MANFAAT KEBERADAAN PT. INDOKORES SAHABAT TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN PURBALINGGA, JAWA TENGAH Tiara Mesias Purbaningrum [1] Andriko Sandria, S.IP., M.A. [2] Abstract - MANFAAT KEBERADAAN PT. INDOKORES SAHABAT TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARA

  

TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN

PURBALINGGA, JAWA TENGAH

[1] Tiara Mesias Purbaningrum [2] Andriko Sandria, S.IP., M.A.

  

Abstract

  PT. Indokores Sahabat is a form of foreign investment from South Korea in Purbalingga regency engaged in the manufacturing of wigs. The existence of this company directly and indirectly reflect the life of Purbalingga people. This research will analyze the benefits of PT. Indokores Sahabat as a foreign industry to the welfare of the Purbalingga community through universal welfare model approach that refers to welfare standards in Sweden. This research is a descriptive research with qualitative analysis technique and using data collection technique through field observation and in-depth interview. The result of this research is PT. Indokores Sahabat has not contributed yet for prosperity of Purbalingga, but on the other hand the company contributes to the absorption of local workforce which helps in reducing unemployment.

  

Keywords : Foreign Investment, PT. Indokores Sahabat, Social Welfare,

Linkages, Interdependence, and Society.

A. Pendahuluan

  Sejak empat dekade terakhir, Korea Selatan berhasil tumbuh sebagai salah satu negara di Asia dengan perekonomian terkuat yang bertumpu pada sektor industri serta pengembangan teknologi canggih. Pada era 1960-an, kondisi perekonomian nasional di negara tersebut sempat mengalami keterpurukan dengan total GDP hanya sekitar 3.892

  1

  1 lainnya .

  Namun, saat ini, perekonomian Korea Selatan telah melesat jauh dan bahkan membuatnya menempati urutan ke-12 sebagai negara dengan perekonomian tersukses di dunia. Kemajuan perekonomian Korea Selatan tidak hanya dipengaruhi oleh peningkatan Foreign Direct Investment (FDI) di dalam negerinya, tetapi juga disebabkan oleh meluasnya pengaruh perusahaan-perusahaan multinasional Korea Selatan ke negara- negara lain. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah perusahaan multinasional asal Korea Selatan yang didirikan di beberapa negara, terutama di negara-negara berkembang.

  Industri rambut palsu di Korea Selatan sendiri dimulai sejak dekade 1960-an dimana perkembangannya dipengaruhi oleh adanya promosi industri secara besar-besaran oleh pemerintah Korea Selatan. Pangsa pasar rambut palsu Korea Selatan kemudian meluas ke berbagai negara lainnya, seperti negara-negara di Eropa maupun Asia. Minimnya jumlah tenaga kerja di Korea Selatan menyebabkan produksi negara tersebut tidak bisa maksimal dalam memenuhi permintaan akan rambut palsu yang semakin besar. Sejak saat itu, perusahaan-perusahaan rambut palsu Korea Selatan mulai melakukan ekspansi ke negara-negara berkembang, khususnya Indonesia yang melimpah dalam hal sumber daya manusia.

  Salah satu daerah di Indonesia yang menjadi tujuan investor asal investor adalah jumlah tenaga kerjanya yang tidak hanya melimpah, tetapi juga terampil dan murah. Meskipun bukan termasuk kota metropolitan, Purbalingga telah dikenal sebagai daerah penghasil rambut palsu nomor

  2 satu di Indonesia dan nomor dua di dunia setelah Gwangju .

  Produk rambut palsu telah berkontribusi dalam memperkenalkan nama Kabupaten Purbalingga ke dunia internasional, khususnya ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dimana nilai ekspor rambut palsu yang diproduksi di Kabupaten Purbalingga telah mencapai US$ 53.083.602 di tahun 2009 atau menyumbangkan sebesar 56, 10 % dari 3 total investasi industri secara nasional. Selain mengangkat nama

  Kabupaten Purbalingga, industri rambut palsu yang berkembang di Kabupaten Purbalingga juga menjadi penyumbang pendapatan tertinggi di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 19.033.000 dari total US$ 4

  21.985.000 dalam skala nasional. Tanpa adanya produk rambut palsu, nama Kabupaten Purbalingga tidak akan dikenal oleh dunia luar dan daerah tersebut tidak akan semaju seperti sekarang.

