STUD1 DESKRlPTlF TENTANG PENGEMBANGAN SlKAP PRILAKU ANAK Dl TK PLANET KIDS LUBUK MINTURUN PADANG
I
Pendidikan Dan llmu Pendidikan UNP
LAPORAN PENELlTlAN
I
-
STUD1 DESKRlPTlF TENTANG PENGEMBANGAN
SlKAP PRILAKU ANAK Dl TK PLANET KIDS LUBUK
MINTURUN PADANG
Oleh:
Nurhafizah, MPd
NIP. 197314102006042001
Wima Novita
NIM: 01460
Silvia Ningsih
NIM: 01476
Dibiayai DlPA UNP
Nomor : 06641023-04.2.01/03/2012
Tanggal 9 Desember 201 1
Universitas Negeri Padang
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USlA DIN1
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
I
x-3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Studi Deskriptif tentang Pengembangan Sikap Prilaku
Anak di TK Planet Kids Lubuk Minturun Padang
Ketua Peneliti :Nurhafuah, MPd
Jurusan
:Pendidikan guru pendidikan anak usia dini (PG-PAUD)
Padang, November 20 12
Disetujui Oleh
Periview.
Dr. Rakimahwati. MPd
NIP. 19580305198003 2 003
Peneliti
Nuhafizah. ME(^
NIP. 1973 1 0 1 4200604200 1
ABSTRAK
Sikap perilaku anak bermacam-macam mulai dari sikap perilaku baik
sampai pada sikap perilaku yang menyimpang. Agar tidak terjadi sikap
perilaku anak menyimpang maka setiap anak perlu mendapatkan didikan
dari orang dewasa yang bertanggung jawab kepadanya seperti orangtua
dan guru. Sebagai pendidik, orangtua dan guru harus memberikan contoh
keteladanan kepada anak, apalagi pada anak usia dini misalnya anak TK,
dimasa-masa usia tersebut merupakan masa atau periode meniru atau
periode imitasi. Jika pendidik berlaku salah maka prilaku salah tersebutlah
yang akan ditiru anak. Di sekolah seorang guru perlu menstimulasi sikap
prilaku anak agar sikap perilaku tersebut berkernbang ke arah perilaku
yang lebih baik. Sikap guru sebagai seorang pendidik berbeda-beda
dalam menghadapi perilaku anak. Ada guru yang sabar rnenghadapi
perilaku anak, dengan memberikan nasehat serta motivasi dengan
berbagai cara agar sikap perilaku anak berubah ke arah yang lebih baik.
Namun ada juga guru dalam mengahadapi anak tidak memiliki sikap
sabar, tidak rnerespons perilaku anak dan tidak memberikan rnotivasi agar
anak dapat rnerubah perilakunya. Padahal pengembangan sikap prilaku
merupakan ha1 yang sangat penting dalam membentuk pembiasaanpembiasaan baik pada anak. pembiasaan berprilaku baik tersebut
selayaknya dilakukan sejak usia dini sebagai pondasi awal bagi
pengembangan sikap prilaku anak selanjutnya agar anak memiliki karakter
positif di kemudian hari. Taman Kanak-kanak merupakan jenjang
pendidikan anak usia dini yang dapat menjadi wadah bagi pengembangan
sikap prilaku tersebut.
Kata Kunci: Pengembangan; Sikap Prilaku; Anak, Taman Kanak-kanak
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah Yang Maha Esa Yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan judul, "Studi Deskriptif tentang
Pengembangan Sikap Prilaku Anak di Tk Planet Kids Lubuk Minturun
Padang". Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1: Ibu Dr. Hj. Rakimahwati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan memegang
.
kuasa Ketua-Jurusan PG-PAUD Fakultas llmu Pendidikan sekaligus
selaku revier.
2. Bapak Prof. Dr. H. Firman MS,Kons selaku Dekan Fakultas llmu
Pendidikan.
3. Ibu Kepala sekolah dan guru kelas di TK Planet Kids Lubuk Minturun
Padang yang telah berkenan memberi izin untuk melakukan penelitian.
Peneliti menyadari bahwa laporan ini belum pada tahap sempurna.
Untuk itu peneliti menerima saran, masukan dan kritikan yang positif serta
bermanfaat untuk kesempumaan laporan penelitian ini, semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan
sumbangar) untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Padang, September 201 1
Peneliti
DAFTAR IS1
ABSTRAK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...........................................................................ii
...
DAFTAR IS1.....................
.
.
..........................................................111
BAB l PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar belakang masalah ...................................................... 1
Fokus Penelitian ................................................................. 5
Perumusan masalah ............................................................ 5
Tujuan penelitian ................................................................. 5
Manfaat penelitian ...............................................................6
BAB I1ACUAN TEORlTlK
A.
B.
C.
D.
Hakikat anak usia dini ......................................................... 7
Urgensi stimulasi sejak usia dini .......................................... 10
Hakekat Pengembangan sikap prilaku anak ........................ 10
Peran guru dalam mengembangkan prilaku anak ............... 15
BAB Ill METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar. Entri dan Kehadiran Penelitian .................................. 19
lnforrnan .............................................................................. 19
lnstrumentasi ......................................................................20
Teknik Pengumpulan Data ............................................. 2 1
Teknik Analisis Data ........................................................... 22
Teknik Pengabsahan Data ................................................23
BABIV TEMUAN-TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A . Temuan hasil pengamatan deskriptif ................................... 24
B. Analisis data .................................................................. 43
C . Pembahasan........................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A . Kesinipulan ..........................................................................49
B. lmplikasi ......................................................................... 50
C . Saran ...................................................................................54
REFERENSI
A. Daftar Pustaka ................................. .
.
.............................. 53
B. Apendix ...............................................................................54
BAB l
PENDAHULUAN
A. Lafar Belakang Masalah
Anshar (2005: 39) Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk
membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Tentu saja pendidikan itu kita mulai pada masa
awal yaitu pada masa usia dini.
Setiap anak terlahir dengan sifatnya yang unik, tidak ada dua anak
yang sama sekalipun kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi
yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, bakat dan minat tersendiri. Anak
pada masa usia dini sedang berada dalam masa keemasan (golden age)
yaitu masa-masa dimana seorang anak mengalami kecerdasan yang
sangat tinggi. Pada masa inilah seorang anak mulai dididik agar potensi
yang dibawa sejak lahir itu dapat berkembang secara optimal. Setelah
mereka besar diharapkan
dapat menjadi orang yang berguna bagi
masyarakat, bangsa dan negara serta dapat membahagiakan orangtua
dan keluarga yang telah susah payah membesarkannya dengan cinta dan
per~uh kasih
sayang.
Lingkungan
keluarga
khususnya
orangtua
merupakan dasar pertama bagi pernbentukan pribadi anak.
Setiap individu yang lahir perlu ditumbuh kembangkan potensi yang
dimilikinya itu secara optimal. Untuk memperoleh pengenibangan potensi
maka orangtua harus memulai pendidikan terhadap anak dari kecil,
sebagaimana yang dikemukakan Kartini (1995: 15) "orangtua menjadi
pendidik pertama bagi anak keturunannya dan orang dewasa secara
kodrati memikul tanggung jawab untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak manusia dengan jalan mendidik".
Peniliti Otak,
Marian Diamond mengatakan bahwa melatih
kecerdasan otak manusia itu tidak ada batas waktunya, tapi membangun
prilaku dan etika moral anak itu ada batas waktunya, dan jika batas itu
terlampaui maka akan sulit sekali merubahnya. Tujuan di bentukanya
instiitusi sekolah adalah untuk membangun kehidupan moral dan etika
prilaku bangsa yg lebih baik. Sekolah adalah agen perubahan yg harus
bisa mengubah prilaku anak menjadi baik, selain orangtuanya dirumah.
Berdasarkan kutipan diatas jelaslah bahwa upaya pengembangan
potensi individu ini merupakan tugas besar yang harus dilaksanakan oleh
pendidik diantaranya oleh orangtua di dalam keluarga dan guru di
sekolah. O!eh karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal terutama sikap prilakunya.
Selain peran orangtua, lembaga Pendidikan Formal seperti Taman
Kanak-kanak (TK) dan lembaga PAUD adalah sebuah lembaga untuk
memberikan stimulus dalam membantu perkembangan anak. Orangtua
membutuhkan lembaga seperti Taman Kanak-kanak dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anaknya baik fisik maupun psikis.
Pendidik atau guru pada Taman Kanak-kanak jug% berperan sebagai
orangtua bagi anak, dengan kata lain tugas guru adalah mendidik.
MILIN PERPUSTAKAAM
1
Mendidik
anak
dengan
baik
dan
benar
berarti
menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi
jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan oleh orangtua anak.
Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara
wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Hal
ini sangat sesuai dengan tujuan Taman Kanak-kanak menurut Depdiknas
(2004: 7) yaitu "membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,
kognitif, bahasa, fisik 1 motorik, kemandirian, dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar".
Tujuan tersebut akan terwujud dengan adanya guru sebagai
pendidik di Taman Kanak-kanak. Seorang guru hendaknya sudah memiliki
pengetahuan dan pemahaman dalam cara mendidik anak agar tujuan
tersebut dapat dicapai, tentu saja dengan bantuan dari berbagai pihak
dalam bidang pendidikan anak usia dini. Guru di TK berperan sebagai
teladan bagi anak didik artinya sikap guru dan semua yang ditunjukkan
oleh guru daiam perilakunya akan menjadi contoh bagi anak. Anak
biasanya mengidolakan orang-orang yang disukainya termasuk juga guru
yang akan diidolakan oleh seorang anak. Karena pada kenyataanya
banyak sekali anak yang mengidolakan gurunya di sekolah.
Menjadi figur seorang guru hendaknya adalah figur seorang guru
yang disukai oleh anak dan membawa anak ke arah yang baik.
Penampilan seorang guru juga menjadi perhatian bagi anak. Jika anak
menyukai penampilan gurunya, anak senang dengan gurunya, maka anak
juga akan senang ketika guru memberikan pembelajaran.
Pendidikan
yang diberikan oleh seorang guru dengan tulus dan penuh kasih sayang
akan membuat anak merasa tentram, jika anak sudah merasa tentram
jiwanya dan merasa tidak dipaksa anak merasa senang dalam
pembelajaran.
-
Setiap guru memiliki sikap atau respons yang berbeda antara guru
yang satu dengan guru yang lain. Ada guru yang menerapkan sikap
seperti mau mendengarkan pendapat anak, memberi kesempatan kepada
anak untuk bertanya, jika anak melakukan kesalahan guru akan
menasehati anak dengan lemah lembut. Guru yang kasar kepada anak
akan membuat anak menjadi takut. Tidak mau mendengarkan pendapat
anak bahkan ada yang mengabaikan anak didik seperti guru asyik saja
dengan kesibukannya sendiri sehingga anak kurang diperhatikan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru
memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anak.
Perzlbahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi guru apabila
anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi apabila anak
telah menunjukkan tanda- tanda yang mengarah ke ha1 yang negatif akan
membuat cemas para guru. Perilaku menyimpang atau perilaku buruk
pada anak usia dini seperti berbohong, suka' menggangu teman dan suka
merusak barang-barang yang ada di sekolah dan sebagainya sering
terjadi pada anak. Perilaku seperti itu jika dibiarkan saja dan tidak disikapi
atau ditindak lanjuti akan terbawa oleh anak sampai anak dewasa nanti.
Berdasarkan ha1 tersebut maka sangat diperlukan peranan guru
dalam menyikapi perilaku anak. Pada masa usia dini inilah masa yang
paling tepat untuk mengembangkan sikap perilaku anak karena jika
perilaku buruk sudah menjadi suatu kebiasaan pada anak maka saat
dewasa nanti akan lebih sulit untuk mengatasinya.
- B. Fokus Penelitian
Penelitian ini di fokuskan pada hal-ha1 berikut:
1. Sikap Prilaku yang ditunjukkan oleh anak Taman Kanak-kanak.
2. Usaha guru untuk mengembangkan sikap prilaku anak di Taman
Kanak-kanak
C. Perurnusan masalah
Adapun rumusan perrnasalahan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pentingnya pengembangan sikap prilaku anak sedini mungkin.
2. Peran guru dalam mengembangkan sikap prilaku anak di Taman
Kanak-kanak.
3. Pengembangan sikap
prilaku anak, dalam
kegiatan bercerita,
pembiasaan-pembiasaan baik dalam berbicara, dan bersikap.
