Cara Membuat Karya Tulis Best Practices

Cara Membuat Karya Tulis Best Practices Kepala
Sekolah
Jumat, 09 Mei 2014 - 17:48:36 WIB, Diposting oleh : admin
Kategori: BEST PRACTICES - Dibaca: 6495 kali

Bagaimana cara membuat Karya Tulis Best Practices untuk kepala sekolah?
Dalam membuat akarya tulis Best Practices seorang kepala sekolah harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Benar-benar TELAH diterapkan dan nyata hasilnya, bukan angan-angan
yang ingin ditumpahkan
2. Asli, bukan imitasi atau tiruan, bisa menggunakan inspirasi sebagai
landasan, tapi bukan adopsi mentah-mentah
3. Karya terbaik di dalamnya ada hal yang "BEDA"
4. Bukan Presentasi School Profle, Presentasi School Profle cenderung
menampilkan sekolah secara utuh, menarik, cerita keseluruhan sekolah
ada dalam tampilan. Best Practice memberikan nukilan karya terbaik dari
sekian banyak karya baik yang ada

Best Practice Guru SMK N I Berastagi (Profesional)

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 Bab 1 pasal 1 ayat 6,
standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan. Dalam implementasi Standar Proses Pendidikan, guru
merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan
proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Salah satu

kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana mengelola proses
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Guru harus memiliki kComposeemampuan mengelola proses pembelajaran
yang dapat menyesuaikan antara karakteristik siswa, materi pelajaran, dan sarana
prasarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus selalu mencari alternatif atau
solusi kreatif yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengamatan penulis, masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran adalah kurangnya disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran
terutama


pada

pembelajaran

produktif

yang

dilaksanakan

di

ruang

bengkel/workshop. Banyak pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap peraturan
yang telah ditetapkan. Adapun pelanggaran disiplin yang sering dilakukan siswa
antara lain adalah tingginya persentase ketidak hadiran (alpa), keterlambatanmasuk
keruang

bengkel, tidak menggunaan


atribut,

tidak mematuhi

keselamatan

kerja,penggunaan peralatan yang menyimpang. Keterlambatan masuk keruang
bengkelmerupakan pelanggaran yang paling sering terjadi, sehingga berpengaruh
terhadap kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Sebagai seorang guru produktif Kria Kayu, penulis selalu berharap agar
proses pembelajaran dapat berkualitas. Untuk itu penulis sudah menerapkan
berbagai strategi untuk mendisiplinkanserta menurunkan tingkat pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa. Strategi yang sudah dilakukan mulai dari mengajak siswa
untuk tetap berdisiplin, membuat kesepakatan atau komitmen untuk melaksanakan
peraturan dan mengikuti jadual yang telah disepakati sampai dengan memberi
hukuman

bagi


siswa

yang

melanggar

peraturan.

Semua

strategi

yang

diterapkanmemang memberi hasilpositif. Namun, belum konsisten merubah watak
serta tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Siswa selalu lupa dengan apa yang
telah disepakatinya, terutama ketepatan waktu masuk ke ruang bengkel.Ketika diberi
hukuman mereka selalu menerima karena sudah terlanjur dan siap untuk dihukum
apa saja.Ternyata hukuman tidak membuat mereka berubah kearah lebih baik
namum membuat mereka menjadi kebal terhadap hukuman.Hal ini berulang terus

tanpa ada solusi yang tepat, ketika siswa banyak melanggar peraturan, tentu
mengganggu proses pembelajaran. Seluruh siswa yang sedang belajar di bengkel
terganggu. Akibatnya siswa tidak dapat mencapai target waktu dan hasil belajar
yang telah ditetapkan.Sebagai seorang guru, penulis bertekadterus-menerus

mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hingga akhirnya
penulis menemukan salah satu solusi yangtepat yaitu menciptakan data kontrol
berwarna.

Penerapan

datakontrol

berwarna

ini

dilaksanakan

untuk


mengontrolkeadan siswa atas pelanggaran yang dilakukannya agar dapat berubah
menjadi lebih disiplin. Temuan ini dapat membentuk disiplin siswa menjadi lebih baik
dan mengurangi pelanggaran secara konsisten sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka judul bestpacticeini adalah “Pemanfaatan Data Kontrol Berwarna untuk
meningkatkan Disiplin dan Hasil Belajar Kria Kayu diSMK Negeri 1 Berastagi”.
2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah:
Apakah Pemanfaatan Data Kontrol Berwarna dapat meningkatkan Disiplin dan Hasil
Belajar Kria Kayu diSMK Negeri 1 Berastagi.
1. Strategi Pemecahan Masalah
Untuk

