Model Pembelajaran Berpikir Induktif (1)

Nama : Rizki Anugrah Maulid
Nim

: 1500604

Model Pembelajaran Berpikir Induktif
Inductive thinking (berpikir induktif) merupakan suatu proses dalam berpikir yang
berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju hal yang bersifat umum (Sagala, 2008). Hilda
Taba (dalam Bruce & Joyce, 2000: 123) memperkenalkan suatu model pembelajaran yang
didasarkan atas cara berpikir induktif. Model pembelajaran berpikir induktif (inductive thinking)
menurut Hilda Taba ini juga dikembangkan atas dasar konsep proses mental siswa dengan
memperhatikan proses berpikir siswa untuk menangani informasi dan menyelesaikannya. Atas
dasar cara berpikir induktif tersebut, model pembelajaran ini menekankan pengalaman lapangan
seperti mengamati gejala atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan.
Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam
proses belajar di kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan
operasi kognitif tertentu. Dalam kegiatan tersebut, siswa belajar mengorganisasikan fakta ke
dalam suatu sistem konsep diantaranya yaitu: (a) Saling menghubung-hubungkan data yang
diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut;
(b) Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka
membangun hipotesis; dan (c) Memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru

dalam hal ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi
tersebut seperti halnya proses berfikir induktif.
Berfikir induktif adalah “suatu proses dalam proses dalam berfikir yang berlangsung dari
hal yang bersifat khusus menuju hal bersifat umum” (Aunurrahman, 2012: 158). Hilda Taba
memperkenalkan suatu model pembelajaran yang didasarkan atas cara berfikir induktif yaitu
model pembelajaran berfikir induktif. Model berfikir induktif digunakan untuk meningkatkan
efektivitas

siswa

dalam

membentuk

dan

menggunakan

konsep,dan


keterampilan untuk menyelesaikan tugas (Joice dan weil, 2011: 100).

mengembangkan

Sulaeman (dalam Warimun, 1997: 20) menyatakan karakterisitik yang dimilki oleh
model pembelajaran induktif sebagai berikut: 1) Digunakan untuk mengajarkan konsep dengan
menggenarlisasi; 2) Efektif untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran; 3) Menenumbuhkan
minat siswa karena partisipasi siswa dalam melakukan observasi sangat mendapat penekanan
dan siswa secara maksimal diberi kesempatan untuk aktif (proses utama dalam model induktif
adalah aktivitas siswa); 4) Mengembangkan keterampilan proses siswa dalam belajar; 5)
Mengembangkan sikap positif terhadap objek.
Model berfikir induktif ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
(1) Kemampuan berpikir dapat diajarkan; (2) Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara
individu dengan data. Artinya dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa
untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa belajar
mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu: (a) Saling menghubunghubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan
hubungan-hubungan tersebut, (b) Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah
diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis, dan (c) Memprediksi dan menjelaskan suatu
fenomena tertentu. Guru, dalam hal ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi
berdasarkan informasi tersebut; (3) Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang

beraturan (lawful). Artinya agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat
tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya,
konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan
tahapan-tahapan tersebut.
Belajar bagaimana berfikir secara induktif menurut Hilda Taba merupakan tujuan yang
sangat penting dan siswa perlu memperaktikannya, tidak hanya diajarkan tentang konsep-konsep
itu saja. Pedoman pedoman dalam membentuk lingkungan tersebut digunakan untuk merancang
pelajaran dan bagian-bagiannya yaitu: 1) Fokus, membantu siswa untuk berkonsentrasi pada
suatu ranah (bidang penelitian) yang dapat mereka kuasai, tanpa menciutkan hati mereka yang
justru tidak dapat membuat mereka tidak dapat mennggunakan seluruh kemampuannya untuk
menghasilkan gagasan. Hal utama yang harus kita lakukan untuk mewujudkannya adalah dengan
menyajikan seperangkat data yang menyediakan informasi dalam suatu bidang mata pelajaran
tertentu dan meminta mereka mempelajari sifat-sifat objek dalam perangkat data tadi,

2)Pengawasan atau kontrol konseptual, membantu siswa mengembangkan pemahaman
konseptual tentang ranah tertentu. Sebuah langkah menuju pengawasan konseptual yang akan
muncul saat mereka menambah data yang lebih banyak lagi pada perangkat mereka dan
mengembangkan kategori-kategori yang lebih tinggi, memperoleh metakontrol dengan
mengembangkan hirarki konsep-konsep untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh tentang
ranah tertentu, 3)Mengkonversi pemahaman konseptual menjadi keterampilan,mereka akan