D. Tujuan peneiitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan dapat
mendeskripsikan
sampai
sejauh
mana
guru
di
sekolah
dapat
mengembangkan sikap prilaku anak. Dengan adanya deskripsi tentang
pengembangan sikap prilaku di Taman Kanak-kanak diharapkan juga
menjadi masukan bagi guru dalam pengelolaan strategi pembelajaran
khususnya dalam pengembangan sikap prilaku anak taman kanak-kanak.
E. Manfaat penelitian
Adapun luaran dan kontribusi dari penelitian ini diharapkan dapat
membantu:
a. Anak, agar anak tahu bagaimana berprilaku baik pada diri sendiri, ban
pada orang lain sehingga sikap prilaku anak berkembang dengan
baik, sikap prilaku tersebut dijadikan sebagai kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga anak dapat tumbuh menjadi anak
yang memiliki karakter positif.
b. Guru, dapat memberikan masukan dan informasi baru untuk
memperbaiki metode pembelajaran khususnya pengembangan sikap
prilaku anak dalam proses pembelajaran sesuai dengan pertumbuhan
anak.
c.
Orang tua, sebagai pedoman dalam mengembangkan sikap prilaku
anak ketika berada dalarn pengawasan orangtua,
bagairnana
memberikan motivasi kepada anak untuk selalu berprilaku baik
sehingga terciptanya suatu kerja sama yang menunjang atara
pendidikan
dirumah
dengan
pendidikan
disekolah
F
1
BAB II
ACUAN TEORlTlK
1)
I'
I?
t!
A. Hakekat Anak Usia Dini
k
li
Sesuai dengan pasal28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
n
Tahun 2003 Ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang rnasuk dalarn
i
rentang usia 0-6 tahun. Ketika berada dalam kandungan anak terus mengalami
perkembangan baik fisik maupun psikisnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh
-
Dewantara (dalam Nugraha, 2005: 53) anak (manusia) adalah titah Tuhan yang
terdiri atas unsur badan kasar (jasmani) dan badan halus (rohani). Frobel (dalam
Nugraha, 2005: 53) berpendapat bahwa anak pada dasamya berpembawaan baik
dan berpotensi kreatif.
Erikson (dalam Nugraha, 2005: 53) anak
adalah makhluk yang aktif dan
penjelajah yang adaptif selalu berupaya untuk mengontrol lingkungannya. Masa
kanak-kanak merupakan gambaran bagi seseorang manusia tempat dimana
kebaikan dan keburukan berkembang dan mewujudkan jati diri sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Batasan anak usia dini dibagi oleh Beecler dan Snowman (dalam Sumantri,
2005: 12) berdasarkan (approach) pentahapan yang menggambarkan proses
ataupun urutan tahapan perkembangan, setiap tahap perkembangan mempunyai
karakteristik tertentu yang berbeda dengan tahapan yang lainnya. Anak usia dini
adalah anak dalam rentang usia 0-6 tahun.
Berada dalam masa emas
perkembangan, yaitu saat yang paling baik untuk mengoptimalkan fungsi otak anak
melalui pemberian stimulasi pendidikan dan pengalaman dari lingkungan oleh guru
ataupun orang tua.
Anak mengalami beberapa tahap perkembangan dimulai pada saat anak
berada dalam kandungan dan setelah lahir anak masih mengalami berbagai
pertumbuhan dan perkembangannya. Dimana pertumbuhan dan perkembangan fisik
maupun mental anak pada saat itu berkembang sangat pesat. Setiap tahap
perkembangan tersebut
anak
selalu mengalami perubahan pada
seluruh
kemampuan atau kecerdasan yang dimilikinya. Pertumbuhan dan perkembangan itu
terjadi pada fisik motarik anak, perkembangan moral (meliputi kepribadian, watak
dan akhlak), sosial, emosional, intelektual dan bahasa anak. Oleh karena itu pada
masa usia emas (golden age) inilah anak- anak mendapat perhatian-danpendidikan
yang baik agar anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
dimilikinya.
Kemampuan yang berkembang pada anak usia dini atau usia TK adalah
kecerdasan jamaknya atau kemampuan dasar pada anak antara lain kemampuan
kognitif, bahasa, fisik motorik, seni dan sosial emosional, nilai moral dan agama.
Perkembangan kemampuan tersebut tidak sama pada setiap anak, tetapi
perkembangan tersebut tidak berkembang secara sendiri-sendiri atau terpisah
namun berkembang secara menyeluruh pada diri anak.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 26 tahun 2003 tentang
batasan Pendidikan Anak Usia Dini, batasan pembinaan pendidikan anak usia dini
adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam
tahun ( 0- 6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Suyanto (2005: 7) "Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk membimbing
dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tipe kecerdasannya". Depdiknas (2004: 6) "Taman Kanak-kanak
sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai
enam tahunn. fungsi pendidikan Taman Kanak-kanak ini adalah sebagai berikut: a)
Mengenalkan peraturan, menanamkan disiplin pada anak, b) Mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, c) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, d)
Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
dan
bersosialisasi,
e)
Mengembangkan keterampilan dan kreativitas anak, f) Menyiapkan anak untuk
memasuki pendidikan dasar.
.
.
Masitoh (dalam Aisyah, 2007: 1.3) mengemukakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran di Taman Kanak-kanak mengutamakan bermain sambil belajar dan
belajar seraya berrnain. Moeslichatoen (dalam Aisyah, 2007: 1.4) berpendapat
bahwa: a) Sebaiknya memberikan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman
dan menyenangkan kepada anak, b) Dapat berbentuk kegiatan belajar yang dapat
membentuk anak untuk berperilaku yang baik, melalui pembiasaan yang terwujud
dalam kegiatan sehari-hari, c) Merupakan pengembangan berbagai kemampuan
dasar anak.
Depdiknas (2004: 6) prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu: a)
Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, b) Berorientasi
pada kebutuhan anak, c) Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, d)
Menggunakan pendekatan tematik, e) Kreatif dan inovatif, f) Lingkungan kondusif, g)
Mengembangkan kecakapan hidup.
8. Urgensi stimulasi sejak usia dini
Stimulasi
atau rangsangan terhadap berbagai potensi yang dimiliki anak
sedini mungkin sangatlah penting. Pentingnya stimulasi dilakukan sedini mungkin
bahkan dilakukan sejak dari kandungan. Hal tersebut telah diteliti oleh beberapa ahli,
yang menyatakan bahwa anak-anak dapat distimulasi sejak usia kandungan empat
bulan karena pada masa tersebut anak sudah dapat mendengar maka stimulasi
belajar misalnya dengan mengajak anak bicara atau bercerita dimungkinkan untuk
dilakukan.
Stimulasi anak menurut modul perkembangan anak -Depdiknas adalah suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pendidik bertujuan untuk mendorong potensi
perkembangan anak usia dini, mencakup: perkembangan motorik kasar, motorik
halus, kognitif (bicara dan bahasa) sosial-emosional, dan nilai-nilai moral agama.
Peniliti Otak, Marian Diamond mengatakan bahwa melatih kecerdasan otak
manusia itu tidak ada batas waktunya, tapi membangun prilsku dan etika moral anak
itu ada batas waktunya, dan jika batas itu terlampaui maka akan sulit sekali
merubahnya. Tujuan di bentukanya institusi sekolah adalah untuk membangun
kehidupan moral dan etika prilaku bangsa yg lebih baik. Sekolah adalah agen
perubahan yg harus bisa mengubah prilaku anak menjadi baik, selain orangtuanya
dirumah.
C. Hakekat Pengembangan Sikap Prilaku
Colman (dalam Hanurawan, 2010: 64) mengemukakan bahwa sikap sebuah
>
pols yang menetap berupa respons evaluatif tentang orang, benda atau isu. Baron
dan Byrne (dalam Hanurawan, 2010: 64) sikap adalah penilaian subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Dapat dikatakan bahwa sikap adalah emosi yang berupa
respons kepada objek sikap seperti orang, keadaan atau situasi dan sebagainya.
Respons ini ada yang posiff dan ada yang negatif, ada berupa suka atau tidak suka
dan sebagainya.
Manstead dan Strickland (dalam Hanurawan, 2010: 65) terdapat tiga
komponen sikap yaitu: 1) Komponen respons evaluatif kognitif, 2) Komponen
respons evaluatif afektif dari sikap adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan
dengan suatu objek sikap, 3) Komponen respons evaluatif perilaku dari sikap adalah
berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek 'sikap.
Komponen kognitif artinya pikiran seseorang tentang suatu objek, komponen
afektif perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah dan
sebagainya, komponen perilaku dari sikap kecenderungan untuk berperilaku
menurut cara-cara tertentu pada objek sikap tersebut. Ketiga komponen tersebut
secara bersama merupakan penentu bagi keseluruhan sikap dalam diri seseorang.
D. Katz (dalam Hanurawan, 2010: 66) menjelaskan fungsi sikap ada empat
yaitu: 1) Fungsi penyesuaian diri, 2) Fungsi pertahanan diri dan bersifat melindungi,
3) Fungsi ekspresi nilai bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar
seseorang, memamerkan citra dirinya, 4) Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap
membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal.
Adapun makna dari prilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk
hidup, ditinjau dari aspek biologis. Aktivitas itu ada yang dapat diamati oleh orang
lain dan ada pula yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Wujud dari perilaku dapat
berupa gerakan at& sikap, tidak hanya badan dan ucapan tetapi juga keseluruhan
gerakan.
Skiner merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus. Karakteristik individu meliputi berbagai unsur seperti
motif, nilai-nilai, sifat kepribadian dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain
/i
dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan
I
perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku,
bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu.
Adapun lingkungan dapat berupa lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah
tempat anak belajar.
lstilah perilaku dapat disamakan dengan
".
tingkah laku". Wirawan
berpendapat bahwa tingkah laku merupakan pembeda antara diri manusia dengan
1
makhluk lain. Ciri-ciri tingkah laku manusia antara lain:
a. Kepekaan sosial, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku
dengan harapan dan pandangan orang lain, sehingga perilaku biasanya
berhubungan dengan lingkungan.
b. Keberlangsungan tingkah laku. Tingkah laku tidak tejadi begitu saja, tetapi
selalu ada kesinambungan.
1
c. Orientasi kepada tugas.
d. Usaha
dan
pejuangan.
Manusia
memiliki aspirasi yang
harus
diperjuangkan, berbeda dengan hewan yang hanya berjuang untuk
memperoleh sesuatu yang diberi tuhan.
Dengan demikian sikap prilaku seseorang dapat menyesuaikan diri
dimanapun dan kapanpun serta dalam situasi baru. Sikap juga berfungsi sebagai
usaha dalam n'iempertahankan diri dari bahaya yang akan mengancam bagi dirinya
sendiri. Sikap adalah ekspresi nilai artinya melalui sikap inilah seseorang dapat
menunjukkan ciri khas dirinya sendiri yang menjadikannya berbeda dari orang lain.
Ciri khas tersebut dapat ditunjukkan melalui kecerdasannya, kebaikan tingkah
I
lakunya dan sebagainya. Sikap juga berfungsi sebagai pengetahuan maksudnya
I
I
melalui sikap tersebut seseorang dapat merniliki standarisasi terhadap sesuatu
I
I
benda, keadaan ataupun kejadian.
Adapun
domain
kecerdasan
sosial
emosional
terkait
karakteristik
pengembangan prilaku anak menurut Syamsu yusuf yang diadopsi dari Goleman,
seperti tabel dibawah ini:
dalam Ali Nugraha (2005:7.9)
KARAKTERISTIK PRILAKU
ASPEK
1. Kesadaran diri
a. Mengenaldan merasakan ernosi sendiri
b. Memahami penyebab perasaan yang timbul
c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan
2. Mengelola emosi
a.
Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu
mengelola amarah dengan lebih baik.
b.
Lebih marnpu rnengungkapkan amarah dengan
tepat tanpa berkelahi
c.
Dapat
mengendalikan
prilaku
agresif
yang
merusak diri sendiri dan orang lain.
d.
Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri,
sekolah dan keluarga.
e.
Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangarl
jiwa (stress)
f.
)
3. Memanfaatkan emosi a.
Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cernas
dalam pergaulan.
Merniliki rasa tanggung jawab
secara produktif
b.
Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang
dikerjakan
c.
Mampu mengendalikan diri dan tidak bersifat
impulsif.
4. Empati
a.
Mampu menerima sudut pandang orang lain
b.
Memiliki sikap empati atau kepekaan terhadap
perasaan orang lain.
5.
Membina hubungan
c.
Mampu mendengarkan orang lain
a.
Memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
menganalisis hubungan dengan orang lain.
b.
Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain.
c.
