BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Baru Kabupaten Deli Serdang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kehidupan masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di desa-

  desa terpencil sampai saat ini masih belum dapat dikatakan memiliki kondisi kehidupan yang layak.Pada umumnya mereka belum tersentuh oleh megahnya pembangunan sarana dan prasarana yang layak dan tertinggal dalam akses informasi tegnologi dan komunikasi. Kondisi daerah mereka yang sulit dijangkau oleh alat transportasi membuat mereka diabaikan dalam hal pengembangan sosial, budaya, politik dan ekonomi. Hal tersebut merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek dalam kehidupan, seperti hak untuk terpenuhinya pangan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan sebagainya.Mereka memiliki kualitas hidup yang rendah sebagai akibat dari terbatasnya segala akses, terbatasnya kecukupan mutu pangan, terbatasnya mutu layanan pendidikan, serta rendahnya mutu layanan kesehatan.Selain itu, masyarakat juga belum memahami pentingnya hal-hal tersebut karena sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan mereka.

  Potret kehidupan masyarakat Indonesia terlihat dari data penduduk miskin yang telah dicatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik) berikut ini, pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) mencapai 28,07 juta orang (11,37%), berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yaitu sebesar 28,59 juta orang (11,66%). Selama periode September 2012- Maret 2013, jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang hingga 0,18 juta orang (dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada Maret 2013). Sementara di daerah perdesaan berkurang 0,35 juta orang yaitu dari 18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17,74 juta orang pada Maret 2013.

  Namun pada September 2013, BPS mencatat kembali jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,55 juta orang (11,47%) atau meningkat 0,48 juta orang dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2013 yang tercatat 28,07 juta orang (11,37%). Perinciannya, jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 0,30 juta orang dari 10,33 juta orang pada Maret 2013 menjadi 10,63 juta orang pada September 2013. Dan di daerah perdesaan naik sebanyak 0,18 juta orang dari 17,74 juta orang pada Maret 2013 menjadi 17,92 juta orang pada September 2013. Selama periode Maret-September 2013, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik menjadi 8,52% dan di daerah perdesaan menjadi 14,42% pada September 2013 diakses pada tanggal 27 Februari 2014 pukul 15.50 WIB).

  Terdapat beberapa faktor penyebab peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia periode Maret-September 2013. Kepala BPS, Suryamin, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta mengatakan bahwa hal tersebut terjadi pertama karena selama periode Maret-September 2013 terjadi inflasi sekitar 5,02% yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang dieksekusi pada Juni 2013. Kedua, secara nasional, rata-rata harga beras mengalami peningkatan dari Rp. 10.748 per kg pada Maret 2013 menjadi Rp. 10.969 per kg pada September 2013. Ketiga, harga eceran beberapa komoditas bahan pokok mengalami kenaikan yang signifikan. Terakhir, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25%, mengalami peningkatan dibandingkan TPT pada Februari 2013 yaitu 5,92% dan pada Agustus 2012 6,14% akses pada tanggal 27 Februari pukul 17.53 WIB).

  Khususnya di Sumatera Utara, BPS menyampaikan bahwa jumlah penduduk miskin bertambah atau mencapai 1.390.800 orang hingga September 2013 yang dipicu karena tingginya inflasi.Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Sumut, Ateng Hartono di Medan, mengatakan bahwa terjadi kenaikan penduduk miskin sejumlah 51.600 orang di September 2013 dari 1.339.200 orang di Maret 2013. Pertambahan penduduk miskin di Sumut terjadi di perdesaan dan perkotaan diakses pada tanggal 02 April 2014 pukul 21.50 WIB).

  Pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang baik merupakan sisi penting dalam membangun kesejahteraan individu dan keluarga.Namun berdasarkan data penduduk miskin yang telah disajikan sebelumnya, hal tersebut masih sulit tercapai.Kemiskinan tersebut berdampak terhadap kurangnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan, padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat penting. Menteri Kesehatan (Menkes) RI periode tahun 2009- 2014, Prof. Dr. Endang Rahayu Sedianingsih mengatakan bahwa masyarakat yang tingkat ekonominya rendah cenderung tidak peduli dan menganggap biasa hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan sehingga mengakibatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia semakin menurun saat ini, selain itu pengetahuan masyarakat tentang penyakit juga renda diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 18.54 WIB).

  Selain kesehatan, pendidikan juga merupakan hal yang diabaikan oleh masyarakat dengan ekonomi lemah.Padahal pembangunan pendidikan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.Bagaimana masyarakat mendapatkan pendidikan yang merata jika untuk makan pun bersusah payah? Melihat biaya pendidikan yang semakin lama semakin tinggi, masyarakat pun lebih memilih bertahan dengan kondisi sebelumnya sehingga cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum masih tetap cita-cita.

