320262308 Upaya Peningatan Hasil Belajar Mapel Menggunakan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams Achivment Divisions Stad

UPAYA PENINGATAN HASIL BELAJAR FIQIH
MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE STUDENT TEAMS ACHIVMENT DIVISIONS (STAD)
(Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati
Tahun 2010)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh
MUHARTOYO
NIM. 073111221

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010

i


ABSTRAK

Muhartoyo (NIM: 073111221). Upaya peningatan hasil belajar fiqih
menggunakan pendekatan cooperative learning tipe student team achivment
divisions (STAD) (studi tindakan kelas di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah
Gembong Pati tahun 2010) Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah Program
Kualifikasi S.1 guru RA dan Madrasah, PAI IAIN Walisongo Semarang 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Penerapan
pendekatan cooperative learning tipe student team achivment divisions (STAD),
Mata Pelajaran Fiqih materi Zakat kelas IV semester 1, di MI Tarbiyatul
Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010 (2) Bagaimana efektifitas
penerapan model pendekatan cooperative learning tipe student team achivment
divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
Fiqih materi Zakat kelas IV semester 1, di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan
Gembong Pati Tahun 2010
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (clasroom action
research) pada peserta didik kelas IV semester 1, di MI Tarbiyatul Islamiyah
Klakahkasihan Gembong Pati. Dari hasil observasi secara langsung di kelas IV
melalui prasiklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh

guru bidang studi mata pelajaran Fiqih yang belum secara penuh mengedepankan
pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya peserta
didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan
keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya
hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik
menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini
adalah di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati. dengan populasi
138 peserta didik, yang terdiri dari kelas I 24 peserta didik, kelas II 21 peserta
didik, kelas III 23 peserta didik, kelas IV 24 peserta didik, kelas V 22 peserta
didik, kelas VI 24 peserta didik. Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik
pada kelas IV yang berjumlah 24 peserta didik .
Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran cooperative learning tipe student team
achivment divisions (STAD), peserta didik menjadi aktif dan hasil belajar
maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus,
siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, keaktifan belajar peserta didik
mempunyai prosentase 41,6 % dan rata-rata tes akhir 6,71. pada siklus I setelah
dilaksanakan tindakan keaktifan belajar peserta didik meningkat menjadi 66,6 %
dan rata-rata tes akhir 76,6. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi

pelaksanaan tindakan pada siklus II keaktifan belajar peserta didik mengalami
peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 78,57% dan rata-rata tes akhir
peserta didik adalah 84. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan

ii

setelah diterapkan cooperative learning tipe student team achivment divisions
(STAD).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada
peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran dengan Model cooperative learning tipe student team achivment
divisions (STAD). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua). Dorongan
belajar atau motivasi atau semangat belajar juga bisa berasal dari faktor orang tua
atau keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi psikologi anak.

iii

MOTTO


َ‫ "إاصذا‬: ‫صللىَّ ال صعلصوياه صو صسللصم‬
‫ضصي ال صعونهل صقاَصل صقاَصل صرلسوولل اا ص‬
‫صعون أصابىَّ هلصرويصرةص صر ا‬
(‫لواسصد اَلصوملر إاصلىَّ صغويار أصوهلااه صفاَونتصاظاراَللساَصعصة" )رواَه اَلبخاَري‬

1

Diriwayatkan dari Abu Harairah ra. berkata, Rasulullah SAW. bersabda:
"Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah kehancurannya". (HR. Bukhori).

1

Imam al Bukhari, Shahih Bukhari, juz 1, (Al Maktabah Al Syaamilah), hlm.103.
Hadits No. 57.

iv

Semarang, 5 Juni 2011
NOTA DINAS

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi saudara:
Nama
: Muhartoyo
NIM
: 073111221
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA PENINGATAN HASIL BELAJAR FIQIH
MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE
LEARNING
TIPE STUDENT TEAMS ACHIVMENT DIVISIONS (STAD)
(Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah

Gembong Pati Tahun 2010)
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Semarang, 5 Juni 2011

v

vi

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT shalawat serta salam tersanjung atas nabi
Muhammad SAW dengan memohon ridhaNya skripsi ini saya persembahkan pada
:
1. Ayah dan ibuku, Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama
Robbayaanii shoghiro
2. Isteriku, semoga tetap menjadi tauladan bagi putra-putinya

3. anak – anakku, semoga dijadikan ahli ilmu, ahl quran, ahli ibadah, ahl
taubah, ahl syukur, ahl dzikir dan jauh dari laku maksiat
4. Teman – teman seangkatan, seperjuangan semoga tetap dalam limpahan
nikmat Allah SWT
5. MI Tarbiyatul Islamiyah, semoga dapat bermanfaat sebagai motivasi para
guru untuk menggunakan model dan metode pembelajaran, mengingat
anak mempunyai karakteristik, kemauan, IQ yang berbeda.
6. Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang,semoga menjadi penghantar
insan yang behagia duniawi dan ukhrawi

viii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh
orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi
satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.


Semarang, 5 Juni 2011
Deklarator

Muhartoyo
NIM. 073111221

ix

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan mengharap ridhoNya.
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW, para keluarga, sahabat serta ummatnya dengan
mengharap syafaatNya.
Penelitian yang berjudul ” Upaya Peningatan Hasil Belajar Fiqih
Menggunakan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student team achivment
divisions (STAD)
(Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati Tahun
2010) ” ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
Dalam

proses

penyusunan

penelitian

tersebut,

peneliti

banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena
itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu
peneliti sehingga karya ini bisa menjadi kenyataan. Ucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada :

1. DR. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2. Ahmad Muthohar, M.Ag, Ketua Program Kualifikasi.
3. Drs. Mahfudz Junaidi, M.Ag, Pembimbing skripsi.
4. Drs. Ahmad Sudjai, M.Ag, Wali Studi.
5. Segenap Dosen IAIN Walisongo Semarang.
6. Semua Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan
limpahan nikmat dari Allah SWT dan semoga penelitian ini bermanfaat khususnya
bagi peneliti sendiri.
Semarang, 5 Juni 2011
x

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
ABSTRAK..........................................................................................................
MOTTO .............................................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................

PENGESAHAN..................................................................................................
PERSEMBAHAN...............................................................................................
DEKLARASI......................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................

1

B. Penegasan Istilah ........................................................................

3

C. Rumusan Masalah ......................................................................

3

D. Tujuan Penelitian .......................................................................

4

E. Manfaat Penelitian .....................................................................

4

F. Kajian Pustaka ............................................................................

5

BAB II: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Hasil belajar Fiqih
1. Belajar ………………………………………………………

7

2. Hasil belajar …………………………………………..……

8

3. Peningkatan hasil belajar Fiqih ……………………………

10

4. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih………………………..……

11

5. Kajian Materi ……………………………………………… 13
B. Model Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning ………………………… 14
2. Unsur-unsur Cooperative Learning ………………………

15

3. Karakteristik Cooperative Learning ………………………

15

4. Tujuan Cooperative Learning ……………………………

15

5. Prosedur Cooperative Learning …………………………

16

xi

C. METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION
(STAD)

17

1. Pengertian Student Teams Achievement Devision (STAD)

17

2. Langkah Student Teams Achievement Devision (STAD)
3. Kelebihan dan kekurangan Student Teams Achievemen
Devision (STAD) …………………………………………
D. Hipotesis ………………...……………………………………
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………….………
B. Setting Penelitian …………………………………….………
C. Subyek Penelitian ………………..……………………………
D. Metode Penelitian……………………………………………..
E. Metode Analisis ………………………………………………
F. Desain penelitian ………………………………………………
BAB IV : DISKRIPSI HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah.......................................................
B. Hasil Penelitian ..........................................................................
C. Pembahasan ................................................................................
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .....................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
C. Penutup .......................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

19
20

21
23
24
24
26
27

35
37
48

55
56
57

DAFTAR TABEL

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

1
2
3
4
5

Jadwal Penelitian
Daftar Nama Peserta Didik
Daftar Guru dan Karyawan
Daftar Siswa
Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik dalam