Memiliki kemarnpuan berkomunikasi dengan orang
lain.
d.
Memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul
dengan teman sebaya.
e. Memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian
terhadap orang lain.
f.
Memperhatikan
kepentingan
sosial
(senang
menolong orang lain) dan dapat hidup selaras
dengan kelompok.
g.
Bersikap senang berbagi rasa dan bekerjasama
h.
Bersikap demokratis dalam bergaul dengan orang
lain.
Menurut Salovey dan John Mayer, domain pengembangan sosial emosional
meliputi empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasikan rasa
marah,
kernandirian,
kernampuan menyesuaikan diri,
disukai
kemampuan
memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan dan
sikap hormat.
Domain pengembangan sosial emosional rnenurut Daniel Geleman adalah
mampu memotivasi diri sendiri, mampu bertahan menghadapi frustasi, lebih fokus
pada cara untuk menjalankan jaringan informalnya, mampu mengendalikan
dorongan hati, cukup luwes untuk menemukan cara agar sasaran tetap tercapai,
memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa segala sesuatunya akan terselesaikan
ketika menghadapi tahap yang sulit, memiliki empati yang tinggi, mempunyai
keberanian untuk rnemecahkan tugas yang berat dan menjadikannya tugas yang
kecil yang mudah ditangani, dan cukup banyak aka1 untuk menemukan cara dalam
meraih tujuan.
D. Peran guru dalam mengembangkan prilaku anak
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 59 Tahun
2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa: Pendidik
anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan,
perlindungan dan pengasuhan anak didik. Pendidik PAUD pada jalur formal terdiri
atas guru dan guru pendamping.
Abdul Majid mengatakan bahwa, ketika seorang anak masuk sekolah, telah
bergumul dan tercelup ke dalam tiga pihak, antara lain (1) orangtua, (2) lingkungan
bermain, dan (3) lingkungan pergaulan. Ke-4 barulah bertemu dengan pendidik.
.
-
Tantangannya ialah apakah tiga pembentuk awal akan bersinergi secara positif
dengan pihak pendidik dan sekolahnya. Sebab sebelumnya anak
sudah
terkontaminasi dengan pola asuh, permainan, dan lingkungan pergaulannya seharihari.
Guru adalah seorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik. Aisyah (2007: 3.9) "Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu". Dengan demikian maka guru
berperan sebagai pendidik bagi anak usia dini. Sebagai pendidik, tugas guru pada
dasamya adalah mendidik, yaitu membantu anak didik mengembangkan pribadinya,
memperluas pengetahuan dan memberikan bimbingan kepada anak didik..
Johnshon dan Medinnus (dalam Munandar, 1999: 69) mengemukakan bahwa
tokoh gurulah yang dapat memberikan inspirasi kepada pemimpin-pemimpin masa
depan, generasi baru, dan melalui anak-anak ini mempengaruhi masa depan dunia.
Betapa pentingnya peranan guru dalam membantu anak di sekolah dan juga
mempengaruhi masa depan anak. Perhatian dan dorongan guru berpengaruh
terhadap diri anak untuk memilih dan mempertimbangkan dalam mengambil suatu
keputusan. Sjarkawi (2006: 34) Seorang guru juga dapat memberikan pendidikan
budi pekerti kepada anak, "pendidikan budi pekerti adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak
mulia atau budi pekerti luhur".
Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan
perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Wens Tarllain
(dalam Aisyah, 2007: 3.10) mengemukakan bahwa guru yang bertanggung jawab
adalah: a) Menerima dan mematuhi nilai dan norma kemanusiaan, b) Memikul tugas
dengan bebas, berani, gembira, dan bukan menjadi beban baginya, c) Sadar akan
nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang ditimbulkannya,
d) Menghargai orang lain, e) Bijaksana dan hati-hati, bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Sebagai pendidik semakin memperjelas bahwa semua sikap atau perilaku
yang ditunjukkan oleh seorang guru dapat menjadi sorotan dan sangat diperhatikan
oleh anak didik, karena seorang guru adalah figur seorang pemimpin. Sebagai
seorang guru bertugas untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik.
Aisyah (2007: 3.10) menyatakan bahwa tugas-tugas guru yaitu: a) Tugas profesi
yang menuntut seorang . guru - untuk mengembangkan profesionalitas sesuai
perkembangan IPTEK, b)Tugas kemanusiaan, dimana guru harus terlibat melalui
interaksi sosial dengan masyarakat, c) Tugas kemasyarakatan yaitu mendidik dan
mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang berrnoral
pancasila. Tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam interaksi edukatif begitu
berat. Agar dapat menjalankan tugas tersebut hendaknya seorang guru harus
memiliki keterampilan dalam mendidik anak usia dini.
Sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu masalah pasti akan berbeda,
karena setiap orang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan cara tersendiri dalam
menanggapi serta menghadapi setiap masalah. Begitu juga dengan sikap setiap
guru akan berbeda juga dalam menghadapi setiap masalah anak didiknya. Dewi
(2005: 38) mengungkapkan bahwa "sikap guru Taman Kanak-kanak menghadapi
anak bermasalah dengan bermacam-macam cara. Guru perlu mengenal batas-batas
apakah perilaku anak masih wajar atau sudah bermasalah". Untuk itu guru perlu
mengenal ciri atau gejala anak yang bermasalah sehingga guru dapat membantu
anak yang bermasalah dalam perkembangannya.
Dewi (2005:44) menyatakan bahwa sikap guru dalam menghadapi anak yang
bermasalah dalam perilakunya yaitu sebagai berikut: 1) Menghargai emosi anak baik
negatif maupun positif, 2) Sabar menghadapi anak yang sedih, marah atau
ketakutan dan tidak menjadi marah jika menghadapi emosi anak, 3) Tidak bingung
dan cemas dalam menghadapi emosi anak, 4) Peka terhadap keadaan emosi anak,
5) Tidak menanggapi dengan lucu atau rneremehkan perasaan negatif anak.
Sikap yang ditampilkan oleh guru diatas akan memberikan pengalaman
belajar bagi anak untuk mempercayai perasaannya sendiri, mengatur emosi sendiri,
dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Melalui cara ini anak akan memiliki
kepercayaan diri dan belajar bergaul dengan orang lain dengan cara yang baik.
jil
BAB Ill
11.1
METODE PENELlTlAN
I:,
A. Latar, Entri dan Kehadiran Peneliti
Penelitian ini dilaksanakan di TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang.
t
Adapun jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor dalam Moleong (2009:4) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
-
-
Sejalan dengan itu menurut Sugiyono (2009: 1) metode penelitian kualitatif
sering disebut metode penelitian naturalistik karena kondisinya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting), dan disebut metode kualitatif karena data
yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Data utama yang dibutuhkan
yaitu berupa kata- kata dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak yang berprilaku
menyimpang tersebut serta hasil wawancara dan dokumentasi (foto anak sedang
menunjukkan kegiatan perilaku tertentu). Penelitian ini akan dilakukan dalam waktu
*
2 bulan yaitu pada bulan Juli-September 2012.
B. lnforman
Menurut Bungin (2008: 269-270) inforrnan dalam penelitian kualitatif adalah
responden dan berfungsi untuk menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi
yang akan bermanfaat bagi bahan analisis. Hal itu berguna bagi pembentukan
konsep dan proposisi sebagai temuan penelitian. lnforman dalam penelitian ini
adalah pendidik di TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang. Yriteria subjek dalam
penelitian ini adalah: 1) anak- anak TK Kelompok B laki- laki dan perempuan, 2) usia
5-6 tahun, 3) anak yang diasuh oleh orangtua.
C. lnstrumentasi
Menurut Sugiyono (2009:59) Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrument atau alat dalam penelitian adalah peneliti itu sendiri. Namun untuk
melengkapi data dan membandingkan data maka juga digunakan instrumentasi yang
lain yaitu observasi dan wawancara.
1. Pedoman Observasi
Dalam pedoman o b s e ~ a s iini penulis menggunakan daitar cek, menurut
Guba dan Lincoln dalam Moleong (2009: 182) daftar cek bertujuan untuk
meningkatkan pengamat apakah seluruh aspek informasi sudah"diperoleh atau
belum. Selain itu digunakan sebagai pembimbing bagi pengamat dan sebagai jadwal
waktu dan isi inforrnasi yang akan dijaring.
Pedoman observasi ini berisi macam- macam daftar perilaku yang ditunjukkan
oleh anak usia dini dan indikator pola guru mengembangkan prilaku anak yang
mungkin akan muncul dan akan diamati. Peneliti akan memberi tanda cek pada
kolom tempat prilaku yang muncul. Dalam ha1 ini peneliti berperan juga sebagai
instrument dan peneliti juga membuat catatan lapangan.
2.
Pedoman Wawancara
Menurut Sugiyono (2009: 73) ada beberapa jenis wawancara yaitu:
wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan wawancara tak terstruktur.
Menurut Susan stainback dalarn Sugiyono (2009: 72) dengan wawancara maka
peneliti akan mengetahuihal-ha1 yang lebih mendalam, dimana ha1 ini tidak
ditemukan melalui observasi.
Pedoman wawancara yang penulis gunakan adalah berisi garis- garis besar
dari pennasalahannya saja. Melalui garis- garis besar inilah nantinya penulis akan
t
/I
mengembangkan berbagai pettanyaan jika
.i
membutuhkan hasil yang lebih komplit lagi.
,I
11
penulis
merasa
bahwa
masih
3. Alat Dokumentasi
Ii
11
Ii
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2009: 216) mendefenisikan
dokumen ialah setiap bahan tettulis ataupun film. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk mengambil foto anak
pada saat anak rnelakukan perilaku tertentu, kegiatan anak sehari-hari baik
disekolah, kegiatan pengawhan oleh guru kepada anak, serta biodata anak.
D. Teknik Pengumpulan Data
.
.
-
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah:
/1
observasi. Menurut Yusuf (2005: 292) teknik observasi digunakan untuk mengetahui
atau menyelidiki tingkah laku non verbal. Sedangkan menurut Marshall dalam
Sugiyono (2009: 64) melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna
dari perilaku tersebut.
2. Wawancara
Wawancara menurut Yusuf (2005: 238) menyatakan ada 3 bentuk pertanyaan
wawancara yaitu: wawancara terencana- terstruktur, terencana tidak terstruktur dan
i
I
wawancara bebas. Menurut susan stainback dalam Sugiyono (2009: 72) dengan
wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-ha1 yang lebih mendalam, dimana ha1
ini tidak ditemukan melalui observasi.
1
I
Wawancara
penutis
lakukan
dengan
cara
tak
terstruktur
dengan
menggunakan pedoman wawancara berisi garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Hal ini dilakukan oleh informan secara langsung dan menggunaka
alat bantu rekam dan buku catatan lapangan.
Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data atau
informasi verbal secara langsung dari guru. Alat yang digunakan untuk pengumpul
data adalah pedoman wawancara. Adapun yang akan diwawancarai adalah guru.
3. Dokumentasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 272) dokumentasi adalah
pemberian dan pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar, kutipan,
'guntingan. koran, dan bahan. referensi lain. Menurut Sukardi (2008: 81) teknik
dokumentasi adalah memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis
atau dokumen yang ada pada responden atau dimana responden bertempat tinggal
dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Data yang akan digunakan yaitu data anak,
dan foto anak yang menunjukkan perilaku tertentu.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penyusunan data agar dapat
ditafsirkan. Menurut Arikunto (1993: 331) mengemukakan dat yang bersifat kualitatif
digambarkan dengan kata- kata atau kalimat, dipisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan. Menurut Moleong (2009: 288) secara umum proses
analisis data meliputi: reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesis
kerja.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Selama proses observasi berlangsung pen~lisberpedoman pada daftar cek.
Apabila subjek penelitian memperlihatkan gejala tertentu yang telah terdapat
dalam daftar, maka penulis memberikan tanda ceklis pada daftar tersebut.
7
1'
I\l
IJ
Selanjutnya hasil dari kegiatan observasi itu penulis analisis dengan cara
menarasikan daftar cek observasi.
2. Wawancara
Si
Berdasarkan pedoman wawancara dan hasil rekaman saat melakukan
wawancara, hasilnya akan dianalisis dengan cara menarasikan pendapat dan
/li
1
keterangan yang diperoleh dari informan. Keseluruhan hasil analisis tersebut
disajikan dalam bentuk narasi.
F. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data berhubungan dengaii tingkat kebenaran dari data
yang telah penulis peroleh dan kumpulkan. Teknik pengabsahan data yang penulis
/
1.1
ir
gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Moleong (2009: 330)
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi ini adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Hal itu dapat dicapai dengan jalan: membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara serta catatan lapangan.
