RESUME TENTANG TOBAT DAN WARAK

RESUME TENTANG TOBAT DAN WARAK
TOBAT
Itilah tobat diartikan sebagai berbalik dan kembali kepada Allah dari dosa seseorang
untuk mencari pengampunannya, dan istilah ini telah dijelaskan oleh para sufi dalam karya
karya mereka. Dzun Nun al-Mishri bahwa tobat dibagi menjadi 3 : “tobat kaum awam (alamm) yakni tobat dari dosanya (taubah min al-zunubi), “tobat orang yang terpilih (al-khas)
yakni tobat dari kelupaan nya (al-ghaflah) dan tobat para nabi yakni tobat dari kesadaran
mereka atas ketidak mampuan untuk mrencapai apa yang telah dicapai orang lain.
Menurut al-Qusyairi tobat adalah awal dari pendakian maqam dari sufi pemula,
menurutnya tobat adalah kembali dari sesuatu yang dicela syariat menuju kepada sesuatu
yang dipuju syariat. Tobat diharuskan memenuhi tiga syarat yaitu menyesali atas pelanggaran
yang telah dibuat, meninggalakan jalan licin (kesesatan) pada saat melakukan tobat, dan
berketetapan hati untuk tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran serupa.
Nashr al-Din al-Thusi dalah seorang sufi filsafat dan sains, menurutnya syarat tobat
adalah pengetahuan terhadap jenis jenis amal yang akan membawa manfaat dan mudarat.
Menurutnya tobat terdiri atas tiga hal yaitu tobat yang berhubungan dengan masa lalu, tobat
yang berhubungan dengan masa kini, dan tobat yang berhubungan dengan masa depan.
Menurut Ibn Qayyim al-Jauziah ada tiga syarat tobat yaitu penyesalan, meninggalkan
dosa yang dilakukan, dan memperlihatkan penyesalan dan ketidakberdayaan. Menurutnya
tobat merupakan ungkapan penyesalan atas segala dosanya kepada Allah dan dosanya kepada
manusia.
Menurut al-Ghazali tobat adalah meninggalkan dosa, dan tidak akan mungkin akan

dapat meninggalkan dosa bila tidak mengenal macam macam dosa, sedangkan hukum
mengetahui macam macam dosa adalah wajib. Menurutnya manusia bertobat dibagi menjadi
4 tinglat. Pertama, seorang hamba melakukan maksiat dan bertobat. Kedua, seorang hamba
bertobat, istikomah menjalankan ibadah dan meninggalkan dosa dosa besar. Ketiga, seorang
hamba bertobat secara trus menerus sampai ahirnya nafsu sahwat mengalahkannya sehingga
ia melakukan sebagian dosa.
WARAK
Kata warak berasal dari bahasa arab, wara’a, yari’u, wara’an yang bermakna berhatihati, tapi dalam kamus bahasa indonesia warak berarti patuh dan taat kepada Allah. Meskipun
istilah ini tidak ditemukan dalam al-quran, tetapi semangat dan sikap untuk perintah warak
dapat dengan mudah ditemukan di dalamnya, dan banyak hadis Muhammmad SAW
menggunakan istilah warak.
Al-Qusyairi menjelaskan bahwa warak adalah meninggalkan segala hal yang syubhat.
Ibrahim bin Adam berkata warak adalah meninggalkan hal-hal yang syubhat dan segala hal
yang tidak pasti yakni meninggalkan hal-hal yang tidak berfaedah. Menurut Ibn Qayyim al-

Jauziah warak adalah menjaga diri dari perbuatan dan barang haram dan syubhat.
Menurutnya ada 3 derajat warak, yakni menjauhi keburukan kerena hendak menjaga diri,
memperbanyak kebaikan dan menjaga iman ; menjaga hukum dalam segala hal yang mubah,
melepaskan diri dari kehinaan, dan menjaga diri agar tidak melampaui hikim, dan menjauhi
segala sesuatu yang mengajak pada perpecaham.