Menganalisis Kasus Hukum dan Masyarakat

Menganalisis Kasus Pencurian Semangka dalam
Hukum dan Masyarakat perspektif Sosiologi
Pada Tahun 2009, dunia hukum dihebohkan dengan kasus pencurian semangka
yang dilakukan Basar dan kholil, kasus ini heboh karena kasus ini dibawa ke pengadilan.
Basar dan Kholil tak menyangka bahwa aksi pencurian semangka seharga Rp
30.000,00 yang dilakukan mereka dapat menyeret mereka ke meja hijau. Basar dan
Kholil tidaklah mencuri sebuah semangka yang masih bagus, semangka yang mereka
ambil adalah semangka yang sudah rusak, mereka mengambil semangka itu karena
mereka merasa haus dan memakannya untuk menghilangkan rasa haus tersebut.
Kasus ini juga menarik perhatian publik, mereka ingin tahu berapa lama hukuman yang
akan dijatuhkan oleh majelis hakim terhadap Basar dan Kholil. Mereka mengakui
perbuatannya itu merupakan pencurian dan dapat merugikan orang lain. Memang
pencurian yang mereka lakukan itu berbanding terbalik dengan kasus korupsi yang
dilakukan oleh para koruptor. Sedangkan kasus korupsi sampai saat ini juga belum jelas
bagaimana nasibnya. Kasus ini terus dipantau oleh sejumlah mahasiswa dan mereka
melakukan aksi demo dengan sejumlah elemen masyarakat. Majelis hakim akhirnya
memutuskan 15 hari penjara dan satu bulan masa percobaan untuk Basar dan Kholil.
Hal ini mungkin dapat menjera Basar dan Kholil untuk tidak melakukan perbuatan
mereka. Namun Jaksa Penuntut Umum menyayangkan keputusan majelis hakim yang
tidak memintai pendapat Jaksa dalam memutuskan hukuman untuk Basar dan Kholil.
Namun kuasa hukum mereka mengaku puas terhadap putusan hakim yang lebih ringan

dari pada tuntutan jaksa. Tuntutan jaksa sebelumya merujuk Pasal 363 ayat 1 ke 4
adalah berlebihan. Sebenarnya kasus ini dapat diselasaikan secara kekeluargaan dan
kemanusiaan saja tidak seharusnya terseret sampai meja hijau. Namun sayangnya hal
ini juga dikarenakan kondisi ekonomi yang rendah, membuat hal seperti ini bisa bergulir
hingga meja hijau.
Kasus pencurian semangka ini merupakan salah masalah sosial yang ada di
Indonesia, dimana masalah - masalah tersebut dapat menyeret pelakunya ke meja hijau
dan jeruji besi.
Kasus ini merupakan potret bagaimana kemiskinan Indonesia masih menjadi hal
utama yang harus dihadapi oleh pemimpin-pemimpin atau pemerintah Indonesia.
Kemiskinan Indonesia. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial. Kemiskinan
jika dianalisis bedasarkan sosial memiliki pengertian: Suatu keadaan dimana seseorang

tidak sanggup memelihara diri sesuai dengan taraf hidup kelompok atau Suatu kondisi
dimana seseorang atau sekelompok orang tidak dapat memenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan kehidupan yang bermartabat. Menurut Smeru (dalam suharto
dkk, 2004) Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk

uang ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang.
Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan

kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakatDilihat
dari pengertian kemisikinan yang ditilik bedasarkan analisis sosial, Basar dan Kholil
memenuhi sarat tersebut dimana mereka tidak dapat memenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan kehidupan yang bermatabat. Mereka rela mencuri semangka
yang hanya senilai Rp 30.000 untuk menghilangkan rasa haus mereka, mereka
melakukan hal tersebut karena mereka melihat bahwa semangka tersebut telah rusak
sehingga mereka rela untuk kehilangan martabatnya. betapa mirisnya potret kemiskinan
di Indonesia. Menurut perspektif sosiologis tolak ukur kemiskinan sebagai berikut:
1. Tingkat pendapatannya : pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup, minimal kalori yg dikonsumsi (beras)
2. Kebutuhan relatif per keluarga : berdasarkan kebutuhan minimal yang harus dipenuhi
dalam suatu keluarga agar dapat melangsungkan kehidupan secara sederhana.
3. Kemiskinan struktural adalah situasi miskin karena kebijakan pembangunan yang
belum menjangkau seluruh pendapatan masyarakat.
4. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan faktor budaya, mengacu
pada sikap mental masyarakat, misalnya pemalas, pemboros dll.