23
32
36
37
38

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

6
7
8
9

Pembelajaran Pra Siklus
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Rata-Rata Keaktifan Peserta Didik pada Prasiklus
Ketuntasan Klasikal, Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik

41
45
48
48

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

10
11
12
13
14
15

pada Prasiklus
Perbandingan Persentase Keaktifan Siklus I
Perbandingan Rata-rata Tes Siklus I
Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siklus I
Perbandingan Prosentase kektifan Belajar Siklus II
Tabel Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Siklus II
Perbandingan Ketuntasan Klasikal Pada Siklus II

51
51
51
53
53
53

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih kelas IV
semester 1 MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati

xiii

Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9

2010/2011
: Program Tahunan
: Program Semester
: Silabus
: Kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) MI Tarbiyatul
Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati
: Lembar Penilaian
: Lembar Hasil Observasi
Guru Mapel Fiqih pada Pra Siklus
: Lembar Hasil Observasi
Keaktifan peserta didik dalam mengikuti Pembelajaran Pra
Siklus
: Rencana pelaksanaan pembelajaran Siklus 1

Lampiran 10 : Soal Kuis dan jawaban soal kuis siklus 1
Lampiran 11 : Instrumen Soal Formatif Siklus 1
Lampiran 12 : Jawaban, skor, soal remidi, pengayaan dan PR
Lampiran 13 : Hasil tes evaluasi Siklus I
Lampiran 14 : Lembar Hasil Observasi Pengamatan Untuk Guru Terhadap
Pengelolaan Kelas Pada Siklus I
Lampiran 15 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik dalam
Mengikuti Pembelajaran Siklus I
Lampiran 16 : Daftar kelompok diskusi
Lampiran 17 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Siklus 2
Lampiran 18 : Hasil tes proses Siklus II
Lampiran 19 : Lembar Hasil Observasi Pengamatan Untuk Guru Terhadap
Pengelolaan Kelas Pada Siklus II
Lampiran 20 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik dalam
Mengikuti Pembelajaran Siklus II

xiv

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam

rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

bertujuan

untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.2
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki
posisi sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik..3
Selama ini pembelajaran di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan
Gembong Pati kurang memperhatikan kebutuhan siswa. Pembelajaran masih
berpusat pada guru bukan pada peserta didik. Guru hanya mengajar
menyampaikan materi dengan metode konvensional dan tidak memperhatikan
situasi belajar siswa, hasil belajarpun kurang maksimal.
Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas IV semester 1 materi Zakat, siswa
MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati ditahun pelajaran
2007/2008 hasil pelajaran rata-rata siswa 65 dan ditahun pelajaran 2008/2009
2

Lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi, ,( Jakarta: DIinas
Pendidikan, 2007), hal 1.
3
Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

1

hasil pelajaran rata-rata siswa 67. Hal ini menuntut profesionalitas seorang
guru dalam mendesain sebuah pembelajaran yang dapat meningkatkan
efektifitas dan hasil belajar dari proses pembelajaran.
Perubahan diharapkan pada proses pembelajaran yang guru berperan
sebagai fasilitator dan siswa sebagai pebelajar aktif sehingga pembelajaran
tidak berpusat kepada guru tetapi berpusat pada siswa (student centered).
Pelaksanaan proses pembelajaran Fiqih diharapkan menggunakan
model pembelajaran yang variatif dan berorientasi konstruktivistik, yang
salah satunya adalah pendekatan cooperative learning tipe student teams
achivment division (STAD)
Cooperative

learning

yaitu

pembelajaran

berkelompok

yang

diselenggarakan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap siswa terlibat setiap saat
dalam kelompokknya dan siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki.4
Student Teams Achivement Divisions (STAD) merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achivement Divisions (STAD) terdiri lima komponen utama,
yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan
penghargaan kelompok. Selain itu Student Teams Achivement Divisions
(STAD) juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.5
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut penulis berminat dan
berkeinginan untuk meneliti sejauhmana “UPAYA PENINGATAN HASIL
BELAJAR FIQIH MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) ”
(Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati
Tahun 2010)

4

Ariwinata, coooperatif learning menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,
http://ariwinata.blogspot.com/8/5/2010
5

Herdian, Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
http://herdy07.wordpress.com/8/5/2010

2

B.

