Makalah Tentang Dan Kerajaan Bali

Nama Bali sudah lama dikenal dalam beberapa
sumber kuno. Dalam berita Cina abad ke-7
disebut adanya nama daerah yang
bernamaDwapa- tan, yang terletak di sebelah
timur Kerajaan Holing (Jawa). Menurut para ahli
nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali. Adat
istiadat penduduk Dwapa- tan ini sama dengan di
Holing, yaitu setiap bulan padi sudah dipetik,
penduduknya menulis dengan daun lontar, orang
yang meninggal dihiasi dengan emas, dan ke
dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas
serta diberi harumharuman, kemudian mayat itu
dibakar.

KERAJAAN
BALI
Hawa Rizka

11 IPA 1

Daftar Isi

Halaman Judul
Daftar Isi ............................................................................................1
Tentang Kerajaan Bali

.................................................................2

Sumber Sejarah ...................................................................................3
Kehidupan Politik

..........................................................................4

Keadaan Masyarakat ..........................................................................8
1.Kehidupan Sosial

.................................................................8

2.Kehidupan Ekonomi

........................................................8


3.Kehidupan Budaya .................................................................8
Kepercayaan

1

...................................................................................9

Kerajaan Bali

Kerajaan Bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur, tepatnya di
sebelah timur Pulau Jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan Pulau Jawa. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak dari rakyat

Majapahit yang melarikan diri kemudian menentap di Bali. Sehingga sampai saat ini masih
ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali adalah pewaris tradisi Majapahit.

Kerajaan Bali adalah sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau berukuran kecil
yang tak jauh dari Pulau Jawa dan berada di sebelah timur. Kerajaan ini berada di sebuah
pulau kecil yang dahulu masih dinamakan dengan Pulau Jawa sehingga bisa dikatakan pulau

ini masih dianggap sebagai bagian dari Pulau Jawa.

Kerajaan ini pada umumnya menganut kepercayaan berupa agama Hindu walau pada
perkembangannya nanti ternyata tidak hanya agama Hindu yang dominan, tapi juga
kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Ini bisa terjadi karena kentalnya
budaya nenek moyang pada saat itu walau kerajaan ini sudah berdiri.

2

SUMBER SEJARAH
Sumber sejarah Kerajaan Bali didapat dari beberapa berita dari Jawa dan juga
prasasti-prasasti di Bali.
1. Prasasti Sanur menunjukkan adanya kekuasaan raja-raja dari Wangsa atau Dinasti
Warmadewa.
2. Prasasti Calcuta, India (1042) dalam prasasti ini dikemukakan tentang asal-usul Raja
Airlangga yang merupakan keturunan raja-raja Bali, Dinasti Warmadewa. Raja
Airlangga lahir dari hasil perkawinan Raja Udayana dari Kerajaan Bali dengan
Mahendradata (putri Kerajaan Medang Kamulan adik raja Dharmawangsa)
3. Komplek Candi Gunung Kawi (Tampak Siring) merupakan makam dari raja-raja Bali.
Komplek candi tersebut dibangun pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu.

Berita yang cukup tentang Pulau Bali adalah prasasti yang berangka 881 M. Bahasa
yang di pakai adalah Bahasa Bali Kuno. Ada juga prasasti yang tertulis dalam bahasa
Sanskerta. Pada abad ke- 11 sudah ada berita dari Cina yang menjelaskan tentang
tanah Po-Li ( Bali ). Berita Cina itu menyebutkan bahwa adat istiadat penduduk di
tanah Po-Lihampir sama dengan masyarakat Ho-ling(Kalingga). Penduduknya menulis di
atas daun lontar. Bila orang meninggal, mulutnya di masukan emas kemudian dibakar.
Adat semacam ini masih berlangsung di Bali. Adat itu dinamakan ''Ngaben''. Salah satu
keluarga terkenal yang memerintah Bali adalah Wangsa Warmadewa. Hal itu dapat
diketahui dari Prasati Blanjong berangka 914 ditemukan di Desa Blanjong,
dekat Sanur, Denpasar, Bali. Tulisannya bertulisan Nagari(India), dan sebagian
berbahasa Sanskerta. Diberitakan bahwa raja yang memerintah adalah Raja Khesari
Warmadewa. Pada tahun 915, Khesari Warmadewa digantikan Ugrasena

3

KEHIDUPAN POLITIK
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Bali antara lain sebagai berikut :

1.


