Metode Pelaksanaan Pengecoran Proyek Jem

BAB II
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Proyek
2.1.1 Latar Belakang Proyek
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa salah satu program
utama dari PT. Wahana Citra Gemilang , adalah memenuhi kebutuhan akan
tempat perbelanjaan, layanan kesehatan, dan tempat penginapan yang layak
bagi masyarakat.
Sehubungan dengan ini maka PT. Wahana Citra Gemilang (PT. WCG)
yang berkedudukan di Jember bermaksud untuk ikut serta menunjang
program pelayanan tersebut dengan membangun suatu kawasan proyek Mix
Use Building berupa mall, rumah sakit, dan hotel bagi masyarakat Jember dan
di Kabupaten Jember, pada khususnya dan masyarakat di sekitar Jember
seperti kota Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Lumajang pada
umumnya. Rencana ini di maksudkan sebagai perwujudan atas partisipasi PT.
WCG dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas.
Dengan memperhatikan keadaan bahwa kebutuhan masyarakat
semakin meningkat dan pula dengan demikian berkembangnya beberapa kota
yang ada di Jawa Timur, dan Kabupaten Jember maka PT. WCG bermaksud
melaksanakan pembangunan Mix Use Building di Kabupaten Jember,
Kecamatan Kaliwates, tepatnya Kelurahan Jember Kidul.

Pemilihan lokasi di wilayah Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan
Kaliwates dengan satu pertimbangan bahwa kecamatan tersebut sebagai suatu
wilayah Kabupaten Jember yang terletak di kawasan strategis berada di dalam
kota yang mempunyai akses keluar masuk dari dan ke kota
Dengan demikian di samping letaknya strategis dan di tengah kota
kecamatan ini sedang menuju pada suatu perkembangan kota yang maju.
Dengan demikian, maka kebutuhan akan Mix Use Building semakin

4

meningkat sehingga perlu adanya suatu pembangunan kawasan Mix Use
Building.
Untuk mewujudkan maksud pembangunan Mix Use Building tersebut,
maka beberapa kebutuhan dasar telah di siapkan oleh PT. WCG, seperti lahan
peruntukan dan program pembangunan ini.
Dengan akan terwujudnya rencana program pembangunan Mix Use
Building ini, diharapkan dapat membantu mempercepat program pengadaan
Mix Use Building bagi kalangan masyarakat di samping ikut menunjang
perkembangan kota Kecamatan Kaliwates sesuai rencana induk kota yang
ada, dengan mewujudkan suatu kawasan yang representetif. Dalam jangka

panjang, dengan adanya kawasan Mix Use Building tersebut diharapkan dapat
membantu pelaksanaan kebutuhan masyarakat Kecamatan Kaliwates itu
sendiri, sehingga lingkungan di sekitar rencana pembangunan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjadi kawasan yang bekembang dan
dapat di harapkan.
Pembangunan Mix Use Building yang terletak di Kelurahan Jember
Kidul diharapkan dapat dijangkau harganya oleh daya beli dan tingkat
kalangan masyarakat sekitarnya, oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan
Mix Use Building ini sengaja disediakan dengan 3 (tiga) macam fasilitas yaitu
mall, rumah sakit, dan hotel agar masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian dapat diharapkan membantu calon konsumen untuk
mewujudkan keinginannya memiliki Mix Use Building dengan fasilitas yang
lengkap untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Kelurahan Jember Kidul yang terletak dengan fasilitas-fasilitas
Kabupaten Jember lainnya. Rencana pembangunan Mix Use Building ini,
tidak bertentangan dengan program pembangunan yang ada. Selaras dengan
kebijaksanaan dan strategi tata ruang di Kabupaten Jember. Prasarana dan
sarana yang telah ada di sana, sudah cukup memadai. Lingkungan sekitar
lokasi jaraknya juga tidak berjauhan dengan sarana ibadah dan juga terletak
tepat di tengah kota sehingga memudahkan untuk konsumen mengunjungi


5

lokasi Multi Building. Kondisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen di sekitar lokasi tersebut.