Masyarakat miskin terbesar umumnya ada di perkotaan,di daerah-daerah kumuh.
Mereka berkembang secara cepat yaitu di perkampungan kumuh tersebut meluas dan
dihuni oleh mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal inidiperparah dengan

adanya urbanisasi oleh mereka yang tidak memiliki keahlian maupun pendidikan yang
cukup. Mereka hidup di daerah kumuh karena enggan pulang balik ke desa, umumnya
mereka yang berada di kota tidak memiliki tempat yang layak untuk dijadikan tempat
tinggal, seperti kolong jembatan dan bantaran sungai. Masyarakat miskin kotaumumnya
tidak mendapatkan fasilitas yang layak seperti air bersih, listrik dan lainnya. Tentu saja
mereka tidak bisa bercocok tanamkarena tidak ada lahan. Akhirnya satu-satunya jalan
terbaik adalah menjadi pemulungdan pengemis, yang buruk adalah menjadipencuri dan
pencopet. Ini disebabkankarena mereka tidak memiliki ketrampilan dan pendidikan yang

memadai untuk mendapatkan pekerjaan. Kemiskinan ini akan diturunkan terus pada
generasi selanjutnya karena orang tua mereka tidak mampu membiayai pendidikan
mereka.
Namun sebenarnya Kemiskinan bukanlah hanya persoalan pendidikan gratis atau
kesehatan gratis. Salah satu faktor terpenting adalah taraf hidup orang tersebut untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kasus diatas merupakan salah satu cerminan
bagaimana rendahnya taraf hidup di Indonesia. Seorang buruh tani hanya diupah sangat
rendah, padahal mereka sudah susah payah untuk menanam dan merawat tumbuhan yang
mereka tanam, lalu hasil tani tersebut dijual kepada tengkulak dan dengan jahatnya
tengkulak itu akan menyimpan stok-stok tersebut hingga ketika terjadi suatu kelangkaan
pada suatu produk atau bahan pangan yang dibutuhkan mereka akan menjual dengan

harga yang mahal kepada pedagang dan hal tersebut membuat para pedagang menjual
semakin mahal barang-barang yang mereka jual. Kembali pada persoalan pendidikan
gratis, pendidikan gratis yang ada di Indonesia belum memenuhi semua aspek yang
dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Seperti contoh anak Basar yang paling
sulung yang saat ini berumur 16 tahun telah putus sekolah sejak kelas IX SMP. Bantuan
pendidikan gratis diberikan dalam pembebasan biaya operasional dan buku paket.
Sementara orang tua harus memenuhi buku tulis dan alat perlengkapan pakaian sekolah
lainnya yang tidak sedikit dan murah harganya. Katakanlah penghasilan orang yang tak
mampu itu sehari hanya 10 ribu rupiah, tetap saja mereka tidak mampu membelikan
anak-anak mereka perlengkapan sekolah lainnya diluar biaya pendidikan gratis tersebut,
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja susah, untuk makan saja susah bagaimana
mereka akan memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya? Dalam perjalanannya sendiri
pendidikan gratis juga diganggu oleh beberapa oknum nakal yang mencari keuntungan
mereka sendiri. Kesehatan gratis juga belum sepenuhnya dapat mengatasi kemiskinan.
Sistem kesehatan gratis sering mendapat sorotan utama dari masyarakat, dari mulai
proses pendaftaran hingga proses pengambilan obat atau rawat inap semuanya tidaklah
segampang yang digancang-gancangkan oleh pemerintah. Banyak pula rumah sakit-sakit
yang menolak pasien dengan kartu kesehatan dengan alasan tidak dapat digunakan
dirumah sakit tersebut. Dalam hal rawat inap biasa yang di dahulukan orang yang


membayar tunai daripada yang menggunakan kesehatan gratis.
Masalah kemiskinan memang sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sejak jaman
penjajahan dan kerajaan dahulu. Pada masalalu umumnya masyarakat menjadi miskin
bukan karena kurang pangan, tetapi miskindalam bentuk minimnya kemudahan atau
materi. Dari ukuran kehidupanmodern padamasakini mereka tidak menikmati fasilitas
pendidikan, pelayanan kesehatan, dankemuduhan - kemudahan lainnya yang tersedia
pada zaman modern.
Penyebab kemiskin dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:
1. penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibatdari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
2. penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan
pendidikankeluarga.
3. penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan
pendidikankeluarga.
4. penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengankehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar
5. penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain,termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
6. penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan
merupakan hasil dari struktur sosial.

