Etika Bisnis Dan Csr Pengertian Etika Bi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi dunia Internasional maupun Nasional, bisnis merupakan aktivitas
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari. Tidak jenuh para
pebisnis memajukan dan memperluas usahanya dalam rangka mencari
keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari Negara adidaya hingga
negara berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian mereka.
Begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan
negara-negara maju lainnya.
Di
Indonesia,
perkembangan
perkembangan
bisnis
teknologi
informasi.
dan
maju
pesat
Mulai
seiring
dari
bisnis
dengan
secara
tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis online lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal walaupun tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas
produk yang ditawarkan secara on-line. Namun, diantara bisnis-bisnis
yang menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para pebisnis
yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak
memperhatikan
kepuasan
konsumen
terhadap
produk
yang
dijual.
Sejatinya, etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena
dengan etika bisnis yang baik tidak hanya keuntungan saja yang
didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumenpun akan
didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa
saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
pebisnis.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai etika bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan yang seharusnya dilakukan oleh para
pebisnis atau pengusaha.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility
b. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
c. Prinsip dalam Etika Bisnis
d. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
e. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
f. Dinamika dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)
g.
Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
C. Tujuan Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman
berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih
luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak
diatur oleh ketentuan hokum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan
tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan
yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu
tindakan
atau
konsep
yang
dilakukan
oleh
perusahaan(sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka
terhadap
sosial/lingkungan
sekitar
dimana
perusahaan
itu
berada.Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
desa/fasilitas
masyarakat
yang
bersifat
sosial
dan
berguna
untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi
perusahaan
yang
stakeholder-nya.
mengakomodasi
CSR
timbul
sejak
kebutuhan
era
dimana
dan
kepentingan
kesadaran
akan
sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada
sekedar proftability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak
positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR berhubungan
erat denganpembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam
melaksanakan aktivitasnya
harus
semata
dan
berdasarkan
hasil
mendasarkan
keuntungan
keputusannya
yang
akan
tidak
diperoleh,
melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat
tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain,
terutama
pemerintah.
Studi
Bank
Dunia
(Howard
Fox,
2002)
menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi
pengembangan
kebijakan
yang
menyehatkan
pasar,
keikutsertaan
sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan
peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan
dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan
jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting
tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat
ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami
Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan
krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa
menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan
masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau
terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses
interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi
proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi
atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk
menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan
merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh
para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari
konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis
nilai-nilai
dan
etika
akan
merubah
perilaku
konsumen
di
masa
mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus
menerus
dan
berkelanjutan.
Dengan
demikian
akan
tercipta
satu
ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan
produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan proft
yang
sesuai
yang
pada
akhirnya
akan
dikembalikan
ke
tangan
masyarakat secara tidak langsung.
B.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (valuecreation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh .
Ada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kepentingan bisnis
diantaranya:
a.
Para pengusaha dan mitra usaha
b.
Perusahaan pemasok bahan baku
c.
Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
d.
Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
e.
Bank penyandang dana perusahaan
f.
Investor penanam modal
g.
Masyarakat umum yanag dilayani
h.
Pelanggan yang membeli produk
C.
Prinsip dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh
para pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan
pedoman
agar
memiliki
standar
baku
yang
mencegah
timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip
etika bisnis sebagai berikut:
1.
Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab
secara moral atas keputusan yang diambil.
2.
Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal,
kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen,
kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3.
Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai
dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan
haknya.
4.
Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula
untuk berbisnis yang kompetitif.
5.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis
dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik
perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 (lima) prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada
beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
5.
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi,
dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha
kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua
perspektif baik lingkup makro ataupun mikro.
1.
Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efsiensi
sistem pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi
yang diperlukan supaya sistem dapat bekerja secara efektif dan efsien
adalah:
a.
Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
b.
Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c.
Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan
barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang
tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan
mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
2.
Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust.
Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier),
perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan dalam kegiatan
bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam relasi harus
selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan
bisnis dapat terjaga dengan baik.
D.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Penggunaan
istilah
Tanggungjawab
Sosial
Perusahaan
atau
atau
Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer
dengan
semakin
meningkatnya
praktek
tanggung
jawab
sosial
perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR
.
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah
satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan
konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multinasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai
dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan
dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk
beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat
luas
dalam
kerangka
mmewujudkan
pembangunan
berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan
dimasyarakat.
Etika
yang
dianut
merupakan
bagian
dari
budaya
(corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian
dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di
masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah
sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat
keputusan atau bertindak etis bila:
Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar
yang diterima dan berlaku pada
lingkungan organisasi yang
bersangkutan.
Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh
pihak yang terkait.
Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau
keputusan tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu
perusahaan
seharusnya
tidak
hanya
mengeruk
keuntungan
sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak
menggunakan
sumberdaya
manusia
dan
lingkungan
guna
turut
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang
semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (fnance)
tidak akan mampu membesarkan dan melestarikan , karena seringkali
berhadapan dengan konfik pekerja, konfik dengan masyarakat sekitar
dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
E. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1.
Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2.
Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan
dengan cara:
1.
Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
2.
Meminta Masukan kepada karyawan
3.
Memberi kepercayaan kepada karyawan
4.
Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
5.
Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
6.
Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
3.
Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian
investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba
4.
Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya,
misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya
F. Dinamika dalam Tanggung Jawab Social Perusahaan (CSR)
Menurut George Pohle dan Jef Hittner dari IBM, terdapat tiga dinamika
yang harus dipahami oleh perusahaan dalam keterlibatannya dengan
CSR:
1.
Information – From Visibility to Transparency
Supaya terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun
stakeholder, maka perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun
praktek bisnis yang memungkinkan para stakeholder untuk memperoleh
informasi
kapanpun
dan
dimanapun
mereka
berada,
Misalnya,
perusahaan perusahaan infrastruktur memungkinkan pelanggan untuk
berpindah sumber energi berdasarkan ketersediaan sumber yang paling
ramah lingkungan secara real time. Atau telepon seluler yang dapat menscan bar code produk supaya memunculkan informasi yang diinginkan
pengguna, mulai dari bahan-bahan hingga energi yang digunakan untuk
membuatnya.
Jika
sebelumnya
transparansi
dan
akuntabilitas
memang
jarang
diimplementasikan di masa lalu, namun kini menjadi sebuah tantangan
bagi perusahaan yang terlibat dengan banyak pihak. Ini bukan hanya
masalah menyediakan informasi lebih banyak, melainkan informasi yang
bernar.
Perusahaan
yang
memberikan
informasi
relevan
akan
memenangkan kepercayaan dari konsumen, sehingga tercipta platform
pertumbuhan yang kuat.
2.
Impact on Business – From Cost t Growth
Perusahaan memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di
pasaran. Karena jika mereka gagal memenuhi regulasi lokal maupun
global, maka reputasi merek ataupun perusahaan jadi taruhannya.
Namun, kini perusahaan mulai memandang CSR sebagai sarana dalam
menemukan ide produk baru, diferensiasi, menekan biaya, mempercepat
entry pasar, dan menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik
dalam talent wars.
CEMEX
misalnya,
menyediakan
diskon
bagi
pelanggan
dengan
pendapatan rendah dan membolehkan mereka untuk membayar material
secara
mingguan.
Ini
memungkinkan
pelanggan
untuk
mengakses
material berkualitas tinggi dengan harga sekitar 2/3nya saja. Nyatanya, in
i justru memperluas pasar dan mendorong penjualan CEMEX. Segmen ini
tumbuh 250% per tahunnya.
Perusahaan juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi
struktur biaya secara keseluruhan ataupun meningkatkan produktivitas.
Canadian pulp and paper, misalnya, berhasil mengurangi emisinya
sebanyak 70% dan energi sebanyak 21% sejak 1990. Pada 2005 dan
2006, perusahaan berhasil menghemat sebanyak $4.4 juta untuk
pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 2%.
3.
Relationships – From Containment To Engagement
Salah satu cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah dengan
menjalin hubungan secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis global yang
berusaha untuk memonitor kondisi kerja dan standar lingkungan melalui
supply chain di Asia Tenggara. Kemudian pada saat yang sama, NGO juga
berfokus
pada
meningkatkan
HAM
dan
memastikan
bahwa
bisnis
mematuhi standar lingkungan masyarakat. Meskipun perusahaan dan
NGO kadang menjadi oposisi, namun sesungguhnya melalui kolaborasi
mereka sama-sama bisa mencapai tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta
meningkatkan operasi dari supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan
biaya yang seharusnya terjadi. Sementara itu, NGO juga mengambil
manfaat karena mereka memperoleh akses serta memperoleh hasil lebih
mudah.