2.1.2 Tujuan Proyek
Adapun tujuan pembangunan Gedung “Jember Icon” ini adalah
sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat Jember dalam bidang penginapan,
kesehatan, dan hiburan
b. Memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember
c. Memodernkan Kabupaten Jember dengan membangun fasilitasfasilitas yang dimiliki kota-kota besar lainya

2.1.3 Lokasi Proyek

6

Proyek gedung “Jember Icon” terletak di Jalan Gadjah Mada No.
104,Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember,

Provinsi Jawa Timur. Lokasi proyek dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 2.1 Lokasi proyek menurut citra satelit

2.1.4 Data Kontrak
1. Nama Proyek
2. Lokasi Proyek
3. Pemilik
4. Konsultan Pengawas
5. Konsultan Perencana Arsitektur
6. Konsultan Perencana Struktur
7. Konsultan Perencana MEP
8. Nilai Kontrak Phase II
9. Jenis Kontrak
10. Waktu Pelaksanaan
Juni 2016)
11. Masa Pemeliharaan

: Jember Icon
: Jember – Jawa Timur
: PT. Lippo Karawaci Tbk.

: PT. Wahana Citra Gemilang
: Konsultan Arkonin
: Ketira Engineering Consultant
: Konsultan Arkonin
: Rp 54.782.006.000,: Lump Sum Fixed Price
: 11 Bulan (Agustus 2015 s/d
: 365 Hari

2.1.5 Lingkup Pekerjaan Proyek
Nama Proyek
Lokasi Proyek

: Jember Icon
: Jl. Gadjah Mada No. 104 Jember –
7

Jawa Timur
: - Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan MEP


Uraian Pekerjaan

2.1.6 Struktur Organisasi
a. Bagan Organisasi

8

Berikut adalah struktur organisasi PT. Wahana Citra Gemilang pada
proyek Jember Icon sebagai konsultan pengawas.
Gambar 2.2 Bagan Organisasi PT. Wahana Citra Gemilang

b. Tugas Dan Wewenang
Berikut

adalah

tugas

dan


wewenang

masing-masing

koordinator yang ada di struktur organisasi PT. Wahana Citra
Gemilang :
1. Project Manager

9

Project manager adalah orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk mengelola proyek sesuai cakupan tugasnya
sehingga target yang direncanakan bisa terealisasi dengan baik.
Adapun beberapa tugas dari project manager, yaitu:
 Memonitor progres.
 Membuat Anggaran dan biaya.
 Perencanaan pelaksanaan dan manajemen pelaksanaan.
 Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang
dalam tim proyek.

 Mengidentifikasi masalah-masalah teknis.
 Merekomendasikan penghentian pelaksanaan atau pengerahan
kembali sumber daya.
 Negotiating/titik temu antara subkontraktor, owner, konsultan,
top management.
2. Construction Manager
Construction manager bertugas untuk membantu Project
Manager dalam pelaksanaan proyek dengan mengatur dan
mengkoordinasi semua aktivitas di lokasi dan memastikanproyek
diselesaikan sesuai dengan budget, kualitas, dan jadwal
Site manager memiliki tugas sebagai berikut :

 Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas di proyek
 Bertanggung jawab dalam melaksanakan jadwal konstruksi
kecil

 Bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan yang sudah
diselesaikan

 Membantu PM dalam mengatur pembelian di lokasiMembantu

PM dalam mengatur cakupan pekerjaan, paket kontrak dan
koordinasi terhadap semua pihak

 Bertanggung jawab dalam penerapan keselamatan, kesehatan
dan lingkungan di lokasi proyek

10

 Bertanggung jawab dalam memastikan sumber daya yang
disediakan oleh Kontraktor cukup untuk memenuhi target

 Mempertahankan laporan proyek yang akurat dan terkini
kepada PM untuk menjamin control internal dan pembuatan
keputusan dukungan dalam manajemen
3. Project Administration and Document Control
Project Administration and Document Control bertugas
untuk mengkoordinasi, menerapkan dan mengurus semua system
dokumentasi suatu proyek untuk membantu mengatur dokumen
perusahaan,


memastikan

kelengkapan,

mengawasi

dan

melengkapi.
Adapun beberapa tugas dari Project Administration and
Document Control antara lain:
 Mengembangkan

dan

mengurus

sistem

pengisian


yang

menyeluruh dan database komputer untuk semua dokumen yang
akan dijaga di system kontrol dokumen
 Memastikan pemenuhan dokumen kontrol dengan standart dan
kebijakan prosedur yang berlaku untuk memenuhi kualitas
manajemen
4. Quantity Surveyor
Quantity Surveyor bertugas untuk membantu Project
Manager dan tim proyek dengan memberikan bantuan dalam
pembelian, proses biaya dan kontrak untuk proyek yang
ditugaskan.
Adapun tugas Quantity Surveyor antara lain:
 Mengendalikan dan mengawasi bidang pekerjaan, paket kontrak
dan koordinasi diantara semua pihak
 Mengatur pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh konsultan QS
 Mengendalikan berbagai pekerjaan yang terjadi di lokasi proyek
11