BAB IV
TEMUAN-TEMUAN PENELlTlAN
A. Temuan hasil pengamatan deskriptif
a.
Deskripsi Taman Kanak-kanak Planet Kids Lubuk Minturun
Berdasarkan hasil pengamatan deskriptif ditemukan beberapa aspek terkait
dengan lingkungan fisik dan profil Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk Minturun,
tujuan pelaksanaan disana, pelaku yang terlibat dalam situasi penelitian, siapa saja
. yang terlibat dalam kegiatan belajar, aktivitas apa saja yang terjadi selama
melakukan penelitian, waktu d a n penjadwalan kegiatan dilatar penelitian dan
tindakan yang dilakukan subjek, dan data ini masih bersifat umum.
Adapun latar belakang pendidikan guru yang ada di Tarnan Kanak-kanak
tersebut antara lain dari D3 Akuntansi, D2 PGTK, D2 PGSD dan juga lulusan dari S1
PG-PAUD FIP UNP. Kelasnya terdiri dari satu kelas A dan dua kelas B yakni kelas
B1 dan B2. Yang peneliti jadikan objek penelitian adalah kelas B2. Guru kelas B2
bemama Novenia Usman lulusan dari S1 PG-PAUD FIP UNP. Jumlah murid pada
masing - masing kelas di kelas B adalah 14 anak ditangani oleh satu guru.
Terna yang telah dibahas hingga terakhir peneliti melakukan observasi atau
pengamatan adalah tema diri sendiri, tema lingkunganku, dan tema kebutuhanku.
Adapun pengembangan sikap prilaku termasuk pada
indikator: nilai -nilai agama
dan moral (NAM), dan sosial emosional dan kemandirian (SEK). lndikator yang
terkait pengembangan sikap prilaku psda aspek nilai-nilai agama dan moral yang
telah dilakukan di semester ini antara lain: berbicara dengan sopan, selalu
mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu, senang bermain dengan
teman, suka menolong. Dan indikator aspek sosial emosional dan kemandirian
antara lain: dapat bekerjasama dengan teman, mau bermain dengan teman, mau
meminjamkan miliknya, mau berbagi dengan teman, saling membantu bersama
teman, sabar menunggu giliran, mentaati aturanltata tertib di kelas.
b. Visi, Misi Dan Tujuan
1) Visi
Menumbuhkembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri anak didik
dengan motto bermain sambil belajar, menjadikan anak berakhlakul qarimah dan
. Islami.
2) Misi
a) Mengoptimalkan peraturan dan menanamkan disiplin dan percaya diri pada
anak.
b) Menumbuhkan sikap dan perilaku islami .
c) Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
dan
bersosialisasi
serta
keterampilan (kreativitas) yang dimiliki anak.
d) Menyiapakn sumber daya manusia yang ber-lmtaq dan Iptek.
e) Mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar.
3) Tujuan
Adapun tujuan dari Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk Minturun Padang
adalah:
a) Menjadikan peserta didik menjadi pribadi muslim yang baik serta bertanggung
jawab.
b) Sehat dan sejahtera baik jasmani maupun rohani.
c) Mengembangkan peserta didik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diperlukan untuk mengabdi kepada Allah YME, berbakti kepada
orang tua, bergaul dan berkomunikasi dimasyarakat dan lingkungan.
d. Gambaran Umum Aktivitas Taman Kanak-kanak
Kegiatan di Taman kanak-kanak Planet Kids Lubuk Minturun Padang pada
umumnya dimulai dari guru datang untuk menunggu anak jam 07.00. setiap anak
yang datang bersalaman dengan guru. Anak berbaris pukul 07.45, setelah itu
melakukan senam sampai pukul 08.30. setelah melakukan senam kesegaran
jasmani anak masuk keias dan mulai' melakukan kegiatan pembelajaran yaitu
kegiatan pembukaan.
Kegiatan pembukaan tersebut yaitu, membaca do'a pembuka hati, do'a
sebelum belajar, do'a kedua orang tua, do'a keselamatan di dunia dan di akhirat,
do'a sebelum berwudhu, do'a sesudah berwudhu, do'a sesudah adzan, do'a iftitah,
surat pendek dan bacaan sholat serta diakhiri dengan ayat kursi. Setelah membaca
do'a guru masuk pada tema yang akan diajari, guru menjelaskan tentang sub tema
dan melakukan percakapan dengan anak untuk menggali pengetahuan anak.
Selanjutnya kegiatan inti, dilakukan selama 60 menit. Dalam kegiatan inti ini guru
menjelaskan terlebih dahulu tentang apa kegiatan yang akan dikejakan anak. Dalam
satu hari anak mempunyai 3 kegiatan yang akan dikerjakan. Sekitar pukul 10.15
anak istirahat atau bermain bebas diluar. Adapun alat permainan yang ada di luar
adalah, pelosotan, panjat tali, bola dunia, jungkat-jungkit. Di saat anak bermain guru
selalu mengawasi serta ikut bermain dengan anak.
Sekitar pukul 10.30 an3k masuk kelas kembali dan bersiap untuk makah.
Sebelum makan anak membaca do'a masuk dan keluar kamar kecil. Setelah itu
anak mencuci tangan secara bergantian dan anti mengambil makanan. Selesai
mengambil makan anak mulai siap untuk berdoa, anak membaca do'a sebelum
makan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk makan. Selesai makan anak
membaca do'a sesudah makan dan meletakkan tempat makannya ke dalam baskom
serta mengantarkannya langsung ke dapur.
Pukul 11.00 anak pun pulang sekolah, sebelum pulang anak membaca do'a
keluar rumah dan do'a naik kendaraan serta bernyanyi. Kemudian anak bersalarnan
dengan guru dan pulang.Guru pun mengawasi dan mengantarkan anak langsung ke
mobil jemputan serta menunggu orang tua anak di depan gerbang sekolah bagi anak
yang tidak naik rnobil jemputan. Anak pun tidak diperbolehkan pulang sebelurn orang
tuanya datang menjemput. ltulah aktivitas Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk
Minturun, Padang.
1.Temuan Khusus
Pada bab ini akan disajikan berturut-turut temuan penelitian yang rnencakup
tentang potret pengembangan sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran di
TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang. Data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, deskripsi data penelitian dilakukan berdasarkan lembar observasi,
dokumentasi, dan wawancara mengenai potret pengernbangan sikap prilaku anak
didalam kegiatan pembelajaran di TK Planet Kids Lubuk minturun, Padang. Peneliti
memfokuskan penelitian pada anak usia 5 - 6 tahun (kelompok B) dengan jumlah 20
orang anak yang berada di kelas B4 dengan asuhan 1 orang guru yang akan
memberikan informasi lebih lanjut bagi peneliti (informan).
Pada penelitian ini yang diteliti adalah potret pengembangan sikap prilaku
anak didalam kegiatan pernbelajaran pada kelompok B di kelas B2 di dalam kdgiatan
pembelajaran, faktor- faktor yang mempengaruhi berbagai sikap prilaku yang
ditunjukkan anak di dalam kegiatan pembelajaran dan usaha guru dalam mengatasi
berbagai sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran.
Pengembangan
sikap
prilaku
sangat
penting
bagi
anak
kegiatan
pembelajaran. Jika anak tidak berprilaku baik pada saat kegiatan pembelajaran akan
dimulai maka proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan baik, karena
yang menjadi kunci utama bagi anak untuk dapat menerima pembelajaran dan
melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru adalah sikap prilaku yang baik dengan
demikian anak dapat
memusatkan perhatiannya. Bila anak sudah mampu
memusatkan perhatiannya maka pembelajaran dapat dilakukan oleh anak secara
efektif dan efesien. Oleh sebab itu jika ada anak yang memiliki sikap prilaku tidak
baik dapat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran, misalnya ada anak yang
menjahili teman, atau ada anak yang mau melakukan kegiatan yang sehanrsnya
dilakukan, kurang bertanggung jawab atau suka merampas alat tulis atau peralatan
temannya yang lain maka kegiatan pembelajaran secara umum akan terganggu.
Untuk memperoleh informasi data, dilakukan wawancara dengan mengajukan
pertanyaan. Sedangkan data yang berupa gambar diperoleh langsung pada saat
dilakukan observasi dan wawancara dengan informan. Deskripsi data penelitian
dibuat
berdasarkan
cacatan
hasil
observasi
dan
wawancara
mengenai
pengembangan prilaku Anak Didalam Kegiatan Pembelajaran.
a. Temuan Khusus Berdasarkan Observasi
Pada temuan khusus observasi ini yang telah peneliti lakukan di kelas B2
mengenai pengembangan sikap prilaku Anak di dalam Kegiatan Pembelajaran pada
kelompok B terhadap tiga komponen yaitu.
1) Penyebab Rendahnya sikap prilaku Anak Didalam Kegiatan Pembelajaran
Dari hasil pengamatan atau observasi yang telah peneliti lakukan dikelompok
B pada kelas B2 tentang rendahnya sikap prilaku Anak Didalam Kegiatan
Pembelajaran disebabkan oleh kurang menariknya media yang digunakan oleh guru,
penguasaan maupun pengelolaan kelas yang lemah, metode yang digunakan oleh
guru hanya rnetode bercakap-cakap, serta kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh
guru kelas tersebut.
Selanjutnya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari
berbaris sampai anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru anak selalu tidak
fokus, anak lebih cenderung bercerita, bermain, bergelut, berbicara, mencolek
temannya, bahkan sibuk dengan dirinya sendiri. Hal ini tidak begitu mendapat
tanggapan oleh guru sehingga anak rnerasa apa yang dilakukannya adalah benar.
Didalam kegiatan berbaris ha1 ini disebabkan oleh kurangnya perhatian yang
diberikan kepada anak, dimana guru sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Didalam
berbaris anak tidak ditemani oleh gurunya, sedang anak pada kelas lain dalam
berbaris ditemani oleh gurunya. Sehingga anak tidak ada yang mengawasi dan
memberikan perhatian pada saat tersebut yang mengakibatkan anak bercerita,
berbicara, berrnain, dan sibuk sendiri, dan tidak mendengarkan guru yang memimpin
kegiatan pagi diluar kelas seperti membaca iqrar, do'a- do'a, surat pendek, dan
pelaksanaan senam.
Kemudian pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran didalam kelas guru
cenderung terlambat masuk kedalam kelas karena guru sarapan, terlebih dahulu,
bahkan terkadang guru berdiam diri seperti memikirkan sesuatu sehingga membuat
anak mempergunakan waktu tersebut untuk bermain dan bercerita, ribut, bercanda
yang mengakibatkan anak sulit untuk diajak duduk dan belajar karena perhatian
anak sudah tidak fokus terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
maupun terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan separuh atau 50 % dari
anak kelas B2 tidak mendengarkan dan memperhatikan guru dan temannya
berbicara didepan. Kemudian anak juga tidak fokus mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut yang disebabkan oleh anak melihat banyaknya temannya yang bermain,
berbicara dan bercanda, serta media yang digunakan oleh guru tidak menarik. Dan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pun kurang menarik bagi anak yang
menimbulkan kejenuhan dan bosan. Hal ini dikarenakan guru hanya menggunakan
media cetak berupa majalah yang dipergunakan setiap harinya.
2) Faktor- faktor yang Mempengaruhi kurang baik sikap prilaku Anak Didalam
Kegiatan Pembelajaran
Adapun hasil observasi yang peneliti lakukan di kelompok B pada kelas B2
faktor utama yang menyebabkan kurang baik sikap prilaku anak di dalam kegiatan
pembelajaran adalah latar belakang guru yang belum berpengalaman, baru setahun
belakangan diberikan kepercayaan untuk memegang kelas atau mengajar anak
didalam kelas serta tidak siapnya guru dalam mengajar dan ha1 ini terlihat pada
perencanaan kegiatan pembelajaran yang berupa RKH tidak dipersiapkan dan tidak
adanya guru membuat RKH.