Misalnya, Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di
Inggris
yang
membuat
konsumen
skeptis,
mereka
meluncurkan
kampanye “Behind The Label” yang memberikan edukasi kepada 16 juta
pelanggan mengenai semua yang dilakukan perusahaan berkaitan
dengan isu lingkungan dan sosial. M&S juga bekerjasama dengan NGO
Oxfam
untuk
mengembangkan
program
dimana
pelanggan
bisa
mendonasikan pakaiannya ke toko amal Oxfam serta memperoleh diskon
untuk membeli pakaian baru di M&S. Mereka juga bekerjasama dengan
para supplier untuk meningkatkan transparansi, dimana daging yang
digunakan bisa dilacak langsung kepada sapi mana yang digunakan.
Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S berhasil memperbarui
mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan laba naik 22%
pada 2006 hingga 2007.
G. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung
jawab sosial adalah:
1.
Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat
dari steakholder
2.
Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab social akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.
3.
Perusahaan
yang
memiliki
tanggung
jawab
social
terhadap
lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4.
Menghindarkan
dari
konfik
internal
dan
lingkungan
sekitar
perusahaan
5.
Tanggung
jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam
promosi perusahaan
6.
Kerangka kerja yang kokoh memandu
manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan
tantangan jaringan kerja yang semakin kompleks
7.
Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
8.
Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal
serta
etika
perusahaan
yang
dilaksanakan
secara
konsisten
dan
konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang, karena :
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan
terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis,
pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan
bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir
tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi
atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal
mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan seharihari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan
kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
1.
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
2.
Memperkuat sistem pengawasan
3.
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus
menerus
BAB III
A.
KESIMPULAN
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana
yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu
tindakan
atau
konsep
yang
dilakukan
oleh
perusahaan(sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan
berkelanjutan
dengan
cara
manajemen
dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung
jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab social akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap
lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4. Menghindarkan dari konfik internal dan lingkungan sekitar
perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam
promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan
tantangan jaringan kerja yang semakin kompleks
7. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan,
yaitu kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat
sekitarnya, Sehingga akan terbentuk suatu hubungan yang saling
menguntungkan satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/artikel-umum/etika-bisnis.htm
http://fema.ipb.ac.id/index.php/lingkungan-masyarakat-dan-tanggungjawab-sosial-perusahaan-csr
http://cakzainul.blogspot.com/2012/02/makalah-etika-bisnis-dantanggung-jawab.html
http://riniarmin.blogspot.com/2012/12/tugas-makalah-etika-bisnis.html
http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi dunia Internasional maupun Nasional, bisnis merupakan aktivitas
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari. Tidak jenuh para
pebisnis memajukan dan memperluas usahanya dalam rangka mencari
keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari Negara adidaya hingga
negara berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian mereka.
Begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan
negara-negara maju lainnya.
Di
Indonesia,
perkembangan
perkembangan
bisnis
teknologi
informasi.
dan
maju
pesat
Mulai
seiring
dari
bisnis
dengan
secara
tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis online lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal walaupun tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas
produk yang ditawarkan secara on-line. Namun, diantara bisnis-bisnis
yang menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para pebisnis
yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak
memperhatikan
kepuasan
konsumen
terhadap
produk
yang
dijual.
Sejatinya, etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena
dengan etika bisnis yang baik tidak hanya keuntungan saja yang
didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumenpun akan
didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa
saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
pebisnis.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai etika bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan yang seharusnya dilakukan oleh para
pebisnis atau pengusaha.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility
b. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
c. Prinsip dalam Etika Bisnis
d. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
e. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
f. Dinamika dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)
g.
Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
C. Tujuan Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman
berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih
luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak
diatur oleh ketentuan hokum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan
tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan
yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu
tindakan
atau
konsep
yang
dilakukan
oleh
perusahaan(sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka
terhadap
sosial/lingkungan
sekitar
dimana
perusahaan
itu
berada.Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
desa/fasilitas
masyarakat
yang
bersifat
sosial
dan
berguna
untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi
perusahaan
yang
stakeholder-nya.
mengakomodasi
CSR
timbul
sejak
kebutuhan
era
dimana
dan
kepentingan
kesadaran
akan
sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada
sekedar proftability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak
positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR berhubungan
erat denganpembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam
melaksanakan aktivitasnya
harus
semata
dan
berdasarkan
hasil
mendasarkan
keuntungan
keputusannya
yang
akan
tidak
diperoleh,
melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat
tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain,
terutama
pemerintah.
Studi
Bank
Dunia
(Howard
Fox,
2002)
menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi
pengembangan
kebijakan
yang
menyehatkan
pasar,
keikutsertaan
sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan
peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan
dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan
jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting
tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat
ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami
Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan
krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa
menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan
masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau
terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses
interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi
proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi
atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk
menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan
merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh
para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari
konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis
nilai-nilai
dan
etika
akan
merubah
perilaku
konsumen
di
masa
mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus
menerus
dan
berkelanjutan.