  Sampai saat ini kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia belum dapat dikatakan sudah lebih baik dari masa sebelumnya.Kondisi tersebut disebabkan oleh karena tidak ada jaminan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berwujud kebijakan-kebijakan publik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut. Proses pembangunan yang dilakukan hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi jangka pendek semata dan bukannya menggarap sumber daya manusianya. Satu sisi pihak yang seharusnya bertanggung jawab terhadap proses pembangunan adalah negara karena negara merupakan lembaga formal yang memiliki mandat dari masyarakat melalui cara-cara tertentu yang dapat dibenarkan oleh hukum yang berlaku untuk memenuhi kepentingan publik, dan di sisi lainnya kenyataan yang berkembang adalah semakin meningkatnya jenis dan intensitas kebutuhan masyarakat, menuntut konsekuensi logis pihak swasta atau masyarakat untuk terlibat dalam pelayanan publik atau proses pembangunan.

  Salah satu faktor penyebab ketidakberhasilan pembangunan nasional di berbagai bidang antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian semua pihak, khususnya pemerintah terhadap kesejahteraan keluarga. Perhatian dan treatment yang terfokus pada keluarga sebagai basis dan sistem pemberdayaan yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara, relatif belum menjadi komitmen bersama dan usaha yang serius dari banyak pihak.Seharusnya pembangunan nasional memandang penting keluarga sebagai fokus pemberdayaan karena keluarga memiliki makna sentral dan sebuah realitas sosial.Selain itu, masyarakat yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang melalui lingkungan keluarga yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas pula diakses pada tanggal 17 Februari 2014 pukul 17.53 WIB).

  Melalui peran dan fungsinya, keluarga sangat penting bagi kehidupan individu dan keluarga itu sendiri maupun bagi kelangsungan masyarakat, sehingga penguatan keluarga sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan kesejahteraan keluarga.Khususnya di Indonesia penguatan keluarga sangat penting dilakukan melihat jumlah keluarga miskin yang bertambah setiap tahunnya. Pentingnya penguatan keluarga, karena secara teoritis keluarga merupakan institusi utama pembangunan sumber daya manusia dan di dalam keluargalah aktivitas utama individu berlangsung sehingga keberfungian, ketahanan, kesejahteraan keluarga, akan menentukan kualitas individu.

  Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 34 yang berbunyi: “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”, maka salah satu upaya upaya untuk mereduksi kemiskinan adalah dengan mendirikan panti-panti atau yayasan sosial. Panti-panti atau yayasan sosial ini dikelola oleh pemerintah melalui Dinas Sosial dan lembaga non-pemerintah atau yang biasa disebut juga Non Government

  

Organization (NGO).Berdasarkan target pertama dalam Millenium Development

Goals (MDGs), Indonesia terbebas dari kemiskinan pada tahun 2015, namun hal

  tersebut masih jauh dari harapan. Berdasarkan hal tersebut, maka bukan hanya pemerintah saja yang berperan menekan angka kemiskinan, namun masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama agar tidak terjadi gejolak sosial yang semakin parah diakses pada tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.51 WIB).

  Sumatera Utara, khususnya di Medan, terdapat banyak lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang ikut berjuang menekan angka kemiskinan. Salah satu organisasi masyarakat non pemerintah tersebut adalah yayasan SOS Children’s Village Medan atau juga disebut dengan SOS Desa Taruna Medan. Lembaga ini sudah berdiri sejak tahun 1949 dan ada di 132 negara, Indonesia salah satunya.Yayasan SOS Children’s Village sudah ada sejak tahun 2007 di Kota Medan.Lembaga ini menerapkan pelayanan sosial berbasis keluarga.Pelayanan tersebut dilakukan dengan membuat program penguatan keluarga atau Family Strengtening Program (FSP).Program penguatan keluarga ini mempunyai misi yaitu membantu membangun keluarga kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mendiri dalam lingkungan masyarakatnya, sehingga diharapkan setelah mandiri, orang tua dan keluarga tersebut dapat menjaga dan memelihara anak- anak mereka.

  Fokus utama program penguatan keluarga adalah peningkatan kesejahteraan sosial keluarga, karena kesejahteraan keluarga tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan anak dan perkembangan anak secara optimal dapat dicapai dalam keluarga yang sejahtera.Program ini dilakukan dengan pendampingan anak dan keluarga yang merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan membuat pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada (Draft terjemahan Family

  Strengthening Programmes Manual Working Paper , 2007).

  Pelayanan sosial berbasis keluarga yang diterapkan oleh yayasan SOS Desa Taruna Medan ini dilakukan dalam lingkup keruangan berbasis desa.

