Karya Tulis Perpustakaan karya tulis ilmiah (3)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dari dulu kita mengetahui, kalau sebenarnya para siswa sulit sekali
untuk menerapkan prinsip disiplin dalam berbagai hal. Sikap disiplin sulit
muncul jika tidak dimulai dari diri sendiri. Jika seorang siswa berdisiplin
baik maka akan member dampak yang baik pula bagi keberhasilan
dikemudian hari. Disiplin juga menjadi sarana dalam mendidik, dapat pula
mempengaruhi,

mendorong,

membentuk

perilaku-perilaku

ditanamkan,


diajarkan,

dan

mengendalikan,
tertentu

mengubah,

sesuai

diteladankan.

Oleh

dengan
karena

membina,

nilai-nilai
itu,

dan
yang

perubahan

perilaku orang termasuk prestasinya merupakan hasil dari suatu proses
pembelajaran yang terencana dan informal atau otodidak. Orang yang
disiplin selalu membuka diri untuk mempelajari banyak hal. Sebaiknya
orang yang terbuka untuk belajar selalu membuka diri untuk belajar
berdisiplin dan mendisiplinkan dirinya.
Dengan demikian, disiplin bukan lagi suatu paksaan atau tekanan
dari luar, tetapi disiplin muncul dari dalam batin yang telah sadar. Dan
disiplin pun mau tidak mau harus menjadi bagian dari perilaku kehidupan
sehari-hari.

1


1.2

Permasalahan
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan yang

akan dibahas pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1) Faktor dan hal apakah yang ikut mempengaruhi prestasi dan
perilaku siswa?
2) Bagaimanakah pembentukan sikap dan perilaku seseorang dalam
kedisiplinan?
3) Apa sajakah tantangan untuk pengembangan disiplin khususnya di
lingkungan sekolah?

1.3

Tujuan
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka

memenuhi


tugas

mata

pelajaran

Bahasa

Indonesia

tahun

pelajaran

2013/2014.

1.4

Metode
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode


studi

pustaka

dengan

membaca

buku-buku

permasalahan yang akan dibahas.

2

yang

berkaitan

dengan


1.5

Kegunaan
Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dengan maksud untuk :
1) Menambah wawasan
2) Mengetahui lebih terperinci tentang disiplin
3) Menanamkan disiplin dalam diri
4) Memotivasi para siswa untuk meraih prestasi
5) Menanamkan kegigihan dalam belajar
6) Meningkatkan kedisiplinan pada siswa

1.6

Sistematika
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimulai dari :
1) Menentukan topik atau tema dan judul Karya Tulis
2) Mempersempit atau membatasi masalah pembahasan topik Karya
Tulis
3) Merumuskan masalah dan penulisan Karya Tulis

4) Mengumpulkan bahan-bahan yang mendukung penulisan Karya
Ilmiah
5) Mengkaji bahan-bahan yang terkumpul
6) Menentukan kerangka karangan
7) Mengembangkan kerangka menjadi sebuah Karya Tulis
8) Mengevaluasi penulisan Karya Tulis

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Landasan Teori
Ada beberapa teori dalam penulisan karya ilmiah ini adalah

sebagai berikut :
2.1.1


Pengertian Disiplin dan Perilaku
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina”
yang mengarah ke kegiatan belajar-mengajar. Istilah tersebut
sangat dekat dengan istilah dalam bahasa inggris “Disciple”
yang

berarti

mengikuti

orang

untuk

belajar

dibawah

pengawasan seorang pemimpin(guru). Dalam kegiatan belajar
tersebut, bawahan(siswa) dilatih untuk patuh dan taat pada

peraturan-peraturan yang dibuat oleh sang pemimpin(guru).
Istilah bahasa inggris lainnya, yakni discipline, berarti :
1) Tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan
diri, kendali diri; 2) Latihan membentuk, meluruskan, atau
menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental atau
karakter moral; 3) Hukuman yang diberikan untuk melatih
atau

memperbaiki;

4)

Kumpulan

atau

system

peraturan-


peraturan bagi tingkah laku1 , dalam buku “Kiat Menuju
Sukses” yang member arti atau pengenalan dari keteladanan
lingkungannya. Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari

1

Soegeng Prijodarminto, S.H (Wikipedia, Sabtu 28 Desember 2013 9:12)
4

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah
menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu
tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan
dan pengalaman.
Bohar
disiplin,

yakni


Soeharto

menyebutkan

disiplin

sebagai

tiga

latihan,

hal

mengenai

disiplin

sebagai

hukuman, dan disiplin sebagai pendidikan.
Sedangkan pengertian perilaku menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi
seseorang(individu) terhadap rangsangan atau lingkungan.
Menurut

Sarifuddin

Azwar,

perilaku

merupakan

ekspresi sikap seseorang. Sikap itu sudah terbentuk dalam
dirinya karena berbagai tekanan atau hambatan dari luar atau
dalam dirinya akan muncul berupa perilaku aktual sebagai
cerminan sikapnya.

2.1.2

Perlunya Disiplin
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal
itu disebabkan dimanapun seseorang berada, disana selalu ada
peraturan atau tata tertib. Jadi, manusia mustahil hidup tanpa
disiplin.
Manusia

memerlukan

disiplin

dalam

kehidupannya

dimanapun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin,
pasti akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

5

Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang
menjadi harapan. Dalam rangka pembangunan serta kemajuan
bangsa dan negara disiplin sangat berarti dan kesejahteraan
bangsa pun tercapai karena warga masyarakatnya memiliki
sikap disiplin yang baik.
Begitu

juga

dengan

disiplin

di

sekolah.