 Melakukan negosiasi dengan supplier/kontraktor
 Membantu PM dalam mengatur jumlah dana yang disepakati
5. Quality Control Engineer
Quality Control Engineer bertugas memeriksa proses kerja
dari aktivitas kerja di lokasi dalam jangka waktu satu hari dan
memastikan proyek sesuai dengan kebutuhan
Quality control engineering dengan tugas sebagai berikut :
 Memeriksa proses kerja dan pekerjaan yang diselesaikan setiap





hari
Melaporkan ketidak sesuaian
Manajemen kerusakan dan sistem penyerah terimaan
Kontrol dokumen
Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan
dilapangan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop
drawing.

6. Architecture Engineer
Architecture Engineer bertugas melakukan koordinasi
yang berhubungan dengan rincian desain dan masalah teknis untuk
pekerjaan arsitektur/interior di lokasi.
Tugas-tugas Architecture Engineer adalah sebagai berikut:
 Melakukan koordinasi desain dalam masalah arsitektur/interior
 Melakukan pengendalian terhadap konsultan arsitektur/interior
dan

melakukan

koordinasi

dengan

pihak-pihak

yang

berkepentingan lainya
 Memastikan pekerjaan yang diselesaikan oleh kontraktor sesuai
dengan yang direncanakan dengan menerbitkan NCR jika
ditemukan ketidak sesuaian berdasarkan desain yang disetujui
 Membantu Field Design Manager dalam menyarankan solusi
untuk dokumen kontrak yang bertentangan dan permintaan
untuk perubahan
7. MEP Engineer

12

MEP Engineer bertugas untuk melakukan koordinasi yang
berhubungan dengan detail rancangan dan hal-hal teknis untuk
pekerjaan MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing) di lokasi
proyek.
Adapun tugas dari MEP Engineer adalah sebagai berikut:
 Melaksanakan koordinasi rancangan yang berhubungan dengan
MEPMengendalikan konsultan proyek MEP dan melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang lain
 Memastikan pekerjaan yang diselesaikan oleh kontraktor sesuai
dengan yang direncanakan dengan menerbitkan NCR jika
ditemukan

ketidaksesuaian

berdasarkan

rancangan

yang

disetujui
 Membantu Field Design Manager dalam menyarankan solusi
untuk dokumen kontrak yang bertentangan dan meminta
perubahan kontrak
8. Architecture Supervisor
Architecture Supervisor

bertugas

mengawasi

semua

aktivitas kerja di lapangan (untuk arsitektur/interior works) setiap
hari dan memastikan proyek diselesaikan sesuan dengan tujuan
bisnis
Arch. Supervisor,dengan uraian tugas sebagai berikut.
 Mengawasi aktivitas kerja di lapangan setiap hari
 Mengulas dan mengendalikan jadwal konstruksi mikro
 Melaksanakan pemeriksaan kualitas kepada pekerjaan yang
diselesaikan (untuk pekerjaan arsitektur/interior)
 Mengendalikan dan memastikan pengiriman material (untuk
pekerjaan arsitektur/interior)
 Mendukung

petugas

keselamatan

dalam

melaksanakan

pemeriksaan SHE (Safety, Healty, and Environtment)

