampu mengamati alam di sekitar
mereka melalui media alat yang telah dibuat.
Serangkaian pelaksanaan program pendampingan dan pembuatan alat peraga
tidak luput dari adanya kendala. Kendala utama yang menghambat program ini
adalah pencarian alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat peraga
memakan waktu lama dan sangat sulit khususnya magnet bekas. Kendala lain
yang turut menghambat program kerja ini adalah kurangnya pembekalan kepada
mahasiswa KKN-PPM UNY dalam melilit kumparan sehingga dalam pelaksanaan
pembuatannya memerlukan beberapa kali percobaan. Seiring berjalannya waktu
pembuatan kendala lain muncul, yaitu kuranga adanya waktu masyarakat untuk
7
membuat alat peraga. Hal ini diakibatkan oleh pekerjaan mereka sebagai
penambang yang mayoritas waktunya dihabiskan untuk menambang galian C di
Sungai Gendol dan Sungai Opak dari pagi sampai sore. Namun, kendala tersebut
dapat diatasi dengan melakukan pembuatan alat peraga di malam hari.
Program unggulan dari kelompok Kepuharjo 1 KKN-PPM UNY ND80
yakni pendampingan dan pembuatan alat peraga mempunyai banyak manfaat yang
dapat diambil masyarakat. Manfaat tersebut diantaranya adalah pembuatan alat
peraga yang mereka lakukan nantinya dapat dijual sebagai tambahan penghasilan
selain dari hasil tambang. Kemudian untuk siswa dan anak-anak setara SD dan
SMP dapat dijadikan sebagai bahan belajar sains yang sesuai dengan modul yang
ada di sekolah sekaligus juga sebagai alat untuk mengamati gejala-gejala alam
yang timbul di lingkungan sekitar. Dalam kaitannya dengan hal ini, kelompok
KKN-PPM di Kepuharjo umumnya dan di Batur (ND80) khususnya berharap agar
program ini dapat berkelanjutan dan diinovasikan lagi untuk mendapatkan alatalat peraga lainnya, yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan belajar di
lingkungan maupun sekolah sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan
trauma masyarakat akan erupsi Merapi yang telah terjadi.
8
DI DUSUN BATUR
Oleh:
Kelompok KKN-PPM Kepuharjo 1 ND80
Dusun Batur berada di Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Batur
berbatasan langsung dengan bagian Dusun Kopeng disebelah utara, sebelah
selatan berbatasan dengan Dusun Pagerjurang dan Dusun Kepuh, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Glagaharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa
Umbulharjo. Dusun Batur memiliki 471 penduduk yang terbagi dalam 152 kepala
keluarga dan tersebar di empat Rukun Tetangga (RT) dalam dua Rukun Warga
(RW). Secara geografis, Dusun Batur dilalui oleh dua sungai besar yaitu Sungai
Opak dan Sungai Gendol. Adanya sungai ini menjadi sumber mata pencaharian
utama bagi warga Dusun Batur untuk memperoleh penghidupan. Mayoritas warga
Dusun Batur bekerja sebagai penambang galian C (tambang batu dan pasir) di dua
sungai besar yang melalui Dusun tersebut.
Dusun Batur mayoritas warganya disibukkan dengan kegiatan pertambangan
pasir. Namun, meski demikian warga tidak mengesampingkan organisasi dusun
seperti Satuan Pemuda Batur (SAMBA), Komunitas Pecinta Alam (Palem),
kelompok Jathilan “Kridho Turonggo Putro” dan kegiatan dusun lainnya seperti
posyandu, dan PKK. Salah satu kegiatan tahunan yang dilaksanakan diberbagai
dusun termasuk Dusun Batur adalah perayaan hari kemerdekaan nasional yang
1
diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Dusun Batur tidak pernah absen untuk
menyelenggarakan kegiatan itu meskipun hanya perayaan sederhana. Hal ini
demikian karena makna peringatan 17 Agustus itu sendiri yang mengingatkan
para generasi muda untuk tetap semangat dan gigih dalam memperjuangkan citacita seperti para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia. Namun, beberapa tahun belakangan ini, perayaan hari
kemerdekaan Indonesia di Dusun Batur kurang semarak karena minimnya sumber
dana serta sumber daya manusia khususnya pemuda. Melalui program peringatan
Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia, mahasiswa KKN-PPM UNY 2014
berusaha untuk mengembalikan semangat warga dengan mengadakan kegiatan
yang bertujuan memeriahkan hari kemerdekaan nasional.