Apabila

disiplin disekolah diterapkan dengan baik, konsisten dan
konsekuen pasti akan berdampak positif bagi kehidupan dan
perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong para siswa secara
nyata dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif.
Dengan penerapan disiplin sekolah, siswa belajar beradaptasi
dengan

lingkungan

sekolah

tersebut,

sehingga

muncul

keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. Jadi,
disiplin menata perilaku seorang siswa dalam hubungannya
ditengah-tengah lingkungan sekolahnya.
Dalam

hal

tersebut,

menurut

Maman

Rachman

pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut :

1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang
2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
3) Untuk mengatur keseimbangan keinginan siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya

6

4) Menjauhi siswa yang melakukan hal-hal yang tidak baik
dan dilarang di sekolah
5) Mendorong siswa untuk melakukan hal-hal yang baik dan
benar
6) Kebiasaan baik akan membuat para siswa lebih tenang
akan jiwa dan lingkungannya
2.1.3

Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa. Disiplin menjadi prasyarat dalam pembentukan sikap,
perilaku dan tata kehidupan berdisplin, yang akan mengatur
seseorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja
jika sudah dewasa nanti. Berikut ini akan dibahas beberapa
fungsi disiplin diantaranya :

1) Menata Kehidupan Baru
Manusia adalah makhluk unik yang memliki ciri, sifat,
kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbedabeda. Selain sebagai makhluk social, selalu terkait dan
berhubungan dengan orang lain. Agar kepentingan individu
yang satu tidak berbenturan dengan kepentingan individu
lainnya,

maka

disiplin

berguna

untuk

menyadarkan

seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain
dengan

cara

menaati

dan

berlaku.

2) Membangun Kepribadian
7

mematuhi

peraturan

yang

Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan
pola hidup seseorang yang tercemin dalam penampilan,
perkataan dan perbuatan sehari-hari. Sifat, tingkah laku
dan pola hidup tersebut sangat unik hingga membedakan
diri

yang

satu

dengan

yang

lainnya.

Pertumbuhan

kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh factor
lingkungan

keluarga,

pergaulan,

lingkungan

masyarakat

sekitar, dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan
di masing-masing lingkungan tersebut member dampak
bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu,
dengan disiplin seseorang dibiasakan mengkuti, mematuhi
dan menaati aturan-aturan yang berlaku.
Kebiasaan itu lama-kelamaan masuk kedalam kesadaran
dirinya sehigga akhirnya menjadi milik kepribadiannya.
Jadi,

lingkungan

berpengaruh

terhadap

yang

berdisiplin

kehidupan

baik

seseorang.

sangat
Apalagi

seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya tentu
lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram
dan sangat berperan dalam membangun kepribadian yang
baik.

3) Pemaksaan
Faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu
dorongan

dari

dalam

(pengalaman,

kesadaran,

dan

kemauan) dan dorongan dari luar (perintah, larangan,
pengawasan, pujian, ancaman, dan ganjaran).
Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan
kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas
8

kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan
diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya
adanya paksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika
seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke suatu
sekolah yang berdisiplin baik. Terpaksa ia harus menaati
dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
Dikatakan

terpaksa,

karena

melakukannya

bukan

berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut
dan ancaman sanksi disiplin. Disiplin yang terpaksa, bukan
karena diri sendiri akan memberikan dampak tidak baik.
Siswa dapat menjadi stress, merasa kurang bebas dan
mandiri, terpaksa dan hanya memenuhi keinginan pihak
lain saja.

Jadi,

disiplin

dapat

berfungsi

sebagai

pemaksaan

kepada seseorang untuk mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku di lingkungannya.

4) Hukuman
Tata

tertib

yang

sudah

disosialisasikan

seharusnya

diikuti dengan penerapan secara konsisten dan konsekuen.
Siswa yang melanggar peraturan yang berlaku harus diberi
sanksi disiplin. Tanpa sanksi disiplin yang konsisiten dan
konsekuen

akan

membingungkan,

memunculkan

ketidakpuasan, dan rasa ketidak-adilan bagi yang disiplin.
Karena itu, sanksi disiplin berupa hukuman tidak boleh
dilihat hanya sebagai cara untuk menakut-nakuti atau
untuk mengancam agar orang tidak berani berbuat hal
9

salah. Sanksi seharusnya sebagai alat pendidikan dan
mengandung unsure pendidikan. Tanpa unsur itu, jalannya
hukuman tidak akan bermanfaat.

5) Menciptakan Lingkungan Kondusif
Sekolah

sebagai

ruang

lingkup

pendidikan

perlu

menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik.
Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi
yang aman, tentram, tenang, tertib dan teratur, saling
mengharagai serta hubungan pergaulan yang baik. Apabila
kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat
seperti itu, potensi dan prestasi siswa akan mencapai hasil
optimal.

Sebab,

unsur-unsur

yang

menghambat

proses

pendidikan dapat diatasi dan diminimalisir oleh situasi
kondusif tersebut.

Jadi,

peraturan

sekolah

yang

dirancang

dan

diimplementasikan dengan baik, member pengaruh bagi
terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Tanpa ketertiban
suasana

kondusif

bagi

kegiatan

pembelajaran

terganggu, begitu pula dengan prestasi belajar siswa.

2.1.4

Macam-macam Disiplin

10

akan

Menurut

Hadisubrata,

disiplin

dibagi

menjadi

tiga

macam yaitu :

1) Disiplin Otoritarian
Dalam disiplin otoritarian, peraturan yang dibuat sangat
ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin
ini diminta untuk mematuhi dan menaati peraturan yang telah
disusun dan berlaku di tempat itu. Apabila gagal menaati dan
mematuhi peraturan yang berlaku, akan dikenakan sanksi dan
hukuman berat. Bila berhasil memenuhi peraturan pun kurang
mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai
kewajiban,

jadi

tidak

perlu

mendapat

penghargaan

lagi.

Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku
berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar seseorang.
Hukuman dan ancaman kerap kali dipakai untuk memaksa,
menekan, dan mendorong seseorang mematuhi serta menaati
suatu peraturan.
2) Disiplin Permisif
Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut
keinginannya,

kemudian

dibebaskan

untuk

mengambil

keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang
diambilnya itu. Seseorang yang berbuat sesuatu dan ternyata
membawa akibat melanggar norma/aturan yang berlaku tidak
diberi sanksi atau hukuman. Dampak teknik permisif ini
berupa kebingungan dan kebimbangan. Penyebabnya karena
tidak tahu mana yang dilarang dan mana yang tidak dilarang,
atau bahkan menjadi takut, cemas, dan dapat juga menjadi
agresif serta liar tanpa kendali.
11

3) Disiplin Demokratis
Disiplin Demokratis menekankan aspek edukatif dan bukan
hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang
menolak/melanggar

tata

tertib.

Akan

tetapi

hukuman

dimaksudkan sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan
mendidik.

Teknik

disiplin

demokratis

berusaha

mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri
sehingga siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap.
Oleh karena itu, bagi yang berhasil mematuhi dan menaati
disiplin, kepadanya diberikan pujian dan penghargaan. Dalam
disiplin demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa yang patuh dan taat karena didasari
kesadaran dirinya.

2.1.5

Disiplin di Sekolah
Membicarakan

tentang

disiplin

sekolah

tidak

bisa

dilepaskan dengan persoalan perilaku negative siswa. Perilaku
negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir
ini

tampaknya

sudah

sangat

mengkhawarirkan,

seperti:

kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor
dan

berbagai

tindakan

yang menjurus

ke arah criminal

lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi
juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal
sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata
tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari
pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat
tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan,
12

pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.
Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan
penanggulangganya,

dan

di

sinilah

arti

penting

disiplin

sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu
faktor

dominan

dalam

membentuk

dan

mempengaruhi

perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan
para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan,
perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar
serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu
dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadangkadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap
dan

perilaku

yang

ditampilkan

guru

tersebut

pada

dasarnyamerupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di
sekolah.

Brown

dan

Brown

mengelompokkan

beberapa

penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
a) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
b) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah;
kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang
teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku
yang kurang atau tidak disiplin.
c) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa ,
siswa yang berasal dari keluarga yang broken
home.
d) Perilaku

tidak

disiplin

kurikulum, kurikulum
13

bisa

disebabkan

oleh

yang tidak terlalu kaku,

tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan
lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak
disiplin, dalam

proses belajar mengajar

pada

khususnya

dalam

pada

dan

proses

pendidikan

umumnya.

Pendekatan

peraturan

demokratis

dilakukan

dengan

memberi penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu
siswa memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati
peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif
bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan
kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi,
hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi
dan

mendidik.

Dalam

disiplin

sekolah

yang

demokratis,

kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa
patuh dan taat karena didasari kesaadaran dirinya. Mengikuti
peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan atas
kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.

Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa
atau warga sekolahlainnya yang melanggar tata tertib atau
kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah, yang secara
eksplisit

berbentuk

larangan-larangan.

Hal

ini

menurut

Depdiknas(2001:10), Sanksi yang diterapkan agar bersifat
mendidik,

tidak

bersifat

hukuman

fisik,

dan

tidak

menimbulkan trauma psikologis. Sanksi dapat diberikan secara
bertahap

dari

yang

paling

ringan

sampai

beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa :

14

yang

seberat-

1) Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan
pelanggaran ringan terhadap ketentuan sekolah yang
ringan.
2) Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik,
misalnya

membuat

menterjemahkan

rangkuman

tulisan

buku

berbahasa

tertentu,

Inggris

dan

lain-lain.
3) Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa
tentang

pelanggaran

yang

dilakukan

putera-

puterinya.
4) Memanggil

yang

bersangkutan

bersama

orang

tuanya agar yang bersangkutan tidak mengulangi
lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5) Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang
bersangkutan

melakukan

pelanggaran

peraturan

sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6) Mengeluarkan
misalnya
pidana

yang
dan

yang

bersangkutan

bersangkutan
perdata

yang

dari

sekolah,

tersangkut
dibuktikan

perkara
oleh

pengadilan.

2.1.6

Pembentukan Sifat dan Perilaku
Manusia selain sebagai makhluk yang individual juga
sebagai

makhluk

social.

Sebagai

mengalami interaksi yang timbal

makhluk

social,

selalu

balik dengan sesamanya,

dan interaksi timbal-balik tersebut tak hanya terjadi sampai
pada kontak hubungan biasa, namun terjadi hubungan yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Apalagi ketika
15

hubungan itu ada unsure

pendidikan, kekuasaan, jabatan,

agama, kebudayaan, atau ikatan emosional dan kekeluargaan,
maka pengaruh dari kekuatan tersebut akan semakin kuat.
Diantara berbagai macam faktor yang dapat membentuk sikap
dan

perilaku

itu,

Saifuddin

Azwar

menyebutkan

faktor

dominan yang mempengaruhi sikap dan perilaku antara lain
adalah sebagai berikut :

1) Pengalaman Pribadi
Segala hal yang pernah dialami dan sedang dialami
akan

membekas

dalam

melibatkan

faktor

pengalaman

itu

diri

seseorang.

emosional

akan

sangat

yang
kuat

Apalagi
mendalam,

membekas

dan

member kesan dalam dirinya. Pengalaman seperti itu
berperan

menjadi

perilaku.