  Pemilihan desa yang akan menjadi desa binaan untuk menjalankan program penguatan keluarga ini dilakukan dengan melihat kondisi keluarga yang kurang mampu secara ekonomi dan sosial di desa tersebut, yang menyebabkan anak-anak beresiko kehilangan perawatan dari keluarga dan tidak mendapat perlindungan serta terpenuhi hak-hak sebagai anak. Keluarga yang menjadi anggota program penguatan keluarga ini disebut dengan warga binaan. Sampai saat ini di kota Medan ada 4 desa yang menjadi binaan yayasan SOS Desa Taruna, yaitu Desa Namo Gajah, Ladang Bambu, Sidumulyo, dan Tanjung Anom.

  Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu adalah salah satu desa binaan yang menjadi sasaran program penguatan keluarga.Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2007 di Desa Tanjung Anom.Desa ini menjadi salah satu desa binaan karena sebagian besar warganya termasuk dalam keluarga miskin, rawan kecukupan ekonomi, kesehatan, serta pendidikan. Secara umum, mereka bekerja sebagai buruh kasar dengan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga berpengaruh terhadap minimnya perhatian akan kebutuhan pendidikan dan kesehatan keluarga. Tingkat ekonomi yang rendah serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pendidikan, khususnya bagi anak, dikuatirkan anak-anak mereka terabaikan secara jasmani dan rohani. Mereka akan terlantar dan kehilangan haknya sebagai seorang anak. Melihat kondisi tersebut, program penguatan keluarga menjadi perpanjangan tangan SOS Desa Taruna Medan untuk membantu setiap keluarga agar dapat mandiri di lingkungan masyarakat.

  Sejak tahun 2007, di desa Tanjung Anom telah diberikan berbagai macam pelayanan sosial untuk mendukung penguatan keluarga. Adapun pelayanan yang diberikan melalui program penguatan keluarga ini adalah, program pendukung pendidikan baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan mendirikan PAUD dan membentuk kelompok belajar bersama bagi anak setelah pulang sekolah, program peningkatan ekonomi keluarga dengan membentuk koperasi simpan pinjam, dan program kesehatan dengan memberikan makanan tambahan di kegiatan posyandu. Ketiga jenis pelayanan yang diberikan ini merupakan kebutuhan masyarakat yang saling berhubungan dan sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.Kebutuhan tersebut menjadi modal utama untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang baik dan sehat.

  Dalam pelaksanaan program penguatan keluarga ini, masyarakat diminta agar bersikap aktif dan partisipatif dengan terlibat secara langsung.Keterlibatan langsung masyarakat ini bertujuan agar mereka tidak hanya bergantung pada pelayanan yang diberikan SOS Desa Taruna Medan, namun masih mau berusaha berdasarkan kemampuan mereka.Program pemberdayaan ini tidak dirancang untuk memanjakan masyarakat, tetapi berupaya meningkatkan kesejahteraan sosial dan kemandirian bagi tiap keluarga sehingga mereka pun dapat menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh mereka sendiri.

  Melalui pelaksanaan program penguatan keluarga ini, diharapkan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kemandirian bagi setiap keluarga yang ada di Desa Tanjung Anom. Masyarakat menjadi mampu menganalisis serta memberi solusi atas permasalahan mereka sendiri serta mengetahui kebutuhan apa yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka.

  Terlaksananya program penguatan keluarga ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh program tersebut terhadap kesejahteraan sosial warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Maka berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk meneliti dan menyusunnya ke dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Penguatan Keluarga

  

terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna

Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Serdang”.

I.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh program penguatan keluarga terhadap kesejahteraan sosial warga binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1.3.1 Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program penguatan keluarga terhadap kesejahteraan sosial warga binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kabupaten Deli Serdang.

  1.3.2 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Pengembangan konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga oleh yayasan SOS Desa

  Taruna Medan.

2. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga.

1.4 Sistematika Penulisan

  Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

  Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi operasional.

  BAB III : METODE PENELITIAN Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan, dan teknik analisis data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISIS DATA Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya. BAB VI : PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Baru Kabupaten Deli Serdang

1 96 170

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Keluarga Melalui Model Family Care Unit (FCU) Di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia menginginkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia, - Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Respon Warga Binaan Dusun Partukkoan Desa Salaon Dolok Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Terhadap Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang - Faktor-Faktor Penyebab Anak Bekerja Di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Ketua Departemen Ilmu

0 0 51

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Tetehosi Kecamatan Idanogawo Kabupaten Nias

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kehidupan Anak Penyusun Batu Bata di Jalan Pelak Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Harmonisasi Interaksi Antar Etnis Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kebupaten Deli Serdang

0 1 10

Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Baru Kabupaten Deli Serdang

0 0 10