13

 Memastikan jumlah pekerja di lapangan (untuk pekerjaan
arsitektur/interior)

sesuai

dengan

yang

dilaporkan

oleh

kontraktor
 Bertanggung jawab dalam mengulas laporan kontraktor (laporan
harian, laporan kemajuan, laporan keselamatan, dll)
9. C&S Supervisor
C&S Supervisor bertugas mengawasi aktivitas pekerjaan di
lapangan (untuk pekerjaan struktur) setiap hari dan memastikan
proyek diselesaikan sesuai dengan tujuan bisnis.
C & S Supervisor, dengan uraian tugas sebagai berikut:
 Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor dalam
bidang struktur.
 Mengawasi serta

mengontrol

surveyor

dan

supervisor

kontraktor pada pekerjaan struktur dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari.
 Memeriksa dan memberikan persetujuan ijin kerja, penggunaan/
pengetesan material, schedule kerja dan berita acara kemajuan
pekerjaan kontraktor dibidang struktur, jika sudah sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
 Menghadiri rapat mingguan yang diadakan oleh kontraktor.
 Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam
bidang struktur.
 Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor pada
pekerjaan struktur bila terjadi penyimpangan pekerjaan struktur.
10. MEP Supervisor
MEP Supervisor bertugas mengawasi aktivitas kerja di
lokasi (untuk pekerjaan MEP) setiap hari dan memastikan proyek
diselesaikan sesuai dengan tujuan bisnis.
MEP Supervisor dengan tugas sebagai berikut.

14

 Mengawasi aktivitas kerja di lokasi (untuk pekerjaan MEP)
setiap hariMengulas dan mengendalikan jadwal konstruksi
mikro (untuk pekerjaan MEP
 )Melaksanakan pemeriksaan kualitas untuk pekerjaan yang
diselesaikan (untuk pekerjaan MEP)
 Mengendalikan dan memastikan pengiriman material (untuk
pekerjaan MEP)
 Mendukung petugas keselamatan dalam melaksananakan
pemeriksaan SHE (selama masa pekerjaan MEP)
 Memastikan jumlah pekerja di lokasi (untuk pekerjaan MEP)
sesuai dengan yang dilaporkan oleh kontraktor
 Bertanggung jawab dalam mengulas laporan kontraktor (laporan
harian, laporan kemajuan, laporan keselamatan, dll)

2.2 Aktivitas Selama Praktik
Selama praktek kerja lapangan di Proyek Jember Icon, aktivitas yang
dilaksanakan adalah melakukan pengawasan terhadap metode pelaksanaan yang
diterapkan di proyek Jember Icon ini. Metode pelaksanaan yang akan dijelaskan

15

dibawah ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan balok dan plat lantai 4 dan 5
zona 15. Berbeda dari pengecoran void pada lantai 3 yang menggunakan tower
crane, pada pengecoran void lantai 4 dan 5 menggunakan concrete pump.

Gambar 2.3 Zona 15 atau void yang akan diamati metode pelaksanaanya

2.2.1 Material dan Peralatan yang Digunakan
a. Material
Material yang akan ditampilkan dibawah ini adalah alat yang
tidak dapat ditemukan di kampus. Berikut adalah alat-alat tersebut
1. Beton Ready Mix
Beton ready mix adalah istilah beton yang sudah siap untuk
digunakan tanpa perlu lagi pengolahan dilapangan. Metode konvensional
biasa kita sebut dengan site mix, yang proses pencampurannya dilakukan
di lapangan. Penggunaan ready mix, dapat mempercepat pekerjaan
menghemat waktu dengan kualitas beton yang tetap terjaga. Beton ready
mix yang digunakan dalam proyek ini diproduksi oleh PT. Varia Usaha
Beton . Pada pekerjaan balok dan plat mutu beton yang digunakan adalah

16

beton K-350 dengan nilai slump ±12 cm. Semen yang digunakan untuk
membuat beton ready mix ini diproduksi oleh Semen Gresik.

Gambar 2.4 Beton Ready Mix ketika Uji Slump

b. Alat
Alat yang akan ditampilkan dibawah ini adalah alat yang tidak
dapat ditemukan di kampus. Alat-alat tersebut antara lain:
1. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi

untuk

menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi
seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton
yang dapat membuat beton keropos. Concrete vibrator digerakkan
oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa meter
untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh.
Alat ini digunakan sebagai pemadat saat pengecoran sedang
berlangsung, baik pada kolom, plat lantai, maupun balok. Hal ini
untuk menghindari adanya gelembung-gelembung udara yang terjadi
pada saat pengecoran yang dapat menyebabkan pengeroposan pada

17

beton sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu sendiri.
Terutama untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat penting.
Penggunaanya tidak boleh miring dan terlalu lama pada satu tempat
saja serta tidak boleh mengenai tulangan yang akan menyebabkan
bergesernya letak tulangan.