Penegasan Istilah
Berdasarkan konsep-konsep yang relefan dengan judul penelitian,
maka dapat dijelaskan beberapa istilah yang dipergunakan dalam skripsi ini,
sebagai berikut:
1. Peningkatan Hasil belajar
Peningkatan hasil belajar adalah prestasi/nilai yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran lebih menigkat dibanding dengan hasil
sebelumnya. Hasil belajar diperoleh dari pengukuran. Pengukuran adalah
penetapan angka dengan cara yang sistematis untuk menyatakan keadaan
individu. Keadaan individu ini berupa kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor.6
Hasil belajar Fiqih materi Zakat inilah yang diupayakan
peningkatannya dalam penelitian ini.
2. Fiqih
Fiqih yang dimaksud adalah mata pelajaran PAI yang ajarkan di
Madrasah Ibtidaiyah dengan tujuan, ruang lingkup serta SK dan KD yang
termuat dalam Standar Isi sesuai dengan Permenag No: 2 tahun 2008.
3.

Student Teams Achievement Devision (STAD)
Student Teams Achievement Devision (STAD) adalah metode
pembelajaran

berpusat

pada

siswa

(student

centered)

dengan

mengelompokan siswa dalam kegiatannya dan bagi siswa yang sudah
menguasai materi mendatangi anggota kelompok yang belum bisa
dibimbingnya sampai bisa.7
C.

Rumusan Masalah
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqih
materi Zakat

di Tarbiyatul Islamiyah, Klakahkasihan Gembong Pati

6
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Nontes, (Yogyakarta:
Mitra Cendikia Prss, 2008), hlm, 1.
7
Arends, Richard I, Learning To Teach, Jilid 1, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008,
Cet.1

3

menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe Student Teams
Achivement Divisions (STAD), dengan rumusan masalah :
1.

Bagaimana penerapan pendekatan Cooperative
Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam
pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Materi Zakat, di MI
Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010 ?

2.

Bagaimana

efektifitas

penerapan

Cooperative

Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa mapel Fiqih kelas IV materi Zakat,
di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun
2010 ?
D.

Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Mata Pelajaran Fiqih materi
Zakat kelas IV semester 1 menggunakan pendekatan Cooperative
Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD), di MI
Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010.

E.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.

Bagi peserta didik MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan
Gembong Pati
a. Dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam Mata Pelajaran
Fiqih materi Zakat
b. Meningkatkan kerja sama antar siswa dan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran

2.

Bagi

guru

MI

Tarbiyatul

Islamiyah

Klakahkasihan

Gembong Pati
a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih
atau menentukan strategi dan metode pembelajaran.

4

b. Sebagai informasi bagi semua tenaga

pendidik mengenai

pendekatan Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement
Divisions (STAD)
3.

Bagi pihak MI Tarbiyatul

Islamiyah

Klakahkasihan

Gembong Pati secara umum
Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Mata Pelajaran Fiqih baik hasil belajar, maupun aktifitas belajar.
4.

Bagi peneliti
Untuk mendapatkan bukti hasil pembelajaran Mata Pelajaran
Fiqih materi Zakat menggunakan pendekatan Cooperative Learning
tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD).

F.

Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto
kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian
yang terdahulu.

Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil

temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari
seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan
lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang
sudah ada.
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis
temukan,

masing-masing

menunjukkan

perbedaan

dari

segi

pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun.
Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya
meliputi:
Penelitian

Muhammad

Ihwan

Syam,

NIM

043711047,

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achivement Division) untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi
pokok Ikatan Kimia di MA Walisongo Pecangaan Jepara, skripsi program

5

S1 Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009,
hasil penelitianya menunjukan bahwa rata-rata ketuntasan belajar pada
siklus 1 70,12 % dan meningkat pada siklus 2 menjadi 90,62 %8
Penelitian Pebrianti NIM 3301403074 dengan judul “Efektivitas
metode pembelajaran kooperatif

STAD (Student Teams Achivement

Division) dalam rangka meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok
bahasan neraca lajur pada siswa kelas XI IPS SMK Negeri 1 Petarukan
Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2006/2007, Mahasiswa Universitas
Negeri Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan
hasil belajar setelah diterapkan motode pembelajaran STAD, nilai rata-rata
meningkat dari populasi 83 siswa dibagi menjadi 2 kelas, kelas kontrol 41
siswa dan kelas eksperimen 42 siswa. Nilai akhir pembelajaran kelompok
kelas kontrol 64,24 dan nilai kelas eksperimen 71,27.9
Kajian Pustaka ini penulis gunakan untuk mengetahui cara
implementasi, kelebihan dan kekurangan menggunakan pendekatan
Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD).