Kemudian selain penguasaan dan pengelolaan kelas yang kurang serta
kurangnya pengalaman serta tidak adanya perencanaan didalam kegiatan
pembelajaran, membuat kelas menjadi tidak kondusif, tidak terkontrol, dan kegiatan
pembelajarai yang dilakukanpun tidak menarik bagi anak sdhingga anak cepat
merasa bosan dan jenuh dengan pembelajaran
Pendidikan Dan llmu Pendidikan UNP
LAPORAN PENELlTlAN
I
-
STUD1 DESKRlPTlF TENTANG PENGEMBANGAN
SlKAP PRILAKU ANAK Dl TK PLANET KIDS LUBUK
MINTURUN PADANG
Oleh:
Nurhafizah, MPd
NIP. 197314102006042001
Wima Novita
NIM: 01460
Silvia Ningsih
NIM: 01476
Dibiayai DlPA UNP
Nomor : 06641023-04.2.01/03/2012
Tanggal 9 Desember 201 1
Universitas Negeri Padang
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USlA DIN1
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
I
x-3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Studi Deskriptif tentang Pengembangan Sikap Prilaku
Anak di TK Planet Kids Lubuk Minturun Padang
Ketua Peneliti :Nurhafuah, MPd
Jurusan
:Pendidikan guru pendidikan anak usia dini (PG-PAUD)
Padang, November 20 12
Disetujui Oleh
Periview.
Dr. Rakimahwati. MPd
NIP. 19580305198003 2 003
Peneliti
Nuhafizah. ME(^
NIP. 1973 1 0 1 4200604200 1
ABSTRAK
Sikap perilaku anak bermacam-macam mulai dari sikap perilaku baik
sampai pada sikap perilaku yang menyimpang. Agar tidak terjadi sikap
perilaku anak menyimpang maka setiap anak perlu mendapatkan didikan
dari orang dewasa yang bertanggung jawab kepadanya seperti orangtua
dan guru. Sebagai pendidik, orangtua dan guru harus memberikan contoh
keteladanan kepada anak, apalagi pada anak usia dini misalnya anak TK,
dimasa-masa usia tersebut merupakan masa atau periode meniru atau
periode imitasi. Jika pendidik berlaku salah maka prilaku salah tersebutlah
yang akan ditiru anak. Di sekolah seorang guru perlu menstimulasi sikap
prilaku anak agar sikap perilaku tersebut berkernbang ke arah perilaku
yang lebih baik. Sikap guru sebagai seorang pendidik berbeda-beda
dalam menghadapi perilaku anak. Ada guru yang sabar rnenghadapi
perilaku anak, dengan memberikan nasehat serta motivasi dengan
berbagai cara agar sikap perilaku anak berubah ke arah yang lebih baik.
Namun ada juga guru dalam mengahadapi anak tidak memiliki sikap
sabar, tidak rnerespons perilaku anak dan tidak memberikan rnotivasi agar
anak dapat rnerubah perilakunya. Padahal pengembangan sikap prilaku
merupakan ha1 yang sangat penting dalam membentuk pembiasaanpembiasaan baik pada anak. pembiasaan berprilaku baik tersebut
selayaknya dilakukan sejak usia dini sebagai pondasi awal bagi
pengembangan sikap prilaku anak selanjutnya agar anak memiliki karakter
positif di kemudian hari. Taman Kanak-kanak merupakan jenjang
pendidikan anak usia dini yang dapat menjadi wadah bagi pengembangan
sikap prilaku tersebut.
Kata Kunci: Pengembangan; Sikap Prilaku; Anak, Taman Kanak-kanak
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah Yang Maha Esa Yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan judul, "Studi Deskriptif tentang
Pengembangan Sikap Prilaku Anak di Tk Planet Kids Lubuk Minturun
Padang". Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1: Ibu Dr. Hj. Rakimahwati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan memegang
.
kuasa Ketua-Jurusan PG-PAUD Fakultas llmu Pendidikan sekaligus
selaku revier.
2. Bapak Prof. Dr. H. Firman MS,Kons selaku Dekan Fakultas llmu
Pendidikan.
3. Ibu Kepala sekolah dan guru kelas di TK Planet Kids Lubuk Minturun
Padang yang telah berkenan memberi izin untuk melakukan penelitian.
Peneliti menyadari bahwa laporan ini belum pada tahap sempurna.
Untuk itu peneliti menerima saran, masukan dan kritikan yang positif serta
bermanfaat untuk kesempumaan laporan penelitian ini, semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan
sumbangar) untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Padang, September 201 1
Peneliti
DAFTAR IS1
ABSTRAK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...........................................................................ii
...
DAFTAR IS1.....................
.
.
..........................................................111
BAB l PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar belakang masalah ...................................................... 1
Fokus Penelitian ................................................................. 5
Perumusan masalah ............................................................ 5
Tujuan penelitian ................................................................. 5
Manfaat penelitian ...............................................................6
BAB I1ACUAN TEORlTlK
A.
B.
C.
D.
Hakikat anak usia dini ......................................................... 7
Urgensi stimulasi sejak usia dini .......................................... 10
Hakekat Pengembangan sikap prilaku anak ........................ 10
Peran guru dalam mengembangkan prilaku anak ............... 15
BAB Ill METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar. Entri dan Kehadiran Penelitian .................................. 19
lnforrnan .............................................................................. 19
lnstrumentasi ......................................................................20
Teknik Pengumpulan Data ............................................. 2 1
Teknik Analisis Data ........................................................... 22
Teknik Pengabsahan Data ................................................23
BABIV TEMUAN-TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A . Temuan hasil pengamatan deskriptif ................................... 24
B. Analisis data .................................................................. 43
C . Pembahasan........................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A . Kesinipulan ..........................................................................49
B. lmplikasi ......................................................................... 50
C . Saran ...................................................................................54
REFERENSI
A. Daftar Pustaka ................................. .
.
.............................. 53
B. Apendix ...............................................................................54
BAB l
PENDAHULUAN
A. Lafar Belakang Masalah
Anshar (2005: 39) Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk
membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Tentu saja pendidikan itu kita mulai pada masa
awal yaitu pada masa usia dini.
Setiap anak terlahir dengan sifatnya yang unik, tidak ada dua anak
yang sama sekalipun kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi
yang berbeda-beda, memiliki kelebihan, bakat dan minat tersendiri. Anak
pada masa usia dini sedang berada dalam masa keemasan (golden age)
yaitu masa-masa dimana seorang anak mengalami kecerdasan yang
sangat tinggi. Pada masa inilah seorang anak mulai dididik agar potensi
yang dibawa sejak lahir itu dapat berkembang secara optimal. Setelah
mereka besar diharapkan
dapat menjadi orang yang berguna bagi
masyarakat, bangsa dan negara serta dapat membahagiakan orangtua
dan keluarga yang telah susah payah membesarkannya dengan cinta dan
per~uh kasih
sayang.
Lingkungan
keluarga
khususnya
orangtua
merupakan dasar pertama bagi pernbentukan pribadi anak.
Setiap individu yang lahir perlu ditumbuh kembangkan potensi yang
dimilikinya itu secara optimal. Untuk memperoleh pengenibangan potensi
maka orangtua harus memulai pendidikan terhadap anak dari kecil,
sebagaimana yang dikemukakan Kartini (1995: 15) "orangtua menjadi
pendidik pertama bagi anak keturunannya dan orang dewasa secara
kodrati memikul tanggung jawab untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak manusia dengan jalan mendidik".
Peniliti Otak,
Marian Diamond mengatakan bahwa melatih
kecerdasan otak manusia itu tidak ada batas waktunya, tapi membangun
prilaku dan etika moral anak itu ada batas waktunya, dan jika batas itu
terlampaui maka akan sulit sekali merubahnya. Tujuan di bentukanya
instiitusi sekolah adalah untuk membangun kehidupan moral dan etika
prilaku bangsa yg lebih baik. Sekolah adalah agen perubahan yg harus
bisa mengubah prilaku anak menjadi baik, selain orangtuanya dirumah.
Berdasarkan kutipan diatas jelaslah bahwa upaya pengembangan
potensi individu ini merupakan tugas besar yang harus dilaksanakan oleh
pendidik diantaranya oleh orangtua di dalam keluarga dan guru di
sekolah. O!eh karena itu dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal terutama sikap prilakunya.
Selain peran orangtua, lembaga Pendidikan Formal seperti Taman
Kanak-kanak (TK) dan lembaga PAUD adalah sebuah lembaga untuk
memberikan stimulus dalam membantu perkembangan anak. Orangtua
membutuhkan lembaga seperti Taman Kanak-kanak dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anaknya baik fisik maupun psikis.
Pendidik atau guru pada Taman Kanak-kanak jug% berperan sebagai
orangtua bagi anak, dengan kata lain tugas guru adalah mendidik.
MILIN PERPUSTAKAAM
1
Mendidik
anak
dengan
baik
dan
benar
berarti
menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi
jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan oleh orangtua anak.
Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara
wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Hal
ini sangat sesuai dengan tujuan Taman Kanak-kanak menurut Depdiknas
(2004: 7) yaitu "membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,
kognitif, bahasa, fisik 1 motorik, kemandirian, dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar".
Tujuan tersebut akan terwujud dengan adanya guru sebagai
pendidik di Taman Kanak-kanak. Seorang guru hendaknya sudah memiliki
pengetahuan dan pemahaman dalam cara mendidik anak agar tujuan
tersebut dapat dicapai, tentu saja dengan bantuan dari berbagai pihak
dalam bidang pendidikan anak usia dini. Guru di TK berperan sebagai
teladan bagi anak didik artinya sikap guru dan semua yang ditunjukkan
oleh guru daiam perilakunya akan menjadi contoh bagi anak. Anak
biasanya mengidolakan orang-orang yang disukainya termasuk juga guru
yang akan diidolakan oleh seorang anak. Karena pada kenyataanya
banyak sekali anak yang mengidolakan gurunya di sekolah.
Menjadi figur seorang guru hendaknya adalah figur seorang guru
yang disukai oleh anak dan membawa anak ke arah yang baik.
Penampilan seorang guru juga menjadi perhatian bagi anak. Jika anak
menyukai penampilan gurunya, anak senang dengan gurunya, maka anak
juga akan senang ketika guru memberikan pembelajaran.
Pendidikan
yang diberikan oleh seorang guru dengan tulus dan penuh kasih sayang
akan membuat anak merasa tentram, jika anak sudah merasa tentram
jiwanya dan merasa tidak dipaksa anak merasa senang dalam
pembelajaran.
-
Setiap guru memiliki sikap atau respons yang berbeda antara guru
yang satu dengan guru yang lain. Ada guru yang menerapkan sikap
seperti mau mendengarkan pendapat anak, memberi kesempatan kepada
anak untuk bertanya, jika anak melakukan kesalahan guru akan
menasehati anak dengan lemah lembut. Guru yang kasar kepada anak
akan membuat anak menjadi takut. Tidak mau mendengarkan pendapat
anak bahkan ada yang mengabaikan anak didik seperti guru asyik saja
dengan kesibukannya sendiri sehingga anak kurang diperhatikan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru
memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anak.
Perzlbahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi guru apabila
anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi apabila anak
telah menunjukkan tanda- tanda yang mengarah ke ha1 yang negatif akan
membuat cemas para guru. Perilaku menyimpang atau perilaku buruk
pada anak usia dini seperti berbohong, suka' menggangu teman dan suka
merusak barang-barang yang ada di sekolah dan sebagainya sering
terjadi pada anak. Perilaku seperti itu jika dibiarkan saja dan tidak disikapi
atau ditindak lanjuti akan terbawa oleh anak sampai anak dewasa nanti.
Berdasarkan ha1 tersebut maka sangat diperlukan peranan guru
dalam menyikapi perilaku anak. Pada masa usia dini inilah masa yang
paling tepat untuk mengembangkan sikap perilaku anak karena jika
perilaku buruk sudah menjadi suatu kebiasaan pada anak maka saat
dewasa nanti akan lebih sulit untuk mengatasinya.
- B. Fokus Penelitian
Penelitian ini di fokuskan pada hal-ha1 berikut:
1. Sikap Prilaku yang ditunjukkan oleh anak Taman Kanak-kanak.
2. Usaha guru untuk mengembangkan sikap prilaku anak di Taman
Kanak-kanak
C. Perurnusan masalah
Adapun rumusan perrnasalahan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pentingnya pengembangan sikap prilaku anak sedini mungkin.
2. Peran guru dalam mengembangkan sikap prilaku anak di Taman
Kanak-kanak.
3. Pengembangan sikap
prilaku anak, dalam
kegiatan bercerita,
pembiasaan-pembiasaan baik dalam berbicara, dan bersikap.
D. Tujuan peneiitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan dapat
mendeskripsikan
sampai
sejauh
mana
guru
di
sekolah
dapat
mengembangkan sikap prilaku anak. Dengan adanya deskripsi tentang
pengembangan sikap prilaku di Taman Kanak-kanak diharapkan juga
menjadi masukan bagi guru dalam pengelolaan strategi pembelajaran
khususnya dalam pengembangan sikap prilaku anak taman kanak-kanak.