Gambar 2.5 Concrete Vibrator
2. Concrete Pump
Concrete pump adalah sebuah mesin/alat yang digunakan
untuk menyalurkan adonan beton segar dari bawah ke tempat
pengecoran atau tempat pengecoran yang letaknya sulit dijangkau
oleh truck mixer. Struktur beton bertulang banyak dipilih untuk
bangunan tingkat tinggi, maka dari itu diperlukan alat-alat konstruksi
yang dapat menunjang proses pembangunan tersebut.
Ada dua jenis concrete pump yang biasa digunakan pada
proyek-proyek yang ada di Indonesia, yaitu mobile concrete pump dan
fixed concrete pump atau pompa kodok. Pada proyek ini concrete
pump yang digunakan adalah jenis fixed concrete pump.

18

Concrete pump jenis fixed digunakan untuk menyalurkan beton
dari bawah ke lokasi pengecoran yang memiliki ketinggian lebih dari 5
lantai, hal ini dikarenakan mobile concrete pump tidak dapat
menjangkau

ketinggian

tersebut.

Penggunaan concrete

pump jenis fixed untuk pengecoran dengan ketinggian 5 lantai
kebawah kurang efektif dari segi instalasi pipa penyalur. Concrete
pump jenis fixed membutuhkan instalasi pipa penyalur beton dari
lantai dasar ke tempat pengecoran, hal ini membutuhkan lebih banyak
waktu dan tenaga dibandingkan dengan concrete pump jenis mobile

Gambar 2.6 Concrete Pump/Pompa Kodok yang digunakan
3. Tower Crane
Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya
dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila
dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi
vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan
pekerjaan struktur.

19

Tower crane sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan
tingkat tinggi (high rise building) untuk melayani daerah yang cukup
luas. Pada proyek ini tower crane menjadi sentral karena dalam
proyek gedung bertingkat tinggi transportasi vertikal maupun
horizontal yang menentukan kecepatan kerja. Tower crane digunakan
untuk mengangkut alat dan bahan untuk mengerjakan proyek ini.
Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin,
keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya
dapat berputar 360 derajat. Tower crane mampu menjangkau tempat
yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur
mengikuti ketinggian bangunan.
Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat
menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang
lengan yang sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan
bongkar pasang tower crane. Semakin panjang lengan tower crane,
maka kemampuan angkat semakin menurun.

Gambar 2.7 Salah satu tower crane yang digunakan dengan daya
angkat 2 ton

20

Jenis tower crane yang dipakai di proyek ini adalah static base
crane, yaitu tower crane berdiri secara tetap pada pondasi, dan untuk
menambah kekakuanya dapat diangkurkan ke struktur gedung yang
telah selesai dibangun. Terdapat 3 tower crane di proyek Jember Icon
dengan 2 daya angkat yang berbeda.

Gambar 2.8 Tower Crane dengan daya angkat 1,2 ton
4. Trowel Machine
Concrete trowel machine atau concrete power trowel adalah
alat atau mesin yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
permukaan beton yang masih dalam proses pengerasan.
Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan
cara manual atau masinal.Penyelesaian secara manual menggunakan
raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara
masinal menggunakan mesin trowel.

21

Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun
pelat baja yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton.
Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet
dibandingkan dengan pekerjaan tangan. Mesin trowel ini juga
digunakan untuk meratakan/ mengamplas/ menghaluskan permukaan
lantai andhesit atau batuan keras lainnya.

Gambar 2.9 Trowel Machine ketika digunakan

2.2.2 Pekerjaan Balok dan Plat
a. Pengetahuan Dasar
1. Balok
Balok adalah batang horizontal dari rangka (frame) struktur yang
menahan beban lentur akibat adanya momen yang terjadi pada struktur
bangunan. Balok juga menahan beban vertikal dan horizontal. Beban