Sri Kesari Warmadewa

2.

Ugrasena

3.

Tabanendra Warmadewa

4.

Jayasingha Warmadewa

5.

Jayashadu Warmadewa

6.


Sri Wijaya Mahadewi

7.

Dharma Udayana Warmadewa

8.

Marakata

9.

Anak Wungsu

10.

Jaya Sakti

11.


Bedahulu

Struktur Kerajaan Bali berdasarkan pada prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Udayana adalah sebagai
berikut :

1. Raja berperan sebagai kepala pemerintahan, jabatan raja diwariskan secara turun-temurun.
2. Badan penasihat raja disebut "pakirakiran i jro makabehan" yang beertugas memberi
nasihat dan pertimbangan kepada raja dalam pengambilan keputusan penting. Badan ini
terdiri dari beberapa senapati dan beberapa pendeta agama Hindu (dang acarya) dan
Buddha (dang upadyaga).
3. Pegawai kerajaan membantu raja dalam bidang pemerintahan, penarikan pajak, dan
administrasi.

4

Karena kurangnya sumber-sumber dan bukti dari adanya kerajaan Bali, menyebabkan
sistem dan bentuk pemerintahan raja-raja Bali kuno tidak dapat diketahui dengan jelas,
namun raja-raja yang pernah berkuasa diantaranya:
1. Raja Sri Kesari Warmadewa yang memiliki istana di Singhadwala. Buktinya terdapat
pada prasasti Sanur (913 M).1 Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Raja Sri Kesari

Warmadewa berhasil mengalahkan musuh-musuhnya di daerah pedalaman. Raja Sri
Kesari Warmadewa adalah raja pertama dan merupakan pendiri Dinasti Warmadewa.
2. Raja Urganesa yang memerintah daritahun 915 M-942 M. Memerintah Kerajaan Bali
untuk menggantikan Raja Sri Kesari Warmadewa. Pusat pemerintahannya terdapat di
Singhadwala. Masa pemerintahan Raja Urganesa meninggalkan 9 buah prasasti yang
ditemukan di Babahan, Sembiran, Pentogan, dan Batunhya. Dalam prasasti-prasasti
itu berisi tentang pembebasan pajak terhadap daerah-daerah tertentu dalam
kekuasaannya dan menunjukkan bahwa otoritasnya meliputi area yang cukup luas.
Selain itu juga terdapat prasasti yang berisi tentang pembangunan tempat-tempat suci.
Sistem dan bentuk pemerintahan pada masa pemerintahan Raja Urganesa telah teratur
terutama tentang pemberian tugas kepada pejabat-pejabat istana.
3. Raja Tabanendra Warmadewa yang menggantikan Raja Urganesa sebagai raja
Kerajaan Bali selanjutnya. Raja Tabanendra Warmadewa memerintah bersama
permaisurinya yang bernama sang Ratu Luhur Sri Subhadrika Dharadewi. Keadaan
pada masa pemerintahan Raja Tabanendra Warmadewa tidak dapat diketahui karena
kurangnya berita-berita dan sumber-sumber dari prasasti.
4. Raja Jayasingha Warmadewa atau Raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa. Masa
pemerintahannya tidak dapat diketahui karena tidak adanya sumber yang terkait
dengannya.
1


Paul Michel Munoz, Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay
Peninsula (2006) hal 424.