  Sebelum kedatangan investor asing, masyarakat Purbalingga sudah terlebih dulu menghidupkan industri pembuatan rambut palsu di daerah tersebut. Pada tahun 1960-an, beberapa warga di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga memproduksi rambut palsu dalam bentuk gelung atau sanggul. Selanjutnya, berkat dukungan dari pemerintah daerah, investor Korea Selatan pun mulai masuk ke menarik di mata para investor.

  Perusahaan rambut palsu asal Korea Selatan yang berdiri di Purbalingga adalah PT. Indokores Sahabat yang merupakan singkatan dari Indonesia dan Korea Selatan bersahabat dimana perusahaan itu merupakan murni milik swasta. Sebelum resmi masuk ke Indonesia, PT.

  Indokores Sahabat merupakan pabrik rambut palsu pria atau men’s toupee

  5

factory yang berdiri di Seoul, Korea Selatan pada tahun 1980. PT.

  Indokores Sahabat membuka cabang pabriknya pertama kali di Indonesia, 6 yaitu di Kabupaten Purbalingga pada tahun 1989. Nilai ekspor yang disumbangkan oleh perusahaan tersebut kepada pemerintah daerah Kabupaten Purbalingga pada tahun 2017 adalah sebesar $ 5.149.783, 39

  

7

atau senilai Rp. 68.631. 449. 304, 29.

  Selain menyumbangkan pendapatan ekspor, PT. Indokores Sahabat juga berperan dalam memodernisasikan kemampuan masyarakat lokal yang tadinya hanya bisa memproduksi sanggul, kini dapat memproduksi rambut palsu yang diminati di pasar internasional. Hal tersebut secara tidak langsung berperan dalam meningkatkan taraf hidup maupun kualitas sumber daya manusia di Purbalingga yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Jumlah tenaga kerja di suatu daerah merupakan salah satu indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. Daerah tersebut dapat dikatakan makmur dan sejahtera apabila sebagian besar penduduknya telah Kabupaten Purbalingga yang bermatapencaharian sebagai buruh industri dari tahun 2011 sampai tahun 2015 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga.

  

Tabel Jumlah Penduduk yang Bekerja Sebagai Buruh Industri di

Kabupaten Purbalingga

Tahun 2011-2015

  

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah 87.658 87.714 89.968 103.920 105.254

  

Sumber : BPS Kab. Purbalingga, 2011-2015

  Penulis mengacu pada beberapa aspek penting yang menjadi standar dari konsep kesejahteraan universal yang diterapkan di negara Swedia sebagai indikator dalam melihat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Purbalingga. Beberapa aspek utama yang menjadi standar dari

  8

  terwujudnya konsep kesejahteraan yang universal diantaranya adalah : Diproduksi untuk publik, layanan kesejahteraan yang tersedia secara universal (seperti perawatan kesehatan, pendidikan, infrastruktur umum, fasilitas bagi penyandang cacat). Sistem manfaat tarif rata-rata universal (seperti tunjangan pensiun dan tunjangan anak). Asuransi sosial (jaminan pensiun, jaminan kesehatan, dan jaminan kecelakaan kerja).

B. Kondisi Masyarakat Kabupaten Purbalingga

  Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten di Utara, Kabupaten Banjarnegara di sebelah Timur dan Selatan, serta Kabupaten Banyumas di sebelah Barat. Luas wilayah yang dimiliki oleh Kabupaten Purbalingga adalah 77.764, 122 ha atau sekitar 2, 39 persen dari keseluruhan wilayah provinsi Jawa Tengah yang luasnya 3.254.000 ha.

9 Kabupaten Purbalingga secara administratif terdiri atas 18 kecamatan, 224 desa dan 15 kelurahan, 996 dusun, serta 1.539 RW.

  10 C.

   Tenaga Kerja PT. Indokores Sahabat

  Pada awal berdirinya, PT. Indokores Sahabat hanya mampu menyerap kurang lebih 500 tenaga kerja dari sekitar wilayah Kabupaten Purbalingga. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap produk rambut palsu dari Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, jumlah karyawan di PT. Indokores Sahabat pun mengalami peningkatan dimana saat ini jumlahnya menjadi 3.331 tenaga kerja.