Sikap

dasar
dan

pembentukan

perilaku

akan

sikap
lebih

dan

mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional senang
dan

pahit.

Dalam

situasi

yang

melibatkan

emosi,

penghayatan dan pengalaman akan lebih mendalam dan
lebih lama membekas. Lebih-lebih bila pengalaman itu
terjadi berulang kali, maka akan membentuk respon
sikap

dan

perilaku

yang

kuat.

Oleh

karena

itu,

seseorang selalu merespon sesuatu dengan membawa
dan mendasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah
dan sedang dialami.

16

2) Pengaruh seseorang yang dianggap penting
Komponen social yang ikut mempengaruhi sikap
dan perilaku seseorang salah satunya adalah orang
yang dianggap penting yang berada di sekitar kita.
Orang

yang

diharapkan

dianggap

penting

persetujuannya

adalah

bagi

orang

tingkah

laku

yang
dan

pendapat kita yang tidak ingin kita kecewakan, atau
orang yang dihormati, berwibawa atau ditakuti, dapat
juga seseorang yang memiliki arti khusus untuk kita.
Orang-orang seperti itu akan banyak mempengaruhi
sikap dan perilaku kita. Diantara orang-orang penting
tersebut adalah orang tua, teman dekat, guru, atau
orang-orang yang status sosialnya lebih tinggi. Apabila
orang-orang yang disebutkan diatas berbicara, member
pesan, nasihat, atau teladan hidup yang baik, sangat
berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang.

3) Lembaga Pendidikan dan Agama
Lembaga Pendidikan dan Agama menjadi salah satu
kekuatan besar dalam membentuk sikap dan perilaku.
Dua

lembaga

ini

merupakan

tempat

ditanam

dan

dikembangkannya nilai-nilai etika, moral, dan spiritual.
Di Lembaga Pendidikan dan Agama juga ditanamkan
nilai-nilai keilmuan dan disiplin individu dan social.
Sementara nilai-nlai tersebut langsung dibutuhkan dan
diminta

dipublikasikan

dalam

hidup

sehari-hari.

Pemahaman hal baik-buruk, benar-salah, boleh-jangan
juga

dilakukan,

diajarkan

lembaga tersebut.
17

dan

ditemukan

di

dua

4) Kebudayaan
Setiap

lingkungan

masyarakat

mempunyai

nilai

budaya tertentu yang dianutnya. Manusia lahir, hidup,
serta tumbuh dalam satu atau lebih nilai budaya. Nilai
budaya, dimana manusia hidup dan tumbuh mempunyai
pengaruh pada sikap dan perilakunya. Karena itu,
budaya yang dianut atau yang ada dalam lingkungan
seseorang akan memberi corak dan warna dalam sikap
dan perilaku seseorang.

Jadi, sikap dan perilaku diwarnai dan dibentuk oleh
berbagai macam faktor yang terjadi karena adanya
pengalaman berulang-ulang atas suatu masalah tertentu.
Pengalaman itu amat membekas dan memberi kesan
yang tidak akan terhapus.

2.2

Disiplin dan Prestasi Belajar Siswa
Disiplin dan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai hal atau

faktor sebagai berikut.

2.2.1

Faktor yang Menghambat Prestasi dan Perilaku Siswa

18

Faktor yang menghambat prestasi dan perilaku siswa
dibagi dalam dua macam. Yaitu faktor dari dalam dan dari
luar. Faktor dari dalam antara lain :

1) Faktor Kesehatan
Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan
banyak waktunya untuk beristirahat. Hal itu membuatnya
tertinggal pelajaran. Prestasi siswa ini kemungkinan belum
dapat optimal. Karena itu, orang tua perlu memperhatikan
kesehatan anak-anaknya.
2) Faktor Kecerdasan
Siswa

yang

tingkat

kecerdasannya

rendah

akan

menyebabkan kemampuan mengikuti kegiatan pembelajaran
agak lambat. Kalau dia berada dalam kelas yang rata-rata
tingkat kecerdasannya tinggi, kemungkinan akan sulit dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil yang dicapainya pun belum
sampai optimal. Selain itu, kecerdasan sangat mempengaruhi
cepat atau lambatnya kemajuan belajar siswa.

3) Faktor Perhatian
Perhatian disini terdiri dari perhatian dalam belajar di
rumah

dan

di

sekolah.

Perhatian

di

rumah

kerap

kali

terganggu oleh acara televisi, kondisi rumah dan kondisi
keluarga. Perhatian belajar di sekolah kadang terganggu oleh
kondisi kelas dan suasana pembelajaran serta lemahnya upaya
diri berkonsentrasi. Perhatian yang kurang memadai tersebut
akan berdampak kurang baik bagi hasil pembelajaran.
19

4) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu.
Apabila pembelajaran yang dikembangkan oleh guru tidak
menimbulkan

minat

siswa

atau

siswa

sendiri

tidak

mengembangkan minat dirinya dalam pembelajaran. Hal ini
akan membuat siswa tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Maka, hasil belajarnya pun menjadi tidak optimal.

5) Faktor Bakat
Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang
dibawa sejak lahir. Apabila pembelajaran yang diikuti siswa
tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajarnya
tidak akan mencapai hasil yang tinggi.
Sedangkan, faktor dari luar antara lain sebagai berikut.

1) Faktor Keluarga
Faktor ini dapat berupa faktor orang tua. Misalnya cara
orang tua mendidik anak-anak yang kurang baik, teladan yang
kurang, hubungan orang tua dengan anak yang kurang baik.
Kemudian, faktor suasana rumah. Misalnya, suasana rumah
yang ramai, hubungan antar anggota keluarga yang kurang
harmonis dan sering bertengkar. Terakhir faktor ekonomi.
Kalau ekonomi keluarga yang kurang, kebutuhan hidup dan
perlengkapan belajar belum dapat dipenuhi dengan baik.