8

Muhammad Ihwan Syam, NIM 043711047, Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi pokok Ikatan Kimia di
MA Walisongo Pecangaan Jepara tahun pelajaran 2008/2009, skripsi Program S1 Tadris
Kimia, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009.
9
Pebrianti NIM 3301403074 “Efektivitas metode pembelajaran kooperatif STAD
(Student Teams Achivement Division) dalam rangka meningkatkan hasil belajar akuntansi
pokok bahasan neraca lajur pada siswa kelas XI IPS SMK Negeri 1 Petarukan Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2006/2007, skripsi Fakultas Ekonomi UNNES 2007

6

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Para ahli pendidikan mempunyai pandangan yang berbeda
dalam mengartikan istilah belajar, diantara berbagai pendapat tentang
pengertian belajar diantaranya adalah :
Menurut Clifford T. Morgan mengatakan belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil
pengalaman yang lalu “Learning is any relatively permanent change
in behavior that is a result of past experince”. 10
Menurut Harold spears mengatakan belajar adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sendiri tentang sesuatu, mendengarkan,
mengikuti petunjuk “Learning is to observe, to read, to imitate, to try
something themselves, to listen, to follow direction”.11
Belajar adalah mendengarkan, mengamati, membaca, meniru,
mencoba

tentang

sesuatu

untuk

mendapatkan

pengetahuan,

membentuk sikap dan mengadakan perubahan tingkah laku.

b. Jenis-jenis belajar
Beberapa tokoh pendidikan membagi jeni-jenis belajar antar lain :
1) Muhammad Athiyah Al-Abrosyi membagi jenis-jenis belajar
menjadi tiga kelompok:
a) Duruusul ma’luumaat (Belajar pengetahuan)
b) Duruusul mahaaroot (Belajar Ketrampilan)
c) Duruusul Tarqiyatidz dzauqi wal wujdan (belajar perasaan dan
hati) 12
10
Mustaqim, Psikologi Pendidikan,
Walisongo, 2009), hlm.39.
11
Mustaqim, ibid., hlm.40.
12
Ibid.

7

(Semarang:

Fakultas

Tarbiyah

IAIN

2) Imam al Ghozali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengemukakan
13

‫و اَلتأديب و اَلتأدب‬،‫و اَلنفع و اَلنتفاَع‬،‫اَلتعليم هي اَلتعلم‬

Pendidikan adalah pengajaran, memberi manfaat, pemanfaatan,
disiplin dan kesopanan.
Secara garis besar jenis belajar dapat dikelompokan dalam
belajar pengetahuan, belajar sikap serta belajar ketrampilan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah
proses pembelajaran. Hasil belajar haruslah meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.14 Hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor
tidak dijumlahkan karena dimensi yang diukur berbeda dan tidak semua
pelajaran yang hasil belajarnya diukur dengan 3 aspek tersebut, hanya
sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar.15 Hasil belajar diperoleh dari
pengukuran. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang
sistematis untuk menyatakan keadaan individu. Keadaan individu ini
berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.16
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV
terhadap pembelajaran Fiqih materi Zakat.Berdasarkan Teori Taksonomi
Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah
antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai

berikut17:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
b. Ranah Afektif
13

Imam al Ghazali, Ihya Ulumudin, Juz 2, (Al Maktabah Al Syamilah), hlm.76.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm.174.
15
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta:
Mitra Cendikia Prss, 2008), hlm.149.
16
Ibid., hlm, 1.
17
Ibid
14

8

Berkenaan dengan sikap dan nilai. ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah Psikomotor
Meliputi

keterampilan

motorik,

manipulasi

benda-benda,

koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran disekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai
apabila peserta didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar18:
1) Keterampilan dan kebiasaan
2) Pengetahuan dan pengertian
3) Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan
dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri
peserta didik karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan peserta didik
tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu
lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar
turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai
hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Dengan perkembangan
18

I Ketut Jelantik, ,Op, Cit.