  Berdasarkan data yang berhasil diperoleh dari PT. Indokores Sahabat, tabel berikut ini akan memperlihatkan data jumlah tenaga kerja di PT. Indokores Sahabat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017.

  Tabel Jumlah Tenaga Kerja PT. Indokores Sahabat di Kabupaten Purbalingga Tahun 2013-2017 Sumber : Data Karyawan PT. Indokores Sahabat, Tahun 2013-2017

  2013 2014 2015 2016 2017 3.120 3.123 3.144 3.144 3.331 meningkat dari 3.144 orang di tahun 2016 menjadi 3.331 orang di tahun 2017. Berdasarkan tempat tinggalnya, jumlah tenaga kerja dari Kabupaten Purbalingga di tahun 2017 mencapai 3.014 orang, sedangkan jumlah karyawan dari luar Kabupaten Purbalingga mencapai 300 orang, dan sisanya sebanyak 7 orang merupakan

  11 karyawan asing.

  Perusahaan dan tenaga kerja pada hakekatnya saling membutuhkan satu sama lain karena perusahaan tidak dapat berkembang tanpa adanya SDM yang memadai, sebaliknya tenaga kerja tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Kesejahteraan tenaga kerja sudah seharusnya diperhatikan oleh perusahaan agar mereka dapat termotivasi untuk bekerja lebih baik dan tidak pindah ke perusahaan lain. Terdapat tiga pilar kesejahteraan tenaga kerja yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu pendapatan layak, penghidupan layak, serta pekerjaan layak. Berdasarkan data yang berhasil diperoleh, upah tenaga kerja di PT. Indokores Sahabat telah memenuhi standar Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah ditetapkan di Kabupaten Purbalingga di tahun 2017 yaitu 1.522.500 rupiah. Jumlah tersebut meningkat dari UMR tahun sebelumnya yang sebesar 1.377.500 rupiah.

  Tabel Standar Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Kabupaten Purbalingga, Tahun 2012-2017

  

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah UMR 818. 500 896. 500 1.023.000 1.101.600 1.377.500 1.522.500

(rupiah) Meskipun rata-rata pendapatan tenaga kerja di PT.

  Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Purbalingga

  Indokores Sahabat sudah di atas UMK yaitu 1.600.000 rupiah per orang, namun upah mereka bisa bertambah apabila bekerja lembur.

  Para tenaga kerja biasanya bekerja dari hari Senin sampai Jumat dengan jam kerja yang dimulai pada pukul 8 pagi dan berakhir pada pukul 5 sore, sedangkan jam lembur baik untuk tenaga kerja laki-laki dan perempuan adalah dari pukul 6 sore hingga pukul 9 malam.

  Umumnya, tenaga kerja akan memperoleh tambahan penghasilan sebesar 8.800 rupiah per jamnya dan 72.500 rupiah per hari apabila mengejar target (mengerjakan banyak barang yang telah ditentukan sekaligus).

  Tenaga kerja yang baru direkrut biasanya akan menjalani masa pelatihan selama 3 sampai 6 bulan karena proses pembuatan rambut palsu yang terbilang rumit. Selanjutnya, fasilitas lainnya yang disediakan oleh perusahaan diantaranya adalah fasilitas kesehatan, transportasi, serta tunjangan bagi para karyawan. Fasilitas kesehatan diantaranya adalah pengobatan gratis setiap hari Senin sampai Jumat yang juga melayani pemeriksaan kanker serviks dan pemasangan alat kontrasepsi atau KB tanpa dipungut biaya. Perusahaan tersebut juga mendirikan toko yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok dengan harga terjangkau serta ruang laktasi bagi karyawati yang sarana transportasi seperti bus perusahaan untuk antar-jemput karyawan yang letak tempat tinggalnya jauh dari perusahaan.

  Perusahaan tersebut juga memberi cuti 1,5 bulan saat sebelum dan sesudah melahirkan serta cuti haid selama dua hari bagi karyawatinya.