20

Ketiga faktor dalam keluarga tersebut kerap kali menjadi
penghambat bagi prestasi belajar siswa.

2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran,
misalnya metode yang dipakai guru kurang sesuai dengan
materi,

monoton,

dan

kurang

variatif,

sehingga

kurang

menarik dan membosankan siswa. Faktor hubungan guru
dengan murid yang kurang dekat, biasanya kalau guru yang
tidak disukai oleh murid, hasil belajar siswa akan menjadi
kurang baik, hal itu akan mengganggu hasil belajar siswa.
Faktor sarana sekolah, misalnya gedung, ruangan, meja, kursi,
buku-buku, jika kurang memadai akan mengganggu hasil
belajar.

3) Faktor Disiplin Sekolah
Bila disiplin sekolah kurang mendapat perhatian, dapat
mengakibatkan pengaruh yang tidak baik pada proses belajar
siswa. Misalnya, siswa yang tidak disiplin dibiarkan juga,
maka akan menimbulkan rasa ketidak-adilan pada para siswa.

4) Faktor Masyarakat
Faktor

media

massa,

misalnya

acara

televsi,

radio,

majalah, dapat mengganggu waktu belajar. Faktor teman
bergaul yang kurang baik, misalnya teman yang merokok,
memakai narkotika, atau mungkin terlalu banyak bermain
21

merupakan yang paling banyak merusak prestasi belajar dan
perilaku siswa.

5) Faktor Lingkungan Tetangga
Misalnya banyak pengangguran, berjudi, mencuri, minumminuman

keras dan cara berbicara yang kurang sopan.

Lingkungan seperti itu dapat berpengaruh pada hasil belajar
siswa.

6) Faktor Aktivitas Organisasi
Bila siswa sangat potensial, banyak aktivitas organisasi,
selain dapat menjunjung hasil belajar dapat juga mengganggu
hasil belajar apabila siswa tidak mengatur waktu dengan baik.

2.2.2

Faktor

Lain yang Mempengaruhi Prestasi dan Perilaku

Siswa
Hasil penelitian menemukan juga hal-hal yang ikut
memberikan kontribusi perubahan perilaku siswa, antara lain
teman

teman

bergaul,

keyakinan

iman

dan

orang

tua.

Kontribusi bagi perubahan hasil belajar siswa antara lain
kecerdasan, usaha diri, les privat, teman bergaul, waktu
belajar yang disediakan, rasa malas, dan lain-lain. Hal-hal
tersebut dibahas dan dikaitkan dengan konsep-konsep yang
berkaitan dengan pokok-pokok tersebut.

22

Faktor

yang disebabkan

oleh perbuatan

siswa itu

sendiri antara lain sebagai berikut :

1) Teman-teman bergaul
Waktu bersama teman di sekolah rata-rata 5-6 jam sehari.
Karena itu, teman bergaul di sekolah yang baik dapat
memberi dorongan agar seorang siswa berubah perilakunya.
Diharapkan teman dekat ini member pengaruh positif bagi
seorang siswa.

2) Keyakinan Iman
Nilai-nilai ajaran agama yang didapat di sekolah, di rumah
ibadah, dan di rumah, sangat dirasakan mempengaruhi sikap,
pikiran, perbuatan dan perkataan. Bila siswa akan melakukan
sesuatu hal, nilai keyakinan imannya ikut mempengaruhi.
Apalagi bila tingkat penghayatan imannya cukup baik, hal itu
sangat mempengaruhi diri dan prestasinya.

3) Orang tua
Perubahan

prestasi siswa dipengaruhi

oleh

bermacam-

macam unsur. Selain karena mengikuti dan menaati peraturan
peraturan sekolah, juga pergaulan dan teman-teman, seseorang
siswa

besar

Kadang-kadang

pengaruhnya
pengaruh
23

bagi
itu

perubahan
lebih

besar

perbuatannya.
dibandingkan

pengaruh orang tua. Disamping itu, penghayatan iman juga
memberi pengaruh besar bagi perubahan perbuatan siswa.
Apalagi bila iman dihayati dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan pengaruh yang disebabkan oleh hasil belajar siswa
diantarannya adalah :
1) Kecerdasan
Tingkat kecerdasan sangat penting dan dominan dalam
menentukan nilai yang dicapai siswa sebagai hasil belajarnya.
Kecerdasan disini berupa kecerdasan rasional (IQ). Akan
tetapi, kecerdasan ternyata bukan segala-galanya. Artinya,
kecerdasan baru dapat berkembang optimal bila dijunjung oleh
ketertiban diri dan perilaku yang baik.

2) Usaha diri
Pelajaran

yang

didapatkan

disekolah

kadang-kadang

dirasakan kurang. Oleh sebab itu perlu ditambah lagi dengan
belajar

di

rumah.

Belajar

di

rumah

ini

dapat

berupa

mengulangi pelajaran yang telah diterima disekolah, atau
mempersiapkan diri untuk belajar esok hari atau mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru, atau persiapan menghadapi
ulangan. Usaha diri ini terkait juga dengan kemampuan
mengatur dan membagi waktu belajar dengan kegiatan lain.
Apabila usaha diri ini didukung dengan waktu yang cukup,
belajar yang teratur dan rajin,

perhatian serta konsentrasi,

usaha ini tentu akan membuahkan hasil yang baik.

3) Les privat
24

Salah satu wujud usaha diri, yakni menambah pelajaran
yang diterima disekolah dengan ikut bimbingan belajar, les
privat atau tambahan belajar. Upaya diri ini sangat baik dan
perlu dikembangkan karena berbagai macam hal.