9

metode pembelajaran, guru diharapkan mampu menggunakan dan
menerapkan pada pembelajaran di kelas. Hal ini sangat mempunyai
peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagimana sabda
Rasulullah SAW:

‫) صوصمممون‬: ‫ قصمماَصل‬,‫صللىَّ المم صعلصويمماه صوصسممللصم‬
‫اَصلن صرلسووصل ال ص‬, ‫ضصي ال صعونهل‬
‫صر ا‬, ‫صوصعون أصابىَّ هلصرويصرةص‬
19

‫س فاوياه اعولقماَصسهلصل ال لصهل بااه ص‬
‫ك ص‬
(‫طارويققاَ اَاصلىَّ اَولصجنلاة( )رواَه مسلم‬
‫طارويققاَ يصولتصام ل‬
‫صسلص ص‬

“Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang
siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya menuju surga. (HR. Muslim)”
3. Peningkatan Hasil belajar
Peningkatan hasil belajar adalah usaha meningkatkan atau merubah
prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran kearah
lebih meningkat/baik dibanding dengan hasil sebelumnya.
Dalam penelitian ini belajar yang dimaksudkan adalah belajar mata
pelajaran Fiqih materi Zakat. Materi pembelajaran ini dikembangkan dari
indikator pembelajaran yang dirumuskan dari standar Kompetensi dan
kompetensi dasar sesuai Permenag no 2 tahun 2008.
Hasil belajar Fiqih materi Zakat diukur dengan metode tes untuk
mengetahui kemamuan siswa dalam mengusai materi pembelajaran.
Pengingkatan hasil belajar siswa diusahakan dengan mengadakan
penelitian

pada

skenario

dan

metode

pembelajaran.

Dengan

perkembangan skenario dan metode diharapkan mampu menggunakan
dan menerapkan pada pembelajaran di kelas.
4. Tinjauan Mata pelajaran Fiqih,
Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
19

Imam al Muslim, Shahih Muslim, juz 13, (Al Maktabah Al Syaamilah), hlm.212.
Hadits No. 4867.

10

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di
Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.20
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqh
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan
menerapkan

hukum

Islam

dalam

kehidupan

sehari-hari

sebagai

perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya
Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk
membekali peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran
20

Permenag No: 2 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah

11

agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya
maupun hubungan dengan lingkungannya.
Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
a. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang
cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara
thaharah, shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
b. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Fiqih Kelas IV semester
1 adalah :
Standar Kompetensi
1.Mengetahui
ketentuan zakat

Kompetensi Dasar
1.1. Menjelaskan macam-macam zakat
1.2. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
1.3. Mempraktekkan tata cara zakat fitrah

Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar
menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dalam

merancang

kegiatan

pembelajaran

dan

penilaian

perlu

memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
5. Mata Pembelajaran Fiqih Materi Zakat.
Standar
Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

1.Mengetahui 1.1. Menjelaskan
1.1.1Pengertian zakat Fitrah
ketentuan
macam-macam 1.1.2 Pengertian Zakat Mal
zakat
zakat

12

Standar
Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

1.2. Menjelaskan
1.2.1 Waktu Zakat Fitrah
ketentuan zakat 1.2.2 Jumlah Zakat Fitrah
fitrah
1.2.3 Benda Zakat Fitrah
1.2.4 Asnaf Zakat Fitrah
1.3. Mempraktekkan 1.3.1 Niat Zakat Fitrah
tata cara zakat 1.3.2 Praktik Zakat Fitrah
fitrah
Materi Pembelajaran Zakat Fitrah
a. Pengertian zakat Fitrah
Zakat yang dikeluarkan seseorang di bulan ramadhan untuk mensucikan
jiwa untuk mengharap ridha Allah.
b. Pengertian Zakat Mal
Zakat Mal adalah zakat yang dikeluarkan karena harta yang telah
mencapai 1 nishab dan telah 1 haul untuk mensucikan harta benda.
c. Waktu Zakat Fitrah
Waktu mengeluarkan zakat fitrah adalah di bulan Ramadhan
d. Jumlah Zakat Fitrah
Jumlah zakat fitrah adalah 2,5 kg
e. Benda Zakat Fitrah
Benda yang digunakan untuk membayar zakat fitrah adalah bahan pokok
makanan setempat. Beras digunakan pada masyarakat yang makanan
pokoknya adala beras.

f. Asnaf Zakat Fitrah
1) Fuqara
13

2)
3)
4)
5)
6)
7)

Masakin
Amil
Riqab
gharib
Sabilillah
Ibnu sabil

B. Pendekatan cooperative learning
1. Pengertian cooperative learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran
kooperatif lebih dikenal dengan istilah cooperative learning yaitu
pembelajaran berkelompok yang diselenggarakan sedemikian rupa
sehingga tiap-tiap siswa terlibat setiap saat dalam kelompokknya dan
siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka
miliki.
Slavin (1995) mengemukakan, “in cooperative learning methods,
students work together in four member teams to master material initially
presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa
cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana system
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar.
Anita Lie (2000) menyebut cooperative learning dengan istilah
pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative
learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu
tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan
yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya
terdiri dari 4-6 orang saja.

14

2. Unsur-unsur cooperative learning
Menurut (Lungdren, 1994), unsur-unsur dasar dalam cooperative learning
adalah sebagai berikut
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
b.

Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta
didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan
yang sama.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
3. Karakteristik cooperative learning
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran
yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
lebih menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Adapun
karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah :
a. Pembelajaran secara tim·
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif ·
c. Kemauan dan keterampilan bekerja sama
4. Tujuan pendekatan cooperative learning
Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang
dirangkum Ibrahim, et al. yaitu :
a. Hasil belajar akademik

15

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainnya. Di samping mengubah norma yang berhubungan
dengan hasil belajar, cooperative learning dapat memberi keuntungan,
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya,
kelas social, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan
kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilanketerampilan social penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
5. Prosedur cooperative learning,
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,
yaitu :·
a. Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokokpokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan
utama dalam tahap ini adalah pemahamam siswa terhadap pokok
materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum
tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa
akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).·
b. Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok

16

materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada
kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
Pengelompokkannya bersifat heterogen. Dalam hal kemampuan
akademik, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang
dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.
c. Penilaian
Penilaian bisa dilakukan dengan tes atau kuis yang dilakukan
secara individual maupun kelompok.·
d. Pengakuan Tim
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.
Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat
memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan
motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
C. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
1. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
Model cooperative learning sistem STAD merupakan salah satu
tipe cooperative learning yang bertujuan mendorong siswa berdiskusi,
saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya
menerapkan keterampilan yang diberikan.21
2. Langkah-langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
Model cooperative learning sistem STAD merupakan salah satu
tipe cooperative learning yang bertujuan mendorong siswa berdiskusi,
saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya
menerapkan keterampilan yang diberikan. Slavin (1995) mengemukakan
ada 5 langkah pelaksanaan pendekatan ini, yaitu:
a. Persiapan.
21

Karakteristik STAD http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/hakikipembelajaran-inkuiri/ 22 Juni 2010

17

Pada tahap ini guru memulainya dengan membenkan tujuan
pembelajaran khusus, kemudian memotivasi rasa ingin tahu siswa
tentang

kandungan

materi

yang

akan

dipelajarai.

Kemudian

dilanjutkan dengan memberi apersepsi dengan harapan mengingatkan
kembali pemahaman siswa akan materi prasyarat yang diperlukan,
b. Penyajian Materi.
Dalam mengem-bangkan materi pembelajaran perlu ditekankan
hal-hal sebagai berikut : (a) mengembangkan materi pembelajaran
sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (b)
menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan
sekadar hapalan; (c) memberi umpan balik sesering mungkin untuk
mengontrol pemahaman siswa; (d) memberi penjelasan atau alasan
mengapa jawaban itu benar atau salah dan (e) beralih pada materi
berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada,
c. Tahap kerja kelompok.
Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan dipelajari
dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini siswa
saring berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target
mampu memahami materi secara benar. Salah satu kerja kerja
dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus
mampu berperan sebagai fasilitator dan motivator kerja kelompok,
d. Tahap tes individu.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai,
diadakan tes secara individual atau quiz, mengenal materi yang telah
dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended
tasks. Pada perhatian ini tes individu dilakukan pada akhir setiap
pertemuan. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dan
apa yang telah dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per
individu ini didata dan diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan
skor kelompok. Berikut contoh lembar skor kuis untuk STAD.
e.

Tahap Penghargaan.

18

Penghargaan kelompok dilakukan dalam tahapan berikut ini: 1)
Menghitung skor individu kelompok. 2) Nilai perkembangan individu
dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal dan tes
berikutnya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama
untuk memberi sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya.
Menurut Slavin, kriteria perkembangan individu terhadap kelompok
sebagai berikut : Skor Tes jika lebih dari 10 poin di bawah skor dasar,
nilai perkembangan adalah 5. Skor tes jika 10 poin hingga 1 dibawah
skor dasar, nilai perkem-bangannya 20. Skor tes jika skor dasar sampai
10 poin di atasnya, nilai perkembangannya, lebih dari 13 poin di atas
skor dasar, nilai perkembangannya 20 skor tes
3. Kelebihan dan kekurangan Student Teams Achievement Division (STAD),
Kelebihan metode pembelajaran kooperatif model STAD untuk
jangka pendek menurut Soewarso adalah sebagai berikut :
a. Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi
materi pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa
mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh
anggota kelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat,
belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat
d. untuk kepentingan bersama-sama.
e. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang
tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan
teman sebaya.
f. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan
bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
g. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu
pengetahuan.

19

h. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk
memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Kekurangan metode pembelajaran kooperatif model STAD Menurut
Lie yaitu:
a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak
belajar jika mereka diterapkan dalam grup.
b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama
atau belajar dalam kelompok.
c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.
d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain
dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa
minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya
menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan metode pembelajaran
kooperatif model STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok
ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat
berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi
mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap
anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar
berhasil mencapai tujuan dengan baik
D. Hipotesis
Melalui pendekatan kooperatif model Student Teams Achievement Division
(STAD) hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi zakat dapat ditingkatkan.
BAB III
METODE PENELITIAN

20

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu praktik pembelajaran.22
Konsep penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan McTaggart
yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan
refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam
setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap, secara
rinci sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator
keberhasilan penelitian.
b. Mempersiapka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses
dan hasil tindakan.
2.

Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
tindakan

penerapan

pembelajaran

dengan

menggunakan

Model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
dalam peningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yang telah
direncanakan.
3. Pengamatan
Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Peneliti mempersiapkan lembar pengamatan yang telah
disiapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama keaktifan belajar
22

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), hlm. 58.

21

peserta didik dalam berdiskusi. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan
pengamanatan terhadap tindakan guru dalam pembelajaran.
4. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis
dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran Fiqih dan dicari
solusi dari permasalahan

pembelajaran yang telah berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang penerapan
pembelajaran dengan Model cooperative learning tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) dalam menyelesaikan tugas diskusi dapat
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik guna berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik.
Pelaksanaan penelitian ini dengan Kurt lewin dimana komponen
tindakan dan observasi dijadikan satu kesatuan. Sebagaimana gambar
dibawah23:
Perencanaan

Refleksi

Aksi

Observasi
Gambar 1 :Empat Langkah dalam PTK

B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI
Tarbiyatul Islamiyah desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten
Pati.
23

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Strategi Public Relations Radio Cosmo 101.9 FM Bandung Joged Mania Dalam Mempertahankan Pendengar Melalui Pendekatan Sosial

1 78 1

Aplikasi Data Mining Menggunakan Metode Decision Tree Untuk Pemantauan Distribusi Penjualan Sepeda Motor Di PD. Wijaya Abadi Bandung

27 142 115

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203