Rangkaian kegiatan ini dimulai dari pertemuan antara mahasiswa KKN
UNY 2014 dengan Satuan Pemuda Batur (SAMBA) untuk membahas rencana
kegiatan yang akan dilaksakan termasuk dana yang dibutuhkan. Selanjutnya, hasil
pertemuan tersebut disampaikan kepada tokoh-tokoh masyarakat di Dusun Batur
dalam pertemuan dusun untuk menindaklanjuti rencana tersebut. Tanggapan para
tokoh masyarakat sangat baik dan keberadaan KKN UNY menyadarkan para
tokoh dusun bahwa pemuda sebagai penggerak kegiatan sementara golongan tua
yang mendukung baik moral maupun material. Oleh karenanya, diperoleh
keputusan pelaksanaan rangkaian peringatan HUT NKRI hingga malam puncak
tirakatan. Untuk pertama kalinya, Dusun Batur mengeluarkan dana dusun untuk
mendukung kegiatan ini. Hal ini juga berdampak pada alokasi dana dusun untuk
kegiatan-kegiatan pemuda selanjutnya.
2
Berbagai persiapan dilakukan menjelang lomba mulai dari pembersihan
lokasi yang digunakan untuk lomba hingga membeli perlengkapan lomba.
Rangkaian kegiatan peringatan 17 Agustus meliputi lomba anak-anak, ibu-ibu,
dan pemuda serta pengajian di puncak perayaan HUT RI ke-69. Adapun lomba
anak-anak dilakukan selama tanggal 11-12 Agustus untuk lomba makan kerupuk,
pecah air, pecah balon, balap karung, dan memasukkan pensil ke botol. Tanggal
14-15 Agustus dilakukan lomba mewarnai, adzan, dan lari rukun Islam dan rukun
Iman. Secara keseluruhan lomba ini diikuti 40 anak. Selanjutnya, lomba ibu-ibu
dilakukan pada tanggal 13 Agustus yang meliputi lomba gulung setagen dan tarik
tambang. Kegiatan ini diikuti oleh 25 ibu-ibu Dusun Batur. Pada hari itu juga
dilakukan lomba insidental tarik tambang pemuda karena permintaan pemuda
sendiri dengan hadiah langsung dari donator-donatur yang hadir. Hadiah untuk
lomba insidental tersebut terkumpul hinggal Rp 500.000,-. Kegiatan ini sangat
mengejutkan karena besarnya animo masyarakat untuk mendukung lomba yang
diadakan.
Rangkaian lomba peringatan 17 Agustus dilanjutkan dengan lomba panjat
debog untuk pemuda pada tanggal 17 Agustus. Peserta panjat debog sendiri
mencapai 40 orang. Lomba ini juga menarik animo masyarakat Dusun Batur
dimana memperoleh sumbangan fresh money untuk hadiah saat pelaksanaan
lomba yang terkumpul hingga Rp 4.500.000,-. Selanjutnya, puncak perayaan HUT
RI ke-69 dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2014 yang bertempat di halaman
rumah Bapak Sehono. Acara ini mengundang seluruh warga Dusun Batur, namun
kenyataannya yang dapat hadir hanya sekitar 150 orang dari 450 undangan. Acara
3
puncak perayaan HUT Kemerdekaan NKRI dimeriahkan dengan penampilan
anak-anak Dusun Batur yang menyuguhkan tarian anak-anak. Selain itu, juga
dilakukan pembagian hadiah lomba yang telah dilaksanakan kepada para
pemenang. Pembagian doorprise merupakan momentum yang sangat ditunggu
warga bahkan hingga doorprise telah habis, masih ada yang menyumbangkan
fresh money sebagai doorprise. Pada puncak acara, disampaikan dakwah oleh
ustadz M. Puji Kurniawan M.Si. kepada seluruh masyarakat Dusun Batur yang
hadir. Pada akhirnya, para pemuda mengakui bahwa kegiatan ini merupakan
perayaan yang paling meriah di Dusun Batur selama beberapa tahun terakhir.
4
PENDAMPINGAN DAN PEMBUATAN ALAT PERAGA
SEBAGAI MEDIA TRAUMA HEALING DI DUSUN BATUR
Oleh:
Kelompok KKN-PPM Kepuharjo 1 ND80
Batur merupakan salah satu Dusun yang berada di Kelurahan Kepuharjo,
Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila dilihat dari kondisi
geografis, Dusun Batur terletak di Kawasan Rawan Bencana karena berada di
lereng Merapi dengan radius ± 9 KM. Dusun Batur memiliki kondisi alam yang
subur yang dilewati oleh dua sungai besar yaitu Sungai Opak dan Sungai Gendol.
Sungai Opak dan Sungai Gendol yang melewati Dusun Batur ini dimanfaatkan
warga menjadi mata pencaharian utama demi memenuhi kebutuhan keseharian
masyarakat Batur setelah erupsi Merapi pada tahun 2010.
Dampak erupsi Merapi pada tahun 2010 yang mengakibatkan sebagian dari
rumah warga Dusun Batur hilang dan kemudian direlokasi ke Hunian Tetap Batur.
Erupsi Merapi pada tahun 2010 tidak hanya berdampak pada segi fisik Dusun
Batur saja, melainkan juga pada mental warganya. Sebagian besar warga Dusun
Batur khususnya mengalami trauma akibat erupsi Merapi yang menurut banyak
warga merupakan erupsi yang paling dahsyat dari erupsi sebelum-sebelumnya.
Dengan masalah demikian, sangat cocok apabila KKN-PPM UNY ditempatkan di
Dusun Batur dengan Program Kerja yang telah dirancang Dosen Pembimbing
Lapangan yaitu Suyoso, M. Si dengan tema Pemberdayaan Masyarakat terdampak
erupsi Merapi melalui pembuatan perangkat pembelajaran inovatif berbahan dasar
5
limbah anorganik dan implementasinya sebagai media Trauma Healing dalam
pembelajaran sains.
Program kerja yang sebelumnya telah lolos verifikasi dari DIKTI kemudian
direalisasikan di Dusun Batur. Realisasi dari program ini dilaksanakan melalui
kerjasama dengan masyarakat Dusun Batur khususnya pemuda-pemudi untuk
membuat alat peraga berbasis sains yang kemudian dikenalkan dalam dunia
pendidikan setara SD dan SMP. Pembuatan alat peraga ini sebenarnya tidak begitu
sulit karena pada dasarnya alat-alat yang dibuat secara keseluruhan adalah
penampakan dari gejala-gejala alam yang ada di lingkungan sekitar.
Demi kelancaran program pembuatan alat peraga ini, sebelumnya dilakukan
pembekalan terlebih dahulu untuk para mahasiswa KKN-PPM UNY yang di
tempatkan di Dusun Batur yang dilakukan langsung oleh Dosen Pembimbing
Lapangan. Pembekalan ditujukan agar nantinya ketika para mahasiswa melakukan
pendampingan pembuatan alat peraga dengan masyarakat memiliki pengetahuan
tentang alat peraga yang akan dibuat. Kemudian kelanjutan dari pendampingan ini
adalah mensosialisasikan hasil dari pembekalan tersebut kepada masyarakat Batur
khususnya pemuda-pemudi untuk memberikan gambaran kepada mereka akan alat
peraga yang nantinya akan dibuat. Sehingga kemungkinan terburuk kebingungan
masyarakat terhadap alat peraga dapat diminimalisir. Sosialisasi pembuatan alat
peraga ini dilakukan di Pendopo Balai Desa Kepuharjo dengan menampilkan
beberapa alat yang kemudian ditinggalkan untuk contoh pembuatan alat peraga.