22

vertikal berupa : berat balok itu sendiri, beban plat lantai, berat dinding
dan juga beban hidup yang terdiri dari beban yang berpindah-pindah,
seperti orang yang berada di dalam bangunan. Adapun fungsi balok antara
lain :
 Meneruskan beban dinding ke kolom
 Sebagai pengikat kolom
 Menambah kekuatan lentur plat
 Menambah kekuatan horizontal pada struktur
Bahan yang biasa digunakan adalah beton bertulang, tetapi dapat
pula digunakan bahan lain, misalnya baja profil yang dibungkus beton
(balok komposit). Di lokasi yang diamati balok yang digunakan terdiri
dari balok induk (balok struktur) dan balok anak (diafragma)
Balok terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
 Balok induk adalah balok utama yang penempatannya tepat pada
kolom memanjang sebagai panghubung antar kolom dan memiliki
dimensi lebih besar. Balok induk adalah balok yang dianggap satu
kesatuan dengan kolom dalam perhitungan satu portal. Balok
induk/balok utama mempunyai fungsi menahan beban dari balok
anak ke kolomBalok anak adalah balok yang menyokong atau
mendukung beban dan menghubungkan antar balok induk biasanya
dimensinya lebih kecil dibanding balok induk.
 Balok anak adalah balok yang menghubungkan antar portal yang satu
dengan yang lain. Balok anak mempunyai fungsi menahan bebanbeban dari lantai yang akan diteruskan ke balok induk dan balok anak
ini terletak diujung-ujung balok induk dan melintang ditengah-tengah
balok induk.

23

 Balok pendukungnya antara lain : ring balk, latei-L (balok yang
tertumpu tanpa penyangga) dan balok selasar. Ring balk adalah balok
yang penempatannya pada ujung atas bangunan dan melingkar
mengikuti kontur bangunan, dimensinya lebih kecil dibanding balok
anak. Terkadang pada suatu bangunan ring balk tidak dipakai.

2. Plat
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
·
Besar lendutan yang diinginkan
·
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
·
Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas
(mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap
dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar
bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari
plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja
(penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja
secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa,
angin, getaran, tidak diperhitungkan.
b. Metode Pelaksanaan Begisting
Pada pekerjaan begisting, perbedaan dapat ditemukan pada cara
pemasangan scaffolding. Jika biasanya jarak antara main frame adalah 180
cm, maka pada scaffolding di lokasi yang diamati jarak antar main frame
hanyalah 90 cm. Hal ini dikarenakan ukuran balok yang besar sehingga

24

membutuhkan penyokong yang lebih kuat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat di tahap-tahap pemasangan bekisting balok berikut :
1) Komponen bangunan yang harus diselesaikan lebih awal adalah kolom
dan shear wall, yang nanti akan berfungsi sebagai pendukung
komponen balok
2) Kemudian scaffolding dipasang. Scaffolding yang digunakan pada
lokasi yang ditinjau dipasangi main frame setiap setengah bracing.
Jadi jarak antar main frame yang awalnya 180 cm menjadi 90 cm.
Dipasang scaffolding seperti itu karena ukuran balok yang besar
sehingga membutuhkan penyokong yang lebih kuat. Lihat gambar 3.11
dibawah ini
U-Head Jack

Gambar 2.10 Scaffolding dipasang setiap 90 cm
Dapat dilihat bahwa satu buah main frame diletakkan di tengah-tengah
cross brace. Kemudian disambungkan dengan cross brace lainya yang
ditengahnya juga terdapat mainframe

25

3) Ketinggian scaffolding disesuaikan dengan mengatur base jack dan Uhead jack
4) Pada U-head dipasang balok pikul dengan paku sejajar dengan arah
cross brace dan diatasnya dipasang balok suri dengan arah melintang.
Balok suri dpasang dengan cara dipaku ke balok kayu
5) Diatas balok suri dipasang bracing dari besi siku sebagai alas
multiplek yang akan digunakan untuk membuat begisting balok

Bracing

Balok Suri
Balok Pikul
Gambar 2.11 Besi siku dipasang diatas balok suri
6) Bodeman atau begisting sisi bawah dipasang sebagai alas dari balok
yang terbuat dari multiplek. Multiplek yang digunakan harus yang
halus karena akan mempengaruhi permukaan balok nantinya.
7) Setelah itu pembesian balok dilakukan
8) Setelah pembesian balok selesai kedua tembereng dipasang.
Tembereng atau begisting sisi samping dipasang dengan cara dipaku
ke bodeman.
26

9) Tembereng diperkuat dengan menggunakan Beam Clamp Type C.
Tembereng diberi perkuatan supaya mampu menahan beton ready mix.