E. Manfaat penelitian
Adapun luaran dan kontribusi dari penelitian ini diharapkan dapat
membantu:
a. Anak, agar anak tahu bagaimana berprilaku baik pada diri sendiri, ban
pada orang lain sehingga sikap prilaku anak berkembang dengan
baik, sikap prilaku tersebut dijadikan sebagai kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga anak dapat tumbuh menjadi anak
yang memiliki karakter positif.
b. Guru, dapat memberikan masukan dan informasi baru untuk
memperbaiki metode pembelajaran khususnya pengembangan sikap
prilaku anak dalam proses pembelajaran sesuai dengan pertumbuhan
anak.
c.
Orang tua, sebagai pedoman dalam mengembangkan sikap prilaku
anak ketika berada dalarn pengawasan orangtua,
bagairnana
memberikan motivasi kepada anak untuk selalu berprilaku baik
sehingga terciptanya suatu kerja sama yang menunjang atara
pendidikan
dirumah
dengan
pendidikan
disekolah
F
1
BAB II
ACUAN TEORlTlK
1)
I'
I?
t!
A. Hakekat Anak Usia Dini
k
li
Sesuai dengan pasal28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
n
Tahun 2003 Ayat 1, yang termasuk anak usia dini adalah anak yang rnasuk dalarn
i
rentang usia 0-6 tahun. Ketika berada dalam kandungan anak terus mengalami
perkembangan baik fisik maupun psikisnya, sebagaimana yang dinyatakan oleh
-
Dewantara (dalam Nugraha, 2005: 53) anak (manusia) adalah titah Tuhan yang
terdiri atas unsur badan kasar (jasmani) dan badan halus (rohani). Frobel (dalam
Nugraha, 2005: 53) berpendapat bahwa anak pada dasamya berpembawaan baik
dan berpotensi kreatif.
Erikson (dalam Nugraha, 2005: 53) anak
adalah makhluk yang aktif dan
penjelajah yang adaptif selalu berupaya untuk mengontrol lingkungannya. Masa
kanak-kanak merupakan gambaran bagi seseorang manusia tempat dimana
kebaikan dan keburukan berkembang dan mewujudkan jati diri sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Batasan anak usia dini dibagi oleh Beecler dan Snowman (dalam Sumantri,
2005: 12) berdasarkan (approach) pentahapan yang menggambarkan proses
ataupun urutan tahapan perkembangan, setiap tahap perkembangan mempunyai
karakteristik tertentu yang berbeda dengan tahapan yang lainnya. Anak usia dini
adalah anak dalam rentang usia 0-6 tahun.
Berada dalam masa emas
perkembangan, yaitu saat yang paling baik untuk mengoptimalkan fungsi otak anak
melalui pemberian stimulasi pendidikan dan pengalaman dari lingkungan oleh guru
ataupun orang tua.
Anak mengalami beberapa tahap perkembangan dimulai pada saat anak
berada dalam kandungan dan setelah lahir anak masih mengalami berbagai
pertumbuhan dan perkembangannya. Dimana pertumbuhan dan perkembangan fisik
maupun mental anak pada saat itu berkembang sangat pesat. Setiap tahap
perkembangan tersebut
anak
selalu mengalami perubahan pada
seluruh
kemampuan atau kecerdasan yang dimilikinya. Pertumbuhan dan perkembangan itu
terjadi pada fisik motarik anak, perkembangan moral (meliputi kepribadian, watak
dan akhlak), sosial, emosional, intelektual dan bahasa anak. Oleh karena itu pada
masa usia emas (golden age) inilah anak- anak mendapat perhatian-danpendidikan
yang baik agar anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
dimilikinya.
Kemampuan yang berkembang pada anak usia dini atau usia TK adalah
kecerdasan jamaknya atau kemampuan dasar pada anak antara lain kemampuan
kognitif, bahasa, fisik motorik, seni dan sosial emosional, nilai moral dan agama.
Perkembangan kemampuan tersebut tidak sama pada setiap anak, tetapi
perkembangan tersebut tidak berkembang secara sendiri-sendiri atau terpisah
namun berkembang secara menyeluruh pada diri anak.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 26 tahun 2003 tentang
batasan Pendidikan Anak Usia Dini, batasan pembinaan pendidikan anak usia dini
adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam
tahun ( 0- 6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Suyanto (2005: 7) "Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk membimbing
dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tipe kecerdasannya". Depdiknas (2004: 6) "Taman Kanak-kanak
sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai
enam tahunn. fungsi pendidikan Taman Kanak-kanak ini adalah sebagai berikut: a)
Mengenalkan peraturan, menanamkan disiplin pada anak, b) Mengenalkan anak
dengan dunia sekitar, c) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, d)
Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
dan
bersosialisasi,
e)
Mengembangkan keterampilan dan kreativitas anak, f) Menyiapkan anak untuk
memasuki pendidikan dasar.
.
.
Masitoh (dalam Aisyah, 2007: 1.3) mengemukakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran di Taman Kanak-kanak mengutamakan bermain sambil belajar dan
belajar seraya berrnain. Moeslichatoen (dalam Aisyah, 2007: 1.4) berpendapat
bahwa: a) Sebaiknya memberikan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman
dan menyenangkan kepada anak, b) Dapat berbentuk kegiatan belajar yang dapat
membentuk anak untuk berperilaku yang baik, melalui pembiasaan yang terwujud
dalam kegiatan sehari-hari, c) Merupakan pengembangan berbagai kemampuan
dasar anak.
Depdiknas (2004: 6) prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu: a)
Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, b) Berorientasi
pada kebutuhan anak, c) Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, d)
Menggunakan pendekatan tematik, e) Kreatif dan inovatif, f) Lingkungan kondusif, g)
Mengembangkan kecakapan hidup.
8. Urgensi stimulasi sejak usia dini
Stimulasi
atau rangsangan terhadap berbagai potensi yang dimiliki anak
sedini mungkin sangatlah penting. Pentingnya stimulasi dilakukan sedini mungkin
bahkan dilakukan sejak dari kandungan. Hal tersebut telah diteliti oleh beberapa ahli,
yang menyatakan bahwa anak-anak dapat distimulasi sejak usia kandungan empat
bulan karena pada masa tersebut anak sudah dapat mendengar maka stimulasi
belajar misalnya dengan mengajak anak bicara atau bercerita dimungkinkan untuk
dilakukan.
Stimulasi anak menurut modul perkembangan anak -Depdiknas adalah suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pendidik bertujuan untuk mendorong potensi
perkembangan anak usia dini, mencakup: perkembangan motorik kasar, motorik
halus, kognitif (bicara dan bahasa) sosial-emosional, dan nilai-nilai moral agama.
Peniliti Otak, Marian Diamond mengatakan bahwa melatih kecerdasan otak
manusia itu tidak ada batas waktunya, tapi membangun prilsku dan etika moral anak
itu ada batas waktunya, dan jika batas itu terlampaui maka akan sulit sekali
merubahnya. Tujuan di bentukanya institusi sekolah adalah untuk membangun
kehidupan moral dan etika prilaku bangsa yg lebih baik. Sekolah adalah agen
perubahan yg harus bisa mengubah prilaku anak menjadi baik, selain orangtuanya
dirumah.
C. Hakekat Pengembangan Sikap Prilaku
Colman (dalam Hanurawan, 2010: 64) mengemukakan bahwa sikap sebuah
>
pols yang menetap berupa respons evaluatif tentang orang, benda atau isu. Baron
dan Byrne (dalam Hanurawan, 2010: 64) sikap adalah penilaian subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. Dapat dikatakan bahwa sikap adalah emosi yang berupa
respons kepada objek sikap seperti orang, keadaan atau situasi dan sebagainya.
Respons ini ada yang posiff dan ada yang negatif, ada berupa suka atau tidak suka
dan sebagainya.
Manstead dan Strickland (dalam Hanurawan, 2010: 65) terdapat tiga
komponen sikap yaitu: 1) Komponen respons evaluatif kognitif, 2) Komponen
respons evaluatif afektif dari sikap adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan
dengan suatu objek sikap, 3) Komponen respons evaluatif perilaku dari sikap adalah
berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek 'sikap.
Komponen kognitif artinya pikiran seseorang tentang suatu objek, komponen
afektif perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah dan
sebagainya, komponen perilaku dari sikap kecenderungan untuk berperilaku
menurut cara-cara tertentu pada objek sikap tersebut. Ketiga komponen tersebut
secara bersama merupakan penentu bagi keseluruhan sikap dalam diri seseorang.
D. Katz (dalam Hanurawan, 2010: 66) menjelaskan fungsi sikap ada empat
yaitu: 1) Fungsi penyesuaian diri, 2) Fungsi pertahanan diri dan bersifat melindungi,
3) Fungsi ekspresi nilai bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar
seseorang, memamerkan citra dirinya, 4) Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap
membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal.
Adapun makna dari prilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk
hidup, ditinjau dari aspek biologis. Aktivitas itu ada yang dapat diamati oleh orang
lain dan ada pula yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Wujud dari perilaku dapat
berupa gerakan at& sikap, tidak hanya badan dan ucapan tetapi juga keseluruhan
gerakan.
Skiner merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus. Karakteristik individu meliputi berbagai unsur seperti
motif, nilai-nilai, sifat kepribadian dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain
/i
dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan
I
perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku,
bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu.
Adapun lingkungan dapat berupa lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah
tempat anak belajar.
lstilah perilaku dapat disamakan dengan
".
tingkah laku". Wirawan
berpendapat bahwa tingkah laku merupakan pembeda antara diri manusia dengan
1
makhluk lain. Ciri-ciri tingkah laku manusia antara lain:
a. Kepekaan sosial, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku
dengan harapan dan pandangan orang lain, sehingga perilaku biasanya
berhubungan dengan lingkungan.
b. Keberlangsungan tingkah laku. Tingkah laku tidak tejadi begitu saja, tetapi
selalu ada kesinambungan.
1
c. Orientasi kepada tugas.
d. Usaha
dan
pejuangan.
Manusia
memiliki aspirasi yang
harus
diperjuangkan, berbeda dengan hewan yang hanya berjuang untuk
memperoleh sesuatu yang diberi tuhan.
Dengan demikian sikap prilaku seseorang dapat menyesuaikan diri
dimanapun dan kapanpun serta dalam situasi baru. Sikap juga berfungsi sebagai
usaha dalam n'iempertahankan diri dari bahaya yang akan mengancam bagi dirinya
sendiri. Sikap adalah ekspresi nilai artinya melalui sikap inilah seseorang dapat
menunjukkan ciri khas dirinya sendiri yang menjadikannya berbeda dari orang lain.
Ciri khas tersebut dapat ditunjukkan melalui kecerdasannya, kebaikan tingkah
I
lakunya dan sebagainya. Sikap juga berfungsi sebagai pengetahuan maksudnya
I
I
melalui sikap tersebut seseorang dapat merniliki standarisasi terhadap sesuatu
I
I
benda, keadaan ataupun kejadian.
Adapun
domain
kecerdasan
sosial
emosional
terkait
karakteristik
pengembangan prilaku anak menurut Syamsu yusuf yang diadopsi dari Goleman,
seperti tabel dibawah ini:
dalam Ali Nugraha (2005:7.9)
KARAKTERISTIK PRILAKU
ASPEK
1. Kesadaran diri
a. Mengenaldan merasakan ernosi sendiri
b. Memahami penyebab perasaan yang timbul
c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan
2. Mengelola emosi
a.
Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu
mengelola amarah dengan lebih baik.
b.
Lebih marnpu rnengungkapkan amarah dengan
tepat tanpa berkelahi
c.
Dapat
mengendalikan
prilaku
agresif
yang
merusak diri sendiri dan orang lain.
d.
Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri,
sekolah dan keluarga.
e.
Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangarl
jiwa (stress)
f.
)
3. Memanfaatkan emosi a.
Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cernas
dalam pergaulan.
Merniliki rasa tanggung jawab
secara produktif
b.
Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang
dikerjakan
c.
Mampu mengendalikan diri dan tidak bersifat
impulsif.
4. Empati
a.
Mampu menerima sudut pandang orang lain
b.
Memiliki sikap empati atau kepekaan terhadap
perasaan orang lain.
5.
Membina hubungan
c.
Mampu mendengarkan orang lain
a.
Memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
menganalisis hubungan dengan orang lain.
b.
Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain.
c.
Memiliki kemarnpuan berkomunikasi dengan orang
lain.
d.
Memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul
dengan teman sebaya.
e. Memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian
terhadap orang lain.
f.
Memperhatikan
kepentingan
sosial
(senang
menolong orang lain) dan dapat hidup selaras
dengan kelompok.
g.
Bersikap senang berbagi rasa dan bekerjasama
h.
Bersikap demokratis dalam bergaul dengan orang
lain.
Menurut Salovey dan John Mayer, domain pengembangan sosial emosional
meliputi empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasikan rasa
marah,
kernandirian,
kernampuan menyesuaikan diri,
disukai
kemampuan
memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan dan
sikap hormat.
Domain pengembangan sosial emosional rnenurut Daniel Geleman adalah
mampu memotivasi diri sendiri, mampu bertahan menghadapi frustasi, lebih fokus
pada cara untuk menjalankan jaringan informalnya, mampu mengendalikan
dorongan hati, cukup luwes untuk menemukan cara agar sasaran tetap tercapai,
memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa segala sesuatunya akan terselesaikan
ketika menghadapi tahap yang sulit, memiliki empati yang tinggi, mempunyai
keberanian untuk rnemecahkan tugas yang berat dan menjadikannya tugas yang
kecil yang mudah ditangani, dan cukup banyak aka1 untuk menemukan cara dalam
meraih tujuan.
D. Peran guru dalam mengembangkan prilaku anak
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 59 Tahun
2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa: Pendidik
anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan,
perlindungan dan pengasuhan anak didik. Pendidik PAUD pada jalur formal terdiri
atas guru dan guru pendamping.
Abdul Majid mengatakan bahwa, ketika seorang anak masuk sekolah, telah
bergumul dan tercelup ke dalam tiga pihak, antara lain (1) orangtua, (2) lingkungan
bermain, dan (3) lingkungan pergaulan. Ke-4 barulah bertemu dengan pendidik.
.
-
Tantangannya ialah apakah tiga pembentuk awal akan bersinergi secara positif
dengan pihak pendidik dan sekolahnya. Sebab sebelumnya anak
sudah
terkontaminasi dengan pola asuh, permainan, dan lingkungan pergaulannya seharihari.
Guru adalah seorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik. Aisyah (2007: 3.9) "Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu". Dengan demikian maka guru
berperan sebagai pendidik bagi anak usia dini. Sebagai pendidik, tugas guru pada
dasamya adalah mendidik, yaitu membantu anak didik mengembangkan pribadinya,
memperluas pengetahuan dan memberikan bimbingan kepada anak didik..
Johnshon dan Medinnus (dalam Munandar, 1999: 69) mengemukakan bahwa
tokoh gurulah yang dapat memberikan inspirasi kepada pemimpin-pemimpin masa
depan, generasi baru, dan melalui anak-anak ini mempengaruhi masa depan dunia.
Betapa pentingnya peranan guru dalam membantu anak di sekolah dan juga
mempengaruhi masa depan anak. Perhatian dan dorongan guru berpengaruh
terhadap diri anak untuk memilih dan mempertimbangkan dalam mengambil suatu
keputusan. Sjarkawi (2006: 34) Seorang guru juga dapat memberikan pendidikan
budi pekerti kepada anak, "pendidikan budi pekerti adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak
mulia atau budi pekerti luhur".
Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan
perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Wens Tarllain
(dalam Aisyah, 2007: 3.10) mengemukakan bahwa guru yang bertanggung jawab
adalah: a) Menerima dan mematuhi nilai dan norma kemanusiaan, b) Memikul tugas
dengan bebas, berani, gembira, dan bukan menjadi beban baginya, c) Sadar akan
nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang ditimbulkannya,
d) Menghargai orang lain, e) Bijaksana dan hati-hati, bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Sebagai pendidik semakin memperjelas bahwa semua sikap atau perilaku
yang ditunjukkan oleh seorang guru dapat menjadi sorotan dan sangat diperhatikan
oleh anak didik, karena seorang guru adalah figur seorang pemimpin. Sebagai
seorang guru bertugas untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik.
Aisyah (2007: 3.10) menyatakan bahwa tugas-tugas guru yaitu: a) Tugas profesi
yang menuntut seorang . guru - untuk mengembangkan profesionalitas sesuai
perkembangan IPTEK, b)Tugas kemanusiaan, dimana guru harus terlibat melalui
interaksi sosial dengan masyarakat, c) Tugas kemasyarakatan yaitu mendidik dan
mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang berrnoral
pancasila. Tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam interaksi edukatif begitu
berat. Agar dapat menjalankan tugas tersebut hendaknya seorang guru harus
memiliki keterampilan dalam mendidik anak usia dini.
Sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu masalah pasti akan berbeda,
karena setiap orang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan cara tersendiri dalam
menanggapi serta menghadapi setiap masalah. Begitu juga dengan sikap setiap
guru akan berbeda juga dalam menghadapi setiap masalah anak didiknya. Dewi
(2005: 38) mengungkapkan bahwa "sikap guru Taman Kanak-kanak menghadapi
anak bermasalah dengan bermacam-macam cara. Guru perlu mengenal batas-batas
apakah perilaku anak masih wajar atau sudah bermasalah". Untuk itu guru perlu
mengenal ciri atau gejala anak yang bermasalah sehingga guru dapat membantu
anak yang bermasalah dalam perkembangannya.
Dewi (2005:44) menyatakan bahwa sikap guru dalam menghadapi anak yang
bermasalah dalam perilakunya yaitu sebagai berikut: 1) Menghargai emosi anak baik
negatif maupun positif, 2) Sabar menghadapi anak yang sedih, marah atau
ketakutan dan tidak menjadi marah jika menghadapi emosi anak, 3) Tidak bingung
dan cemas dalam menghadapi emosi anak, 4) Peka terhadap keadaan emosi anak,
5) Tidak menanggapi dengan lucu atau rneremehkan perasaan negatif anak.
Sikap yang ditampilkan oleh guru diatas akan memberikan pengalaman
belajar bagi anak untuk mempercayai perasaannya sendiri, mengatur emosi sendiri,
dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Melalui cara ini anak akan memiliki
kepercayaan diri dan belajar bergaul dengan orang lain dengan cara yang baik.
jil
BAB Ill
11.1
METODE PENELlTlAN
I:,
A. Latar, Entri dan Kehadiran Peneliti
Penelitian ini dilaksanakan di TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang.
t
Adapun jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor dalam Moleong (2009:4) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
-
-
Sejalan dengan itu menurut Sugiyono (2009: 1) metode penelitian kualitatif
sering disebut metode penelitian naturalistik karena kondisinya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting), dan disebut metode kualitatif karena data
yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Data utama yang dibutuhkan
yaitu berupa kata- kata dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak yang berprilaku
menyimpang tersebut serta hasil wawancara dan dokumentasi (foto anak sedang
menunjukkan kegiatan perilaku tertentu). Penelitian ini akan dilakukan dalam waktu
*
2 bulan yaitu pada bulan Juli-September 2012.
B. lnforman
Menurut Bungin (2008: 269-270) inforrnan dalam penelitian kualitatif adalah
responden dan berfungsi untuk menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi
yang akan bermanfaat bagi bahan analisis. Hal itu berguna bagi pembentukan
konsep dan proposisi sebagai temuan penelitian. lnforman dalam penelitian ini
adalah pendidik di TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang. Yriteria subjek dalam
penelitian ini adalah: 1) anak- anak TK Kelompok B laki- laki dan perempuan, 2) usia
5-6 tahun, 3) anak yang diasuh oleh orangtua.
C. lnstrumentasi
Menurut Sugiyono (2009:59) Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrument atau alat dalam penelitian adalah peneliti itu sendiri. Namun untuk
melengkapi data dan membandingkan data maka juga digunakan instrumentasi yang
lain yaitu observasi dan wawancara.
1. Pedoman Observasi
Dalam pedoman o b s e ~ a s iini penulis menggunakan daitar cek, menurut
Guba dan Lincoln dalam Moleong (2009: 182) daftar cek bertujuan untuk
meningkatkan pengamat apakah seluruh aspek informasi sudah"diperoleh atau
belum. Selain itu digunakan sebagai pembimbing bagi pengamat dan sebagai jadwal
waktu dan isi inforrnasi yang akan dijaring.
Pedoman observasi ini berisi macam- macam daftar perilaku yang ditunjukkan
oleh anak usia dini dan indikator pola guru mengembangkan prilaku anak yang
mungkin akan muncul dan akan diamati. Peneliti akan memberi tanda cek pada
kolom tempat prilaku yang muncul. Dalam ha1 ini peneliti berperan juga sebagai
instrument dan peneliti juga membuat catatan lapangan.
2.
Pedoman Wawancara
Menurut Sugiyono (2009: 73) ada beberapa jenis wawancara yaitu:
wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan wawancara tak terstruktur.
Menurut Susan stainback dalarn Sugiyono (2009: 72) dengan wawancara maka
peneliti akan mengetahuihal-ha1 yang lebih mendalam, dimana ha1 ini tidak
ditemukan melalui observasi.
Pedoman wawancara yang penulis gunakan adalah berisi garis- garis besar
dari pennasalahannya saja. Melalui garis- garis besar inilah nantinya penulis akan
t
/I
mengembangkan berbagai pettanyaan jika
.i
membutuhkan hasil yang lebih komplit lagi.
,I
11
penulis
merasa
bahwa
masih
3. Alat Dokumentasi
Ii
11
Ii
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2009: 216) mendefenisikan
dokumen ialah setiap bahan tettulis ataupun film. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk mengambil foto anak
pada saat anak rnelakukan perilaku tertentu, kegiatan anak sehari-hari baik
disekolah, kegiatan pengawhan oleh guru kepada anak, serta biodata anak.
D. Teknik Pengumpulan Data
.
.
-
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah:
/1
observasi. Menurut Yusuf (2005: 292) teknik observasi digunakan untuk mengetahui
atau menyelidiki tingkah laku non verbal. Sedangkan menurut Marshall dalam
Sugiyono (2009: 64) melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna
dari perilaku tersebut.
2. Wawancara
Wawancara menurut Yusuf (2005: 238) menyatakan ada 3 bentuk pertanyaan
wawancara yaitu: wawancara terencana- terstruktur, terencana tidak terstruktur dan
i
I
wawancara bebas. Menurut susan stainback dalam Sugiyono (2009: 72) dengan
wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-ha1 yang lebih mendalam, dimana ha1
ini tidak ditemukan melalui observasi.
1
I
Wawancara
penutis
lakukan
dengan
cara
tak
terstruktur
dengan
menggunakan pedoman wawancara berisi garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Hal ini dilakukan oleh informan secara langsung dan menggunaka
alat bantu rekam dan buku catatan lapangan.
Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data atau
informasi verbal secara langsung dari guru. Alat yang digunakan untuk pengumpul
data adalah pedoman wawancara. Adapun yang akan diwawancarai adalah guru.
3. Dokumentasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 272) dokumentasi adalah
pemberian dan pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar, kutipan,
'guntingan. koran, dan bahan. referensi lain. Menurut Sukardi (2008: 81) teknik
dokumentasi adalah memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis
atau dokumen yang ada pada responden atau dimana responden bertempat tinggal
dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Data yang akan digunakan yaitu data anak,
dan foto anak yang menunjukkan perilaku tertentu.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penyusunan data agar dapat
ditafsirkan. Menurut Arikunto (1993: 331) mengemukakan dat yang bersifat kualitatif
digambarkan dengan kata- kata atau kalimat, dipisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan. Menurut Moleong (2009: 288) secara umum proses
analisis data meliputi: reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan menyusun hipotesis
kerja.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Selama proses observasi berlangsung pen~lisberpedoman pada daftar cek.
Apabila subjek penelitian memperlihatkan gejala tertentu yang telah terdapat
dalam daftar, maka penulis memberikan tanda ceklis pada daftar tersebut.
7
1'
I\l
IJ
Selanjutnya hasil dari kegiatan observasi itu penulis analisis dengan cara
menarasikan daftar cek observasi.
2. Wawancara
Si
Berdasarkan pedoman wawancara dan hasil rekaman saat melakukan
wawancara, hasilnya akan dianalisis dengan cara menarasikan pendapat dan
/li
1
keterangan yang diperoleh dari informan. Keseluruhan hasil analisis tersebut
disajikan dalam bentuk narasi.
F. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data berhubungan dengaii tingkat kebenaran dari data
yang telah penulis peroleh dan kumpulkan. Teknik pengabsahan data yang penulis
/
1.1
ir
gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Moleong (2009: 330)
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi ini adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Hal itu dapat dicapai dengan jalan: membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara serta catatan lapangan.