5

5. Raja Jayasandhu Warmadewa. Masa kekuasaan dan pemerintahannya juga tidak dapat
diketahui dengan pasti.
6. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi memerintah pada tahun 983. Kerajaan Bali pada
masa ini diperintah oleh seorang raja putri. Beberapa ahli menafsirkan bahwa dia raja
putri ini adalah putri dari Mpu Sindok (Dinasti Isyana).
7. Dharma Udayana Warmadewa memerintah setelah masa pemerintahan Sri Maharaja
Sri Wijaya Mahadewi. Masa pemerintahan Udayana 989-1022 M. Dia memerintah
bersama permaisurinya yang bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapadni) yang
merupakan putri dari Raja Jawa Timur Makutawamsawardhana, dan karena hal
tersebut, hubungan Kerajaan Bali dengan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur berjalan
dengan baik dan pada masa ini penulisan prasasti-prasasti dengan menggunakan huruf
dan bahasa Jawa Kuno dimulai. Udayana dan Mahendradata dikaruniai tiga orang
anak lelaki, yaitu Airlangga, Dharmawangsa, dan Anak Wungsu.2
8. Raja Marakata kemudian menggantikan Udayana setelah kematiannya. Namun dia

hanya memerintah sebentar hingga tahun 1025.
9. Raja Anak Wungsu adalah Raja Bali yang memerintah setelah Marakata. Dan Anak
Wungsu adalah Raja Bali yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Bali. Pada
masa pemerintahannya, kehidupan rakyat Bali aman dan sejahtera. Rakyat Bali pada
masa itu sudah mulai bervariasi, mereka hidup dari bercocok tanam, pande besi,
tukang kayu, dan pedagang. Raja Anak Wungsu juga memberikan perhatian besar
pada masalah-masalah keagamaan dengan jalan menjamin kesejahteraan para pertapa.
Anak Wungsu menjadi raja termasyur karena pada masa pemerintahannya, dibangun
kompleks candi-candi dan gua-gua meditasi di tebing-tebing jurang sungai Pakerisan
dan situs Gunung Kawi.

2

Ibid hal

6

10. Raja Jaya Sakti yang kemudian memerintah Bali adalah keturunan dari Airlangga
yang pada masa itu Airlangga telah menjadi penguasa Jawa Timur.
11. Raja Bedahulu adalah Raja Bali yang terakhir memerintah pada tahun 1343 M. Raja

Bedahulu juga dikenal dengan sebutan Sri Astasura Ratna Bhumi Banten. Raja
Bedahulu dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh dua orang patih yaitu
Kebo Iwa dan Pasunggrigis.

7

KEADAAN MASYARAKAT
1. Kehidupan sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem kasta, sistem
hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal yang menarik dalam
sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made,
Nyoman, dan Ketut. Pada golongan brahmana dan kesatria untuk anak pertama disebut Putu.
Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan berkaitan
dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.
2. Kehidupan ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat
diketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak (sawah kering), gaja
(ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah).
3. Kehidupan budaya
Pada masa prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut
beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu
dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni
rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang
pada masa itu :


Patapukan (atapuk/topeng)



Pamukul (amukul, penabuh gamelan)



Abanwal (permainan badut)



Abonjing (bujing musik angklung)



Bhangin (peniup suling)



Perbwayang (permainan wayang)

8

KEPERCAYAAN

Masyarakat Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India, terutama Hindu. Sampai
sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang menganut agama Hindu. Namun demikian,
agama Hindu yang mereka anut telah bercampur dengan budaya masyarakat asli Bali
sebelum Hindu.

Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakan kelompok masyarakat yang terikat oleh
hubungan keluarga dan memuja roh-roh nenek moyang yang mereka anggap dapat menolong
dan melindungi kehidupan keluarga yang masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini,
lahirlah agama Hindu Bali yang bernama Hindu Dharma.

Demikianlah Materi Sejarah Kerajaan Bali (Kehidupan Politik Ekonomi Sosial Budaya dan
Kepercayaan), semoga bermanfaat.

9