Dalam kasus ini Basar dan Kholil mereka tergolong dalam penyebab kemiskinan poin
6. Struktur sosial tersebut tidaklah dapat menghubungkan masyarakat dengan sumber sumber yang tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat
yang ada disekitarnya. Mereka yang tergolong dalam golongan struktur sosial ini adalah
buruh tani, pemulung, penggali pasir dan mereka yang tidak terpelajar dan tidak terlatih.
Basar dan Kholil mereka masuk ke golongan ini karena mereka merupakan buruh tani.
Mereka memiliki usaha agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka tapi apalah daya
mereka, mereka telah berusaha tetapi tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari. Katakanlah penghasilan seorang buruh tani sehari hanyalah 15 ribu rupiah,
untuk biaya makan atau membeli beras saja mereka sudah mengalami kesulitan apalagi
ketika harga dipasaran melonjak seperti pada saat hari raya Idul Fitri. Pihak yang

menyebabkan mereka berada di struktur sosial ini adalah pemerintah, karena pemerintah
yang memiliki kekuasaan dan kebijakan yang cenderung membuat masyarakat dalam
kondisi miskin, jika pun ada lebih kepada proyek daripada pembangunan kesejahteraan.
Sehingga hal ini membuat masyarakat pada sturktur ini tidak dapat ‘naik kelas’ ,
maksudnya adalah jika pada awalnya mereka adalah seorang buruh, nelayan, pemulung
maka selamanya menjadi buruh nelayan dan pemulung, karena tidak ada upaya dalam
menaikan derajat dan kemampuan mereka baik itu dalam kesempatan pendidikan atau
pelatihan.


Kemiskinan merupakan masalah sosial yang paling menjadi poin penting dalam
setiap negara, ketika semua masyarakat atau penduduk negara tersebut mengalami
kesulitan dalam hal ekonomi maka negara itu tidak dapat dikatakan sebagai negara yang
maju, ketika negara itu penduduk miskinnya lebih tinggi daripada penduduknya sejahtera
maka negara itu disebut negara miskin. Ketika negara itu memiliki penduduk miskin
tetapi imbang antara penduduk yang sejahteranya maka negara itu dapat dikatakan negara
berkembang. Semua negara pastilah berusaha agar penduduknya sejahtera namun dalam
perjalanannya sendiri pastilah menemukan kesulitan - kesulitan atau masalah - masalah,
oleh karena itu kemiskinan ditiap negara pasti ada, seperti yang terjadi di Indonesia
dalam kasus pencurian semangka yang dilakukan oleh Basar dan Kholil di Kediri.
Kemiskinan ini menyebabkan beberapa akibat-akibat seperti:
1. Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, dikarenakan dahulu
pendidikan dan keterampilan sulit untuk diraih, maka masyrakat sulit untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jika mereka tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka, mereka akan mengalami kekurangan gizi, kesehatan
tidak terjamin. Misalnya saja ketika harga beras naik dipasaran, seseorang yang
pengangguran tidaklah dapat membeli beras itu dan mereka akan makan seadanya.
2. Kriminalitas merupakan akibat kedua dari kemiskinan. Rendahnya taraf hidup
seseorang dengan tidak adanya pekerjaan yang tetap atau dengan penghasilan yang
minim sementara biaya hidup kian mahal membuat kriminalitas makin marak terjadi.

Kriminalitas merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka

tetapi dengan cara yang tidak benar atau kejahatan. Kriminalitas banyak jenisnya seperti
mencopet, mencuri, menjambret, melakukan perdagangan terhadap wanita, melakukan
perdagangan pada anak sampai menjual barang haram yaitu narkoba. Mereka tidaklah
takut lagi kepada hukum yang berlaku, mereka hanya mementingkan bagaimana hari ini
saya dapat bisa makan dan bertahan hidup kedepannya.
3. Putus sekolah. Seperti yang sudah dibahas diatas putus sekolah bisa menjadi
faktor dan dampak dari kemiskinan. Jika dilihat dari segi dampak, bahwa seseorang tidak
dapat melanjutkan sekolahnya karena orang tua mereka tidak sanggup untuk memenuhi
kebutuhan sekolah anaknya. Dan orang tua mereka menganggap lebih baik bekerja agar
dapat menghasilkan uang dan membantu orang tua dan keluarga. Putus sekolah juga bisa
menjadi faktor kemiskinan yaitu ketika seseorang itu putus sekolah maka kesempatan
untuk mendapatkan ilmu lebih sudah hilang sehingga mereka tidaklah dapat untuk
mencari pekerjaan yang layak.
4. Kesehatan. Kesehatan juga merupakan dampak dari kemiskinan misalnya busung
lapar, kekurangan air karena air bersih saat ini sulit didaptkan dan walaupun ada harganya
sangatlah mahal.
5. Buruknya generasi penerus. Putus sekolah merupakan sebuah dampak tidak hanya
dari kemiskinan tetapi dampak pula untuk negara. Bagaimana sebuah negara akan maju