Dengan
demikian
akan
tercipta
satu
ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan
produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan proft
yang
sesuai
yang
pada
akhirnya
akan
dikembalikan
ke
tangan
masyarakat secara tidak langsung.
B.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (valuecreation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh .
Ada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kepentingan bisnis
diantaranya:
a.
Para pengusaha dan mitra usaha
b.
Perusahaan pemasok bahan baku
c.
Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
d.
Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
e.
Bank penyandang dana perusahaan
f.
Investor penanam modal
g.
Masyarakat umum yanag dilayani
h.
Pelanggan yang membeli produk
C.
Prinsip dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh
para pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan
pedoman
agar
memiliki
standar
baku
yang
mencegah
timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip
etika bisnis sebagai berikut:
1.
Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab
secara moral atas keputusan yang diambil.
2.
Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal,
kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen,
kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3.
Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai
dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan
haknya.
4.
Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula
untuk berbisnis yang kompetitif.
5.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis
dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik
perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 (lima) prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada
beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
5.
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.
Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi,
dan Komisi)
7.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
8.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha
kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua
perspektif baik lingkup makro ataupun mikro.
1.
Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efsiensi
sistem pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi
yang diperlukan supaya sistem dapat bekerja secara efektif dan efsien
adalah:
a.
Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
b.
Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c.
Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan
barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang
tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan
mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
2.
Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust.
Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier),
perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan dalam kegiatan
bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam relasi harus
selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan
bisnis dapat terjaga dengan baik.
D.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Penggunaan
istilah
Tanggungjawab
Sosial
Perusahaan
atau
atau
Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer
dengan
semakin
meningkatnya
praktek
tanggung
jawab
sosial
perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR
.
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah
satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan
konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multinasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai
dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan
dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk
beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat
luas
dalam
kerangka
mmewujudkan
pembangunan
berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan
dimasyarakat.
Etika
yang
dianut
merupakan
bagian
dari
budaya
(corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian
dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di
masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah
sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat
keputusan atau bertindak etis bila:
Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar
yang diterima dan berlaku pada
lingkungan organisasi yang
bersangkutan.
Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh
pihak yang terkait.
Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau
keputusan tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu
perusahaan
seharusnya
tidak
hanya
mengeruk
keuntungan
sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak
menggunakan
sumberdaya
manusia
dan
lingkungan
guna
turut
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang
semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (fnance)
tidak akan mampu membesarkan dan melestarikan , karena seringkali
berhadapan dengan konfik pekerja, konfik dengan masyarakat sekitar
dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
E. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1.
Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2.
Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan
dengan cara:
1.
Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
2.
Meminta Masukan kepada karyawan
3.
Memberi kepercayaan kepada karyawan
4.
Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
5.
Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
6.
Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
3.
Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian
investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba
4.
Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya,
misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta
kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya
F. Dinamika dalam Tanggung Jawab Social Perusahaan (CSR)
Menurut George Pohle dan Jef Hittner dari IBM, terdapat tiga dinamika
yang harus dipahami oleh perusahaan dalam keterlibatannya dengan
CSR:
1.
Information – From Visibility to Transparency
Supaya terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun
stakeholder, maka perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun
praktek bisnis yang memungkinkan para stakeholder untuk memperoleh
informasi
kapanpun
dan
dimanapun
mereka
berada,
Misalnya,
perusahaan perusahaan infrastruktur memungkinkan pelanggan untuk
berpindah sumber energi berdasarkan ketersediaan sumber yang paling
ramah lingkungan secara real time. Atau telepon seluler yang dapat menscan bar code produk supaya memunculkan informasi yang diinginkan
pengguna, mulai dari bahan-bahan hingga energi yang digunakan untuk
membuatnya.
Jika
sebelumnya
transparansi
dan
akuntabilitas
memang
jarang
diimplementasikan di masa lalu, namun kini menjadi sebuah tantangan
bagi perusahaan yang terlibat dengan banyak pihak. Ini bukan hanya
masalah menyediakan informasi lebih banyak, melainkan informasi yang
bernar.
Perusahaan
yang
memberikan
informasi
relevan
akan
memenangkan kepercayaan dari konsumen, sehingga tercipta platform
pertumbuhan yang kuat.
2.