meningkatkan

disiplin

siswa,


yang

harus

dilakukan

adalah

mengatasipelanggaran disiplin yang dilakukan siswa secara kontinyu. Untuk itu
penulis menciptakan dan menerapkan data kontrol berwarna. Data kontrol berwarna
ini dibuat dengan program excel yang terdiri dari: data absensi siwa,data
pelanggaran disiplin dan data pencapaian kompetensi.
Data absensi siswa dimodifikasi dari absensi yang ada selama ini. Pada data
absensi ini diberi rambu-rambu dengan warna pada kolom data absen siswa. Bagi
siswa yang alpa dan cabut diberi warna merah. Terlambat masuk ke ruangan diberi
warna kuning, dan apabila terlambat tiga kali maka data ketiga diberi warna merah.
Izin, sakit, diberi warna hijau dan bagi siswa yang hadir tepat waktu kolom datanya
putih dan tidak diberi warna.
Data pelanggaran disiplin terdiri dari pelanggaran disiplin yang dilakukan
siswa pada saat pembelajaran produktif. Pelanggaran disiplin berat diberi warna

merah, pelanggaran disiplin sedang diberi warna kuning, dan pelanggaran disiplin
ringan diberi warna hijau.Pelanggaran disiplin sedang yang dilakukan tiga kali, yang
ke tiga kalinya diberi warna merah. Dan pelanggaran disiplin ringan yang dilakukan
ketiga kalinya diberi warna kuning.
Data pencapaian kompetensi terdiri dari kolom pencapaian kompetensi siswa
pada

setiap

kegiatan.

Pada

kolom

ini

juga

diberi


warna,pencapaian

kompetensidibawah 25% warna kolomnya merah, antara 25%-50% warna kuning,
antara 50%-75% warna hijau, dan diatas 75% tidak berwana.
Data kontrol ini ditayangkan dengan infokusdiawal dan akhir pembelajaran.
Diawal pembelajaran pendataan absensi siswa dan siswa terlambat serta cabut. Di
akhir pembelajaran seluruh perolehan data ini ditayangkan kembali sambil memberi
pengarahan kepada siswa untuk tindak lanjut.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah terjadinya
perubahan yang positif pada diri peserta didik. Perubahan tersebut mencakup
perubahan aspek

pengetahuannya (cognetif), aspek sikap (afektif), dan aspek

keterampilannya (psikomotorik

Pada proses pembelajaran, baik ketika pelaksanaan pembelajaran teori di kelas
maupun kegiatan praktek di bengkelakan ditemukan berbagai permasalahan.
Permasalahan selanjutnya menjadi penghambat dalam keberhasilan proses
pembelajaran.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan penulis, permasalahan yang muncul
pada proses pembelajaran baik pembelajaran teori di kelas maupunpraktikdi
bengkelberkaitan dengan kedisiplinan dan penguasaan kompetensi. Untuk itu perlu
duwujudkan tingkat kedisiplinan dan penguasaan kompetensi yang tinggi. Untuk
mewujudkan tingkat kedisiplinan siswa yang tinggi dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam menguasai kompetensi harus diupayakan adanya strategi yang tepat.
Pengawasan kedisiplinanadalah strategi yang tepat untuk meningkatkan disiplin
pada diri siswa.Karena dengan kedisiplinan yang tinggi akan dapat menghasilkan
kualitas siswa yang tinggi dan hasil belajar yang lebih baik, sedangkan siswa yang
tingkat kedisiplinannya rendah maka hasil belajarnyapun rendah. Hal ini sejalan
dengan pendapat Bloom (1976) dalam (Harun dan Mansur, 2008: 13) tentang hasil
belajar yang mengatakan bahwa hasil belajar ditentukan oleh kualitas peroses
pembelajaran. Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik masukannya, yaitu
karakteristik siswanya. Kualitas pembelajaran akan mempengaruhi hasil. Hasil yang
berkualitas akan mempengaruhi masukan pada proses pembelajaran berikutnya.