4) Teman bergaul
Teman bergaul ini dapat berdampak baik, dan dapat pula
berdampak buruk. Sebab itu, orang tua dan siswa bertanggung
jawab menentukan pilihan teman bergaulnya. Siapapun yang
dipilih, pilihan itu akan membawa akibat masing-masing.

5) Waktu yang cukup untuk belajar
Waktu belajar seharusnya disediakan cukup banyak pada
sore atau malam hari. Kegiatan belajar membutuhkan waktu
yang banyak. Bahan pelajaran tidak dipelajari sepintas saja.
Waktu belajar yang cukup, bila diisi dengan baik serta
didukung dengan cara belajar yang baik, hasil yang diperoleh
akan baik pula.

2.3

Berbagai Tantangan Mengembangkan Disiplin Sekolah

2.3.1

Kepala Sekolah kurang perhatian
25

Kalau
muncul

gagasan

bukan

pengembangan

sebagai

gagasan

disiplin

Kepala

di

sekolah

Sekolah.

Ada

kemungkinan kita mengalami kesulitan dalam mengembangkan
disiplin di sekolah. Kepala Sekolah menjadi kurang perhatian
terhadap peningkatan disiplin dan kemajuan sekolah. Akan
tetapi, bila Kepala Sekolah dapat sadar terhadap gagasan dari
para guru, gagasan pengembangan disiplin di sekolah yang
muncul akan diterima oleh Kepala Sekolah dapat dianggap
sebagai

program

pelaksanaanya

dan

Kepala

kebijakan
Sekolah

sekolah.
dapat

Diharapkan

menunjuk

atau

membentuk tim disiplin di sekolah. Tetapi tetap di sadari,
apabila Kepala Sekolah tidak terlalu tertarik dengan gagasangagasan tentang disiplin di sekolah, akan menjadi kendala
kesulitan kita dalam mengembangkan disiplin di sekolah.
2.3.2

Kurang dukungan Guru
Dalam mengembangkan disiplin sekolah, kadang-kadang
terasa juga adanya dukungan yang kurang besar dari beberapa
guru. Hal tersebut muncul karena setiap guru memiliki prinsip
yang berbeda-beda. Namun, hal itu harus disikapi dengan
mengambil keputusan dan kesepakatan bersama.

2.3.3

Guru hanya mengajar
Ungkapan selama ini, peran dan tugas guru adalah
mendidik dan mengajar. Artinya, bila guru datang ke sekolah,
akan berjumpa dan bertatap muka dengan para siswa didalam
kelas, peraturan dan tugas itu harus dilaksanakan. Selama
mengajar guru tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan kepada
siswa, tapi juga memiliki tanggung jawab menyisipkan nilai26

nilai pendidikan pada siswa. Harapannya agar para siswa
selain

cerdas

berilmu,

mereka

juga memiliki

hati

yang

berbudi pekerti luhur, bermoral baik dan bertaqwa kepada
tuhan Yang Maha Esa.

2.3.4

Siswa tidak jera meski telah dikenakan sanksi
Ketika disiplin sekolah yang ketat dan konsekuen
dilaksanakan,

pasti ada

siswa yang

terkena

pelanggaran.

Mereka yang melanggar disiplin sekolah harus bertanggung
jawab dan menerima sanksi. Namun kadang sanksi disiplin
yang belum mendidik belum berhasil merubah kesadaran diri
dan perilakunya. Sanksi disiplin yang bertujuan mendidik dan
mengajarkan serta memberi ancaman yang lebih berat lagi,
seolah-olah tidak diperdulikan siswa seperti tidak jeranya siksa
ditindak dengan sanksi disiplin.

2.3.5

Orang tua minta Dispensasi
Harapan kita sebenarnya oran tua di rumah membantu
dalam membina siswa dalam membangun disiplin siswa
. Kalau ada siswa yang melanggar tata tertib sekolah,
sanksi diberikan sesuai aturan. Tapi masih terjadi juga
sekalipun siswa bersama orang tua sudah menyetujui
tata tertib sekolah yang telah disampaikan. Tetap saja
ada

diantara

orang

tua

yang

kemudian

meminta

dispensasi agar anaknya yang melanggar tata tertib
tidak diberi sanksi sesuai aturan yang berlaku. Atau
sanksi yang diberikan menjadi lebih ringan.

27

2.4 Upaya Pihak Sekolah untuk Mengatasinya
Seperti diketahui, bahwa tata tertib sekolah dapat
menciptakan disiplin dan orientasi akademis warga sekolah pada
khususnya, dan meningkatkan capaian sekolah pada umumnya.
Penggunaan tata tertib sekolah diharapkan dapat mengembangkan
pola
sikap dan tingkah laku yang lebih disiplin dan produktif
dari siswa.
Dengan tata tertib sekolah tersebut, siswa memiliki
pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah.
Tata tertib sekolah sangat

penting sebagai aturan yang harus

dipatuhi oleh peserta didik. Tata tertib sekolah apa saja yang harus
dibuat itu sudah barang tentu amat ditentukan
oleh kepentingan sekolah.
Selain tata tertib, sekolah sekolah juga sudah
mencoba untuk

menerapkan sikap disiplin kepada siswa

melalui nasehat- nasehat dari para

guru bidangg studi, guru

wali kelas , dan juga guru pembimbing BK sendiri.