  Di samping itu, PT. Indokores Sahabat memberikan jaminan keselamatan kerja berupa asuransi dari BPJS Kesehatan kepada seluruh tenaga kerjanya. Jam kerja antara tenaga kerja pria dan wanita juga disamakan yaitu delapan jam per hari selama lima hari kerja. Hal tersebut dikarenakan adanya beban kerja yang berbeda antara karyawan laki-laki dan perempuan dimana tenaga kerja perempuan lebih dituntut ketelitiannya dalam membuat rambut palsu, sedangkan tenaga kerja laki-laki berperan dalam menyiapkan bahan- bahan baku untuk memproduksi rambut palsu dimana beban kerjanya lebih berat.

D. Peran PT. Indokores Sahabat terhadap Kesejahteraan Masyarakat Purbalingga

  Penyediaan asuransi kesehatan merupakan bentuk perhatian dari perusahaan terhadap kesehatan tenaga kerjanya. Tujuan dari penyediaan asuransi kesehatan adalah untuk melindungi tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang muncul dari pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan dan menjamin biaya kesehatan serta perawatan tenaga kerja. Jaminan kesehatan bagi karyawan merupakan salah satu

  12 difasilitasi oleh perusahaan.

  Karyawan PT. Indokores Sahabat umumnya didaftarkan menjadi

anggota BPJS Kesehatan setelah setidaknya bekerja selama satu

tahun. Para karyawan diwajibkan untuk mengisi formulir BPJS yang

kemudian diserahkan oleh perusahaan kepada BPJS Kesehatan.

  

Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan, para

karyawan yang bekerja di perusahaan swasta, per orangnya

diwajibkan untuk membayar iuran sebesar 5 % (lima persen) dari total

upah yang diterima setiap bulan dengan ketentuan 3 % (satu persen)

dibayar oleh perusahaan dan 2 % (dua persen) dibayar oleh peserta

  13

atau karyawan. Oleh karena itu, upah karyawan PT. Indokores

Sahabat tiap bulannya dipotong sebesar jumlah iuran atau premi yang

wajib dibayarkan ke BPJS Kesehatan. Namun, di sisi lain, perusahaan

tetap ikut membayar premi sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan BPJS Kesehatan. Namun, bila dibandingkan dengan

perusahaan swasta di Swedia yang secara pribadi juga memberikan

kompensasi atau sick pay bagi tiap karyawannya yang sakit setelah

bekerja setidaknya selama sebulan, PT. Indokores Sahabat masih

belum mewujudkan kesejahteraan karyawannya secara maksimal.

  Selanjutnya, para karyawan PT. Indokores Sahabat umumnya

juga akan diikutkan asuransi BPJS Ketenagakerjaan, khususnya

program jaminan pensiun tanpa terkecuali. Tidak jauh berbeda

  

setelah setidaknya bekerja selama satu tahun. Berdasarkan peraturan

dari BPJS Ketenagakerjaan, besar iuran atau premi yang harus

dibayarkan oleh karyawan adalah 1 % dari total upah per bulan,

  14 sementara 2 % premi ditanggung oleh perusahaan.

  Meskipun tunjangan pensiun sepenuhnya ditanggung oleh BPJS

Ketenagakerjaan, PT. Indokores Sahabat hingga saat ini belum secara

pribadi memberikan dana pensiun kepada karyawannya yang telah

memasuki masa pensiun. PT. Indokores Sahabat di satu sisi

berkontribusi dalam membayarkan iuran pensiun tiap karyawannya

dan menjembatani karyawannya untuk mengikuti program jaminan

pensiun oleh BPJS Ketenagakerjaan. Akan tetapi, perusahaan tersebut

belum pernah secara pribadi memberikan dana pensiun kepada

masing-masing karyawannya yang telah memasuki masa pensiun. Hal

tersebut berbeda dengan perusahaan swasta di Swedia yang

memberlakukan aturan kesepakatan bersama dimana perusahaan

secara pribadi masih memberikan dana pensiun kepada masing-

masing karyawannya. PT. Indokores Sahabat dapat dikatakan hanya

menjadi perantara dari BPJS Ketenagakerjaan dalam menyediakan

jaminan pensiun, namun belum sepenuhnya menjadi aktor utama

yang memfasilitasi dana pensiun kepada seluruh karyawannya.

  Di samping diikutkan jaminan kesehatan dan jaminan pensiun,

para karyawan di perusahaan tersebut juga diikutsertakan untuk

  

diantaranya adalah mendapatkan perlindungan atas resiko kecelakaan

kerja mulai dari perjalanan pergi, pulang, dan ditempat bekerja, serta

perjalanan dinas, perawatan gratis sesuai dengan kebutuhan medis,

santunan upah selama tidak bekerja (6 bulan pertama 100 %, 6 bulan

kedua 75 %, seterusnya hingga sembuh 50 %), santunan bagi kematian

akibat kecelakaan kerja sebesar 48 kali lipat dari nilai gaji yang

dilaporkan oleh perusahaan maupun karyawan yang bersangkutan,

serta pendampingan kepada anggota yang mengalami kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja mulai dari masuk rumah sakit hingga

  15 dapat kembali bekerja.

  Selain mendapatkan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan,

perusahaan juga menjamin keselamatan kerjanya dengan

menyediakan tabung pemadam kebakaran di setiap sudut bangunan

pabrik. Meskipun, perusahaan tersebut tidak menggunakan alat-alat

bermesin dalam memproduksi barangnya, penyediaan tabung

pemadam kebakaran bertujuan untuk mencegah kebakaran akibat

konsleting listrik maupun kebakaran ditimbulkan oleh ledakan

kompor yang digunakan untuk proses celup. Meskipun telah

difasilitasi tabung pemadam kebakaran, beberapa karyawan di

perusahaan tersebut mengeluhkan tidak disediakannya sarung tangan

serta masker untuk melindungi mereka dari zat kimia pewarna rambut

palsu saat proses celup. Hal tersebut menyatakan bahwa PT. fasilitas yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja.

  PT. Indokores Sahabat hingga saat ini hanya sebatas

memberikan santunan melahirkan dan tidak memberikan bantuan

dana untuk anak karyawan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan

kondisi kesejahteraan di Swedia dimana baik karyawati maupun

karyawan yang baru memiliki anak mendapatkan kompensasi untuk

anak mereka senilai 80 % dari pendapatan yang diperoleh selama

  16 sebulan atau umumnya sebanyak 180 SEK per hari selama 480 hari.

  Selain itu, f asilitas penyandang cacat bagi karyawan yang

  disediakan oleh PT. Indokores Sahabat juga masih sangat minim mengingat perusahaan tersebut lebih mengutamakan penerimaan tenaga kerja yang bertubuh normal sehingga jarang ditemukan karyawan yang memiliki cacat fisik. Hanya ada satu barang yang

  

diklaim oleh perusahaan sebagai fasilitas penyandang cacat yaitu

sebuah kursi kerja dengan kaki yang lebih panjang dari kursi lainnya

yang berfungsi untuk membantu karyawan yang memiliki tubuh kerdil

maupun postur bungkuk agar bisa bekerja dengan nyaman dimana

jumlahnya masih terbatas. PT. Indokores Sahabat terbukti belum

sepenuhnya menjamin hak-hak bagi penyandang cacat dikarenakan

perusahaan tersebut lebih mengutamakan penyerapan tenaga kerja

yang bertubuh normal.

  Bantuan pendidikan bagi masyarakat Purbalingga oleh PT. SDN 1 Kandanggampang, Purbalingga sebesar Rp. 500.000, 00 setiap bulan. Namun, perusahaan tersebut belum memberikan fasilitas pendidikan secara menyeluruh dan komprehensif bagi masyarakat di Purbalingga sehingga dapat dikatakan belum mampu mewujudkan universal welfare state.

  Selanjutnya, PT. Indokores Sahabat pun tidak begitu banyak

berkontribusi terhadap peningkatan pembangunan infrastruktur di

Kabupaten Purbalingga. Perusahaan tersebut memang menyediakan

klinik kesehatan gratis beserta seorang dokter yang melayani

pengobatan gratis, pemeriksaan kanker gratis, maupun suntik KB

gratis. Namun, klinik kesehatan gratis tersebut hanya terbatas untuk

karyawan yang bekerja di perusahaan itu. Di samping belum adanya

bantuan penyediaan fasilitas kesehatan gratis untuk masyarakat, PT.

  

Indokores Sahabat juga belum pernah memberikan bantuan untuk

membuat jalan setapak maupun tempat ibadah bagi masyarakat di

sekitar perusahaan. Satu-satunya fasilitas warga yang merupakan

bantuan dari perusahaan tersebut adalah pos kamling yang terletak di

Kampung Bong, Kelurahan Kandanggampang dimana letak kampung

tersebut berada persis di sebelah Timur pabrik PT. Indokores Sahabat.

  

Pos kamling tersebut dibangun pada tahun 2011 sebagai bentuk

kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Kondisi tersebut jelas

bertentangan dengan konsep universal welfare state yang dicetuskan

  17

kehidupan masyarakat. Baik karyawan yang bekerja di PT. Indokores

Sahabat maupun masyarakat di sekitar perusahaan harus

mendapatkan perhatian yang sama dari perusahaan. Kebutuhan

publik seperti hunian yang layak, fasilitas kesehatan yang memadai,

serta sarana umum seperti tempat ibadah harus benar-benar

terpenuhi agar kesejahteraan secara universal dapat terwujud.

  Di sisi lain, PT. Indokores Sahabat terbukti berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja PT. Indokores Sahabat yang merupakan masyarakat Purbalingga sendiri di tahun 2017 mencapai 3.014 orang. Proses rekruitmen yang dilakukan oleh perusahaan tersebut diantaranya adalah dengan promosi di beberapa radio setempat seperti radio SBS, radio 99 FM, maupun radio Ardi Lawet, serta membuka lowongan pekerjaan setiap hari. Akan tetapi, baru 95 % tenaga kerja di perusahaan tersebut yang menerima upah sesuai standar UMK Purbalingga. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan tenaga kerja.

  Rata-rata karyawan PT. Indokores Sahabat adalah lulusan SMA dan berasal dari keluarga kurang mampu. Perusahaan tersebut juga tidak membatasi penerimaan karyawan yang hanya lulusan SD dan SMP, meskipun persentasenya tidak sebanyak lulusan SMA. Umumnya, karyawan lulusan SD dan SMP ditempatkan di bagian Berbeda dengan karyawan di bagian netting yang setiap bulannya mendapatkan upah tetap sesuai UMK, karyawan yang ditempatkan di bagian borong mendapatkan upah yang disesuaikan dengan jumlah barang yang bisa mereka produksi selama sehari. Setiap jenis rambut palsu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda tergantung dari pajang pendeknya serta tebal tipisnya bahan baku atau rambut asli yang digunakan dalam proses produksi. Semakin tinggi tingkat kesulitan rambut palsu yang diproduksi, maka semakin besar pula penghasilan yang akan diperoleh karyawan tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak, karyawan umumnya memilih mengerjakan model rambut palsu yang sulit dibandingkan model rambut palsu yang lebih mudah. Proses pengerjaan satu rambut palsu model keriting sendiri bisa memakan waktu selama lima hari, sedangkan rambut palsu lurus hanya memakan waktu sekitar dua hari. Upah pengerjaannya satu rambut palsu keriting dihargai Rp. 300.000, 00, sedangkan satu rambut palsu lurus hanya dihargai Rp. 150.000, 00. Bisa disimpulkan bahwa karyawan yang berlatar pendidikan rendah harus bekerja ekstra untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi.

  Kondisi tersebut mendukung gagasan depedensi yang dicetuskan oleh Raul Prebisch dimana ketergantungan itu sendiri menghasilkan hubungan antara

  “pusat” dan “pinggiran” yang saling

  18 Pihak “pusat” atau dalam hal ini adalah PT. Indokores Sahabat secara

  tidak langsung menuntut tenaga kerjanya yang berlatar belakang pendidikan rendah untuk bekerja lebih keras dibandingkan tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi. Karyawan di bagian borong harus mengerjakan barang tersulit dalam jumlah banyak hanya untuk mendapatkan penghasilan lebih. Kecenderungan yang kerap ditemui sebagai dampak dari hubungan antara perusahaan multinasional dengan buruh adalah eksploitasi terhadap tenaga kerja dimana buruh tetap mendapatkan penghasilan yang rendah meskipun mereka telah bekerja selama bertahun-tahun, sebaliknya perusahaan menuntut untuk dapat menghasilkan barang berkualitas bagus.

  Namun, di sisi lain, masyarakat Purbalingga dapat dikatakan bergantung terhadap keberadaan PT. Indokores Sahabat karena perusahaan tersebut menyediakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja yang berlatar pendidikan rendah, terlebih sebagian besar masyarakat Kabupaten Purbalingga masih merupakan golongan menengah ke bawah yang tidak memiliki biaya untuk bersekolah tinggi sehingga kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. PT. Indokores Sahabat dalam hal ini dianggap menyediakan solusi alternatif dengan membuka lapangan pekerjaan yang tidak mengutamakan pendidikan formal, tetapi lebih berfokus pada keterampilan dan keuletan.

E. Kesimpulan

  PT. Indokores Sahabat sebagai MNC (Multinational Company) belum mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Purbalingga.

  Merujuk pada model universal welfare state atau juga dikenal dengan The

Swedish Welfare Model yang dicetuskan oleh Esping-Andersen, PT.

  Indokores Sahabat terbukti belum dapat memenuhi standar kesejahteraan universal yang diterapkan di Swedia sebagai negara ideal yang berhasil mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya secara komprehensif di berbagai aspek kehidupan.

  PT. Indokores Sahabat dalam hal ini baru sebatas menjadi perantara yang memudahkan akses tenaga kerjanya dalam mendapatkan asuransi sosial yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan tersebut bukanlah pihak yang mengadakan jaminan sosial dan terbukti belum pernah memberikan tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, maupun tunjangan kecelakaan kerja kepada tenaga kerjanya dalam bentuk apapun. Perusahaan tersebut juga terbukti tidak memberikan tunjangan pensiun maupun tunjangan anak kepada tenaga kerjanya sebagaimana yang diberlakukan oleh perusahaan- perusahaan swasta di Swedia.

  Selain itu, fasilitas bagi penyandang cacat juga masih sangat minim mengingat jarangnya perusahaan menerima tenaga kerja yang cacat fisik. bertubuh normal dikarenakan perusahaan tersebut bertumpu pada sektor industri kreatif yang membutuhkan penglihatan maupun anggota gerak badan yang normal untuk bisa menghasilkan produk yang bagus.

  Aturan jam kerja di perusahaan tersebut juga masih menerapkan jam lembur dimana bertentangan dengan standar kesejahteraan di Swedia yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di sana untuk memberlakukan jam kerja maksimal 36 jam hingga 40 jam per minggu selama lima hari kerja. PT. Indokores Sahabat juga belum memberikan fasilitas pendidikan secara menyeluruh dan komprehensif bagi masyarakat di Purbalingga. Di samping itu, fasilitas kesehatan baik itu pengobatan maupun pemeriksaan kesehatan gratis masih terbatas untuk karyawan dan belum mencapai seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. PT. Indokores Sahabat juga belum pernah memberikan tunjangan kesehatan bagi masyarakat di sekitar perusahaan.

  Meskipun belum mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Purbalingga, PT. Indokores Sahabat berperan dalam penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat yang mengelola bisnis kecil di sekitar perusahaan.

CATATAN KAKI

  1 2 Andraina, “Dinamika Korea Selatan : Ekonomi, Sosial, Politik.” 3 Madina,“Purbalingga Sentra Rambut Palsu Kedua di Dunia.” 4 “Rambut Palsu di Purbalingga Sumbang Pendapatan Tertinggi di Indonesia.” 5 Ibid., 6 PT. Indokores Sahabat, “History.” 7 Ibid.,

PT. Indokores Sahabat. 2017. “Laporan Realisasi Ekspor dan Impor PT. Indokores Sahabat Tahun

8 2017”, diperoleh pada 12 Februari 2018. 9 Esping, The Three World of Welfare Capitalism. (Cambridge : Princeton University), hal. 31.

  

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Purbalingga. Profil Gender

Purbalingga 2016. (Purbalingga : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Purbalingga, 2017), hal. 9 10 11 Ibid., 12 Data Statistik Karyawan PT. Indokores Sahabat per Desember Tahun 2017. 13 Andreas, “The Universal Welfare State : Theory and the Case of Sweden,” hal. 747. 14 BPJS Kesehatan, “Sistem Iuran.” 15 BPJS Ketenagakerjaan. “Program Jaminan Pensiun.” 16 B PJS Ketenagakerjaan. “Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).” 17 “Parental Benefits in Sweden.” 18 Esping, Op.cit. 32.

  

Raul dan Edgar J. Power, Principles, and the Ethics of Development, (Buenos Aires : IDB-INTAL),

hal. 34.