jika penerus bangsanya banyak yang putus sekolah? Dan mereka dipaksa untuk bekerja
dengan alasan membantu orang tua. Tanpa disadari sebenarnya itu menganggu
perkembangan mental mereka dan cara berfikir. Misalnya saja anak-anak jalanan. Mereka
tidak memiliki tempat tinggal yang layak, tidur dijalan, tidak bersekolah dan sebagainya.
Dampak kemiskinan bagi generasi penerus merupakan dampak yang paling panjang dan
paling buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak-hak mereka seperti hak
kebahagiaan, mendapat pendidikan, nutrisi yang baik dan tempat tinggal yang layak.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang dapat ditanggulangi atau ada solusinya
yaitu pada era Presiden SBY, dibentuklah sebuah badan yang bernama TNP2K
yaitu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. selain program yang dibuat
oleh pemerintah, pemerintah juga harus dapat memenuhi kebutuhan yang masih impor
dengan hasil negeri sendiri. Jika kita lihat sedih sekali Indonesia yang dikenal sebagai
negara agraria justru mengimpor beras.

Selain itu penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan hal ‘Jujur’ ,
‘bersyukur’ dan ‘ikhlas’ yang harus diterapkan kepada pejabat - pejabat pemerintahan,
mengapa? Karena kejujuran itu membawa berkah. Bersyukurlah dengan apa yang kau
miliki saat ini dan ikhlaslah dengan apa yang telah terjadi. Jika pejabat - pejabat
pemerintah dapat melakukan hal ini kemiskinan akan berkurang. Karena mereka tidak
lagi mengambil uang yang seharusnya untuk masyarakat tidak mampu.

Perbaiki sistem yang sudah ada seperti pendidikan gratis dan kesehatan gratis,
perbaiki sistemnya agar masyarakat dapat merasakan fasilitas-fasilitas yang diberikan
pemerintah kepada rakyatnya benar-benar dapat dinikmati oleh rakyatnya.
Jangan menunggu sampai adanya suatu masalah atau bencana terlebih dahulu untuk
mengatasi kemiskinan, jangan menunggu sampai mencuatnya kemiskinan melalui
potretan diatas. Jangan hanya berbicara banyak ketika masalah itu telah ada dan pura pura
tidak melihat ketika masalah tersebut belum muncul kehadapan publik. Pemerintah harus
siap setiap saat untuk membrantas kemiskinan
Berikan pelatihan-pelatihan kepada mereka yang telah dewasa dan putus sekolah
agar mereka dapat memiliki pekerjaan yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik
pula.
Jika dikaitkan dengan kasus pencurian semangka diatas, pemerintah setempat
seharusnya memberikan pelatihan - pelatihan kepada Basra dan Kholil dan masyarakat
yang lainnya yang memiliki status sosial yang sama. Sehingga mereka-mereka yang
memiliki nasib seperti Basra dan Kholil dapat teratasi dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abi. 12 April 2015. “Pencuri semangka di vonis 15 hari penjara”.
http://regional.kompas.com/read/2009/12/16/13074643/pencuri.semangka.divonis.15.hari

.penjara%20diakses%20tanggal%2028/01/12
Hadi, Syamsul. 12 April 2015. “Kasus pencurian semangka potret kemiskinan kediri”.
http://news.detik.com/surabaya/read/2009/12/02/143012/1252691/475/kasus-pencuriansemangka-potret-kemiskinan-di-kediri
Tim Pengajar Sosiologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia. “Perubahan dan
masalah sosial”. PowerPoint.

Heriyanto. 12 April 2015. “Kemiskinan”. www. Scribd.com
Fitriani, Lani. 12 April 2015. “Faktor kemiskinan”. www. Academia.edu

Fakultas Hukum
Universitas Indonesia

HUK
UM
DAN

MASYARAKAT

NAMA : Ghina Rezki Putri
NPM

: 1406553436

KELAS : Hukum dan Masyarakat Paralel A

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24