Untuk meningkatkan disiplin siswa, penulis membuat strategi melalui penerapan
data kontrol berwarna. Pada kesempatan ini penulis menerapkannya pada
pembelajaran produktifKria Kayu, sesuai dengan tugas yang diemban oleh penulis.
Penerapan data kontrol berwarna ini dapat mengontrol siswa. Dalam data kontrol
berwarna ini, setiap siswa dapat menilai diri dari hasil data yang mereka peroleh.
Penilaian diri merupakan sarana bagi guru untuk memberikan tanggung jawab
kepada siswa untuk belajar dari dari apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang
akan mereka kerjakan(Harun dan Mansur, 2008:35). Melalui hasil yang diperoleh,
siswa belajar merefleksi pencapaian yang mereka peroleh dan kemudian
meningkatkannya. Pada data kontrol berwarna siswa dapat menilai diri melalui data
warna yang mereka peroleh. Pada konteks ini diberi pemahaman kepada siswa
bahwa target yang dicapai siswa adalah menjadi siswa yang berkualitas dengan ciri
siswa berkualitas adalah siswa yang tidak mendapat data warna. Perolehan warna
merupakan indikasi pelanggaran yang dilakukan siswa sehingga siswa harus
menghindarinya.Apabila siswa melanggar peraturan atau disiplin yang telah
ditetapkan maka siswa tersebut akan mendapat data berwarna. Data berwarna yang
didapat siswa merupakan peringatan. Data warna hijau merupakan peringatan
ringan, sedangkan data berwarna kuning adalah peringatan sedang dan data
berwarna merah adalah peringatan berat.Setiap siswa mendapat data merah berarti
itu merupakan peringatan berat. Data merah pertama sama artinya dengan
peringatan pertama. Data merah kedua sama artinya dengan peringatan kedua,
sedangkan data merah ketiga sama artinya dengan peringatan ketiga, yang artinya
pada tingkat ini siswa harus diberi bimbingan secara khusus, melalui BP.
Siswa akan terbantu untuk merefleksikan dirinya melalui warna-warna yang
diperolehnya. Oleh karena datakontrol berwarna ini dioperasikan

setiap awal

pembelajaran dan akhir pembelajaran,sehingga setiap siswa terus menerus
mengetahui tingkat kualitas yang didapatkannya. Warna-warna tersebut akan
menjadi rambu-rambu kepada siswa untuk menghindari pelanggaran disiplin untuk
meningkatkan kualitas. Dengan demikian secara otomatis siswa mengontrol dirinya
untuk dapat bertahan pada kondisi bersih dan tidak ternoda dengan warna. Karena
kondisi ini berulang secara terus menerus maka akan menjadi kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap pada diri siswa yang akanmeningkatkan disiplin pada diri
siswa. Dengan meningkatnya disiplin pada diri siswa berarti siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran. Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran secara otomatis
dapat, meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik akan
diperoleh melalui proses yang baik dan proses belajar yang baik akan menghasilkan
yang baik pula (Sagala,2012:75)
2. Hasil atau dampak yang dicapai.
Penggunaan data kontrol berwarna ini diterapkan oleh penulis mulai tahun
pelajaran 2012/2013 semester V pada kelas XII KK (Kria Kayu).Dan semester III,
pada

kelas XI KK(Kria Kayu) . Selama

2 semester data kontrol berwarna ini

diterapkan, mampu membentuk disiplin pada diri siswa khususnya siswa jurusan
Kria Kayu SMK Negeri 1 Berastagi dalam melaksanakan proses pembelajaran
produktif ( praktek).
Dengan menerapkan data kontrol berwarna ini terus menerus, secara
otomatis siswa terkontrol untuk tidak melakukan pelanggaran disiplin dan berupaya
untuk terus meningkatkan kualitasnya..
Meningkatnya disiplin siswa, proses pembelajaran berjalan berjalan dengan
baik yang menghasilkan peningkatan kualitas siswa dan hasil belajar membuktikan
bahwa data kontrol berwarna dapat membentuk disiplin siswa untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
a. Adapun hasil atau dampak dari penggunaan kartu kontrol berwarna ini dapat dilihat
dari indikator keberhasilan sebagai berikut:
 Sebelum menggunakan data kontrol berwarna di kelas XI KK dan XII KK jumlah
siswa yang alpa, izin dan sakit cukup tinggi, setelah diterapkan data kontrol
berwarna jumlah siswa yang alpa, izin dan sakit menurun .
 Sebelum menggunakan data kontrol berwarna di kelas XI KK, banyak siswa yang
masuk kebengkel kerja tidak menggunakan pakaian kerja, dalam mengikuti
pembelajaran, sedangkan setelah menggunakan data kontrol berwarna seluruh
siswa kelas XI KK menggunakan pakaian praktek dalam mengikuti pembelajaran
produktif.
 Sebelum menggunakana data kontrol berwarna siswa kelas XII KK yang terlambat
masuk bengkel cukup tinggi, sedangkan setelah menggunakan kartu kontrol
berwarna jumlah siswa yang terlambat masuk bengkel berubah menjadi sedikit.