mampu membuat seperangkat data yang memungkinkan mereka untuk membandingkan dan
membedakan seluruh kawasan tersebut satu sama lain (Joyce, 2011: 100).
Pada dasarnya, model berfikir induktif atau pendekatan-pendekatan berbasis penelitian
dalam pengajaran menulis menghasilkan pengukuran pengaruh rata-rata sekitar 0,6 dibandingkan
dengan proses-proses yang menggunakan bahan yang sama. Esensi proses induktif adalah
pengumpulan dan penyaringan tanpa henti, pembangunan gagasan, khususnya kategori-kategori,
yang menyediakan kontrol konseptual atas daerah-daerah informasi, penciptaan hipotesis untuk
dieksplorasi dalam upaya memahami hubungan-hubungan yang lebih baik atau menyediakan
solusi untuk berbagai masalah, dan perubahan pengetahuan menjadi keterampilan yang memiliki
aplikasi praktis.
Secara khusus model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Atas pemikiran tersebut model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang memikirkan dan melukiskan prosedur yang
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran (Winataputra 2001: 3).
Model berpikir induktif diciptakan oleh Hilda Taba. Model berpikir induktif sangat dekat
gaya penalaran induktif. Model berpikir induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris,
Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta
yang kongkret sebanyak mungkin. Adapun yang dimaksud dengan berpikir induktif adalah suatu

proses dalam berpikir yang berlangsung dari hal yang bersifat khusus menuju hal yang lebih
umum.
Kemudian pada tahun 1966 Hilda Taba memperkenalkan suatu model pembelajaran yang
didasarkan atas cara berpikir induktif yaitu model pembelajaran induktif. Model pembelajaran

berpikir induktif menurut Hilda Taba juga dikembangkan atas dasar konsep proses mental siswa
dengan memperhatikan proses berpikir siswa untuk menangani informasi dan menyelesaikannya.
Karakteristik dan Ciri-ciri Model Berpikir Induktif
Model berpikir induktif mempunyai beberapa karakteristik utama antara lain; Fokus :
Fokus membantu peserta didik untuk berkonsentrasi pada satu ranah/kemampuan berpikir yang
dapat mereka kuasai, tanpa mengecilkan keinginan dalam hati mereka yang jelas membuatnya
tidak bisa menggunakan seluruh kemampuan untuk menghasilkan suatu gagasan yang luar biasa.
Hal utama yang perlu dilakukan adalah menyajikan seperangkat data yang menyediakan
informasi terhadap suatu cakupan mata pelajaran tertentu dengan meminta peserta didik
mempelajari sifat-sifat objek dalam perangkat yang disajikan tersebut.
Model berpikir induktif dapat membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
dan mengujinya secara ilmiah (dengan tahap perkembangan usia dan berpikir peserta didik)
dengan teliti, mengolah informasi ke dalam konsep-konsep, dan belajar memanipulasi konsepkonsep tersebut. Apabila digunakan secara bertahap, model berpikir induktif juga dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk membentuk konsep-konsep secara efisien dan
meningkatkan jangkaian perspektif dari sisi mana mereka memandang suatu informasi tertentu.

Salah satu bagian dari model pembelajaran berpikir induktif yang dirasakan sangat baik untuk
pengajaran baca tulis dalam bahasa Jerman adalah model pembelajaran induktif kata bergambar.
Meskipun ada banyak model pengajaran memiliki sejarah panjang yang terus
dikembangkan oleh para penggagasnya, hanya ada segenggaman model-model baru yang hebat
yang kami anggap perlu dimasukkan ke dalam Models of Teaching ini. Model induktif kata
bergambar (picture-word inductive model) merupakan salah satu strategi pengajaran tambahan
yang sangat menarik dan luar biasa, utamanya dalam hal keluasaan landasan dan penerapannya.
Inti merupakan sifat/tujuan belajar siswa saat mereka berusaha mengonstruksikan
pengetahuan tentang bahasa (analisis fonetik dan structural) dan mengembangkan ketrampilan
memperluas dan mengelola informasi dalam semua bidang kurikulum. Dalam beberapa hal,
strategi ini mungkin merupakan salah satu model konstruksionis terakhir karena baca tulis umum
merupakan dasar dimana bidang baca tulis yang sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan.

Adapun ciri-ciri pembelajaran model berpikir induktif adalah: 1) penekanan pada
keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif; 2) guru dalam kaitan ini semata-mata sebagai
mediator dan motivator; 3) memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu.

Daftar Pustaka:
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach: Buku Satu. (Helly Prajitno S. & Sri
Mulyanti, penterjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aunurrahman. (2012). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Bandung: ALFABETA.
Bruce, Joyce. Weil, Marsha & Calhoun. 2000. Models Of Teaching (6 th ed). USA : A
Pearson Education Company.
Dikti. 2007. Pembelajaran Inovatif dan Partisipatif. Jakarta: Depertemen Pendidikan
Nasional.
Dimyati dan Moedjiono. 2005. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depatemen Pendidikan
dan Kebudayaan Nasional.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Joyce, Bruce, Marsha Weil & Beverly Showers. 1992. Models of Teaching. Fourth
Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Joyce, Bruce, Marsha Weil & Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching. Edisi
Kedelapan (Achmad Fawaid & Ateilla Mirza, penterjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sadiman,

dkk.

2012.


Media

Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Pendidikan:

Pengertian,

Pengembangan,

dan