Beam Clamp

Gambar 2.12 Pemasangan Beam Clamp untuk tembereng
10) Setelah begisting balok terpasang, kemudian dimulai pemasangan
begisting plat. Begisting plat bertumpu Leader frame yang dipasang
bertumpu pada balok suri begisting balok
11) Lalu balok suri dipasang diatas leader frame sebagai tumpuan untuk
bracing diatasnya
12) Setelah balok suri terpasang, dipasang bracing diatasnya
13) Setelah itu multiplek untuk begisting plat dipasang diatas bracing

27

Bracing

Balok Suri

Leader Frame

Gambar 2.13 Begisting plat dilihat dari bawah
14) Celah antara satu multiplek dengan multiplek lainya ditutup
menggunakan solasi, supaya bisa menghasilkan plat sebaik mungkin

Gambar 2.14 Celah antar multiplek ditutup dengan solasi
c. Metode Pelakasanaan Pembesian
28

Pekerjaan pembesian dilakukan dengan cara memasang tulangan
terlebih dahulu baru kemudian tembereng dipasang. Urutan dalam proses
penulangan balok dan plat beton adalah sebagai berikut:
1) Tulangan lapangan di letakkan di tempat pembesian
2) Tulangan lapangan atas, diangkat kemudian disatukan dengan tulangan
tumpuan atas yang berasal dari balok sebelahnya menggunakan kawat
bendrat

Tul. Lapangan
Tul. Tumpuan

Gambar 2.15 Pemasangan tulangan lapangan
3) Setelah tulangan lapangan atas, kemudian tulangan lapangan bawah
disambungkan dengan tulangan tumpuan bawah yang juga berasal dari
balok sebelah dengan menggunakan bendrat.
4) Setelah itu, sengkang dimasukkan ke dua tulangan dengan cara
merapatkan tulangan atas dan tulangan bawah, sehingga sengkang
mudah masuk. Sambungan sengkang ditempatkan bersilang seperti
gambar dibawah ini.

29

Gambar 2.16 Letak sambungan sengkang
5) Setelah semua sengkang masuk, sengkang mulai disatukan dengan
menggunakan bendrat. Penyatuan sengkang dengan tulangan utama
dimulai dari kedua tumpuan kemudian ke tengah

Gambar 2.17 Pengikatan sengkang ke tulangan dengan jarak 200 mm

30

6) Setelah semua sengkang terikat ke tulangan, beton decking dipasang
dibawah sengkang supaya tebal selimut beton yang direncanakan
tercapai.
7) Tembereng dan begisting plat kemudian dipasang sesuai dengan yang
ada di shop drawing
8) Setelah tembereng dan begisting plat terpasang, penulangan plat dan
pemasangan sengkang sepihak dilaksanakan

Beton Decking

Gambar 2.18 Pemasangan tulangan plat
9) Dibawah tulangan plat juga dipasang beton decking supaya tebal
selimut beton yang direncanakan dapat dipenuhi

31

Gambar 2.19 Pemasangan Beton Decking
Pengawasan pada pekerjaan pembesian dilakukan secara visual dengan
membandingkan hasil pekerjaan di lapangan dengan shop drawing.
Pengawasan dilakukan terhadap jumlah tulungan tumpuan dan lapangan,
diameter tulangan, diameter sengkang, jarak antar sengkang, perletakan
sambungan sengkang,

d. Metode Pelaksanaan Pengecoran
Untuk pengecoran zona 15 lantai 4 dan 5 ini, dibutuhkan beton
ready mix sebanyak 200 m3.