Dengan

adanya nasehat dari para guru tersebut, diharapka agar para siswa
dapat memahami makna dari disiplin, serta dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari- hari.
Nasehat tersebut bukan hanya berlaku untuk
berdisiplin dalam

kegiatan sekolah saja, namun juga sebagai

petunjuk agar siswa dapat disipli
agama.
28

dalam melaksanakan perintah

Semoga nasehat dan tat etrtib yang telah diberikan
oleh pihaksekolah

dapat bermanfaat serta menjadipetunjuk

bagi para siswa.Maka dari itu, pihak
meningkatkan

kedisiplinan

yang

sekolah juga akan
ada,

namun

yang

tidak

memberatkan para siswa pada umumnya.

2.5 ara Mengatasi Lunturnya Kedisiplinan
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkand dari dalam
diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka
apapun usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan
sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan
sekolah.
a) Datang ke sekolah tepat waktu;
b) Rajin belajar;
c) Mentaati peraturan sekolah;
d) Mengikuti uapacara dengan tertib;
e) Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu
f) Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya;
g) Memotong rambut jika kelihatan panjang;
h) Selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih
banyak lagi.

29

2.6 Pendapat Tentang Siswa yang Sering Melakukan Pelanggaran
Menurut pendapat beberapa siswa disekolah,kami
dapat menyimpulkan beberapa pendapat itu menjadi sedikit
penjabaran.Jika banyak sekali siswa-siswa yang melanggar tata
tertib sekolah, itu merupakan keinginan dari dalam hati mereka
yang mungkin memiliki masalah pribadi dan meluapkan perasaan
mereka dengan melakukan hal-hal yang mungkin melanggar tata
tertib yang yelah dibuat oleh pihak sekolah.Bisa juga siswa itu
memang nekat untuk melakukan pelanggaran,karena mereka ingin
mengetahui seperti apa sanksi atau hukuman dari perbuatan
mereka tersebut.Mungkin juga ada teman mereka yang sedang
menjaili mereka dan berakibat melanggar kedisiplinan tersebut.
Bisa juga tata tertib yanga ada dinilai kurang ketat bagi siswa
tersebut. Atau mungkin siswa tersebut kurang memiliki perhatian
dari oarang tuanya di rumah, dan terlalu dikekang oleh orang
tuanya .
Namun sebenarnya perhatian dari orang tua itu
sangat di butuhkan bagi para siswa remaja seperti kalangan SMP
pada umumnya.
Karena pada masa – masa inilah remaja
membutuhkan perhatian serta kasih

sayang dari orang tua

mereka, bukan justru mendapatkan tekanan dari oarang

tua

mereka. Hal tersebut dapat memicu emosi remaja yang masih labil.
Sehingga para remaja tersebut meluapkan emosi mereka dengan
melanggar

tata etrtib yang ada.

30

2.7 Mengetahui Manfaat Adanya Kedisiplinan di SMP Negeri 20
Malang.
Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih
tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa
juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting
bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian
siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
Atau mungkin juga dapat menguntungkan pihak- pihak lain yang
berada di sekitarnya.
Dengan disiplin , kita juga bisa menjadi pribadi yang lebih
penyabar, sopan , santun. Apalagi jika kita sebagi orang islam ,
disilplin sangat menguntungka, karena dapat memudahkan kita
untuk mengikuti aturan- aturan agama.
Kita juga bisa menjadi oarang yang sukses bila terbiasa
hidup berdisiplin. Karena ada orang yang mengatakan, bila anda
disiplin anda akan menjadi orang yang sukses dan banyak orang
yang telah mencobanya.

BAB III
31

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah strategi umum yang dianutpengumpulan data
dananalisis yang diperlukan,dengan menjawab persoalan yang dihadapi ini
berartimetode penelitian merupakan suatu masalah yang berdasarkan faktor
empiris danobjektif untuk diuji secara ilmiah oleh siapapun. Metode yang
digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data
yang diperlukan. Oleh karena itu,dalam memilih metode penelitian hendaknya
harus dapat dan sesuai dengan kebutuhan karena berhasiltidaknya penelitian
tergantung pada sesuai tidaknya memilih dan menerapkanmetode penelitiannya.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakanmetode kualitatif yang dapat diartikan sebagai
prosedur penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis atau
lisandari perilaku orang-orang yang diamati.Sedangkan penulisan karya ilmiah
inibersifatdeskriptif,yaitu memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara
rinci disertaidengan bukti.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini bertempat di SMAN 1 BOJONGSOANG,sedangkan waktu
penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15-20 November 2012.

3.3 Populasi dan Sampel
32

A. Populasi

Menurut kelompok saya yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan
objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sesuai
dengan permasalahan untuk menemukan jawaban dari penelitianini,maka
penelitian ini mengambil populasi dari kelas XI IPS.

B. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil yang diteliti.Dalam penelitianini,peneliti
mengambil sampel sebanyak 25 siswa dari kelas XI IPS.

3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperolehdari
hasil angket/lembar pengisian soal.

3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah
iniadalah dengan metode angket.Angket merupakan lembaran yang berisi soalsoalserta bersagkutan dengan masalalah yang diteliti,untuk diisi oleh pihak-pihak
yangdimaksud oleh peneliti.

33

3.6 Analisa Data
Analisis data yang di pakai adalah jumlah persentase jawaban siswa darisetiap
pertanyaan yang ada pada angket yang dibagikan, dari data tersebut di
ambilkesimpulan keadaan disiplin siswa.

BAB IV
34

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Dengan metode angket/lembar pengisian soal dari sampel sebanyak 25 siswakelas
XI IPS2 di SMA Negeri1 Bojongsoang,peneliti berhasil mengumpulkan data
dibawahini:

A. Pemahaman siswa tentang disiplinHasil : dari penelitian 80 % siswa
memahami arti dari disiplin sememtara sisanyakurang memahaminya.

B. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hariHasil : dari
hasil penelitiam di dapat:
 Sudah menerapkannya 60 %
 Sedikit/ kadang-kadang 30 %
 Belum 10%

C. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolahHasil : sebagian besar siswa
(70%) pernah terlambat datang ke sekolah.

D. Alasan siswa terlambatHasil : hasil jawaban terbanyak adalah factor jarak yang
jauh antara rumah dansekolah, dan ketersediaan angkutan umum.

35

E. Pernahkah siswa bolos sekolahHasil : 20% dari responden menjawab ya, dan
sisanya tidak.

F. Alasan jika bolosHasil : 30 % menjawab karena iseng, 20 % menghindari salah
satu mata pelajaranDan sisanya menjawab hanya mengikuti ajakan teman.

G. Pernahkah siswa ditegur langsung oleh guru saat melakukan tindakan yang
dinilaikurang disiplin.Hasil : 30% menjawab sering, 50% menjawab pernah,
sisanya belum pernah.H. Peringatan yang diberikan guru terhadap siswa yang
dinilai kurang disiplinHasil :
30% Di tegur saja
30 % Di marahi
20 % Di laporkan kepada orang tua
15%Di Skorsing
5% Di kembalikan kepada orangtua

.I. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan
disiplinHasil : semua siswa menjawab pernah. Berarti pihak sekolah selalu
mengingatkansiswa tentang pentingnya kedisiplinan

.J. Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinanHasil : adanya
hasil yang hampir seragam, yaitu m sekolah mengingatkan siswadengan
pemberian amanat Pembina upacara pada saat upacara dan pelaksanaan
36

penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung ditindak
lanjutioleh kesiswaan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan
setiapsiswa ternyata berbeda-beda, perlu usaha yang lebih serius dari pihak
sekolah dalamupaya meningkatkan kesadaran siswa terhadap kedisiplinan.Bukan
hanya dengan peraturan yang terkesan mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh
bila siswa seringdiberikan penyuluhan dan pengarahan ±pengarahan oleh berbagai
pihak terutamalingkungan sekolah.Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat
kedisiplinan yang baik, itu berarti factor utama dalam pelaksanaan disiplin adalah
adanya kesadaran, bukanhanya sebuah aturan.Tinggal bagaimana pihak sekolah
selaku

pembimbing

dan

pelaksana

permasalahan ini.

37

pendidikan

di

sekolah,

mensiasati

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di bab II, penulis menyimpulkan bahwa

disiplin itu adalah sebagai berikut :

a) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai, dan hokum yang berlaku.

38

b) Disiplin dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran

diri

bahwa

hal

itu

berguna

bagi

kebaikan

keberhasilan dirinya. Disiplin dapat juga muncul

dan

karena rasa

takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
c) Sebagai

alat

pendidikan

untuk

mempengaruhi

mengubah,

membina, dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
yang sudah ditentukan atau diajarkan.
d) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan
memperbaiki tingkah laku.
e) Peraturan peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran
perilaku.
f) Suatu prestasi yang telah didapat adalah berdasar kepada kerja
keras dan kedisplinan.

Jadi, disiplin amat sangatlah berperan sebagai salah satu cara untuk
mencapai prestasi dan kesuksesan.

3.2

Kritik dan Saran
Menurut penulis, murid-murid sekarang sudah kurang mematuhi

adanya peraturan yang berlaku, baik itu di sekolah, di rumah maupun di
tempat-tempat

lainnya.

Dan

sebagai

seorang

pelajar,

menurut

penulis

peraturan yang ada di sekolah pun sepertinya kurang memperlihatkan bahwa
39

peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan tidak boleh dilanggar. Sekolah
hanya member peraturan namun, pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
tidak diberi sanksi seperti yang sudah dituliskan dalam peraturan yang ada.
Selain itu, sekolah hanya melakukan penggeledahan sesekali, sementara
banyak

murid

penggeledahan.

yang

melakukan

Seperti

membawa

pelanggaran
telepon

disaat

genggam

ke

tidak

adanya

sekolah

atau

merokok dan melakukan pelanggaran lain di sekolah.
Saran yang dapat disampaikan penulis, yaitu sekolah bisa lebih
meningkatkan kedisiplinan agar sekolah dapat menjadi lingkungan yang
kondusif,

serta

pengajaran

yang

ada

dapat

ditingkatkan

demi

berkembangnya sekolah menuju keadaan yang lebih baik. Apalagi untuk
sekolah yang sudah bergelar “Sekolah Standar Nasional”, akan lebih baik
jika disiplin dapat diterapkan dengan sempurna serta tegas namun masih
mempertahankan sikap bijaksana yang sudah ditanamkan dengan baik pula.
Karya Tulis Ilmiah ini kami buat atas dasar keprihatinan kami
dengan kedisiplnan yang berkurang di kalangan pelajar seperti kami. Kritik
dan saran kami pun hanyalah ungkapan kami selama menjadi pelajar. Tapi
kami berharap kritik dan saran kami serta seluruh pembahasan dalam Karya
Tulis Ilmiah ini dapat berkenaan dihati pembaca. Sekian kritik dan saran
dari penulis. Mohon maaf apabila didalam Karya Tulis Ilmiah ini terdapat
banyak kata-kata yang salah atau menyinggung pembaca. Terima Kasih.

40

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Hamalik, Oemar. 1991. Strateg Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Prijodarminto, Soegeng. 1999. Manajemen Kelas. Jakarta : Depdiknas, Proyek
Pendidikan Guru
Ramadhy, Sufyan. 2005. Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan. Bandung:
SPKN
Schaefar, Charles. 2006. Cara Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Mitra
Utama
www.google.com
www.wikipedia.com

41