BAB IV
TEMUAN-TEMUAN PENELlTlAN
A. Temuan hasil pengamatan deskriptif
a.
Deskripsi Taman Kanak-kanak Planet Kids Lubuk Minturun
Berdasarkan hasil pengamatan deskriptif ditemukan beberapa aspek terkait
dengan lingkungan fisik dan profil Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk Minturun,
tujuan pelaksanaan disana, pelaku yang terlibat dalam situasi penelitian, siapa saja
. yang terlibat dalam kegiatan belajar, aktivitas apa saja yang terjadi selama
melakukan penelitian, waktu d a n penjadwalan kegiatan dilatar penelitian dan
tindakan yang dilakukan subjek, dan data ini masih bersifat umum.
Adapun latar belakang pendidikan guru yang ada di Tarnan Kanak-kanak
tersebut antara lain dari D3 Akuntansi, D2 PGTK, D2 PGSD dan juga lulusan dari S1
PG-PAUD FIP UNP. Kelasnya terdiri dari satu kelas A dan dua kelas B yakni kelas
B1 dan B2. Yang peneliti jadikan objek penelitian adalah kelas B2. Guru kelas B2
bemama Novenia Usman lulusan dari S1 PG-PAUD FIP UNP. Jumlah murid pada
masing - masing kelas di kelas B adalah 14 anak ditangani oleh satu guru.
Terna yang telah dibahas hingga terakhir peneliti melakukan observasi atau
pengamatan adalah tema diri sendiri, tema lingkunganku, dan tema kebutuhanku.
Adapun pengembangan sikap prilaku termasuk pada
indikator: nilai -nilai agama
dan moral (NAM), dan sosial emosional dan kemandirian (SEK). lndikator yang
terkait pengembangan sikap prilaku psda aspek nilai-nilai agama dan moral yang
telah dilakukan di semester ini antara lain: berbicara dengan sopan, selalu
mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu, senang bermain dengan
teman, suka menolong. Dan indikator aspek sosial emosional dan kemandirian
antara lain: dapat bekerjasama dengan teman, mau bermain dengan teman, mau
meminjamkan miliknya, mau berbagi dengan teman, saling membantu bersama
teman, sabar menunggu giliran, mentaati aturanltata tertib di kelas.
b. Visi, Misi Dan Tujuan
1) Visi
Menumbuhkembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri anak didik
dengan motto bermain sambil belajar, menjadikan anak berakhlakul qarimah dan
. Islami.
2) Misi
a) Mengoptimalkan peraturan dan menanamkan disiplin dan percaya diri pada
anak.
b) Menumbuhkan sikap dan perilaku islami .
c) Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
dan
bersosialisasi
serta
keterampilan (kreativitas) yang dimiliki anak.
d) Menyiapakn sumber daya manusia yang ber-lmtaq dan Iptek.
e) Mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar.
3) Tujuan
Adapun tujuan dari Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk Minturun Padang
adalah:
a) Menjadikan peserta didik menjadi pribadi muslim yang baik serta bertanggung
jawab.
b) Sehat dan sejahtera baik jasmani maupun rohani.
c) Mengembangkan peserta didik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diperlukan untuk mengabdi kepada Allah YME, berbakti kepada
orang tua, bergaul dan berkomunikasi dimasyarakat dan lingkungan.
d. Gambaran Umum Aktivitas Taman Kanak-kanak
Kegiatan di Taman kanak-kanak Planet Kids Lubuk Minturun Padang pada
umumnya dimulai dari guru datang untuk menunggu anak jam 07.00. setiap anak
yang datang bersalaman dengan guru. Anak berbaris pukul 07.45, setelah itu
melakukan senam sampai pukul 08.30. setelah melakukan senam kesegaran
jasmani anak masuk keias dan mulai' melakukan kegiatan pembelajaran yaitu
kegiatan pembukaan.
Kegiatan pembukaan tersebut yaitu, membaca do'a pembuka hati, do'a
sebelum belajar, do'a kedua orang tua, do'a keselamatan di dunia dan di akhirat,
do'a sebelum berwudhu, do'a sesudah berwudhu, do'a sesudah adzan, do'a iftitah,
surat pendek dan bacaan sholat serta diakhiri dengan ayat kursi. Setelah membaca
do'a guru masuk pada tema yang akan diajari, guru menjelaskan tentang sub tema
dan melakukan percakapan dengan anak untuk menggali pengetahuan anak.
Selanjutnya kegiatan inti, dilakukan selama 60 menit. Dalam kegiatan inti ini guru
menjelaskan terlebih dahulu tentang apa kegiatan yang akan dikejakan anak. Dalam
satu hari anak mempunyai 3 kegiatan yang akan dikerjakan. Sekitar pukul 10.15
anak istirahat atau bermain bebas diluar. Adapun alat permainan yang ada di luar
adalah, pelosotan, panjat tali, bola dunia, jungkat-jungkit. Di saat anak bermain guru
selalu mengawasi serta ikut bermain dengan anak.
Sekitar pukul 10.30 an3k masuk kelas kembali dan bersiap untuk makah.
Sebelum makan anak membaca do'a masuk dan keluar kamar kecil. Setelah itu
anak mencuci tangan secara bergantian dan anti mengambil makanan. Selesai
mengambil makan anak mulai siap untuk berdoa, anak membaca do'a sebelum
makan, kemudian guru mempersilahkan anak untuk makan. Selesai makan anak
membaca do'a sesudah makan dan meletakkan tempat makannya ke dalam baskom
serta mengantarkannya langsung ke dapur.
Pukul 11.00 anak pun pulang sekolah, sebelum pulang anak membaca do'a
keluar rumah dan do'a naik kendaraan serta bernyanyi. Kemudian anak bersalarnan
dengan guru dan pulang.Guru pun mengawasi dan mengantarkan anak langsung ke
mobil jemputan serta menunggu orang tua anak di depan gerbang sekolah bagi anak
yang tidak naik rnobil jemputan. Anak pun tidak diperbolehkan pulang sebelurn orang
tuanya datang menjemput. ltulah aktivitas Taman Kanak-Kanak Planet Kids Lubuk
Minturun, Padang.
1.Temuan Khusus
Pada bab ini akan disajikan berturut-turut temuan penelitian yang rnencakup
tentang potret pengembangan sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran di
TK Planet Kids Lubuk Minturun, Padang. Data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, deskripsi data penelitian dilakukan berdasarkan lembar observasi,
dokumentasi, dan wawancara mengenai potret pengernbangan sikap prilaku anak
didalam kegiatan pembelajaran di TK Planet Kids Lubuk minturun, Padang. Peneliti
memfokuskan penelitian pada anak usia 5 - 6 tahun (kelompok B) dengan jumlah 20
orang anak yang berada di kelas B4 dengan asuhan 1 orang guru yang akan
memberikan informasi lebih lanjut bagi peneliti (informan).
Pada penelitian ini yang diteliti adalah potret pengembangan sikap prilaku
anak didalam kegiatan pernbelajaran pada kelompok B di kelas B2 di dalam kdgiatan
pembelajaran, faktor- faktor yang mempengaruhi berbagai sikap prilaku yang
ditunjukkan anak di dalam kegiatan pembelajaran dan usaha guru dalam mengatasi
berbagai sikap prilaku anak di dalam kegiatan pembelajaran.
Pengembangan
sikap
prilaku
sangat
penting
bagi
anak
kegiatan
pembelajaran. Jika anak tidak berprilaku baik pada saat kegiatan pembelajaran akan
dimulai maka proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan baik, karena
yang menjadi kunci utama bagi anak untuk dapat menerima pembelajaran dan
melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru adalah sikap prilaku yang baik dengan
demikian anak dapat
memusatkan perhatiannya. Bila anak sudah mampu
memusatkan perhatiannya maka pembelajaran dapat dilakukan oleh anak secara
efektif dan efesien. Oleh sebab itu jika ada anak yang memiliki sikap prilaku tidak
baik dapat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran, misalnya ada anak yang
menjahili teman, atau ada anak yang mau melakukan kegiatan yang sehanrsnya
dilakukan, kurang bertanggung jawab atau suka merampas alat tulis atau peralatan
temannya yang lain maka kegiatan pembelajaran secara umum akan terganggu.
Untuk memperoleh informasi data, dilakukan wawancara dengan mengajukan
pertanyaan. Sedangkan data yang berupa gambar diperoleh langsung pada saat
dilakukan observasi dan wawancara dengan informan. Deskripsi data penelitian
dibuat
berdasarkan
cacatan
hasil
observasi
dan
wawancara
mengenai
pengembangan prilaku Anak Didalam Kegiatan Pembelajaran.
a. Temuan Khusus Berdasarkan Observasi
Pada temuan khusus observasi ini yang telah peneliti lakukan di kelas B2
mengenai pengembangan sikap prilaku Anak di dalam Kegiatan Pembelajaran pada
kelompok B terhadap tiga komponen yaitu.
1) Penyebab Rendahnya sikap prilaku Anak Didalam Kegiatan Pembelajaran
Dari hasil pengamatan atau observasi yang telah peneliti lakukan dikelompok
B pada kelas B2 tentang rendahnya sikap prilaku Anak Didalam Kegiatan
Pembelajaran disebabkan oleh kurang menariknya media yang digunakan oleh guru,
penguasaan maupun pengelolaan kelas yang lemah, metode yang digunakan oleh
guru hanya rnetode bercakap-cakap, serta kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh
guru kelas tersebut.
Selanjutnya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari
berbaris sampai anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru anak selalu tidak
fokus, anak lebih cenderung bercerita, bermain, bergelut, berbicara, mencolek
temannya, bahkan sibuk dengan dirinya sendiri. Hal ini tidak begitu mendapat
tanggapan oleh guru sehingga anak rnerasa apa yang dilakukannya adalah benar.
Didalam kegiatan berbaris ha1 ini disebabkan oleh kurangnya perhatian yang
diberikan kepada anak, dimana guru sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Didalam
berbaris anak tidak ditemani oleh gurunya, sedang anak pada kelas lain dalam
berbaris ditemani oleh gurunya. Sehingga anak tidak ada yang mengawasi dan
memberikan perhatian pada saat tersebut yang mengakibatkan anak bercerita,
berbicara, berrnain, dan sibuk sendiri, dan tidak mendengarkan guru yang memimpin
kegiatan pagi diluar kelas seperti membaca iqrar, do'a- do'a, surat pendek, dan
pelaksanaan senam.
Kemudian pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran didalam kelas guru
cenderung terlambat masuk kedalam kelas karena guru sarapan, terlebih dahulu,
bahkan terkadang guru berdiam diri seperti memikirkan sesuatu sehingga membuat
anak mempergunakan waktu tersebut untuk bermain dan bercerita, ribut, bercanda
yang mengakibatkan anak sulit untuk diajak duduk dan belajar karena perhatian
anak sudah tidak fokus terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
maupun terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan separuh atau 50 % dari
anak kelas B2 tidak mendengarkan dan memperhatikan guru dan temannya
berbicara didepan. Kemudian anak juga tidak fokus mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut yang disebabkan oleh anak melihat banyaknya temannya yang bermain,
berbicara dan bercanda, serta media yang digunakan oleh guru tidak menarik. Dan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pun kurang menarik bagi anak yang
menimbulkan kejenuhan dan bosan. Hal ini dikarenakan guru hanya menggunakan
media cetak berupa majalah yang dipergunakan setiap harinya.
2) Faktor- faktor yang Mempengaruhi kurang baik sikap prilaku Anak Didalam
Kegiatan Pembelajaran
Adapun hasil observasi yang peneliti lakukan di kelompok B pada kelas B2
faktor utama yang menyebabkan kurang baik sikap prilaku anak di dalam kegiatan
pembelajaran adalah latar belakang guru yang belum berpengalaman, baru setahun
belakangan diberikan kepercayaan untuk memegang kelas atau mengajar anak
didalam kelas serta tidak siapnya guru dalam mengajar dan ha1 ini terlihat pada
perencanaan kegiatan pembelajaran yang berupa RKH tidak dipersiapkan dan tidak
adanya guru membuat RKH.
Kemudian selain penguasaan dan pengelolaan kelas yang kurang serta
kurangnya pengalaman serta tidak adanya perencanaan didalam kegiatan
pembelajaran, membuat kelas menjadi tidak kondusif, tidak terkontrol, dan kegiatan
pembelajarai yang dilakukanpun tidak menarik bagi anak sdhingga anak cepat
merasa bosan dan jenuh dengan pembelajaran