32

Gambar 2.20 Pembagian Zona Lantai 5
Urutan pekerjaan pengecoran balok dan plat adalah sebagai
berikut:
1) Area sambungan beton dirapikan dengan menggunakan gerinda
terlebih dahulu
2) Bagian yang akan dicor dibersihkan dahulu dari serbuk-serbuk kayu
dan sisa-sisa paku dan bendrat

33

Gambar 2.21 Pembersihan lokasi pengecoran
3) Langkah selanjutnya adalah instalasi pipa untuk mengalirkan beton
ready mix dari concrete pump ke area pengecoran. Tinggi pipa dari
permukaan adalah 20-30 cm
4) Sesaat sebelum dicor, bagian dari beton lama yang akan mengalami
kontak langung dengan beton baru diberikan bonding agent supaya
beton lama dengan beton baru dapat merekat sempurna
5) Ketika truk ready mix datang, dilakukan pengujian slump dan
pengambilan sample. Pengujian slump dilakukan setiap 30 m3. Di
setiap 30 m3 diambil 3 buah benda uji berbentuk kubus.
6) Setelah selesai dilakukan pengujian slump dan beton ready mix
dinyatakan memenuhi syarat, beton ready mix dituangkan ke dalam
concrete pump untuk dialirkan ke lokasi pengecoran melalui pipa yang
telah dipasang

34

7) Beton ready mix yang keluar dari pipa langsung diratakan oleh 4-5
orang pekerja menggunakan alat semacam cangkul. Bagian pertama
yang ditutupi beton adalah bagian tumpuan
8) Alat ukur yaitu waterpass digunakan untuk memeriksa kedataran
pengecoran, apakah sudah sama tinggi dengan plat yang sudah selesai
di cor. Salah satu tukang memegang rambu ukur sedangkan surveyor
bertugas untuk memeriksa apakah perataan sudah cukup tinggi atau
belum

Gambar 2.22 Perataan beton ready mix untuk menutupi tulangan
9) Setelah beton dirasa cukup keras untuk diinjak, pekerjaan floor
hardener dilaksanakan. Floor hardener menggunakan sika chapdur
kemudian diratakan dengan menggunakan ruskam dan trowel

35

Gambar 2.23 Pekerjaan floor hardener

e. Dimensi Balok dan Plat

36

Pada lokasi yang diamati terdapat 2 jenis balok yaitu B7 dan BA1.
Untuk plat hanya terdapat satu jenis plat yaitu S2. Tulangan yang
digunakan pada lokasi yang diamati dapat dilihat di tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Tulangan yang digunakan pada balok di lokasi yang ditinjau
Kode

Dimensi
(mm)

B7

500 x 1000

BA1

200x400

Tul. Atas
Tul. Bawah
Sengkang
Tum
Lap Tum
Lap
Tum
Lap
14D2
6D25 7D25 12D25 D13-125 D13-200
5
3D19 3D19 3D19 3D19 D10-125 D10-125
(Sumber : Shop Drawing)

Sepihak
Tum
Lap
2
1
D13-125
-

Gambar 2.24 Shop Drawing Balok B7 dan Balok BA1
Tabel 3.2 Tulangan yang digunakan di plat S2
Letak
Φ Tulangan
Tulangan Vertikal
D10-200
Tulangan Horizontal
D10-300
(Sumber : Shop Drawing)

37

D13-125
-

Gambar 2.25 Shop Drawing Plat Lantai S2

2.3 Masalah Yang Dihadapi
Beberapa permasalahan terjadi ketika pekerjaan balok dan plat zona 15
lantai 4 dan 5 dilaksanakan, diantaranya :
1. Pada saat akan dilakukan pengecoran lantai 5, pihak batching plant
menginformasikan bahwa persediaan fly ash tidak mencukupi untuk
membuat beton ready mix yang dibutuhkan untuk melakukan pengecoran
pada hari itu.
2. Pada saat hendak memasang sengkang lantai 4, dapat dilihat bahwa tulangan
utama tidak benar-benar lurus. Hal ini dapat berpengaruh kepada kekuatan
struktur bila sudah dicor nanti.

2.4 Pemecahan Masalah Yang Diambil
Dari masalah-masalah tersebut diatas, penyelesaian yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Pengecoran ditunda esok hari, menunggu persediaan fly ash di batching plant
mencukupi sehingga dapat membuat beton ready mix dengan jumlah yang
sudah diinginkan. Hal ini menyebabkan peningkatan volume beton ready mix

38

yang dibutuhkan pada hari selanjutnya karena pada hari selanjutnya juga
dilakukan pengecoran.
2. Karena begisting belum dipasang, maka pelurusan tulangan dilakukan

dengan cara dicungkit menggunakan besi. Sengkang-sengkang yang terlanjur
dipasang dilepas terlebih dahulu, lalu tulangan utama dicungkit sedikit demi
sedikit hingga lurus.

39