Realisasi dari sosialisasi yang sebelumnya dilakukan kemudian diwujudkan
dengan pembuatan alat peraga yang dilakukan masyarakat khususnya pemuda
6
Dusun Batur. Pembuatan alat peraga ini dilakukan selama empat hari dengan
membuat lima jenis alat peraga, yaitu Gaya Gravitasi dan Gaya Magnet; Pengaruh
Energi Panas Terhadap Tekanan Udara Ruang Tertutup; Alat Ukur Tekanan Zat
Cair; Alat Demonstrasi Pengaruh Kedalaman Terhadap Tekanan; dan Perubahan
Energi Magnet Menjadi Energi Mekanik. Dalam pembuatan alat peraga dilakukan
oleh 10 pemuda Batur dan mayoritas dilakukan pada malam hari. Setelah
pembuatan alat peraga selesai, kemudian alat-alat yang telah dibuat oleh
masyarakat dan mahasiswa KKN-PPM UNY ditampilkan di SD Kepuharjo dan
SMP 2 Cangkringan. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa alat peraga yang
dibuat adalah berbasis sains sehingga sangat cocok apabila diperkenalkan di
sekolah-sekolah setara SD dan SMP. Hal ini demikian karena alat peraga ini
sebagian sesuai dengan mata pelajaran yang ada di sekolah dan juga para siswa
siswi SD dan SMP mampu melihat gejala-gejala alam yang dapat terlihat dari alat
tersebut. Sehingga para siswa SD dan SMP mampu mengamati alam di sekitar
mereka melalui media alat yang telah dibuat.
Serangkaian pelaksanaan program pendampingan dan pembuatan alat peraga
tidak luput dari adanya kendala. Kendala utama yang menghambat program ini
adalah pencarian alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat peraga
memakan waktu lama dan sangat sulit khususnya magnet bekas. Kendala lain
yang turut menghambat program kerja ini adalah kurangnya pembekalan kepada
mahasiswa KKN-PPM UNY dalam melilit kumparan sehingga dalam pelaksanaan
pembuatannya memerlukan beberapa kali percobaan. Seiring berjalannya waktu
pembuatan kendala lain muncul, yaitu kuranga adanya waktu masyarakat untuk
7
membuat alat peraga. Hal ini diakibatkan oleh pekerjaan mereka sebagai
penambang yang mayoritas waktunya dihabiskan untuk menambang galian C di
Sungai Gendol dan Sungai Opak dari pagi sampai sore. Namun, kendala tersebut
dapat diatasi dengan melakukan pembuatan alat peraga di malam hari.
Program unggulan dari kelompok Kepuharjo 1 KKN-PPM UNY ND80
yakni pendampingan dan pembuatan alat peraga mempunyai banyak manfaat yang
dapat diambil masyarakat. Manfaat tersebut diantaranya adalah pembuatan alat
peraga yang mereka lakukan nantinya dapat dijual sebagai tambahan penghasilan
selain dari hasil tambang. Kemudian untuk siswa dan anak-anak setara SD dan
SMP dapat dijadikan sebagai bahan belajar sains yang sesuai dengan modul yang
ada di sekolah sekaligus juga sebagai alat untuk mengamati gejala-gejala alam
yang timbul di lingkungan sekitar. Dalam kaitannya dengan hal ini, kelompok
KKN-PPM di Kepuharjo umumnya dan di Batur (ND80) khususnya berharap agar
program ini dapat berkelanjutan dan diinovasikan lagi untuk mendapatkan alatalat peraga lainnya, yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan belajar di
lingkungan maupun sekolah sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan
trauma masyarakat akan erupsi Merapi yang telah terjadi.
8