 Sebelum menggunakan data kontrol berwarna hasil karya siswa kurang berkualitas,
sedangkan setelah menerapkan kartu kontrol berwarna kualitas hasil karya siswa
meningkat cukup tinggi dari semester sebelumnya.
 Sebelum menggunakan data kontrol berwarna, jadual pengumpulan tugas baik tugas
harian maupun tugas akhir siswa selalu terlambat, dan bahkan ada yang harus
mengulang. Setelah diterapkan kartu kontrol berwarna tidak ada siswa yang
terlambat dalam mengumpulkan tugas baik tugas harian maupun tugas akhir.
 Sebelum menggunakan data kontrol berwarna siswa belum mampu untuk
mengadakan pameran keluar sekolah, setelah 2 Semester data kontrol berwarna
siswa kelas XI dan XII KK siap dan mampu mengikuti pameran untuk pertama
kalinya diluar lokasi sekolah.
 Pelaksanaan Uji Kompetensi siswa kelas XII KK berjalan lancar, semua mencapai
target waktu, dan nilai amat baik.
 Kelas XII KK tahun 2011/2012 sebelum diterapkan kartu kontrol berwarna tidak tamat
2 orang setelah data masuk ke DPUN, sementara kelas XII KK 2012/2013 setelah
diterapkan data kontrol berwarna berhasil sampai ke UN secara keseluruhan dan
lulus 100 %.
 Ada peningkatan nilai Kompetensi Kejuruan dari tahun sebelumnya, dari rata-rata 8,1
menjadi 8,34.
b. Dokumentasi capaian Hasil.
Kelas XI KK Sebelum menggunakan data kontrol berwarna.

Tidak teratur, kurang konsentrasi bermain-main

Kebanyakan tidak menggunakan pakaian

dan penggunaan alat yang menyimpang.

praktek, dan sikap berdiri yang tidak sempurna.

Guru mensosialisasikan data kontrol berwarna
untuk di diterapkan pada siswa kelas XI KK pada
pembelajaran berikutnya.

Kelas XI KK. Setelah diterapkan data kontrol berwarna
Demonstrasi mengasah pahat bubut oleh guru,

Berdiskusi tentang bentuk bubutan yang sedang

siswa memperhatikan dengan serius

dikerjakan.

.Siswa praktek membubut dengan konsentrasi

Praktek mengasah dan merawat pahat bubut.

penuh

Kelas XII.KK.
SEBELUM

SESUDAH

Disiplin dalam sikap kerja rendah. Bekerja
disembarangan tempat, tidak menggunakan
pakaian praktek.

Disiplin kerja tinggi, bekerja pada tempatnya
masing-masing, teratur dan rapi, semua
memakai pakaian praktek

c. Dampak.
KELAS XI KK
Menggelar pameran di pelataran parkir
kantor Dinas Pariwisata Berastagi
Kabupaten Karo tanggal 11-14 Maret 2013.

KELAS XII KK
Stand Pameran Tugas Akhir siswa di
pelataran parkir Kantor Dinas Pariwisata Kab
Karo Berastagi, 11-14 Maret 2013.

3. Kendala- kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih.
Adapun kendala- kendala yang dihadapi saat melaksanakan program ini antara lain
adalah:


Dari segi waktu.Karena data kontrol berwarna ini diterapkan setiap awal dan akhir
pembelajaran maka waktu yang digunakan untuk mendata siswa lebih lama dari
waktu biasanya. Sehingga guru harus menyesuaikan alokasi waktu yang digunakan
untuk kegiatan inti dalam proses pembelajaran.



Dari segi Peralatan, untuk menerapkan data kontrol berwarna ini perlu ada
peralatan pendukung yang lengkap, antara lain Laptop, Infokus plus Layar, dan
harus menguasai cara pengoperasiannya. Terkadang infokus yang ada disekolah
habis terpakai oleh guru lain yang menyebabkan penerapan program ini terganggu.



Masih ada siswa yang tidak mampu mengikuti program ini dan pasrah dengan
keadaan.