Impact on Business – From Cost t Growth
Perusahaan memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di
pasaran. Karena jika mereka gagal memenuhi regulasi lokal maupun
global, maka reputasi merek ataupun perusahaan jadi taruhannya.
Namun, kini perusahaan mulai memandang CSR sebagai sarana dalam
menemukan ide produk baru, diferensiasi, menekan biaya, mempercepat
entry pasar, dan menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik
dalam talent wars.
CEMEX
misalnya,
menyediakan
diskon
bagi
pelanggan
dengan
pendapatan rendah dan membolehkan mereka untuk membayar material
secara
mingguan.
Ini
memungkinkan
pelanggan
untuk
mengakses
material berkualitas tinggi dengan harga sekitar 2/3nya saja. Nyatanya, in
i justru memperluas pasar dan mendorong penjualan CEMEX. Segmen ini
tumbuh 250% per tahunnya.
Perusahaan juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi
struktur biaya secara keseluruhan ataupun meningkatkan produktivitas.
Canadian pulp and paper, misalnya, berhasil mengurangi emisinya
sebanyak 70% dan energi sebanyak 21% sejak 1990. Pada 2005 dan
2006, perusahaan berhasil menghemat sebanyak $4.4 juta untuk
pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 2%.
3.
Relationships – From Containment To Engagement
Salah satu cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah dengan
menjalin hubungan secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis global yang
berusaha untuk memonitor kondisi kerja dan standar lingkungan melalui
supply chain di Asia Tenggara. Kemudian pada saat yang sama, NGO juga
berfokus
pada
meningkatkan
HAM
dan
memastikan
bahwa
bisnis
mematuhi standar lingkungan masyarakat. Meskipun perusahaan dan
NGO kadang menjadi oposisi, namun sesungguhnya melalui kolaborasi
mereka sama-sama bisa mencapai tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta
meningkatkan operasi dari supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan
biaya yang seharusnya terjadi. Sementara itu, NGO juga mengambil
manfaat karena mereka memperoleh akses serta memperoleh hasil lebih
mudah.
Misalnya, Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di
Inggris
yang
membuat
konsumen
skeptis,
mereka
meluncurkan
kampanye “Behind The Label” yang memberikan edukasi kepada 16 juta
pelanggan mengenai semua yang dilakukan perusahaan berkaitan
dengan isu lingkungan dan sosial. M&S juga bekerjasama dengan NGO
Oxfam
untuk
mengembangkan
program
dimana
pelanggan
bisa
mendonasikan pakaiannya ke toko amal Oxfam serta memperoleh diskon
untuk membeli pakaian baru di M&S. Mereka juga bekerjasama dengan
para supplier untuk meningkatkan transparansi, dimana daging yang
digunakan bisa dilacak langsung kepada sapi mana yang digunakan.
Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S berhasil memperbarui
mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan laba naik 22%
pada 2006 hingga 2007.
G. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung
jawab sosial adalah:
1.
Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat
dari steakholder
2.
Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab social akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.
3.
Perusahaan
yang
memiliki
tanggung
jawab
social
terhadap
lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4.
Menghindarkan
dari
konfik
internal
dan
lingkungan
sekitar
perusahaan
5.
Tanggung
jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam
promosi perusahaan
6.
Kerangka kerja yang kokoh memandu
manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan
tantangan jaringan kerja yang semakin kompleks
7.
Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
8.
Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal
serta
etika
perusahaan
yang
dilaksanakan
secara
konsisten
dan
konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang, karena :
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan
terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis,
pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan
bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir
tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi
atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal
mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan seharihari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan
kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
1.
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
2.
Memperkuat sistem pengawasan
3.
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus
menerus
BAB III
A.
KESIMPULAN
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana
yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu
tindakan
atau
konsep
yang
dilakukan
oleh
perusahaan(sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan
berkelanjutan
dengan
cara
manajemen
dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung
jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab social akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap
lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4. Menghindarkan dari konfik internal dan lingkungan sekitar
perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam
promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan
tantangan jaringan kerja yang semakin kompleks
7. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan,
yaitu kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat
sekitarnya, Sehingga akan terbentuk suatu hubungan yang saling
menguntungkan satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/artikel-umum/etika-bisnis.htm
http://fema.ipb.ac.id/index.php/lingkungan-masyarakat-dan-tanggungjawab-sosial-perusahaan-csr
http://cakzainul.blogspot.com/2012/02/makalah-etika-bisnis-dantanggung-jawab.html
http://riniarmin.blogspot.com/2012/12/tugas-makalah-etika-bisnis.html
http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html