4. Faktor-faktor pendukung .
Adapun faktor- faktor pendukung dari kegiatan ini adalah; dengan adanya
program MGMPKria Kayu yang difasilitasi oleh PPPPTK Medan yang memberi
bantuan kepada guru-guru Kria Kayu berupa peminjaman laptop, infokus, Wifi,
dll.Disamping itu diberikan dana operasional untuk melakukan pelatihan komputer.
Sehingga melalui kegiatan MGMP ini penulis mendapat pelatihan mengoperasikan
komputer serta diberikan peralatan Laptop dan infokus yang

dipinjamkan untuk

mengembangkan media pembelajaran. Dengan demikian peralatan Laptopdan
Infocus telah tersedia disetiap kegiatan pembelajaran yang diampu oleh penulis.
Melalui kesempatan ini penulis memanfaatkan fasilitas tersebut untuk membuat
program data kontrol berwarna dalam rangka meningkatkan disiplin pada diri siswa.
5. Alternatif pengembangan.
Adapun alternatif pengembangan model yang akan dilakukan adalah dengan
membuat kartu atau pin warna yang dipakai oleh siwa setiap kegiatan praktek
sesuai dengan predikat yang diperolehnya saat itu. Apabila siswa memperoleh
predikat merah maka siswa tersebut

akan menggunakan pin merah selama

pembelajaran

itu . Namun siswa dapat menurunkan warna merahnya menjadi

kuning dengan melakukan prestasi. Tiga kali prestasi yang dilakukan siswa akan
menghapus warna merah menjadi kuning, dan yang kuning menjadi hijau dan yang
hijau menjadi putih. Dengan demikian siswa akan selalu berusaha untuk
meningkatkan prestasi. Sehingga melalui alternatif pengembangan ini disamping
membentuk disiplin pada diri siswa akan terbentuk pula pada diri siswa komitmen
untuk berprestasi.

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL.
1. Rumusan Simpulan.
a. Pelanggaran disiplin yang sering dilkukan siswa antara lain adalah tingginya
persentase ketidak hadiran (alpa), keterlambatan masuk keruang bengkel, tidak
menggunaan atribut, tidak mematuhi keselamatan kerja,cara penggunaan peralatan
yang menyimpang
b. Data Kontrol Berwarna terbukti dapat Meningkatkan disiplin siswa, kualitas proses
pembelajaran, yang menghasilkan peningkatan kualitas siswa dan hasil belajar.
c. Adapun hasil penerapan data kontrol berwarna antara lain adalah: menurunnya
tingkat alpa, sakit dan ijin siswa secara drastis, Penggunaan pakaian praktek dan
semangat belajar siswa semakin baik,Kualitas produk semakin tinggi, kecepatan
kerja semakin meningkat.

d.

Dampak penerapan Data Kontrol Berwarna adalah pelaksanaan uji kompetensi
tahun 2013 berjalan lancar, seluruh siswa kelas XII KK lulus ujian nasional. Siswa
mampu mengadakan pameran hasil karya siswa di luar lingkungan sekolah.

e. Data kontrol berwarna berpengaruh dalam meningkatkan nilai Kompetensi Kejuruan
dari tahun sebelumnya, dari rata-rata 8,1 menjadi 8,34
2. Rumusan rekomendasi operasional untuk implementasi temuan.
Dalam rangka meningkatkan disiplin siswa, metode penerapan data kontrol
berwarna ini telah memberi hasil dan dampak yang positif. Sejalan dengan itu,
dengan terjadinya pembentukan disiplin pada diri siswa akan memberikan
peningkatan kualitas pada proses pembelajaran yang bermuara kepada peningkatan
kualitas siswa. Data kontrol berwarna yang diterapkan pada artikel ini, diterapkan
pada pembelajaran produktif namun sesungguhnya data kontrol berwarana ini juga
dapat digunakan pada pembelajaran teori di kelas.
Perangkat

yang digunakan adalah program excel. Penulis memilih

menggunakan program excel karena dengan program excel,penerapan data kontrol
berwarna ini sangat mudah dan praktis, dimana ketika kita mengisi 3 format isian
cukup pada satu file. Didalam satu file itu kita membuat tiga halaman sehingga
sangat praktis dan mudah dalam mengoperasikannya. Disamping itu program exel
ini sudah menyediakan kolom-kolom yang praktis untuk dijadikan kolom data yang
diwarna.
Kolom-kolom yang di ditetapkan untuk tempat data pada program exeldapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan materi yang kita ajarkan.
Data

Kontrol

Berwarna

ini

hanya

merupakan

bagian

kecil

dari

pengembangan tugas guru telah dicoba dilakukan oleh penulis, walaupun masih
jauh dari sempurna namun tidak ada salahnya bila penulis berharap Best practice ini
dapat diterapkan pada proses pembelajaran oleh guru- guru dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Rasyd, H & Mansyur. (2008). Penilaian Hasil
Belajar.Bandung: Wacana Prima
Dahar, W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Erlangga
Sagala,S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta